Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nur Abdina

1. Adapun kepmen tentang calistung pada paud adalah sebagai berikut

Terdapat pada pasal 66 PP No. 17/2010 menuliskan:

(1) Program pembelajaran TK, RA, dan bentuk lainyang sederajat dikembangkan untuk

mempersiapkan peserta didik memasuki SD, MI,atau bentuk lain yang sederajat.

(2) Program pembelajaran TK, RA, dan bentuk lainyang sederajat dilaksanakan dalam

konteks bermain yang dapat dikelompokan menjadi:

a. bermain dalam rangka pembelajaran agama dan akhlak mulia;

b. bermain dalam rangka pembelajaran sosial dan kepribadian;

c. bermain dalam rangka pembelajaran orientasi dan pengenalan pengetahuan dan

teknologi;

d. bermain dalam rangka pembelajaran estetika;dan

e. bermain dalam rangka pembelajaran jasmani,olahraga, dan kesehatan.

(3) Semua permainan pembelajaran sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dirancang dan

diselenggarakan:

a. secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,menantang, dan mendorong kreativitas serta

kemandirian;

b. sesuai dengan tahap pertumbuhan fisik dan perkembangan mental anak serta

kebutuhandan kepentingan terbaik anak;

c. dengan memperhatikan perbedaan bakat, minat, dan kemampuan masing-masing anak;

d. dengan mengintegrasikan kebutuhan anak terhadap kesehatan, gizi, dan stimulasi


psikososial; dan

e. dengan memperhatikan latar belakang ekonomi,sosial, dan budaya anak.

2. Adapun alasan anak paud dilarang belajar calistung adalah sebagai berikut :

Kemendikbud mengimbau agar balita di tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

tidak dibebankan dengan belajar baca-tulis-hitung (calistung) seperti halnya di tingkat SD.

Di masa usia emas itu harusnya balita diberikan pembelajaran yang menyenangkan dan

tidak membebani pikiran. Membantu anak menjelajahi kekayaan bahasa melalui bermain

itu justru dianjurkan, tetapi yang tidak boleh adalah belajar membaca dengan

memaksakan tanpa anak itu tahu maknanya juga tidak membebankan pikiran anak dan

metodenya tidak klasika. kemampuan seseorang untuk memahami apa yang dibaca

sangat tergantung pada pengetahuan yang ia miliki. Sehingga alangkah baiknya balita itu

diberikan pengetahuan soal kata-kata melalui pendengarannya, bukan dengan membaca

sebuah teks atau menulis sebuah kata. Intinya bagi anak yang harus disampaikan adalah

melatih kemampuan mendengarkan terlebih dahulu. Sebab kemampuan anak itu ada

tahapannya dimulai dari mendengar menjadi kemampuan berbicara lalu membaca

kemudian menulis. cara yang baik mengajar balita adalah dengan memberikan suasana

belajar yang menyenangkan. Belajar sambil bermain dan membuat anak-anak tidak cepat

bosan. Di paud belajar calistung di masukan dalam kurikulum pra keaksaraan yakni

mengenal kata-kata dengan menggambar atau aktivitas kreatif lainnya.

Yang boleh dilakukan adalah dengan mengajarkan lebih banyak kosa kata, mendongeng,

membacakan buku cerita yang kratif dengan ekspresi, bernyanyi dan melakukan

permainan atau games yang edukatif.

Anda mungkin juga menyukai