(1) Program pembelajaran TK, RA, dan bentuk lainyang sederajat dikembangkan untuk
mempersiapkan peserta didik memasuki SD, MI,atau bentuk lain yang sederajat.
(2) Program pembelajaran TK, RA, dan bentuk lainyang sederajat dilaksanakan dalam
teknologi;
(3) Semua permainan pembelajaran sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dirancang dan
diselenggarakan:
kemandirian;
b. sesuai dengan tahap pertumbuhan fisik dan perkembangan mental anak serta
2. Adapun alasan anak paud dilarang belajar calistung adalah sebagai berikut :
Kemendikbud mengimbau agar balita di tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
tidak dibebankan dengan belajar baca-tulis-hitung (calistung) seperti halnya di tingkat SD.
Di masa usia emas itu harusnya balita diberikan pembelajaran yang menyenangkan dan
tidak membebani pikiran. Membantu anak menjelajahi kekayaan bahasa melalui bermain
itu justru dianjurkan, tetapi yang tidak boleh adalah belajar membaca dengan
memaksakan tanpa anak itu tahu maknanya juga tidak membebankan pikiran anak dan
metodenya tidak klasika. kemampuan seseorang untuk memahami apa yang dibaca
sangat tergantung pada pengetahuan yang ia miliki. Sehingga alangkah baiknya balita itu
sebuah teks atau menulis sebuah kata. Intinya bagi anak yang harus disampaikan adalah
melatih kemampuan mendengarkan terlebih dahulu. Sebab kemampuan anak itu ada
kemudian menulis. cara yang baik mengajar balita adalah dengan memberikan suasana
belajar yang menyenangkan. Belajar sambil bermain dan membuat anak-anak tidak cepat
bosan. Di paud belajar calistung di masukan dalam kurikulum pra keaksaraan yakni
Yang boleh dilakukan adalah dengan mengajarkan lebih banyak kosa kata, mendongeng,
membacakan buku cerita yang kratif dengan ekspresi, bernyanyi dan melakukan