Anda di halaman 1dari 26

Kolektor E-Book

Kolektor E-Book
DONGENG²

AESOP

Lihat!
Batja!!
Renungkan!!!

Iukisan:M.Mitra
Tardjamah:M.SAID

tjetakanpertama

BN.V.ALMA'ARIF BANDUNG

Kolektor E-Book
PENDAHULUAN.

Kira-kira pada tahun 620 SM. Lahirlah dinegeri Junani seorang anak laki dari kalangan rakjat
djembel,bernama AESOP . Pada mulanja dia seorang, manusia milik manusia".Masjarakat memberi
gelar kepadanja Manusia Budak, sedang jang memilikinja mendapat gelar Tuan Jang Terhormat. Tuan
dan budak, manusia dan setengah manusia. Itulah tjorak kehidupan masjarakat Junani pada waktu itu.
Aesop hatinja ngeri melihat penderitaan rakjat jang diperlakukan Sebagai binatang. Penderitaan ini
dirasakannja sendiri, karena ia termasuk salah satu dari golongan manusia budak.
Masjarakat Junani pada waktu itu sudah mempunjai kebudajaan Jang tinggi dan madju. Ilmu
pengetahuan, falsafah dan seni, mendapat penghargaan jang tinggi. Inilah jang memberi kesempatan
besar buat Aesop untuk merobah nasibnja dan penderitaan rakjat umumnja. Dalam perdjuangannja
ini, Tuhan Jang Maha Kuasa telah mengkaruniainja suatu sendjata jang ampuh, jang djarang dimiliki
oleh orang lain, jaitu bakatnja jang pintar mentjipta dongeng jang lutju² dan mengagumkan, tapi berisi
hikmah dan falsafah.
Dengan djalaninilah, Aesop telah berhasil merobah watak bengis dan kedjam, sifat2 tidak kenal
belaskasihan dan lain2 sifat jang buruk dari manusia² jang menamakan dirinja sebagai tuan jang
terhormat. Kepintaran dan keulungan Aesop dalam mentjipta dan menjusun dongeng (fabels),
mendapat penilaian dan penghargaan dari Radja. Aesop dianugerahi kedudukan jang tinggi sebagai
anggota Dewan Politik. Aesop telah berhasil memperbaiki hati Radja djadi penjantun, lemah lembut
dan pemurah, sehingga Aesop diperintahkan membawa banjak uang emas, sebagai bantuan Radja
kepada rakjat penduduk Delphi, jang sedang menderita akibat exploitasi darimanusia atas manusia.
Dalam hal ini Aesop mendapat tantangan dari mereka jang tidak menjukai alirannja. Achirnja Aesop
mati terbunuh, gugur sebagai pahlawan. Aesop telah berbuat sesuatu jang baik terhadap kemanusiaan.
Tetapi walaupun Aesop sudah mati, 25 abad jang lampau, namun hasil karyanja masih tetap hidup di
kalangan masjarakat Junani, malahan tersebar keseluruh dunia dalam berbagai bahasa, terutama dalam
dunia kanak, dongengnja itu sangat digemari, sebagaimana kita lihat banjak dipindjam dalam buku
batjaan sekolah. Diantaranja sebagian besar telah kami usahakan menterdjemahkannja dalam bahasa
kita dalam buku ini.

Penterdjemah.

Kolektor E-Book
MUSTAHIL.

Seorang perempuan tua mempunjai seekor ajam.


Hanja inilah ajam satu²nja.
Setiap Hari ajam itu bertelur sebutir.
Sajang, ajamku ini hanja dapat bertelur sebutir
seHari .
Alangkah baiknja kalau bisa bertelur sampai dua
tiga butir seHari nja."
Di berinja ajam itu makanan dua kali lebih
banjak dari biasanja, Dengan pengharapan agar
maksudnja itu tertjapai.
Ajam itu makin lama makin gemuk
djuga.Beratnja pun bertambah, sehingga Susah
sekali djalannja.
Biarpun ajamnja sudah gemuk benar, namun
harapannja belum djua terkabul. Malahan
sekarang ajamnja berhenti bertelur, karena ajam
jang terlalu gemuk tidak mungkin bisa bertelur.
Renungkan
Djanganlah mengangan-angankan sesuatu jang
tidak mungkin akantertjapai.

Kolektor E-Book
ANDJING DENGAN BAJANG-BAJANGNJA.

Seekor andjing jang sedang menggonggong sekerat dendeng,


liwat di sebuah titian. Air dibawah titian itu sangat djernih. Di
dalam air, dilihatnja ada pula seekor
Andjing menggonggong Sekerat dendeng jang lebih besar dari
dendengnja.
Timbul seleranja untuk memiliki dendeng jang dimulut andjing
di dalam air itu. Dan Dengan tidak banjak fikir, ia lalu terdjun
kedalam air. Dendeng jang sedang diganggongnja terlepas
hanjut dibawa arus air, sedangkan dendeng andjing jang lain itu
pun tidak pula ia dapati.
Dengan begitu ia sekaligus kehilangan dua kerat dendeng, satu
jang dimulutnja dan satu lagi jang dimulut andjing lain itu.
Sedangkan andjing jang lain itu adalah bajang bajangnja
sendiri.
Renungkan:
Relalah Dengan apa jang kau miliki,dan djanganlah tamak pada
apa jang ada ditangan orang lain.

Kolektor E-Book
PETANI DAN SEEKOR ULAR

Pagi2 benar, pak tani sudah berangkat ke sawah memanggul


patjul. Diatas pematang sawah, ia melihat seekor ular jang
sedang melingkar kedinginan. Kasihan benar hati pak tani
melihatnja. Diambilnja ular itu lalu dimasukkannja ke dalam
sakunja.
Lama kelamaan karena panas badan pak tani, ularpun merasa
hangat djuga, seluruh tubuhnja serasa didjalari lagi oleh roh
hidup. Dan apabila telah pulih tenaganja, kembalilah pula
sifat keganasannja, Pak tani jang baik budi itu digigitnja
Dengan gigitan berbisa, sehingga menemui adjalnja.
Sebelum menghembuskan nafasnja jang penghabisan ia ingin
mengutjapkan kata terachir: Selamat tinggal, o dunia, selamat
tinggal. Beginilah balasannja kalau berbuat baik terhadap
machluk jang tidak tahu membalas budi.
Renungkan:
Menolong orang jang djahat, diri sendiri jang dirugikan.

Kolektor E-Book
TENGKULAK GARAM DENGAN KELEDAINJA.

Setelah karung itu dipenuhinja Dengan garam, lalu


diletakkannja ke atas pungggung keledainja untuk
diangkut. Waktu menjeberangi sungai, keledai itu
tergelintjir dan djatuh tersungkur.
Dengan susah pajah, keledai itu dibangunkan oleh
tengkulak garam itu. Anehnja, sekarang keledai itu merasa
bebannja djauh lebih enteng dari tadi, karena sebagian dari
garam tadi mendjadi tjair.
Tengkulak garam itu membawa keledainja kembali
kepasar untuk menambah kekurangan garamnja jang tjair
itu. Terasa sekali beban bertambah berat.
Waktu menjeberangi sungai tadi, sekali lagi keledai itu
pura2 tergelintjir dan terdjatuh. Lama baru dapat keledai
itu dibangunkan kembali, Dengan demikian dirasanja
bebannja lebih ringan lagi dari jang tadi. Begitulah akal si
keledai jang malas itu untuk meringankan bebannja.
Tipu muslihat keledainja jang nakal ini achirnja diketahui
djuga oleh tengkulak garam itu. Waktu kembali lagi
kepasar, ia tidak menambah garamnja, tapi dibelinja bunga
karang jang tidak seberapa berat. Dan ketika kembali
menjeberangi sungai, walaupun bebannja tidak begitu
berat, keledai jang malas itu pura2 tergelintjir dan
terdjatuh lagi. Tapi waktu mau berdiri terasa bebannja
bukan bertambah ringan, malahan sebaliknja. Hampir2 ia
tidak kuat bangun lagi, karena bunga karang itu menghisap
air sehingga mendjadi lebih berat. Mau tidak mau, beban
jang berat ini harus djuga dibawanja.
Renungkan:
Djanganlah berbuat litjik, karena kelitjikan itu achirnja
akan mentjelakakan diri sendiri.

Kolektor E-Book
HARTA TERPENDAM

Hari mulai sore, matahari pun hampir terbenam. Orang


tua itu merasa adjalnja Sudah dekat. Sebelum
meninggalkan dunia ini, ia ingin memberi sekadar petuah
terachir kepada anaknja, agar anaknja tjinta kepada
ladangnja, tjinta bertani seperti waktu ia masih kuat dulu.
Disuruhnja mereka berkumpul disekeliling tempat
tidurnja. Anakku, bapak rasa tidak akan lama lagi kita
dapat berkumpul seperti sekarang ini. Bapak sudah tua
dan serasa adjal pun sudah dekat. Bapak tidak mempunjai
pusaka apa2 untuk ditinggalkan, ketjuali jang terpendam
didalam kebun kita. Peliharalah baik2 pusaka ini. Kalau
kamu pelihara, nistjaja kelak hidupmu tidak akan
terlantar."
Sesudah orang tua itu meninggal, anaknja pergilah ke
kebun untuk menggali harta jang terpendam itu.
Oleh karena mereka lupa menanjakan dimana letaknja,
terpaksalah menggali kebun itu seluruhnja. Berhari2
mereka bekerdja dengan giat sekali, sebab masing2 ingin
menemukan harta pusaka itu. Ternjata harta terpendam
itu tidak ada.
Tak lama kemudian kebun anggur itu menghasilkan buah
jang banjak sekali berkat kerdja berat mereka waktu
mentjangkul, menggali harta terpendam jang tidak ada di
kebun itu mendjadi bertambah subur. Barulah kemudian
mereka insaf, bahwa apa jang diwasiatkan orang tua itu
adalah tepat dan benar.

Renungkan:
Radjin dan tekun bekerdja itu ialah tangga kekajaan.

Kolektor E-Book
KELINTJI DAN KURA2

Pada suatu hari, sang kura-kura mengadjak sang kelintji


berlomba lari, adu ketjepatan, kelintji menjanggupi
tantangan itu dan keduanja lalu menetapkan djarak jang
harus mereka lalui.
Besoknja keduanja berlombalah. Dalam sekedjap sadja
kura2 sudah djauh ketinggalan. Sang kelintji. Karena
sudah merasaakan menang, lalu membelok dulu singgah
untuk beristirahat disebuah lapangan rumput hidjau.
Dengan tidak disadarinja ia tertidu rsepulas-pulasnja.
Waktu itulah kura2 terus berdjalan Dengan tidak
berhenti2 sampai ketempat achir perlombaan. Dan
kelintji, karena dipanasi oleh matahari, baru terbangun
setelah hari mulai tinggi.
Dengan tjepat ia berlari ke tempat garis achir, tetapi
apalagi gunanja. Sang kura-kura sudah lama menunggu
di tempat itu.

Renungkan:
Biar lambat, asal radjin dan tekun achirnja tertjapai djuga
segala maksud.

Kolektor E-Book
RAKUS.

Seekor andjing tidur dengan njenjaknja diatas tong rumput


kuda. Waktu sudah tiba masanja kuda2 datang masuk
kandang untuk makan, andjing pun terbangun dan
menggonggong sekuatkuatnja. Kuda jang berani datang
menghampirinja, digigit dan dilompatinja dengan geram.
Melihat itu, kuda jang tertua geleng2 kepala keheranan,
seraja berkata: andjing, Aneh, kenapa setan ini begitu
rakusnja. Apakah makanannja rumput djuga seperti kita?
Tidak bukan? Kenapa kita tidak boleh memakannja,
sedangkan rumput itu adalah makanan kita dan kita pula
jang punjanja?"

Renungkan:
Orang jang rakus tidak memikirkan apakah barang jang
diingininja sesuai atau tidak dengan dirinja.

Kolektor E-Book
SEMUT DAN DJENGKRIK.

Sekarang musim hudjan, tapi pagi ini udara tjerah dan


matahari terbit menjinari bumi.
Segolongan semut sibuk bekerdja mendjemuri bahan
makanan jang dikumpulkannja selama musim panas dahulu.
Seekor djengkrik jang kelaparan, Dengan kaki jang lemah
lunglai liwat ditempat itu.
Kawan2 semut jang radjin, tentunja kalian tidak akan
membiarkan aku machluk jang malang ini mati kelaparan.
Sudilah kiranja kalian memberiku makanan jang sedang
didjemur itu sekadar penjambung hidupku ini.
Apakah engkau tidak menjimpan apa di musim panas, untuk
persediaan dimusim hudjan sekarang ini?"
Maafkanlah kawan2, aku tidak mempunjai kesempatan untuk
itu. Seluruh waktu kutelah kuhabiskan untuk menjanji."
Kalau di musim panas kau menjanji, di musim hudjan ini,
baiknja kau menari pula tarian mautmu."

Renungkan:
Sedia pajung sebelum hudjan.

Kolektor E-Book
MATJAN, BERUANG, RUBAH.

Matjan dan beruang, dua binatang jang sama ganas


dan kuatnja, berkelahi memperebutkan mangsanja
seekor anak kambing.
Keduanja berkelahi dengan sengitnja, terkam
menerkam, tarik menarik, gigit menggigit sekuat
tenaga. Tidak ada jang kalah, belum ada jang menang
Keduanja ingin memiliki mangsanja. Sudah lama
rasanja tidak memperoleh makanan jang seenak anak
kambing ini. Karena itu berkelahilah keduanja dengan
mati-matian. Sama kuat. Achirnja keduanja merasa
letih dan tjapai djuga. Tidak ada lagi tenaga, tidak
dapat lagi menggerakkan seluruh badannja.
Sang rubah jang sedjak tadi menonton perkelahian itu,
dari balik sebatang pohon jang besar, merasa
sekaranglah waktunja untuk merebut anak kambing itu
dari terkaman matjan dan beruang besar itu. Dengan
menari2 dikelilinginja kedua lawannja itu, dan setjepat
kilat, anak kambing jang tergelimpang ditengah2
pahlawan-pahlawan rimba itu disambarnja. Melihat
mangsanja dibawalari itu, matjan dan beruang itu
hanja dapat melongo sadja, karena sudah tidak kuat
lagi untuk merampasnja.
Kata mereka dalam hatinja: Sungguh aneh, kita Jang
berdjuang mati2an, sirubah jang mendapatkan
hasilnja."

Renungkan:
Dalam perselisihan, hati2lah terhadap orang ketiga
jang mau mengambil keuntungan.

Kolektor E-Book
SERIGALA BERBADJU DOMBA

Seekor serigala ingin tanpa kerdja berat dan membanting


tulang, hidup senang dan perutnja kenjang.Apa akal?
Serigala itu menjamar, ganti bulu Dengan badju domba. Lalu
menggabungkan diri dalam sekawanan domba. Tentu sadja
hal ini tidak akan diketahui oleh Si pengembala. Pada waktu
sorenja, semua domba digiring masuk kandang, termasuk
domba silumanitu.
Setelah semuanja masuk, pintu kandang itu dikuntji erat.
Pagi2 benar, sigembala sudah datang ke kandang untuk
mengambil seekor domba jang akan disembelihnja sebagai
hidangan makanannja hari itu. Dan kebetulan jang
disembelihnja itu bukanlah domba biasa, tapi domba
siluman, jaitu serigala jang mau senang itu.

Renungkan:
Siapa bertanam kedjahatan, harus berani menanggung
akibatnja.

Kolektor E-Book
BUTA TAPI MELEK, MELEK TAPI BUTA.

Seorang wanita jangs udah tua lagi pula buta, ingin berobat
pada seorang dokter mata. Dihadapan beberapa orang
temannja, ia mendjandjikan upah jang besar pada dokter itu,
apabila sanggup mengobatinja dari penjakit buta itu.
Sebaliknja apabila ia masih belum sembuh, biarpun sudah
diobati. Wanita itu tidak akan memberikan apa2.
Djandjinja itu diterima baik oleh dokter. Setiap Hari dokter
itu datang mengobatinja. Tetapi setiapkali ia datang, ada
sadja barang wanita tua itu jang diambilnja, sehingga
achirnja habis sama sekali.
Lama kelamaan wanita itu sembuh kembali. Dilihatnja
semua barangnja sudah tidak ada, isi rumahnja kosong.
Pada waktu dokter datang untuk menagih djandjinja, ia
tidak mau memberikan apa2.
Dokter itu tidak bersenang hati, wanita tua itu dituntutnja
dimuka pengadilan. Dikatakannja bahwa wanita itu tidak
menepati djandjinja.
Di dalam ruang pengadilan sudah banjak orang jang hadir.
Waktu diberikan kesempatan oleh hakim untuk membela
dirinja, wanita itu Dengan tenang mengemukakan
pembelaannja dan dengan lutjunja ia berkata:
Tuan hakim, tuan djaksa jang saja hormati. Semua jang
dikatakan oleh dokter itu dan saksi2 semuanja saja akui.
Djuga saja benarkan bahwasaja dulu pernah mendjandjikan
akan memberikan upah jang besar, apabila tuan dokter dapat
menjembuhkan dan memulihkan penglihatan saja
kembali.Tapi dengan sjarat, apabila saja masih belum bisa
melihat, dia tidak akan menerima apa2 dari saja, Dan tuan
hakim dokter mengatakan bahwa saja tidak buta lagi, sudah
bisa melihat kembali Dengan sempurna. Tapi anehnja tuan
hakim, saja merasa belum lagi dapat melihat, belumlah
sembuh dari kebutaan saja dulu, sebelum saja buta, saja
lihat di rumah banjak barang saja. Sekarang kata tuan
dokter, saja sudah sembuh, tapi saja belum lagi dapat melihat barang saja jang banjak itu. Kalau sudah
melihat tentu akan nampak oleh saja barang2 saja jang banjak itu."

Renungkan
Dalam waktu membuat kebaikan, djanganlah disambilkan berbuat kedjahatan.

Kolektor E-Book
GEMBALA DENGAN SERIGALA.

Lama sudah serigala itu biasa mengikuti kawanan kambing.


Seperti andjing gembala, ia tidak pernah mengganggu, apalagi
menerkam Salah seekor intjaranja.
Pada mulanja si penggembala merasa tjuriga djuga Segala
gerak gerik serigala itu diawasinja benar2, Tetapi karena tidak
ada jang mentjurigakan, lama kelamaan serigala itu
dianggapnja pembantunja dalam mendjaga kambingnja.
Suatu Hari penggembala pergi ke kota. Saat inilah jang
dinantikan oleh serigala itu.
Kambing2 itu diterkamnja satu persatu Dengan ganasnja.
Sesudah kenjang ia lari meninggalkan tempat itu. Dan
alangkah terperandjatnja penggembala itu, tatkala ia pulang
dari kota, dilihatnja kambingnja bergelimpangan sudah djadi
bangkai.

Renungkan:
Hati2lah pada musuh dalam selimut. Kalau kamu lengah akan
dibinasakannja dirimu.

Kolektor E-Book
KATAK DAN TIKUS.

Seekor katak Dengan seekor tikus bersahabat karib. Sudah


lama keduanja mentjari makanan bersama-sama.
Suatu kali, katak ingin mentjelakakan temannja.
Hai kawanku, untuk mendjaga persahabatan kita, marilah
diikat kakimu dan kakiku, supaja kemana djuga kita pergi,
tetap bersama
Dengan senang hati, tikus itu menuruti adjakan temannja.
Keduanja lalu mengikat kakinja Dengan tali. Mula2 mereka
mentjari makanan di dekat sebuah kolam. Katak jang chianat
itu, tiba2 melompat ke dalam air. Tentu sadja tikus itu pun
terbawa ia mati lemas dalam air itu. Dengan riangnja katak
bernjanji2, karena maksudnja telah tertjapai.
Melihat ada bangkai tikus jang terapung-apung itu, sang elang
di udara titik seleranja. Iapun menukik kebawah, disambarnja
bangkai itu, sekalian Dengan katak jang chianat itu, karena
kaki tikus dan kaki katak itu masih terikat dengan tali tadi.
Katak itu achirnja mati djuga djadi santapan jang kedua dari
burung elang itu.

Renungkan:
Jang chianat itu, kelak akan menebus dosanja djuga.

Kolektor E-Book
TUKANG TENUNG.

Badjunja hitam, badju kampret kebesaran. Badan longgar,


lengan besar, bersulam benang emas disisinja. Tjelananja
hitam pula, tjelana pangsi longgar, tjukup untuk dua orang.
Kepalanja memakai destar jang diberi berbenang emas pula.
Dia duduk bersila di pinggir djalan kepasar. Di tikar
dihadapannja, terletak sedjadjar kartu. Salah seorang diantara
jang menonton disekelilingnja, disuruhnja mengambil satu
kartu menurut kehendak orang itu sendiri. Kartu itu di
pegangnja dan sambil melihat kepada orang itu ia
menerangkan nasibnja.
Tiba2 datang orang berlari-lari menjeruak orang jang sedang
berkerumun itu. Dengan gugup dan terengah2, orang itu
mengatakan bahwa rumah tukang tenung itu dibongkar orang,
barangnja habis bersih disapu penggarong.
Huuuuh, terkedjut sekali tukang tenung itu. Dengan tidak
menghiraukan sekelilingnja, ia berlari setjepat-tjepatnja
menudju ke rumahnja. Nafasnja terengah2, mukanja putjat
dan badannja menggigil.
Seorang tetangganja menegurnja: Hai bapa tukang tenung.
Kalau benar2 engkau sakti, tahu akan perbintangan semua
orang, mengapa kautinggalkan rumahmu tadi? Kenapa tidak
kau ketahui bahwa rumahmu sendiri pada Hari ini akan
kebongkaran? Ataukah kamu tidak tahu akan perbintanganmu
sendiri?

Renungkan:
Bohong, semuat ukang tenung itu bohong, sekalipun
adakalanja tepat ramalannja.

Kolektor E-Book
PENIUP TEROMPET.

Dalam suatu peperangan, Seorang peniup terompet tertawan oleh


musuhnja. Kemudian ia di djatuhi hukuman mati, karena ia
seorang pendjahat perang. Ia minta diampuni dan di bebaskan.
Katanja ia tidak punja dosa apa, karena ia tidak ikut berperang
dan bertempur, bahkan tidak pernah melukai
Ataupun membunuh musuh2nja walaupun seorang djuga karena
ia tidak bersendjata. Ia hanja membawa dan meniup terompet
sadja. Tetapi ia tetap akan dihukum mati oleh musuhnja. Sebagai
peniupterompet,
Kata musuhnja, ialah jang membakar semangat peradjurit-
peradjurit untukberdjuang mati-matian. Dengan terompetnja, ia
seakan-akan meniup api peperangan tambah berkobar2.
Sekalipun ia tidak ikut membunuh, tetapi karena dialah
pembunuhan besar2an itu semakin mendjadi2, karena
terompetnja.

Renungkan:
Orang jang menundjukkan berbuat kebaikan sama seperti jang
mengerdjakannja, demikian pula sebaliknja.

Kolektor E-Book
ANAK KAMBING DAN ANDJING HUTAN.

Seekor anak kambing jang terpisah dari induknja,


bertemu Dengan seekor andjing Hutan jang sedang
kelaparan. Sambil menggertak, andjing itu berkata: Nah,
inilah dia binatang jang sering memaki-maki aku
ditahun-tahun jang lalu."
Dengan ketakutan sekali anak kambing itu mendjawab:,
Ampun tuanku, hamba baru sadja dilahirkan dalam tahun
ini". Tetapi kenapa kau berani memakan rumput-
rumputku disini?'
Ampun tuanku, hamba belum dapat makan rumput." Dan
kenapa pula kau berani meminum air dari telagaku?"
Ampun tuanku, seribu kali ampun, hamba tidak
meminum air dari telaga tuanku. Makanan dan minuman
hamba baru air susu ibu hamba sadja, karena hamba
masih menjusu."
Ah, djangan banjak omong. Tjatjing2 dalam
perutkusudah berbunji2 minta makan. Kau harus
kumakan sekarang djuga, tahu!"

Renungkan:
Hukum rimba: Siapa kuat dapat, siapa lemah kalah!

Kolektor E-Book
KEPASAR.

Si bapak menuntun dimuka, si anak menghalau dari belakang,


keduanja hendak pergi ke pasar mau mendjual keledainja.
Di tepi sebuah kolam banjak perempuan2 sedang mentjutji kain,
sambil mengobrol dan tertawa Dengan riangnja.Salah seorang
diantaranja, melihat si bapak dan si anak itu. Ia berkata:
Hai,kalian lihatlah itu! Alangkah bodohnja mereka. Apa gunanja punja
keledai, kalau tidak akan ditunggangi Melantjongkah mereka itu
gerangan Dengan keledainja itu?"
Mendengar edjekan perempuan itu, si bapak menjuruh anaknja naik ke
atas punggung keledainja, sedangkan dia sendiri menuntun dari muka.
Belum lama mereka berdjalan, bertemulah Dengan seorang tua jang
melihat mereka Dengan heran. Orang tua itu menegur: Tjis, anak jang
tidak tahu sopan. Bapaknja berdjalan, sedang dia enak menunggang.
Seharusnjalah menghormati orang jang lebih tua. Akan lebih pantas
djika bapakmu jang menunggang dan kamu jang berdjalan."
Mendengar teguran itu, Sianak segera turun. Ganti sekarang bapaknja
jang menunggangi. Tak lama sesudah itu, mereka bertemu Dengan
seorang ibu jang sedang mengasuh anaknja. Inilah bapak jang tidak
mempunjai rasa kasihan pada anaknja sendiri. Dia enak menunggang,
sedangkan anaknja djauh ketinggalan berdjalan kaki di belakang."Si
bapak merasa malu, lalu disuruhnja anaknja duduk sama menunggang
dibelakangnja.
Didekat kota, ada jang bertanja: Maaf pak, bolehkah saja bertanja?
Punja Siapa keledai ini?" Punja saja sendiri." 0,saja kira kepunjaan
oranglain."
Memangnja kenapa kalau orang lain jang punjanja?" Itu masuk diakal.
Tetapi kalau keledäi ini punja bapak sendiri, sungguh sampai hati bapak menungganginja berdua
Dengan anak ini. Tidakkah kasihan bapak melihat keledai ketjil ini memikul beban jang sebegitu
beratnja?"
Kalau begitu baiklah kita pikul sadja keledai ini," kata Si bapak pada anaknja. Lalu kaki keledai itu
diikatnja erat. Sianak memanggul di depan dan si bapak di belakang.
Orang jang melihat mendjadi heran. Mereka tertawa semuanja. Betapa tololnja orang ini, pikir
mereka. Bukan manusia jang menunggang keledai, tapi keledailah jang menunggang manusia
Diatas djembatan, keledai itu meronta-ronta karena kesakitan, sehingga tali pengikatnja putus.
Keledai itu djatuh ke dalam, hanjut dibawa air sungai jang deras arusnja itu.
Bukan main sedihnja orang itu. Badan sudah tjapek, keledai hanjut. Dan pula malu ditertawakan
orang banjak.

Renungkan

Kolektor E-Book
Kemauan orang banjak, tidak bisa dituruti semuanja.
KANTJIL DAN BANGAU.

Pada suatu Hari, sang kantjil mengundang sang bangau


makan bersama-sama Makanan jang dihidangkan untuk
tamunja itu bubur jang ditaruhnja dalam sebuah piring
besar jang tjeper. Sang kantjil lalu menjilakan tamunja,
sedangkan ia sendiri telah pula mulai makan Dengan
lahapnja.
Karena paruh bangau itu pandjang, tiap2 ditjobanja
memakan hidangan itu, bubur itu djatuh bertjetjeran.
Sang kantjil terkekeh-kekeh tertawa, geli hatinja melihat
tingkah laku sang bangau itu. Bukan main djengkelnja,
tapi sebagai tamu ia tidak mau marah.
Pada Hari jang lain, atas undangan sang bangau, kantjil
datang untuk bertandang ia di djamu Dengan minuman
dalam sebuah buli2. Mulut buli2 itu ketjil. Sehingga sang
kantjil tidak bisa meminum minuman itu. Hanja tuan
rumah sadjalah jang minum sepuasnja. Dan sang kantjil
pun tidak pula dapat marah, walaupun ia djengkel sekali.

Renungkan:
Setiap perbuatan akan mendapat balasan jang setimpal.

Kolektor E-Book
AKIBAT FITNAH.

Jang mulia sang radja rimba, sekarang sudah sangat


tuanja. Semua kekuatannja masa muda dulu sudah
lenjap ditelan masa. Sehari harian kerdjanja tjuma
tidur mendengkur sadja. Banjak utusan2 dari segala
matjam binatang datang berkundjung menengoknja,
hanja si kantjil jang belum djuga muntjulnja.
Kesempatan ini dipergunakan oleh serigala untuk
menfitnah si kantjil. Dikatakannja pada sang radja
bahwa kantjillah satu2nja dirimba itu jang tidak setia
kepada baginda. Kalau kantjil setia, tentulah ia akan
datang menengok radjanja jang sedang sakit itu.
Pada waktu itulah, sang kantjil baru muntjul. Kata
serigala jangmenfitnahnja itu di dengarnja djuga.
Sang radja mengaum dengan geramnja pada waktu
melihat kantjil datang. Melihat gelagat jang tidak baik
ini, si kantjil berpikir sedjenak, mentjari alasan untuk
mempertahankan diri,
Dengan tabah kantjil itu berkata: Paduka jang mulia
adakah diantara jang Sudah berkundjung pada paduka
jang lebih berdjasa daripada hamba? Hamba, sesudah
mendengar berita bahwa paduka gering, mengelilingi
djagat ini mentjari obat untuk menjembuhkan
penjakit paduka."
Bagus sekali, kantjil. Tjobalah katakan padaku, obat
apa jang bisa menjembuhkanku dari penjakit ini?"
Ampun paduka, menurut ilham jang hamba terima,
satu2nja obat Jang paling tjepat menjembuhkan
paduka, ialah kulit serigala. Dengan kulit itu badan
paduka mendjadi hangat dan penjakit bisa terhindar."
Dengan seketika, diterkamnja serigala itu, dan terus
dikulitinja. Dan serigala tukang fitnah itupun
menemui adjalnja.

Renungkan:
Siapa jang menggali lobang. Ia akan terperosok
sendiri kedalamnja.

Kolektor E-Book
TIKUS RUMAH DAN TIKUS LADANG.

Dua ekor tikus bersahabat karib. Seekor tikus rumah dan


seekor lagi tikus ladang.
Pada suatu Hari tikus rumah pergi bertandang ketempat
tikus ladang. Disana ia di djamu tanam2an ladang.
Tikus rumah itu merasa tidak enak makanan serupa itu.
Ditjeritakannja bahwa ditempatnja, segala makanann enak2
semua, kedju, roti, dendeng dan banjak lagi.
Tikus ladang tertarik hatinja. Iapun datang berkundjung ke
tempat temannja. Oleh temannja ia di djamu Dengan
makanan jang enak.
Tiap2 ia mau memakannja ada2 sadja gangguan jang
datang. Orang? Penghuni rumah itu, selalu sadja keluar
masuk tempat tikus itu makan.
Tikus ladang itu berpikir, kalau terusan begini, ia bisa mati
konjol karena tidak dapa tmakan. Biarlah seperti
ditempatnja sadja, ia bisa hidup tanpa ada jang
mengganggu.

Renungkan
Hidup miskin dengan aman sentausa lebih baik dari kaja
tapi diliputi oleh perasaan takut.

Kolektor E-Book
ANGIN DAN MATAHARI .

Masing2 mengaku dirinjalah jang lebih tinggi dan


berkuasa. Keduanja tidak mau mengalah. Untuk
membuktikannja, keduanja lalu mengadu kesaktian.
Siapa jang dapat menanggalkan badju orang jang di djalan
itu, dialah jang lebih sakti dan betul2 unggul.
Anginpun bertiup dengan amat kentjangnja. Semakin
kentjang ia bertiup, semakin kuat orang itu memegang
badjunja, takut kalau2 terbang dibawa angin. Achirnja
karena angin sudah merasa letih, iapun redalah.
Sekarang tibalah giliran matahari dipantjarkannja sinarnja
jang panas itu, bumi seolah-olah akan terbakar dibuatnja.
Orang jang lalu tadi di djalanan keluar keringatnja, dan
karena tidak tahan panasnja, badju itu ditanggalkannja,
lalu terdjun kedalam sungai untuk mendinginkan badan.

Renungkan:
Lemah lembut sering dapat mengalahkan kekerasan.

Kolektor E-Book
DOSANJA PEMBUNUH.

Kemana pun ia pergi, terasa djiwanja tidak tenteram,


semendjak ia melakukan pembunuhan itu. Keluarga jang
terbunuh itu, tentulah tidak akan bersenang hati sebelum
berbalas kedjahatan jang telah dilakukannja. Keluarga itu
menuntut belapati. Ia dikedjar2, dibuntuti, kemanapun ia
lari.
Untuk menghindarkan diri dari pembalasan, ia melarikan
diri meninggalkan kotanja. Tapi apakah itu jang
menghadang di depannja? Seekor matjan sudah siap
untuk menerkamnja. Apa dajanja sekarang? ia lari
mentjari sebatangpohon jang kiranja dapat untuk
dipandjatnja, sedangkan matjan itu terus memburunja.
Dipandjatnja pohon jang besar itu. Simatjan tetap
menunggu mangsanja di bawah. Karena takutnja, ia terus
memandjat ke dahan2 jang lebih tinggi. Dan seketika,
bertambah berdiri bulu tengkuknja, karena dari atas
pohon itu meluntjur seekor ularbesar jang sudah siap buat
menelannja.
Ia kehilangan akal. Untuk turun lagi ke bawah, matjan
sudah siap untuk menerkamnja, untuk terus naik ke atas,
ularpun Siap menelannja. Ia seperti terpidjak bara hangat,
ke bawah tak dapat, keatas pun tak dapat.
Pohon itu tumbuh di tepi tebing sebuah sungai. Hanja
sungai inilah satu2nja tempat untuk melepaskan dirinja
dari maut jang mengantjam.
Segera ia terdjun mentjeburkan dirinja. Ia bermaksud
berenang untuk sampai ke seberang sana. Tap iapakah
itu? 0, buaja, buaja sungai jang sedang mentjari
mangsanja.
Dalam saat2 jang berbahaja itu, ia mentjoba untuk
menjelam sedalam2nja. Dan seekor ikan hiu, Dengan
tjepatnja menjambar dirinja.
Ia tidak dapat lagi berbuat apa2. Sekelilingnja seolah2
memusuhi dirinja. Tidak ada lagi jang mau menerimanja,
baik didarat, maupun di air.

Renungkan
Hutang njawa, lambat laun akan dibajar Dengan njawa djuga.

Kolektor E-Book

Anda mungkin juga menyukai