Poppy M. Lintong
Carla F. Kairupan
Priska L. N. Sondakh
185
186 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 3, November 2012, hlm. 185-192
ginjal dan konsentrasinya dalam urine 50- hului gejala disfungsi ginjal, Gentamisin
200 mikogram/ml.3 menghambat aktifitas dari ensim phospho-
Nefrotoksisitas ringan dan reversibel lipase-dependent, Na+-K+-ATPase, dan
dapat terjadi pada 5-25% pasien yang adenylate cyclase. Selain itu golongan a-
menggunakan obat ini selama 3-5 hari.2 minoglikosida ini juga mengganggu res-
Beratnya nefrotoksisitas berhubungan de- piratorik mitokondria. Terjadi disfungsi
ngan kadar obat yang tinggi dalam plasma.1 mitokondria berat dan hal ini mengganggu
Insiden gagal ginjal akut disebabkan karena enersi seluler. Gentamisin juga mengham-
nefrotoksisitas sebesar 15%. Diperkirakan bat pengambilan kalsium dan meningkat-
10 % dari semua kasus gagal ginjal akut kan sitosolik bebas (Ca2+). Dalam keadaan
disebabkan karena penggunaan antibiotik ini sekuesterisasi dari aminoglikosida
aminoglikosida.5 dalam lisosom menyebabkan terbentuknya
Pada pemberian aminoglikosida sela- badan mieloid disebabkan karena degradasi
ma beberapa hari, 8-26% mengalami gang- phospholipid, dan integritas membran liso-
guan ginjal ringan yang hampir selalu som terganggu.5
reversibel. Toksisitas terjadi karena adanya Pemberian aminoglikosida dosis tera-
penimbunan dan retensi aminoglikosida da- peutik pada manusia dan hewan (10-20
lam sel-sel epitel tubulus proksimal. Mani- mg/kgBB tipikal untuk tikus di laboratori-
festasi awal dari kerusakan pada tempat ini um) telah menimbulkan perubahan-peru-
adalah ekskresi ensim (ensimuria) dari li- bahan yang karakteristik dan nyata pada
sosomal dan brush border sel epitel lisosom sel sel epitel tubulus proksimal.
tubulus.3,5 Setelah beberapa hari terlihat ge- Perubahan ini disertai oleh tanda-tanda
jala gangguan dalam kemampuan meng- disfungsi tubulus, pelepasan brush border
konsentrasi, proteinuria ringan, dan tanda- dan ensim-ensim lisosomal, penurunan re-
tanda cast dan hyaline ringan. Laju filtrasi absorpsi protein, K+, Mg2+, Ca2+, dan
glomerulus berkurang, dan terlihat tanda glukosa yang difiltrasi, phospholipiduria
insufisiensi ginjal fase non-oligurik dise- dan ekskresi cast. Pada manusia hal ini
babkan karena penimbunan aminoglikosida dapat diikuti oleh gangguan fungsi ginjal.4
pada porsio distal nefron disertai penurunan Pemberian gentamisin dosis tinggi (40
sensitivitas epitel duktus kolekting terhadap mg/kgBB atau lebih) dengan cepat meng-
ADH endogen. Meskipun nekrosis tubulus induksi terjadinya nekrosis korteks ginjal
akut yang berat jarang terjadi, namun tanda secara luas disertai disfungsi ginjal. Pada
yang sering bermakna adalah kreatinin keadaan ini terlihat sejumlah besar peru-
plasma meningkat ringan (5-20μg/ml; 40- bahan struktur metabolik, dan perubahan-
175μM).3 Gangguan fungsi ginjal hampir perubahan pada sel-sel epitel tubulus ginjal
selalu reversibel setelah pengobatan dihen- berupa disfungsi atau kematian sel.4 Sudah
tikan karena sel-sel epitel tubulus prok- banyak diteliti bahwa nekrosis tubulus
simal ginjal mempunyai kemampuan bere- merupakan hal utama dari toksisitas gen-
generasi.3,5 Perubahan-perubahan biokimia- tamisin. Ada tiga hipotesis yang telah dike-
wi pada kerusakan sel-sel epitel tubulus mukakan. Hipotesis pertama membuktikan
dan disfungsi glomerulus masih kurang di- bahwa toksisitas aminoglikosida berhu-
pahami. Aminoglikosida menghambat be- bungan langsung dengan konsentrasi lokal,
berapa phospholipase lisosomal seperti ak- dan lisosom merupakan tempat utama dari
tivitas phosphatidylinositol-specific phos- obat yang masuk ke dalam lisosom. Hipo-
pholipase C pada sitosol korteks ginjal dan tesis kedua menunjukkan bahwa amino-
membran brush border sel epitel tubulus glikosida menjadi toksik pada saat pertama
proksimal. Inhibisi dari phospholipase ini kali obat itu dilepaskan dari lisosom, pele-
merubah jumlah dan komposisi dari plasma pasan ini menyebabkan perubahan metabo-
dan membran subseluler dalam tubulus lik maupun kematian sel. Contoh, inhibisi
proksimal. Perubahan dalam korteks ginjal terhadap pernapasan mitokondria dan trans-
berhubungan dengan phospholipid menda- por Ca2+ atau peroksidase lemak, keduanya
188 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 3, November 2012, hlm. 185-192
tengah, membran basalis utuh, serta pada Hasil pemeriksaan mikroskopik ginjal
beberapa tempat sel-sel epitel tubuli tam- tikus Wistar kelompok III yang diberi gen-
pak nekrosis dan apoptosis, dengan mem- tamisin dosis 0,3 ml dengan cara sama se-
bran basalis robek (Gambar 2A, B). lama 10 hari menunjukkan gambaran yang
sama dengan kelompok II (Gambar 3), na-
mun pada kelompok III terlihat juga adanya
perlemakan sel dimana sel epitel tubuli
membesar, sitoplasma bervakuola sehingga
mendorong inti ke tepi (perlemakan makro-
vesikuler), terutama pada sel-sel epitel tu-
bulus di bagian medula (Gambar 4). Pada
sediaan dengan pengecatan PAS tampak
sel-sel epitel tubuli dengan pembengkakan
sel/degenerasi hidropik, nekrosis, dan a-
poptosis, juga disertai membran basalis
robek (Gambar 5).
BAHASAN
Pemberian gentamisin pada tikus
Wistar dengan dosis 60 mg/kgBB/hari atau
sama dengan 10 kali dosis terapeutik se-
Gambar 1. Gambaran mikroskopik ginjal lama 7-10 hari pada penelitian ini ternyata
tikus Wistar kelompok I (tanpa perlakuan) telah dibuktikan menunjukkan perubahan
menunjukkan gambaran tubuli dan glomeruli morfologi pada ginjal tikus perlakuan. Hal
ginjal normal. Sel-sel epitel tubuli berbentuk ini sesuai dengan yang disebutkan bahwa
kubis dengan sitoplasma berwarna merah muda penggunaan aminoglikosida 10 kali dosis
homogen dan membran basalis utuh (pem- terapeutik dapat menimbulkan efek nefro-
besaran 200x). toksiknya.12
A B
Gambar 2 A dan B. Gambaran mikroskopik ginjal tikus Wistar kelompok II dengan pemberian
gentamisin 0,3 ml/hari secara intraperitonial selama tujuh hari. Tampak tubuli membesar, sel-sel
epitel membengkak sitoplasma granuler dan sebagian bervakuola, serta sel-sel epitel tubuli nekrosis,
inti sel menghilang, sebagian membran basalis tampak utuh tetapi lainnya robek (pembesaran 400 x).
190 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 3, November 2012, hlm. 185-192
Gambar 3. Gambaran mikroskopik ginjal tikus Wistar kelompok III dengan pemberian gentamisin
0,3 ml/hari secara intraperitonial selama 10 hari. Tampak tubulus membesar, sel-sel epitel
membengkak sitoplasma granuler dan sebagian bervakuola, tampak juga sebagian sel nekrosis, inti
sel menghilang, membrana basalis utuh. pembesaran 200X dan 400X.
Gambar 4. Gambaran mikroskopik ginjal tikus Wistar kelompok III, tampak sel-sel epitel tubulus
dengan lumen ditengahnya, sebagian dari sel epitel dengan sitoplasma bervakuola mendesak inti
ketepi (perlemakan makrovesikuler) dan tidak membentuk struktur tubulus normal lagi.
Pembesaran 100X dan 200X.
A B
Gambar 5. Gambaran mikroskopik ginjal tikus Wistar kelompok III dengan pengecatan PAS. A.
Tampak tubulus membesar, sel-sel epitel membengkak sitoplasma granuler dan sebagian
bervakuola, membrana basalis utuh. B.Tampak sel-sel epitel tubulus nekrosis dan apoptosis,
membrana basalis robek. Pembesaran 400 X.
Lintong, Kairupan, Sondakh; Gambaran Mikroskopik Ginjal Tikus Wistar... 191
Penelitian lain telah membuktikan bah- reversibel, tetapi bilamana keadaan ini
wa pemberian gentamisin pada tikus labo- berlangsun terus dan melewati suatu titik
ratorium dosis 10-20mg/kgBB telah me- ‘point of no return’ maka pembengkakan
nimbulkan perubahan pada lisosom sel epi- sel akan beralih menjadi kematian sel.11
tel tubulus sehingga mengakibatkan tanda- Pemberian gentamisin selama 10 hari de-
tanda disfungsi tubulus dan gangguan ngan dosis 60 mg/kgBB/hari disamping
fungsi ginjal. Pada dosis 40 mg/kgBB atau gambaran tersebut diatas juga menunjuk-
lebih menimbulkan kerusakan lebih hebat kan adanya sel-sel epitel tubulus dengan
dan dengan cepat menginduksi terjadinya perlemakan, sel-sel membesar dengan va-
nekrosis korteks ginjal secara luas. Pada kuol besar dalam sitoplasme dan inti ter-
keadaan ini lebih banyak terlihat perubahan desak ketepi, hal ini disebut perlemakan
baik dalam struktur metabolik maupun makrovesikuler seperti terlihat pada gam-
kematian sel. Berdasarkan hipotesis yang bar 4. Perlemakan pada sel epitel tubulus
telah dijelaskan bahwa toksisitas gentami- ginjal juga terjadi karena adanya gangguan
sin berhubungan langsung dengan konsen- pada mitokondria., fosforilasi oksidatif me-
trasi lokal dan lisosom adalah tempat utama nurun menyebabkan penurunan ATP. Hal
obat itu di deposit. Pada saat obat itu dile- ini dapat menyebabkan ribosom terlepas,
paskan dari lisosom maka akan terjadi re- sintesis protein menurun dan terjadi deposit
aksi toksik yakni perubahan metabolik dan lemak.11
kematian sel.4
Perubahan morfologi ginjal tikus per-
SIMPULAN
lakuan pada penelitian ini dapat dilihat se-
cara mikroskopik pada Gambar 2 dan 3. U- Pemberian gentamisin pada tikus
mumnya terjadi pembengkakan sel-sel epi- Wistar dengan dosis 60 mg/kg BB/hari
tel tubulus secara luas, dan sel epitel tubu- selama 7-10 hari menunjukkan edema, ne-
lus yang nekrosis hanya fokus-fokus, inti krosis, dan apoptosis sel epitel tubulus,
sel menghilang, dan sebagian besar mem- serta robekan membrana basalis tubulus;
brana basalis utuh, namun ada beberapa dan setelah hari ke-10 juga terlihat per-
sudah robek. Membrana basalis yang robek lemakan makrovesikuler. Terjadinya nekro-
lebih jelas terlihat dengan pengecatan PAS sis sel epitel tubulus dan robekan mem-
(Gambar 5). Keadaan ini menunjukkan brana basalis menunjukkan tingkat toksisi-
tingkat toksisitas lebih berat. Sebab sesuai tas berat.
kepustakaan menyebutkan bahwa sel-sel e-
pitel tubulus yang nekrosis disebabkan ba-
han toksik masih memperlihatkan mem- DAFTAR PUSTAKA
brana basalis yang utuh.6,8,11 Pembengkak- 1. Istiantoro YH, Gan VHS. Aminoglikosid.
an sel epitel tubulus merupakan cedera pa- In: Gunawan SG, Setiabudy R,
ling awal dan masih reversibel, hal ini Nafrialdi, editors, editor. Farmakologi
dapat disertai hilangnya brush border dan dan Terapi (Edisi Kelima). Badan
terlepasnya sel epitel. Sel-sel epitel tubulus Penerbit FKUI, Jakarta: Departemen
membesar disertai vakuol-vakuol dalam si- Farmakologi dan Terapeutik Fakultas
toplasma, dan sitoplasma kadang granuler. Kedokteran Universitas Indonesia,
Pembengkakan sel yang terjadi karena 2007; hal.705-14.
obat aminoglikosida disebabkan oleh pele- 2. Chambers HF. Aminoglikosida &
Spektinomisin In: Katzung Bertram G,
pasan aminoglikosida dari lisosom, meng-
editor. Basic and Clinical Pharmaco-
hambat pernapasan mitokondria.4 Akibat- logy (Tenth Edition). Jakarta; EGC,
nya dapat terjadi peningkatan sitosolik 2007; hal.62-71.
Ca++, stress oksidatif, dan peroksidasi le- 3. Mac Dougall C, Chambers HF.
mak, pompa Na menurun, menyebabkan Aminoglycosides. In: Brunton LL,
peningkatan influks Ca++ , air, dan Na+ ma- Chabner BA, Knollman BC, editors.
suk dalam sel. Pembengkakan sel masih Goodman & Gilman’s The
192 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 3, November 2012, hlm. 185-192
Pharmacological Basis of Therapeutics RA, Frable WJ, Livolsi VA, Wich MR,
(Twelfth Edition). New York: Mc.Graw editors. Silverberg’s Principles and
Hill Medical, 2011; p.1505-19. Practice of Surgical Pathology and
4. Mingeot-Leclercq MP, Tulkens PM. Cytopathology, Vol 2 (Fourth Edition).
Aminoglycosides: Nephrotoxicity. Philadelphia: Churchill Livingstone
Antimicrobial agents and chemo- Elsevier, 2006; p.485.
therapy. 1999;43(5):1003-12. 10. De Souza VB, de Oliveira RF, de Lucena
5. Hewitt WR, Goldstein RS, Hook JB. Toxic HF, Ferreira AAA, Guerra GCB
responses of the kidney. In: Amdes Freitas ML, et al. Gentamicin Induces
MO, Doull J, Klaassen CD, editors. renal Morphopathology in Wistar Rats.
Casarett and Doull’s Toxicology The Int. J. Morphol. 2009;27(1):59-63.
Basic Science of Poisons. (Fourth 11. Alpers CE. The Kidney. In: Kumar V,
Edition). New York: Mc. Graw Hill, Abbas AK, Fausto N, Aster JC, editors.
Inc., 1991; p.334-79. Robbins and Cotran Pathologic Basis of
6. Rosai J. Rosai and Ackerman’s Surgical Disease (Eigth Edition). Philadelphia:
Pathology Volume II (Ninth Edition). Elsevier Saunders, 2010; p.935-9.
London: Mosby, 2004; p.1159-63. 12. Servais H, Mingeot-Leclercq MP,
7. Dehghani F, Namavar MR, Noorafshan, Tulkens PM. Antibiotics induced
Karbalay-Doust, Esmaeilpour T. nephrotoxicity. In: Tarloff JB, Lash
Evaluation of the kidney extract on LH, editors. Target Organ Toxicology
gentamicin induced-nephrotoxixity in Series, Toxicology of the Kidney
rat. Kidney Research Journal. (Third Edition). New York: CRC Press,
2011;1(1):24-32. 2005; p.635-84.
8. Morin JP, Viotte G, Vandewalle A, Van 13. Uetrecht J, Phillips EJ, Walmsley SL.
Hoof F, Tulkens P, Fillastre JP. Antimicrobial agents that affect the
Gentamicin-induced nephrotoxicity: A synthesis of cellular proteins. In: Kalant
cell biology approach. Kidney H, Grant DM, Mitchell J, editors.
International. 1980;18:583-90. Principles of Medical Pharmacology
9. Guillermo HA, Xin G. Medical diseases of (Seventh Edition). Toronto: Elsevier,
the idney. In: Silverberg SG, DeLellis 2007; p.697-702.