MAKALAH
JURUSAN KEPELABUHANAN
BITUNG LOGISTIC COMMUNITY COLLEGE
2016
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat-Nya semata penulis bisa menyelesaikan makalah ini dengan cukup baik
sebagai tugas yang penulis terima dari dosen dengan isi makalah
tentang ”MUATAN CURAH CAIR”
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
banyak membantu dan ikut serta dalam penyusunan makalah ini agar menjadi hasil
yang dapat atau bisa di terima oleh dosen maupun pembaca.
Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen-dosen
Jurusan Kepelabuhanan atas ilmu yang telah diberikan, serta teman-teman yang
telah membantu, dan juga Orang Tua yang telah mendoakan sehingga Laporan
Penelitian ini bisa terselesaikan. Semoga apa yang terkandung di dalam Laporan
Penelitian ini bisa bermanfaat bagi pembaca.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan kata kalimat maupun dari struktur
makalah ini memang belum sempurna untuk itu penulis sebagai penyusun mohon
kritik atau saran yang bersifat konstruktif agar dapat terbentuknya makalah yang
lebih sempurna dari ini di kemudian hari.
Sekian dari penulis , sekali lagi penulis ucapkan terima kasih kepada semua.
Penulis
Juan Said
iii
DAFTAR ISI
ISI
Yaitu muatan curah yang berbentuk cairan yang diangkut dengan menggunakan
kapal-kapal khusus yang disebut kapal tanker. Contoh muatan curah cair ini adalah
bahan bakar, crude palm oil (CPO), produk kimia cair dan sebagainya.
Muatan Cair (Liquid cargoes) I Basil minyak (Oil product). Yaitu muatan olahan
dari basil minyak. Contoh : :MDF, Bensin, Kerosine, .Minyak kelapa sawit. dll.
Chemical Tankers
Kapal tankers ini dirancang khusus untuk membawa muatan atau cargo dalam
bentuk curah atas Chemical yang bersifat sangat mudah terbakar, berbahaya,
beracun, korosif & bereaksi dengan air.
Ini merupakan kapal minyak yang besar. Beberapa dari kapal ini memiliki bobot
mati lebih dari 400.000 ton, sedangkan bobot mati kapal umumnya 200.000 ton.
Kapal ini digunakan untuk mengangkut minyak mentah dari sumber minyak atau
tempat pengeboran minyak, biasanya di daerah Timur Tengah menuju ke tempat
pemurniannya / pengolahannya.
Kapal minyak mentah ini memiliki sebuah sistem pipa saluran yang cukup
sederhana dan kapasitas pemompaan yang tinggi untuk penghematan waktu pada
saat bongkar – muat berlangsung. Biasanya sebelum pemuatan diawalii dengan
pemanasan gulungan pipa .
Minyak-minyak di ballast kotor akan mengalir ke puncak air laut. Kebanyakan air
dari masing-masing tangki dapat dibongkar/buang ke laut, namun demikian puncak
lapisan dipompa ke tangki pembuangan. Air kotor dari saluran pencucian dan
pembersihan juga dipompa ke tangki pembuangan sebagaiman larangan untuk tidak
membuang air pembuangan /kotor ke laut. Campuran dalam tangki pembuangan
dibiarkan terpisah dan air bersihnya dipompa ke laut. Minyak pada puncak tangki
ditahan dalam kapal dan dibuang bersamaan dengan pembongkaran muatan
berikutnya.
Pada umumnya pemuatan untuk kapal jenis ini dilakukan dari darat . Biasanya
tangki didarat letaknya agak tinggi, hingga perbedaan permukaan cukup
menimbulkan tekanan pada pipa, tetapi pemuatan dapat juga terjadi dimana
diperlukan suatu pompa muatan yang bekerja didarat, apalagi kalau muatannya
dilakukan dari pengeboran lepas pantai yang tangkinya lebih rendah.
Kemudian pipa darat disambung (connect) dengan kran pipa kapal (manifold) , hal
ini harus dilakukan dengan hati – hati karena mungkin ada perbedaan tegangan
antara pipa kapal dengan pipa dari darat . Untuk menjaga perbedaan tegangan itu
maka dipasanglah kawat tembaga diantara pipa – pipa tersebut, kemudian dipasang
sakelar (sebelumnya dikenal dengan nama “bounding cable”), mengingat pada
pelaksanaan pemuatan “power kerosene” dan “avigas” walau dilakukan dengan hati
– hati dalam pemuatannya serta dengan kecepatan pemuatan dalam pipa yang
rendah tetapi masih sering menimbulkan listrik (electric statics) .
Temperatures :
Ada instruksi pemanasan yang perlu dipatuhi, jadi sah-sah saja jika mengambil
temperatur suhu muatan-muatan sebanyak dua kali sehari dan mengirimkan
salinannya ke ‘cosignee’. Kelalaian dalam hal suhu muatan bisa membuat jadi
kurang berkualitas. Sebaliknya ada yang susah sulit sekali dibongkar. Jika tidak
dipanaskan, beberapa muatan cair akan menjadi padat dan tidak bisa lagi
mengembalikan ke bentuk air lagi meskipun sudah dipanaskan.
Pada perhitungan muatan diatas kapal – kapal tanker pada umumnnya dilakukan
dalam bentuk perhitungan untuk mencari “Ullage” yang dinyatakan dalam meter
dan kemudian dirubah menjadi meter kubik untuk selanjutnya diubah menjadi ton.
Pihak pembuat kapal – kapal tanker telah melampirkan daftar kalibrasi untuk tiap
– tiap kapal tanker dimana telah dicantumkan kapasitas tangki dalam meter kubik
dan persamaannya dengan “dalam” atau “tinggi” Ullage untuk setiap 1/8 m atau
0,125 m setiap interval.
Adapun data – data yang dibutuhkan untuk merubah satuan “Meter Kubik” (cbm)
menjadi satuan dalam “Ton” adalah sebagai berikut :
1. Berat jenis cair.
2. Suhu atau temperatur zat cair.
3. Koefisien muai zat cair.
Biasanya kapal – kapal tanker telah dilengkapi dengan “tanker table” yang
berisikan akan semua data – data diatas ; sehingga apabila volume ( dalam meter
kubik ) suatu zat cair diketahui, berat zat cair tersebut diketahui, maka berat zat cair
tersebut dapat dihitung ( ton ). Volume zat cair ( meter kubik ) dapat juga diganti
langsung menjadi ton dengan cara penggunaan “stowage factor”nya yang telah
tercantum dalam tanker table kapal tersebut .
DAFTAR PUSTAKA
https://infokapal.wordpress.com/2009/09/16/muatan-cair-dlm-bulk-bulk-liquid-
cargo/
http://www.maritimeworld.web.id/2011/04/pengertian-muatan.html