PENDAHULUAN
Pada dasarnya sebuah tatanan struktur kenegaraan sangat diperlukan supaya pemerintahan dapat
berjalan dengan baik. Tatanan struktur kenegaraan dapat dilihat dari ranah hukum publik yang
akan dibahas dalam Hukum Tata Negara dimana di dalamnya terdapat aturan, cara dan adat
istiadat yang berlaku. Suatu organisasi kekuasaan yang biasa disebut negara selalu ada organ
atau alat perlengkapan yang mempunyai kemampuan dan wewenang untuk melaksanakan
kehendaknya kepada siapapun yang ada di wilayahnya. Dalam Teori Fiksi Hukum (Legal Fiction
Theory) disebutkan bahwa suatu negara dianggap telah memiliki konstitusi semenjak negara itu
terbentuk. Oleh karena itu sumber utama negara adalah konstitusi dimana salah satu makna dari
Tatanan struktur kenegaraan berisi aturan, cara, dan adat istiadat yang berlaku
Suatu Negara dianggap telah memiliki konstitusi sejak Negara itu dibentuk.
Di Indonesia UUD 1945 dijadikan sebagai landasan Konstitusional yang menjelaskan mengenai
tugas dan wewenang aparat pemerintah. Dan juga UUD 1945 sebagai konstitusi dan ciptaan
manusia perlu diadakan amandemen atau perubahan untuk pasal – pasal yang kurang sesuai
C. Tujuan Penulisan
2. Agar supaya dapat mengetahui alasan dan kesepakatan amandemen UUD 1945.
3. Agar supaya dapat mengetahui sejarah amandemen UUD 1945.
PEMBAHASAN
Amandemen merupakan prosedur penyempurnaan, tanpa harus langsung mengubah UUD dan
merupakan pelengkap serta rincian dari UUD asli. Selain itu, amandemen juga merupakan salah
satu hak legislatif untuk mengusulkan perubahan dalam suatu rancangan Undang-Undang yang
kemutlakan jika bangsa Indonesia menginginkan adanya Reformasi. Tujuannya adalah untuk
mewujudkan negara yang demokratis sekaligus makmur. Mengingat bahwa UUD 1945 disusun
pada masa persiapan kemerdekaan Indonesia dalam situasi yang serba mendesak, maka beberapa
pasal yang ada di dalamnya dipandang tidak lagi sesuai dengan situasi dan persoalan kenegaraan
UUD 1945 bersifat supel (elastis), hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa masyarakat itu terus
berkembang dan dinamis. Negara Indonesia akan terus tumbuh dan berkembang seiring
dengan perubahan zaman. Oleh karena itu, bangsa Indonesia harus tetap menjaga supaya sistem
Undang-Undang Dasar tidak ketinggalan zaman. Maka jelaslah bahwa UUD 1945 bisa diadakan
Menurut Sujatmiko, amandemen yang pokok itu tidak serampangan dan merupakan hal yang
serius. Konstitusi itu merupakan aturan tertinggi bernegara. Beliau berpendapat bahwa konstitusi
di negara kita belum sepenuhnya sempurna. Jika ingin menyempurnakan konstitusi satu-satunya
pilihan ialah amandemen. Dari beberapa referensi di atas amandemen haruslah dipahami sebagai
penambahan, atau perubahan pada sebuah konstitusi yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari naskah aslinya, dan diletakkan pada dokumen yang bersangkutan. Pemahaman lebih lanjut
adalah amandemen bukan sekedar menyisipkan kata-kata atau perihal baru dalam teks. Di sisi
lain, amandemen bukan pula penggantian. Mengganti berarti melakukan perubahan total dengan
merumuskan konstitusi baru mencakup hal-hal mendasar seperti mengganti bentuk negara, dasar
negara, maupun bentuk pemerintahan. Dalam amandemen UUD 1945 kiranya jelas bahwa tidak
ada maksud-maksud mengganti dasar negara Pancasila, bentuk negara kesatuan, maupun bentuk
pemerintahan presidensiil. Salah satu bentuk komitmen untuk tidak melakukan perubahan
terhadap hal-hal mendasar diatas adalah kesepakatan untuk tidak melakukan perubahan atas
Pembukaan UUD 1945. Dari penjelasan tersebut jelas bahwa yang harus mendasari Amandemen
melakukan koreksi terhadap pasal-pasal yang ada, tanpa harus melakukan perubahan terhadap
Dalam suatu rancangan Undang-Undang yang dimajukan oleh pemerintah, tidak etisapabila tidak
disertai dengan alasan-alasan yang jelas. Dalam hal ini kita berbicara mengenai amandemen
UUD 1945 sebagai sebuah landasan yang menyangkut seluruh kehidupan masyarakat. Ada
Sejarah pembuatan UUD 1995 didesain oleh para pendiri negara ditetapkan dalam suasana yang
tergesa-gesa.
Dari segi ini,UUD 1945 memiliki keterbatasan dan kelemahan yang tidak dpat dipakai sebagai
Pada kenyataannya desakan agar UUD 1945 diamandemen begitu gencar dengan kata lain ada
Selain adanya alasan, dalam melakukan amandemen diperlkukan adanya suatu kesepakatan.
Kesepakatan ini dilakukan antar fraksi MPR karena yang berwenang dan menetapkan UUD
adalah MPR. Kesepakatan antar fraksi ini terdiri dari pembukaan dan batang tubuh mempunyai
kedudukan yang berlainan, namun terjalin dalam hubungan yang bersifat kausal organis.
Perubahan pasal-pasal dalam UUD 1945 mensyaratkan adanya persetujuan MPR. Berikut
beberapa kesepakatan antara fraksi MPR dalam amandemen UUD 1945, antara lain :
5. Perubahan addendum : satu kesatuan antara bagian yang diubah dengan yang tidak diubah.
Dengan adanya alasan dan kesepakatan antara fraksi MPR dalam amandemen UUD 1945,
dimaksudkan supaya amandemen tersebut dapat lebih baik lagi atau maksimal dalam usaha
Dasar yang telah dibuat dapat sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat Indonesia saat ini
Amandemen I
Amandemen yang pertama kali ini disahkan pada tanggal 19 Oktober 1999 atas dasar SU MPR
14-21 Oktober 1999. Amandemen yang dilakukan terdiri dari 9 pasal, yakni:
Pasal 5, pasal 7, pasal 9, pasal 13, pasal 14, pasal 15, pasal 17, pasal 20, pasal 21.
Inti dari amandemen pertama ini adalah pergeseran kekuasaan Presiden yang dipandang terlalu
Amandemen II
Amandemen yang kedua disahkan pada tanggal 18 Agustus 2000 dan disahkan melalui sidang
umum MPR 7-8 Agustus 2000. Amandemen dilakukan pada 5 Bab dan 25 pasal. Berikut ini
Pasal 18, pasal 18A, pasal 18B, pasal 19, pasal 20, pasal 20A, pasal 22A, pasal 22B, pasal 25E,
pasal 26, pasal 27, pasal 28A, pasal 28B, pasal 28C, pasal 28D, pasal 28E, pasal 28F, pasal 28G,
pasal 28H, pasal 28I, pasal 28J, pasal 30, pasal 36B, pasal 36C.
Bab IXA, Bab X, Bab XA, Bab XII, Bab XV, Ps. 36A ;
Inti dari amandemen kedua ini adalah Pemerintah Daerah, DPR dan Kewenangannya, Hak Asasi
Amandemen III
Amandemen ketiga disahkan pada tanggal 10 November 2001 dan disahkan melalui ST MPR 1-
9 November 2001. Perubahan yang terjadi dalam amandemen ketiga ini terdiri dari 3 Bab dan 22
Pasal 1, pasal 3, pasal 6, pasal 6A, pasal 7A, pasal 7B, pasal 7C, pasal 8, pasal 11, pasal 17,
pasal 22C, pasal 22D, pasal 22E, pasal 23, pasal 23A, pasal23C, pasal 23E, pasal 23F, pasal
Kekuasaan Kehakiman.
Amandemen IV
Sejarah amandemen UUD 1945 yang terakhir ini disahkan pada tanggal 10 Agustus 2002
melalui ST MPR 1-11 Agustus 2002. Perubahan yang terjadi pada amandemen ke-4 ini terdiri
Pasal 2, pasal 6A, pasal 8, pasal 11, pasal16, pasal 23B, pasal 23D, pasal 24, pasal 31, pasal 32,
Inti Perubahan: DPD sebagai bagian MPR, Penggantian Presiden, pernyataan perang,
perdamaian dan perjanjian, mata uang, bank sentral, pendidikan dan kebudayaan, perekonomian
Tujuan dari amandemen UUD 1945 adalah untuk menyempurnakan UUD yang sudah ada agar
tetap sesuai dengan perkembangan zaman. Adapun amandemen yang dilakukan bertujuan untuk
membawa bangsa ini menuju perubahan yang lebih baik lagi di berbagai bidang dengan
PENUTUP
A. Kesimpulan
UUD 1945 memiliki keterbatasan dan kelemahan yang tidak dapat dipakai maka UUD 1945
Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menyempurnakan UUD yang sudah ada agar tetap sesuai
dengan perkembangan zaman dan untuk membawa bangsa ini menuju perubahan yang lebih baik
B. Saran
Dengan hasil makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi kita semua,bukan berarti kami sebagai
penyusun makalah ini saja tetapi juga semua pihak yang memerlukannya,agar makalah ini
sebagai acuan dalam menambah wawasan serta pengetahuan tentang amandemen UUD 1945 dan
DAFTAR PUSTAKA
Budiyanto.2005.Kewarganegaraan.Jakarta:Erlangga.
Daerah.Bandung:Alumni.
Huda, Ni’matul. 2005. Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta : Raja Grafindo Husada.