Anda di halaman 1dari 10

Sebagaimana ditulis harian Kompas “Situasinya sangat mendesak karena

pada 26 Januari 1973, Ali memberikan waktu itu perizinan harus dipermudah,”
teguran lisan di depan forum Konferensi jelas Chatib Basri, Menteri Keuangan
Kerja Para Kepala Insepktorat dan 2013-2014.
Inspeksi Bea dan Cukai. Pria lulusan Menteri Keuangan tiga periode itu K ek ac aua n di
Universitas Indonesia dan Universitas optimis langkah tersebut merupakan
California tersebut menyatakan tak upaya terbaik menuntaskan masalah Rua ng K er ja
segan-segan mengadakan tindakan ekonomi biaya tinggi. Ali lantas berhasil
perbaikan dalam tubuh Bea dan Cukai. meyakinkan sang Presiden. Dalam ***
Ia pun menekankan agar segala bentuk rapat kabinet terbatas yang dipimpin

B
penyelewengan dan penyelundupan Presiden Soeharto, lahirlah Instruksi irokrat yang satu ini
tidak terulang lagi. Presiden Nomor 4 Tahun 1985. Isinya, nampaknya tak pernah
Gebrakan lain yang Ali ambil untuk sementara waktu Bea dan Cukai ditutup menyusun kertas-kerta
meredam tindak kecurangan di Bea dan dan fungsinya digantikan oleh Société file-nya dalam suatu standar tertentu.
Cukai ialah penerapan mutasi pejabat Générale de Surveillance (SGS) dari Seperti diberitakan Kompas pada 7
eselon II antarunit eselon I. Pada 1978, Swiss. Desember 1988, pria ini berujar “I
Ali merealisasikan langkahnya. Direktur Sebuah terapi kejut dilancarkan don’t have a filing system, I have a
Cukai sempat digantikan pejabat dari Ali. Namun, keputusan tersebut bukan piling system – Saya tidak memiliki
unit eselon I lain dalam beberapa datang begitu saja. “Pak Ali adalah sosok sistem pengarsipan, saya hanya punya
kali kesempatan. Akan tetapi, hal yang punya visi sangat jelas, strategi, sistem penumpukan”, ujarnya. Meja
tersebut ternyata tak kunjung efektif leadership, nyali, determinasi, dan di ruang kerja Ali memang seringkali
meningkatkan kinerja Bea dan Cukai. kemampuan menjalankannya setahap penuh dengan tumpukan kertas
Ali bagai bertemu jalan demi setahap,” tutur Menteri Keuangan laporan, koran, map, serta buku. Ia
buntu. Hingga Presiden Soeharto Sri Mulyani. sendiri suatu kali pernah bercanda
mengangkatnya sebagai Menteri Terobosan fenomenal itu terbukti dengan menyebut kantornya sebagai
Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, ampuh. Prosedur ekspor impor menjadi “kendang ayam”. Uniknya, di sebuah
Industri, dan Pengawasan Pembangunan lebih mudah, biaya logistik menurun, sudut di ruang kerjanya, terpampang
pada 1983, Bea dan Cukai masih dan penerimaan dari sektor kepabeanan figura kecil bertulis, “Bless the Mess” –
dipenuhi benalu. Hingga akhirnya, dan cukai melonjak tinggi. Bea dan Cukai Berkatilah Kekacauan Ini. Meski ruang
pada tahun 1985, Ali membuat langkah berbenah, dan bisa kembali dipercaya kerjanya terkesan selalu berantakan,
penuh kejutan. Untuk meningkatkan menjalankan tugasnya. Kini institusi Ali tak pernah kehilangan selembar pun
kelancaran arus barang demi efektivitas tersebut makin bersih dan makin baik. kertas-kertas kerjanya. Andaipun Ali
kegiatan ekonomi, pria kelahiran 6 Mei “Keputusan ini adalah sumbangan luar tak menemukan yang ia cari, maka Nani
1928 itu mengusulkan kepada Presiden biasa dari Pak Ali Wardhana,” kata Sri Gandabrata, sekretaris kepercayaannya,
Soeharto untuk menutup Bea dan Cukai. Mulyani. akan sigap dengan copy arsip sang
Menteri.

***

VOL. XIII / NO. 145 / OKTOBER 2019 21


Laporan Utama

Ali Wardhana
mempermudah
prosedur ekspor
dan impor
untuk memacu
penerimaan dari
perdagangan
internasional

Foto
Perpusnas

Agar Berkah
P
embangunan jalan hingga ke pelosok,
program listrik masuk desa, irigasi
yang mengalirkan air ke pesawahan,

Minyak Tak Jadi


implementasi revolusi hijau melalui
kegiatan Bimbingan Masyarakat,

Musibah
hingga pendirian SD-SD Inpres dan
Puskesmas, adalah daftar panjang warisan
pembangunan Orde Baru yang hingga kini
masih terasa manfaatnya. Sesungguhnya,
semua derap pembangunan fisik dan
Teks Rukmi Hapsari dan Iis Zatnika
kesejahteraan sosial itu tak bisa dilepaskan
dari sosok Ali Wardhana.
Kontribusi sang Menteri Keuangan
tiga periode di era Orde Baru pada
Ali Wardhana menyadari betul, kemurahan pengganggaran berbagai program
alam kerap menjadi sumber masalah ketika pembangunan yang menyentuh
pengelolaannya tak bijak. infrastruktur, pangan dan sumber daya
manusia itu menjadi penanda, pemikiran,

22 M E D I AKE UAN G AN
dan kebijakannya telah menghasilkan bersumber pada ekspor produk olahan Indonesia disebut sebagai salah satu dari
dampak berganda. Manfaatnya dan pertanian. Ketika menjelang era sedikit negara yang bisa menghindari
berkelanjutan, bahkan dirasakan 60-an ditemukan cadangan gas alam dutch disease. “Itu adalah jasa Pak Ali
antargenerasi. dalam jumlah besar yang mendatangkan yang didukung Pak Widjojo Nitisastro¸
Namun, perisitiwa yang melatari devisa besar. Gulden Belanda mengalami sang arsitek perekonomian Orde Baru,”
kebijakan-kebijakan itu pun tak kalah penguatan dan memicu overvalued. ujar Sri Mulyani.
istimewa. Berkah oil boom atau lonjakan Akibatnya, harga produk olahan dan Ali, kata Sri Mulyani telah
penerimaan negara akibat perolehan pertanian menjadi relatif mahal di pasar memperkirakan, Indonesia tidak bisa
pendapatan negara dari sektor internasional dan kehilangan daya saing. hanya bergantung pada pendapatan
minyak, yang terjadi dua kali, pada Hingga pada akhirnya, kinerja kedua dari minyak. Indonesia harus siap
1973 serta 1978, telah mempengaruhi sektor ini turun drastis. mengantisipasi bila suatu ketika, harga
perekonomian Indonesia selama satu “Akhirnya ekspor industri lain di minyak terpuruk. Ali menyadari betul,
dekade. Sebagai pengekspor, Indonesia luar sumber daya alam, kehilangan daya kekayaan sumber daya alam secara teori
dihujani pemasukan sangat besar saing karena harga yang mahal,” ujar akan menunjang pertumbuhan ekonomi,
karena harga minyak melambung Chatib. tapi justru, negara yang kaya potensi
tinggi, yaitu USD3 per barel pada 1973 Namun, risiko itu sukses ditepis juga kerap gagal bertumbuh.
melonjak tajam menjadi USD30 pada Ali, sang punggawa anggaran. Marzuki “Pak Ali mampu mengelola
1978. Produksi minyak Indonesia pada Usman, mantan Menteri Pariwisata Pos penerimaan negara yang tiba-tiba
1977 mencapai 1,68 juta barel per hari, dan Telekomunikasi yang juga sempat melonjak tinggi untuk belanja yang
sedangkan konsumsi domestik hanya menjabat Ketua Badan Pengelola Pasar produktif. Padahal, negara-negara lain
300 ribu. Akibatnya, sisa produksi Modal (Bapepam) sekaligus mantan berpesta pora, membangun segala
minyak diekspor, sehingga penerimaan asisten pribadi Ali menceritakan, macam, menaikkan gaji, akhirnya sektor
negara pun berlimpah. Departemen Keuangan di bawah non tradeable atau barang dan jasa yang
“Sebagai negara pengekspor pimpinan Ali merumuskan kebijakan dikonsumsi di pasar lokal, justru tidak
minyak, Indonesia bak ketiban yang berhasil menghindarkan Indonesia maju,” ujar Sri Mulyani.
durian runtuh saat itu. Pemasukan dari kutukan minyak yang merundung
menjadi berlipat ganda,” ujar Chatib Iran dan Nigeria. “Sebaliknya, Indonesia Genjot manufaktur
Basri, mantan Menteri Keuangan. Ia berhasil menggunakan hasil dari Chatib Basri juga menyoroti langkah
mengomparasi kondisi tersebut dengan komoditi minyak itu untuk penguatan strategis Ali untuk mengantisipasi
yang terjadi pada 2017. Pada saat itu, fondasi ekonomi nasional,” kata Marzuki. kondisi nilai tukar rupiah agar terhindar
produksi minyak Indonesia hanya 949 Hal senada juga dipaparkan dari over valued yang terlalu kuat.
ribu barel per hari dengan konsumsi Menteri Keuangan Sri Mulyani Salah satunya dengan melakukan
hingga 1,65 juta barel. “Bisa dibayangkan Indrawati. Pada Repelita 1, pengeluaran devaluasi. Langkah Ali lainnya yang
saat itu, betapa kaya Indonesia dari pemerintah saat itu justru dioptimalkan juga patut diapresiasi ialah dukungan
penerimaan hasil ekspor minyak.” untuk mengembalikan produksi, penuh pada industri manufaktur. Ali
terutama pangan untuk memperkuat membenahi tata kelola pemerintahan
Hindari dutch disease perekonomian Indonesia. “Jadi saat sehingga lebih transparan dan bisa
Namun, saat itu Ali melakukan oil boom terjadi, kemiskinan drop, dipertanggungjawabkan.
serangkaian gebrakan yang kemakmuran dirasakan masyarakat, Strategi itu diwujudkan Ali melalui
menghindarkan Indonesia dari hingga didirikan Badan Usaha Logistik rangkain kebijakan yang mempermudah
fenomena dutch disease. Ketika berkah (Bulog). Pak Ali membuat logistik yang prosedur ekspor dan impor. Selain itu,
minyak melimpah akibat oil bom, justru komprehensif serta fundamental Ali juga melakukan penurunan biaya
menjadi musibah. Istilah dutch disease economic management yang prudent, logistik, serta memacu penerimaan dari
sendiri berawal dari penemuan sumber betul-betul strategis serta memikirkan perdagangan internasional. “Semua
daya alam di negeri Belanda yang kebutuhkan masyarakat,” ujar Sri bertujuan agar berkah minyak itu
semula dianggap berkah, tetapi ternyata Mulyani. menjadi motor pembangunan sektor
secara alamiah, justru menyimpan industri,” kata Chatib.
potensi merusak tatanan perekonomian. Menolak berfoya-foya
Sebelum 1959, perekonomian Belanda Berkat strategi Ali, lanjut Sri Mulyani,

VOL. XIII / NO. 145 / OKTOBER 2019 23


Laporan Utama

Berimbang Dahulu,
B
ung Karno tersenyum,
nasionalisme terbakar dan

Bertumbuh
Indonesia pun berbangga!
Selain sukses menyelenggaraan
Asian Games, pesta olahraga

Kemudian
se-Asia pada 1967, atlet-atlet nasional
berhasil meraih 51 medali, menempatkan
negara ini di peringkat kedua setelah
Jepang. Gelora Senayan, kini Gelora
Teks Rukmi Hapsari dan Iis Zatnika Bung Karno, yang berdiri megah menjadi
saksi kebanggaan Indonesia menjadi
tuan rumah bagi pertandingan yang
Gebrakan Ali Wardhana pada APBN, menegosiasikan utang melibatkan 15 negara.
dan merintis kebijakan berimbang, sukses mengungkit
pertumbuhan ekonomi.

Ali Wardhana
melakukan
konsolidasi
fiskal berupa
sistem anggaran
berimbang

Foto
Perpusnas

24 M E D I AKE UAN G AN
Indonesia pada era Orde Lama, Indonesia saat itu melakukan stabilitasi perekonomian. Sedangkan
menjalankan politik mercusuar nan ekonomi, salah satunya dengan kebijakan APBN berimbang yang
agresif, memupuk nasionalisme dan menegosiasikan ulang pembayaran diimplementasikan Ali, menempatkan
pengakuan internasional dengan utang, kesuksesan strategi duet Ali dan kebutuhan fiskal sama besar dengan
berbagai proyek fenomenal, berwujud Widjojo ini, hingga sekarang, dinilai kapasitas yang dihimpun.Kebijakan
aneka bangunan monumental seperti sangat legendaris. “Kita nggak tahu APBN berimbang Ali sukses menurunkan
Hotel Indonesia, Monumen Nasional, berapa utang saat itu dan pinjam ke inflasi dari 650% menjadi 20% dalam
termasuk komplek Gelora Senayan, siapa saja. Utangnya banyak sekali, tiga tahun masa jabatannya.
hingga kegiatan yang mencuri perhatian karena pemerintah memang tidak punya
dunia. uang. Renegosiasi itu yang disebut Paris Ada penerimaan, ada belanja
Kebanggaan yang menyulut Club. Indonesia menjadi negara yang Peranti fiskal dipakai untuk
nasionalisme bangsa itu, bagi Ali mampu mendapatkan skema penundaan distribusi dan alokasi pembangunan.
Wardhana yang menjabat Menteri pembayaran utang yang luar biasa “Ali Wardhana bisa dikatakan sebagai
Keuangan saat Orde Baru berkuasa sangat lunak. Utang Indonesia ditunda menteri keuangan pertama yang
pada 1968, menyisakan tantangan. hampir 45 tahun dengan bunga nol membangun fondasi disiplin kebijakan
Proyek-proyek yang mengukuhkan persen,” ujar Sri Mulyani. fiskal,” ujar Chatib. Artinya, sebagai
nasionalisme, kedaulatan dan keamanan Senada dengan Sri Mulyani, Chatib menteri keuangan, Ali hanya mau
teritorial Orde Lama yang butuh banyak Basri, Menteri Keuangan 2013-2014, membelanjakan anggaran jika disertai
ongkos, diwariskan Orde Lama dalam menegaskan konsolidasi fiskal yang penerimaan yang legitimate.
wujud APBN yang sarat defisit. dilakukan Ali merupakan implementasi Usai persoalan utang dan inflasi
“Saat itu fiskal dilakukan secara sistem anggaran berimbang. “Walaupun dibenahi, Ali membangun fondasi
unlimited. jangan lupa Presiden anggaran diseimbangkan dari utang, ekonomi baru. Pendekatan makro
Soekarno waktu itu melakukan politik dari Bank Dunia dan lembaga lainnya. ekonomi terutama fiskal dan moneter,
yang sangat heavy kepada masalah Namun, karena pinjaman luar negeri, dilakukan disiplin. “Karena sebelumnya,
security termasuk konfrontasi, dengan nggak ada efek kontraksi di dalam kalau dilihat fiskal dan moneter yang
Belanda karena Papua, juga dengan negeri. Berbeda dengan pembiayaan cetak uang terus menerus jadi sumber
Malaysia,” ujar Menteri Keuangan Sri dari pajak. Ada uang masyarakat yang terhadap destabilisasi dan rusaknya
Mulyani. diambil,” ujar Chatib. ekonomi,” ujar Sri Mulyani.
Buat mendanai kepentingan itu, Keputusan untuk menentukan
Indonesia mendapatkan pinjaman dari postur APBN, yang merupakan diskresi Derap pembangunan pun dimulai
Uni Soviet dan China untuk membeli pemerintah, akan menentukan apakah Strategi Ali dan tim ekonomi lainnya
peralatan militer, setelah sebelumnya akan bersifat defisit, surplus atau pun berdampak. APBN berimbang
mendapat kredit dari Amerika berimbang. Kebijakan defisit ditandai mendukung pertumbuhan, mendorong
Serikat. “Semuanya butuh biaya, tapi kebutuhan fiskal yang direncanakan sektor produksi, terutama pertanian
penerimaan pajak tidak cukup, begitu APBN lebih tinggi dari kapasitas yang yang menguasai hajat hidup orang
pula dari minyak,” kata Sri Mulyani. dapat dihimpun, sehingga pemerintah banyak. Tak hanya itu, APBN juga
Akibatnya jumlah uang yang beredar membutuhkan sumber pendanaan mendorong pembangunan sumber daya
jauh lebih besar dari kemampuan baru, dalam bentuk pinjaman atau manusia, pendidikan, kesehatan, hingga
produksi nasional, angka inflasi saat itu, hibah. Kebijakan defisit bersifat program keluarga berencana yang saat
menurut mantan Menteri Keuangan ekspansif, mendorong ekonomi agar itu sangat penting
Chatib Basri, menyentuh angka 650 mampu tumbuh. Saat ini Indonesia “Pada jaman Widjojo dan Ali inilah
persen. Pembenahan pun dilakukan Ali mengaplikasikan kebijakan defisit dalam pembangunan ekonomi Indonesia
berduet dengan Widjojo Nitisastro, sang postur APBN-nya. dilakukan dengan prinsip- prudent,
arsitek perekonomian Indonesia, yang Kebalikannya, kebijakan surplus, fokus pada hal fundamental. Artinya
sama-sama duduk di kabinet sepanjang ketika kapasitas fiskal yang dihimpun kebijakan keuangan terutama fiskal dan
tiga periode. lebih besar dari kebutuhan APBN. moneter harus mampu menciptakan
Kebijakan ini bersifat kontraktif, fondasi stabilitas, agar ekonomi
Renegosiasi utang nan legendaris melambatkan pertumbuhan ekonomi tumbuh,” ujar Sri Mulyani.
Ali dan tim kabinet ekonomi untuk menghindari overheating

VOL. XIII / NO. 145 / OKTOBER 2019 25


Laporan Utama

Penakluk
Hiperinflasi
Teks Moh. Farhan Zuhri dan Iis Zatnika

Usia muda bukan berarti tak punya taji untuk menata ekonomi.
Dua tahun saja angka inflasi yang fantatis dipangkas, ditebus
dengan perubahan-perubahan besar pada kebijakan ekonomi.

T
opik inflasi yang mencapai Keguncangan finansial pada era pemerintahan
650 persen mengemuka dalam sebelumnya menyisakan masalah. Negara butuh ongkos tinggi
suatu rapat kabinet pada untuk membiayai pembangunan mercusuar dan berbagai
tahun 1968. Rapat yang rutin kepentingan non-ekonomi. Bank Indonesia (BI) yang saat
diselenggarakan setiap Selasa itu sebagai bagian dari pemerintahan diminta jadi solusi.
itu dipimpin langsung oleh Presiden Pemerintah masih bisa dengan leluasa memerintahkan BI
Soeharto. Ali Wardhana sang Menteri mencetak uang guna mendanai kebutuhan negara. Disinyalir,
Keuangan saat itu meminta Marzuki hal ini pula yang menjadi salah satu pemicu utama serbuan
Usman untuk menyiapkan laporan hiperinflasi.
kondisi keuangan negara. Marzuki yang Ali yang saat itu masih sangat muda, kata Menteri
baru saja lulus dari Universitas Gadjah Keuangan Sri Mulyani, karena belum genap berusia 40 tahun
Mada dengan sigap merampungkannya. saat bergabung dengan kabinet, membuktikan kinerjanya.
Termasuk di dalam laporan adalah “Saat beliau menjabat, usinya jauh lebih muda daripada saya.
seputar angka inflasi yang super tinggi. Namun, bersama Pak Widjojo Nitisastro, sang arsitek ekonomi
“Pak Ali meminta saya Indonesia di era Orde Baru, Pak Ali berhasil menyelamatkan
mengkoordinir bahan-bahan yang Indonesia yang kondisinya serba sulit,” ujar Sri Mulyani.
akan dibahas. Saat itu memang metode Upaya pengendalian hiperinflasi sesungguhnya sudah
pengukuran belum secanggih seperti dilakukan sebelum Ali menjabat menteri. Pada tahun 1967 ia
saat ini, data juga lebih banyak diambil masuk ke dalam Tim Ahli Ekonomi yang dibentuk khusus oleh
dari Jakarta karena kondisi daerah lain Presiden Soeharto. Berbagai kebijakan strategis yang dibuat
belum memungkinkan diambil angkanya. kemudian sukses memangkas laju inflasi hingga berhasil
Namun, Pak Ali memutuskan hasil data diturunkan menjadi 112 persen pada 1967. Setahun kemudian,
itu representatif,” kenang Marzuki, menjadi 85 persen dan menukik tajam hingga 10 persen
mantan Ketua Badan Pengawas Pasar pada 1969. Perekonomian nasional pun kembali berdenyut.
Modal dan Lembaga Keuangan yang saat “Sebelumnya, bahkan pertanian, andalan Indonesia yaitu
itu menjadi asisten pribadi Ali. sektor perekonomian mengalami kemerosotan. Fondasi

26 M E D I AKE UAN G AN
ekonomi yang dibangun Pak Ali dan
Pak Widjojo mampu menciptakan
pertumbuhan,” kata Sri Mulyani.
Ali menghentikan praktik
pencetakan uang oleh BI untuk
membiayai pengeluaran pemerintah
dan menerapkan kebijakan anggaran
berimbang. Defisit dibiayai oleh
pinjaman multilateral dan bilateral luar
negeri dengan bunga yang sangat lunak.

BI pun mandiri
Gebrakan lain yang dilakukan Ali,
kata mantan Menteri Keuangan Chatib,
yaitu memisahkan fungsi fiskal dan
moneter. BI menjadi independen sebagai
pengawal moneter, walaupun secara
koordinatif masih berada di bawah
Dewan Moneter yang dipimpin Menteri
Keuangan. “BI tidak bisa menjadi Pemerintah
berhasil
kasir, harus dibuat independen,” kata mengendalikan
Chatib. Kebiasaan mencetak uang yang hiperinflasi pada
saat itu
sebelumnya, dianggap sebagai langkah
mudah untuk memecahkan persoalan
ekonomi, mendorong pertumbuhan dan
menciptakan pekerjaan, dihentikan. Foto
Perpusnas

VOL. XIII / NO. 145 / OKTOBER 2019 27


Pemerintah
berhasil
mengendalikan
hiperinflasi pada
saat itu

Foto
Perpusnas

Strategi itu, menurut Chatib, menjadi pilihan terbaik, tukar mengambang, kekacauan harga
karena pembangunan kemudian bisa berjalan dan minyak global serta perubahan drastis
menghindarkan kontraksi di dalam negeri karena pendanaan harga minyak yang naik pada 1970-an
“Sebagai
bersumber dari luar negeri. yang kemudian turun pada 1980-an.
Menteri Langkah Ali lainnya, disiplin anggaran yang dijalankan Pada 1980 dunia juga menghadapi
Keuangan, Pak dengan ketat. “Sehingga kebutuhan domestik terpenuhi, kondisi stagflasi yang dipicu kombinasi
Ali menghapus kemiskinan dan kelaparan, lapangan kerja dibuka antara inflasi dan resesi ekonomi, yang
dan pemerintah mendapat kepercayaan dari masyarakat menghasilkan Plaza Accord, perjanjian
berupaya
Indonesia,” ujar Sri Mulyani. yang dihasilkan dari depresiasi dolar
seoptimal AS terhadap nilai tukar Jepang, Jerman,
mungkin Bangun fondasi dasar dan Inggris. Situasi global memengaruhi
melaksanakan Ali juga menginisiasi fondasi dasar kebijakan Indonesia karena ketergantungan

kebijakan yang penganggaran, kebijakan moneter, serta kebijakan nilai tukar tinggi terhadap minyak sebagai sumber
yang berfokus pada stabilisasi harga, yaitu tingkat inflasi keuangan negara dan ekonomi, juga
dinilainya dan nilai tukar. Program itu tentu tidak mudah, membangun intensnya hubungan perdagangan dan
baik seperti fondasi kebijakan makroekonomi membutuhkan dukungan investasi dengan Jepang dan Amerika
liberalisasi, politik untuk membatasi pengeluaran anggaran dan Serikat.
pasar bebas, mengarahkannya pada pengeluaran produktif. Ali pun memberlakukan kurs
Tantangan lainnya yang sukses dihadapi Ali adalah mengambang terkendali yang ditetapkan
dan penguatan
perubahan struktural. Pada 1970-an dan 1980-an Ali bersamaan dengan kebijakan devaluasi
aturan serta memerankan peranan penting perekonomian Indonesia, Rupiah, sebesar 33 persen, pada 1978.
institusi." ketika kondisi global tidak stabil dan tidak pasti, tantangan Pada sistem ini, nilai tukar rupiah
muncul dari perubahan sistem standar emas pada sistem nilai diambangkan terhadap sekeranjang

28 M E D I AKE UAN G AN
mata uang negara-negara mitra dagang pertumbuhan, salah satunya industri
utama Indonesia. BI menetapkan kurs manufaktur yang terbantu akibat
indikasi dan membiarkan kurs bergerak insentif pada impor barang modal.
di pasar dengan rentang atau spread Ekonomi bergerak, industri berderap,
tertentu. Maksud dari sistem nilai tukar dan Indonesia pun bertumbuh. In v e s ta si Sumber
tersebut, meskipun diarahkan ke sistem
nilai tukar mengambang, tetapi tetap Mengawal dekade kritis Indonesia
Daya M a nusi a
masih ada unsur pengendalian. Sri Mulyani menegaskan, Ali
Pada saat sistem nilai tukar sukses melanjutkan disiplin fiskal
mengambang terkendali ini diterapkan dan kebijakan moneter selama dua ***
di Indonesia, nilai tukar rupiah terus dekade kritis bagi Indonesia. “Dengan
mengalami depresiasi terhadap dolar AS mengimplementasikan kebijakan

P
antara Rp650/USD sampai Rp2.500/ nilai tukar atau devaluasi. Langkah ada masa kepimpinan Ali
USD. “Kita membolehkan terjadi ini dilakukan untuk mempertahankan Wardhana sebagai Menteri
depresiasi, tapi range-nya hanya 5 daya saing, menghilangkan hambatan Keuangan, ia telah banyak
persen. Jadi rupiah selalu bergerak terhadap pinjaman dan investasi asing. melakukan gebrakan reformasi termasuk
dalam lebih kuat atau lebih lemah dari 5 Menteri alumnus Universitas Indonesia di dalamnya down sizing organisasi
persen,” ujar Chatib. dan Universitas Illinois di Urbana- dan juga yang tak kalah penting adalah
Keunggulan mengadopsi kurs Champaign tersebut mengatakan, investasi sumber daya manusia (human
mengambang terkendali antara lain “Wujud implementasinya, dilakukan investment). Ali memiliki keyakinan
mampu menjaga stabilitas moneter kebijakan yang liberal pada pinjaman bahwa mendidik karyawan bukanlah
dengan lebih fleksibel, adanya aktifitas yang akan mendukung aktivitas ekspor dianggap sebagai cost, akan tetapi
demand dan supply dalam pasar valuta serta melibatkan industri padat karya.” merupakan investasi. Rupanya jauh
asing akan mampu menstabilkan nilai Ali pun taktis mengelola penerimaan hari, Ali telah menerapkan ide human
tukar sesuai dengan kondisi ekonomi minyak dan gas bumi untuk mendorong investment. Di masa kepemimpinannya,
yang terjadi serta memadukan sistem permintaan dan meningkatkan ia telah mengirimkan banyak staf
tetap dan mengambang. produktivitas. Kombinasi rangkaian dan pegawai Departemen Keuangan
Pembelajarannya, kata Chatib, kebijakan makro dan kebijakan untuk belajar ke luar negeri guna
dampak yang harus diantispasi, devisa struktural itu sukses menstabilkan mendapatkan gelar Master dan Doktor.
tetap harus selalu tersedia dan siap inflasi. Peningkatan investasi Sumber Daya
digunakan sewaktu-waktu. Selain itu, “Sebagai Menteri Keuangan, Manusia ini dimulai sejak tahun 1973
terjadi pula persaingan yang ketat Pak Ali berupaya seoptimal mungkin dengan mengirimkan 2 orang pegawai
antara pemerintah dan spekulan dalam melaksanakan kebijakan yang dinilainya Departemen Keuangan saat itu untuk
memprediksi dan menetapkan kurs. Pun, baik seperti liberalisasi, pasar bebas, menuntut ilmu ke Amerika Serikat.
pemerintah tidak selamanya mampu dan penguatan aturan serta institusi.
mengatasi neraca pembayaran atau Namun, dalam konteks kekuasaan Orde
perdagangan. “Pada 1998 kita nggak kuat Baru, dia tidak bebas untuk mengoreksi,” ***
pada waktu itu karena kalau kita mau kata Sri Mulyani.
coba bikin kurs mengambang terkendali Sri Mulyani memaparkan,
seperti yang di-adopt Pak Ali, cadangan sebagai sesama teknokrat di posisi
devisa kita akan habis. Kan kalau ingin Menteri Keuangan, Ali juga dirinya
mempertahankan nilai tukar, setiap kali harus menjawab tiga tantangan yang ekonomi, yaitu kebijakan makro,
ada permintaan dolar, Anda musti suplai dipastikan akan dihadapi mereka yang struktural dan pengembangan
dolar,” ujar Chatib. dipercaya mengelola perekonomian institusi. Pak Ali adalah teknokrat yang
Namun, saat Ali memberlakukan suatu negara, baik negara maju maupun berkontribusi besar pada perjalanan
kebijakan itu, sistem kurs sukses berkembang. “Ketiga tantangan itu sejarah perekonomian negeri ini,” ujar
mengalirkan dampak pada menentukan ukuran kesuksesan Sri.

VOL. XIII / NO. 145 / OKTOBER 2019 29


30 M E D I AKE UAN G AN

Anda mungkin juga menyukai