Anda di halaman 1dari 9

JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 1 TAHUN 2016

(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 48-56)

PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK BUNGA MAWAR


MERAH (Rosa damascena Mill) TERHADAP STABILITAS WARNA
ANTOSIANIN AGAR-AGAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI
THE INFLUENCE OF VARIOUS CONCENTRATION OF RED ROSES (ROSA
DAMASCENA MILL) FLOWER EXTRACT TO ANTHOCYANIN COLOR
STABILITY JELLY AS BIOLOGY LEARNING SOURCE

Ratna Wulandari 1), Moch. Agus Krisno B. 1), Lud Waluyo 1)


1)
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Malang
e-mail: wulan.ratna82@gmail.com

ABSTRAK
Tumbuhan bunga mawar merah (Rosa damascena Mill) merupakan tanaman yang dapat
dibudidayakan di Indonesia. Bunga mawar merah memiliki kandungan pigmen alami yaitu
antosianin yang dapat dijadikan sebagai pewarna makanan. Mahkota bunga mawar mengandung
pigmen antosianin yang tergolong flavonoid dan jenis antosianin sianidin yang dapat berfungsi
sebagai aktioksidan atau menangkal radikal bebas. Pigmen sebagai bioaktif merupakan senyawa
yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh berbagai konsentrasi ekstrak bunga mawar merah dan mengetahui konsentrasi ekstrak
bunga mawar yang paling berpengaruh terhadap stabilitas warna antosianin pada agar-agar. Jenis
penelitian adalah True Experimental Research, yaitu dengan adanya perlakuan, ulangan dan
kontrol. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 6 perlakuan
(0%, 1%, 2%, 3%, 4%, dan 5%) dan diulang sebanyak 4 kali. Populasi dalam penelitian ini adalah
agar-agar. Sampel dalam penelitian ini adalah agar-agar yang ditambahkan dengan ekstrak bunga
mawar merah. Data yang diperoleh dianalisis dengan Uji Anava Satu Arah dilanjutkan dengan Uji
Duncan’s 5%. Hasil penelitian dengan menunjukkan ada pengaruh berbagai konsentrasi ekstrak
bunga mawar merah terhadap stabilitas warna antosianin agar-agar. Hasil uji untuk stabilitas
warna konsentrasi yang paling berpengaruh untuk kecerahan warna merah adalah konsentrasi 4%,
dan 5%, sedangkan warna kuning adalah konsentrasi 0%.

Kata Kunci: Bunga Mawar Merah, Stablitas Warna Antosianin

ABSTRACT
Red roses flower (Rosa damascena Mill) is plant which can be cultivated in Indonesia. Red roses
flower have a natural pigment contain that anthocyanin which can be used as food coloring. The
crown of roses flower contain an anthocyanin pigment that include to flavonoid and kind of sianidin
anthocyanin which have a function as antioxidant or free radical preventing. Pigment as bioactive is
important compound that useful for human health. The aim of this research is to know various
concentration influence of red roses flower extract and to know effective concentration that the most
influence to color stability of anthocyanin jelly. Research types with treatment, repetition, and
control. The design of this research using completely randomized design (RAL), with 6 treatment
(0%, 1%, 2%, 3%, 4%, and 5%) and repeated 4 times. Population of this research is jelly. Sample of
this research is jelly which added by red roses flower extract. If the data result is have normality,
that the data is analysed by Anava one-way test and continue with Duncan’s 5%. Result of this
research shown that there was influence of various concentration of red roses flower extract to
color stability of anthocyanin jelly. Result test for color stability, the most influence concentration
for brightness is 4%, red color is 5%, and yellow color is 0%.
Keywords: Anthocyanin, Color Stability, Flower, Red Rose

Ratna Wulandari dkk, Pengaruh Berbagai Konsentrasi 48


JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 1 TAHUN 2016
(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 48-56)

Perkembangan teknologi semakin digunakan dan dikonsumsi bagi kesehatan


canggih dan penggunaan zat warna sudah (Winarno, 2004).
semakin luas terutama dalam makanan dan Tanaman bunga mawar merah (Rosa
minuman tetapi untuk penggunaan damascena Mill) merupakan tanaman yang
pewarna alami yang berasal dari tanaman dapat dibudidayakan di Indonesia.
saat ini semakin berkurang sebab banyak Tanaman ini tumbuh baik di daerah yang
masyarakat yang lebih memilih mempunyai ketinggian mencapai 700-1000
menggunakan pewarna sintetis atau di atas permukaan laut yang sejuk dan
pewarna tekstil. Sebab, pewarna sintetis lembab. Tanaman mawar tumbuh pada
harganya lebih murah dan proses iklim yang tropis dan sub-tropis. Bunga
produksinya lebih cepat kemudian untuk mawar juga banyak dikenal oleh
pewarna tekstil harganya lebih murah dan masyarakat, karena memiliki keindahan
menghasilkan warna yang cerah, tetapi dan aroma yang harum. Bunga mawar
pewarna tekstil atau pewarna sintetik dapat dimanfaatkan sebagai pajangan dan
kurang aman untuk dikonsumsi karena hiasan (Windi, 2014).
bersifat karsinogenik dan beracun yang Kandungan kimia bunga mawar
berbahaya bagi kesehatan (Winarno, cukup beragam, yaitu tannin, geraniol,
2004). nerol, citronellol, asam geranik, terpene,
Pewarna alami yang berasal dari flavonoid, pektin polyphenol, vanillin,
tanaman merupakan pewarna alami yang karotenoid, stearopten, farnesol, eugenol,
mudah didapat dan dijumpai. Masyarakat feniletilakohol, vitamin B, C, E, dan K.
dapat menggunakan langsung dari tanaman Banyaknya kandungan pada bunga mawar
yang ada di sekitar rumah dan pekarangan, merah menjadi alasan bunga ini dapat
maka pewarna alami dari tumbuhan akan dijadikan sebagai bahan baku obat, antara
menjadi lebih murah bahkan lebih mudah lain sebagai pengobatan aroma terapi, anti
diperoleh dibandingkan dengan pewarna kejang, pengatur haid, menyembuhkan
sintetik (Saati, 2006). sekresi empedu, dan menurunkan panas
Salah satu pewarna makanan yang badan (daun dan kelopak bunga mawar).
dapat digunakan dan dapat dikonsumsi Aroma wangi pada bunga mawar
adalah pewarna makanan yang berasal dari disebabkan kandungan minyak atsiri di
tanaman yaitu bunga mawar merah yang dalamnya, minyak atsiri pada mawar
dapat menghasilkan warna antosianin. mengandung senyawa phenyl ethyl
Penambahan zat pewarna antosianin atau alcohol, geraniol, nerol, dan citronellol.
pewarna alami dalam makanan dan Kandungan senyawa tersebut merupakan
minuman mempunyai pengaruh yang bahan parfum yang harum. Mawar merah
sangat besar terhadap selera dan daya tarik dapat digunakan sebagai antiseptik,
para konsumen (Djarismawati, 2004). antispasmodik, antiviral dan antibakteri
Agar-agar merupakan olahan (Windi, 2014).
makanan yang mengandung pewarna yang Mahkota bunga mawar mengandung
diminati oleh anak-anak ataupun orang antioksidan yang berfungsi untuk
dewasa, karena agar-agar memiliki warna- menangkal radikal bebas. Mahkota bunga
warna yang menarik. Olahan makanan ini mawar juga diketahui mengandung pigmen
banyak dijual di pasaran dengan antosianin yang tergolong flavonoid dan
menggunakan pewarna sintetik atau jenis antosianinnya adalah pelargonidin
pewarna tekstil. Penggunaan pewarna dan sianidin, dapat berfungsi sebagai
sintetik dan tekstil dapat mengganggu bahan penangkap radikal bebas atau zat
kesehatan tubuh dibandingkan dengan antioksidan. Bunga mawar merah tua
pewarna alami yang berasal dari tanaman mengandung pigmen sianidin dan bunga
atau tumbuh-tumbuhan yang aman mawar merah muda mengandung pigmen
pelargonidin (Saati, 2006).

Ratna Wulandari dkk, Pengaruh Berbagai Konsentrasi 49


JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 1 TAHUN 2016
(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 48-56)

Penelitian ini bertujuan untuk ekstrak bunga mawar merah yaitu selama
mempelajari pengaruh pemberian 1x24 jam, serta suhu saat memasak dan
konsentrasi ekstrak bunga mawar merah metode memasak.
terhadap stabilitas warna merah pada agar- Metode pengambilan data intensitas
agar dan untuk mengetahui konsentrasi warna merah agar-agar ini adalah observasi
ekstrak bunga mawar merah yang memiliki eksperimental, karena data yang diperoleh
pengaruh paling baik terhadap stabilitas adalah data uji laboratorium yang berupa
warna merah pada agar-agar. data tentang analisa intensitas warna.
Penelitian ini diharapakan dapat Masing-masing data hasil pengamatan
menambah khasanah keilmuan bagi nantinya akan dimasukkan pada tabel serta
penulis tentang pengaruh pewarna alami dianalisis menggunakan ANAVA dan
dari ekstrak bunga mawar merah serta dilanjutkan dengan uji Duncan dengan
memperluas terapan keilmuan peneliti dan taraf signifikan 5% .
memberikan informasi tentang
pemanfaatan dari mahkota bunga mawar HASIL DAN PEMBAHASAN
merah sebagai pewarna alami yang
penggunaannya aman bagi kesehatan, Berdasarkan penelitian stabilitas
harga yang relatif murah dan mudah warna merah agar-agar pada bulan
didapat. September-Desember di Laboratorium
Ilmu Teknologi dan Pangan Universitas
METODE PENELITIAN Muhammadiyah Malang dan Laboratorium
Kimia Universitas Muhammadiyah Malang
Jenis peneliti yang dilakukan adalah Kampus III, hasil dari penelitian meliputi:
eksperimental sesungguhnya (True 1) ekstraksi bunga mawar merah dan agar-
Experimental Research). Menurut agar yang telah ditambahkan ekstrak bunga
Sugiyono (2010), mengatakan bahwa mawar merah, 2) analisa data stabilitas
dalam penelitian eksperimental peneliti warna merah agar-agar.
dapat mengontrol semua variabel luar yang
mempengaruhi jalannya eksperimen. Ekstraksi
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
Ilmu Teknologi dan Pangan UMM dan Tabel 1. Hasil Rerata Pengamatan Stabilitas
Laboratorium Kimia UMM. Warna Antosianin (Kecerahan) Agar-Agar
Populasi dalam penelitian ini adalah No. Perlakuan Kecerahan
1 P0 (0%) 35,53
agar-agar. Sampel yang digunakan dalam 2 P1 (1%) 36,58
penelitian ini adalah agar-agar. Teknik 3 P2 (2%) 40,05
sampling yang digunakan dalam penelitian 4 P3 (3%) 37,38
adalah simple random sampling, yaitu 5 P4 (4%) 33,13
pengambilan anggota sampel dari populasi 6 P5 (5%) 33,35
dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam Berdasarkan Tabel 1 pada perlakuan
populasi itu (Sugiyono, 2010). ekstrak bunga mawar merah dengan
Variabel bebas dalam penelitian ini konsentrasi 2% menghasilkan agar-agar
adalah konsentrasi ekstrak bunga mawar dengan tingkat kecerahan paling tinggi
merah, yaitu 0%, 1%, 2%, 3%, 4% dan yaitu dengan rata-rata kecerahan sebesar
5%. Variabel terikat dalam penelitian ini 40.05. Sebaliknya perlakuan ekstrak bunga
adalah stabilitas warna merah (intensitas mawar merah dengan konsentrasi 4%
warna meliputi tingkat kecerahan, menghasilkan agar-agar dengan kecerahan
intensitas warna merah, dan intensitas paling rendah yaitu dengan rata-rata
warna kuning). Variabel kontrol dalam kecerahan sebesar 33,13.
penelitian ini adalah lama waktu maserasi

Ratna Wulandari dkk, Pengaruh Berbagai Konsentrasi 50


JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 1 TAHUN 2016
(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 48-56)

Hasil Uji Normalitas Kecerahan Berdasarkan Tabel 2 perlakuan


Berdasarkan hasil uji normalitas ekstrak bunga mawar merah dengan
berbagai konsentrasi ekstrak bunga mawar konsentrasi 5% menghasilkan agar-agar
merah terhadap antosianin agar-agar untuk dengan intensitas warna merah paling
uji tingkat kecerahan (L) data berdistribusi tinggi yaitu dengan rata-rata intensitas
normal. Data yang diperoleh dengan warna merah sebesar 1,48. Sebaliknya
melihat nilai Lhitung < Ltabel (0,181), pada perlakuan ekstrak bunga mawar merah
taraf signifikansi 0,05, sehingga H0 dengan konsentrasi 0% menghasilkan
diterima artinya data berdistribusi normal. intensitas warna merah.

Hasil Uji Homogenitas Kecerahan Hasil Uji Normalitas Stabilitas Warna


Berdasarkan hasil uji homogenitas Berdasarkan hasil uji normalitas
berbagai konsentrasi ekstrak bunga mawar berbagai konsentrasi ekstrak bunga mawar
merah terhadap antosianin agar-agar untuk merah terhadap antosianin agar-agar untuk
uji tingkat kecerahan (L) diketahui bahwa uji intensitas warna merah (a+) data
data yang diperoleh dengan melihat nilai berdistribusi normal. Data yang diperoleh
X2terkoreksi < X2tabel (11,07) pada taraf dengan melihat nilai Lhitung < Ltabel (0,181),
signifikansi 0,05 sehingga H0 diterima, pada taraf signifikansi 0,05, sehingga H0
artinya semua varian data yang diperoleh diterima artinya data berdistribusi normal.
adalah homogen.
Hasil Uji Homogenitas Stabilitas Warna
Hasil Uji Anava Satu Arah Kecerahan Berdasarkan hasil uji homogenitas
Berdasarkan hasil uji anava satu arah berbagai konsentrasi ekstrak bunga mawar
untuk uji tingkat kecerahan (L) diketahui merah terhadap antosianin agar-agar untuk
bahwa nilai Fhitung > Ftabel (2,773) berarti uji intensitas warna merah (a+) diketahui
ada pengaruh berbagai konsentrasi ekstrak bahwa data yang diperoleh dengan melihat
bunga mawar merah terhadap stabilitas nilai X2terkoreksi > X2tabel (11,07) pada taraf
warna antosianin agar-agar. signifikansi 0,05 sehingga H0 ditolak,
artinya semua varian data yang diperoleh
Hasil Uji Duncan Kecerahan adalah tidak homogen.
Berdasarkan data tingkat kecerahan
(L) pada tiap perlakuan konsentrasi ekstrak Hasil Uji Anava Satu Arah Stabilitas
bunga mawar merah memiliki perbedaan Warna
yang sangat nyata pengaruhnya terhadap Berdasarkan hasil uji anava satu arah
stabilitas warna agar-agar. Hal tersebut diketahui bahwa nilai Fhitung < Ftabel
dilihat dari nilai notasi atau huruf pada (2,773), berarti tidak ada pengaruh
setiap perlakuan yang berbeda. Hasil berbagai konsentrasi ekstrak bunga mawar
perlakuan terbaik uji kecerahan (L) adalah merah terhadap stabilitas warna antosianin
konsentrasi 2% perlakuan 2. agar-agar.

Intensitas Warna Merah (a+) Intensitas Warna Kuning (b+)

Tabel 2 Hasil Rerata Pengamatan Stabilitas Tabel 3. Hasil Rerata Pengamatan Stabilitas
Warna Antosianin (Merah) Warna Antosianin (Kuning)
No Perlakuan Warna Merah No Perlakuan Warna Kuning
1 P0 (0%) 0,28 1 P0 (0%) 0,43
2 P1 (1%) 1,10 2 P1 (1%) 2,75
3 P2 (2%) 1,10 3 P2 (2%) 2,20
4 P3 (3%) 0,85 4 P3 (3%) 2,05
5 P4 (4%) 1,28 5 P4 (4%) 0,88
6 P5 (5%) 1,48 6 P5 (5%) 0,98

Ratna Wulandari dkk, Pengaruh Berbagai Konsentrasi 51


JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 1 TAHUN 2016
(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 48-56)

Berdasarkan Tabel 3 pada Umumnya antosianin lebih stabil dalam


perlakuan ekstrak bunga mawar merah kondisi asam, media bebas oksigen dalam
dengan konsentrasi 1% menghasilkan agar- suhu dingin dan kondisi yang gelap
agar dengan intensitas warna kuning paling (James, 1996).
tinggi yaitu dengan rata-rata intensitas Pengujian intensitas warna
warna kuning sebesar 2,75. Sebaliknya menggunakan metode colour reader
perlakuan ekstrak bunga mawar merah Berdasarkan hasil analisis perlakuan
dengan konsentrasi 0% menghasilkan agar- ekstrak bunga mawar merah (Rosa
agar dengan intensitas warna kuning paling damascena Mill) terhadap kecerahan (L)
rendah yaitu dengan rata-rata intensitas agar-agar menggunakan uji Analisis
warna kuning sebesar 0,43. Varian Satu Arah, menunjukkan bahwa
adanya pengaruh/ada perbedaan pengaruh
Hasil Uji Normalitas Stabilitas Warna berbagai konsentrasi ekstrak bunga mawar
(Warna Kuning) Agar-Agar merah (Rosa damascena Mill) sebagai
Berdasarkan hasil uji normalitas pewarna agar-agar. Tingkat kecerahan (L)
berbagai konsentrasi ekstrak bunga mawar dengan nilai paling rendah terdapat pada
merah terhadap antosianin agar-agar untuk konsentrasi 4% ekstrak bunga mawar
uji intensitas warna kuning (a+) data merah dengan rerata L sebesar 33,13.
berdistribusi normal. Data yang diperoleh Sebaliknya tingkat kecerahan (L) dengan
dengan melihat nilai Lhitung < Ltabel (0,181), nilai paling tinggi terdapat pada
pada taraf signifikansi 0,05, sehingga H0 konsentrasi sebesar 2% ekstrak bunga
diterima artinya data berdistribusi normal. mawar merah dengan rerata L sebesar
40,05.
Hasil Uji Homogenitas Stabilitas Warna Berdasarkan uji Duncan’s
(Warna Kuning) Agar-Agar menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
Berdasarkan hasil uji homogenitas antar perlakuan kecerahan agar-agar,
berbagai konsentrasi ekstrak bunga mawar dilihat dari notasinya. Perlakuan terbaik
merah terhadap antosianin agar-agar untuk adalah konsentrasi 2% perlakuan 2. Hal ini
uji intensitas warna kuning (b+) diketahui menunjukkan bahwa ekstrak bunga mawar
bahwa data yang diperoleh dengan melihat merah stabil terhadap agar-agar.
nilai X2terkoreksi > X2tabel (11,07) pada taraf Penggunaan asam sitrat dalam air akan
signifikansi 0,05 sehingga H0 ditolak, menyebabkan peningkatan warna gelap
artinya semua varian data yang diperoleh sebagai akibat kenaikan total antosiannin
adalah tidak homogen. yang tertekstrak pada bunga mawar merah
yang ditandai dengan tingkat intensitas
Hasil Uji Anava Satu Arah Stabilitas warna merah (a+) dan tingkat intensitas
Warna (Warna Kuning) Agar-Agar warna kuning (b+) (Fatmawati, 2007).
Berdasarkan hasil uji anava satu Analisis perlakuan ekstrak bunga
arah untuk uji intensitas warna kuning (b+) mawar merah (Rosa damascena Mill)
diketahui bahwa nilai Fhitung < Ftabel (2,773) terhadap intensitas warna merah (a+) agar-
berarti tidak ada pengaruh berbagai agar menggunakan uji Analisis Varian Satu
konsentrasi ekstrak bunga mawar merah Arah, menunjukkan bahwa tidak adanya
terhadap stabilitas warna antosianin agar- pengaruh/tidak ada perbedaan pengaruh
agar. berbagai konsentrasi ekstrak bunga mawar
Stabilitas warna suatu bahan merah (Rosa damascena Mill) sebagai
pangan merupakan salah satu parameter pewarna agar-agar. Intensitas warna merah
penting dalam quality control. Pengujian (a+) agar-agar cenderung meningkat
stabilitas warna bertujuan untuk melihat setelah diberi perlakuan penambahan
apakah pigmen antosianin bunga mawar ekstrak bunga mawar merah. Intensitas
merah stabil pada produk agar-agar. warna merah (a+) dengan nilai paling

Ratna Wulandari dkk, Pengaruh Berbagai Konsentrasi 52


JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 1 TAHUN 2016
(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 48-56)

tinggi terdapat pada konsentrasi 5% memodifikasi warna dari antosianin yang


ekstrak bunga mawar merah dengan rerata memberi efek warna kuning.
a+ sebesar 1,48. Sebaliknya intensitas Bunga mawar merah mengandung
warna merah (a+) dengan nilai paling pigmen antosianin. Pigmen antosianin pada
rendah terdapat pada konsentrasi 0% tanpa bunga mawar merah berpotensi sebagai
ekstrak bunga mawar merah dengan rerata pewarna alami pada makanan dan
a+ sebesar 0,28. Hasil rerata menunjukkan minuman. Sehingga bunga mawar merah
bahwa semakin tinggi konsentrasi yang menjadi alternatif pewarna alami yang
diberikan maka semakin tinggi intensitas sangat baik bagi kesehatan karena tanpa
warna merah yang dihasilkan. Semakin adanya kandungan kimia yang berbahaya.
tinggi konsentrasi asam sitrat dalam pelarut Hasil penelitian dapat diterapkan
menyebabkan meningkatnya warna merah. sebagai sumber belajar karena objek dalam
Adanya warna merah menunjukkan penelitian ini sesuai dengan KD 3.10
indikasi banyaknya kadar antosianin yang jenjang pendidikan SMA, yaitu
terekstrak (Fatmawati, 2007). mendeskripsikan zat aditif (alami dan
Perlakuan ekstrak bunga mawar buatan) dalam makanan dan minuman
merah (Rosa damascena Mill) terhadap (segar dan dalam kemasan), dan zat
intensitas warna kuning (b+) agar-agar adiktif-psikotropika serta pengaruhnya
menggunakan uji Analisis Varian Satu terhadap kesehatan. Sumber belajar yang
Arah, menunjukkan bahwa tidak adanya dapat dikembangkan dari penelitian
pengaruh/tidak ada perbedaan pengaruh banyak sekali baik handout, jurnal atau
berbagai konsentrasi ekstrak bunga mawar poster. Sehingga baik siswa maupun guru
merah (Rosa damascena Mill) sebagai pengajar dapat belajar bersama-sama dari
pewarna agar-agar. hasil penelitian tersebut.
Intensitas warna kuning dengan Handout adalah bahan pembelajaran
nilai paling rendah terdapat pada yang dibuat ringkas. Bahan ajar ini
konsentrasi 0% tanpa penambahan ekstrak bersumber dari beberapa literatur yang
bunga mawar merah dengan rerata b+ relevan terhadap kompetensi dasar yang
sebesar 0,43. Sebaliknya intensitas warna harus dikuasai dan materi pokok yang
kuning dengan nilai paling tinggi terdapat diajarkan kepada peserta didik. Bahan ajar
pada konsentrasi 1% ekstrak bunga mawar ini diberikan kepada peserta didik guna
merah dengan rerata b+ sebesar 2,75. Hal memudahkan mereka saat mengikuti
ini menunjukkan bahwa ekstrak bunga proses pembelajaran (Depdiknas, 2008;
mawar merah stabil terhadap agar-agar Majid, 2008; Prastowo, 2011). Sedangkan
karena intensitas warna merah meningkat dalam konteks perkuliahan di perguruan
dan intensitas warna kuning menurun tinggi, handout adalah “segala sesuatu”
dengan penambahan ekstrak bunga mawar yang diberikan kepada mahasiswa ketika
merah. Sehingga ekstrak bunga mawar mengikuti kegiatan perkuliahan. Handout
merah yang diaplikasikan pada agar-agar dimaksudkan untuk memperlancar dan
menampakkan warna merah atau orange memberikan bantuan informasi atau materi
(gabungan antara warna merah dan pembelajaran sebagai pegangan bagi
kuning), sebagai ciri dari pigmen mahasiswa. Handout dapat digunakan
antosianin (Nollet, 1996). untuk beberapa kali pertemuan sangat
Adanya warna kuning pada tergantung dari disain dan lama waktu
antosianin diduga karena adanya pigmen untuk penyelesaian satuan perkuliahan
antosantin yang memberikan efek warna tersebut (Badan Pengembangan Akademik
kuning. Hal ini sesuai dengan pendapat UII, 2009).
Fatmawati (2007) yang menyatakan bahwa Handout merupakan bahan tertulis
antosianin dan antosantin seringkali berada yang disiapkan oleh seorang pendidik
bersama pada jaringan tanaman dan ikut untuk memperkaya pengetahuan peserta

Ratna Wulandari dkk, Pengaruh Berbagai Konsentrasi 53


JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 1 TAHUN 2016
(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 48-56)

didik (Majid, 2008). Handout termasuk Menurut Depdiknas (2008) langkah-


media cetak (printed) yang meliputi bahan- langkah menyusun handout adalah (a)
bahan yang disediakan di atas kertas untuk Melakukan analisis kurikulum, (b)
pengajaran dan informasi belajar Menentukan judul handout, sesuaikan
(Chodijah, 2012). Handout adalah bahan dengan KD dan materi pokok yang akan
pembelajaran yang dibuat ringkas. Dengan dicapai, (c) Mengumpulkan referensi
demikian, bahan ajar ini tentunya bukanlah sebagai bahan penulisan. Upayakan
suatu bahan ajar yang mahal, melainkan referensi terkini dan relevan dengan materi
ekonomis dan praktis (Prastowo, 2011). pokoknya. (d) Menulis handout, dalam
Handout membantu peserta didik agar menulis upayakan agar kalimat yang
lebih mudah memahami materi secara digunakan tidak terlalu panjang, untuk
utuh. Penggunaan handout akan siswa SMA diperkirakan jumlah kata per
mengurangi verbalitas materi yang kalimatnya tidak lebih dari 25 kata dan
disampaikan dan mampu meningkatkan dalam satu paragraf diusahakan jumlah
peran aktif peserta didik dalam kalimatnya antara 3–7 kalimat saja, (e)
pembelajaran, yang akhirnya diharapkan Mengevaluasi hasil tulisan dengan cara
dapat meningkatkan hasil belajar peserta dibaca ulang, bila perlu dibaca orang lain
didik (Raharjo, 2013). terlebih dahulu untuk mendapatkan
Salah satu yang juga menjadi fungsi masukan, (f) Memperbaiki handout sesuai
handout adalah sebagai sumber belajar dengan kekurangan-kekurangan yang
mandiri (Efendi, 2012). Penggunaan ditemukan. Oleh karena itu, handout harus
handout diharapkan dapat mendukung diturunkan dari kurikulum karena handout
bahan ajar lainnya atau penjelasan dari disusun atas dasar Kompetensi Dasar (KD)
pendidik. Hal ini sesuai dengan kajian yang harus dicapai oleh peserta didik.
Ikrayenti dkk. (2013) bahwa kegunaan Pembuatan atau penyusunan handout
handout dapat membantu siswa untuk membutuhkan pemahaman tentang hal
memperoleh informasi tambahan yang penting, yaitu tentang struktur dan ciri khas
belum tentu mudah diperoleh secara cepat atau karakteristik dari bahan ajar ini.
dari tempat lain, memberikan rincian Pemahaman mengenai struktur dan
prosedur atau teknik pelaksanaan yang karakteristik handout ini akan
terlalu kompleks bila menggunakan media mempermudah kita untuk mengidentifikasi
audiovisual, memberikan rincian prosedur ciri-cirinya, kemudian dapat menyusunnya.
atau teknik pelaksanaan yang terlalu Menurut Depdiknas (2010) Penyusunan
kompleks bila menggunakan media handout harus sesuai dengan prosedur dan
audiovisual. Jadi, handout bermanfaat aturan yang telah ditetapkan secara
sebagai pelengkap, memberi informasi nasional. Secara umum struktur handout
tambahan, serta rincian prosedur. adalah: (1) Judul/identitas, (2) SK/KD, (3)
Sementara itu, secara lebih rinci Materi Pembelajaran, (4) Informasi
Steffen dan Peter Ballastaedt dalam pendukung, dan (5) Paparan Isi Materi.
Prastowo (2011), menguraikan fungsi Sementara itu, Sadjati dalam Prastowo
handout antara lain: a) Membantu peserta (2011) mengungkapkan bahwa beberapa
didik agar tidak perlu mencatat, b) Sebagai ciri khas dari handout ini ada tiga macam,
pendamping penjelasan pendidik, c) yaitu: a) Merupakan jenis bahan cetak
Sebagai bahan rujukan peserta didik, d) yang dapat memberikan informasi kepada
Memotivasi peserta didik agar lebih giat peserta didik, b) Pada umumnya, handout
belajar, e) Pengingat pokok-pokok materi berhubungan dengan materi yang diajarkan
yang diajarkan, f) Memberi umpan balik, pendidik, dan c) Pada umumnya, handout
dan g) Menilai hasil belajar. terdiri atas catatan (baik lengkap maupun
Penyusunan handout membutuhkan kerangkanya saja), tabel, diagram, peta,
beberapa langkah yang harus dilalui. dan materi-materi tambahan lainnya.

Ratna Wulandari dkk, Pengaruh Berbagai Konsentrasi 54


JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 1 TAHUN 2016
(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 48-56)

Menurut Munawaroh (2007) handout warna merah untuk tingkat kecerahan pada
berisi suatu materi secara lengkap atau agar-agar yaitu 4% dengan nilai L 33,13.
menyajikan keseluruhan materi yang harus Konsentrasi ekstrak bunga mawar merah
dipelajari. Walaupun tidak disajikan dalam yang memiliki pengaruh paling baik
unit-unit kecil, tapi sajian handout tetap stabilitas warna merah untuk intensitas
memunculkan komponen-komponen yang warna merah dalam agar-agar yaitu 5%
diperlukan dalam pembelajaran yang dengan nilai 1,48. Dan konsentrasi ekstrak
meliputi; tujuan pembelajaran/kompetensi, bunga mawar merah yang memiliki
prasyarat yaitu materi-materi yang pengaruh paling baik untuk stabilitas
mendukung atau perlu dipelajari terlebih warna merah untuk intensitas warna
dahulu sebelumnya, prosedur kuning dalam agar-agar yaitu 0% dengan
pembelajaran, materi pembelajaran yang nilai 0,43. Hasil penelitian dapat
tersusun sistematis, latihan/tugas-tugas dan diterapkan sebagai sumber belajar karena
soal-soal evaluasi. objek dalam penelitian ini sesuai dengan
Lebih lanjut Munawaroh (2007) KD 3.10 jenjang pendidikan SMA.
menjelaskan komponen pada handout
tidaklah serumit seperti pada modul, Saran
karena handout tidak disajikan dalam unit-
unit terkecil bagian pembelajaran. Handout Hasil penelitian ini dapat
berisi materi ajar dalam suatu mata diimplementasikan oleh masyarakat secara
pembelajaran secara utuh tanpa disajikan praktis dalam kehidupan sehari-hari
dalam kegiatan belajar. Biasanya sebagai pewarna alami pada makanan dan
penyajiannya berdasarkan pada pokok- minuman. Perlu penelitian lebih lanjut
pokok bahasan yang terdapat dalam suatu terkait dengan stabilitas warna setelah
mata pelajaran/mata kuliah pada semester implementasi pada makanan, konsentrasi
tertentu. Jika dilihat sepintas handout yang dianjurkan, dan dampaknya bagi
hampir sama dengan buku teks biasa, tetapi kesehatan. Hasil penelitian dapat
yang membedakan adalah dalam handout dikembangkan sebagai handout dan perlu
terdapat panduan belajar bagi peserta didik diteliti efektivitasnya dalam meningkatkan
dan tujuan/kompetensi yang akan dicapai berbagai kemampuan siswa.
dalam pembelajaran.
Komponen Handout adalah sebagai DAFTAR RUJUKAN
berikut (Munawaroh, 2007): 1) Kata
pengantar, 2) Daftar isi, 3) Pendahuluan Chodijah, S.; Fauzi, A.; & Wulan, R. 2012.
(seperti tinjauan mata pelajaran dalam Pengembangan Perangkat
modul), 4) Bab 1 berisi : uraian dari setiap Pembelajaran Fisika Menggunakan
pokok bahasan dalam suatu mata pelajaran, Model Guided Inquiry yang
rangkuman dan latihan (biasanya dalam Dilengkapi Penilaian Portofolio pada
bentuk pertanyaan esai/tugas), 5) Bab 2 Materi Gerak Melingkar. Jurnal
dst, dan 6) Daftar Pustaka Penelitian Pembelajaran Fisika,
1(2012) 1-19.
KESIMPULAN DAN SARAN Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan
Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas.
Kesimpulan Depdiknas. 2010. Petunjuk Teknis
Pemberian berbagai konsentrasi Pengembangan Bahan Ajar SMA.
ekstrak bunga mawar merah (Rosa Jakarta: Depdiknas.
damascena Mill) mempengaruhi stabilitas Djarismawati. 2004. Pengembangan
warna merah pada agar-agar. Konsentrasi Model/Kemitraan dalam
ekstrak bunga mawar merah yang memiliki Peningkatan Sanitasi Pengelolaan
pengaruh paling baik terhadap stabilitas makanan di Daerah Objek Wisata.

Ratna Wulandari dkk, Pengaruh Berbagai Konsentrasi 55


JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 1 TAHUN 2016
(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 48-56)

Badan Litbang Kesehatan Munawaroh, I. 2007. Pengembangan


Departemen Kesehatan RI: Jakarta. Bahan Pembelajaran. Jakarta:
Efendi, S. L. 2012. Pengembangan Ditnaga Dikti Depdiknas.
Handout Berbasis Kontekstual Untuk Nollet, L. M. 1996. Hand Book of analysis.
Pembelajaran Koloid Sebagai Two Edition. Marcel Dekker, Inc:
Sumber Belajar Mandiri Peserta Newyork.
Didik Kelas XI SMA/MA. Skripsi. Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif
Yogyakarta: FMIPA Universitas Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Negeri Yogyakarta. Yogyakarta: DIVA Press.
Fatmawati. 2007. Ekstraksi Pigmen Raharjo, S. T. 2013. Pengembangan Bahan
Antosianin dari Buah Murbei (Morus Ajar Handout Sistem Penerima
Alba L) Kajian Konsentrasi HCL dan Televisi di SMK Piri 1 Yogyakarta.
Uji Stabilitas pada Produk Minuman Skripsi. Yogyakarta: Jurusan
Yoghurt. Skripsi. Fakultas Pertanian Pendidikan Teknik Elektronika FT
Peternakan. Jurusan Teknologi UNY.
Pengolahan Pangan. Universitas Rofieq, A. 2012. Metodologi Penelitian.
Muhammadiyah Malang: Malang. Modul Kuliah Metodologi Penelitian.
Ikrayenti, Y.; Festiyed; & Kamus, Z. 2013. Program Studi Pendidikan Biologi
Pengembangan Perangkat Pembe- Fakultas Keguruan dan Ilmu
lajaran Berbentuk Video Tutorial Pendidikan, Malang: UMM
Berbahasa Inggris pada Pembelaja- Saati, E. A. & Hidayat, N. 2006. Membuat
ran Fisika Siswa SMA. Pillar of Pewarna Alami. Trubus Agrisarana:
Physics Education, 1(2013):01-08. Surabaya.
James, C. S. 1996. Analytical Chemistry of Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Food. Blackie Academic and Pendidikan. Alfabeta: Bandung
Profesional: London. Winarno, F. G. 2004. Pengantar Teknologi
Majid, A. 2008. Perencanaan Pangan. Pt. Gramedia: Jakarta
Pembelajaran Mengembangkan Windi. 2014. Daya Hambat Minyak Atsiri
Standar Kompetensi Guru. Bandung: Mawar (Rosa damascena Mill)
PT Remaja Rosdakarya. Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Mauren. 2012. Mewarnai Es Krim dengan Staphylococcus aureus. Skripsi.
Limbah Bunga Mawar. Artikel UPI. Fakultas Kedokteran Gigi.
(Online). Diunduh dari http:// Universitas Hasanuddin: Makassar.
Berita.Upi.Edu/2012/01/12/Mewarna
i-Es-Krim-Dengan-Limbah-Bunga-
Mawar-2habis/. Diakses tanggal 28
Mei 2014.

Ratna Wulandari dkk, Pengaruh Berbagai Konsentrasi 56

Anda mungkin juga menyukai