Modifikasi Perencanaan Silo Semen PT - Semen Gresik Dengan Menggunakan Beton Pratekan
Modifikasi Perencanaan Silo Semen PT - Semen Gresik Dengan Menggunakan Beton Pratekan
1, (2013) 1-6 1
Modifikasi Perencanaan Silo Semen PT.Semen Gresik Dengan Menggunakan Beton Pratekan
Helmi AL Rasyid, Prof.Dr.Ir. I Gusti Putu Rake, Ir. Djoko Irawan, MS
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: helm.al.rasyid@gmail.com
Tegangan yang terjadi pada dinding silo dapat dilihat pada Selain tendon prategang, pada dinding silo juga terdap
tabel berikut ini tulangan non-prategang pada arah radial (melingkar) dan
Tegangan Pada Saat Kondisi Kosong arah vertikal. Dari hasil perhitungan, kebutuhan tulangan
Ketinggian Tegangan (Mpa) melingkar an vertikal pada dinding silo dapat dilihat pada
(m) S11 top S11 bot gambar berikut ini.
max min max min
28.5-24 0.46 -0.036 0.116 -0.26
24-20 0.017 -0.028 0.045 -0.019
20-16 0.009 -0.010 0.009 -0.01
16-12 0.005 -0.005 0.005 -0.005
12-8 0.007 -0.004 0.005 -0.004 Gambar tulangan non-prategang
8-4 0.017 -0.068 0.080 -0.052 Penulangan Cone dan Pelat Hopper
4-0 0.783 -0.414 0.708 -0.656 Seperti halnya dinding silo, tulangan pada cone dan hopper
juga tedapat 2 macam tulangan, yaitu tulangan lentur arah
Tabel Tegangan Pada Saat Kondisi Layan melingkar dah arah memanjang. Kebutuhan tulangan
Ketinggian Tegangan (Mpa) memanjang dan melingkar pada cone dan pelat hopper dapat
(m) S11 top S11 bot dilihat pada gambar berikut ini.
max min max min
28.5-24 2.48 -0.13 2.09 -0.65
24-20 2.80 -0.16 2.90 -0.13
20-16 3.51 -0.17 3.64 -0.15
16-12 4.28 -0.17 4.43 -0.15
12-8 4.95 -0.16 5.15 -0.15
8-4 5.64 -0.16 6.11 -0.15
4-0 5.97 -6.05 6.33 -3.82 Gambar Tulangan Pada Gambar Tulangan Pada
Penentuan Titik Jacking Hopper Cone
Jumalh titik jacking disesuiakan denga bentuk dan ukuran
silo, dalam pengertjaan tugas akhir ini direncanakan jumlah G. Perencanaan Balok Melingkar
titik jacking sebanyak 4 buah seperti pada gambar di bawah Mutu Beton : 35 Mpa
ini Mutu Baja : 400 Mpa
: 240 Mpa
D.Tul utama : 32 mm
D. sengkang : 10 mm
Dimensi Balok : 85/85
:100/100
CC : 40 mm
Bentang :6m
Kehilanga Gaya Prategang :2m
Kehilangan gaya prategang pada dinding silo dapat dilihat Kebutuhan tulangan untuk balok melingkar luar (bentang 6
pada tabel dibawah ini. meter) dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Tabel Kehilangan Gaya Prategang
Tulangan Geser
Kebutuhan Jumlah Tendon Sedangkan untuk balok melingkar dalam (bentang 2 meter)
Kebutuhan tendon untuk dinding prategang tiap elevasi dapat dilihat pada gambar berikut ini.
ketinggian dapat dilihat pada tabel di bawah ini
VI. KESIMPULAN/RINGKASAN
1. Pada dasarnya perencanaan beton prategang pada struktur
melingkar (silo) sama dengan sistem prategang pada
Gambar tul.Utama dan tul Geser Balok Melingkar dalam
struktur balok pada umumnya.
H. Perencanaan Kolom 2. Kehilangan gaya prategang pada struktur melingkar
relatif lebih besar dibangdingkan kehilangan pada
struktur lurus.
Mutu beton (f’c) : 35 Mpa 3. Kebutuhan tendon prategang pada dinding silo untuk tiap
Mutu baja (fy) :400 Mpa kedalaman adalah sebagai berikut
Elevasi Tendon yang digunakan
Tulangan utama : 32 mm
37-32.5 5K/meter
Tulangan sengkang : 12 mm 32.5-28.5 5K/meter
Dimensi kolom : 1m 28.5-24.5 5K/0.75 meter
Panjang bentang : 8.5 meter 24.5-20.5 5K/0.5 meter
Selimut beton :50 mm 20.5-16.5 7K/ 0.5 meter
Gambar Denah Kolom 16.5-12.5 9K/0.5 meter
Kenutuhan tulangan kolom dapat dilihat pada gambar 12.5-8.5 9K/0.5 meter
dibawah ini. 4. Jumlah jacking yang digunakan dalam perencanaa silo
semen PT. Semen Gresik di Kabupaten Sorong Papua
Barat adalah 4 titik jacking dengan menggunakan sistem
jacking hidup 2 arah.
5. Dari data tanah dan pembebanan silo, jumlah tiang
pancang yang dibutuhkan untuk menopang beban
keseluruhan struktur sebanyak 40 buah dengan diameter
Gambar Tulangan utama pada kolom tiang pancang 0.8 meter dan dipancang hingga
Sedangkan untuk tulangan sengkag digunakan dp12-100 kedalaman 30 meter
untuk daerah sendi plastis dan dp12-150 untuk daerah di
luar sendi plastis. DAFTAR PUSTAKA
1. ACI 318-05 Building Code Requirements For Struktural
I. Perencanaan Pondasi. Concrete and Commentary & PCA Notes on 318-05
Pondasi yang digunakan untuk menopang beban struktur silo 2. Edward, G. Nawy. 2001. Prestressed Concrete A
sebanyak 40 buah yang ditanam hingga kedalaman 30 meter Fundamnetal Approach. New Jersey. Depeartement id Cicil
dari permukaan tanah, dengan konfigurasi pemasangan tiang 3. 3. Environmental Engineering Rutgers. The State
pancang sebagai berikut. University of New Jersey.
4. Gray & Manning. 1973. Concrete Water Tower, Bunkers,
Silo & Others Elevated Structures. Cement & Concrete
Assosiation, London
5. Pemodelan Perencanaan Pembebanan Indonesia Untuk
Rumah dan Gedung (PPIUG) 1987
6. RSNI 03-1727-2002 Pemodelan Perencanaan
Pembebanan Indonesia Untuk Rumah dan Gedung
7. Safarian Sargis S & Harris Ernest C. 1985. Design &
Gambar Konfigurasi Pemasangan Tiang Pancang Construction of Silo & Bunker. Van Nortstrand Reinhold Co
Adapun spesifikasi bahan dan dimensi poer sebagai berikut. 8. SNI 03-1726-2002 Struktur Gedung Tahan Gempa
Diameter tiang pancang : 80 cm 9. SNI 03-2847-2002 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton
Tebal : 12 cm 10.T.Y.Lin & Need.H.Burns. 2000. Desain Struktur Beton
Luas Penampang : 2564 cm2 Prategang. Binarupa Aksara. Jakarta.
Panjang bentang : 6-24 meter 11. Wahyudi, Herman.1999. Daya Dukung Pondasi Dalam.
Momen Crack : 55 tm Surabaya. Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS.
Momen Ultimate : 108 tm 12. Wahyudi, Herman.1999. Daya Dukung Pondasi
Beban aksial ijin : 390 ton Dangkal. Surabaya. Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS.
Tebal Poer : 1.5 meter. 13. Wahyudi, Herman.1999. Daya Dukung Pondasi Lanjut.
Berikut adalah gambar potongan melintang dari perencanaan Surabaya. Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS.
tiang pancang