1) Pada tahun 1957, peristiwa konfrontasi Irian Barat yang melibatkan Indonesia dan
Belanda, sehingga berakibat pada seluruh pelajar yang berada di Belanda ditarik dan
melanjutkan studinya di berbagai negara. Salah satunya adalah Amerika.
2) Penanaman Modal Asing (PMA) memberikan dampak positif terhadap perkembangan
akuntansi, khususnya sistem akuntansi Anglo Saxon.
Teori normatif didasarkan atas upaya pembenaran tentang apa yang seharusnya
dipraktekkan. Teori normatif disebut juga Teori Apriori (bersifat deduktif) karena bukan hasil
dari penelitian empiris.
Hal ini disebabkan oleh pengalaman praktek langsung yang telah dilakukan misalnya
pernyataan tentang laporan keuangan yang seharusnya didasarkan pada metode pengukuran
tertentu atau dihasilkan melalui kegiatan “semi – research”
Teori normatif diketahui lebih berkonsentrasi pada :
Teori ini lebih berkonsentrasi pada pengukuran tunggal yang benar untuk aktiva dan laba.
Teori ini menganggap bahwa tujuan dasar akuntansi adalah untuk membantu proses
pengambilan keputusan dengan menyediakan data akuntansi yang relevan dan bermanfaat.
Di beberapa kasus, teori ini didasarkan pada konsep ekonomi tentang laba dan kemakmuran
atau konsep ekonomi pengambilan keputusan rasional. Konsep tersebut didasarkan pada
penyesuaian rekening karena pengaruh inflasi atau dari nilai pasar dari aktiva.
Pada praktiknya teori normatif adalah pendapat subyektif (pribadi) maka sulit untuk diterima
begitu saja karena harus dapat diuji secara empiris supaya dapat dikatakan sistem akuntansi
yang dihasilkan sebagai sesuatu yang ideal.
Para ahli bidang akuntansi telah menyatakan bahwa teori akuntansi positif lebih diterapkan
dibandingkan teori akuntansi normatif.
Teori Akuntansi Positif
Teori akuntansi positif adalah teori akuntansi yang berupaya menjelaskan suatu proses
dengan menggunakan kemampuan pemahaman serta pengetahuan akuntansi saat menentukan
kebijakan akuntansi yang sesuai dalam menghadapi kondisi di masa yang akan datang.
Prinsip dari teori akuntansi positif beranggapan bahwa tujuan dari teori akuntansi bermaksud
untuk memprediksi dan menjelaskan praktik akuntansi. Teori akuntansi positif merupakan
studi lanjutan dari teori akuntansi normatif karena kegagalan dari teori normatif dalam
menjabarkan fenomena praktik yang terjadi secara real (nyata).
Terdapat tiga hipotesis oleh Watts dan Zimmerman, 1990 yang menjadi asumsi pada teori
akuntansi positif diantaranya adalah:
1. Hipotesis Rencana Bonus (Bonus Plan Hypothesis)
2. Hipotesis hutang atau ekuitas (Debt/Equity Hypothesis)
3. Hipotesis Cost Politik (Political Cost Hypothesis)