PERKEMBANGAN MIKROBIOLOGI
1.1. MIKROBIOLOGI
Kata mikrobiologi berasal dari bahasa Yuniani, yaitu: micros = kecil, bios = hidup,
logos = ilmu. Jadi mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari organisme hidup
yang kecil yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Organisme yang dipelajari dalam
Bahan Pangan yang mengandung protein seperti daging dan ikan umumnya dirusak
oleh bakteri. Produk pangan jarang sekali steril dan umumnya tercemar oleh beberapa
mikroorganisme di dalam atau pada makanan dapat mengakibatkan berbagai perubahan fisik
maupun kimiawi yang tidak diinginkan, sehingga bahan pangan tersebut tidak layak untuk
Kerusakan mikrobiologis dapat terjadi apabila kondisi bahan sesuai dengan kebutuhan
hidup mikroba. Bahan pangan termasuk ikan umumnya dapat bertindak sebagai substrat
berkembang dalam jumlah yang cukup banyak dapat menyebabkan penyakit bagi manusia
yang mengkonsumsinya. Hal yang perlu mendapat perhatian dalam mutu mikrobiologis dari
suatu produk makanan adalah jumlah dan jenis mikroorganisme yang terdapat dalam bahan
pangan (Buckle et al., 1987). Oleh karena sangat mudahnya bahan pangan terkontaminasi
oleh mikroba maka bahan pangan dapat bereperan sebagai penularan atau pemindahan
bakteri adalah makanan berasam rendah seperti daging, telur, ikan dan produk olahannya.
Bakteri yang dapat menjadi penyebab infeksi salah satunya Escherichia coli. Bakteri ini
mudah menyebar dengan cara mencemari air dan mengkontaminasi bahan-bahan yang
bersentuhan dengannya. Dalam suatu proses pengolahan biasanya Escherichia coli ini
ini pada makanan atau alat-alat pengolahan merupakan suatu indikasi bahwa praktek sanitasi
Bakteri pada ikan dapat dijumpai pada permukaan tubuh eksternal dan saluran
mendekomposisi materi organik di perairan (Irianto, 2005). Hal ini diduga karena adanya
peran bakteri probiotik. Prinsip dasar kerja probiotik adalah dengan memanfaatkan
kemampuan mikroba untuk mempermuda penyerapan oleh saluran pencernaan ikan (Feliatra
(Afrianto dan Liviawaty, 2005) dan memberikan pengaruh positif terhadap fisiologi dan
probiotik seperti asam laktat, hidrogen peroksida, bakteriosin yang bersifat antimikroba dan
antibiotik mampu menekan pertumbuhan bakteri pathogen (Yulinery et al., 2006). Menurut
Kanmani et al. (2010), salah satu karakteristik bakteri probiotik yaitu memiliki ketahanan
Mikroba yang terdapat pada produk perikanan tergantung dari asal ikan yang
ditangkap dan keadaan sanitasi penangkapan hal ini menjadi penyebab mikroflora masing-
masing ikan akan berlainan. Daging pada ikan yang masih hidup keadaannya steril, namun
sebagian mikroba pembusuk telah ada sejak ikan masih hidup. Proses pembersihan juga dapat
menghilangkan sebagian besar mikroorganisme melalui kerja fisik dari pencucian dan
pembilasan. Meskipun proses pembersihan telah dilakukan, belum ada jaminan bahwa
1999).
Mengingat bahwa pencemaran oleh mikroba pada suatu bahan (produk) masih dapat
terjadi dalam suatu proses produksi terutama karena perpindahan dari setiap tahapan
lain pihak bahwa dalam proses pengolahannya banyak memanfaatkan air dan bersentuhan
dengan manusia serta peralatan dalam setiap tahapnya, baik yang bersifat modern maupun
tradisional sehingga pencemar yang diduga paling potensial adalah bakteri Escherichia coli
a. Penemuan mikroskop
a. Penemuan mikroskop
menggunakan mikroskop temuannya (Gambar 1.). Namun Antonie van Leeuwenhoek dari
Belanda dianggap sebagai orang yang pertama kali dapat melihat mikroorganisme secara
detail pada tahun 1682. Menggunakan mikroskop temuannya dengan lensa pembesaran 300
kali, Leeuwenhoek mengamati air hujan, air laut, air vas dan kotoran gigi. Leeuwenhoek
menyebut makhluk yang dilihatnya sebagai animalcule (hewan kecil) dan melaporkannya ke
Menurut Lay, B.W & S. Hastowo. 2000 Laporan mengenai mikroorganisme oleh
dilihatnya. Sebagian orang percaya bahwa mikroba yang dilihat Leeuwenhoek merupakan
hasil perubahan yang terjadi pada makanan. Proses yang menunjukkan munculnya makhluk
hidup dari makhluk tak hidup disebut abiogenesis. Konsep tersebut mendukung teori
generatio spontanea, yang menyebutkan bahwa makhluk hidup dapat muncul dengan
Teori generatio spontanea dibantah oleh Francesco Redi melalui penelitiannya pada
tahun 1668. Redi menggunakan daging yang disimpan pada 3 wadah dengan cara penutupan
yang berbeda: tanpa tutup, tertutup rapat dan tutup tidak rapat. Munculnya larva lalat pada
daging pada wadah yang tidak tertutup membuktikan bahwa larva berasal dari telur yang
diletakkan oleh lalat, bukan hasil dari generatio spontanea. Lalat tidak dapat meletakkan telur
pada wadah yang tidak terbuka, sehingga larva tidak ditemukan (Gambar 2). Proses
munculnya makhluk hidup dari makhluk hidup lainnya seperti pada percobaan Redi disebut
biogenesis. Namun demikian, telur lalat hanya dapat dilihat menggunakan alat bantu seperti
kebenaran teori generatio spontanea. Percobaan Needham ialah merebus air kaldu untuk
membunuh makhluk hidup, dan kemudian membiarkannya dalam keadaan terbuka. Setelah
beberapa waktu, pada permukaan air kaldu ditemukan mikroorganisme. Menurut Needham,
adanya mikroorganisme pada permukaan air kaldu yang sudah direbus merupakan bukti
bahwa makhluk hidup dapat muncul secara spontan dari benda mati, dalam hal ini air kaldu
Sementara itu Lazzaro Spallanzani pada tahun 1769 membuat percobaan dengan
merebus air kaldu dan kemudian menutupnya. Setelah beberapa waktu, ternyata tidak
ditemukan mikroorganisme pada air kaldu. Kesimpulan ini membuktikan bahwa abiogenesis
keliru. Namun Needham tetap dengan pendapatnya dan beralasan bahwa udara sangat penting
bagi kehidupan dan kemunculan makhluk hidup secara spontan. Menurut Needham, tidak
munculnya mikroorganisme pada percobaan Spallanzani disebabkan karena udara tidak dapat
masuk akibat labu ditutup. Jika tutp labu dibuka, setelah beberapa waktu akan ditemukan
Perdebatan mengenai asal usul makhluk hidup baru berhenti setelah Louis Pasteur
leher angsa (Gambar 4). Selanjutnya orang mengakui bahwa semua kehidupan berasal dari
telur dan semua telur berasal dari kehidupan (omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo).
Menurut Waluyo, L. 2007. Salah satu alasan Louis Pasteur membuktikan kekeliruan
generatio spontanea didasarkan pada keyakinannya bahwa produk fermentasi buah anggur
rasa dan aroma baru sehingga menjadi minuman anggur. Proses yang dilakukan
masalah kualitas minuman anggur yang tidak sama. Menurut Pasteur, beberapa
asam laktat, bukan etanol. Adanya asam laktat dalam minuman anggur menurunkan kualitas
produksi. Untuk mengatasinya, Pasteur memanaskan sari buah anggur dengan suhu 50 – 60oC
dengan tujuan membunuh mikroorganisme yang tidak dikehendaki. Setelah itu baru
minuman anggur menjadi terjaga. Proses pemanasan serupa digunakan oleh industri makanan
modern sekarang ini, dan dikenal dengan pasteurisasi. Teknik pengendalian mikroorganisme
lainnya baik pada bahan maupun proses tertentu berkembang terus dan dikenal dengan
bidang kedokteran, dengan dikembangkannya vaksin antraks, kolera dan rabies. Penemuan
ini memberikan dasar bagi pemahaman teori yang muncul kemudian, yaitu bahwa penyakit
dirumuskan setelah berbagai penelitian yang dilakukan oleh Robert Koch (1843 – 1910).
Koch mempelajari bahwa penyakit antraks, penyakit pada hewan yang dapat menular pada
manusia, disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Koch menemukan bakteri B. anthracis
selalu ada pada darah hewan yang menunjukkan gejala penyakit antraks. Selanjutnya jika
darah hewan yang menderita antraks diinjeksikan ke tubuh hewan lain yang sehat, maka
hewan tersebut akan menderita antraks. Koch juga berhasil mengembangbiakan bakteri B
anthracis di luar tubuh hewan dengan menggunakan cairan nutrisi. Berdasarkan berbagai
hasil penelitiannya, Robert Koch merumuskan postulat Koch, untuk membuktikan bahwa
mikroorganisme tertentu merupakan penyebab penyakit tertentu (Lay, B.W & S. Hastowo.
2000)
berbagai penemuan teknik laboratorium mikrobiologi. Para penemu dan teknik penting itu
a. Paul Ehrlich (1854 - 1915), menemukan teknik mewarnai sel bakteri, untuk identifikasi
b. Richard J. Petri (1852 – 1951), menemukan cawan bertutup untuk memelihara biakan
untuk isolasi mikroorganisme dari air dan tanah, yang jumlahnya sangat sedikit
d. Serge Winogradsky (1856 – 1953), menemukan proses metabolisme tertentu yang dapat
Buckle, K A, R A, Edwards, G.H., Fleet dan M, Wootton, 1987. Ilmu Pangan. Diterjemahkan
Oleh Hari Purnomo dan Adiono. UIP, Jakarta.
Feliatra E dan Suryadi E. 2004. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Probiotik dari Ikan Kerapu
Macan (Ephinephelus fuscogatus) dalam Upaya Efisiensi Pakan Ikan. Jurnal Natur
Indonesia. 6(2): 75-80.
Purnawijayanti, H., 1999. Sanitasi Hygiene dan Keselamatan Kerja dalam Pengolahan
Makanan. Kanisius: Yogyakarta.
Imam S dan Sukamto, 1999. Mikrobiologi dalam Pengolahan dan Keamanan Pangan.
Yayasan Adi Karya IKAPI : Bandung.
Irianto A. 2005. Patologi Ikan Teleostei. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Kanmani P, Kumar RS, Yuvaraj N, Paari KA, Pattukumar V, dan Arul V. 2010. Comparison
of Antimicrobial Activity of Probiotic Bacterium Streptococcus phocae P180,
Enterococcus faecium MC13 and Carnobacterium divergens Against Fish Pathogen.
World Journal of Dairy and Food Sciences. 5(2):145-151.
Yulinery T, Yulianto E, dan Nurhidayat N. 2006. Uji Fisiologis Probiotik Lactobacillus sp.
Mar 8 Yang Telah Dienkapsulasi dengan Menggunakan Spray Dryer Untuk
Menurunkan Kolesterol. Jurnal Biodiversitas. 7(2): 118-122.