Lembaga Jasa Keuangan Dalam Perekonomi
Lembaga Jasa Keuangan Dalam Perekonomi
Perekonomian Indonesia
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Hayatul Annisa Basyiroh
X MIA 2
3. Tujuan OJK
a. Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel,
b. Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan
stabil, dan
c. Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.
4. Tugas OJK
a. Mengatur dan mengawasi semua kegiatan yang berhubungan dengan jasa
keuangan di sektor perbankan.
b. Melakukan pengawasan pada kegiatan jasa keuangan di pasar modal.
c. Pengawasan pada lembaga perasuransian, lembaga pembiayaan, lembaga dana
pensiun, dan jasa keuangan lain.
5. Fungsi OJK
“menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap
keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan.”
6. Wewenang OJK
a. Menetapkan sebuah kebijakan operasional pengawasan terhadap setiap kegiatan
jasa keuangan.
b. Melakukan pemeriksaan, pengawasan, penyidikan, perlindungan terhadap
konsumen serta tindakan lain terhadap lembaga keuangan sesuai dengan UU.
c. Memberlakukan sanksi adminstratif terhadap pihak-pihak yang melakukan
sebuah pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan pada sektor jasa
keuangan.
d. Melakukan pengawasan terhadap setiap tugas yang dilakukan oleh kepala
eksekutif.
e. Memberikan perintah tertulis yang berhubungan dengan lembaga jasa keuangan
maupun pihak-pihak lain.
2) Bank Syariah
Bank umum yang melaksanakan kegiatannya berdasarkan prinsip
syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum islam.
Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan
dalam agama Islam untuk meminjamkan atau
memungut pinjaman dengan mengenakan bunga pinjaman (riba),
serta larangan untuk berinvestasi pada usaha-usaha berkategori
terlarang (haram).
Dalam mendirikan BPR harus menaati beberapa ketentuan, antara lain sebagai
berikut :
1) BPR hanya dapat didirikan dan dimiliki oleh warga negara Indonesia, badan-
badan hukum Indonesia yang seluruhnya pemilik warga negara Indonesia,
pemerintah daerah, atau dapat dimiliki bersama diantara ketiganya.
2) BPR yang berbentuk koperasi, kepemilikannya diatur berdasarkan ketentuan
dalam UU tentang perkoperasian yang berlaku.
3) BPR yang berbentuk PT dan sahamnya diterbitkan atas nama. BPR hanya
boleh didirikan di desa-desa di wilayah kecamatan di luar ibu kota negara,
ibu kota provinsi, ibu kota kabupaten, dan kota dengan modal minimal
sebesar 50 juta rupiah.
D.Perasuransian
Asuransi dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransian
adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, di mana pihak penanggung
mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk
memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke tiga
yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak
pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau
hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
1. Fungsi Asuransi
a. Fungsi Utama (Primer)
1) Pengalihan Resiko
Sebagai sarana atau mekanisme pengalihan kemungkinan resiko / kerugian
(chance of loss) dari tertanggung sebagai ”Original Risk Bearer” kepada satu
atau beberapa penanggung (a risk transfer mechanism). Sehingga
ketidakpastian (uncertainty) yang berupa kemungkinan terjadinya kerugian
sebagai akibat suatu peristiwa tidak terduga, akan berubah menjadi proteksi
asuransi yang pasti (certainty) merubah kerugian menjadi ganti rugi atau
santunan klaim dengan syarat pembayaran premi.
2) Penghimpun Dana
Sebagai penghimpun dana dari masyarakat (pemegang polis) yang akan
dibayarkan kepada mereka yang mengalami musibah, dana yang dihimpun
tersebut berupa premi atau biaya ber- asuransi yang dibayar oleh
tertanggung kepada penanggung, dikelola sedemikian rupa sehingga dana
tersebut berkemang, yang kelak akan akan dipergunakan untuk membayar
kerugian yang mungkin akan diderita salah seorang tertanggung.
3) Premi Seimbang
Untuk mengatur sedemikian rupa sehingga pembayaran premi yang
dilakukan oleh masing – masing tertanggung adalah seimbang dan wajar
dibandingkan dengan resiko yang dialihkannya kepada penanggung
(equitable premium). Dan besar kecilnya premi yang harus dibayarkan
tertanggung dihitung berdasarkan suatu tarip premi (rate of premium)
dikalikan dengan Nilai Pertanggungan.
b. Fungsi Tambahan (Sekunder)
1) Export Terselubung (invisible export)
Sebagai penjualan terselubung komoditas atau barang-barang tak nyata
(intangible product) keluar negeri.
2) Perangsang Pertumbuhan Ekonomi (stimulus ekonomi)
Adalah untuk merangsang pertumbuhan usaha, mencegah
kerugian, pengendalian kerugian, memiliki manfaat sosial dan sebagai
tabungan.
3) Sarana tabungan investasi dana dan invisible earnings
4) Sarana Pencegah & Pengendalian Kerugian
2. Peran Asuransi
a. Peranan Asuransi Jiwa
1) Proteksi Bagi Keluarga (Proteksi dalam Pendapatan Keluarga, Dana Penyesuaian,
Dana Pemutihan / Biaya-Biaya Akhir.)
2) Menabung (Dana Hari Tua dan Dana Pendidikan)
3) Alat Bisnis (Proteksi Kredit, Proteksi Hipotik, Key-Person, Kelangsungan Usaha/Going
Concern, dan Kesejahteraan Karyawan.
Bila pencari nafkah ditakdirkan meninggal dunia atau cacat, maka kebutuhan dan
kesejahteraan keluarganya akan menjadi kurang terjamin.
Dengan menjadi peserta asuransi, khususnya Asuransi Syariah diharapkan pada saat
terjadinya resiko, hasil investasi dari manfaat asuransi dapat menggantikan pendapatan
atau sebagai dana penyesuaian bagi keluarga, sehingga kebutuhan dan kesejahteraan
keluarganya Insya Allah akan terjamin.
b. Peranan Asuransi Kerugian
1) Proteksi dari Kebakaran (Rumah/gedung beserta isinya.)
2) Proteksi dari Kehilangan (Pencurian harta di dalam rumah/gedung, pencurian
kendaraan bermotor, pencurian uang, dan pencurian barang)
3) Proteksi dari Kerusakan (Mobil, motor, rumah/gedung, suatu unit bisnis, kapal laut
dan kapal udara.)
4) Proteksi dari Pengangkutan (Uang dan Barang)
Bila terjadi suatu bencana atau malapetaka, maka sebuah benda akan kehilangan fungsi
dan kegunaannya, dan manusia sebagai pengguna akan mengalami kerugian atau
kehilangan manfaat dari benda tersebut.
Dengan menjadi peserta asuransi, khususnya Takaful Indonesia, diharapkan pada saat
terjadinya resiko peserta akan mendapatkan penggantian sesuai dengan barang/benda
yang diasuransikan, sehingga sebagai pengguna, peserta mendapatkan kembali fungsi
dari kegunaan barang/benda tersebut .
3. Jenis Asuransi
a. Asuransi atas Orang
adalah asuransi yang objeknya adalah orang atau beerkaitan langsung dengan
individu.
b. Asuransi atas Harta
adalah asuransi yang ditujukan terhadap peril-peril yang mungkin
menghancurkan properti atau harta kekayaan.
5. Produk Asuransi
a. Asuransi kebakaran
Asuransi kebakaran ialah asuransi yang mempertanggungkan kerugian akibat
kebakaran yang terjadi di daratan.
b. Asuransi pengangkutan
Asuransi pengangkutan adalah asuransi yang mempertanggungkan kemungkinan
resiko terhadap pengangkutan barang.
c. Asuransi jiwa
Asuransi jiwa adalah perjanjian antara perusahaan asuransi dengan konsumen
yang menyatakan bahwa perusahaan asuransi akan memberikan santunan
sejumlah dana apabila konsumen meninggal dunia, atau ditanggung sampai
masa tertentu.
d. Asuransi kredit
Mempertanggungkan kemungkinan resiko pemberian kredit kepada orang lain.
Dalam hal ini asuransi hanya mengganti kerugian setinggi-tingginya 75%
dari kerugian. Asuransi kecurian
Yang termasuk dalam asuransi kecurian ini harus disebutkan satu persatu barang
yang diasuransikan itu. Apabila terjadi resiko, maka barang-barang tersebut akan
diganti.
e. Asuransi perusahaan
Pertanggungan kerugian ini menyangkut perusahaan yang dirugikan oleh suatu
sebab yang dapat menghentikan/menghambat
kegiatan perusahaan.Ganti kerugiannya biasanya didasarkan kepada keuntungan
kotor yang terlepas karena terhentinya kegiatan perusahaan tersebut.
f. Asuransi mobil
Resiko yang dipertanggungkan dalam asuransi kendaraan bermotor ini antara
lain: kerugian atau kerusakan kendaraan yang disebabkan oleh tabrakan,
benturan, terbalik, tergelincir dijalan, oleh sebab apapun juga, karena perbuatan
jahat orang lain, pencurian, kebakaran, sambaran petir, juga termasuk kerugian
karena adanya uru hara, dan total lost dari kendaraan.
g. Asuransi Pendidikan
Setelah buah hati anda beranjak membesar dan sudah waktunya untuk sekolah,
anda tidak perlu lagi repot-repot sama urusan biaya pendidikan.
h. Asuransi tenaga kerja (Astek)
Asuransi tenaga kerja yaitu usaha asuransi yang dibentuk oleh pemerintah untuk
menanggung resiko yang menimpa tenaga kerja diperusahaan/pabrik.
E. Dana Pensiun
Menurut UU No. 11 Tahun 1992 Dana Pensiun ialah badan hukum yang mmengelola
dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun.
F. Lembaga Pembiayaan
Keputusan Menteri Keuangan RI No. 448/KMK.017/2000 tentang Perusahaan
Pembiayaan, memberikan pengertian lembaga pembiayaan sebagai suatu kegiatan
pembiayaan yang dilakukan dalam bentuk penyediaan dana bagi konsumen untuk
pembelian barang yang pembayarannya dilakukan secara angsuran atau berkala oleh
konsumen.
Lembaga yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau
barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat.
G.Pegadaian
Menurut pasal 1150 KUHP, gadai adalah:
“Suatu hak yang diperoleh kreditur atau suatu barang bergerak yang diserahkan ke
padanya oleh debitur atau oleh kuasanya, sebagai jaminan atas utangnya dan yang
memberi wewenang kepada kreditur untuk mengambil plunasan piutang dari barang
itu dengan mendahului kreditur-kreditur lain, dengan pengecualian biaya penjualan
sebagai pelaksanaan putusan atas tuntutan mengenai kepemilikan atau penguasaan
dan biaya penyelamatan barang itu, yang dikeluarkan setelah barang itu diserahkan
sebagai gadai dan yang harus didahulukan”.
Pegadaian adalah lembaga keuangan bukan bank yang memberikan kredit kepada
masyarakat dengan cara khusus, yaitu hukum gadai
Hukum gadai adalah kegiatan menjaminkan barang berharga kepada pihak tertentu
guna memperoleh sejumlah uang dan barang, yang dijaminkan akan ditebus sesuai
perjanjian nasabah dengan lembaga gadai.
1. Fungsi Pegadaian
a. Mengelola penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai dengan cara
mudah, cepat, aman dan hemat.
b. Menciptakan dan mengembangkan usaha-usaha lain yang menguntungkan bagi
pegadaian maupun masyarakat.
c. Mengelola keuangan, perlengkapan, kepegawaian, pendidikan dan pelatihan.
d. Mengelola organisasi, tata kerja dan tata laksana pegadaian.
e. Melakukan penelitian dan pengembangan serta mengawasi pengelolaan
pegadaian.
2. Peran Pegadaian
a. Pegadaian sebagai usaha yang unik
b. Pegadaian diantara lembaga perkreditan lain
c. Pegadaian Sebagai Jaring Pengaman Sosial
d. Peran Pegadaian Dalam Menggalang Ekonomi Kerakyatan
3. Jenis Pegadaian
a. Pegadaian konvesional
Jenis pegadaian ini merupakan suatu lembaga pemerintah yang memberikan
uang pinjaman terhadap nasabah atas dasar hukum gadai. Pegadaian
konvensional ini sudah tersebar ke semua pedesaan. Namun jenis pegadaian ini
masih menggunakan sebuah sistem pencatatan manual, dengan menggunakan
sistem bunga dan tarif jasa simpannya yang cukup besar.
b. Pegadaian syariah
Jenis pegadaian ini adalah sebuah lembaga keuangan / devisi dari bentuk
pegadaian dengan memberikan uang pinjaman sesuai dengan sebuah prinsip-
prinsip syariat Islam. Banyak sekali keuntungan pada pegadaian syariah ini, yaitu
antara lain : menggunakan sebuah sistem bagi hasil yang sesuai syariat dan
prinsip-prinsip islam, tarif jasa simpan uang tidak terlalu besar, dan pada biaya
administrasinya sangat kecil. Tapi, pegadaian syariah ini dalam pencatatan yang
masih manual.