Pentingnya Sholat Lima Waktu
Pentingnya Sholat Lima Waktu
Khutbah Pertama:
Kaum muslimin rahimani wa rahimakumullah,
Sesungguhnya kewajiban-kewajiban yang menjadi bagian dari syariat Islam, semuanya disyariatkan
kepada Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam saat beliau berada di bumi. Kecuali satu kewajiban, yang
diwahyukan kepada beliau setelah beliau menembus lapisan-lapisan langit. Kewajiban tersebut adalah
kewajiban shalat lima waktu sehari semalam.
Shalat diwahyukan kepada beliau tatkala beliau telah menempuh perjalanan hingga langit ketujuh. Hal
ini menunjukkan betapa agung dan pentingnya kedudukan shalat dalam Islam.
Allah Ta’ala berfirman,
ص ََلة َ َوأَقَا ُموا ت َابُوا فَإِن َّ ِين فِي فَإِخ َوانُ ُكم
َّ الزكَاة َ َوآت َُوا ال ِ الد
“Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-
saudaramu seagama.” (QS. At-Taubah: 11).
Dari ayat ini dapat kita pahami, jika orang-orang sama sekali meninggalkan shalat, maka dia bukan
saudara seagama bagi umat Islam lainnya. Dalam ayat yang lain Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman
tentang siapakah yang akan menjadi penghuni Saqar.
سلَ َك ُكم َما َ . صلِينَ مِ نَ نَكُ لَم قَالُوا
َ سقَ َر فِي َ ال ُم
“Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?” Mereka menjawab: “Kami dahulu tidak
termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat.” (QS. Al-Mudatstsir: 42-43).
Hal lainnya yang menunjukkan betapa besar dan agung kewajiban shalat ini adalah syariat tidak
memberi dispensasi bagi seseorang untuk meninggalkan shalat walaupun mereka sedang berperang
melawan orang-orang kafir. Hanya saja mereka mendapatkan keringanan dalam penunaiannya, yaitu
dengan melakukan shalat khauf (shalat dalam kondisi mencekam).
Dari Jabir radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َ ُ لَه
ص ََلة َ َل ِل َمن إِس ََل َم َل
“Tidak ada bagian dari Islam, bagi orang yang tidak mengerjakan shalat.”
Abdullah bin Mas’ud berkata,
ص ِل لَم ِل َمن دِينَ َل
َ ُي
“Tidak ada bagian dari agama, orang yang tidak mengerjakan shalat.”
Abdullah bin Syaqiq al-‘Uqaili radhiallahu ‘anhu berkata, “Sahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam memandang, tidak ada amalan yang menyebabkan kekufuran jika ditinggalkan, kecuali shalat.”
Dengan demikian, saudara-saudaraku seiman,
Hendaknya kita memperhatikan shalat kita. Hendaknya kita bersungguh-sungguh memacu diri-diri kita
untuk menunaikan rukun Islam yang agung ini. Ia adalah tiang yang menyebabkan berdirinya bangunan
agama seseorang.
Semoga Allah memberi kita taufik dalam menjaga shalat-shalat kita.
الرحِ ي ُم الغَفُو ُر ه َُو إِنَّهُ فَاست َغف ُِروهُ َولَ ُكم لِي للاَ َوأَست َغف ُِر ت َس َمعُونَ َما أَقُو ُل
َّ
Khutbah Kedua: