Anda di halaman 1dari 57

A.

EMPAT AMALAN RINGAN PELEBUR DOSA


Seorang bijak mengatakan:

ِ َ‫اِإْل ْن َسانُ َم َحلُّ ْالخَ طَِأ َوالنِّ ْسي‬


‫ان‬

“Manusia tempatnya salah dan lupa”

Karena itulah kebutuhan kita terhadap taubat lebih besar daripada kebutuhan kita terhadap makan dan
minum, kalau kita tidak makan atau tidak minum yang rusak adalah kesehatan kita, yang hancur adalah
dunia kita, namun apabila kita tidak bertaubat maka yang hancur adalah akhirat kita…

Dan dengan rahmat-Nya, Allah subhanahu wa ta’ala mensyariatkan kepada kita amalan-amalan pelebur
dosa yang mudah untuk dilakukan, bisa dilakukan oleh siapa saja, tidak membutuhkan biaya, tidak
hanya bisa dilakukan oleh orang kaya, namun yang miskin pun bisa berlomba-lomba menunaikannya,
amalan yang tidak hanya bisa dilakukan oleh orang yang sehat namun yang sakit pun masih bisa
mengerjakannya.

Diantara amalan-amalan tersebut adalah:

[1]. Menyempurnakan wudhu


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ط ِر ْال َما ِء َأوْ نَحْ َو هَ َذا‬ْ َ‫ َأوْ َم َع آ ِخ ِر ق‬، ‫ت ِم ْن َوجْ ِه ِه ُكلُّ َخ ِطيَئ ٍة نَظَ َر ِإلَ ْيهَا بِ َع ْينَ ْي ِه َم َع ْال َما ِء‬ ْ ‫ضَأ ْال َع ْب ُد ْال ُم ْسلِ ُم َأ ِو ْال ُمْؤ ِمنُ فَ َغ َس َل َوجْ هَهُ خَ َر َج‬
َّ ‫ِإ َذا ت ََو‬
ِ ‫الذنُو‬
‫ب‬ ُّ َ‫ َحتَّى يَ ْخ ُر َج نَقِيًّا ِمن‬, ‫ط ِر ْال َما ِء‬ ْ َ‫ َأوْ َم َع آ ِخ ِر ق‬، ‫ت ِم ْن يَ َد ْي ِه ُكلُّ خَ ِطيَئ ٍة بَطَ َش ْتهَا يَدَاهُ َم َع ْال َما ِء‬
ْ ‫فَِإ َذا َغ َس َل يَ َد ْي ِه خَ َر َج‬.

“Apabila seorang hamba muslim atau mukmin berwudlu, dan mencuci wajahnya maka akan keluar
dari wajahnya semua kesalahan yang dilakukan oleh kedua matanya (keluar) bersamaan dengan air
(wudlunya) atau bersamaan dengan akhir tetesan air (wudlunya), apabila mencuci kedua tangannya
maka akan keluar dari keduanya semua kesalahan yang dilakukan oleh keduanya (keluar) bersamaan
dengan air atau bersamaan dengan akhir tetesan air (wudlunya), sehingga dia selesai dalam keadaan
suci/bersih dari dosa-doa.” (HR. Muslim no. 24).

[2]. Memperbanyak langkah menuju masjid untuk shalat


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ٌ‫كلُّ خطو ٍة يخطوها أحدُكم إلى الصال ِة يُ ْكتَبُ لَهُ بها حسنةٌ ويُ ْم َحى عنه بِها َسيَِّئة‬.

“Setiap langkah yang digunakan oleh salah seorang dari kalian menuju sholat akan ditulis baginya
satu kebaikan dan akan dihapus darinya satu kesalahan.” (HR. Ahmad no. 7801, dinilai shahih
oleh Syaikh Al-Albani).
[3]. Menunggu shalat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ُ‫ َو َك ْث َرة‬، ‫ار ِه‬


ِ ‫غ ْال ُوضُو ِء َعلَى ْال َم َك‬
ُ ‫ ِإ ْسبَا‬: ‫ قَا َل‬، ِ ‫ بَلَى يَا َرسُو َل هَّللا‬: ‫ قَالَوا‬، ‫ت ؟‬ ِ ‫ َويَرْ فَ ُع بِ ِه ال َّد َر َجا‬، ‫َأال َأ ُدلُّ ُك ْم َعلَى َما يَ ْمحُو هَّللا ُ بِ ِه ْال َخطَايَا‬
ُ‫ فَ َذلِ ُك ُم ال ِّربَاط‬،‫ َوا ْنتِظَا ُر الصَّال ِة بَ ْع َد الصَّال ِة‬، ‫ْال ُخطَا ِإلَى ْال َم َسا ِج ِد‬

“Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang dapat menghapus dosa dan mengangkat derajat.”
Mereka menjawab: ‘tentu wahai Rasulullah.’ Beliau bersabda: “Menyempurnakan wudhu ketika
masa sulit dan memperbanyak langkah ke masjid serta menunggu shalat satu ke shalat yang lain,
karena hal itu adalah ribath.” (HR. Muslim no. 251 dan At-Tirmidzi no. 51).

[4]. Mengucapkan salam dan berkata baik


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ت ْال َم ْغفِ َر ِة بَ ْذ َل ال َّساَل ِم َو ُح ْسنَ ْالكَاَل ِم‬


ِ ‫ِإ َّن ِم ْن ُموْ ِجبَا‬

“Sesungguhnya termasuk sebab mendapatkan ampunan adalah memberikan salam dan berkata baik.”
(HR. Al-Kharaithi dalam Makarim Al–Akhlak dan dinilai shahih oleh Al-Albani dalam
Silsilah Al–Ahadits Ash-Shahihah, no. 1035).

Demikian empat amalan ringan namun dapat meleburkan dosa. Semoga Allah menerima taubat kita.
Wabillahi taufiq.

B. MENOLONG JANDA DAN ANAK YATIM, ALLAH BALAS DENGAN SURGA


Terdapat riwayat tentang seseorang dari kaum alawiyyin bahwa dia singgah di daerah ‘ajam (selain
bangsa Arab). Dia mempunyai seorang istri alawiyah dan beberapa anak perempuan. Mereka hidup
dengan kenikmatan yang melimpah. Kemudian sang suami meninggal dunia. Setelah itu, istri dan putri-
putrinya mengalami kefakiran dan sangat membutuhkan. Lantas perempuan tersebut bersama putri-
putrinya keluar ke daerah lain lantaran khawatir musuh-msuhnya merasa gembira dengan musibah yang
menimpanya. Lantaran udara yang terlalu dingin, perempuan tersebut membawa anak-anaknya singgah
ke beberapa masjid yang dimuliakan.

Tatkala perempuan tersebut berjalan untuk mencari makanan, dia melewati dua orang, yaitu seorang
muslim yang merupakan sesepuh daerah tersebut dan orang Majusi yang merupakan penanggung jawab
daerah tersebut. Perempuan itu menemui lelaki muslim tadi, dia bercerita kepadanya mengenai kondisi
dirinya dan bahwa dia merupakan golongan alawiyah dan syarifah. Dia ingin mendapat makanan untuk
anak-anaknya. Lalu si muslim berkata, “Tunjukkan bukti dan saksi bahwa engkau seorang alawiyah dan
syarifah.”
Perempuan tersebut menjawab, “Saya perempuan asing. Di daerah ini tidak ada orang yang mengenali
saya

Lalu si muslim berpaling darinya. Perempuan itu pun berjalan meninggalkannya dalam keadaan kecewa
dan bersedih.

Kemudian dia mendatangi orang Majusi dan menceritakan kondisi dirinya kepadanya, lantas si
Majusi bangkit dan mengutus pembantunya untuk menjemput putri-putri perempuan itu, lalu putri-putri
perempuan tersebut dibawa ke rumahnya. Dia memberi makan kepada mereka dengan makanan yang
paling enak dan memberi mereka pakaian dengan pakaian yang paling membanggakan. Semalaman
mereka bersama si Majusi dengan penuh kenikmatan dan kemuliaan.

Pada saat tengah malam, sesepuh yang muslim bermimpi dalam tidurnya seakan-akan kiamat telah
datang. Dia memegang bendera di atas kepala Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tiba-tiba tampak
sebuah istana dari zamrud hijau, terasnya terbuat dari mutiara dan Yaqut. Di dalamnya terdapat kubah-
kubah terbuat dari mutiara dan marjan. Lalu dia bertanya, “Untuk siapakah gedung ini?”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Bagi seorang muslim yang bertauhid

Dia berkata, “Wahai Rasulullah! Saya seorang muslim yang bertauhid.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tunjukkan bukti dan saksi bahwa engkau seorang
muslim yang bertauhid

Dia pun kebingungan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda lagi, “Ketika seorang perempuan alawiyah minta
tolong kepadamu, engkau berkata kepadanya, ‘tunjukkan bukti kepadaku bahwa kamu seorang
alawiyah.’ Demikian pula engkau. Tunjukkan bukti kepadaku bahwa engkau seorang muslim.”

Lantas dia terbangun dari tidurnya sambil bersedih karena telah menolak perempuan alawiyah
dalam keadaan kecewa. Kemudian dia berkeliling di daerah dan menanyakan tentang perempuan
tersebut hingga akhirnya dia tahu bahwa perempuan tersebut berada di tempat Majusi. Lalu dia
mendatanginya.

Dia berkata kepada Majusi, “Saya menghendaki perempuan syarifah alawiyah serta putri-putrinya dari
dirimu?

Si Majusi menjawab, “Tidak ada jalan bagiku melakukan hal ini. Sungguh, saya telah memperoleh
berkah dari mereka.”

Dia berkata lagi, “Sialakan ambil seribu dinar dari diriku, tetapi serahkan perempuan tersebut kepadaku!

Si Majusi menjawab, “Saya tidak akan melakukannya.”


Dia berkata, “Harus

Si Majusi berkata, “Hal yang engkau inginkan itu sayalah yang lebih berhak sedangkan gedung yang
engkau lihat di dalam mimpi memang diciptakan untukku. Apakah engkau menunjukkan Islam
kepadaku? Demi Allah, semalam saya dan keluarga saya tidak tidur sebelum kami masuk Islam melalui
tangan perempuan syarifah ini. Saya juga bermimpi ketika tidur sebagaimana yang engkau impikan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadaku, ‘Apakah perempuan alawiyah serta putri-
putrinya bersama kamu?’ Saya menjawab, ‘Iya. Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.’ Beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Gedung itu untukmu dan keluargamu. Kamu dan keluargamu
termasuk penduduk surga. Di dalam Azali, Allah Subhanahu wa Ta’ala memang menciptakanmu
sebagai orang mukmin.’ Kemudian orang muslim tersebut pulang dengan membawa kesedihan dan
kesusahan yang hanya diketahui oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Oleh karena itu, lihatlah berkah dan
kemuliaan berbuat baik kepada para janda dan anak yatim.

C. MANFAAT MENGIKUTI SUNNAH


Oleh Syaikh Abdullah bin Hamud Al Farih -hafizhahullah
Wahai saudaraku yang ku cintai, manfaat dari mengikuti sunnah itu banyak. Diantaranya :

1. Menggapai Mahabbatullah (Kecintaan Allah)


Mendekatkan diri kepada Allah Azza Wa Jalla dengan melakukan berbagai hal yang dianjurkan
menjadi sebab digapainya cinta Allah. Ibnul Qayyim berkata dalam Madarijus Salikin.

،‫ وفنيت عن حكم غيره بحكمه‬،‫ وآثرته طوعًا‬،‫ وأجبته دعوة‬،‫ وأطعته أمرًا‬،‫ وصدقته خبرًا‬،‫وال يحبك هللا إال إذا اتبعت حبيبه ظاهرًا وباطنًا‬
‫ فالتمس نورًا فلست‬،‫ وارجع من حيث شئت‬،‫ وإن لم يكن ذلك فال تَتَ َع َّن‬،‫ وعن طاعة غيره بطاعته‬،‫وعن َمحبة غيره من الخلق بمحبته‬
‫على شيء‬

Allah tidak akan mencintaimu kecuali engkau mengikuti Habibullah (Rasulullah) secara lahir dan
batin, membenarkan sabdanya, mentaati perintahnya, menjawab dakwahnya, mengikuti jalan
hidupnya, mendahulukan hukum beliau dibandingkan dengan hukum lain, mendahulukan cinta
kepada beliau diatas cinta kepada yang lain, mendahulukan ketaatan kepada beliau dibandingkan
kepada orang lain. Kalau engkau tidak demikian, maka tidak ada gunanya. Coba saja lakukan apa
yang dapat menggapai cinta Allah menurut caramu sendiri. Engkau mencari cahaya namun tidak akan
mendapatkannya.

2. Menggapai Ma’iyatullah (Kesadaran Bahwa Allah Senantiasa Melihat Kita)


Sehingga Allah senantiasa memberi taufiq untuk berbuat kebaikan. Anggota tubuhnya tidak
akan melakukan sesuatu kecuali yang diridhai oleh Allah. Jika mahabbatullah diraih maka
ma’iyatullah pun diraih.
3. Dikabulkannya Doa-Doa Yang Menunjukkan Kecintaan Kepada Allah
Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah Azza Wa Jalla dengan melakukan berbagai hal
yang dianjurkan, ia mendapat kecintaan Allah. Dan jika kecintaan Allah telah diraih, doa pun
dikabulkan. Hal ini ditunjukkan oleh hadits dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaih
Wasallam bersabda :

‫ وما يزال عبدي يتقرَّب إلي‬،‫ وما تقرب إلي عبدي بشيء أحب إلي مما افترضته عليه‬،‫ فقد آذنته بالحرب‬،‫ من عادى لي وليًّا‬:‫إن هللا قال‬
ْ ،‫ ورجله التي يمشي بها‬،‫ ويده التي يبطش بها‬،‫ وبصره الذي يبصر به‬،‫ فإذا أحببته كنت سمعه الذي يسمع به‬،‫بالنوافل حتى أحبه‬
‫وإن‬
‫ وأنا أكره مساءته‬،‫§ وما ترددت عن شيء أنا فاعله ترددي عن نفس المؤمن يكره الموت‬،‫ ولئن استعاذ بي ألعيذنه‬،‫سألني ألعطينه‬

“Sesungguhnya Allah berfirman: “Barangsiapa yang memusuhi wali-Ku, maka aku telah
mengumumkan perang terhadapnya. Tidak ada yang lebih aku sukai dari seorang hamba yang
mendekatkan diri kepada-Ku, kecuali ia melakukan hal yang Aku wajibkan kepadanya. Dan
sesungguhnya hamba-Ku dengan sebab senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-
amalan sunnah, Aku pun mencintainya. Maka bila aku telah mencintainya Aku menjadi
pendengarannya, yang ia mendengar dengannya. Aku menjadi penglihatannya, yang ia melihat
dengannya. Aku menjadi tangannya yang ia memukul dengannya. Aku menjadi kakinya yang ia
berjalan dengannya. Bila ia meminta kepada-Ku, Aku akan mengabulkannya. Bila meminta
perlindungan kepada-Ku maka aku akan melindunginya. Bila ia menolak sesuatu yang dibenci oleh
dirinya, Akulah yang melakukannya. Dan seorang mukmin itu benci kematian yang jelek, maka
Akulah yang menghindarkannya” (HR. Bukhari).

4. Memperbaiki Kekurangan Dalam Penunaian Kewajiban


Perbuatan-perbuatan yang dianjurkan (nafilah) memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam
penunaian hal-hal yang wajib. Yang menunjukkan ini adalah hadits.

‫ فإن انتقص من‬،‫ فقد خاب وخسر‬،‫ وإن فسدت‬،‫ فإن صلحت فقد أفلح وأنجح‬،‫إن أول ما يحاسب به العبد يوم القيامة من عمله صالته‬ َّ
‫ ثم يكون سائر عمله على‬،‫ انظروا هل لعبدي من تطوع؟ فيكمل بها ما انتقص من الفريضة‬:- ‫ قال الرب – تبارك وتعالى‬،‫فريضة شيًئ ا‬
‫ذلك‬

“Sesungguhnya hal pertama yang dihisab dari hamba-Ku di hari kiamat adalah shalatnya. Jika
perhitungannya baik, ia akan beruntung dan selamat. Jika perhitungannya buruk, ia akan rugi. Jika
ada kekurangan dalam shalat wajibnya, Allah Tabaraka Wa Ta’ala berfirman: Lihatlah apakah
hambaku mengerjakan shalat sunnah? Maka disempurnakan dengannya apa-apa yang kurang dari
shalat wajibnya. Demikian juga dengan seluruh amal-amalnya” (HR. Ahmad, Abu Daud,
Tirmidzi).

5. Menghidupkan Hati
Jika seorang hamba senantiasa menjaga sunnah dan menjadikannya hal yang paling penting
untuk dipegang, akan terasa sulit baginya meremehkan kewajiban atau kurang dalam pelaksanaannya.
Lalu ia pun mendapat keutamaan lain, yaitu ia senantiasa mengagungkan syiar-syiar Allah. Sehingga
hatinya pun hidup karena ketaatan kepada Allah. Dan barangiapa meremehkan hal-hal yang sunnah,
mengakibatkan ia akan terhalang menjalankan kewajibannya.
6. Terjaga Dari Melakukan Bid’ah
Ketika seorang hamba senantiasa mengikuti apa-apa yang datang dari sunnah Nabi, ia akan
bertekad untuk tidak melakukan suatu ibadah kecuali ada dalilnya. Dengan ini ia akan selamat dari
jalan kebid’ahan.
Bagi pengikut sunnah, masih banyak lagi buah yang didapat. Ibnu Taimiyah dalam Al Qa’idah
Al Jaliyah berkata :

‫فكل من اتبع الرسول صلى هللا عليه وسلم فاهلل كافيه وهاديه وناصره ورازقه‬

“Barangsiapa mengikuti Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam maka Allah akan mencukupkannya,


memberinya hidayah, menolongnya dan melimpahkan rezeki kepadanya”.

Murid beliau, Ibnul Qayyim, juga berkata dalam Madarijus Salikin.

‫ فهو الصادق المصيب‬،‫ وهاجر بقلبه إلى هللا‬،‫ وتغرب عن نفسه وعن الخلق‬،‫فمن صحب الكتاب والسنة‬

“Barangsiapa mengikuti Qur’an dan Sunnah, mengalahkan egonya dan pendapat-pendapat orang, ia
berhijrah kepada Allah dengan sepenuh hati, maka dia lah orang yang benar”.

D. BERLAKU ADIL KEPADA ANAK DALAM SOAL HIBAH


Pertanyaan :
Dalam keluarga ada orang tua yg sangat menyayangi satu anak laki-laki daripada empat anak perempuan
yang lain. Sampai-sampai pada pemberian harta hibah sangat terlihat perbedaannya sehingga
menimbulkan rasa iri. Berdosakah orang tua tersebut? Bagaimana seharusnya sikap anak?

Jawaban :
Semoga Allah melindungi kita semua dari perkara-perkara yang menimbulkan murka Allah Azza wa
Jalla

Tidak bisa dimungkiri, bahwa kadang orang tua menyayangi sebagian anaknya lebih dari sebagian
yang lain. Tidak masalah jika hal itu hanya sebatas perasaan sayang yang ada dalam hati, karena
menyamaratakan semua anak dalam kasih sayang hati adalah sesuatu yang sulit, bahkan di luar kuasa
manusia.
Adapun dalam perkara pemberian hibah, Islam menggariskan bahwa orang tua harus berbuat adil. Jika
salah satu diberi, yang lain juga harus diberi bagian yang sama.

Nabi ‫ ﷺ‬bersabda :

‫ف‬ ْ ُّ‫ َك َما تُ ِحبُّونَ َأ ْن يَ ْع ِدلُوا بَ ْينَ ُك ْم فِي ْالبِ ِّر َوالل‬،‫ا ْع ِدلُوا بَ ْينَ َأوْ ال ِد ُك ْم فِي ال ُّنحْ ِل‬
ِ ‫ط‬
Bersikaplah adil di antara anak-anak kalian dalam hibah, sebagaimana kalian menginginkan mereka
berlaku adil kepada kalian dalam berbakti dan berlemah lembut. [HR. al-Baihaqi dalam as-Sunan al-
Kubra no. 12.003].
Menurut sebagian ulama, keadilan dalam pemberian hibah saat orang tua masih hidup adalah
dengan membaginya sesuai dengan hukum waris, di mana anak perempuan mendapatkan setengah
bagian anak laki-laki. Sebagian Ulama yang lain berpendapat, bahwa harta yang dihibahkan dibagi rata
tanpa membedakan jenis kelamin. Pendapat yang kedua ini lebih kuat, karena didukung hadis an-
Nu’man bin Basyir Radhiyallahu anhu yang akan disebutkan kemudian.

Dalam hadis ini, Nabi ‫ ﷺ‬mengisyaratkan, bahwa keadilan dalam hibah akan membuat anak-
anak juga akan adil dalam berbakti. Sebaliknya, ketidakadilan bisa menimbulkan kebencian di antara
anak-anak kita, atau memicu kebencian kepada orang tua yang membawa kepada durhaka.
Perlu diketahui, bahwa hibah tidak sama dengan nafkah. Jika dalam hibah kepada anak, orang tua
diwajibkan adil, tidak demikian dalam nafkah. Orang tua boleh memberikan nafkah sesuai dengan
kebutuhan masing-masing. Biaya sekolah anak SD tentunya tidak bisa disamakan dengan kakaknya
yang sudah kuliah. Begitu pula biaya makan, pengobatan, menikahkan anak, dan kebutuhan-kebutuhan
semisal tidak harus sama rata; karena hal itu termasuk nafkah, bukan hibah.

Kisah yang disebutkan dalam pertanyaan sudah pernah terjadi pada masa kenabian, maka mari
kita melihat bagaimana Nabi ‫ ﷺ‬menghukuminya secara langsung, karena itulah hukum yang terbaik.

‫ فََأخَ َذ َأبِي‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬َ ِ ‫ضى َحتَّى ُأ ْش ِه َد َرسُو َل هَّللا‬ َ ْ‫ الَ َأر‬:‫ت‬ ْ َ‫ فَقَال‬،‫ْض ْال َموْ ِهبَ ِة فَ َوهَبَهَا لِي‬ َ ‫ت ُأ ِّمي َأبِي بَع‬ ْ َ‫ َسَأل‬:‫ال‬ ِ ‫ع َْن النُّ ْع َم‬
َ َ‫ان ق‬
‫ َوقَ ْد َأ ْع َجبَهَا‬،‫ْض ْال َموْ ِهبَ ِة‬َ ‫ت ِمنِّي بَع‬ ْ َ‫طلَب‬
َ َ‫احة‬ َ ‫ ِإ َّن ُأ َّم هَ َذا ا ْبنَةَ َر َو‬،ِ ‫ يَا َرسُو َل هَّللا‬:‫ فَقَا َل‬،‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ ِ ‫ فََأتَى َرسُو َل هَّللا‬،‫بِيَ ِدي َوَأنَا ُغالَ ٌم‬
َ‫ فَِإنِّي ال‬،‫ فَالَ تُ ْش ِه ْدنِي ِإ ًذا‬:‫ قَا َل‬، ‫ اَل‬:‫ال‬ َ َ‫ فَ َوهَبْتَ لَهُ ِم ْث َل َما َوهَبْتَ لِهَ َذا؟ ق‬:‫ قَا َل‬،‫ نَ َع ْم‬:‫ك اب ٌْن َغ ْي ُر هَ َذا؟ قَا َل‬ َ َ‫ َأل‬،ُ‫ يَا بَ ِشير‬:‫ قَا َل‬،َ‫َأ ْن ُأ ْش ِهدَكَ َعلَى َذلِك‬
‫َأ ْشهَ ُد َعلَى َجوْ ٍر‬
“Dari an-Nu’man (bin Basyir), beliau radhiyallahu anhu berkata: “Ibu saya meminta hibah kepada ayah,
lalu memberikannya kepada saya. Ibu berkata: ‘Saya tidak rela sampai Rasulullah ‫ ﷺ‬menjadi saksi atas
hibah ini.’ Maka ayah membawa saya -saat saya masih kecil- kepada Rasulullah ‫ ﷺ‬dan berkata: ‘Wahai
Rasulullah, ibunda anak ini, ‘Amrah binti Rawahah memintakan hibah untuk si anak, dan ingin engkau
menjadi saksi atas hibah.’ Maka Rasulullah ‫ ﷺ‬bertanya: ‘Wahai Basyir, apakah engkau punya anak
selain dia?’ ‘Ya.’, jawab ayah. Beliau ‫ ﷺ‬bertanya lagi: ‘Engkau juga memberikan hibah yang sama
kepada anak yang lain?’ Ayah menjawab tidak. Maka Rasulullah ‫ ﷺ‬berkata: ‘Kalau begitu, JANGAN
jadikan saya sebagai saksi, karena saya tidak bersaksi atas kezaliman.” [HR. al-Bukhari no. 1623].

Nabi ‫ ﷺ‬menyebutnya sebagai KEZALIMAN, dan itu berarti bahwa ketidakadilan seperti ini
adalah DOSA. Jadi pada dasarnya hibah harus diberikan secara SAMA RATA. Namun boleh
membedakannya untuk alasan tertentu, misalnya ada anak yang cacat sehingga tidak bisa bekerja, atau
sibuk menuntut ilmu sehingga belum bisa bekerja, atau punya banyak anak sehingga gajinya tidak
cukup. Bisa juga hibah tidak diberikan kepada sebagian anak yang durhaka, atau biasa menggunakan
uang untuk bermaksiat. Demikian pula, boleh memberikan hibah kepada sebagian anak jika anak-anak
yang lain tidak mempermasalahkan hal itu, karena hibah ini adalah hak mereka bersama. Jika mereka
saling rida, tidak masalah. Perlu ada komunikasi yang baik agar hibah tidak menimbulkan masalah.

Jika anak-anak mengetahui KESALAHAN orang tua dalam hal ini, sebaiknya anak-anak bisa
menyelesaikannya di antara mereka dahulu tanpa melibatkan orang tua. Alangkah baiknya jika yang
terzalimi mengalah dan tidak mempermasalahkan pemberian yang lebih untuk saudaranya.
Namun jika hal itu tidak bisa terwujud, dan masing-masing menuntut persamaan, hendaklah mereka
menasihati orang tua dengan lemah lembut. Anak yang mendapat hibah lebih banyak, hendaknya
menolak pemberian dengan halus. Apa yang dilakukan orang tua dalam kasus ini adalah ketidakadilan,
sehingga HARUS DIINGKARI, tapi dengan cara yang baik. Banyak orang tua yang melakukannya
karena BUTA AKAN HUKUM AGAMA, maka penjelasan yang baik akan cukup untuk membuat
mereka menyadari kesalahan.

E. DZIKIR PETANG
ِ َ‫َأ ُعوْ ُذ بِاهَّلل ِ ِمنَ ال َّش ْيط‬
‫ان ال َّر ِجي ِْم‬

A'uudzu billaahi minasy-syaithoonir-rojiim


Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

1. Membaca Ayat Kursi (1x)

‫هّٰللا‬
َ‫ض ۗ َم ْن َذا الَّ ِذيْ يَ ْشفَ ُع ِع ْند َٗۤه اِاَّل بِا ِ ْذنِ ٖه ۗ يَ ْعلَ ُم َما بَ ْين‬
ِ ْ‫ت َو َما فِى ااْل َ ر‬ ِ ‫ـي ْالقَيُّوْ ُم ۚ اَل تَْأ ُخ ُذ ٗه ِسنَةٌ َّواَل نَوْ ٌم ۗ لَهٗ َما فِى السَّمٰ ٰو‬ ُّ ‫ُ اَل ۤ اِ ٰلهَ اِاَّل هُ َو ْال َح‬
‫ض ۚ َواَل يَــُئوْ د ُٗه ِح ْفظُهُ َما ۚ َو هُ َو ْال َعلِ ُّي ْال َع ِظ ْي ُم‬ ِ ‫اَ ْي ِد ْي ِه ْم َو َما َخ ْلفَهُ ْم ۚ َواَل يُ ِح ْيطُوْ نَ بِ َش ْي ٍء ِّم ْن ِع ْل ِم ٖ ۤه اِاَّل بِ َما َشٓا َء ۚ َو ِس َع ُكرْ ِسيُّهُ السَّمٰ ٰو‬
َ ْ‫ت َوا اْل َ ر‬
AYAT KURSI

allāhu lā ilāha illā huw, al-ḥayyul-qayyụm, lā ta`khużuhụ sinatuw wa lā na`ụm, lahụ mā fis-samāwāti wa
mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa'u 'indahū illā bi`iżnih, ya'lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā
yuḥīṭụna bisyai`im min 'ilmihī illā bimā syā`, wasi'a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya`ụduhụ
ḥifẓuhumā, wa huwal-'aliyyul-'aẓīm.

“Allah tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi) melainkan Dia Yang Hidup Kekal lagi terus menerus
mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan
di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa
yang (berada) dihadapan mereka, dan dibelakang mereka dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari
Ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak
merasa berat memelihara keduanya, Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.” (Al-Baqarah: 255) [1].

FADHILLAH
Siapa yang membacanya ketika petang, maka ia akan dilindungi (oleh Allah dari berbagai gangguan)
hingga pagi. Siapa yang membacanya ketika pagi, maka ia akan dilindungi hingga petang.

2. Membaca Surat Al-Ikhlas (3x)


‫بِس ِْم هَّللا ِ الرَّحْ َم ِن ال َّر ِح ِيم‬

‫ص َم ُد لَ ْم يَلِ ْد َولَ ْم يُولَ ْد َولَ ْم يَ ُكن لَّهُ ُكفُ ًوا َأ َح ٌد‬


َّ ‫قُلْ ه َُو هَّللا ُ َأ َح ٌد هَّللا ُ ال‬

“Katakanlah, Dia-lah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah (Rabb) yang segala sesuatu bergantung
kepada-Nya. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara
dengan-Nya". [2]

3. Membaca Surat Al-Falaq (3x)


‫بِس ِْم هّٰللا ِ الرَّحْ مٰ ِن ال َّر ِحي ِْم‬

‫اس ٍد اِ َذا َح َس َد‬ ِ ‫ب َو ِم ْن َش ِّر النَّ ٰفّ ٰث‬


ِ ‫ت فِى ْال ُعقَ ۙ ِد َو ِم ْن َشرِّ َح‬ َ ۙ َ‫ق اِ َذا َوق‬ َ ۙ َ‫ ِم ْن َش ِّر َما خَ ل‬, ‫ق‬
ٍ ‫ق َو ِم ْن َش ِّر غَا ِس‬ ِ ۙ َ‫قُلْ اَ ُعوْ ُذ بِ َربِّ ْالفَل‬

“Katakanlah, Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk
yang) Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dari kejahatan (perempuan-
perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya),dan dari kejahatan orang yang dengki
apabila dia dengki”. [3]

4. Membaca Surat An-Naas (3x)

‫بِس ِْم هَّللا ِ الرَّحْ َم ِن ال َّر ِح ِيم‬

ِ َّ‫اس ِمنَ ْال ِجنَّ ِة َو الن‬


‫اس‬ ِ َّ‫ُور الن‬
ِ ‫صد‬ ِ َّ‫اس ْال َخن‬
ُ ‫اس الَّ ِذي يُ َوس ِْوسُ فِي‬ ِ ‫اس ِمن َش ِّر ْال َو ْس َو‬
ِ َّ‫اس ِإلَ ِه الن‬
ِ َّ‫ك الن‬ ِ َّ‫قُلْ َأعُو ُذ بِ َربِّ الن‬
ِ ِ‫اس َمل‬

“Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada Rabb (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia.
Sembahan (Ilah) manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi. Yang membisikkan
(kejahatan) ke dalam dada-dada manusia. Dari golongan jin dan manusia.”[4]

FADILLAAH
Barangsiapa yang mengucapkan 3 surat tersebut masing-masing tiga kali ketika pagi dan petang, maka
segala sesuatu akan dicukupkan untuknya.

5. DIBACA (1x) :

‫ َربِّ َأ ْسَألُكَ خَ ي َْر َما‬.ٌ‫ َوهُ َو َعلَى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِد ْير‬،ُ‫ك َولَهُ ْال َح ْمد‬ُ ‫ لَهُ ْال ُم ْل‬،ُ‫ك لَه‬
َ ‫ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي‬،ُ ‫ الَ ِإلَ ٰـهَ ِإالَّ هَّللا‬،ِ ‫ َو ْال َح ْم ُد هَّلِل‬،ِ ‫ك هَّلِل‬
ُ ‫َأ ْم َس ْينَا َوَأ ْم َسى ْال ُم ْل‬
‫ك ِم ْن‬ َ ِ‫ َربِّ َأ ُعوْ ُذ ب‬،‫ َربِّ َأ ُعوْ ُذ بِكَ ِمنَ ْال َك َس ِل َوسُوْ ِء ْال ِكبَ ِر‬،‫ك ِم ْن َش ِّر َما فِ ْي هَ ٰـ ِذ ِه اللَّ ْيلَ ِة َو َشرِّ َما بَ ْع َدهَا‬ َ ِ‫ َوَأ ُعوْ ُذ ب‬،‫فِ ْي هَ ٰـ ِذ ِه اللَّ ْيلَ ِة َوخَ ْي َر َما بَ ْع َدهَا‬
‫ب فِي ْالقَب ِْر‬ ٍ ‫ار َو َع َذا‬ ِ َّ‫ب فِي الن‬
ٍ ‫َع َذا‬

Amsainaa wa amsal mulku lillaah, wal hamdulillaah, laa ilaaha illallaah, wahdahu laa syariika lah, lahul
mulku wa lahul hamd, wa huwa 'alaa kulli syai-in qodiir. Robbi as-aluka khoiro maa fii haadzihil-lailati
wa khoiro maa ba'dahaa, wa a'uudzu bika min syarri maa fii haadzihil-lailati wa syarri maa ba'dahaa,
robbi a'uudzu bika minal kasali wa suu-il kibar, robbi a'uudzu bika min 'adzaabin fin-naari wa 'adzaabin
fil qobr.

“Kami telah memasuki waktu sore dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada
sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, Yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya. Bagi-Nya
kerajaan dan bagiNya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Hai Tuhan, aku mohon
kepada-Mu kebaikan di malam ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung keDibac dari kejahatan
malam ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Tuhan, aku berlindung kepadaMu dari kemalasan dan
kejekelekan di hari tua. Wahai Tuhan, aku berlindung kepadamu dari siksaan di Neraka dan kubur”.[5]
FADILLAH
Meminta pada Allah kebaikan di malam ini dan kebaikan sesudahnya, juga agar terhindar dari kejelekan
di malam ini dan kejelekan sesudahnya. Di dalamnya berisi pula permintaan agar terhindar dari rasa
malas padahal mampu untuk beramal, juga agar terhindar dari kejelekan di masa tua. Di dalamnya juga
berisi permintaan agar terselamatkan dari siksa kubur dan siksa neraka yang merupakan siksa terberat di
hari kiamat kelak.

6. DIBACA (1x)
ِ ‫ك ْال َم‬
‫ص ْي ُر‬ َ ‫ َوِإلَ ْي‬،‫ت‬ َ ِ‫ َوب‬،‫ َوبِكَ نَحْ يَا‬،‫ك َأصْ بَحْ نَا‬
ُ ْ‫ك نَ ُمو‬ َ ِ‫ َوب‬،‫اَللَّهُ َّم بِكَ َأ ْم َس ْينَا‬

Allaahumma bika amsainaa, wa bika ash-bahnaa, wa bika nahyaa, wa bika namuutu, wa ilaikal mashiir.

“Ya Allah, dengan rahmat dan pertolonganMu kami memasuki waktu sore, dan dengan rahmat dan
pertolonganMu kami memasuki waktu pagi. Dengan rahmat dan pertolonganMu kami hidup dan dengan
kehendakMu kami mati. Dan kepadaMu tempat kembali (bagi semua makhluk).”[6]

7. Membaca Sayyidul Istighfar (1x)

َ ِ‫ َأبُوْ ُء لَكَ بِنِ ْع َمت‬،‫ْت‬


‫ك‬ ُ ‫صنَع‬ َ ِ‫ َأ ُعوْ ُذ ب‬،‫ْت‬
َ ‫ك ِم ْن َشرِّ َما‬ ُ ‫ك َما ا ْستَطَع‬ َ ‫ َوَأنَا َعلَى َع ْه ِد‬،‫ك‬
َ ‫ك َو َو ْع ِد‬ َ ‫ َخلَ ْقتَنِ ْي َوَأنَا َع ْب ُد‬، َ‫اَللَّهُ َّم َأ ْنتَ َرب ِّْي الَ ِإلَـهَ ِإالَّ َأ ْنت‬
َ‫ب ِإالَّ َأ ْنت‬َ ْ‫ َوَأبُوْ ُء بِ َذ ْنبِ ْي فَا ْغفِرْ لِ ْي فَِإنَّهُ الَ يَ ْغفِ ُر ال ُّذنُو‬،‫ي‬
َّ َ‫َعل‬

Allahumma anta robbii laa ilaha illa anta, kholaqtanii wa anaa ‘abduka wa anaa ‘ala ‘ahdika wa wa’dika
mas-tatho’tu. A’udzu bika min syarri maa shona’tu. Abu-u laka bi ni’matika ‘alayya wa abu-u bi
dzambii. Fagh-firlii fainnahu laa yagh-firudz dzunuuba illa anta.

“Ya Allah, Engkau adalah Rabb-ku, tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali
Engkau, Engkau-lah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku
dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan (apa) yang kuperbuat. Aku
mengakui nikmat-Mu (yang diberikan) kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah
aku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau.” [7]

FADILLAH
Barangsiapa mengucapkan dzikir ini di siang hari dalam keadaan penuh keyakinan, lalu ia mati pada hari
tersebut sebelum petang hari, maka ia termasuk penghuni surga. Barangsiapa yang mengucapkannya di
malam hari dalam keadaan penuh keyakinan, lalu ia mati sebelum pagi, maka ia termasuk penghuni
surga.
8. DIBACA (3x) :

‫ َوَأ ُعوْ ُذ بِكَ ِم ْن‬،‫ك ِمنَ ْال ُك ْف ِر َو ْالفَ ْق ِر‬


َ ِ‫ اَللَّهُ َّم ِإنِّي َأ ُعوْ ُذ ب‬. َ‫ الَ ِإلَـهَ ِإالَّ َأ ْنت‬، ْ‫ص ِري‬
َ َ‫ اَللَّهُ َّم عَافِنِ ْي فِ ْي ب‬،‫ اَللَّهُ َّم عَافِنِ ْي فِ ْي َس ْم ِع ْي‬،‫اَللَّهُ َّم عَافِنِ ْي فِ ْي بَ َدنِ ْي‬
َ‫ الَ ِإلَـهَ ِإالَّ َأ ْنت‬،‫ب ْالقَب ِْر‬
ِ ‫َع َذا‬

Allaahumma 'aafinii fii badanii, allaahumma 'aafinii fii sam'ii, allaahumma 'aafinii fii bashorii, laa ilaaha
illaa anta. Allaahumma innii a'uudzu bika minal kufri wal faqr, Wa a'uudzu bika min 'adzaabil qobr, laa
ilaaha illaa anta.

“Ya Allah, selamatkanlah tubuhku (dari penyakit dan dari apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah,
selamatkanlah pendengaranku (dari penyakit dan maksiat atau dari apa yang tidak aku inginkan). Ya
Allah, selamatkanlah penglihatanku, tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau.
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran. Aku berlindung
kepada-Mu dari siksa kubur, tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau.” [8]

9. DIBACA (1x) :

‫ي َوَأ ْهلِ ْي َو َمالِ ْي اللَّهُ َّم ا ْستُرْ عَوْ َراتِى َوآ ِم ْن‬
َ ‫ك ْال َع ْف َو َو ْال َعافِيَةَ فِي ِد ْينِ ْي َو ُد ْنيَا‬
َ ُ‫ اَللَّهُ َّم ِإنِّ ْي َأ ْسَأل‬،‫اَللَّهُ َّم ِإنِّ ْي َأ ْسَألُكَ ْال َع ْف َو َو ْال َعافِيَةَ فِي ال ُّد ْنيَا َو ْاآل ِخ َر ِة‬
َ ‫ َوَأ ُعوْ ُذ بِ َعظَ َمتِكَ َأ ْن ُأ ْغت‬،‫ َو ِم ْن فَوْ قِ ْي‬،‫ َوع َْن يَ ِم ْينِ ْي َوع َْن ِش َمالِ ْي‬،‫ َو ِم ْن خَ ْلفِ ْي‬،َّ‫ظنِ ْي ِم ْن بَي ِْن يَ َدي‬
‫َال ِم ْن تَحْ تِ ْي‬ ْ َ‫ اَللَّهُ َّم احْ ف‬.‫َروْ عَاتِى‬

Allahumma innii as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fid dunyaa wal aakhiroh. Allahumma innii as-alukal ‘afwa
wal ‘aafiyah fii diinii wa dun-yaya wa ahlii wa maalii. Allahumas-tur ‘awrootii wa aamin row’aatii.
Allahumah fadni min bayni yadayya wa min kholfii wa ‘an yamiinii wa ‘an syimaalii wa min fawqii wa
a’udzu bi ‘azhomatik an ughtala min tahtii.

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah,
sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya
Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan tentramkan-lah aku dari
rasa takut. Ya Allah, peliharalah aku dari depan, belakang, kanan, kiri dan dari atasku. Aku berlindung
dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari bawahku (aku berlindung dari dibenamkan ke dalam
bumi).”
[9]

FADHILLAH
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah pernah meninggalkan do’a ini di pagi dan petang hari.
Di dalamnya berisi perlindungan dan keselamatan pada agama, dunia, keluarga dan harta dari berbagai
macam gangguan yang datang dari berbagai arah.
10. DIBACA (1x) :

ِّ‫ َو ِم ْن َشر‬،‫ َأ ُعوْ ُذ بِكَ ِم ْن َش ِّر نَ ْف ِس ْي‬، َ‫ َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلَـهَ ِإالَّ َأ ْنت‬،ُ‫ َربَّ ُك ِّل َش ْي ٍء َو َملِ ْي َكه‬،‫ض‬ ِ ْ‫ت َواَْألر‬ ِ ‫اَللَّهُ َّم عَالِ َم ْال َغ ْي‬
ِ َ‫ب َوال َّشهَا َد ِة ف‬
ِ ‫اط َر ال َّس َما َوا‬
‫ َوَأ ْن َأ ْقت َِرفَ َعلَى نَ ْف ِس ْي سُوْ ًءا َأوْ َأ ُج َّرهُ ِإلَى ُم ْسلِ ٍم‬،‫ان َو ِشرْ ِك ِه‬ ِ َ‫ال َّش ْيط‬

Allahumma ‘aalimal ghoybi wasy syahaadah faathiros samaawaati wal ardh. Robba kulli syai-in wa
maliikah. Asyhadu alla ilaha illa anta. A’udzu bika min syarri nafsii wa min syarrisy syaythooni wa
syirkihi, wa an aqtarifa ‘alaa nafsii suu-an aw ajurrohu ilaa muslim.

“Ya Allah Yang Mahamengetahui yang ghaib dan yang nyata, wahai Rabb Pencipta langit dan bumi,
Rabb atas segala sesuatu dan Yang Merajainya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak
diibadahi dengan benar kecuali Engkau. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan diriku, syaitan dan
ajakannya menyekutukan Allah (aku berlindung kepada-Mu) dari berbuat kejelekan atas diriku atau
mendorong seorang muslim kepadanya.” [10]

FADILLAH
Do’a ini diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada Abu Bakr Ash Shiddiq untuk
dibaca pada pagi, petang dan saat beranjak tidur.

11. DIBACA (3x) :


‫ض َوالَ فِي ال َّس َما ِء َوه َُو ال َّس ِم ْي ُع ْال َعلِ ْي ُم‬
ِ ْ‫بِس ِْم هللاِ الَّ ِذي الَ يَضُرُّ َم َع ا ْس ِم ِه َش ْي ٌء فِي اَْألر‬

Bismillahilladzi laa yadhurru ma’asmihi syai-un fil ardhi wa laa fis samaa’ wa huwas samii’ul ‘aliim.

“Dengan Menyebut Nama Allah, yang dengan Nama-Nya tidak ada satupun yang membahayakan, baik
di bumi maupun dilangit. Dia-lah Yang Mahamendengar dan Maha mengetahui.” [11]

FADILLAH
Barangsiapa yang mengucapkan dzikir tersebut sebanyak tiga kali di pagi hari dan tiga kali di petang
hari, maka tidak akan ada bahaya yang tiba-tiba memudaratkannya.

12. DIBACA (3x) :


َ ‫ َوبِ ُم َح َّم ٍد‬،‫ َوبِاِْإل ْسالَ ِم ِد ْينًا‬،‫ْت بِاهللِ َربًّا‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم نَبِيًّا‬ ُ ‫ضي‬
ِ ‫َر‬

Rodhiitu billaahi robbaa wa bil-islaami diinaa, wa bi-muhammadin shallallaahu ‘alaihi wa sallama


nabiyya.

“Aku rela (ridha) Allah sebagai Rabb-ku (untukku dan orang lain), Islam sebagai agamaku dan
Muhammad ‫ صلي هللا عليه وسلم‬sebagai Nabiku (yang diutus oleh Allah).” [12]

FADILLAH
Barangsiapa yang mengucapkan hadits ini sebanyak tiga kali di pagi hari dan tiga kali di petang hari,
maka pantas baginya mendapatkan ridha Allah.

13. DIBACA (1x) :


َ ‫ َوَأصْ لِحْ لِ ْي َشْأنِ ْي ُكلَّهُ َوالَ تَ ِك ْلنِ ْي ِإلَى نَ ْف ِس ْي‬،‫ْث‬
‫طرْ فَةَ َعي ٍْن‬ ُ ‫ك َأ ْستَ ِغي‬
َ ِ‫يَا َح ُّي يَا قَيُّوْ ُم بِ َرحْ َمت‬

Yaa Hayyu Yaa Qoyyum, bi-rohmatika as-taghiits, wa ash-lih lii sya’nii kullahu wa laa takilnii ilaa
nafsii thorfata ‘ainin

“Wahai Rabb Yang Mahahidup, Wahai Rabb Yang Mahaberdiri sendiri (tidak butuh segala sesuatu)
dengan rahmat-Mu aku meminta pertolongan, perbaikilah segala keadaan dan urusanku dan jangan
Engkau serahkan kepadaku meski sekejap mata sekalipun (tanpa mendapat pertolongan dari-Mu).” [13]

14. DIBACA (1x) :

‫ َحنِ ْيفًا ُم ْسلِ ًما َو َما‬،‫ َو َعلَى ِملَّ ِة َأبِ ْينَا ِإ ْب َرا ِه ْي َم‬،‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ ِ َ‫ َو َعلَى َكلِ َم ِة ْاِإل ْخال‬،‫ط َر ِة ْاِإل ْسالَ ِم‬
َ ‫ َو َعلَى ِد ْي ِن نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد‬،‫ص‬ ْ ِ‫َأ ْم َس ْينَا َعلَى ف‬
َ‫َكانَ ِمنَ ْال ُم ْش ِر ِك ْين‬

Amsainaa 'alaa fithrotil islaam, wa 'alaa kalimatil ikhlaash, wa 'alaa diini nabiyyinaa muhammadin
shollallaahu 'alaihi wa sallam, wa 'alaa millati abiinaa ibroohiim, haniifan musliman wa maa kaana
minal musyrikiin.

Di waktu sore kami berada di atas fitrah Islam, kalimat ikhlas, agama Nabi kami Muhammad, dan
agama ayah kami Ibrahim, yang berdiri di atas jalan yang lurus, muslim dan tidak tergolong orang-orang
musyrik. [14]

15. Membaca (10x atau 100x) :


‫ك َولَهُ ْال َح ْم ُد َوهُ َو َعلَى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِد ْي ُر‬
ُ ‫ لَهُ ْال ُم ْل‬،ُ‫ك لَه‬
َ ‫الَ ِإلَـهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي‬.

Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.

“Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-
Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” [15],[16],
[17]

FADILLAH
Barangsiapa yang membaca dzikir tersebut di pagi hari sebanyak 10X,Allah akan mencatatkan baginya
10 kebaikan,menghapuskan baginya 10 kesalahan,ia juga mendapatkan kebaikan semisal memerdekakan
10 budak,Allah akan melindunginya dari gangguan setan hingga petang hari,siapa yang
mengucapkannya di petang hari, ia akan mendapatkan keutamaan yang semisal itu pula.
Barangsiapa membacanya sebanyak 100x dalam sehari, maka baginya (pahala) seperti memerdekakan
sepuluh budak, ditulis seratus kebaikan, dihapus darinya seratus keburukan, mendapat perlindungan dari
syaitan pada hari itu hingga sore hari. Tidaklah seseorang itu dapat mendatangkan yang lebih baik dari
apa yang dibawanya kecuali ia melakukan lebih banyak lagi dari itu.

16. DIBACA (100x) :


‫ُس ْب َحانَ هَّللا ِ َوبِ َح ْم ِد ِه‬

Subhanallah wa bi-hamdih.

“Mahasuci Allah, aku memuji-Nya.” [18]

FADHILLAH
Barangsiapa yang mengucapkan kalimat ‘subhanallah wa bi hamdih’ di pagi dan petang hari sebanyak
100 x, maka tidak ada yang datang pada hari kiamat yang lebih baik dari yang ia lakukan kecuali orang
yang mengucapkan semisal atau lebih dari itu.

17. DIBACA (3x) :


َ َ‫ت ِم ْن َش ِّر َما َخل‬
‫ق‬ ِ ‫َأ ُعوْ ُذ بِ َكلِ َما‬
ِ ‫ت هَّللا ِ التَّا َّما‬

A'uudzu bi kalimaatillaahit-taammaati min syarri maa khalaq.

Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari kejahatan makhluk yang
diciptakanNya. [19]

FADHILLAH
Siapa yang mengucapkannya di petang hari, niscaya tidak ada racun atau binatang (seperti:
kalajengking) yang mencelakakannya di malam itu.

F. DZIKIR PAGI

BACAAN DZIKIR PAGI


ِ َ‫َأ ُعوْ ُذ بِاهللِ ِمنَ ال َّش ْيط‬
‫ان ال َّر ِجي ِْم‬

Artinya, “Aku berlindung kepada Alloh dari godaan setan yang terkutuk.”

ِ ‫ْــــــــــــــم هللاِ الرَّحْ َم ِن ال َّر ِحي‬


: ‫ْـــــم‬ ِ ‫بِس‬
1. Membaca Ayat Kursi 1X

َ‫ يَ ْعلَ ُم َما بَ ْين‬،‫ َم ْن َذا الَّ ِذي يَ ْشفَ ُع ِع ْن َدهُ ِإالَّ بِِإ ْذنِ ِه‬،‫ض‬
ِ ْ‫ت َو َما فِي اَأْلر‬ ِ ‫ لَهُ َما فِي ال َّس َما َوا‬،‫ الَ تَْأ ُخ ُذهُ ِسنَةٌ َوالَ نَوْ ٌم‬،‫هَّللا ُ الَ ِإلَهَ ِإالَّ هُ َو ْال َح ُّي ْالقَيُّو ُم‬
‫ َوهُ َو‬،‫ َواَل يَُئو ُدهُ ِح ْفظُهُ َما‬،‫ض‬ َ ْ‫ت َواَأْلر‬
ِ ‫ َو ِس َع ُكرْ ِسيُّهُ ال َّس َما َوا‬،‫ َواَل ي ُِحيطُونَ بِ َش ْي ٍء ِم ْن ِع ْل ِم ِه ِإالَّ بِ َما َشا َء‬،‫َأ ْي ِدي ِه ْم َو َما َخ ْلفَهُ ْم‬

‫ْال َعلِ ُّي ْال َع ِظي ُم‬

“Allah tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi) melainkan Dia Yang Hidup Kekal lagi terus menerus
mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang ada di
langit dan di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah
mengetahui apa-apa yang (berada) dihadapan mereka, dan dibelakang mereka dan mereka tidak
mengetahui apa-apa dari Ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi
langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, Allah Mahatinggi lagi
Mahabesar.” (Al-Baqarah: 255) (Dibaca pagi 1x) [1]

2. Membaca Surat Al-Ikhlas (Dibaca Pagi 3x)

‫بِس ِْم هَّللا ِ الرَّحْ َم ِن ال َّر ِح ِيم‬

‫ص َم ُد لَ ْم يَلِ ْد َولَ ْم يُولَ ْد َولَ ْم يَ ُكن لَّهُ ُكفُ ًوا َأ َح ٌد‬


َّ ‫قُلْ ه َُو هَّللا ُ َأ َح ٌد هَّللا ُ ال‬

“Katakanlah, Dia-lah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah (Rabb) yang segala sesuatu bergantung
kepada-Nya. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara
dengan-Nya.’” (QS. Al-Ikhlash: 1-4). (Dibaca pagi 3x). [2]

3. Membaca Surat Al-Falaq (Dibaca Pagi 3x)

‫بِس ِْم هّٰللا ِ الرَّحْ مٰ ِن ال َّر ِحي ِْم‬

ِ ۙ َ‫قُلْ اَ ُعوْ ُذ بِ َربِّ ْالفَل‬


‫ق‬

qul a'ụżdu birabbil-falaq

Katakanlah,

“Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar)

َ ۙ َ‫ِم ْن َش ِّر َما َخل‬


,‫ق‬

min syarri mā khalaq

dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan,

َ ۙ َ‫ق اِ َذا َوق‬


‫ب‬ ِ ‫َو ِم ْن َشرِّ غ‬
ٍ ‫َاس‬
wa min syarri gāsiqin iżā waqab

dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,

ِ ‫َو ِم ْن َشرِّ النَّ ٰفّ ٰث‬


‫ت فِى ْال ُعقَ ۙ ِد‬

wa min syarrin-naffāṡāti fil-'uqaddan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup


pada buhul-buhul (talinya),
‫اس ٍد ِا َذا َح َس َد‬
ِ ‫َو ِم ْن َشرِّ َح‬

wa min syarri ḥāsidin iżā ḥasaddan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.”

(QS. Al-Falaq: 1-5). (Dibaca pagi 3x). [3]

4. Membaca Surat An-Naas (Dibaca Pagi 3x)

‫بِس ِْم هَّللا ِ الرَّحْ َم ِن ال َّر ِح ِيم‬

ِ َّ‫اس ِمنَ ْال ِجنَّ ِة َو الن‬


‫اس‬ ِ َّ‫ُور الن‬
ِ ‫صد‬ ِ َّ‫اس ْال َخن‬
ُ ‫اس الَّ ِذي يُ َوس ِْوسُ فِي‬ ِ ‫اس ِمن َش ِّر ْال َو ْس َو‬
ِ َّ‫اس ِإلَ ِه الن‬
ِ َّ‫ك الن‬ ِ َّ‫قُلْ َأعُو ُذ بِ َربِّ الن‬
ِ ِ‫اس َمل‬

”Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada Rabb (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja
manusia. Sembahan (Ilah) manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi. Yang
membisikkan (kejahatan) ke dalam dada-dada manusia. Dari golongan jin dan manusia.’”

(QS. An-Naas: 1-6) (Dibaca pagi 3x) [4]

5. Membaca (Dibaca Pagi 1x)

Ketika pagi, Rasulullah ‫صلي هللا عليه وسلم‬ membaca:

‫ َربِّ َأ ْسَألُكَ خَ ْي َر‬ .ُ‫ك َولَهُ ْال َح ْم ُد َوهُ َو َعلَى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِد ْير‬


ُ ‫ لَهُ ْال ُم ْل‬،ُ‫ك لَه‬
َ ‫ الَ ِإلَـهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي‬،ِ ‫ َو ْال َح ْم ُد هَّلِل‬،ِ ‫ك هَّلِل‬
ُ ‫َأصْ بَحْ نَا َوَأصْ بَ َح ْال ُم ْل‬

َ‫ َربِّ َأ ُعوْ ُذ بِك‬،‫ك ِمنَ ْال َك َس ِل َوسُوْ ِء ْال ِكبَ ِر‬


َ ِ‫ َربِّ َأ ُعوْ ُذ ب‬،ُ‫ك ِم ْن َش ِّر َما فِ ْي هَ َذا ْاليَوْ ِم َو َشرِّ َما بَ ْع َده‬
َ ِ‫ َوَأ ُعوْ ُذ ب‬،ُ‫َما فِ ْي هَ َذا ْاليَوْ ِم َو َخ ْي َر َما بَ ْع َده‬

‫ب فِي ْالقَب ِْر‬ ِ َّ‫ب فِي الن‬


ٍ ‫ار َو َع َذا‬ ٍ ‫ ِم ْن َع َذا‬.

Ash-bahnaa wa ash-bahal mulku lillah walhamdulillah, laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah,
lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodir. Robbi as-aluka khoiro maa fii hadzal
yaum wa khoiro maa ba’dahu, wa a’udzu bika min syarri maa fii hadzal yaum wa syarri maa ba’dahu.
Robbi a’udzu bika minal kasali wa su-il kibar. Robbi a’udzu bika min ‘adzabin fin naari wa ‘adzabin
fil qobri.

”Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji hanya milik Allah.
Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-
Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Wahai
Rabb, aku mohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada-
Mu dari kejahatan hari ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Rabb, aku berlindung kepada-Mu dari
kemalasan dan kejelekan di hari tua. Wahai Rabb, aku berlindung kepada-Mu dari siksaan di Neraka
dan siksaan di kubur.” (Dibaca pagi 1x) [5]

6. Membaca (Dibaca Pagi 1x)


Ketika pagi, Rasulullah ‫صلي هللا عليه وسلم‬ membaca:

‫ك النُّ ُشوْ ُر‬


َ ‫ت َوِإلَ ْي‬ َ ِ‫ َوب‬،‫ َوبِكَ نَحْ يَا‬،‫ك َأ ْم َس ْينَا‬
ُ ْ‫ك نَ ُمو‬ َ ِ‫ َوب‬،‫اَللَّهُ َّم بِكَ َأصْ بَحْ نَا‬

Allahumma bika ash-bahnaa wa bika amsaynaa wa bika nahyaa wa bika namuutu wa ilaikan nusyuur.

“Ya Allah, dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu pagi, dan dengan rahmat dan
pertolongan-Mu kami memasuki waktu sore. Dengan rahmat dan kehendak-Mu kami hidup dan
dengan rahmat dan kehendak-Mu kami mati. Dan kepada-Mu kebangkitan (bagi semua makhluk).”
(Dibaca pagi 1x) [6]

7. Membaca Sayyidul Istighfar (Dibaca Pagi 1x)

َ ِ‫ َأبُوْ ُء لَكَ بِنِ ْع َمت‬،‫ْت‬


‫ك‬ ُ ‫صنَع‬ َ ِ‫ َأ ُعوْ ُذ ب‬،‫ْت‬
َ ‫ك ِم ْن َشرِّ َما‬ ُ ‫ك َما ا ْستَطَع‬ َ ‫ َوَأنَا َعلَى َع ْه ِد‬،‫ك‬
َ ‫ك َو َو ْع ِد‬ َ ‫ َخلَ ْقتَنِ ْي َوَأنَا َع ْب ُد‬، َ‫اَللَّهُ َّم َأ ْنتَ َرب ِّْي الَ ِإلَـهَ ِإالَّ َأ ْنت‬

َ‫ب ِإالَّ َأ ْنت‬ ُّ ‫ َوَأبُوْ ُء بِ َذ ْنبِ ْي فَا ْغفِرْ لِ ْي فَِإنَّهُ الَ يَ ْغفِ ُر‬،‫ي‬
َ ْ‫الذنُو‬ َّ َ‫َعل‬

Allahumma anta robbii laa ilaha illa anta, kholaqtanii wa anaa ‘abduka wa anaa ‘ala ‘ahdika wa
wa’dika mas-tatho’tu. A’udzu bika min syarri maa shona’tu. Abu-u laka bi ni’matika ‘alayya wa abu-
u bi dzambii. Fagh-firlii fainnahu laa yagh-firudz dzunuuba illa anta.

“Ya Allah, Engkau adalah Rabb-ku, tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali
Engkau, Engkau-lah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku
dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan (apa) yang kuperbuat. Aku
mengakui nikmat-Mu (yang diberikan) kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu,
ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau.” (Dibaca pagi
1x) [7]

8. Membaca (Dibaca Pagi 3x)

َ‫ َوَأ ُعوْ ُذ بِك‬،‫ك ِمنَ ْال ُك ْف ِر َو ْالفَ ْق ِر‬


َ ِ‫اَللَّهُ َّم ِإنِّي َأ ُعوْ ُذ ب‬ . َ‫ الَ ِإلَـهَ ِإالَّ َأ ْنت‬، ْ‫ص ِري‬
َ َ‫ اَللَّهُ َّم عَافِنِ ْي فِ ْي ب‬،‫ اَللَّهُ َّم عَافِنِ ْي فِ ْي َس ْم ِع ْي‬،‫اَللَّهُ َّم عَافِنِ ْي فِ ْي بَ َدنِ ْي‬

َ‫ الَ ِإلَـهَ ِإالَّ َأ ْنت‬،‫ب ْالقَب ِْر‬


ِ ‫ِم ْن َع َذا‬

“Ya Allah, selamatkanlah tubuhku (dari penyakit dan dari apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah,
selamatkanlah pendengaranku (dari penyakit dan maksiat atau dari apa yang tidak aku inginkan). Ya
Allah, selamatkanlah penglihatanku, tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali
Engkau. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran. Aku
berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali
Engkau.” (Dibaca pagi 3x) [8]

9. Membaca (Dibaca Pagi 1x)


‫ي َوَأ ْهلِ ْي َو َمالِ ْي اللَّهُ َّم ا ْستُرْ عَوْ َراتِى‬
َ ‫ك ْال َع ْف َو َو ْال َعافِيَةَ فِي ِد ْينِ ْي َو ُد ْنيَا‬
َ ُ‫ اَللَّهُ َّم ِإنِّ ْي َأ ْسَأل‬،‫اَللَّهُ َّم ِإنِّ ْي َأ ْسَألُكَ ْال َع ْف َو َو ْال َعافِيَةَ فِي ال ُّد ْنيَا َو ْاآل ِخ َر ِة‬

‫ك َأ ْن ُأ ْغتَا َل ِم ْن تَحْ تِ ْي‬ ْ َ‫اَللَّهُ َّم احْ ف‬ .‫َوآ ِم ْن َروْ عَاتِى‬


َ ِ‫ َوَأ ُعوْ ُذ بِ َعظَ َمت‬،‫ َو ِم ْن فَوْ قِ ْي‬،‫ َوع َْن يَ ِم ْينِ ْي َوع َْن ِش َمالِ ْي‬،‫ َو ِم ْن خَ ْلفِ ْي‬،َّ‫ظنِ ْي ِم ْن بَ ْي ِن يَ َدي‬

Allahumma innii as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fid dunyaa wal aakhiroh. Allahumma innii as-alukal
‘afwa wal ‘aafiyah fii diinii wa dun-yaya wa ahlii wa maalii. Allahumas-tur ‘awrootii wa aamin
row’aatii. Allahumah fadni min bayni yadayya wa min kholfii wa ‘an yamiinii wa ‘an syimaalii wa
min fawqii wa a’udzu bi ‘azhomatik an ughtala min tahtii.

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah,
sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan hartaku.
Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan tentramkan-lah aku
dari rasa takut. Ya Allah, peliharalah aku dari depan, belakang, kanan, kiri dan dari atasku. Aku
berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari bawahku (aku berlindung dari
dibenamkan ke dalam bumi).”(Dibaca pagi 1x) [9]

10. Membaca (Dibaca Pagi 1x)

‫ َو ِم ْن‬،‫ َأ ُعوْ ُذ بِكَ ِم ْن َش ِّر نَ ْف ِس ْي‬، َ‫ َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلَـهَ ِإالَّ َأ ْنت‬،ُ‫ َربَّ ُك ِّل َش ْي ٍء َو َملِ ْي َكه‬،‫ض‬
ِ ْ‫ت َواَْألر‬ ِ ‫اَللَّهُ َّم عَالِ َم ْال َغ ْي‬
ِ ‫ب َوال َّشهَا َد ِة فَا ِط َر ال َّس َما َوا‬

‫ َوَأ ْن َأ ْقت َِرفَ َعلَى نَ ْف ِس ْي سُوْ ًءا َأوْ َأجُرُّ هُ ِإلَى ُم ْسلِ ٍم‬،‫َش ِّر ال َّش ْيطَا ِن َو ِشرْ ِك ِه‬

Allahumma ‘aalimal ghoybi wasy syahaadah faathiros samaawaati wal ardh. Robba kulli syai-in wa
maliikah. Asyhadu alla ilaha illa anta. A’udzu bika min syarri nafsii wa min syarrisy syaythooni wa
syirkihi, wa an aqtarifa ‘alaa nafsii suu-an aw ajurruhu ilaa muslim.

“Ya Allah Yang Mahamengetahui yang ghaib dan yang nyata, wahai Rabb Pencipta langit dan
bumi, Rabb atas segala sesuatu dan Yang Merajainya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang
berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan diriku,
syaitan dan ajakannya menyekutukan Allah (aku berlindung kepada-Mu) dari berbuat kejelekan atas
diriku atau mendorong seorang muslim kepadanya.” (Dibaca pagi 1x) [10]

11. Membaca (Dibaca Pagi 3x)

‫ض َوالَ فِي ال َّس َما ِء َوه َُو ال َّس ِم ْي ُع ْال َعلِ ْي ُم‬
ِ ْ‫بِس ِْم هللاِ الَّ ِذي الَ يَضُرُّ َم َع ا ْس ِم ِه َش ْي ٌء فِي اَْألر‬
Bismillahilladzi laa yadhurru ma’asmihi syai-un fil ardhi wa laa fis samaa’ wa huwas samii’ul
‘aliim.

“Dengan Menyebut Nama Allah, yang dengan Nama-Nya tidak ada satupun yang membahayakan,
baik di bumi maupun dilangit. Dia-lah Yang Mahamendengar dan Maha mengetahui.” (Dibaca
pagi3x) [11]
12. Membaca (Dibaca Pagi 3x)

َ ‫ َوبِ ُم َح َّم ٍد‬،‫ َوبِاِْإل ْسالَ ِم ِد ْينًا‬،‫ْت بِاهللِ َربًّا‬


‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم نَبِيًّا‬ ُ ‫ضي‬
ِ ‫َر‬

Rodhiitu billaahi robbaa wa bil-islaami diinaa, wa bi-muhammadin shallallaahu ‘alaihi wa sallama


nabiyya.

“Aku rela (ridha) Allah sebagai Rabb-ku (untukku dan orang lain), Islam sebagai agamaku dan
Muhammad ‫صلي هللا عليه وسلم‬ sebagai Nabiku (yang diutus oleh Allah).” (Dibaca 3x)[12]

13. Membaca (Dibaca Pagi 1x)

َ ‫ َوَأصْ لِحْ لِ ْي َشْأنِ ْي ُكلَّهُ َوالَ تَ ِك ْلنِ ْي ِإلَى نَ ْف ِس ْي‬،‫ْث‬


‫طرْ فَةَ َعي ٍْن َأبَ ًد‬ ُ ‫ك َأ ْستَ ِغي‬
َ ِ‫يَا َح ُّي يَا قَيُّوْ ُم بِ َرحْ َمت‬

Yaa Hayyu Yaa Qoyyum, bi-rohmatika as-taghiits, wa ash-lih lii sya’nii kullahu wa laa takilnii
ilaa nafsii thorfata ‘ainin Abadan.

“Wahai Rabb Yang Maha hidup, Wahai Rabb Yang Maha berdiri sendiri (tidak butuh segala
sesuatu) dengan rahmat-Mu aku meminta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan
diserahkan (urusanku) kepada diriku sendiri meskipun hanya sekejap mata (tanpa mendapat
pertolongan dari-Mu selamanya).” (Dibaca pagi 1x) [13]

14. Membaca (Dibaca Pagi 1x)

‫ َحنِ ْيفًا‬،‫ َو َعلَى ِملَّ ِة َأبِ ْينَا ِإب َْرا ِه ْي َم‬،‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ ْ ِ‫َأصْ بَحْ نَا َعلَى ف‬
ِ َ‫ط َر ِة ْاِإل ْسالَ ِم َو َعلَى َكلِ َم ِة ْاِإل ْخال‬
َ ‫ َو َعلَى ِد ْي ِن نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد‬،‫ص‬

َ‫ُم ْسلِ ًما َو َما َكانَ ِمنَ ْال ُم ْش ِر ِك ْين‬

Ash-bahnaa ‘ala fithrotil islaam wa ‘alaa kalimatil ikhlaash, wa ‘alaa diini nabiyyinaa
Muhammadin shallallahu ‘alaihi wa sallam, wa ‘alaa millati abiina Ibraahiima haniifam
muslimaaw wa maa kaana minal musyrikin

“Di waktu pagi kami berada diatas fitrah agama Islam, kalimat ikhlas, agama Nabi kami
Muhammad ‫صلي هللا عليه وسلم‬ dan agama ayah kami, Ibrahim, yang berdiri di atas jalan yang lurus,
muslim dan tidak tergolong orang-orang musyrik.” (Dibaca pagi 1x) [14]
15. Membaca (Dibaca 10x atau 1x)

‫ك َولَهُ ْال َح ْم ُد َوهُ َو َعلَى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِد ْي ُر‬


ُ ‫ لَهُ ْال ُم ْل‬،ُ‫ك لَه‬
َ ‫الَ ِإلَـهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي‬.

Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in
qodiir.

“Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu
bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.”
(Dibaca 10x [15] atau dibaca 1x pada pagi) [16]

16. Membaca (Dibaca setiap hari 100x)

‫ك َولَهُ ْال َح ْم ُد َوهُ َو َعلَى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِد ْي ُر‬


ُ ‫ لَهُ ْال ُم ْل‬،ُ‫ك لَه‬
َ ‫الَ ِإلَـهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي‬.

Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in
qodiir.

“Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu
bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dan Dia Maha kuasa atas segala sesuatu.”
(Dibaca setiap hari 100x) [17]

17. Membaca (Dibaca Pagi 3x)

َ ‫ َو ِر‬،‫ َع َد َد خَ ْلقِ ِه‬ :‫ُس ْب َحانَ هللاِ َوبِ َح ْم ِد ِه‬


‫ َو ِزنَةَ َعرْ ِش ِه َو ِمدَا َ§د َكلِ َماتِ ِه‬،‫ضا نَ ْف ِس ِه‬

Subhanallah wa bi-hamdih, ‘adada kholqih wa ridhoo nafsih. wa zinata ‘arsyih, wa midaada


kalimaatih.

“Mahasuci Allah, aku memuji-Nya sebanyak bilangan makhluk-Nya, Mahasuci Allah sesuai ke-
ridhaan-Nya, Mahasuci seberat timbangan ‘Arsy-Nya, dan Mahasuci sebanyak tinta (yang menulis)
kalimat-Nya.”(Dibaca pagi 3x) [18]

18. Membaca (Dibaca Pagi 1x)

ً‫ َو َع َمالً ُمتَقَبَّال‬،‫ َو ِر ْزقًا طَيِّبًا‬،‫اَللَّهُ َّم ِإنِّ ْي َأ ْسَألُكَ ِع ْل ًما نَافِعًا‬

Allahumma innii as-aluka ‘ilman naafi’a, wa rizqon thoyyibaa, wa ‘amalan mutaqobbalaa.

“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal, dan
amalan yang diterima.” (Dibaca pagi 1x) [19]
19. Membaca (Dibaca Pagi 100x)

‫ُس ْب َحانَ هللاِ َوبِ َح ْم ِد ِه‬

Subhanallah wa bi-hamdih.

“Mahasuci Allah, aku memuji-Nya.” (Dibaca pagi100x) [20]

20. Membaca (Dibaca setiap hari 100x)

‫َأ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ َوَأتُوْ بُ ِإلَ ْي ِه‬

Astagh-firullah wa atuubu ilaih.

“Aku memohon ampunan kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya.” (Dibaca setiap hari 100x) [21]

G. KEUTAMAAN MEMBACA SURAT AL-IKHLAS SETIAP HARI

ُ‫اَل َسال ُم َعلَ ْي ُكم َو َرحْ َمةُ هللَا ِ َوبَ َركاتُه‬

‫ـــــــــﻢ ﭐﻪّٰﻠﻟ ِ ﭐﻟﺮ َّۡﺣـ َﻤ ٰـ ِﻦ‬


ِ ‫ﺑِ ۡﺴ‬

‫ﭐﻟ َّﺮ ِﺣـــــــﻴْﻢ‬

۞‫صلِّ َعلَى َسيِّ ِدنَا‬


َ ‫اَللهُ َّم‬

ِ ‫۞ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬
‫آل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬

Surah Al Ikhlas merupakan salah satu surah yang sering dilafalkan umat muslim baik setelah
mengerjakan shalat fardhu maupun untuk bacaan dzikir.

Dari segi makna, surah Al Ikhlas menjelaskan nilai tauhid yang padat. Seseorang yang membacanya
dengan khusyuk dan menghayati maknanya akan dibawa menuju keikhlasan bertauhid.

Berikut keutamaan membaca Surah Al Ikhlas yang disebutkan oleh nabi dan para ulama, yaitu :

1. Surah Al Ikhlas Sebanding dengan Membaca Sepertiga Al-Quran

Dalam keterangan hasan sahih yang lain, Anas bin Malik menceritakan apabila Rasulullah sangat
mengidolakan surah Al Ikhlas. Bahkan beliau menyatakan “kecintaanmu kepada al-Ikhlas akan
memasukkanmu ke dalam Surga.” (HR. Ahmad dan Tirmidzy).

Selain itu, membaca surah Al Ikhlas juga sama dengan membaca sepertiga Al Quran.

Diceritakan Abu Said al-Hudry.


َ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَ َذ َك َر َذلِك‬ ِ ‫ فَلَ َّما َأصْ بَ َح َجا َء ِإلَى َرس‬،‫ قُلْ هُ َو هَّللا ُ َأ َح ٌد ي َُر ِّد ُدهَا‬:‫ َأ َّن َر ُجاًل َس ِم َع َر ُجاًل يَ ْق َرُأ‬،‫ي‬
َ ِ ‫ُول هَّللا‬ ِّ ‫ع َْن َأبِي َس ِعي ٍد ال ُخ ْد ِر‬
ِ ْ‫ث القُر‬
‫آن‬ َ ِ ‫ فَقَا َل َرسُو ُل هَّللا‬،‫ َو َكَأ َّن ال َّر ُج َل يَتَقَالُّهَا‬،ُ‫»لَه‬
َ ُ‫ « َوالَّ ِذي نَ ْف ِسي بِيَ ِد ِه ِإنَّهَا لَتَ ْع ِد ُل ثُل‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬

Dari Abi Said al-Hudry, dia menceritakan bahwa ada seseorang yang mendengar orang lain membaca
‘Qul Huwallah ahad’ berulang-ulang. Ketika pagi hari, dia mendatangai Rasulullah SAW seraya
menceritakan kejadian tersebut. Kemudian Rasulullah saw menjelaskan; ‘Demi Dzat yang jiwaku
berada di dalam genggamanya, Surat Ikhlas sebanding dengan sepertiga al-Qur`an. (HR. Bukhari)

2. Penjaga Saat Tidur

Surah Al Ikhlas yang dibaca sebelum tidur bersama surah Al Falaq dan An Nas juga bisa
menjaga kita saat sedang tidur.

ْ‫ قُلْ هُ َو هَّللا ُ َأ َح ٌد َوقُل‬:‫ث فِي ِه َما فَقَ َرَأ فِي ِه َما‬ ِ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َكانَ ِإ َذا َأ َوى ِإلَى فِ َر‬
َ َ‫ ثُ َّم نَف‬،‫اش ِه ُك َّل لَ ْيلَ ٍة َج َم َع َكفَّ ْي ِه‬ َّ ِ‫ ” َأ َّن النَّب‬:َ‫ع َْن عَاِئ َشة‬
َ ‫ي‬
‫ْأ‬
َ‫ يَ ْب َدُأ بِ ِه َما َعلَى َر ِس ِه َو َوجْ ِه ِه َو َما َأ ْقبَ َل ِم ْن َج َس ِد ِه يَ ْف َع ُل َذلِك‬،‫ ثُ َّم يَ ْم َس ُح بِ ِه َما َما ا ْستَطَا َع ِم ْن َج َس ِد ِه‬،‫اس‬ ِ َّ‫ق َوقُلْ َأعُو ُذ بِ َربِّ الن‬ ِ َ‫َأعُو ُذ بِ َربِّ الفَل‬
‫ت‬ٍ ‫ث َمرَّا‬ َ َ‫“ ثَال‬

Diceritakan dari Aisyah, bahwa ketika rasulullah SAW hendak beranjak ke tempat tidur, beliau
menengadahkan kedua telapak tangan dan meniupnya sambil membaca ‘Qulhuwallh ahad, qul `audzu
bi rabbil falaq, qul `audz birabbinnas’, kemudian mengusapkan sekadarnya ke seluruh bagian tubuh,
dimulai dari kepala dan wajah, dilanjutkan ke tubuhnya sebanyak tiga kali. (HR. Bukhari)

3. Bisa Mencukupi Hajat Kita

At-Thibbi menjelaskan, maksud dari lafdz ‘mencukupi’ adalah menolak segala keburukan. Hal
ini berdasarkan keterangan nabi dalam sebuah hadis hasan sahih yang berbunyi.

ُ ‫صلَّى هَّللا‬ َ ِ ‫َطلُبُ َرسُو َل هَّللا‬ ْ ‫ خَ َرجْ نَا فِي لَ ْيلَ ِة َمطَ ٍر َوظُ ْل َم ٍة َش ِدي َد ٍة ن‬:‫ َأنَّهُ قَا َل‬،‫ ع َْن َأبِي ِه‬،‫ب‬ ٍ ‫ ع َْن ُم َعا ِذ ْب ِن َع ْب ِد هَّللا ِ ْب ِن ُخبَ ْي‬،‫ع َْن َأبِي َأ ِسي ٍد ْالبَرَّا ِد‬
‫ يَا‬:‫ت‬ ُ ‫ فَقُ ْل‬، ْ‫ قُل‬:‫ال‬َ َ‫ ثُ َّم ق‬،‫ فَلَ ْم َأقُلْ َش ْيًئا‬، ْ‫ قُل‬:‫ ثُ َّم قَا َل‬،‫ قُلْ فَلَ ْم َأقُلْ َش ْيًئا‬: ‫ال‬
َ َ‫ فَق‬،‫صلَّ ْيتُ ْم ؟» فَلَ ْم َأقُلْ َش ْيًئا‬
َ ‫َ «َأ‬:‫ فَقَال‬،ُ‫ُصلِّ َي لَنَا فََأ ْد َر ْكنَاه‬ َ ‫َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم لِي‬
‫ت تَ ْكفِيكَ ِم ْن ُك ِّل َش ْي ٍء‬ ٍ ‫ث َمرَّا‬ َ ‫ ِحينَ تُ ْم ِسي َو ِحينَ تُصْ بِ ُح ثَاَل‬،‫ قُلْ ه َُو هَّللا ُ َأ َح ٌد‬: ْ‫ قُل‬:‫ َما َأقُولُ؟ قَا َل‬،ِ ‫ُول هَّللا‬ َ ‫رس‬. َ

Dari Abu Asid al-Barrad dari Mu`dz bin Abdillah bin Hubaib, dari ayahnya. Dia berkata. “Kami
keluar saat kondisi hujan pada malam yang gelap gulita untuk mencari Rasulullah SAW agar
melaksanakan shalat dan bertemu Beliau. Beliau bertanya ‘apakah kalian sudah shalat?’. Saya tidak
berkata sepatah kata pun. Beliau berkata: ‘katakanlah saya tidak berkata apa-apa’, Beliau mengulangi
lagi ‘katakanlah saya tidak berkata apa-apa’, kemudian beliau berkata: ‘katakanlah’. Maka saya
bertanya: ‘ Ya Rasulallah, apa yang harus saya katakan?”. Beliau menjawab bacalah “Qul huwaallah
ahad” ketika sore dan pagi hari tiga kali. Bacaan ini mencukupnya dari segala sesuatu.”

(HR Abu daud dan Tirmidzy)

4. Sering Membaca Al-Ikhlas Mendapat Panggilan Khusus di Hari Kiamat

Orang yang senantiasa mengistiqomahkan membaca surat al-Ikhlas minimal lima puluh kali
sehari akan diistimewakan secara khusus, dipanggil dengan julukan Sang Pemuji ‘madih’ agar segara
bergegas menuju syurga. Dalam sebuah hadis sahih disebutkan;
‫ قُ ْم يا‬:‫ي يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة ِم ْن قَب ِْر ِه‬
َ ‫ « َم ْن قَ َرَأ قُلْ هُ َو هَّللا ُ َأ َح ٌد ُك َّل يَوْ ٍم َخ ْم ِسينَ َم َّرةً نُو ِد‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ِ ‫ قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،‫ع َْن َجابِ ٍر‬
َ‫»مادح هللا فَا ْد ُخ ِل ْال َجنَّة‬

Dari Jabir berkata bahwa Rasulullah saw bersabda; barang siapa membaca Qul huwallah ahad lima
puluh kali setiap harinya, maka di akan dipanggil dari kuburnta di hari Qiyamat; “Bangunlan wahai
pemuji Allah, masuklah ke dalam syurga’.

(HR Thabrani. Hadis ke 9446)

5. Ketika meninggal dishalatkan oleh malaikat

Orang yang sering membaca surah Al Ikhlas saat masih hidup mendapat derajad kesyahidan.

،‫اويَةَ ْال ُمزَ نِ ِّي‬


ِ ‫اويَةَ ب ِْن ُم َع‬ ِ ‫ ا ْشهَ ْد َجنَازَ ةَ ُم َع‬،ُ‫ فَقَا َل «يَا ُم َح َّمد‬،َ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َوهُ َو بِتَبُوك‬ َ ِ ‫ َأتَى ِجب ِْري ُل َرسُو َل هَّللا‬:‫ال‬ َ َ‫ع َْن َأبِي ُأ َما َمةَ ق‬
،‫ْت‬ُ ‫ضع‬ َ ‫ض َع َجنَا َحهُ اَأْل ْي َمنَ َعلَى ْال ِجبَا ِل فَت ََوا‬ َ ‫ فَ َو‬،‫ َونَ َز َل ِجب ِْري ُل فِي َس ْب ِعينَ َأ ْلفًا ِمنَ ْال َماَل ِئ َك ِة‬،‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ِ ‫فَخَ َر َج َرسُو ُل هَّللا‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َو ِجب ِْري ُل‬ َ ِ ‫صلَّى َعلَي ِه َرسُو ُل هَّللا‬ َ َ‫ َحتَّى نَظَ َر ِإلَى َم َّكةَ َو ْال َم ِدينَ ِة ف‬، َ‫ض ْعن‬ َ ‫ضينَ فَت ََوا‬ ِ ‫َاحهُ اَأْل ْي َس َر َعلَى اَأْل َر‬َ ‫ض َع َجن‬ َ ‫َو َو‬
‫ بِقِ َرا َء ِة قُلْ ه َُو هَّللا ُ َأ َح ٌد قَاِئ ًما َوقَا ِعدًا َو َما ِشيًا‬:‫اويَةَ ْال ُم َزنِ ُّي هَ ِذ ِه ْال َم ْن ِزلَةَ؟ قَا َل‬ ِ ‫ بِ َما بَلَ َغ ُم َع‬،ُ‫ يَا ِجب ِْريل‬:‫ فَلَ َّما فَ َر َغ قَا َل‬،ُ‫َو ْال َماَل ِئ َكة‬
ِ ‫اويَةُ بْنُ ُم َع‬
‫َو َرا ِكبًا‬

Dari Abi Umamah, dia berkata bahwa Jibril mendatangi Rasulullah SAW dalam perang tabuk dan
berkata, “Wahai Muhammad, jadilah saksi jenazah muawiyyah bi muawoyah al-Muzani, maka
Rasulullah Saw pun keluar dan Jibril turun bersama barisan 70.000 malaikat. Jibril meletakkan sayap
kanannya di atas Gunung maka gunung pun merendahkan diri, dan meletakkan sayap kirinya ke bumi
dan bumi pun merendahkan dirinya, hingga ia melihat Makkah dan Madinah. Rasulullah, Jibril dan
para malaikat pun shalat. Ketika selesai, rasulullah saw bertanya. :“Wahai Jibril, dengan amalan apa
Muawiyyah bin muawyah al-Muzani mendapatkan kerhormatan ini?”. Jirbril Menjawab; “Dengan
memabaca “Qul huwallah ahad baik ketika berdiri, duduk, berjalan ataupun berkendara”

(Imam Baihaqi 7537).

H. HATI HATI DENGAN SUM'AH

ُ‫اَل َسال ُم َعلَ ْي ُكم َو َرحْ َمةُ هللَا ِ َوبَ َركاتُه‬

‫ـــــــــﻢ ﭐﻪّٰﻠﻟ ِ ﭐﻟﺮ َّۡﺣـ َﻤ ٰـ ِﻦ‬


ِ ‫ﺑِ ۡﺴ‬

‫ﭐﻟ َّﺮ ِﺣـــــــﻴْﻢ‬

۞‫صلِّ َعلَى َسيِّ ِدنَا‬


َ ‫اَللهُ َّم‬

ِ ‫۞ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬
‫آل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬

Hati- hati dengan Sum'ah

ُ ‫َح َّدثَنَا ُم َس َّد ٌد َح َّدثَنَا يَحْ يَى ع َْن ُس ْفيَانَ َح َّدثَنِي َسلَ َمةُ بْنُ ُكهَ ْي ٍل و َح َّدثَنَا َأبُو نُ َعي ٍْم َح َّدثَنَا ُس ْفيَانُ ع َْن َسلَ َمةَ قَا َل َس ِمع‬
َ َ‫ْت ُج ْن َدبًا يَقُو ُل ق‬
‫ال النَّبِ ُّي‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َولَ ْم َأ ْس َم ْع َأ َحدًا يَقُو ُل قَا َل النَّبِ ُّي‬
ُ ْ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َغ ْي َرهُ فَ َدنَو‬
َ ‫ت ِم ْنهُ فَ َس ِم ْعتُهُ يَقُو ُل قَا َل النَّبِ ُّي‬ َ
‫هَّللا‬ ‫هَّللا‬
)‫َم ْن َس َّم َع َس َّم َع ُ بِ ِه َو َمن يُ َراِئي يُ َراِئي ُ بِ ِه(البخاري‬
ْ
Berkata Nabi shalallahu alaihi wa salam:

“Barang siapa yang memperdengarkan (amalnya) maka Allah akan memperdengarkannya, dan barang
siapa yang pamer (amalnya) maka Allah akan pamer dengan orang tersebut.” (HR. Bukhori)

a. Pelajaran yang terdapat di dalam hadits:


1. Orang yang beramal dan memperdengarkan amalnya kepada orang lain maka dia termasuk orang
yang  memamerkan amalnya kepada orang lain.
2. Jika begitu maka tidak ada keikhlasan dalam beramal bagi orang yang suka memperdengarkan
amalnya.
3. Orang yang suka pamer nanti Allah akan pamer terhadap orang tersebut bahwa Allah maha kaya
dan tidak membutuhkan amal dari orang tersebut.
4. Sebenarnya hadits ini sangat simple dan praktis namun  sulit dilakukan.
5. Seorang manusia yang beramal harus memurnikan niatnya karena Allah dan tidak boleh
menceritakan amalnya tersebut.
6. Penceritaan terhadap amal seseorang berarti manusia tersebut tidak ikhlas dengan amalnya.
7. Sebenarnya jika seseorang itu imannya kuat, dan didorong ilmu yang cukup maka ia akan
menjadi orang ikhlas dalam beramal dan untuk memperkuat iman itu harus dilakukan secara
integral dan kaffah.

b. Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran:


1. Yakni dengan mengerjakan amal yang semata-mata hanya karena Allah, tiada sekutu bagi-Nya.
Demikianlah syarat utama dari amal yang diterima oleh-Nya, yaitu harus ikhlas karena Allah dan
sesuai dengan tuntunan syariat yang telah dijelaskan oleh Rasulullah Saw.

َ ‫ي َأنَّ َما ِإ ٰلَهُ ُك ْم ِإ ٰلَهٌ َوا ِح ٌد ۖ فَ َم ْن َكانَ يَرْ جُو لِقَا َء َربِّ ِه فَ ْليَ ْع َملْ َع َماًل‬
‫صالِحًا َواَل يُ ْش ِر ْك بِ ِعبَا َد ِة َربِّ ِه َأ َحدًا‬ َ ‫قُلْ ِإنَّ َما َأنَا بَ َش ٌر ِم ْثلُ ُك ْم ي‬
َّ َ‫ُوح ٰى ِإل‬

Katakanlah (wahai Muhammad): "Sesungguhnya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu,
diwahyukan kepadaku bahawa Tuhan kamu hanyalah Tuhan Yang Satu; Oleh itu, sesiapa yang
percaya dan berharap akan pertemuan dengan Tuhannya, hendaklah ia mengerjakan amal yang
soleh dan janganlah ia mempersekutukan sesiapapun dalam ibadatnya kepada Tuhannya".

[Surat Al-Kahfi 110]

2. Sifat orang munafik diantaranya, tiada ikhlas bagi mereka, dan amal mereka bukan karena Allah,
melainkan hanya ingin disaksikan oleh manusia untuk melindungi diri mereka dari manusia;
mereka melakukannya hanya dibuat-buat. Karena itu, mereka sering sekali meninggalkan salat
yang sebagian besarnya tidak kelihatan di mata umum, seperti salat Isya di hari yang gelap, dan
salat Subuh di saat pagi masih gelap.

ً‫اس َوال يَ ْذ ُكرُونَ هَّللا َ ِإالَّ قَلِيال‬


َ َّ‫ِإ َّن ْال ُمنافِقِينَ يُخا ِد ُعونَ هَّللا َ َوه َُو خا ِد ُعهُ ْم وَِإذا قا ُموا ِإلَى الصَّال ِة قا ُموا ُكسالى يُراُؤ نَ الن‬

Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka.
Dan apabila mereka berdiri untuk salat, mereka berdiri dengan malas.

Mereka bermaksud riya (dengan salat) di hadapan manusia. [An Nisa:48]


I. TAMU

ُ‫اَل َسال ُم َعلَ ْي ُكم َو َرحْ َمةُ هللَا ِ َوبَ َركاتُه‬

‫ـــــــــﻢ ﭐﻪّٰﻠﻟ ِ ﭐﻟﺮ َّۡﺣـ َﻤ ٰـ ِﻦ‬


ِ ‫ﺑِ ۡﺴ‬

‫ﭐﻟ َّﺮ ِﺣـــــــﻴْﻢ‬

۞‫صلِّ َعلَى َسيِّ ِدنَا‬


َ ‫اَللهُ َّم‬

ِ ‫۞ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬
‫آل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬

Jangan biasakan menutup pintu dg tujuan biar tdk ad tamu.....

Apalagi menutup jalan memasang portal........

Ada seorang perempuan mengeluh kepada Rasulullah SAW karena perilaku suaminya.

Suaminya selalu mengundang orang-orang datang ke rumahnya dan menjamunya sehingga tamu-tamu
tersebut menyebabkan sang istri menjadi repot dan merasa kelelahan.

Namun ia tidak mendapatkan jawaban apa pun dari Rasulullah SAW tentang hal itu.

Setelah beberapa waktu ...

Rasulullah SAW pergi ke rumah suami-istri tersebut, Rasulullah SAW berkata kepada sang suami,
"Sesungguhnya aku adalah tamu di rumahmu hari ini."

Betapa bahagianya sang suami demi mendengar ucapan Rasulullah SAW tersebut, maka dia segera
menghampiri istrinya untuk mengabarkan bahwa tamu hari ini adalah Rasulullah SAW.

Si istri pun merasa bahagia karena kabar tersebut, dia pun segera memasak makanan yang lezat dan
nikmat.

Dia melakukan hal tersebut dengan penuh rasa bahagia di dalam hatinya.

Ketika Rasulullah SAW akan pergi dari rumah itu, beliau berkata kepada sang suami:

‫قال للزوج عندما أخرج من بيتك دع زوجتك تنظر إلى الباب الذي أخرج منه‬

Rasulullah SAW berkata kepada sang suami, "Ketika aku akan keluar nanti dari rumahmu, panggil
istrimu dan perintahkan dia untuk melihat ke pintu tempat aku keluar."

Maka sang istri melihat Rasulullah SAW keluar dari rumahnya diikuti oleh binatang-binatang melata,
seperti kalajengking dan berbagai binatang yang berbahaya lainnya dibelakang Rasulullah SAW

Terkejutlah sang istri dengan apa yang dilihat di depannya.

‫منزلك‬
ِ ‫ك يخرج كل البالء والضرر والدواب من‬
ِ ‫فقال لها رسول هللا هكذا دائما عندما يخرج الضيوف من بيت‬
Maka Rasulullah SAW bersabda, "Seperti itulah yang terjadi setiap kali tamu keluar dari rumahmu,
maka keluar pulalah segala bala, bahaya dan segala binatang yang membahayakan dari rumahmu."

Maka inilah hikmah memuliakan tamu dan tidak berkeluh kesah karena kedatangannya.

Rumah yang banyak dikunjungi tamu adalah rumah yang dicintai Allah.

Begitu indahnya rumah yang selalu terbuka untuk anak kecil atau orang dewasa.

Rumah yang di dalamnya turun rahmat dan berbagai keberkahan dari langit.

‫ إذا أراد هللا بقوم خيراً أهدى لهم هدية‬:‫قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬.

Rasulullah SAW bersabda, "Jika Allah menginginkan kebaikan terhadap satu kaum, maka Allah akan
memberikan hadiah kepada mereka."

Para sahabat bertanya, "Hadiah apakah itu, ya Rasulallah?"

‫ ويرتحل بذنوب أهل البيت‬،‫" قال الضيف ينزل برزقه‬.

Rasulullah SAW bersabda, "Tamu akan menyebabkan turunnya rezeki untuk pemilik rumah dan
menghapus dosa-dosa penghuni rumah."

‫ كل بيت ال يدخل فيه الضيف ال تدخله المالئكة‬:‫" وقال صلى هللا عليه وسلم‬.

Rasulullah SAW bersabda, "Rumah yang tidak dimasuki tamu (tidak ada tamu), maka Malaikat Rahmat
tidak akan masuk kedalamnya."

‫" وقال صلى هللا عليه وسلم " الضيف دليل الجنة‬.

Rasul SAW bersabda, "Tamu adalah penunjuk jalan menuju surga."

‫وقال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم من كان يؤمن باهلل واليوم اآلخر فليكرم ضيفه‬

Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia
memuliakan tamunya."

J. HASAD MEMBAKAR AMAL

ُ‫اَل َسال ُم َعلَ ْي ُكم َو َرحْ َمةُ هللَا ِ َوبَ َركاتُه‬

‫ـــــــــﻢ ﭐﻪّٰﻠﻟ ِ ﭐﻟﺮ َّۡﺣـ َﻤ ٰـ ِﻦ‬


ِ ‫ﺑِ ۡﺴ‬

‫ﭐﻟ َّﺮ ِﺣـــــــﻴْﻢ‬

۞‫صلِّ َعلَى َسيِّ ِدنَا‬


َ ‫اَللهُ َّم‬

ِ ‫۞ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬
‫آل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬
1. Bahaya Hasad/Dengki Memakan Kebaikan

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

‫ب‬ َ َ‫ت َك َما تَْأ ُك ُل النَّا ُر ْال َحط‬


َ ‫ب َأوْ قَا َل ْال ُع ْش‬ ِ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل ِإيَّا ُك ْم َو ْال َح َس َد فَِإ َّن ْال َح َس َد يَْأ ُك ُل ْال َح َسنَا‬ َّ ِ‫ع َْن َأبِي ه َُر ْي َرةَ َأ َّن النَّب‬
َ ‫ي‬

"Jauhilah hasad, karena sesungguhnya hasad itu memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu
bakar."

(HR. Abu Dawud)

2. Rasulullah ‫ ﷺ‬Melarang Dengki

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

َ‫ ال‬،‫ ال ُم ْسلِ ُم َأ ُخو ال ُم ْسلِ ِم‬.ً‫ َو ُكوْ نُوا ِعبَا َد هللاِ ِإخ َوانا‬،‫ْض‬
ٍ ‫ض ُك ْم َعلَى بَي ِْع بَع‬
ُ ‫ َوالَ يَبِ ْع بَ ْع‬،‫ َوالَ تَدَابَرُوا‬،‫ َوالَ تَبَا َغضُوا‬،‫ َوالَتَنَا َج ُشوا‬،‫الَ ت ََحا َسدُوا‬
‫َأ‬ ‫َأ‬
.‫ب ا ْم ِرى ٍء ِمنَ ال َّشرِّ ْن يَحْ قِ َر خَاهُ ال ُم ْسلِ َم‬ ِ ‫ بِ َح ْس‬-‫ت‬ َ َ‫ص ْد ِر ِه ثَال‬
ٍ ‫ث َمرَّا‬ ْ َ‫ي‬
َ ‫ َويُ ِش ْي ُر ِإلَى‬- ‫ التَّ ْق َوى هَاهُنَا‬.ُ‫§ َواَل يَحْ قِ ُره‬،ُ‫ َواَل يَ ْك ِذبُه‬،ُ‫ َوالَ يَخ ُذلُه‬،ُ‫ظلِ ُمه‬
ُ ْ‫ َد ُمهُ َو َمالُهُ َو ِعر‬:‫ُكلُّ ال ُم ْسلِ ِم َعلَى ال ُم ْسلِ ِم َح َرا ٌم‬
ُ‫ضه‬

“Janganlah kalian saling hasad (mendengki), janganlah saling tanajusy (menyakiti dalam jual beli),
janganlah saling benci, janganlah saling membelakangi (mendiamkan), dan janganlah menjual di atas
jualan saudaranya.

Jadilah hamba ALLAH yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara untuk muslim lainnya.
Karenanya, ia tidak boleh berbuat zalim, menelantarkan, berdusta, dan menghina yang lain.

Takwa itu di sini–beliau memberi isyarat ke dadanya 3 kali–. Cukuplah seseorang berdosa jika ia
menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim atas muslim lainnya itu haram darahnya, hartanya,
dan kehormatannya.’”

(HR. Muslim No. 2564)

3. Hasad Yang Diperbolehkan

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

ِ َّ‫ فهو يَقو ُم به آنا َء الل‬، َ‫ ور ُج ٌل آتاهُ هللاُ القُرآن‬،‫هار‬


‫يل وآنا َء‬ ِ َّ‫ق ِمنهُ آنا َء اللَّي ِل وآنا َء الن‬
ُ ِ‫ فهو يُ ْنف‬، ‫§ ر ُج ٌل آتاهُ هللاُ مااًل‬:‫ال َح َس َد إاَّل على اثنتَي ِن‬
ِ َّ‫الن‬.
‫هار‬

“Tidak boleh ada hasad kecuali pada 2 perkara: ada seseorang yang dianugerahi harta lalu ia gunakan
untuk berinfak pada malam dan siang, juga ada orang yang dianugerahi Al-Qur’an, lantas ia berdiri
dengan membacanya malam dan siang.”

(HR. Bukhari No. 5025, 7529 dan Muslim No. 815)


4. Tidak Perlu Dengki Jika Memahami Ayat Ini

ALLAH ‫ ﷻ‬berfirman:

ِ ‫ْض فِي ال ِّر ْز‬


‫ق‬ ٍ ‫ْض ُك ْم َعلَى بَع‬ َّ َ‫َوهَّللا ُ ف‬
َ ‫ض َل بَع‬

“Dan ALLAH melebihkan sebahagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezeki.”

[QS. An Nahl: 71]

NASEHAT ULAMA

Apa Itu Hasad/Dengki?

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu berkata:

“Hasad adalah kebencian seseorang terhadap nikmat yang diberikan ALLAH kepada orang lain.”

(Kitaabul ‘Ilmi, 71)

“Hasad adalah membenci dan tidak suka terhadap keadaan baik yang ada pada orang yang dihasad.”

(Majmu’ah Al-Fatawa, 10:111)

Sulitnya Meninggalkan Dengki

Ibnu Rajab Al Hambali berkata:

“Hasad tertanam di tabi’at manusia, yaitu manusia akan membenci jika ada seorangpun yang
mengunggulinya dalam suatu keutamaan.”

(Jaami’ul ‘Uluum wal Hikam, 217)

a. Dosa Pertama Di Muka Bumi

Imam Al-Qurthubi rahimahullah berkata:

“Hasad (dengki) adalah dosa yang pertama kali dilakukan di langit dan di bumi. Di langit adalah
dengkinya Iblis kepada Nabi Adam ‘alaihi salam dan di bumi adalah dengkinya Qabil kepada
Habil.”

b. Perbedaan Hasad Pada Orang Yang Mulia dan Tercela

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu berkata:


“Maksudnya yaitu bahwasanya hasad adalah penyakit jiwa, dan ia adalah penyakit yang menguasai,
tidak ada yang selamat darinya kecuali hanya segelintir orang. Karenanya dikatakan, “Tidak ada
jasad yang selamat dari hasad, akan tetapi orang yang tercela menampakkannya dan orang yang
mulia menyembunyikannya.”

(Majmuu’ Al Fatawaa 10/125-126)

Dengki memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar. Bukankah kayu bakar memang
lebih mudah terbakar daripada kayu lainnya? Demikianlah dengki, begitu mudahnya memakan amal

Salah satu contoh betapa berbahayanya penyakit dengki adalah dengkinya Iblis kepada Nabi Adam
‫عليه السالم‬. Lalu diikuti dengan ingkar kepada ALLAH ‫ ﷻ‬karena tidak mau sujud kepada Adam ‫عليه‬
‫السالم‬. Padahal ini adalah perintah ALLAH ‫ﷻ‬

Akhirnya Iblis dikeluarkan dari syurga. Dicampakkan ke dunia. Jadilah ia thoghut nomor wahid.
Seluruh dosa dan kesyirikan anak Adam dipelopori oleh Iblis. Akibatnya tidak satupun dosa anak
Adam melainkan iblis juga mendapat dosa semisal dengannya. Dan akhirnya Iblis kekal di neraka

c. Inilah bahaya dengki!

Seseorang yang selamat dari dengki adalah orang yang apabila rasa dengki itu muncul pada dirinya,
dia tidak menampakkannya..

K. BANKRUT HANYA KARENA SOSIAL MEDIA

ُ‫اَل َسال ُم َعلَ ْي ُكم َو َرحْ َمةُ هللَا ِ َوبَ َركاتُه‬

‫ـــــــــﻢ ﭐﻪّٰﻠﻟ ِ ﭐﻟﺮ َّۡﺣـ َﻤ ٰـ ِﻦ‬


ِ ‫ﺑِ ۡﺴ‬

‫ﭐﻟ َّﺮ ِﺣـــــــﻴْﻢ‬

۞‫صلِّ َعلَى َسيِّ ِدنَا‬


َ ‫اَللهُ َّم‬

ِ ‫۞ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬
‫آل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬

Kemajuan tehnologi adalah karunia dan ujian dari Allah, bisa memudahkan kita memperbanyak
kebaikan atau memperbanyak dosa.

Maka orang beriman pasti akan berusaha mempergunakan karunia ini untuk memperbanyak kebaikan.

Sebab mereka tahu bahwa kelak semua apa yang ditulis akan dipertanggung jawabkan.

Karena itu berhati-hatilah yg biasa menggunakan sosial media untuk maksiat, dosa dan caci maki.
Takutlah engkau pada hari dimana kelak semua kedzaliman mu akan pertanggung jawabkan dan di adili
di hadapan Allah.

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya:

‫وصيام وزكا ٍة‬


ٍ ‫ يأتي يو َم القيام ِة بصال ٍة‬، ‫المفلس من أ َّمتي‬
َ َّ : ‫ فقال‬. ‫ المفلِسُ فينا من ال دره َم له وال متا َع‬: ‫أتدرون ما المفلِسُ ؟ قالوا‬
‫إن‬
‫ فإن‬. ‫ فيُعطَى هذا من حسناتِه وهذا من حسناتِه‬. ‫ وضرب هذا‬، ‫ وسفك د َم هذا‬، ‫ وأكل ما َل هذا‬، ‫ وقذف هذا‬، ‫ ويأتي قد شتم هذا‬،
ِ َّ‫ ث َّم طُ ِرح في الن‬. ‫ أخذ من خطاياهم فطُ ِرحت عليه‬، ‫ قبل أن يقض َي ما عليه‬، ‫ت حسناتُه‬
‫ار‬ ْ َ‫فَنِي‬

“Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut?”. Para shahabat pun menjawab, ”Orang yang bangkrut
menurut kami adalah orang yang tidak memiliki uang dirham maupun harta benda”. Nabi bersabda,
”Sesungguhnya orang yang bangkrut di kalangan umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat
dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia juga datang membawa dosa berupa perbuatan
mencela, menuduh, memakan harta, menumpahkan darah, dan memukul orang lain. Kelak kebaikan-
kebaikannya akan diberikan kepada orang yang terzalimi. Apabila amalan kebaikannya sudah habis
diberikan, sementara belum selesai pembalasan tindak kezalimannya, maka diambillah dosa-dosa orang
yang terzalimi itu, lalu diberikan kepadanya. Kemudian dia pun dicampakkan ke dalam neraka.” (HR.
Muslim no. 2581).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫صالِ ٌح ُأ ِخ َذ ِم ْنهُ بِقَ ْد ِر‬


َ ‫ض ِه َأوْ َش ْي ٍء فَ ْليَتَ َحلَّ ْلهُ ِم ْنهُ ْاليَوْ َم قَ ْب َل َأ ْن اَل يَ ُكونَ ِدينَا ٌر َواَل ِدرْ هَ ٌم ِإ ْن َكانَ لَهُ َع َم ٌل‬ ْ ‫َت لَهُ َم‬
ِ ْ‫ظلَ َمةٌ َأِل ِخي ِه ِم ْن ِعر‬ ْ ‫َم ْن َكان‬
‫صا ِحبِ ِه فَ ُح ِم َل َعلَ ْي ِه‬ َ ‫ت‬ ‫ُأ‬
ِ ‫َات ِخ َذ ِم ْن َسيَِّئا‬ ْ ‫َم‬
ٌ ‫ظلَ َمتِ ِه َوِإ ْن لَ ْم تَ ُك ْن لَهُ َح َسن‬

“Siapa yang pernah berbuat aniaya (zhalim) terhadap kehormatan saudaranya atau sesuatu apapun
hendaklah dia meminta kehalalannya (maaf) pada hari ini (di dunia) sebelum datang hari yang ketika itu
tidak bermanfaat dinar dan dirham. Jika dia tidak lakukan, maka (nanti pada hari kiamat) bila dia
memiliki amal shalih akan diambil darinya sebanyak kezholimannya. Apabila dia tidak memiliki
kebaikan lagi maka keburukan saudaranya yang dizhaliminya itu akan diambil lalu ditimpakan
kepadanya”. (HR. Al-Bukhari no. 2449)

Semoga hal ini menjadi perhatian dan renungan bagi kita semua.

L. ADA IMBALAN DI SETIAP AMAL*

ُ‫ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه‬

‫بِس ِْم هَّللا ِ الرَّحْ َم ِن ال َّر ِح ِيم‬

‫ﭐﻟ َّﺮ ِﺣـــــــﻴْﻢ‬

۞‫صلِّ َعلَى َسيِّ ِدنَا‬


َ ‫اَللهُ َّم‬

ِ ‫۞ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬
‫آل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬

Allah Azza wa Jalla berfirman,


َ‫ت ِم ْن َذ َك ٍر َأوْ ُأ ْنثَى َوهُ َو ُمْؤ ِم ٌن فَُأولَِئك‬ ِ َ‫َم ْن يَ ْع َملْ سُو ًءا يُجْ َز بِ ِه َوال يَ ِج ْد لَهُ ِم ْن دُو ِن هَّللا ِ َولِيًّا َوال ن‬
ِ ‫) َو َم ْن يَ ْع َملْ ِمنَ الصَّالِ َحا‬١٢٣( ‫صيرًا‬
)١٢٤( ‫ُظلَ ُمونَ نَقِيرًا‬ ْ ‫يَ ْد ُخلُونَ ْال َجنَّةَ َوال ي‬

"Barang siapa yang mengerjakan amal kejahatan/kejelekan, niscaya akan dibalas sesuai dengan
kejahatan itu, dan dia tidak akan mendapatkan pelindung dan penolong selain Allah. Dan barang siapa
yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan dia dalam keadaan
beriman, maka mereka itu akan masuk ke dalam surga dan mereka tidak dizalimi sedikit pun."

(QS. An-Nisa': 123-124)

Saudaraku,

Setiap orang yang beramal itu akan diberikan imbalan sesuai dengan jenis amalannya. Sebagaimana
dinyatakan dalam firman Allah Azza wa Jalla,

ُ‫ َو َم ْن يَ ْع َملْ ِم ْثقَا َل َذ َّر ٍة َش ًّرا يَ َره‬,ُ‫ال َذ َّر ٍة َخ ْيرًا يَ َره‬


َ َ‫فَ َم ْن يَ ْع َملْ ِم ْثق‬

"Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (imbalan)nya.
Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat
(imbalan)nya pula."

(QS. Az-Zalzalah: 7-8)

Demikian pula firman Allah Azza wa Jalla tentang orang-orang yang telah beriman dari kaumnya
Fir'aun,

‫من عمل سيئة فال يجزى إال مثلها ومن عمل صالحا من ذكر أو أنثى وهو مؤمن فأولئك يدخلون الجنة يرزقون فيها بغير حساب‬

"Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan diberikan imbalan kecuali yang semisal
dengan kejahatannya itu. Dan barangsiapa mengerjakan amal yang shaleh baik laki-laki dan perempuan
sedang dia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka akan diberi rezeki di
dalamnya tanpa hisab."

(QS. Ghafir: 40)

Amal apapun yang kita lakukan, yang baik ataupun yang buruk, semua itu pasti akan mendapat imbalan
yang sesuai dari Allah Azza wa Jalla...

Allah Maha Adil, dan tidak akan pernah berbuat zalim terhadap hamba-hamba-Nya...

Merenunglah sejenak, berapa banyak dosa yang kita lakukan bersama tiap hembusan nafas kita?
Sudahkah kita sadari bahwasanya itu adalah dosa? Sudahkah kita di saat menyadari akan sebuah dosa
lalu kita memohon ampunan kepada Allah Azza wa Jalla dengan penuh penyesalan dan dibarengi
dengan tetesan air mata kerinduan akan pengampunan dari Allah Azza wa Jalla? Jujurlah! Pernahkan
kita meneteskan air mata karena menyesali dosa?
Ada sebagian orang yang tetap bersikap baik kepada siapapun, dalam keadaan apapun, bahkan kepada
orang yang telah menyakitinya...

Ada sebagian orang yang bisa menahan amarahnya, dan menggantikannya dengan senyuman sejuk
untuk melegakan hati...

Ada sebagian orang yang senantiasa bersabar, dan pandai bersyukur, serta ikhlas menerima ketetapan-
Nya...

Ada sebagian orang yang bisa menolong sesama, membantu melakukan hal-hal kecil yang ternyata
kesannya sangat besar...

Ada sebagian orang yang menjadi perantara rezeki bagi orang lain yang lebih memerlukan. Menjadi
pengantar kebahagiaan. Menjadi penyebar inspirasi penuh manfaat. Menjadi penyebar semangat...

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

‫من كانت له مظلمة ألخيه من عرضه أو شيء فليتحلله منه اليوم قبل أن ال يكون دينار وال درهم إن كان له عمل صالح أخذ منه بقدر‬
‫مظلمته وإن لم تكن له حسنات أخذ من سيئات صاحبه فحمل عليه‬

“Orang yang pernah menzalimi saudaranya dalam hal apapun, maka hari ini ia wajib meminta
perbuatannya tersebut dihalalkan oleh saudaranya, sebelum datang hari di mana tidak ada ada dinar dan
dirham. Karena jika orang tersebut memiliki amal shaleh, amalnya tersebut akan dikurangi untuk
melunasi kezalimannya. Namun jika ia tidak memiliki amal shaleh, maka ditambahkan kepadanya dosa-
dosa dari orang yang ia zalimi.”

(HR. Bukhari no. 2449)

Memaafkan dan saling meminta maaf bukan hanya sebuah tradisi sebagaimana keutamaan ikhlas dalam
Islam. Namun, juga merupakan nilai yang harus ditanamkan. Islam mengajarkan sikap saling
memaafkan merupakan kunci untuk menggalang ukhuwah serta menghindari api permusuhan.
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam,

‫إن هللا تجاوز لي عن أمتي الخطأ والنسيان وما استكرهوا عليه‬

“Sesungguhnya Allah telah memaafkan ummatku yang berbuat salah karena tidak sengaja, atau karena
lupa, atau karena dipaksa.”

(HR Ibnu Majah, 1675, Al Baihaqi, 7/356, Ibnu Hazm dalam Al Muhalla, 4/4, dishahihkan Al
Albani dalam Shahih Ibni Majah).

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah
senantiasa menjadi orang yang pemaaf dan berbagi kebahagiaan kepada orang lain untuk meraih ridha-
Nya...
M. DAHSYATNYA DO'A DUDUK DIANTARA DUA SUJUD

▪ Robighfirlii 

▪ Warhamnii 

▪ Wajburnii 

▪ Warfa’nii 

▪ Warzuqnii

▪ Wahdinii

▪ Wa’aafinii

▪ Wa’fuannii

Ketika orang ditanya: “Do’a apakah yang paling sering dibaca oleh seorang muslim?”

Banyak yang menjawabnya dengan salah. Begitu seringnya do’a itu dibaca, hingga ketika sedang
membaca do’a, banyak yang tak merasa kalau sedang berdo’a.

Padahal do’a itu sangatlah dahsyat, mencakup kebutuhan kita di dunia dan akhirat. Dan dibaca minimal
17 kali setiap hari.

Do’a itu, ialah do’a diantara dua sujud, marilah kita renungi maknanya:

▪ Robbighfirlii

Wahai Tuhan ampunilah dosaku, dosa adalah beban, yang menyebabkan kita berat melangkah menuju
ke ridha ُ ‫هّللا‬. Dosa adalah kotoran hati yang membuat hati kelam, sehingga hati kita merasa berat skali
untuk melakukan kebaikan.

▪ Warhamnii 

Sayangilah diriku, kalau kita disayang ُ ‫ هّللا‬hidup akan terasa nyaman, karena dengan kasih sayang-Nya
akan dapat dicapai semua cita-cita. Dengan kasih sayang ُ ‫ هّللا‬nafsu kita akan terbimbing.

▪ Wajburnii 

Tutup lah segala kekuranganku, ba-nyak sekali kekurangan kita, kurang syukur, kurang sabar, kurang
bisa menerima kenyataan, mudah marah, pendendam dan lainnya. Kalau ke-kurangan kita
ditutup/diperbaiki ُ ‫هّللا‬, maka kita akan menjadi manusia sebenarnya.

▪ Warfa’nii

Tinggikanlah derajatku, kalau ُ ‫ هّللا‬sudah meninggikan derajat kita, maka pasti tidak ada manusia yang
bisa menghinakan kita.

▪ Warzuqnii
Berikanlah aku rizki, sebagai hamba ُ ‫ هّللا‬kita membutuhkan rizki, ُ ‫ هّللا‬mam-pu mendatangkan rizki dari
arah yang tak terduga dan tanpa perhitungan.

▪ Wahdinii

Berikanlah aku petunjuk/bimbinglah aku ke jalan kebahagiaan. Kita tidak hanya minta petunjuk/hidayah
yang berkaitan dengan agama. Tetapi kita juga minta petunjuk agar terhindar dari mengambil keputusan
yang di anggap salah.

▪ Wa’aafinii

Berikan lah aku kesehatan, apabila kita sehat, kita bisa menambah kebaikan dan manfaat serta tak
menjadi beban orang lain.

▪ Wa’fuannii

Aku mohon agar kesalahanku dihapus dari catatan.

Dari do'a tersebut diawali do’a dengan mohon ampun dan kita akhiri dengan permohonan ampunan
untuk menghapus dosa, sehingga kita benar-benar bersih.

Allah SWT memerintahkan kita untuk membaca do’a itu, Rasulullah SAW mencontohkan kepada kita,
menurut logika do’a t'rsebut pasti terkabul dan diijabah oleh Allah SWT.

Aamiin YRA

Terkadang yang menjadi persoalan, dimana hati dan pikiran kita, ketika kita membaca do’a itu dan kita
tidak hafal arti serta maknanya?

Padahal do'a tersebut dahsyat, dan masih banyak orang sering tergesa gesa yang se-harusnya tuma'ninah
dengan meresapi dan benar-benar meminta kepada Allah SWT.

N. DIANTARA NIKMAT YANG PALING AJAIB

BBG AL ILMU

Ibnul Qoyyim rohimahullah berkata,

‫ومن أعجب النعـــــــــــم عليه‬


‫نعمة النسيان‬
‫فإنه لوال النسيان لما سال شيئا‬
‫وال انقضت له حسرة‬
‫وال تعزى عن مصيبة‬
‫وال مات لـــــــه حزن‬
‫وال بطل لـــــــه حقد‬
‫وال استمتع بشيء من متاع‬
‫الدنيا مع تذكر اآلفات‬.

“Diantara nikmat yang paling ajaib adalah lupa. Karena kalau bukan karena lupa, tentu sesuatu itu tak
terasa manis..

Penyesalan tak pernah selesai,

Musibah tak pernah berlalu,

Kesedihan selalu merundung,

Kedengkian tak pernah padam,

Bahkan kenikmatan dunia tak terasa menyenangkan bila selalu mengingat kepedihannya..”

( Miftah Dar Assa’adah 2/887 ).

O. RENUNGAN

Jika hatimu tak lagi tersentuh dengan nasihat Al-Qur’an, berarti ada yang salah dengan dirimu.

Syaikh Ibnu 'Utsaimin berkata:

"‫ وقلبك يتلى عليه القرآن وال يتأثر‬،‫ ألن هللا أخبر أن هذا القرآن لو أنزل على جبل لتصدع‬،‫ فاتهم نفسك‬،‫"إذا رأيت قلبك ال يتأثر بالقرآن‬

"Apabila anda merasakan hati anda tidak tersentuh dengan alquran, maka salahkan diri anda.”

Karena Allah mengabarkan bahwa alquran ini jika diturunkan kepada gunung, niscaya gunung tersebut
akan hancur.

Sedangkan hati anda tidak terpengaruh sedikitpun dengan bacaan alquran.

(Syarah aqidah wasithiyyah: 1/440)

Shalat malam penghapus dosa dan kesalahan

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

“Hendaklah kalian melakukan shalat malam, karena shalat malam itu adalah kebiasaan orang-orang
shalih sebelum kalian, dan ibadah yang mendekatkan diri pada Tuhan kalian serta penutup kesalahan
dan sebagai penghapus dosa.”

[HR. At Tirmidzi, dihasankan oleh Al Albani]


P. SEBAIK-BAIK MANUSIA
ُ‫ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه‬
‫بِس ِْم هَّللا ِ الرَّحْ َم ِن ال َّر ِح ِيم‬
۞‫ص ِّل َعلَى‬ َ ‫ اَللهُ َّم‬FC‫َسيِّ ِدنَا‬
‫آل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬ ِ ‫۞ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬

Terdapat 10 golongan "sebaik-baik manusia " menurut hadits sahih


1. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:
( ‫) خيركم من تعلم القرآن وعلمه‬
5027 ‫صحيح البخاري‬
"Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al Qur'an dan mengajarkannya."
(HR. Bukhari 5027 ).

2. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:
( ‫) خياركم أحاسنكم أخالقا‬
6035‫صحيح البخاري‬
"Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik akhlaknya."
(HR. Bukhari 6035).

3. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:
( ‫) خيركم أحسنكم قضاء‬
‫ أي عند رد القرض‬.
2305 ‫صحيح البخاري رقم‬
"Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik dalam membayar (mengembalikan hutang).”
(HR. Bukhari 2305).

4. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:
( ‫) خيركم من يُرجى خيره ويُؤ ٓمن شره‬
2263 / ‫صحيح الترمذي‬
"Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling boleh diharapkan kebaikannya dan aman dari
keburukannya."
(HR. Tirmidzi 2263).

5. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:
( ‫) خيركم خيركم ألهله‬
4177 / ‫صحيح ابن حبان‬
"Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik terhadap ahli keluarganya."
(HR. Ibnu Hibban : 4177).

6. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:
( ‫) خيركم من أطعم الطعام ور َّد السالم‬
3318 / ‫صحيح الجامع‬
"Sebaik-baik kalian adalah orang yang memberi makan (kepada orang lain) dan menjawab salam."
(Shahih Al Jami' 3318).
7. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:
( ‫) خياركم ألينُكم مناكب في الصالة‬
234/1 ‫الترغيب والترهيب‬
‫ يفسح لمن يدخل الصف في الصالة‬:‫ أي‬.
"Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik dalam meluaskan tempat ( bagi orang masuk
dalam saf) dalam sholat."
(Targhib wa Tarhib 1/234).

8. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:
( ‫) خير الناس من طال عمره وحسن عمله‬
3297 ‫صحيح الجامع‬
"Sebaik-baik manusia adalah orang yang panjang umurnya dan baik amal perbuatannya."
(Shahih al Jami' 3297).

9. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:
( ‫) خير الناس أنفعهم للناس‬
3289 ‫صحيح الجامع‬
"Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain."
(Shahih al Jami' 3289).

10. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:


( ‫ وخير الجيران عند هللا خيركم لجاره‬،‫) خير األصحاب عند هللا خيركم لصاحبه‬
84/‫صحيح األدب المفرد‬
"Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah orang yang paling baik terhadap sahabatnya. Sebaik-baik
tetangga di sisi Allah adalah orang yang paling baik terhadap tetangganya."
(Shahih Adabul Mufrod : 84).

Dunia Sementara Akhirat Selamanya.

Q. KEUTAMAAN SHOLAT TATHOWWU'


‫ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُهللاِ َوبَ َر َكاتُه‬
‫ان ال َّر ِجي ِْم‬ ِ َ‫َأ ُعوْ ُذ بِاهللِ ِمنَ ال َّش ْيط‬
‫من ال َّر ِح ِيم‬ ِ ْ‫بِس ِْم هللاِ الرَّح‬
َ‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ َربَّ ْال َعالَ ِم ْين‬
‫صلِّ َو َسلِّ ْم َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬ َ ‫َأللهُ َّم‬
‫صحْ بِ ِه َأجْ َم ِعيْن‬ َ ‫َو َعلَى آلِ ِه َو‬
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

‫إن أول ما يحاسب الناس به يوم القيامة من أعمالهم الصالة قال يقول ربنا عزوجل لمالئكته وهو أعلم انظروا في صالة عبدي أتمها‬
‫أم نقصها فإن كانت تامة كتبت له تامة وإن كان انتقص منها شيئا قال انظروا هل لعبدي من تطوع ؟ فإن كان له تطوع قال أتموا‬
‫لعبدي فريضته من تطوعه ثم تؤخذ األعمال على ذاكم‬

“Sesungguhnya amal ibadah manusia yang pertama kali dihisab (diperhitungkan) pada hari kiamat
adalah shalat (wajib lima waktu), Allah Ta’ala berfirman kepada para malaikat –dan Dia Maha
Mengetahui (segala sesuatu)–: ‘Periksalah sholat (lima waktu yang telah dikerjakan) hamba-Ku, apakah
dia telah sempurna atau ada yang kurang?’ Kalau shalatnya telah sempurna maka dituliskan baginya
(pahala) yang sempurna, kalau ada yang kurang dalam shalatnya, Allah ‫ ﷻ‬berfirman: ‘Apakah hamba-
Ku pernah mengerjakan shalat tathawwu’?’ Kalau hamba tersebut pernah mengerjakan shalat sunnah
tathowwu’, Allah ‫ ﷻ‬berfirman: ‘Sempurnakanlah bagi hamba-Ku (kekurangan) shalat (wajib lima
waktu) dengan shalat tathawwu”. Kemudian amal-amal ibadah lainnya akan diperhitungkan seperti itu.”
(HR Abu Dawud (no. 864), an-Nasa-i (1/232-233), at-Tirmidzi (no. 413) dan Ibnu Majah (no. 1425
dan 1426).

a. Beberapa Pelajaran yang terdapat dalam Hadits :

1. Sholat tathowwu’ adalah semua shalat yang disyariatkan dalam agama Islam, selain shalat wajib
lima waktu, baik yang hukumnya wajib atau sunnah (anjuran).

2. Agungnya kedudukan shalat lima waktu dalam Islam, karena shalat adalah ibadah yang pertama
kali Allah Ta’ala wajibkan kepada manusia setelah kewajiban beriman (dua kalimat syahadat),
maka shalat adalah panji iman dan bendera Islam.

3. ‘Umar bin Khattab mengatakan, “Hisablah (introspeksilah) dirimu saat ini sebelum engkau dihisab
(diperiksa/dihitung amal perbuatanmu pada hari kiamat), dan timbanglah dirimu saat ini sebelum
amal perbuatanmu ditimbang (pada hari kiamat nanti).”

4. Agungnya rahmat dan kasih sayang Allah Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya dengan
menyempurnakan kekurangan pada ibadah wajib mereka dengan ibadah sunnah yang mereka
kerjakan.

5. Arti ‘kekurangan yang disempurnakan” dalam hadits ini adalah ketidaksempurnaan dalam
melaksanakan amal-amal wajib dalam shalat, atau amal-amal yang disyariatkan seperti khusyu’,
dzikir-dzikir maupun doa dalam shalat.

6. Hamba Allah ‫ ﷻ‬yang paling mulia di sisi Allah ‫ ﷻ‬adalah yang melaksanakan amal-amal ibadah
yang wajib dengan baik, dan banyak mengerjakan amal-amal sunnah, sehingga Allah Ta’ala pun
mencintainya, inilah wali (kekasih) Allah Ta’ala yang sesungguhnya, sebagaimana yang
disebutkan dalam hadits yang shahih (yang menjelaskan tentang wali Allah ‫)ﷻ‬

7. Keutamaan memperbanyak sholat tathowwu’ dan amal-amal sunnah lainnya, karena semakin
banyak amalan sunnah yang kita kerjakan maka semakin besar pula peluang kita untuk
menyempurnakan kewajiban-kewajiban kita, untuk keselamatan kita di hari kemudian.

8. Dahsyatnya perhitungan amal pada hari kiamat, karena pada waktu itu yang bermanfaat hanyalah
amal perbuatan manusia, bukan harta atau kemewahan dunia yang mereka miliki.

b. Tema Hadits yang Berkaitan dengan Al-Qur'an :

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:


َ ِ‫ت ۚ ٰ َذل‬
َ‫ك ِذ ْك َر ٰى لِل َّذا ِك ِرين‬ ِ ‫ت ي ُْذ ِهب َ§ْن ال َّسيَِّئا‬
ِ ‫ار َو ُزلَفًا ِمنَ اللَّي ِْل ۚ ِإ َّن ْال َح َسنَا‬ َّ ‫َوَأقِ ِم ال‬
ِ َ‫صاَل ةَ طَ َرفَ ِي النَّه‬

“Dan dirikanlah sholat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada sebagian permulaan
malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-
perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” [Huud/11: 114].

Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:

َ ‫فَِإ َذا فَ َر ْغتَ فَا ْن‬


َ ِّ‫صبْ َوِإلَ ٰى َرب‬
ْ‫ك فَارْ غَب‬

“Apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan)
yang lain, dan hanya kepada Rabb-mulah hendaknya kamu berharap.” [Al-Insyirah/94: 7-8].

Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ta’ala ‘anhu, bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,

ً‫ﺑَﻠِّ ُﻐﻮﺍ َﻋﻨِّﻰ َﻭﻟَﻮْ ﺁﻳَﺔ‬

“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat”


(HR.Bukhari).

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َ ‫ َﻭ َﻣ ْﻦ َﺩﻋَﺎ ﺇِﻟَﻰ‬،‫ﻚ ِﻣ ْﻦ ﺃُﺟُﻮْ ِﺭ ِﻫ ْﻢ َﺷ ْﻴﺌًﺎ‬


‫ َﻛﺎﻥَ َﻋﻠَ ْﻴ ِﻪ ِﻣﻦَ ﺍﺈْﻟ ِ ْﺛ ِﻢ‬، ‫ﺿﺎَﻠ ﻟَ ٍﺔ‬ َ ِ‫َﻣ ْﻦ َﺩﻋَﺎ ﺇِﻟَﻰ ﻫُﺪًﻯ َﻛﺎﻥَ ﻟَﻪُ ِﻣﻦَ ْﺍﻷَﺟْ ِﺮ ِﻣ ْﺜ ُﻞ ﺃُﺟُﻮْ ِﺭ َﻣ ْﻦ ﺗَﺒِ َﻌﻪُ ﺎَﻟ ﻳَ ْﻨﻘُﺺُ َﺫﻟ‬
َ ِ‫ِﻣ ْﺜ ُﻞ ﺁﺛَ ِﺎﻡ َﻣ ْﻦ ﺗَﺒِ َﻌﻪُ ﺎَﻟ ﻳَ ْﻨﻘُﺺُ َﺫﻟ‬
‫ﻚ ِﻣ ْﻦ ﺁﺛَﺎ ِﻣ ِﻬ ْﻢ َﺷ ْﻴﺌًﺎ‬

Barangsiapa mengajak (manusia) kepada petunjuk, maka baginya pahala seperti pahala orang yang
mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barangsiapa mengajak (manusia)
kepada kesesatan maka ia mendapatkan dosa seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya, tanpa
mengurangi dosa mereka sedikitpun.
(HR.Muslim).

R. KHUTBAH JUM'AT
5 GOLONGAN YANG DIKHAWATIRKAN SU’UL KHATIMAH

ُ‫ﺍﻟ َّﺴﻼَ ُﻡ َﻋﻠَ ْﻴ ُﻜ ْﻢ َﻭ َﺭﺣْ َﻤﺔُ ﻪﻠﻟﺍِ َﻭﺑَ َﺮ َﻛﺎﺗُﻪ‬


‫ﺑِﺴ ِْﻢ ﻪَّﻠﻟﺍ ِ ﺍﻟﺮَّﺣْ َﻤ ِﻦ ﺍﻟ َّﺮ ِﺣﻴ ِْﻢ‬
1. Khutbah I

ِ ‫ ُذو ْال َج‬،‫ َأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل اِلَهَ ِإاَّل هللا َوحْ َدهُ ال َش ِريك لَه‬،‫ريم‬
‫الل‬ ِ ‫ َوَأ ْفهَ َمنَا بِ َش ِر ْي َع ِة النَّبِ ّي ال َك‬،‫لح ْم ُد هللِ الّذي هَدَانَا ُسبُ َل ال ّسالَ ِم‬
َ ‫لح ْم ُد هللِ ْا‬
َ ‫ْا‬
َ‫بار ْك َعلَى َسيِّ ِدنا ُم َح ّم ٍد َو َعلَى الِه َوأصْ حابِ ِه َوالتَّابِعين‬ ِ ‫ص ِّل و َسلِّ ْم َو‬ َ ‫ اللّهُ َّم‬،‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ ّن َسيِّ َدنَا َونَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسولُه‬،‫َواإل ْكرام‬
:‫ان ْال َك ِري ْم‬
ِ ْ‫الى فِي ْالقُر‬ َ َ‫ ق‬،‫ص ْي ُك ْم َو نَ ْف ِس ْي بِتَ ْق َوى هللاِ َوطَا َعتِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُوْ ْن‬
َ ‫ال هللاُ تَ َع‬ ُ ْ‫ أو‬،‫ فَيَاأيُّهَا اِإل ْخ َوان‬:ُ‫ َأ َّما بَ ْعد‬،‫سان إلَى يَوْ ِم الدِّين‬ ِ ْ‫بِإح‬
ْ ُ َ ْ ‫َأ‬ ُ َ ‫اًل‬ َ ُ ُ ُ َّ ُ ‫َآ‬ َّ ‫َأ‬
ْ‫ يُصْ لِحْ لك ْم ع َمالك ْم َويَغفِر‬،‫ يَا يُّهَا ال ِذينَ َمنوا اتقوا هللا َوقولوا قوْ َس ِديدًا‬:‫ بِس ِْم هللاِ الرَّحْ َما ِن ال َّر ِح ْي ْم‬،‫ان ال َّر ِجيْم‬ ِ ‫َأ ُعوْ ُذ بِاهللِ ِمنَ الش ْيط‬
َ َّ
. َ‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُموْ تُ َّن ِإالَّ َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُموْ ن‬
َّ ‫لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم َو َم ْن يُ ِط ِع هللا َو َرسُولَهُ فَقَ ْد فَا َز فَوْ ًزا َع ِظي ًما وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا اتَّقُوْ ا هللاَ َح‬
‫ق هللاُ ال َع ِظي ْم‬َ ‫ص َد‬َ

Hadirin jama'ah jum'ah rahimakumullah,


Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi A-Haddad dalam kitabnya berjudul Sabîlul Iddikâr wal I’tibâr
bimâ Yamurru bil Insân wa Yanqadli Lahu minal A’mâr (Dar Al-Hawi, Cet. II, 1998, hal. 56)

menjelaskan tentang lima golongan orang yang dikhawatirkan meninggal dunia dalam keadaan su’ul
khatimah sebagai berikut:

‫ َوالَّ ِذي يُْؤ ِذي‬،‫ق لِ َوالِ َد ْي ِه‬ ِ ْ‫ َو ْال ُم ْد ِمنُ لِ ِشر‬،‫صالَ ِة‬
ُّ ‫ وال َعا‬،‫ب ال َخ ْم ِر‬ َّ ‫اونُ بِال‬ ِ َ‫ اَ ْل ُمتَه‬،ِ‫ َو ْال ِعيَا ُذ بِا هلل‬، ‫ َوَأ ْكثَ ُر َم ْن ي ُْخ َشى َعلَ ْي ِه سُوْ ُء ْالخَ اتِ َم ِة‬:‫قَالُوْ ا‬
ِ ‫صرُّ وْ نَ َعلَى ْال َكبَاِئ ِر َو ْال َموْ بِقَا‬
‫ اَلَّ ِذ ْينَ لَ ْم يَتُوْ بُوْ ا اِلَى هللاِ ِم ْنهَا‬،‫ت‬ ِ ‫ َو َك َذالِكَ ال ُم‬، َ‫ال ُم ْسلِ ِم ْين‬.ْ

Artinya: “Para ulama berkata bahwa orang-orang yang paling dikhawatirkan akan beroleh suúl
khatimah (Semoga Allah melindungi kita dari hal itu) adalah orang-orang yang suka melalaikan
shalat; mereka yang suka minum-minuman keras; mereka yang durhaka kepada kedua orang tua;
mereka yang suka menyusahkan (menzaimi) Muslim lainnya; dan mereka yang terus-menerus
melakukan perbuatan dosa besar, berbagai kekejian dan tidak mau bertobat.” Dari kutipan di atas
dapat diuraikan kelima golongan orang yang dikhawatirkan hidupnya akan berakhir dengan suúl
khatimah sebagai berikut:

Golongan pertama, orang-orang yang suka melalaikan shalat. Shalat merupakan amal pertama yang
akan dihisab oleh Allah subhanuahu wata’ala. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalan hadits Nabi
shallallahu alaihi wa sallam yang berbunyi:

‫َس َر‬ َ َ‫ فَقَ ْد خ‬، ‫َت‬


ِ ‫اب َوخ‬ ْ ‫ َو‬، ‫ فَقَ ْد أ ْفلَ َح وَأ ْن َج َح‬، ‫ت‬
ْ ‫إن فَ َسد‬ ْ ‫صلُ َح‬ َ ‫َأ َّو َل َما ي َُحا َسبُ بِ ِه ال َع ْب ُد يَوْ َم القِيَا َم ِة ِم ْن َع َملِ ِه‬.
ْ َ‫ ف‬، ُ‫صالَتُه‬
َ ‫إن‬

Artinya: “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah
shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya
rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. (HR. Tirmidzi).

Oleh karena itu, hendaklah kita selalu menjaga shalat kita dengan baik. Dalam keadaan seperti
apapun, shalat lima waktu khususnya, tidak boleh kita tinggalkan. Prinsip ini hendaknya juga berlaku
untuk orang-orang di sekitar kita khususnya keluarga kita sendiri sebab ada perintah dari Allah
subhanu wa ta’ala untuk menjaga diri sendiri dan keluarga dari ancaman siksa api neraka. Shalat
menjadi hal utama untuk bisa selamat dari api neraka. Maka barang siapa ibadah shalatnya sangat
buruk, dikhawatirkan hidupnya akan berkahir dengan su’ul khatimah.
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh, Golongan kedua, mereka yang suka mengonsumsi
minuman keras. Minum minuman keras hukumnya haram. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam
hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Muslim sebagai berikut:

‫ َو ُكلُّ َخ ْم ٍر َح َرا ٌم‬، ‫ُكلُّ ُم ْس ِك ٍر خَ ْم ٌر‬

Artinya: “Semua yang memabukkan adalah khamr dan semua khamr adalah haram.” Para pecandu
minuman keras disebut juga para pemabuk. Mereka tidak hanya membahayakan dirinya sendiri tetapi
juga orang lain. Sering kita mendengar kecelakaan lalu lintas akibat pengendara mabuk. Sering pula
kita mendengar atau membaca berita-berita di media bahwa seseorang tewas akibat ditikam dengan
pisau oleh seorang pemabuk. Perkembangan sekarang menunjukkan bahwa tidak hanya minuman
keras saja yang membahayakan kesehatan mental manusia tetapi juga penyalah gunaan obat-obat bius
atau yang dikenal dengan narkoba. Hukum mengonsumsi narkoba sama dengan minum mimuman
keras, yakni sama-sama haram. Maka barang siapa tidak bisa berhenti dari konsumsi minuman keras
dan penyalah gunaan narkoba dikhawatirkan hidupnya akan berakhir dengan su’ul khatimah.
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh, Golongan ketiga, mereka yang durhaka kepada kedua
orang tua. Durhaka kepada kedua orang tua hukumnya haram dan termasuk dosa besar setelah syirik.
Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang
diriwayatkan dari Anas sebagai berikut:

ِ ‫ َوقَ ْت ُل النَّ ْف‬،‫ق ْالوالِ َد ْي ِن‬


ِ ‫ َو َشها َدةُ ال ّز‬،‫س‬
‫ور‬ ُ ‫ اِإل ْشرا‬:‫ ُسِئ َل َرسُو ُل هللاِ صلى هللا عليه وسلم َع ِن ْال َكباِئ ِر قَا َل‬.
ُ ‫ َوعُقو‬،ِ‫ك بِاهلل‬

Artinya: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ditanya tentang dosa-dosa besar. Beliau menjawab,
“Menyukutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua, membunuh seseorang dan kesaksian palsu.”
Sangat masuk akal perbuatan durhaka kepada kedua orang tua khususnya terhadap ibu merupakan
dosa besar. Hal ini disebabkan karena kelahiran anak manusia ke dunia ini melalui mereka dengan
segala jerih payah, risiko dan tanggung jawab dunia akherat yang sangat berat. Perintah berbakti
kepada orang tua merupakan wasiat dari Allah subhanahu wata’ala sebagaimana ditegaskan di dalam
Al-Qur’an, surat Luqman, ayat 14, sebagai berikut:

ِ ‫ي ْال َم‬
‫صي ُر‬ َّ َ‫ك ِإل‬ َ ِ‫ص ْينَا اِإْل ْن َسانَ بِ َوالِ َد ْي ِه َح َملَ ْتهُ ُأ ُّمهُ َو ْهنًا َعلَ ٰى َو ْه ٍن َوف‬
َ ‫صالُهُ فِي عَا َم ْي ِن َأ ِن ا ْش ُكرْ لِي َولِ َوالِ َد ْي‬ َّ ‫َو َو‬

Artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada orang tuanya, ibunya
telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah dan menyapihnya dalam dua
tahun, bersyukurlah kalian kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada-Ku lah kalian
kembali.” Oleh karena itu jika seseorang selalu durhaka kepada kedua orang tua dan tidak mau
menerima nasehat dari siapapun untuk berbakti kepada duanya, maka anak atau orang seperti itu
dikhawatirkan hidupnya akan berakhir dengan su’ul khatimah.
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh, Golongan keempat, mereka yang suka menyusahkan
(menzalimi) Muslim lainnya. Menzalimi orang lain memang bukan persoalan sepele. Allah
subhanahu wata’ala sangatj memperhitungkan perbuatan zalim yang dilakukan seseorang terhadap
seseorang lainnya, apalagi sesama Muslim. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam sebuah hadits
marfu’ yang diriwayatkan dari Anas bin Malik radliyallahu ‘anh sebagai berikut:

ِ ‫الظ ْل ُم الَّ ِذي ال يَ ْت ُر ُكهُ هللا فَظُ ْل ُم ْال ِعبَا ِد بَ ْع‬


ِ ‫ض ِه ْم بَ ْعضًا َحتَّى يُ َدبِّ ُر لِبَ ْع‬
ٍ ‫ض ِه ْم ِم ْن بَع‬
‫ْض‬ ُّ ‫َوَأ َّما‬

Artinya: “Adapun kezaliman yang tidak akan dibiarkan oleh Allah adalah kezaliman manusia atas
manusia lainnya hingga mereka menyelesaikan urusannya.” Di antara perbuatan-perbuatan zalim
manusia kepada manusia lainnya adalah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits Rasulullah
yang diriwayatkan dari Abu Hurairah tentang berbagai kezaliman yang dapat mengakibatkan
kebangkrutan di akherat, yakni: mencaci maki orang lain, menuduh atau memfitnah orang lain,
memakan harta orang lain atau korupsi, menumpahkan darah orang lain dan memukul orang lain.
Oleh karena itu jika seseorang selalu menzalimi orang lain tanpa bisa diingatkan oleh siapapun
supaya berhenti, maka orang seperti itu dikhawatirkan hidupnya akan berakhir dengan su’ul
khatimah.
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh, Golongan kelima, mereka yang terus menerus
melakukan perbuatan dosa besar, berbagai kekejian dan tidak mau bertobat.
Kita sering mendengar istilah “Molimo” dalam bahasa Jawa, yang maksudnya adalah perbuatan
dosa dengan inisial 5 “M”, yakni:
1. Madon (berzina atau main perempuan),
2. Mendem (mabuk-mabukan),
3. Main (berjudi),
4. Madat (mencandu narkoba), dan
5. Maling (mencuri/korupsi).
Kelima hal ini merupakan perbuatan maksiat yang keharamannya sangat jelas ditunjukkan di dalam
Al-Qur’an. Dalil tentang haramnya berzina ada di dalam surat Al-Isra’, ayat 32, berbunyi:

ً‫ َو َسآ َء َسبِ ْيال‬،ً‫َو الَ تَ ْق َربُوا ال ّزنى اِنَّه َكانَ فَا ِح َشة‬

“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji, dan
suatu jalan yang buruk”). Dalil tentang haramnya mabuk, madat dan judi ada di dalam surat Al-
Maidah, ayat 90, berbunyi:
ُ‫صابُ َواَأْل ْزاَل ُم ِرجْ سٌ ِم ْن َع َم ِل ال َّش ْيطَا ِن فَاجْ تَنِبُوه‬
َ ‫ِإنَّ َما ْال َخ ْم ُر َو ْال َمي ِْس ُر َواَأْل ْن‬

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk)
berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah
perbuatan-perbuatan itu.” Sedang dalil tentang haramnya mencuri ada dalam surat Al-Baqarah,
ayat 188, berbunyi:
‫ َواَل تَْأ ُكلُوا َأ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالبَا ِط ِل‬j

“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang
bathil." Oleh karena itu barang siapa selalu melakukan dosa-dosa seperti tersebut di atas tanpa bisa
diingatkan oleh siapapun supaya bertobat, maka orang seperti itu dikhawatirkan hidupnya akan
berakhir dengan su’ul khatimah.

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh, Kita semua berdoa mudah-mudahan kita senantiasa
diberi rahmat dan kekuatan oleh Allah subhanuahu wata’ala sehingga kita semua mampu menjauhi
dosa-dosa sebagaimana disebutkan di atas. Siapapun dari kita tentu menginginkan dan selalu
memohon kepada Allah subhanuahu wata’ala dengan tiada henti agar kita semua diberi-Nya husnul
khatimah dan dijauhkan sejauh-jauhnya dari suúl khatimah. Amin... amin ya rabbal alamin.

ِ ‫ أعُو ُذ بِاهللِ ِمنَ ال َّشيْطا ِن الر‬: َ‫§ َوأ ْد َخلَنَا وِإيَّاكم فِي ُز ْم َر ِة ِعبَا ِد ِه ال ُمْؤ ِمنِ ْين‬،‫َج َعلَنا هللاُ َوإيَّاكم ِمنَ الفَاِئ ِزين اآل ِمنِين‬
‫ بِس ِْم هللاِ الرَّحْ ما ِن‬،‫َّجي ْم‬
َ ‫ يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَوْ اًل َس ِديدًا با َ َر‬:‫ال َّر ِحي ْم‬
ِ ‫ َونَفَ َعنِ ْي َوِإيّا ُك ْم بِاآليا‬،‫ك هللاُ لِ ْي َولك ْم فِي القُرْ آ ِن ال َع ِظي ِْم‬
.‫ت و ِذ ْك ِر ال َح ِكي ِْم‬
ٌ ْ‫ك بَ ٌّر َرُؤ و‬
‫ف َر ِح ْي ٌم‬ ٌ ِ‫إنّهُ تَعاَلَى َجوّا ٌد َك ِر ْي ٌم َمل‬
‫‪2. Khutbah II‬‬

‫أن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ‬ ‫َلى ِإحْ َسانِ ِه َوال ُّش ْك ُر لَهُ عَل َى تَوْ فِ ْيقِ ِه َواِ ْمتِنَانِ ِه‪َ .‬وَأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ اِلَهَ ِإالَّ هللاُ َوهللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْيكَ لَهُ َوَأ ْشهَ ُد َّ‬ ‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ ع َ‬
‫َأ‬ ‫َأ‬
‫ص ِّل َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو َعلَى اَلِ ِه َو صْ َحابِ ِه َو َسلِّ ْم تَ ْسلِ ْي ًما ِكث ْيرًا َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُواهللاَ‬ ‫اعى إل َى ِرضْ َوانِ ِه‪ .‬اللهُ َّم َ‬ ‫َو َرسُوْ لُهُ ال َّد ِ‬
‫َلى‬
‫ُصلوْ نَ ع َ‬ ‫ُّ‬ ‫ال تَعاَلَى ِإ َّن هللاَ َو َمآلِئ َكتَهُ ي َ‬ ‫فِ ْي َما َأ َم َر َوا ْنتَهُوْ ا َع َّما نَهَى َوا ْعلَ ُموْ ا َّن هللاَ َم َر ُك ْم بِ ْم ٍر بَ َد فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه َوثَـنَى بِ َمآل ِئ َكتِ ِه بِقُ ْد ِس ِه َوقَ َ‬
‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ْم َو َعلَى آ ِل َسيِّ ِدنا َ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬ ‫ص ِّل َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ‬ ‫صلُّوْ ا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموْ ا تَ ْسلِ ْي ًما‪ .‬اللهُ َّم َ‬ ‫النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا َ‬
‫ص َحابَ ِة َوالتَّابِ ِع ْينَ‬ ‫ض اللّهُ َّم َع ِن ْال ُخلَفَا ِء الرَّا ِش ِد ْينَ َأبِى بَ ْك ٍر َو ُع َمر َوع ُْث َمان َو َعلِى َوع َْن بَقِيَّ ِة ال َّ‬ ‫ك َو ُر ُسلِكَ َو َمآلِئ َك ِة ْال ُمقَ َّربِ ْينَ َوارْ َ‬ ‫اَ ْنبِيآِئ َ‬
‫ت َوال ُم ْسلِ ِم ْينَ‬‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫ك يَا رْ َح َم الرَّا ِح ِم ْينَ اَللهُ َّم ا ْغفِرْ لِل ُمْؤ ِمنِي َ§ْن َوال ُمْؤ ِمنَا ِ‬ ‫َأ‬ ‫ض َعنَّا َم َعهُ ْم بِ َرحْ َمتِ َ‬ ‫َوتَابِ ِعي التَّابِ ِع ْينَ لَهُ ْم بِاِحْ َسا ٍن اِلَىيَوْ ِم ال ِّد ْي ِن َوارْ َ‬
‫ْ‬
‫ك َوال ُمش ِر ِك ْينَ َوا ْنصُرْ ِعبَادَكَ ال ُم َو ِّح ِديَّةَ َوا ْنصُرْ َم ْن ن َ‬
‫َص َر‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ت اللهُ َّم َأ ِع َّز ْاِإل ْسالَ َم َوال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ِذ َّل ال ِّشرْ َ‬
‫َأ‬ ‫ْ‬ ‫ت اَالَحْ يآ ُء ِم ْنهُ ْم َو ْاالَ ْم َوا ِ‬ ‫َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫ك ِإلَى يَوْ َم ال ِّد ْي ِن‪ .‬اللهُ َّم ا ْدفَ ْع َعنَّا ْالبَالَ َء َو ْال َوبَا َء َوال َّزالَ ِز َل َو ْال ِم َحنَ‬ ‫اخ ُذلْ َم ْن َخ َذ َل ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو َد ِّمرْ َأ ْعدَا َء ال ِّد ْي ِن َوا ْع ِل َكلِ َماتِ َ‬ ‫ال ِّد ْينَ َو ْ‬
‫صةً َو َساِئ ِر ْالب ُْلدَا ِن ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ عآ َّمةً يَا َربَّ ْال َعالَ ِم ْينَ ‪َ .‬ربَّنَا آتِنا َ فِى‬ ‫ظهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَنَ ع َْن بَلَ ِدنَا اِ ْندُونِ ْي ِسيَّا خآ َّ‬ ‫َوسُوْ َء ْالفِ ْتنَ ِة َو ْال ِم َحنَ َما َ‬
‫َاس ِر ْينَ ‪ِ .‬عبَا َدهللاِ ! ِإ َّن هللاَ‬ ‫اإن لَ ْم تَ ْغفِرْ لَنَا َوتَرْ َح ْمنَا لَنَ ُكوْ ن ََّن ِمنَ ْالخ ِ‬ ‫ظلَ ْمنَا اَ ْنفُ َسنَا َو ْ‬ ‫ار‪َ .‬ربَّنَا َ‬ ‫اب النَّ ِ‬ ‫ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِى ْاآل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫يَْأ ُم ُر بِاْل َع ْد ِل َو ْاِإل حْ َسا ِن َوِإيْتآ ِء ِذي ْالقُرْ ب َى َويَ ْنهَى َع ِن ْالفَحْ شآ ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ نَ َو ْاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم‬
‫َلى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ َأ ْكبَرْ‬
‫َوا ْش ُكرُوْ هُ ع َ‬

‫‪S. AGAR KITA MENDAPATKAN DOANYA MALAIKAT‬‬


‫ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُهللاِ َوبَ َر َكاتُه‬
‫ان ال َّر ِجي ِْم‬ ‫َأ ُعوْ ُذ بِاهللِ ِمنَ ال َّش ْيطَ ِ‬
‫من ال َّر ِح ِيم‬ ‫بِس ِْم هللاِ الرَّحْ ِ‬
‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ َربَّ ْال َعالَ ِم ْينَ‬
‫صلِّ َو َسلِّ ْم َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬ ‫َأللهُ َّم َ‬
‫صحْ بِ ِه َأجْ َم ِعيْن‬ ‫َو َعلَى آلِ ِه َو َ‬

‫!?‪Siapa yang tidak ingin mendapatkan doa kebaikan dari Malaikat‬‬


‫‪Tentunya semuanya menginginkannya, karena malaikat adalah makhluk yg mulia, selalu berbuat ketaatan,‬‬
‫‪dan tidak pernah sekalipun berbuat dosa… Tentunya doanya akan didengar oleh Allah ta’ala.‬‬

‫‪Untuk mendapatkan doa-doa kebaikan dari para malaikat itu, marilah kita lakukan hal-hal berikut ini:‬‬

‫‪1. Menunggu sholat berjama’ah, sebagaimana sabda Nabi -shollallohu alaihi wasallam-:‬‬

‫ص ِرفَ َأوْ يُحْ ِد َ‬


‫ث‬ ‫صاَل ةَ‪َ ،‬وتَقُو ُل ْال َماَل ِئ َكةُ‪ §:‬اللهُ َّم ا ْغفِرْ لَهُ‪ ،‬اللهُ َّم ارْ َح ْمهُ‪َ ،‬حتَّى يَ ْن َ‬
‫صاَّل هُ يَ ْنتَ ِظ ُر ال َّ‬ ‫اَل يَزَ ا ُل ْال َع ْب ُد فِي َ‬
‫صاَل ٍة َما َكانَ فِي ُم َ‬

‫‪“Seorang hamba akan terus (dicatat) sebagai seorang yang sholat selama dia masih menunggu sholat‬‬
‫‪(berjama’ah) di tempat sholatnya. PARA MALAIKAT akan terus BERDOA UNTUKNYA: ‘Ya Allah‬‬
‫‪ampunilah dosanya, Ya Allah rahmatilah dia’, hingga ia beranjak pergi atau berhadats (batal‬‬
‫‪wudlunya)”.‬‬
‫‪[HR. Muslim: 649].‬‬

‫‪2. Sholat berjama’ah di shof pertama, sebagaimana sabda Nabi -shollallohu alaihi wasallam-:‬‬

‫ُصلُّونَ َعلَى الصَّفِّ اَأْل َّو ِل‬


‫ِإ َّن هَّللا َ عز وجل َو َماَل ِئ َكتَهُ ي َ‬

‫‪"Sesungguhnya Allah dan para malaikatnya bersholawat untuk mereka yang sholat (berjama’ah) di‬‬
‫"‪shof pertama.‬‬
[HR. Ibnu Majah: 997].

Faedah: maksud dari sholawat dari Allah di sini adalah pujian dan pengagungan Allah untuk orang
tersebut.
Sedang makna sholawat dari para malaikat dan yang lainnya untuk seseorang adalah permintaan
mereka agar Allah menambah pujian dan pengagungan-Nya kepada orang tersebut.

Al-hafizh Ibnu Hajar mengatakan:

‫ وصالة المالئكة وغيرهم؛ طلب ذلك له من هللا‬،‫وأولى األقوال ما تقدم عن أبي العالية أن معنى صالة هللا على نبيه؛ ثناؤه عليه وتعظيمه‬
‫ والمراد طلب الزيادة ال طلب أصل الصالة‬،‫تعالى‬

Pendapat paling baik (dalam masalah ini) adalah pendapat yang telah lalu, yang dinukil dari Abul
Aliyah: bahwa makna sholawat Allah kepada Nabi-Nya adalah pujian dan pengagungan dari-Nya .
Sedang makna sholawat para malaikat dan yang lainnya (untuk Nabi) adalah memintakan tambahan
hal tersebut dari Allah ta’ala.
(Fathul Bari: 11/136).

3. Menyambung shof yang terputus dalam sholat berjama’ah, sebagaimana sabda Nabi -shollallohu
alaihi wasallam-:

ِ َ‫صلُّونَ َعلَى الَّ ِذينَ ي‬


َ‫صلُونَ الصُّ فُوف‬ َ ُ‫ِإ َّن هَّللا َ َو َماَل ِئ َكتَهُ ي‬

"Sesungguhnya Allah dan para malaikatnya bersholawat untuk mereka yang menyambung shof-shof
(yang terputus)."
[HR. Ibnu Majah: 995].

4. Sholat shubuh berjama’ah, kemudian duduk (berdzikir) di tempat sholatnya, sebagaimana sabda
Nabi -shollallohu alaihi wasallam-:

‫من صلى الفجر ثم جلس في مصاله صلت عليه المالئكة وصالتهم عليه اللهم اغفر له اللهم ارحمه‬

“Barangsiapa Sholat Fajar, kemudian duduk (berdzikir) di tempat sholatnya, maka para malaikat
berdoa untuknya, dan doa mereka kepada orang tersebut adalah: Ya Allah ampunilah dosanya, Ya
Allah rahmatilah dia”
[HR. Ahmad 1251].

5. Mendoakan saudara seiman dari jauh (tanpa sepengetahuannya), sebagaimana sabda Nabi -
shollallohu alaihi wasallam-:

‫ آ ِمينَ َولَكَ بِ ِم ْث ٍل‬:‫ك ْال ُم َو َّك ُل بِ ِه‬


ُ َ‫ال ْال َمل‬ ٌ َ‫ ِع ْن َد َرْأ ِس ِه َمل‬،ٌ‫ب ُم ْست ََجابَة‬
َ َ‫ ُكلَّ َما َدعَا َأِل ِخي ِه بِ َخي ٍْر ق‬،ٌ‫ك ُم َو َّكل‬ ِ ‫َد ْع َوةُ ْال َمرْ ِء ْال ُم ْسلِ ِم َأِل ِخي ِه بِظَه ِْر ْال َغ ْي‬

"Doa seorang muslim untuk saudaranya (seiman) dari jauh adalah mustajab, di sisi kepalanya ada
seorang malaikat yang ditugaskan, setiap orang tersebut mendoakan kebaikan untuk saudaranya
(seiman), malaikat yang ditugaskan tersebut mendoakan: ‘Amin, dan untukmu juga seperti itu.’"[HR.
Muslim: 2733].

6. Bersedekah atau berinfak, sebagaimana sabda Nabi -shollallohu alaihi wasallam-:

‫ اللهم أعط ممسكا تلفا‬:‫ ويقول اآلخر‬،‫ اللهم أعط منفقا خلفا‬:‫ما من يوم يصبح العباد فيه إال ملكان ينزالن فيقول أحدهما‬

"Tidaklah para hamba memasuki waktu pagi hari, melainkan ada dua malaikat turun (ke dunia). Maka
salah satu dari mereka berdoa: ‘ Ya Allah, berikanlah ganti (yang baik) kepada orang yang
bersedekah’. Sedang malaikat yang satunya lagi mengatakan: ‘Ya Allah, timpakanlah kerugian kepada
orang yang menahan hartanya’."
[Muttafaqun Alaih].

7. Berdakwah mengajarkan kebaikan kepada manusia, sebagaimana sabda Nabi -shollallohu alaihi
wasallam-:

‫إن هللا ومالئكته وأهل السماوات وأهل األرضين حتى النملة في جحرها وحتى الحوت ليصلون على معلم الناس الخير‬

"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya, penghuni langit dan penghuni bumi, bahkan semut di
liangnya dan juga ikan, mereka benar-benar bersholawat untuk orang yang (berdakwah) mengajarkan
kebaikan kepada manusia."
[HR. Attirmidzi: 2685,]

Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ta’ala ‘anhu, bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ً‫ﺑَﻠِّ ُﻐﻮﺍ َﻋﻨِّﻰ َﻭﻟَﻮْ ﺁﻳَﺔ‬

“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat”


(HR.Bukhari)

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َ ‫ َﻭ َﻣ ْﻦ َﺩﻋَﺎ ﺇِﻟَﻰ‬،‫ﻚ ِﻣ ْﻦ ﺃُﺟُﻮْ ِﺭ ِﻫ ْﻢ َﺷ ْﻴﺌًﺎ‬


‫ َﻛﺎﻥَ َﻋﻠَ ْﻴ ِﻪ ِﻣﻦَ ﺍﺈْﻟ ِ ْﺛ ِﻢ ِﻣ ْﺜ ُﻞ ﺁﺛَ ِﺎﻡ‬، ‫ﺿﺎَﻠ ﻟَ ٍﺔ‬ َ ِ‫َﻣ ْﻦ َﺩﻋَﺎ ﺇِﻟَﻰ ﻫُﺪًﻯ َﻛﺎﻥَ ﻟَﻪُ ِﻣﻦَ ْﺍﻷَﺟْ ِﺮ ِﻣ ْﺜ ُﻞ ﺃُﺟُﻮْ ِﺭ َﻣ ْﻦ ﺗَﺒِ َﻌﻪُ ﺎَﻟ ﻳَ ْﻨﻘُﺺُ َﺫﻟ‬
َ ِ‫َﻣ ْﻦ ﺗَﺒِ َﻌﻪُ ﺎَﻟ ﻳَ ْﻨﻘُﺺُ َﺫﻟ‬
‫ﻚ ِﻣ ْﻦ ﺁﺛَﺎ ِﻣ ِﻬ ْﻢ َﺷ ْﻴﺌًﺎ‬

Barangsiapa mengajak (manusia) kepada petunjuk, maka baginya pahala seperti pahala orang yang
mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barangsiapa mengajak (manusia) kepada
kesesatan maka ia mendapatkan dosa seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa
mereka sedikitpun.
[HR. Muslim].
T. TERLALU BANYAK TERTAWA AKAN MENGERASKAN HATI

‫ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُهللاِ َوبَ َر َكاتُه‬


‫ان ال َّر ِجي ِْم‬ ِ َ‫َأ ُعوْ ُذ بِاهللِ ِمنَ ال َّش ْيط‬
‫من ال َّر ِح ِيم‬ ِ ْ‫بِس ِْم هللاِ الرَّح‬
َ‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ َربَّ ْال َعالَ ِم ْين‬
‫صلِّ َو َسلِّ ْم َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬ َ ‫َأللهُ َّم‬
‫صحْ بِ ِه َأجْ َم ِعيْن‬ َ ‫َو َعلَى آلِ ِه َو‬

Tertawa dan bercanda bagaikan garam dalam kehidupan. Tertawa dan bercanda dibutuhkan oleh manusia
dalam menjalani kesibukan sehari-hari yang terkadang menjenuhkan, bahkan suri teladan kita Nabi
Muhammad shallallahu alaihi wa sallam terkadang tersenyum dan tertawa bahkan bercanda dengan para
sahabatnya dan anak kecil.

Contoh bercandanya Rasulullah shallallahu alaihi wassalam yaitu kisah beliau bersama kepada seorang
nenek tua, beliau mengatakan bahwa tidak ada nenek-nenek di surga, sehingga nenek tersebut pun pergi
dengan sedih dan tentunya beliau segera memanggil dan menjelaskan yang sebenarnya.

َ‫ ِإ َّن ْال َجنَّةَ ال‬،‫ يَا ُأ َّم فُالَ ٍن‬:‫ال‬ َ َ‫ع هَّللا َ َأ ْن يُ ْد ِخلَنِي ْال َجنَّةَ) فَق‬
ُ ‫ ا ْد‬،ِ ‫ (يَا َرسُو َل هَّللا‬:‫ت‬ ْ َ‫ فَقَال‬،-‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬-
َ ‫َت َعجُو ٌز ِإلَى النَّبِ ِّي‬ ْ ‫ َأت‬:‫َع ِن ْال َح َس ِن قَا َل‬
‫ { ِإنَّا َأ ْن َشْأنَاه َُّن ِإ ْن َشا ًء فَ َج َع ْلنَاه َُّن َأ ْب َكارًا ُع ُربًا َأ ْت َرابًا‬: ‫ ( َأ ْخبِرُوهَا َأنَّهَا الَ تَ ْد ُخلُهَا َو ِه َي َعجُو ٌز ِإ َّن هَّللا َ تَ َعالَى يَقُو ُل‬:‫ت تَ ْب ِكي فَقَا َل‬ ْ َّ‫ فَ َول‬:‫ قَا َل‬.‫تَ ْد ُخلُهَا َعجُو ٌز‬
}

Diriwayatkan dari Al-Hasan radhiallahu anhu, dia berkata, Seorang nenek tua mendatangi Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nenek itu pun berkata, Ya Rasulullah! Berdoalah kepada Allah agar Dia
memasukkanku ke dalam surga! Beliau pun mengatakan, Wahai Ibu si Anu! Sesungguhnya surga tidak
dimasuki oleh nenek tua. Nenek tua itu pun pergi sambil menangis. Beliau pun mengatakan, Kabarkanlah
kepadanya bahwasanya wanita tersebut tidak akan masuk surga dalam keadaan seperti nenek tua.

Allah Berfirman:

‫ِإنَّٓا َأن َشْأ ٰنَه َُّن ِإن َشٓا ًء‬

35. Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung

‫فَ َج َع ْل ٰنَه َُّن َأ ْب َكارًا‬

36. dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan.

‫ُع ُربًا َأ ْت َرابًا‬

37. penuh cinta lagi sebaya umurnya.

[QS. Al-Waqi'ah, 35 – 37].


Jadi bercanda dan tertawa boleh-boleh saja, asalkan tidak dilakukan terus menerus dan menjadi kebiasaan
hidupnya. Terlalu banyak tertawa akan membuat keras hati bahkan bisa mematikan hati. Hati sulit
menerima kebenaran dan tersentuk dengan kebaikan dan kelembutan.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,


َ ‫يت القَ ْل‬
‫ب‬ ُ ‫ك تُ ِم‬ َّ ‫ فَِإ َّن َك ْث َرةَ ال‬،َ‫ض ِحك‬
ِ ‫ض ِح‬ َّ ‫َواَل تُ ْكثِ ِر ال‬
Dan janganlah terlalu banyak tertawa. Sesungguhnya terlalu banyak tertawa dapat mematikan hati.”
[HR. Tirmidzi 2/50].

Kehidupan di dunia ini tidaklah disikapi dengan bercanda terus dan tertawa terus. Apalagi kehidupan di
dunia ini hanya sementara dan merupakan tempat menanam bekal untuk kehidupan akhirat yang
selamanya. Apakah bisa kita menanam bekal dengan terus-menerus bercanda dan tertawa? Bahkan jika kita
memikirkan nasib kita yang belum pasti apakah masuk neraka atau surga, kita akan banyak menangis dan
sedikit tertawa.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ِ ‫ض ِح ْكتُ ْم قَلِ ْيالً َولَبَ َك ْيتُ ْم َكثِيرًا قَا َل فَ َما َأتَى َعلَى َأصْ َحا‬
ِ ‫ب َرسُوْ ِل هَّللا‬ َ َ‫ي ْال َجنَّةُ َوالنَّا ُر فَلَ ْم َأ َر َك ْاليَوْ ِم فِي ْال َخي ِْر َوال َّش ِّر َولَوْ تَ ْعلَ ُموْ نَ َما َأ ْعلَ ُم ل‬
َّ َ‫ت َعل‬ْ ‫ض‬ َ ‫ُر‬
ِ ‫ع‬
ٌ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَوْ ٌم َأ َش ُّد ِم ْنهُ قَا َل غَطَّوْ ا ُرءُوْ َسهُ ْم َولَهُ ْم َخنِيْن‬َ

Surga dan neraka ditampakkan kepadaku, maka aku tidak melihat tentang kebaikan dan keburukan seperti
hari ini. Seandainya kamu mengetahui apa yang aku ketahui, kamu benar-benar akan sedikit tertawa dan
banyak menangis.

Anas bin Malik perawi hadits ini mengatakan, Tidaklah ada satu hari pun yang lebih berat bagi para
Sahabat selain hari itu. Mereka menutupi kepala mereka sambil menangis sesenggukan.”
[HR. Muslim, no. 2359].

Kebahagiaan yang sejati itu bukan berupa tertawa dan sering bercanda, tetapi bahagia itu adalah rasa tenang
dan ketentraman dalam hati. Inilah tujuan kehidupan seorang muslim di dunia dan Allah turunkan
ketenangan pada hati seorang muslim.
‫ب ْال ُمْؤ ِمنِينَ لِيَ ْزدَادُوا ِإي َمانًا َم َع ِإي َمانِ ِه ْم‬
ِ ‫هُ َو الَّ ِذي َأ ْنزَ َل ال َّس ِكينَةَ فِي قُلُو‬

Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin untuk menambah keimanan
atas keimanan mereka (yang telah ada).”
[AL-Fath: 4].

Selain itu terlalu banyak bercanda juga bisa membuat seseorang hilang wibawanya.Pantas saja Umar bin
Khatthab radhiallahu anhu berkata,
‫ من كثر ضحكه قلت هيبته ومن كثر مزاحه استخف‬:‫قال عمر رضي هللا عنه‬

Barangsiapa yang banyak tertawa, maka akan sedikit wibawanya. Barangsiapa yang banyak guraunya,
maka dengannya dia akan rendah.”
[HR. Baihaqi].
Al-Mawardi rahimahullah pernah berkata,

‫ َواَل‬،ٌ‫ْس ِل َم ْن َأ ْكثَ َر ِم ْنهُ هَ ْيبَةٌ َواَل َوقَار‬


َ ‫ َولَي‬.‫ب ْال ُملِ َّم ِة‬
ِ ‫ ُم ْذ ِه ٌل ع َْن ْالفِ ْك ِر فِي النَّ َواِئ‬، ‫ور ْال ُم ِه َّم ِة‬ ‫ُأْل‬ َّ ‫َوَأ َّما ال‬
ِ ‫ك فَِإ َّن ا ْعتِيَا َدهُ َشا ِغ ٌل ع َْن النَّظَ ِر فِي ا ُم‬
ُ ‫ض ِح‬
‫ص َم بِ ِه َخطَ ٌر َواَل ِم ْقدَا ٌر‬ ِ ‫لِ َم ْن ُو‬

Adapun tertawa, apabila seseorang membiasakannya dan terlalu banyak tertawa, maka hal itu akan
melalaikan dan melupakannya dari melihat hal-hal yang penting. Dan orang yang banyak melakukannya,
tidak akan memiliki wibawa dan kehormatan. Dan orang yang terkenal dengan hal itu tidak akan memiliki
kedudukan dan martabat.”
[Adabud-Dunya wad-Din hal.313].

U. JANGAN MENGKAFIRKAN SESAMA KAUM MUSLIMIN


‫ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُهللاِ َوبَ َر َكاتُه‬
‫ان ال َّر ِجي ِْم‬ ِ َ‫َأ ُعوْ ُذ بِاهللِ ِمنَ ال َّش ْيط‬
‫من ال َّر ِح ِيم‬ ِ ْ‫بِس ِْم هللاِ الرَّح‬
َ‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ َربَّ ْال َعال ِم ْين‬
َ
‫صلِّ َو َسلِّ ْم َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬ َ ‫َأللهُ َّم‬
‫صحْ بِ ِه َأجْ َم ِعيْن‬ َ ‫َو َعلَى آلِ ِه َو‬

Mencela sesama kaum muslimin secara umum termasuk dalam perbuatan dosa besar, apalagi mengkafirkan
sesama muslimin. Diriwayatkan dari sahabat ‘Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
‫ َوقِتَالُهُ ُك ْف ٌر‬،‫ق‬
ٌ ‫ِسبَابُ ال ُم ْسلِ ِم فُسُو‬

Mencela seorang muslim adalah kefasikan dan memeranginya adalah kekufuran.”


(HR. Bukhari no. 48 dan Muslim no. 64).

Lebih dari itu adalah mencela sesama muslim dengan melemparkan tuduhan bahwa dia telah kafir.
Perbuatan ceroboh (penyakit) semacam ini telah menjangkiti sebagian kaum muslimin karena lemahnya
pemahaman mereka terhadap aqidah dan manhaj yang benar. Padahal, banyak kita jumpai hadits Nabi
shallallahu alaihi wa sallam yang memperingatkan hal ini.

Diriwayatkan dari sahabat Abu Dzarr radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

َ‫احبُهُ َك َذلِك‬
ِ ‫ص‬ ْ ‫ ِإاَّل ارْ تَ َّد‬،‫ َوالَ يَرْ ِمي ِه بِال ُك ْف ِر‬،‫ُوق‬
َ ‫ ِإ ْن لَ ْم يَ ُك ْن‬،‫ت َعلَ ْي ِه‬ ِ ‫الَ يَرْ ِمي َر ُج ٌل َر ُجاًل بِالفُس‬

Janganlah seseorang menuduh orang lain dengan tuduhan fasik dan jangan pula menuduhnya dengan
tuduhan kafir, karena tuduhan itu akan kembali kepada dirinya sendiri jika orang lain tersebut tidak
sebagaimana yang dia tuduhkan.”
(HR. Bukhari no. 6045).

Dari sahabat Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

‫ فَقَ ْد بَا َء بِهَا َأ َح ُدهُ َما‬،ُ‫َأيُّ َما َر ُج ٍل قَا َل َأِل ِخي ِه يَا َكافِر‬
Siapa saja yang berkata kepada saudaranya, Wahai kafir! maka bisa jadi akan kembali kepada salah satu
dari keduanya.” (HR. Bukhari no. 6104).

Dalam riwayat Muslim disebutkan,

ْ ‫ َوِإاَّل َر َج َع‬،‫ ِإ ْن َكانَ َك َما قَا َل‬،‫ فَقَ ْد بَا َء بِهَا َأ َح ُدهُ َما‬،ُ‫ يَا َكافِر‬:‫َأيُّ َما ا ْم ِرٍئ قَا َل َأِل ِخي ِه‬
‫ت َعلَ ْي ِه‬

Apabila seorang laki-laki mengkafirkan saudaranya, maka sungguh salah seorang dari keduanya telah
kembali dengan membawa kekufuran tersebut.” (HR. Muslim no. 60).

Dari sahabat Abu Dzarr radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َ ‫ َعد ُُّو هللاِ َولَي‬:‫ َأوْ قَا َل‬،‫َو َم ْن َدعَا َر ُجاًل بِ ْال ُك ْف ِر‬
‫ْس َك َذلِكَ ِإاَّل َحا َر َعلَ ْي ِه‬

Apabila seorang laki-laki mengkafirkan saudaranya, maka sungguh salah seorang dari keduanya telah
kembali dengan membawa kekufuran tersebut.” (HR. Muslim no. 61).

Hadits-hadits di atas termasuk yang dinilai membingungkan, karena makna yang diinginkan tidak seperti
yang tercantum dalam teks hadits. Menuduh (memvonis) sesama muslim dengan tuduhan kafir adalah
maksiat, yang tidak sampai derajat perbuatan kekafiran. Sedangkan seorang muslim tidaklah dinilai
(divonis) kafir hanya dengan sebab maksiat, seperti misalnya berzina, membunuh, demikian juga dengan
menuduh saudara muslim dengan tuduhan kafir, tanpa meyakini batilnya agama Islam.

Oleh karena itu, terdapat beberapa penjelasan ulama berkaitan dengan hadits di atas.

● Penjelasan pertama, hadits di atas dimaknai bagi orang-orang yang meyakini halalnya perbuatan tersebut
(adanya istihlal dari pelaku). Kalau seseorang meyakini (memiliki i’tiqad) bahwa perbuatan tersebut halal,
inilah yang menyebabkan pelakunya menjadi kafir.
Kaidah dalam masalah ini adalah maksiat itu berubah menjadi kekufuran ketika pelakunya meyakini
halalnya perbuatan maksiat tersebut. Kalau dia bermaksiat, namun dia merasa bersalah, maka itu
statusnya tetap maksiat.

● Penjelasan ke dua, yang kembali kepada dirinya adalah maksiat berupa pelecehan kepada saudaranya dan
dosa maksiat akibat memvonis kafir saudaranya. Artinya, yang kembali kepada si penuduh adalah maksiat
menuduh kafir.

● Penjelasan ke tiga, sebagian ulama memaknai hadits ini khusus untuk orang-orang khawarij yang suka
mengkafirkan kaum muslimin. Ini menurut pendapat ulama yang mengatakan bahwa sekte khawarij itu
kafir. Akan tetapi, pendapat ini lemah karena pendapat yang tepat adalah bahwa kaum khawarij itu tidak
kafir sebagaimana kelompok ahlul bid’ah yang lainnya, meskipun mereka hobi mengkafirkan sesama
muslimin.

● Penjelasan ke empat, maknanya adalah bahwa perbuatan itu akan mengantarkan kepada kekafiran. Hal
ini karena maksiat adalah pos pengantar menuju kekafiran. Orang yang banyak dan terus-menerus berbuat
maksiat dan tidak bertaubat, maka dikhawatirkan lama-lama akan berujung kepada kekafiran.
● Penjelasan ke lima, yang kembali kepada dirinya sendiri adalah vonis (tuduhan) kafir,bukan maksudnya
kalau dirinya menjadi benar-benar kafir. Hal ini karena ketika dia menuduh saudara sesama muslim dengan
tuduhan kafir, maka seolah-olah dia sedang menuduh dirinya sendiri, karena muslim yang satu dengan yang
lain bagaikan satu tubuh (satu badan).

Demikianlah lima penjelasan ulama tentang maksud hadits bahwa siapa saja yang menuduh saudara sesama
muslim dengan tuduhan kafir, maka tuduhan kafir itu akan kembali kepada si penuduh.
Kesimpulan, perbuatan (suka) menuduh sesama muslim dengan tuduhan kafir adalah perkara maksiat yang
berbahaya. Seharusnya kita menjauhkan diri kita dari perbuatan mengkafirkan sesama muslimin.

V. KEUTAMAAN MEMBACA TIGA AYAT AL QUR'AN LEBIH BAIK DARI TIGA EKOR UNTA

‫ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُهللاِ َوبَ َر َكاتُه‬


‫ان ال َّر ِجي ِْم‬ ِ َ‫َأ ُعوْ ُذ بِاهللِ ِمنَ ال َّش ْيط‬
‫من ال َّر ِح ِيم‬ ِ ْ‫بِس ِْم هللاِ الرَّح‬
َ‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ َربَّ ْال َعال ِم ْين‬
َ
‫صلِّ َو َسلِّ ْم َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬ َ ‫َأللهُ َّم‬
‫صحْ بِ ِه َأجْ َم ِعيْن‬ َ ‫َو َعلَى آلِ ِه َو‬
Rasulullah SAW mengungkapkan sejumlah keutamaan dari membaca Alquran. Hal ini sebagaimana
disebutkan dalam salah satu hadits yang berbunyi:

1. Keutamaan Membaca Tiga Ayat Lebih Baik dari Tiga Ekor Unta
Inilah keutamaannya membaca tiga ayat saja.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َ ‫ت يَ ْق َرُأ بِ ِه َّن َأ َح ُد ُك ْم فِى‬


‫صالَتِ ِه خَ ْي ٌر لَهُ ِم ْن‬ ُ َ‫ قَا َل « فَثَال‬.‫ قُ ْلنَا نَ َع ْم‬.» ‫ت ِعظَ ٍام ِس َما ٍن‬
ٍ ‫ث آيَا‬ َ َ‫َأي ُِحبُّ َأ َح ُد ُك ْم ِإ َذا َر َج َع ِإلَى َأ ْهلِ ِه َأ ْن يَ ِج َد فِي ِه ثَال‬
ٍ ‫ث خَ لِفَا‬
‫ت ِعظَ ٍام ِس َما ٍن‬ ٍ ‫ث خَ لِفَا‬ ِ َ‫ثَال‬

“Maukah seorang dari kalian jika kembali ke rumahnya mendapati di dalamnya tiga unta yang hamil,
gemuk, dan besar?” Kami (para shahabat) menjawab, “Iya.” Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Salah seorang dari kalian membaca tiga ayat di dalam shalat lebih baik baginya daripada
mendapatkan tiga unta yang hamil, gemuk, dan besar.” (HR. Muslim, no. 802).

Dari Uqbah bin Amir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar,
sedang kami berada di serambi masjid (Madinah). Lalu beliau bersabda,

ٍ َ‫ال اَيٌ ُكم يُحبٌ اَن يَغ ُد َو ُك ٌل ي‬


‫وم اِلي‬ َ َ‫في الصفٌ ِة فَق‬ ِ ُ‫ص ْلي هٌللا َعلَي ِه َو َسلٌ َم َونخَن‬ َ ‫ضي هٌللا ٌ عَنهٌ قَا َل خَ َر َج َعلَينًا َرسُو ٌل هٌللا‬
ِ ‫عَن عُقبةً ب ِن عَا ِم ٍر َر‬
َ ِ‫ين فِي َغيِر اِ ٍثم َوآل قَظي َع ِة َر َح ٍم فَقُلنَا يَا َرسُو َل هٌللا ِ ُكلٌنَا نُ ِحبٌ َذال‬
‫ك قَا َل اَفَآل يَغدُو اَ َح ُد ُك َم اِلَى الم َس ِج ِد‬ ِ ٌ ‫ق فَيَا‬
ِ ‫تي بِنَاقَتَي ِن َكو َما َو‬ َ ‫بُط َحانَ اَواَلى الَعقَي‬
‫(رواه مسلم وابو‬. ‫ث َواربَ ُع خَي ُرله من اربع ومن اعدادهن من األبل‬ َ َ َ َ ُ
ٍ ‫َين َوثآلث خَي ُرله ِمن ثآل‬ َ َ
ِ ‫ب خَي ٌرله ِمن نَاقَت‬ ‫هٌللا‬ ِ ‫فَيَتَ َعلَ َم اَوفَيَقَ ٌراَ ايَتَي ِن ِمن ِكتَا‬
)‫داوود‬.

Dari Uqbah bin Amir RA, ia menceritakan, “Rasulullah SAW Datang menemui kami di shuffah, lalu
beliau bertanya, ‘Siapakah di antara kalian yang suka pergi setiap hari ke pasar Buth-han atau Aqiq lalu ia
pulang dengan membawa dua ekor unta betina dari jenis yang terbaik tanpa melakukan satu dosa atau
memutuskan tali silaturahmi?’ Kami menjawab, 'Ya Rasulullah, kami semua menyukai hal itu.’
Rasululullah SAW Bersabda, ‘Mengapa salah seorang dari kalian tidak ke masjid lalu mempelajari atau
membaca dua buah ayat Alquran (padahal yang demikian itu) lebih baik baginya dari pada dua ekor unta
betina, tiga ayat lebih baik dari tiga ekor unta betina, dan begitu pula membaca empat ayat lebih baik
baginya daripada empat ekor unta betina, dan seterusnya sejumlah ayat yang dibaca mendapat sejumlah
yang sama dari unta-unta.” (HR. Muslim dan Abu Dawud).

Orang Arab sangat menyukai unta, terutama unta betina yang berpunuk besar.
Maksud ‘tanpa melakukan suatu dosa’ adalah mendapatkan sesuatu dari orang lain tanpa usaha atau
berkorban. Bukan harta yang bertambah melalui pemerasan, pencurian, atau merampas warisan sesama
saudara.
Oleh karena itu, Rasulullah SAW Menyatakan dalam sabdanya, bahwa unta itu diperoleh tanpa bersusah
payah sama sekali dan tanpa berbuat suatu dosa pun. Sudah pasti memperoleh harta dengan cara demikian
lebih disenangi oleh semua orang.

Akan tetapi Nabi Menyatakan bahwa mempelajari beberapa ayat Alquran itu lebih baik dan lebih utama
daripada mendapatkan semua itu.
"Hendaknya kita meyakini hal ini, bahwa keutamaan dan pahala mempelajari Alquran tidaklah sebanding
dengan seekor atau dua ekor atau tiga ekor unta, bahkan dengan kerajaan seluas tujuh benua sekalipun.
Karena semua itu pasti akan ditinggalkan, jika bukan hari ini tentu hari esok saat maut menjemput
semuanya terpaksa harus berpisah. Sebaliknya, pahala membaca satu ayat Al Qur’an akan bermanfaat
untuk selama-lamanya,"
Dalam urusan keduniaan, kita dapat saksikan bahwa orang orang yang diberi satu rupiah tanpa beban
tanggung jawab apapun akan lebih senang daripada dipinjami seribu rupiah agar disimpannya tetapi kelak
akan diambil lagi, karena ia hanya dibebani amanah tanpa mendapat manfaat sedikitpun.

2. Beberapa faedah dari hadits di atas:

Hadits ini jadi dalil tentang keutamaan membaca Al-Qur’an dalam shalat dan selainnya.

Hadits ini jadi dalil tentang keutamaan belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya dan itu lebih baik dari
banyak dari serpihan dunia, bahkan mengalahkan sebagian dunia, juga bisa dikatakan mengalahkan dunia
seluruhnya. Hadits ini jadi dorongan untuk semangat dalam meraih pahala akhirat yang kekal abadi
dibanding dengan manfaat dunia yang akan fana.

W. TANDA KEMUNAFIKAN

َ ‫َأللهُ َّم‬. َ‫ اَ ْل َح ْم ُد هللِ َربَّ ْال َعالَ ِم ْين‬.‫بِس ِْم هللاِ الرَّحْ م ِن ال َّر ِح ِيم‬.‫َأ ُعوْ ُذ بِاهللِ ِمنَ ال َّش ْيطَا ِن ال َّر ِجي ِْم‬.‫ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُهللاِ َوبَ َر َكاتُه‬
‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َعلَى‬
‫صحْ بِ ِه َأجْ َم ِعيْن‬
َ ‫َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو‬
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,

‫ب َوِإ َذا‬ ِ َ‫َت فِي ِه خَصْ لَةٌ ِمنَ النِّف‬


َ ‫اق َحتَّى يَ َد َعهَا ِإ َذا اْؤ تُ ِمنَ خَ انَ َوِإ َذا َح َّد‬
َ ‫ث َك َذ‬ ْ ‫ َو َم ْن َكان‬، ‫َأرْ بَ ٌع َم ْن ُك َّن فِي ِه َكانَ ُمنَافِقًا خَ الِصًا‬
ْ ‫َت فِي ِه خَصْ لَةٌ ِم ْنه َُّن َكان‬
َ ‫ َوِإ َذا خَا‬، ‫عَاهَ َد َغ َد َر‬
‫ص َم فَ َج َر‬
“Ada empat tanda, jika seseorang memiliki empat tanda ini, maka ia disebut munafik tulen. Jika ia
memiliki salah satu tandanya, maka dalam dirinya ada tanda kemunafikan sampai ia meninggalkan perilaku
tersebut, yaitu:
(1) jika diberi amanat, khianat;
(2) jika berbicara, dusta;
(3) jika membuat perjanjian, tidak dipenuhi;
(4) jika berselisih, dia akan berbuat zalim.”
(HR. Muslim no. 58).

a. Beberapa Pelajaran yang Terdapat dalam Hadits:


Beberapa tanda kemunafikan tersebut diantaranya:

1. Tanda Pertama: “Jika berbicara, dusta”


Di antara hadits yang menunjukkan dicelanya perbuatan dusta adalah hadits ‘Abdullah bin
Mas’ud. Ibnu Mas’ud menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ِ ‫َب ِع ْن َد هَّللا‬
َ ‫ق َحتَّى يُ ْكت‬ َ ‫ص ْد‬
ِّ ‫ق َويَت ََحرَّى ال‬ ُ ‫ق يَ ْه ِدى ِإلَى ْالبِرِّ َوِإ َّن ْالبِ َّر يَ ْه ِدى ِإلَى ْال َجنَّ ِة َو َما يَزَا ُل ال َّر ُج ُل يَصْ ُد‬ َ ‫ص ْد‬ِّ ‫ق فَِإ َّن ال‬ ِ ‫َعلَ ْي ُك ْم بِالصِّ ْد‬
َ ‫ب َحتَّى يُ ْكت‬
‫َب ِع ْن َد‬ َ ‫ار َو َما يَ َزا ُل ال َّر ُج ُل يَ ْك ِذبُ َويَتَ َحرَّى ْال َك ِذ‬
ِ َّ‫ُور َوِإ َّن ْالفُجُو َر يَ ْه ِدى ِإلَى الن‬ ِ ‫ب يَ ْه ِدى ِإلَى ْالفُج‬ َ ‫ب فَِإ َّن ْال َك ِذ‬
َ ‫صدِّيقًا َوِإيَّا ُك ْم َو ْال َك ِذ‬ِ
‫هَّللا ِ كذابًا‬
َّ َ

“Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada
kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa
berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur.
Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada
kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan
berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.”
(HR. Bukhari no. 6094 dan Muslim no. 2607).

Asalnya berbohong itu terlarang dikecualikan dalam tiga hal. Ketika itu berbohong jadi rukhsoh atau
keringanan karena ada maslahat yang besar. Ada hadits yang menyebutkan hal ini,

‫ت‬ْ ‫ َأ ْخبَ َر ْتهُ َأنَّهَا َس ِم َع‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ى‬ َّ ِ‫ت اُأل َو ِل الالَّتِى بَايَ ْعنَ النَّب‬
ِ ‫َت ِمنَ ْال ُمهَا ِج َرا‬ ٍ ُ‫َأ َّن ُأ َّمهُ ُأ َّم ُك ْلث‬
ْ ‫وم بِ ْنتَ ُع ْقبَةَ ب ِْن َأبِى ُم َع ْي ٍط َو َكان‬
‫ب َولَ ْم‬
ٍ ‫ال ابْنُ ِشهَا‬ َ َ‫ ق‬.» ‫اس َويَقُو ُل خَ ْيرًا َويَ ْن ِمى َخ ْيرًا‬ ِ َّ‫ْس ْال َك َّذابُ الَّ ِذى يُصْ لِ ُح بَ ْينَ الن‬
َ ‫ َوهُ َو يَقُو ُل « لَي‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫ُول هَّللا‬ َ ‫َرس‬
‫َأ‬ ْ
‫يث ال َمرْ ِة زَ وْ َجهَا‬ ‫َأ‬
ُ ‫يث ال َّر ُج ِل ا ْم َر تَهُ َو َح ِد‬
ُ ‫اس َو َح ِد‬
ِ َّ‫ث ال َحرْ بُ َواِإل صْ الَ ُح بَ ْينَ الن‬ ْ ٍ َ‫َأ ْس َم ْع ي َُر َّخصُ فِى َش ْى ٍء ِم َّما يَقُو ُل النَّاسُ َك ِذبٌ ِإالَّ فِى ثَال‬.

Ummu Kultsum binti ‘Uqbah bin ‘Abi Mu’aythin, ia di antara para wanita yang berhijrah pertama
kali yang telah membaiat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia mengabarkan bahwa ia mendengar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak disebut pembohong jika bertujuan untuk
mendamaikan dia antara pihak yang berselisih di mana ia berkata yang baik atau mengatakan yang
baik (demi mendamaikan pihak yang berselisih, -pen).”

Ibnu Syihab berkata, “Aku tidaklah mendengar sesuatu yang diberi keringanan untuk berdusta di
dalamnya kecuali pada tiga perkara, “Peperangan, mendamaikan yang berselisih, dan perkataan
suami pada istri atau istri pada suami (dengan tujuan untuk membawa kebaikan rumah tangga).”
(HR. Bukhari no. 2692 dan Muslim no. 2605, lafazh Muslim).

2. Tanda Kedua: “Jika berjanji, tidak menepati”

Ibnu Rajab menyebutkan bahwa mengingkari janji itu ada dua macam :

a. Berjanji dan sejak awal sudah berniat untuk tidak menepatinya. Ini merupakan pengingkaran janji
yang paling jahat.
b. Berjanji, pada awalnya berniat untuk menepati janji tersebut, lalu di tengah jalan berbalik, lalu
mengingkarinya tanpa adanya alasan yang benar.

Adapun jika dia berniat untuk memenuhi janji tersebut, tetapi karena alasan tertentu atau ada hal
lainnya yang dapat dibenarkan, maka dia tidak termasuk dalam sifat tercela ini.

Ada perkataan dari ‘Ali, namun dalam sanad perkataan ini ada perawi yang majhul,

ٌ ‫ال ِع َدةُ د‬
‫ وي ٌل لمن وعد ثم أخلف‬، ‫َين‬
“Janji adalah utang. Celakalah orang yang berjanji namun tidak menepati.”
(Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, 2: 483).

Contoh sederhananya, kalau janji pada anak kecil (seorang bocah) tetap harus ditepati. Az Zuhri
mengatakan dari Abu Hurairah, ia berkata,
‫ ثم ال يُعطيه شيئا ً فهي كذبة‬، ً‫ تَ َعا َل هاك تمرا‬: ‫من قال لِصب ٍّي‬

“Siapa yang mengatakan pada seorang bocah: “Mari sini, ini kurma untukmu”. Kemudian ia tidak
memberinya, maka ia telah berdusta.” Namun riwayat ini, sanadnya terputus karena Az Zuhriy tidak
mendengar dari Abu Hurairah. (Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, 2: 485).

3. Tanda Ketiga: “Jika diberi amanat, khianat”

Allah Ta’ala berfirman,


َ‫ُول َوتَ ُخونُ َو ْا َأ َمانَاتِ ُك ْم َوَأ ْنتُ ْم تَ ْعلَ ُمون‬
َ ‫وا هّللا َ َوال ّرس‬
ْ ُ‫وا الَ تَ ُخون‬
ْ ُ‫يََأيّهَا الّ ِذينَ آ َمن‬

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan
juga janganlah kalian mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepada kalian, sedang kalian
mengetahui” (QS. Al Anfal : 27).

Jika seseorang dipercaya untuk memegang suatu amanah, maka dia wajib untuk menjaga amanah
tersebut sebaik mungkin, sebagaimana firman Allah Ta’ala,
‫ت ِإلَ َى َأ ْهلِهَا‬ ْ ‫ِإ ّن هّللا َ يَْأ ُم ُر ُك ْم َأن تُؤ ّد‬
ِ ‫وا األ َمانَا‬

“Sesungguhnya Allah menyuruh kalian menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya”
(QS. An-Nisaa’: 58).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َ َ‫َأ ِّد اَأل َمانَةَ ِإلَى َم ِن اْئتَ َمن‬
َ َ‫ك َوالَ تَ ُخ ْن َم ْن خَ ان‬
‫ك‬

“Tunaikanlah amanat pada orang yang memberikan amanat padamu dan janganlah mengkhianati
orang yang mengkhianatimu” (HR. Abu Daud no. 3535, Tirmidzi no. 1264 dann Ahmad 3: 414.
Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini dha’if. Hadits ini shahih menurut
Syaikh Al Albani lihat Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah no. 423).

4. Tanda Keempat: “Jika berselisih, dia akan berbuat zalim”


Yang dimaksud dengan al-fujuur di sini adalah keluar dari kebenaran secara sengaja, sehingga
dia menjadikan yang benar menjadi keliru dan yang keliru menjadi benar. Ini yang membawanya
kepada dusta. Dalam hadits disebutkan,
ِ ‫َض الرِّ َجا ِل ِإلَى هَّللا ِ اَأْللَ ُّد ْال َخ‬
‫ص ُم‬ َ ‫ِإ َّن َأ ْبغ‬

“Sesungguhnya orang yang paling dibenci oleh Allah adalah penantang yang paling keras”.
(HR. Bukhari no. 2457 dan Muslim no. 2668).

Jika seseorang mempunyai kemampuan bersilat lidah pada saat berdebat -baik perselisihan itu
berkenaan dengan masalah agama atau masalah dunia- untuk mempertahankan kebatilan, dia
menyuarakan kepada orang-orang bahwa kebatilan itu sebagai suatu yang benar, serta menyamarkan
yang benar dan menampilkannya sebagai suatu kebathilan, seperti itu merupakan keharaman yang
paling buruk serta kemunafikan yang paling busuk.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


‫ِإ َّن ِمنَ ْالبَيَا ِن لَ ِسحْ رًا‬

“Sesungguhnya di antara penjelasan (al-bayan) itu adalah sihir (yang membawa daya tarik)”.
(HR. Bukhari no. 5767).

5. Tanda Kelima: “Jika membuat perjanjian, tidak dipenuhi”

Allah ta’ala telah memerintahkan supaya menepati janji, sebagaimana yang difirmankan Allah Ta’ala,

ً‫ُوا األ ْي َمانَ بَ ْع َ§د تَوْ ِكي ِدهَا َوقَ ْد َج َع ْلتُ ُم هّللا َ َعلَ ْي ُك ْم َكفِيال‬
ْ ‫وا بِ َع ْه ِد هّللا ِ ِإ َذا عَاهَدتّ ْم َوالَ تَنقُض‬
ْ ُ‫َوَأوْ ف‬

“Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan
sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai
saksimu (terhadap sumpah-sumpah itu)….” (QS. An Nahl: 91).

Dari Ibnu ‘Umar radliyallahu ‘anhuma, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

‫لِ ُكلِّ غَا ِد ٍر لِ َوا ٌء يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة يُقَا ُل هَ ِذ ِه َغ ْد َرةُ فُاَل ٍن‬

“Bagi setiap pengkhianat memliki bendera pada hari Kiamat kelak. Lalu dikatakan kepadanya: “Inilah
pengkhianat si Fulan”. (HR. Bukhari no. 3187 dan Muslim no. 1735).
Wallahu a'lam.

X. MENGGUNAKAN PAKAIAN TERBAIK KETIKA SHOLAT


‫ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُهللاِ َوبَ َر َكاتُه‬.
ِ َ‫َأ ُعوْ ُذ بِاهللِ ِمنَ ال َّش ْيط‬.
‫ان ال َّر ِجي ِْم‬
‫َأ‬ َ ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍ§د َو َعلَى آلِ ِه َو‬
‫صحْ بِ ِه جْ َم ِعيْن‬ ‫َأ‬ ْ ْ
َ ‫ للهُ َّم‬. َ‫ اَل َح ْم ُد هللِ َربَّ ال َعالَ ِم ْين‬.‫من ال َّر ِح ِيم‬
ِ ْ‫بِس ِْم هللاِ الرَّح‬

Termasuk di antara penyempurna shalat adalah memakai pakaian terbaik, bukan “asal pakaian”.
Perkara ini termasuk yang dilalaikan oleh kaum muslimin, banyak di antara kaum muslimin yang
melalaikannya, dan tidak memperhatikan sama sekali.

1. Salah satu bentuk penyempurnaan shalat


Shalat adalah hubungan yang sangat kuat antara seorang hamba dengan Rabb-nya. Seorang
hamba berdiri menghadap Rabb semesta alam, bermunajat kepada-Nya, membaca firman-firman-
Nya, berdzikir kepada-Nya, dan juga berdoa memohon kepada-Nya. Oleh karena itu, ketika
seseorang mendirikan shalat, hendaknya dia berada dalam kondisi terbaik dan keadaan yang paling
sempurna. Syariat pun menggariskan bahwa seseorang yang hendak shalat harus suci badan,
pakaian dan tempat shalatnya. Sebagaimana hal ini dibicarakan secara luas dalam kitab-kitab fiqih
yang khusus membahas masalah ini.

Termasuk di antara penyempurna shalat adalah memakai pakaian terbaik, bukan “asal pakaian”.
Perkara ini termasuk yang dilalaikan oleh kaum muslimin, banyak di antara kaum muslimin yang
melalaikannya, dan tidak memperhatikan sama sekali. Bahkan, shalat menjadi perkara remeh bagi
sebagian kaum muslimin, dan berpindah dari perkara ibadah menjadi perkara adat kebiasaan.

Memakai pakaian terbaik ketika shalat


Termasuk di antara adab yang perlu diperhatikan oleh orang yang hendak shalat adalah memakai
pakaian terbaik dalam semua shalat, baik shalat wajib ataupun shalat sunnah. Maksud berpakaian
tidak hanya sekedar menutup aurat kemudian selesai (cukup). Akan tetapi, maksud dari berpakaian
adalah memperindah penampilan ketika berdiri di hadapan Rabb semesta alam.

Allah Ta’ala berfirman,


ِ ‫ْرفُوا ِإنَّهُ اَل يُ ِحبُّ ْال ُمس‬
َ‫ْرفِين‬ ِ ‫يَا بَنِي آ َد َم ُخ ُذوا ِزينَتَ ُك ْم ِع ْن َد ُك ِّل َم ْس ِج ٍد َو ُكلُوا َوا ْش َربُوا َواَل تُس‬

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap kali (memasuki) masjid. Makan dan
minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf [7]: 31).

Ayat ini adalah dalil kewajiban menutup aurat dengan memakai pakaian setiap kali mendirikan
shalat. Pakaian merupakan salah satu nikmat Allah Ta’ala kepada hamba-Nya, karena dengan
berpakaian, seseorang dapat menutup auratnya. Pakaian juga dapat memperindah penampilan
seseorang. Yang demikian itu tidaklah terwujud kecuali dengan memakai pakaian yang bersih.

Ibnu Katsir rahimahullah berkata,


،‫ والطيب ألنه من الزينة‬،‫ وال سيما يوم الجمعة ويوم العيد‬،‫ يستحب التجمل عند الصالة‬،‫ وما ورد في معناها من السنة‬،‫ولهذه اآلية‬
‫والسواك ألنه من تمام ذلك‬

“Dalam ayat ini dan juga dalil dari As-Sunnah yang semakna dengannya (terkandung faidah)
dianjurkannya memperindah penampilan ketika shalat, lebih-lebih pada hari Jum’at dan hari raya
(hari ‘id). (Juga dianjurkan) memakai wangi-wangian, karena hal itu termasuk dalam perhiasan, dan
juga siwak, karena hal itu termasuk dalam perkara yang menyempurnakannya.” (Tafsir Ibnu
Katsir, 3: 402).

Ibnu ‘Abdil Barr rahimahullah berkata,

َ ‫ب َأ ْن يَتَ َج َّم َل فِي‬


‫صاَل تِ ِه َما ا ْستَطَا َع بِثِيَابِ ِه َو ِطيبِ ِه َو ِس َوا ِك ِه‬ ِ ‫َويَ ْست َِحبُّونَ لِ ْل َوا ِح ِد ْال ُم ِط‬
ِ ‫يق َعلَى الثِّيَا‬

“Sesungguhnya para ulama menganjurkan bagi seseorang yang memiliki kemampuan untuk
memperindah pakaiannya sesuai dengan kemampuannya, baik itu berkaitan dengan pakaian, wangi-
wangian, dan juga siwak.” (At-Tamhiid, 6: 369).

Syaikh Shalih Al-Fauzan hafidzahullah berkata,

‫ مما يدل على أن المسلم ينبغي له أن يلبس أحسن ثيابه وأجملها في الصالة للوقوف بين يدي‬, ‫فأمر بأخذ الزينة ال بستر العورة فقط‬
‫ فيكون المصلي في هذا الموقف على أكمل هيئة ظاهرا وباطنا‬, ‫هللا تبارك وتعالى‬

“Allah Ta’ala memerintahkan untuk memakai pakaian terbaik, tidak hanya menutup aurat saja. Hal
ini menunjukkan bahwa seorang muslim hendaknya memakai pakaian terbaik dan terindah (yang
dia miliki) ketika berdiri menghadap Allah Ta’ala. Sehingga orang yang shalat di kondisi tersebut
berada dalam keadaan yang paling sempurna, baik secara lahir dan batin.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ketika ditanya tentang seseorang yang senang
berpakaian dan memakai sandal yang bagus,
ِّ ‫ِإ َّن هَّللا َ َج ِمي ٌل يُ ِحبُّ ْال َج َما َل ْال ِك ْب ُر بَطَ ُر ْال َح‬
ِ َّ‫ق َو َغ ْمطُ الن‬
‫اس‬

“Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Kesombongan itu adalah menolak
kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR. Muslim no. 91).

Asy-Syaukani rahimahullah berkata,

‫ وهذا مما ال‬،‫والحديث أيضا يدل على أن محبة لبس الثوب الحسن والنعل الحسن وتخير اللباس الجميل ليس من الكبر في شيء‬
‫خالف فيه فيما أعلم‬

“Hadits ini menunjukkan disukainya memakai pakaian dan sandal yang bagus (indah). Memilih
untuk memakai pakaian yang bagus bukanlah termasuk dalam kesombongan sedikit pun. Ini
termasuk perkara yang saya ketahui tidak ada khilaf di dalamnya …” (Nailul Authar, 2: 124).

2. Perhatikan pakaianmu ketika shalat


Sebagian orang yang shalat tidaklah memperhatikan hal ini. Mereka shalat dalam kondisi
memakai pakaian yang terdapat kotoran (meskipun tidak najis) atau bau yang mengganggu jamaah di
sekitarnya. Misalnya memakai pakaian yang kumal dan tidak pernah dibersihkan (dicuci). Dia tidak
berusaha menggantinya, padahal memiliki kemampuan. Atau sengaja memakai pakaian yang sudah
banyak berlubang, padahal memiliki pakaian lain yang lebih layak.

Padahal ketika dia hendak menghadap orang yang memiliki kedudukan tinggi di dunia, dia tidak
akan memakai pakaian dengan model semacam itu. Akan tetapi, dia pasti memilih dan mencari
pakaian paling bagus yang dia miliki, dan memakai wangi-wangian dengan wewangian terbaik yang
dia miliki. Bagaimana mungkin seseorang itu sangat perhatian ketika pergi menghadap makhluk,
namun tidak memiliki perhatian ketika menghadap sang Khaliq. Ini merupakan salah satu tanda
ketika seseorang sudah meremehkan perkara shalat.

Anda mungkin juga menyukai