- َأْو ُك َّل َدٍم- َفِإَّن ُك َّل ُجْر ٍح، اَل ُتَغِّس ُلوُه ْم “Apabila kalian melihat jenazah, maka
berdirilah. Barang siapa yang
ُف و ِم ًك ا اْلِق ا ِة mengiringinya, maka janganlah ia
َي ُح ْس َيْو َم َي َم
duduk sampai diletakkan (di tanah
“Jangan kalian mandikan mereka, atau di liang lahad).” (Hr. Bukhari dan
karena setiap luka atau darah akan Muslim)
mengeluarkan wangi kasturi pada hari
Kiamat.” Menurut Imam Nawawi, bahwa
perintah berdiri ketika melihat jenazah
Ketika itu, Beliau tidak menyalatkan adalah sunah.
mereka. (Hr. Ahmad, dan dishahihkan
oleh pentahqiq Musnad Ahmad cet. Ar Dan tidak mengapa berjalan di depan
Risalah). jenazah atau di belakangnya, di kanan
atau di kirinya selama dekat
dengannya, hanyasaja orang yang
http://wawasankeislaman.blogspot.com
berkendaraan berjalan di belakangnya.
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam
bersabda,
ِة ِش ِك
َو اَملا ي َحْيُث َش اَء، «الَّر ا ُب َخ ْلَف اَجلَناَز
» َو الِّطْف ُل ُيَص َّلى َعَلْيِه،ِم ْنَه ا
“Orang yang menaiki kendaraan di
belakang jenazah, orang yang berjalan
di bagian mana saja, dan anak kecil
dishalatkan.” (Hr. Tirmidzi dan Nasa’i
dari Mughirah bin Syu’bah)
Akan tetapi yang lebih utama adalah di
berjalan belakangnya, karena sesuai
dengan perintah Nabi shallallahu alaihi
wa sallam untuk mengiringi jenazah.
Hal ini juga ditunjukkan oleh perkataan
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu,
“Berjalan di belakangnya lebih utama
daripada berjalan di depannya seperti
keutamaan shalat berjamaah atas
shalat sendiri.” (Isnadnya hasan, lihat
Ahkamul Janaiz 74, dan Baihaqi (4/25))
Bersambung…
Wallahu a’lam, wa shallahu alaa
Nabiyyina Muhammad wa ‘alaa aalihi
wa shahbihi wa sallam
Marwan bin Musa
Maraji’: Maktabah Syamilah versi 3.45,
Fiqhus Sunnah (Syaikh Sayyid Sabiq), Al
Wajiz (Syaikh Abdul Azhim bin Badawi),
Subulussalam (Imam Ash Shan’ani),
Minhajul Muslim (Abu Bakar Al Jazairiy),
Aunul Ma’bud (Muhammad Asyraf Al
Azhim Abadi), http://islam.aljayyash.net
dll.
http://wawasankeislaman.blogspot.com