Anda di halaman 1dari 5

maka ia mesti memperoleh neraka.

‫بسم اهلل الرمحن الرحيم‬ Kalian adalah saksi-saksi Allah di muka


bumi. “ (Hr. Bukhari dan Muslim)
Adab Terhadap Jenazah (1)
Dari Abu Qatadah Al Anshariy
Segala puji bagi Allah Rabbul 'alamin, radhiyallahu anhu, bahwa ada sebuah
shalawat dan salam semoga terlimpah jenazah yang lewat di hadapan
kepada Rasulullah, keluarganya, para Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,
sahabatnya, dan orang-orang yang maka Beliau bersabda,
mengikutinya hingga hari kiamat,
amma ba'du: »‫«ُمْس ِرَت يٌح َو ُمْس َتَر اٌح ِم ْنُه‬
Berikut pembahasan tentang adab “Ada mayit yang beristirahat, dan ada
terhadap jenazah, semoga Allah pula makhluk yang beristirahat
menjadikan penyusunan risalah ini (tenang) daripadanya.”
ikhlas karena-Nya dan bermanfaat,
Allahumma aamin. Para sahabat bertanya, “Wahai
Rasulullah, apa maksud “Ada mayit
Pengantar yang beristirahat, dan ada pula
Suatu ketika sebuah jenazah lewat di makhluk yang beristirahat (tenang)
hadapan Rasulullah shallallahu alaihi daripadanya?”
wa sallam, kemudian para sahabat Beliau menjawab,
memujinya, lalu Rasulullah shallahu
alaihi wa sallam bersabda, “Wajabat ‫«الَعْبُد ا ْؤ ِم ُن َيْس ِرَت يُح ِم ْن َنَص ِب الُّد ْنَيا َو َأَذاَه ا‬
(mesti),” kemudian lewat jenazah yang ‫ِم ِع‬ ‫ِج‬ ‫ِةُمل ِه‬
lain, dan mereka menyebutnya dengan ‫ َو الَعْبُد الَف ا ُر َيْس ِرَت يُح ْنُه ال َباُد‬، ‫ِإىَل َر َمْح الَّل‬
keburukan, maka Rasulullah shallahu » ‫ َو الَّش َج ُر َو الَّد َو اُّب‬،‫َو الِبَالُد‬
alaihi wa sallam bersabda, “Wajabat
(mesti),” lalu Umar bin Khaththab “Seorang hamba yang mukmin
radhiyallahu anhu bertanya kepada beristirahat dari kelelahan dunia dan
Nabi shallallahu alaihi wa sallam penderitaannya menuju rahmat Allah,
tentang maksud sabda Beliau sedangkan seorang hamba yang fasik,
“wajabat,” Rasulullah shallallahu alaihi maka para hamba, negeri, pepohonan,
wa sallam bersabda, dan hewan-hewan dapat beritirahat
tenang dari (kejahatan)nya.” (Hr.
‫ َو َه َذ ا‬،‫ َفَو َجَبْت َلُه اَجلَّنُة‬،‫َه َذ ا َأْثَنْيُتْم َعَلْيِه َخ ْيًر ا‬ Bukhari dan Muslim)
‫ِه‬
‫ َأْنُتْم ُش َه َد اُء‬، ‫ َفَو َجَبْت َلُه الَّناُر‬،‫َأْثَنْيُتْم َعَلْي َشًّر ا‬ Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
‫الَّلِه يِف اَألْر ِض‬ mendorong umatnya untuk mengiringi
jenazah dan menerangkan
“Orang ini kalian puji kebaikannya, keutamaannya dalam sabdanya
maka ia mesti memperoleh surga, dan berikut,
orang ini kalian sebut keburukannya,
http://wawasankeislaman.blogspot.com
‫ِق‬
‫ َو َمْن‬، ‫ َفَلُه َرياٌط‬، ‫«َمْن َش ِه َد اَجلَناَز َة َح ىَّت ُيَص ِّلَي‬
Mu’adz bin Jabal, dan dishahihkan oleh
Al Albani)
» ‫َش ِه َد َح ىَّت ُتْدَفَن َك اَن َلُه ِقَرياَطاِن‬
2. Memejamkan kedua matanya,
“Barang siapa yang menghadiri jenazah menutup jasadnya, dan mendoakan
sampai dishalatkan, maka ia kebaikan untuknya.
memperoleh pahala satu qirath, dan Dari Ummu Salamah radhiyallahu anha
barang siapa yang menghadirinya ia berkata, “Rasulullah shallallahu
sampai dikuburkan, maka ia alaihi wa sallam pernah masuk
memperleh pahala dua qirath.” menemui Abu Salamah yang ketika itu
Lalu ada yang bertanya, “Berapa dua matanya dalam keadaan terbelalak,
qirath itu?” maka Beliau segera memejamkannya,
kemudian bersabda,
Beliau menjawab,
‫ِإ ِب ِب‬ ‫ِإ‬
» ‫«ِم ْثُل اَجلَبَلِنْي الَعِظ يَم ِنْي‬ ‫َّن الُّر وَح َذا ُق َض َت َعُه اْلَبَص ُر‬
“Sesungguhnya ruh ketika dicabut,
“Seperti dua buah gunung yang besar.” maka akan diikuti oleh penglihatan.”
(Hr. Bukhari dan Muslim)
Lalu keluarganya pun gaduh, maka
Adab terhadap jenazah Beliau bersabda,
Terhadap jenazah ada beberapa adab
yang perlu diperhatikan, di antaranya: ‫ َفِإَّن اْلَم اَل ِئَك َة‬، ‫«اَل َتْد ُعوا َعَلى َأْنُف ِس ُك ْم ِإاَّل َخِبٍرْي‬
1. Mengajarkannya untuk » ‫ُيَؤ ِّم ُنوَن َعَلى َم ا َتُقوُلوَن‬
mengucapkan “Laailaahaillallah”
“Janganlah kalian mendoakan untuk
ketika menghadapi sakaratul maut.
diri kalian selain kebaikan, karena para
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam malaikat mengaminkan apa yang kalian
bersabda, ucapkan.”

‫َلِّق ُنوا َمْو َتاُك ْم اَل ِإَلَه ِإاَّل اُهلل‬


Kemudian Beliau berdoa,

“Ajarkanlah orang-orang yang akan


‫«اللُه َّم اْغِف ْر َأِليِب َس َلَم َة َو اْر َفْع َدَرَج َتُه يِف‬
‫ِف‬ ‫ِب‬ ‫ِق ِبِه‬ ‫ِد‬
‫ َو اْغ ْر‬، ‫ َو اْخ ُلْف ُه يِف َع يِف اْلَغا ِر يَن‬، ‫اْلَم ْه ِّيَني‬
meninggal dunia di antara kamu agar
mengucapkan Laailaahaillallah.” (Hr.
Muslim dari Abu Sa’id Al Khudri) ،‫ َو اْفَس ْح َلُه يِف َقِرْب ِه‬، ‫َلَنا َو َلُه َيا َر َّب اْلَعاَلِم َني‬
»‫«َمْن َك اَن آِخ ُر َك اَل ِمِه اَل ِإَلَه ِإاَّل الَّلُه َدَخ َل اَجْلَّنَة‬ »‫َو َنِّو ْر َلُه ِفيِه‬
“Barang siapa yang akhir ucapannya “Ya Allah, ampunilah Abu Salamah,
adalah Laailaahaillallah, maka ia akan tinggikanlah derajatnya di tengah-
masuk surga.” (Hr. Abu Dawud dari tengah orang yang mendapatkan
petunjuk, jagalah keturunannya yang
http://wawasankeislaman.blogspot.com
ditinggalkan, ampunilah kami dan dia sallam, kemudian aku ucapkan itu, lalu
wahai Rabbul alamin, lapangkanlah Allah menggantikan untukku Rasulullah
kuburnya dan berilah cahaya di shallallahu alaihi wa sallam. Beliau
dalamnya.” (Hr. Muslim) mengutus kepadaku Hathib bin Abi
Balta’ah untuk melamarku, maka aku
3. Bersabar dan mengucapkan istirja’
berkata, “Aku memiliki seorang puteri
(innaa lillahi wa innaa ilaihi raji’un).
dan aku seorang yang cemburu.”
Seorang muslim menghiasi dirinya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
dengan sikap sabar ketika menghadapi bersabda, “Adapun puterinya, maka
musibah atau ketika salah satu anggota kami berdoa kepada Allah agar Dia
keluarganya atau saudaranya mencukupkannya, dan aku berdoa
meninggal dunia. kepada Allah agar Dia menghilangkan
rasa cemburu itu.” (Hr. Muslim)
Dari Ummu Salamah, ia berkata, “Aku
mendengar Rasulullah shallallahu alaihi Adapun sekedar menangis sedih tanpa
wa sallam bersabda, diiringi sikap tidak menerima seperti
menampar pipi, merobek baju, dan
:‫ َفَيُقوُل َم ا َأَم َر ُه اُهلل‬،‫َم ا ِم ْن ُمْس ِلٍم ُتِص يُبُه ُم ِص يَبٌة‬ berteriak-teriak, maka tidak mengapa.
، ]156 :‫{ِإَّنا ِلَّلِه َو ِإَّنا ِإَلْيِه َر اِج ُعوَن } [البقرة‬ Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
sendiri pernah menangis ketika wafat
‫ َو َأْخ ِلْف ِلي َخ ْيًر ا‬،‫اللُه َّم ْأُجْر ِني ِفي ُمِص يَبِتي‬ puteranya, yaitu Ibrahim, Beliau juga
bersabda ketika itu,
‫ ِإاَّل َأْخ َلَف اُهلل َلُه َخ ْيًر ا ِم ْنَه ا‬،‫ِم ْنَه ا‬
‫ َو َال َنُقوُل ِإاَّل َم ا‬، ‫ َو الَق ْلَب ْحَيَز ُن‬،‫ِإَّن الَعَنْي َتْد َمُع‬
“Tidak ada seorang muslim yang
mendapatkan musibah, lalu ‫ َو ِإَّنا ِبِف َر اِقَك َيا ِإْبَر اِه يُم َلَم ْحُز وُنوَن‬،‫َيْر َض ى َر ُّبَنا‬
mengucapkan seperti yang
diperintahkan Allah, “innaa lillahi wa “Sesungguhnya mata ini menangis, hati
innaa ilaihi raji’un…dst.” (artinya: bersedih, dan kami tidak mengucapkan
sesungguhnya kami milik Allah dan kata-kata selain yang diridhai Rabb
akan kembali kepada-Nya. Ya Allah, kami, dan kami ketika berpisah
berilah pahala terhadap musibahku, denganmu wahai Ibrahim benar-benar
dan gantikanlah untukku dengan yang sedih.” (Hr. Bukhari dan Muslim)
lebih baik daripadanya),” melainkan 4. Segera mengurus jenazahnya.
Allah akan menggantikan dengan yang
lebih baik daripadanya.” Hendaknya kita segera mengurusnya
baik dengan memandikannya,
Ummu Salamah berkata, “Saat Abu mengkafankannya, menyalatkannya,
Salamah meninggal dunia, aku berkata dan menguburkannya. Rasulullah
(dalam hati), “Siapakah kaum muslimin shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
yang lebih baik daripada Abu Salamah?
Keluarga pertama yang berhijrah
kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa
http://wawasankeislaman.blogspot.com
‫ِب ِجْل ِة ِإ‬
‫ َف ْن َتُك َص اَحِلًة َفَخ ْيٌر‬، ‫«َأْس ِر ُعوا ا َناَز‬
Catatan: Jika ada seorang dari
kalangan kaum muslimin yang
‫ِل‬ ‫ِس‬
‫ َفَش ٌّر َتَض ُعوَنُه‬، ‫ َو ِإْن َيُك َو ى َذ َك‬،‫ُتَق ِّد ُموَنَه ا‬ meninggal dunia di tempat yang jauh
» ‫َعْن ِر َقاِبُك ْم‬ sehingga tidak ada kaum muslimin
yang menyalatkannya, maka kaum
“Segeralah mengurus jenazah. Jika muslimin dapat menyalatkannya di
mayit itu seorang yang baik, maka tempat mereka tinggal. Hal ini disebut
kebaikan yang kalian segerakan. Jika juga ‘Shalat Ghaib’, sebagaimana
tidak, maka keburukan yang kalian Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
letakkan dari pundak kalian.” (Hr. pernah menyalatkan Najasyi (Raja
Bukhari dan Muslim) Habasyah) saat sampai kepada Beliau
berita wafatnya (Hr. Bukhari dan
Namun dikecualikan dari hal tersebut Muslim).
seorang yang mati syahid di medan
peperangan, maka tidak dimandikan, 5. Mengiringi jenazah
tidak dikafankan, dan tidak dishalatkan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
(namun tidak mengapa menyalatkan), mensyariatkan kita mengiringi jenazah,
ia dikubur dengan mengenakan dan menerangkan bahwa hal itu
pakaian yang dipakainya saat mati termasuk salah satu hak seorang
syahid, karena Allah akan muslim, demikian pula memerintahkan
membangkitkannya pada hari Kiamat kita tidak langsung duduk hingga
dalam keadaan mengeluarkan wangi jenazah dimakamkan. Rasulullah
semerbak. Dari Jabir bin Abdullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
radhiyallahu anhu, dari Nabi
‫ِل‬ ‫ِب‬ ‫ِإ‬
shallallahu alaihi wa sallam, bahwa
‫ َفَمْن َت َعَه ا َفاَل ْجَي ْس‬،‫« َذا َر َأْيُتُم اَجْلَناَز َة َفُقوُموا‬
Beliau bersabda tentang para sahabat
yang terbunuh dalam perang Uhud,
» ‫َح ىَّت ُتوَض َع‬

- ‫ َأْو ُك َّل َدٍم‬- ‫ َفِإَّن ُك َّل ُجْر ٍح‬، ‫اَل ُتَغِّس ُلوُه ْم‬ “Apabila kalian melihat jenazah, maka
berdirilah. Barang siapa yang
‫ُف و ِم ًك ا اْلِق ا ِة‬ mengiringinya, maka janganlah ia
‫َي ُح ْس َيْو َم َي َم‬
duduk sampai diletakkan (di tanah
“Jangan kalian mandikan mereka, atau di liang lahad).” (Hr. Bukhari dan
karena setiap luka atau darah akan Muslim)
mengeluarkan wangi kasturi pada hari
Kiamat.” Menurut Imam Nawawi, bahwa
perintah berdiri ketika melihat jenazah
Ketika itu, Beliau tidak menyalatkan adalah sunah.
mereka. (Hr. Ahmad, dan dishahihkan
oleh pentahqiq Musnad Ahmad cet. Ar Dan tidak mengapa berjalan di depan
Risalah). jenazah atau di belakangnya, di kanan
atau di kirinya selama dekat
dengannya, hanyasaja orang yang
http://wawasankeislaman.blogspot.com
berkendaraan berjalan di belakangnya.
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam
bersabda,
‫ِة ِش‬ ‫ِك‬
‫ َو اَملا ي َحْيُث َش اَء‬، ‫«الَّر ا ُب َخ ْلَف اَجلَناَز‬
»‫ َو الِّطْف ُل ُيَص َّلى َعَلْيِه‬،‫ِم ْنَه ا‬
“Orang yang menaiki kendaraan di
belakang jenazah, orang yang berjalan
di bagian mana saja, dan anak kecil
dishalatkan.” (Hr. Tirmidzi dan Nasa’i
dari Mughirah bin Syu’bah)
Akan tetapi yang lebih utama adalah di
berjalan belakangnya, karena sesuai
dengan perintah Nabi shallallahu alaihi
wa sallam untuk mengiringi jenazah.
Hal ini juga ditunjukkan oleh perkataan
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu,
“Berjalan di belakangnya lebih utama
daripada berjalan di depannya seperti
keutamaan shalat berjamaah atas
shalat sendiri.” (Isnadnya hasan, lihat
Ahkamul Janaiz 74, dan Baihaqi (4/25))
Bersambung…
Wallahu a’lam, wa shallahu alaa
Nabiyyina Muhammad wa ‘alaa aalihi
wa shahbihi wa sallam
Marwan bin Musa
Maraji’: Maktabah Syamilah versi 3.45,
Fiqhus Sunnah (Syaikh Sayyid Sabiq), Al
Wajiz (Syaikh Abdul Azhim bin Badawi),
Subulussalam (Imam Ash Shan’ani),
Minhajul Muslim (Abu Bakar Al Jazairiy),
Aunul Ma’bud (Muhammad Asyraf Al
Azhim Abadi), http://islam.aljayyash.net
dll.

http://wawasankeislaman.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai