1
27. Jika seorang penuntut ilmu hendak pemahaman, ilmu dan taufiq yang
pindah ke guru yang lain, hendaknya didapatkannya adalah berasal dari Allah
ia beritahukan, dan bahwa Ta’ala. Ia pun meminta hidayah-Nya dengan
berpindahnya itu bukan maksudnya berdoa dan bertadharru’ (merendahkan diri)
karena merasa tidak butuh kepada-Nya, karena Allah Ta’ala akan
kepadanya, dan hal ini dilakukan menunjuki orang yang meminta hidayah
dengan penuh adab dan hormat. kepadanya.
28. Hendaknya ia menjauhi berbicara 34. Demikian juga hendaknya ia
dengan guru menggunakan kalimat membaca buku-buku tentang adab
yang menunjukkan kesombongan, menuntut ilmu, seperti Tadzkiratus
seperti “menurut saya” atau “saya saami’ wal mutakallim fii aadabil
lebih menguatkannya,” dsb. ‘aalim wal muta’allim karya
29. Jika seorang guru salah ucap tanpa Badruddin bin Jama’ah, Ta’limul
disadari, maka silahkan meluruskan Muta’allim (namun ada beberapa
dengan penuh hormat. kekeliruan di dalamnya dan hadits-
haditsnya juga banyak yang dha’if),
30. Hendaknya ketika ia berdahak atau Adabul ‘aalim wal muta’allim oleh
bersin tidak mengeraskan suaranya. Imam Nawawi yaitu pada kitab Al
Dan untuk bersin, hendaknya ia tutup Majmu’nya, Hilyah Thalibil ‘Ilmi oleh
mukanya dengan bajunya Syaikh Bakar Abu Zaid dan bagian
sebagaimana yang dilakukan awal kitab Jami’ul ilmi wa fadhluh
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa oleh Ibnu ‘Abdil Barr.
sallam (HR. Abu Dawud dan Hakim
dengan sanad shahih). Kaum salaf dalam menuntut ilmu