Anda di halaman 1dari 3

‫بسم اهلل الرمحن الرحيم‬ 24.

Tidak banyak meminta pengulangan


kepada guru.
Adab Menuntut Ilmu (2)
25. Buah dari ilmu adalah
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam mengamalkannya dan
semoga terlimpah kepada Rasulullah, para menyampaikannya.
sahabatnya dan orang-orang yang
Allah Subhaanahu wa Ta’ala mencela orang-
mengikutinya hingga hari Kiamat, amma
orang yang tidak mengamalkan ilmu mereka
ba’du:
dan menyerupakan mereka seperti keledai
Berikut ini merupakan lanjutan adab penuntut yang memikul kitab-kitab, namun tidak paham
ilmu semoga Allah menjadikannya isinya. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman,
bermanfaat, Allahumma aamiin.
“Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan
Adab Penuntut Ilmu kepadanya Taurat, kemudian mereka tidak
19. Memurajaah ilmu yang ia peroleh memikulnya adalah seperti keledai yang
dari guru. membawa kitab-kitab yang tebal. Sangatlah
buruk perumpamaan kaum yang
Mu’adz bin Jabal berkata, “Pelajarilah ilmu,
mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah
karena mempelajarinya karena Allah adalah
tidak memberi petunjuk kepada kaum yang
rasa takut, mencarinya adalah ibadah,
zalim.” (Terj. QS. Al Jumu’ah: 5)
mengingat-ingatnya adalah tasbih,
mengkajinya adalah jihad, mengajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga
kepada orang yang tidak tahu adalah sedekah bersabda,
dan memberikan kepada orang yang berhak
adalah sebuah pendekatan diri kepada Allah.”
َ‫َال َتُزْوُل َقدََما َعْبدٍ يَْوَم ْالِقَيامَِة َحَّتى ُيسَْئَل َعْن ُعمِْرِه ِفْيم‬
20. Hendaknya waktunya lama. ‫اكَتسََبُه َوِفْيم‬
ْ ‫َأْفنَُاه َوَعْن ِعلْمِِه ِفْيمَ َفعََل َوَعْن َمالِِه ِمْن َأْيَن‬
Imam Ahmad berkata, “(Menuntut ilmu) dari َ‫سمِِه ِفْيمَ َأْبال‬
ْ ‫َأْنَفَقُه َوَعْن ِج‬
tempat tinta sampai ke tempat kubur.”
“Tidaklah bergeser dua kaki seorang hamba
21. Hendaknya memperhatikan tiga pada hari Kiamat sampai ditanya tentang
perkara dalam ilmu, yaitu Al Qur’an, umurnya, untuk apa ia habiskan. Tentang
As Sunnah dan Tauhid. ilmunya, untuk apa ia berbuat, tentang
22. Hendaknya ia tidak banyak berdehem hartanya, dari mana ia peroleh dan ke mana ia
atau banyak bertingkah, dan tidak keluarkan, serta tentang badannya untuk apa
bersiwak di majlis ilmu. Demikian ia letihkan?” (HR. Tirmidzi, dan dishahihkan
juga hendaknya ia tidak banyak oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami’ no.
tertawa, tidak bercakap-cakap 7300)
dengan kawannya, tidak 26. Hendaknya ia berusaha mengikat
merendahkan saudaranya atau dhawabith (kaidah dalam satu
mengolok-olok mereka, karena masalah) dan kaidah kulliyyah (yang
mereka adalah saudaranya. menyeluruh), memilah hadits yang
23. Berusaha tidak mengantuk. shahih dengan yang dha’if dan
mencatat masalah-masalah furu’.

1
27. Jika seorang penuntut ilmu hendak pemahaman, ilmu dan taufiq yang
pindah ke guru yang lain, hendaknya didapatkannya adalah berasal dari Allah
ia beritahukan, dan bahwa Ta’ala. Ia pun meminta hidayah-Nya dengan
berpindahnya itu bukan maksudnya berdoa dan bertadharru’ (merendahkan diri)
karena merasa tidak butuh kepada-Nya, karena Allah Ta’ala akan
kepadanya, dan hal ini dilakukan menunjuki orang yang meminta hidayah
dengan penuh adab dan hormat. kepadanya.
28. Hendaknya ia menjauhi berbicara 34. Demikian juga hendaknya ia
dengan guru menggunakan kalimat membaca buku-buku tentang adab
yang menunjukkan kesombongan, menuntut ilmu, seperti Tadzkiratus
seperti “menurut saya” atau “saya saami’ wal mutakallim fii aadabil
lebih menguatkannya,” dsb. ‘aalim wal muta’allim karya
29. Jika seorang guru salah ucap tanpa Badruddin bin Jama’ah, Ta’limul
disadari, maka silahkan meluruskan Muta’allim (namun ada beberapa
dengan penuh hormat. kekeliruan di dalamnya dan hadits-
haditsnya juga banyak yang dha’if),
30. Hendaknya ketika ia berdahak atau Adabul ‘aalim wal muta’allim oleh
bersin tidak mengeraskan suaranya. Imam Nawawi yaitu pada kitab Al
Dan untuk bersin, hendaknya ia tutup Majmu’nya, Hilyah Thalibil ‘Ilmi oleh
mukanya dengan bajunya Syaikh Bakar Abu Zaid dan bagian
sebagaimana yang dilakukan awal kitab Jami’ul ilmi wa fadhluh
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa oleh Ibnu ‘Abdil Barr.
sallam (HR. Abu Dawud dan Hakim
dengan sanad shahih). Kaum salaf dalam menuntut ilmu

31. Hendaknya ia tidak mendesak Setelah Rasulllah shallallahu 'alaihi wa sallam


seorang guru ketika guru sedang wafat, maka Ibnu ‘Abbas banyak bertanya
lelah. kepada para sahabat Rasulllah shallallahu
'alaihi wa sallam tentang apa yang disabdakan
32. Tidak patut bagi penuntut ilmu Rasulllah shallallahu 'alaihi wa sallam. Setiap
memutuskan penjelasan guru ketika kali ia mengetahui ada seorang yang
menerangkan pelajaran. mengetahui hadits Rasulllah shallallahu 'alaihi
33. Abu Hanifah rahimahullah berkata, wa sallam, maka ia segera pergi kepadanya.
“Sesungguhnya saya mendapatkan Jika ia mendapati sahabat tersebut sedang
ilmu dengan memuji Allah dan tidur siang, maka ia duduk di pintunya dan
bersyukur kepada-Nya. Setiap kali menunggunya hingga bangun, sampai-sampai
aku paham dan diberitahukan fiqh ia tertimpa debu-debu yang diterbangkan
dan hikmah, aku berkata “Al oleh angin yang bertiup di gurun. Ketika
Hamdulillah”, maka bertambahlah sahabat itu keluar dan melihat Ibnu ‘Abbas,
ilmuku.” maka ia berkata, “Wahai keponakan Rasulllah
Demikianlah sepatutnya seorang penuntut shallallahu 'alaihi wa sallam, kenapa engkau
ilmu, ia menyibukkan diri dengan bersyukur datang ke sini? Tidakkah engkau kirim
baik dengan lisan, hati, anggota badan seseorang kepadaku, biarlah aku yang datang
maupun keadaan. Dia yakin bahwa kepadamu?” Ibnu ‘Abbas menjawab, “Tidak,
2
saya lebih berhak datang kepadamu untuk Marwan bin Musa
menanyakan hadits kepadamu?” (HR. Hakim) Maraaji’: Adab Thalibil ‘Ilmi (Syaikh KHalid bin
Jabir bin Abdillah berkata, “Telah sampai Abdul ‘Aziz Al Huwaisain), Aadabul ‘Ilmi (dari situs
kepadaku sebuah hadits dari seseorang yang islam.aljayyash.net.), Modul Akhlak (penyusun) dll.
ia dengar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, maka aku beli seekor unta untuk pergi
mendatanginya, maka aku pergi kepadanya
dalam waktu sebulan hingga aku sampai di
Syam, lalu aku mendapatinya yaitu Abdullah
bin Unais radhiyallahu ‘anhu, maka aku
berkata kepada penjaga pintu, “Katakan
kepadanya bahwa Jabir ada di pintu.” Maka
Abdullah bin Unais berkata, “Apakah putera
Abdullah?” Aku menjawab, “Ya.” Maka ia pun
segera keluar menemuinya, lalu ia memelukku
dan aku pun memeluknya, maka aku berkata,
“Ada sebuah hadits yang sampai kepadaku
darimu; bahwa engkau mendengarnya dari
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
tentang qishas, maka aku khawatir kamu
wafat atau aku wafat sebelum aku
mendengarnya, maka Abdulllah bin Unais
menyampaikan hadits itu kepadanya.”
(Diriwayatkan oleh Ahmad dan Thabrani)
Ubaidullah bin ‘Addiy berkata, “Telah sampai
kepadaku sebuah hadits yang ada pada ‘Ali
(bin Abi Thalib), maka aku khawatir jika ia
wafat, lalu aku tidak memperolehnya pada
orang lain. Oleh karena itu, aku mengadakan
perjalanan untuk menemuinya sehingga aku
menemuinya di Irak.” (Diriwayatkan oleh Al
Khathib)
Ibnu Mas’ud berkata, “Kalau sekiranya ada
orang yang dapat dicapai oleh unta, dimana
orang tersebut ternyata lebih tahu tentang
apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka aku akan
mendatanginya sehingga ilmuku bertambah.”
(Diriwayatkan oleh Ibnu ‘Asakir)
Wallahu a’lam, wa shallallahu ‘alaa
nabiyyinaa Muhammad wa ‘alaa aalihi wa
shahbihi wa sallam.
3

Anda mungkin juga menyukai