Anda di halaman 1dari 37

MATERI KLASIKAL 1 5- ‘Utsman bin Al ‘Ash berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu

ADZAN & IQOMAH ‘alaihi wa sallam bersabda,


‫ْ َؤ ّ َ ْأ ُ ُ َ َأ َ َأ‬
Dalil tentang azan adalah adalah: ‫َو َّات ِخذ ُم ِذ ًنا ال َي خذ َعلى ذا ِن ِه ْج ًرا‬
1- Azan adalah di antara syi’ar Islam yang besar di mana syi’ar ini tidak “Angkatlah muazin yang tidak mencari upah dari azannya.” (HR. Abu
pernah ditinggalkan sepeninggal Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Daud no. 531 dan An Nasai no. 673. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan
kita tidak pernah mendengar ada satu waktu yang kosong dari azan. bahwa sanad hadits ini shahih).

2- Kumandang azan dijadikan patokan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menerangkan, “Yang tepat,
wa sallam apakah suatu negeri termasuk negeri Islam ataukah tidak. Dari hukum azan adalah fardhu kifayah. Tidak boleh jika ada di suatu negeri
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu menceritakan bahwa, atau kampung yang tidak ada azan sama sekali. Demikian pendapat yang
masyhur dalam madzhab Imam Ahmad dan lainnya. Adzan dan Iqomah
َّ َ َ ‫َأ‬ َ ُ ْ ‫ان َذا َغ َزا ب َنا َق ْو ًما َل ْم َي ُك ْن َي ْغ ُزو ب َنا َح َّتى ُي‬ َ ‫َك‬
‫ فِإ ْن َس ِم َع ذ ًانا كف‬، ‫ص ِب َح َو َي ْنظ َر‬
merupakan di antara amalan yang utama di dalam Islam.
ِ ِ ‫ِإ‬ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda :
َ َ ‫َأ َ َأ‬ َ
‫ َوِإ ْن ل ْم َي ْس َم ْع ذ ًانا غ َار َعل ْي ِه ْم‬، ‫َع ْن ُه ْم‬
“Imam sebagai penjamin dan muadzin (orang yang adzan) sebagai yang
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu jika akan menyerang satu diberi amanah, maka Allah memberi petunjuk kepada para imam dan
kaum, beliau tidak memerintahkan kami menyerang pada malam hari memberi ampunan untuk para muadzin” (Abu Dawud, At Tirmidzi, dan
hingga menunggu waktu subuh. Apabila azan Shubuh terdengar, maka Ahmad )
tidak jadi menyerang. Namun bila tidak mendengarnya, maka ia menyerang
mereka.” (HR. Bukhari no. 610 dan Muslim no. 382). Secara bahasa adzan berarti pemberitahuan atau seruan, sedangkan
arti secara istilah adalah seruan yang menandai masuknya waktu shalat
3- Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memerintahkan untuk lima waktu dan dilafazhkan dengan lafazh-lafazh tertentu.
dikumdangkan azan dan mengangkat salah seorang jadi imam. Beliau Adapun iqamah secara istilah maknanya adalah pemberitahuan atau
bersabda, ‫َأ‬ ‫َأ‬
ُ ْ ُ ْ ُ ُ َ ّ ‫َّ َ ُ َ ْ َؤ‬ َ ‫َف َذا َح‬ seruan bahwa sholat akan segera didirikan.
‫الصالة فل ُي ِذ ْن لك ْم َح ُدك ْم َول َيُؤ َّمك ْم ك َب ُرك ْم‬ ‫ض َر ِت‬ ‫ِإ‬ Ulama berselisih pendapat tentang hukum Adzan dan iqomah,
“Jika waktu shalat telah tiba, salah seorang di antara kalian hendaknya pendapat yang lebih kuat dalam masalah ini adalah pendapat yang
mengumandangkan azan untuk kalian dan yang paling tua di antara kalian mengatakan hukum adzan dan iqomah adalah fardu kifayah. Akan tetapi
menjadi imam. ” (HR. Bukhari no. 631 dan Muslim no. 674). hukum ini hanya berlaku bagi laki-laki.
1. Syarat Adzan
4- Dari Anas bin Malik, ia berkata, ‫َ َأ ْ َأل َ َأ‬ ‫َ ُأ‬
َ
‫ف ِم َر ِبال ٌل ْن َيش َف َع ا ذ َان َو ْن ُيو ِت َر اِإل ق َام‬
a. Telah Masuk Waktu Shalat
Syarat sah adzan adalah telah masuknya waktu shalat, akan
“Maka Bilal diperintah untuk mengumandangkan azan dengan tetapi terdapat pengecualian pada adzan subuh. Adzan subuh
menggenapkan dan mengumandangkan iqamah dengan mengganjilkan” diperbolehkan untuk dilaksanakan sebelum waktu subuh tiba dan
(HR. Bukhari no. 605 dan Muslim no. 378). ketika waktu subuh tiba (terbitnya fajar shadiq).
b. Berniat adzan 2. Syarat Muadzin
a. Muslim
Hendaknya seseorang yang akan adzan berniat di dalam
b. Ikhlas hanya mengharap wajah Allah
hatinya (tidak dengan lafazh tertentu) bahwa ia akan melakukan
c. Adil dan amanah
adzan ikhlas untuk Allah semata.
d. Memiliki suara yang bagus
c. Dikumandangkan dengan bahasa arab
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda kepada
Menurut sebagian ulama, tidak sah adzan jika menggunakan sahabat Abdullah bin Zaid: 
bahasa selain bahasa arab. Di antara ulama yang berpendapat
“pergilah dan ajarkanlah apa yang kamu lihat (dalam mimpi)
demikian adalah ulama dari Madzhab Hanafiah, Hambali, dan
kepada Bilal, sebab ia memiliki suara yang lebih bagus dari pada
Syafi’i.
suaramu” (HR. Abu Daud, At Tirmidzi (189), Ibnu Majah (706),
d. Tidak ada lahn dalam pengucapan lafadz adzan yang merubah
e. Mengetahui kapan waktu solat masuk
makna
Maksudnya adalah hendaknya adzan terbebas dari kesalahan- 3. Bacaan Adzan dan iqomah
kesalahan pengucapan yang hal tersebut bisa merubah makna a. Bacaan Adzan
َ ْ َ َْ َ
2× ‫ح‬Sِ ‫َح َّي َعلي ال َفال‬
adzan. Lafadz-lafadz adzan harus diucapkan dengan jelas dan
benar. 4x ‫اهللُ اك َب ُر‬
َْ َ
e. Lafadz-lafaznya diucapkan sesuai urutan 2x ‫اهللُ اك َب ُر‬ ُ ‫َا ْش َه ُد َا ْن َالا َل َه ا َّال‬
2× ‫هللا‬ ِ ِ
ُ ‫ه ا َّال‬Sَ ‫ال ا َل‬Sَ
1x ‫هللا‬ ْ ُ ً َ ُ َّ َ ُ ْ َ
ِ ِ ِ ‫اش َهد ان مح َّمدا َّرسو ُل‬
Hendaknya lafadz-lafadz adzan diucapkan sesuai urutan
sebagaimana dijelaskan dalam hadits-hadits yang sahih. Adapun 2S× ‫هللا‬
َ َّ َ
bagaimana urutannya akan dibahas di bawah. 2× ‫الصال ِة‬ ‫َح َّي َعلي‬
f. Lafadz-lafadznya diucapkan bersambung
Maksudnya adalah hendaknya antara lafazh adzan yang satu
dengan yang lain diucapkan secara bersambung tanpa dipisah oleh Adab Mu’adzin ketika mengumandangkan adzan :
sebuah perkataan atau pun perbuatan di luar adzan. Akan tetapi 1. Adzan dalam keadaan suci
diperbolehkan berkata atau berbuat sesuatu yang sifatnya ringan 2. Adzan dalam keadaan berdiri
seperti bersin.
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
g. Adzan diperdengarkan kepada orang yang tidak berada di tempat salamdalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar : 
muadzin
“berdiri wahai bilal! Serulah manusia untuk melakukukan
Adzan yang dikumandangkan oleh muadzin haruslah terdengar solat!”
oleh orang yang tidak berada di tempat sang muadzin melakukan
3. Adzan menghadap kiblat
adzan. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara mengeraskan suara
atau dengan alat pengerasa suara.
4. Memasukkan jari ke dalam telinga MATERI KLASIKAL 4
MAKMUM MASBUQ
Ini adalah perbuatan yang biasa dilakukan oleh sahabat
Bilal ketika adzan sebagaimana hadits yang diriwayatkan At
Makmum masbuq yaitu makmum yang terlambat satu raka’at atau
Tirmidzi dan Ahmad.
lebih  bersama imam disaat sholat berjama’ah. Raka’at disini adalah adalah
5. Menyambung tiap dua-dua takbir sampai ruku’, jadi jika ada seorang makmum terlambat ruku’ bersama imam
Maksudnya adalah menyambungkan kalimat Allahu akbar- dalam raka’at pertama saat sholat berjama’ah maka dia disebut makmum
allahu akbar, tidak dijeda antara keduanya. masbuk, itulah pendapat Jumhur ulama.

6. Menambahkan “ash shalatu khairum minannaum” pada azan Rasulluloh SAW bersabda :


ْ ُ ُ َ َ ْ ُ ْ ‫َ ْ َأ ْ َ َ َ ْ َ ً َ َّ َ َ َ ْ َأ ْ َ َ َ َ ْ َ َأ‬
subuh.
‫صل َب ُه‬ ‫ة ِمن الصال ِة فقد دركها قبل ن ي ِقيم اِإْل مام‬S ‫من درك ركع‬
b. Bacaan iqamah Barangsiapa mendapatkan rak’atan (ruku’), maka dia mendapatkan shalat,
َ ْ َ َْ َ
1x‫ح‬Sِ ‫َح َّي َعلي ال َفال‬ 2x ‫اهللُ اك َب ُر‬
sebelum imam menegakkan tulang punggungnya. [HR Abu Dawud no. 893.
Shahih Sunan Abi Dawud 1/169]
ُ َ َّ
2x‫الصالة‬
َ َ
‫د ق َام ِت‬Sْ ‫ق‬ ُ ‫َا ْش َه ُد َا ْن َالا َل َه ا َّال‬
1x ‫هللا‬ Dalil diatas menunjukkan batasan seorang makmum masbuk mendapat satu
ِ ِ rakaat adalah saat tertinggal dia masih dapat melaksanakan rukuk bersama
َْ َ ً َ ُ َّ َ ُ ْ َ
2x ‫اهللُ اك َب ُر‬ ْ ُ
ِ ‫اش َهد ان مح َّمدا َّرسو ُل‬
1x ‫هللا‬ imam.
ُ ‫ه ا َّال‬Sَ ‫ال ا َل‬Sَ
1x ‫هللا‬
َ َّ
1x ‫الصال ِة‬
َ
‫َح َّي َعلي‬
ِ ِ Rasulluloh SAW juga bersabda :
ْ ‫َأ‬ َ َ َ َّ َ َّ َّ َ ّ َّ َ َ ْ ُ َّ ‫َ ْ َأ َ ْ َ َ َأ‬
‫صلى الل ُه َعل ْي ِه َو َسل َم َو ُه َو َر ِاك ٌع ف َرك َع ق ْب َل ن‬ ‫عن ِبي بكرة نه انتهَى ِإ لى الن ِب ِي‬
ََّ َ َ ْ َ َ ُ َّ َّ َ ّ َّ َ َ َ َ َ َ ّ َّ َ َ َ ُ ّ َّ َ َ
‫ف ) فذكر ذ ِلك ِللن ِب ِي صلى الله علي ِه وسلم‬ ِ ‫ف (ث َّم مشي ِإ لى الص‬ ِ ‫ي ِص َل ِإ لى الص‬
َ َ ً ْ ُ َّ َ َ َ َ َ َ
‫صا َوال ت ُع ْد‬ ‫فقال زادك الله ِحر‬
Dari Abu Bakrah Radhiyallahu ‘anhu, bahwa dia sampai kepada Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau sedang ruku’, lalu dia ruku’
sebelum sampai ke shaf (lalu dia berjalan menuju shaf). Kemudian dia
menyebutkan hal itu kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lantas
beliau bersabda, “Semoga Allah menambahkan semangat terhadapmu, dan
janganlah engkau ulangi.” [HR Bukhari, no. 783. Tambahan dalam kurung
riwayat Abu Dawud no. 684]

Hadist ini menunjukkan bahwa cara makmum masbuk yang salah yaitu
mengikuti gerakan imam setelah itu baru berjalan menuju shof.
Adapun agar kita terhindar dari batalnya sholat berjama’ah dalam hal ini MATERI KLASIKAL 5
makmum masbuk. maka perlu di ketahui Ketentuan-ketentuan makmum TATA CARA SHALAT JAMA’
masbuk dalam pelaksanaan sholat berjama’ah di antara sebagai berikut:
1. Apabila makmum masbuk ketika takbiratul ihram mendapati imam 1. Pengertian Shalat Jama’
mau atau sedang melakukan ruku’ maka dia harus membaca al- Jama’ berasal dari bahasa Arab yang berarti
fatihah sedapatnya ( meskipun tidak sempurna ) dengan tanpa “mengumpulkan”. Sedangkan yang dimaksud dengan shalat
membaca ta’awudz atupun membaca bacaan iftitah dan wajiblah jama’ adalah mengumpulkan shalat. Artinya mengerjakan dua
bersegera melakukan rukuk bersama imam. Sebab bacaan al fatihah shalat fardhu yang lima dalam satu waktu. Misalkan, shalat
yang tidak sempurna oleh makmum masbuk tadi sudah di tanggung Dzuhur dan Ashar dekerjakan pada waktu Dzuhur atau
imam. Namun apabila menurut perkiraan jika dia membaca fatihah sebaliknya yaitu pada waktu Ashar.
tapi telat rukuk bersama imam, maka dia harus langsung  ruku’
setelah melakukan takbiratul ihram. 2. Dasar hukum shalat Jama’
Hadits Nabi SAW :
2. Apabila makmum masbuk ketinggalan satu raka’at atau lebih dari
imam ,maka ketika dia hendak menyempurnakan sholatnya harus Artinya: “Bahwa Rasulullah Saw. jika berangkat dalam
mengikuti ketentuan-ketentuan sholat yang berlaku dalam sholat itu bepergiannya sebelum tergelincir matahari, beliau
mengakhirkan shalat Dzuhur ke waktu shalat Ashar;
3. Apabila dia ketinggalan 2 raka’at dalam sholat maghrib, lalu dia kemudian beliau turun dari kendaraan kemudian
ingin menyempurnakan 2 raka’at tersebut maka ia hendaknya beliau menjamak dua shalat tersebut. Apabila sudah
membaca tahiyyat awal pada raka’at pertama ( dari raka’at yang tergelincir matahari sebelum beliau berangkat,
tertinggal ) dan harus membaca tahiyytat akhir pada raka’at terakhir. beliau shalat dzuhur terlebih   dahulu kemudian naik
kendaraan. [Muttafaq ‘Alaih].
B‫ ي‬Bِ‫ ف‬B‫ َم‬Bّ‫ ل‬BB‫س‬
Bَ B‫ َو‬B‫ ِه‬BBْB‫ ي‬Bَ‫ ل‬B‫ َع‬B‫ هللا‬B‫ ى‬Bّ‫ ل‬B‫ص‬Bَ B‫ هللا‬B‫ ِل‬B‫و‬Bْ B‫ ُس‬B‫ َر‬B‫ َع‬B‫ َم‬B‫ ا‬Bَ‫ ن‬B‫ج‬Bْ B‫ر‬Bَ B‫خ‬Bَ B‫ َل‬Bَ‫ ق‬B‫ ٍذ‬B‫ ا‬B‫ َع‬B‫ ُم‬B‫ن‬Bْ B‫َع‬
َ B‫ ِر‬BB‫ ْغ‬B‫ َم‬B‫ل‬B‫ ا‬B‫و‬Bَ B‫ ا‬B‫ًع‬B B‫ ْي‬B‫ ِم‬B‫ج‬Bَ B‫ َر‬B ‫ص‬
B‫ب‬ ُّ B‫ل‬B‫ ا‬B‫ ي‬Bِّ‫ ل‬B‫ص‬
Bْ B‫ َع‬B‫ل‬B‫ ا‬B‫ َو‬B‫ َر‬B‫ ْه‬B‫ظ‬ َ B‫ و‬Bُ‫ ب‬Bَ‫ ت‬B‫ ِة‬B‫و‬Bَ B‫ز‬Bْ B‫ُغ‬
َ Bُ‫ ي‬B‫ن‬Bَ B‫ ا‬B‫ َك‬Bَ‫ ف‬B‫ك‬
)B‫م‬B‫ل‬B‫س‬B‫ م‬B‫ه‬B‫ا‬B‫و‬B‫ (ر‬B‫ ا‬B‫ ًع‬B‫ ي‬B‫ ِم‬B‫ َج‬B‫ َء‬B‫ ا‬B‫ َش‬B‫ع‬Bِ B‫ل‬B‫ ا‬B‫و‬Bَ
Artinya: Dari Mu’adz r.a berkata : “Kami keluar bersama
Nabi SAW, pada waktu terjadi perang Tabuk. Ketika
itu beliau mengerjakan shalat dzuhur dan ashar
dengan jama’. Maghrib dengan isya’ pun dengan
jama’ (HR. Muslim)
Dari kedua sumber hukum di atas menunjukkan
keterangan dibolehkannya mengerjakan shalat dengan jama’
antara dua shalat fardhu khususnya bagi musafir. Baik dengan
jama’ ta’khir maupun jama’ taqdim.
a. Jama’ ta’khir adalah mengerjakan shalat dzuhur jauh untuk berperang. Hal ini didasarkan pada laporan Anas
dengan ashar dikerjakan pada waktu ashar atau bin Malik ra bahwa : Saya pernah shalat dzuhur bersama
maghrib dengan isya’ dikerjakan waktu isya’. Rasulullah SAW di Madinah empat rakaat, dan saya shalat
Ashr bersama beliau di Dzul- Hulayfah dua rakaat.
b. Jama’ taqdim adalah mengerjakan shalat dzuhur
dengan ashar dikerjakan pada waktu dzuhur atau c. Karena hujan
maghrib dengan isya’ dikerjakan pada waktu Dasarnya adalah hadits dari Ibnu Abbas ra bahwa :
maghrib.
“Rasulullah SAW pernah menjama’ shalatnya antara
c. Para ulama’ sepakat bahwa menjama’ shalat juga Dzuhur dengan ashar dan antara Maghrib dengan isya’ di
merupakan rukhsah, keringanan dari Allah SWT. Madinah dalam keadaan tidak takut   dan tidak hujan.” (HR.
3. Cara Melaksanakan Jama’ shalat Muslim, Abu Dawud dan An Nasai)
Cara melaksanakan shalat jama’ yang dilaksanakan pada d. Karena sakit atau udzur yang menuntut istirahat total, atau
akhir waktu (Jama’ takhir) yaitu 2 shalat fardhu yang keadaan lain yang benar – benar menyulitkan.
dilakukan pada akhir waktu yaitu shalat dhuhur dan asar Rasulullah SAW pernah menjama’ shalatnya dalam kondisi
dikerjakan pada waktu asar dengan cara tertib sesuai urutan takut, tidak hujan, atau tidak safar. (HR. Muslim, Abu
dalam shalat yaitu mngerjakan shalat dhuhur baru shalat asar Dawud dan An Nasai)
meskipun mengerjakannya disahalat asar, begitu juga shalat
maghrib dan isya’ e. Karena hajat (ada keperluan).
4. Sebab-sebab diperbolehkannya menjama’ shalat
a. Karena berada di Arafah dan Muzdalifah (ketika haji)
Ketika sedang haji di Arafah, di Mina dan Muzdalifah.
Tetapi sebagian ulama hanya memperbolehkan shalat
qashar, tidak dijama’, karena sebagian haditsnya hanya
menyebutkan di Mina 2 rakaat (Mutafaq Alaih, dari Ibnu
Umar dan Abdurrahman bin Yazid ra) tapi sebagiannya lagi
berpendapat jama’ dan qashar karena dalam hadits lain
menyebutkan selama haji 10 hari di Makkah, Nabi SAW
mengerjakan 2 rakaat – 2 rakaat hingga kembali ke
Madinah (mutafaq Alayh, dari Anas ra) Jama’ taqdim
dilakukan ketika berada di Arafah, sedangkan jama’ ta’khir
dilakukan ketika berada di Muzdalifah.  
b. Karena dalam safar (bepergian)
Ketika bepergian jauh sebagai musafir (HR. Abu
Dawud, dari Muadz bin Jabal) termasuk ketika akan pergi
ْ ُ ‫َّ اَل ُ َأ‬ َ َ َ َ
MATERI KLASIKAL 6 S‫ن‬Sِ S‫ ْي‬S‫ت‬Sَ S‫ع‬Sَ S‫ك‬S S‫ر‬Sَ S‫ت‬Sْ S ‫ض‬Sَ S‫ر‬Sِ S‫ف‬S S‫ ا‬S‫م‬Sَ S‫ل‬Sُ S‫و‬S َّ S‫ة‬S S ‫ص‬ S S‫ل‬S‫ ا‬S‫ت‬Sْ S‫ل‬S S‫ ا‬S‫ق‬S S‫ ا‬S‫ه‬Sَ S‫ن‬Sْ S‫ع‬Sَ S S‫هللا‬
Sُ S‫ي‬Sَ ‫ض‬Sِ S‫ر‬Sَ S‫ة‬S S ‫ش‬S ‫ِئ‬S‫ ا‬S‫ع‬Sَ S‫ن‬Sْ S‫ع‬Sَ
TATA CARA SHALAT QOSHOR ْ ُ ‫ً َّ َ َ َ ًأ َّ ْ َ اَل‬ ‫َ ُأ َ ْ َ اَل‬
S)S‫ه‬S‫ي‬S‫ل‬S‫ ع‬S‫ق‬S‫ف‬S‫ت‬S‫م‬S( S‫ر‬Sِ S‫ض‬ Sَ S‫ح‬Sَ S‫ل‬S S‫ ا‬S‫ة‬S S‫ص‬
S S‫ت‬S S‫م‬S S‫ت‬Sِ S‫و‬S S‫ر‬S S‫ف‬S S‫س‬S S‫ل‬S‫ ا‬S‫ة‬S S‫ص‬
S S‫ت‬S S‫ر‬S S‫ق‬Sِ S‫ف‬S
Pengertian Shalat Qasar
Qashar berasal dari bahasa arab yang artinya “pendek” Artinya : Dari Aisyah r.a berkata : pertama kali diwajibkan
atau “ringkas”. Sedangkan yang dimaksud dengan shalat shalat itu dua rakaat. Kemudian ia ditetapkan pada shalat
qashar adalah shalat yang diringkas, yaitu diantara shalat shaffar dan disempurnakan shalatnya orang yang tidak
fardhu yang lima yang mestinya empat rakaat diringkas bepergian (Mutafaq Alaih)
menjadi dua rakaat. Jadi shalat yang boleh diqashar adalah
shalat dzuhur dan ashar dan isya’. Sedangkan shalat subuh Dari ayat dan hadist di atas menunjukkan bolehnya
dan maghrib tidak boleh diqashar. mengqashar (meringkas) shalat bagi orang bepergian. Para
ulama’ bersepakat bahwa orang musafir boleh mengqasahar
Dasar hukum Shalat Qashar shalat itu merupakan suatu keringanan dari Allah. Dalam hal
ْ ً َ َ
 ‫ض ُم َراغ ًما ك ِث ًيرا َو َس َعة ۚ َو َم ْن َيخ ُر ْج‬ ‫ر‬ْ ‫الل ِه َيج ْد في اَأْل‬
َّ
‫َو َم ْن ُي َه ِاج ْر ِفي َس ِب ِيل‬
ini, para ulama berbeda pendapat masalah berapa jarak yang
‫ْ مْل َ َ َ َ َأ‬ ِ ِ ِ ditempuh seorang musafir, sehingga diperbolehkan untuk
َّ َ ُ
ۗ ‫ه ا ْو ُت فق ْد َوق َع ْج ُر ُه َعلى الل ِه‬Sُ ‫ول ِه ث َّم ُي ْد ِرك‬ ُ َ َّ َ ُ َْ ْ
ِ ‫ِمن بي ِت ِه م َه ِاج ًرا ِإ لى الله و َرس‬
mengqashar shalat. Ada yang berpendapat bahwa boleh
mengqashar shalat jika sudah bepergian dengan jarak minimal
َّ َ َ َ
ً ‫الل ُه َغ ُف‬
‫ورا َر ِح ًيما‬ ‫وكان‬ 1 farsakh, ada juga yang berpendapat 3 farsakh bahkan ada
yang sampai 16 farsakh.
Artinya : Apabila kamu berjalan jauh di bumi, maka tidak Jika jarak 1 mil = 1847 meter, maka minimal jarak tempuh
menngapa  kamu mengqashar shalat, jika kamu khawatir akan untuk 3 mil adalah 3 x 1847 meter = 5541 meter = 1 farsakh.
diganggu oleh orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang Tetapi hadits lain yang biasa dijadikan pendukung 1 farsakh
yang kafir itu adalah musuh yang nyata bagi kamu .(Q.S An- atau 3 mil ini sangat lemah sehingga tidak bisa dijadikan
Nisa (4) : 100) sebagai hujjah sehingga lebih aman dan hati-hati jika memilih
jarak minimal 3 farsakh atau 16.623 meter. Tetapi menurut
Menurut pendapat Jumhur arti qashar di sini ialah shalat
mayoritas ulama seperti Al Bukhari, Imam Syafi’i, Malik,
yang yang empat rakaat dijadikan dua rakaat. Mengqashar di
Ahmad dan lainya, bahwa jarak minimal yang diperbolehkan
sini ada kalanya dengan mengurangi jumlah rakaat dari 4
bagi musafir untuk menqashar shalatnya adalah perjalanan
menjadi 2, yaitu di waktu bepergian dalam keadaan aman dan
sehari semalam dengan jarak minimal 4 burud (1 burud = 4
ada kalanya dengan meringankan rukun-rukun dari yang 2
farsakh) atau setara dengan 16 farsakh (88.656 Km) dan
rakaat itu, yaitu di waktu dalam perjalanan dalam keadaan
dibulatkan menjadi 89 Km.
khauf. dan ada kalanya lagi meringankan rukun-rukun yang 4
rakaat dalam keadaan khauf di waktu hadhar.

Sabda Nabi SAW :  Cara melaksanakan shalat Qashar


Bila seorang ingin mengqashar shlalat, maka shalat yang
berjumlah empat rakaat hanya dikerjakan dalam dua rakaat Shalat fardhu yang tidak dilaksanakan pada waktunya baik karena
saja. Caranya tidak berbeda dengan shalat-shalat wajib ketiduran atau lupa, maka harus diganti pada waktu yang lain segera setelah
lainnya, hanya saja pada akhir rakaat kedua langsung dia ingat. Kecuali bagi wanita haid dan nifas (keluar darah setelah
membaca atau Tsyahud akhir dan kemudian salam. melahirkan).
Berdasarkan hadits sahih:
Menjama’ dan menqashar shalat termasuk rukhsah
(kelonggaran/ keringanan) yang diberikan oleh Allah kepada َ َّ َ َ ََ َ َ َ َ ّ َ ُ ْ َ َ َ َ ْ ‫َ ْ َ َ َ ْ َ َ َأ‬
hambanya karena adanya kondisi yang menyulitkan bila shalat ‫ص ِل َها ِإ ذا ذك َر َها ال كف َارة ل َها ِإ ال ذ ِل َك‬‫من نام عن صال ٍة و ن ِسيها فلي‬
dilakukan dalam keadaan biasa. Rukhsah ini merupakan
shadaqah dari Allah yang sangat dianjurkan untuk diterima Barangsiapa yang meninggalkan shalat karena tertidur atau lupa, maka
dengan penuh ketawadlu’an.  hendaknya ia melakukan salat setelah ingat dan tidak ada kafarat
(pengganti) selain itu. (H.R. Bukhari dan Muslim)

Di hadits lain Nabi bersabda:


َ َْ ً ٌ
ِ ‫إذا ِنس َي أحد صالة أو نام عنها فلي‬
‫ إذا ذكرها‬S‫قضها‬
Artinya: Apabila seseorang tidak solat karena lupa atau tertidur, maka
hendaknya dia mengqodho ketika ingat.

Berdasarkan kedua hadits di atas, mayoritas (jumhur) ulama fiqh dari


keempat madzhab berpendapat bahwa :
(a) wajib mengqadha shalat karena meninggalkan salat itu dosa dan
mengqadha (mengganti)-nya itu wajib;
(b) sangat dianjurkan memohon ampun pada Allah (istighfar), bertaubat dan
memperbanyak salat sunnah.

Waktu mengqodho’ sholat


Adapun waktu meng-qadha shalat adalah sesegera mungkin saat seseorang
ingat. Kalau, misalnya tidak melakukan shalat subuh kemudian ingat pada
saat solat dzuhur, maka ia harus mendahulukan shalat qadha-nya yakni solat
subuh, baru kemudian shalat dhuhur. Kecuali apabila waktu shalat dhuhur-
nya sangat sempit sehingga kalau mendahulukan qadha maka dhuhurnya
akan ketinggalan. Dalam kasus seperti ini, maka shalat dhuhur didahulukan.

MATERI KLASIKAL 7 Imam Nawawi (Yahya bin Syaraf Abu Zakariya An Nawawi) dalam
UTANG SHOLAT (QODHO SHOLAT ) kitabnya Syarh an-Nawawi 'ala-l Muslim ‫شرح النووي على مسلم‬
mengomentari hadits seputar qodho solat demikian: Tata Cara Shalat Bagi Orang Sakit
Kesimpulan madzhab (atas hadits qadha): bahwasanya apabila tertinggal
satu solat fardhu, maka wajib mengqadh-nya. Apabila tertinggal shalat Syari’at Islam dibangun di atas dasar ilmu dan kemampuan orang yang
karena udzur, maka disunnahkan mengqadha-nya sesegera mungkin tapi dibebani. Tidak ada satu pun beban syari’at yang diwajibkan kepada
boleh mengakhirkan qadha menurut pendapat yang sahih. seseorang di luar kemampuannya. Allah Azza wa Jalla sendiri menjelaskan
Imam Baghawi dan lainnya menceritakan suatu pendapat: bahwasanya tidak hal ini dalam firman-Nya:
boleh mengakhirkan qadha. Kalau lalainya solat tanpa udzur, maka wajib
‫اَّل‬ َ َّ ُ ّ َ ‫اَل‬
mengqadha sesegera mungkin menurut pendapat yang lebih sahih. ‫ُيك ِلف الل ُه ن ْف ًسا ِإ ُو ْس َع َها‬
KESIMPULAN
“Allah Azza wa Jalla tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
1. Kewajiban qadha' shalat bagi orang yang lupa dan tertidur, yang kesanggupannya” [al-Baqarah/ 2:286]
dilaksanakan ketika mengingatnya.
Allah Azza wa Jalla juga memerintahkan kaum Muslimin untuk agar
2. Kewajiban segera melaksanakannya, karena penundaannya setelah bertaqwa sesuai kemampuan mereka. Allah Azza wa Jalla berfirman:
mengingatkannya sama dengan meremehkannya.
َ ْ َ َ َّ َ
3. Tidak ada dosa bagi orang yang menunda shalat bagi orang yang ‫اس َتط ْع ُت ْم‬ ‫ف َّات ُقوا الله ما‬
mempunyai alasan, seperti lupa dan tertidur, selagi dia tidak
mengabaikannya, seperti tidur setelah masuk waktu atau menyadari dirinya “Maka bertakwalah kamu kepada Allah k menurut kesanggupanmu” [at-
tidak memperhatikan waktu, sehingga dia tidak mengambil sebab yang Taghâbun/ 64:16]
dapat membangunnkannya pada waktunya. Kafarat yang disebutkan di sini
bukan karena dosa yang dilakukan, tapi makna kafarat ini, bahwa karena Orang yang sakit tidak sama dengan yang sehat. Masing-masing harus
meninggalkan shalat itu dia tidak bisa mengerjakannya yang lainnya, seperti berusaha melaksanakan kewajibannya menurut kemampuannya. Dari sini,
memberi makan, memerdekakan budak atau ketaatan lainnya. Berarti dia nampaklah keindahan dan kemudahan syari’at islam.
tetap harus mengerjakan shalat itu.
Di antara kewajiban agung yang wajib dilakukan orang yang sakit adalah
4. Kewajiban shalat tidak bisa digantikan oleh orang lain sekalipun oleh ahli
shalat. Banyak sekali kaum Muslimin yang terkadang meninggalkan shalat
warisnya.
dengan dalih sakit atau memaksakan diri melakukan shalat dengan tata cara
5. Tidak temukan hadits shahih yang mendasari qadha sholat dengan yang biasa dilakukan orang sehat. Akhirnya, mereka pun merasa berat dan
membayar fidyah sebagaimana dalam hadits Qatadah diatas. merasa terbebani dengan ibadah shalat. Untuk itu, solusinya adalah
mengetahui hukum-hukum dan tata cara shalat bagi orang yang sakit sesuai
6. Diperbolehkan mengqadha‟ shalat sunat rawatib yang ditinggalkannya petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan penjelasan para
(bagi siapa yang biasa mengerjakannya) sebagaimana amalan yang ulama.
dikerjakan oleh seorang shahabat yang dibenarkan oleh Nabi SAW
Dan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits Imran Bin
MATERI KLASIKAL 9 Husain Radhiyallahu ‘anhu:
َ َّ َّ َ َّ َّ ُ ْ ‫َ َ ْ َ َ ُ َ َ َأ‬
‫صلى الل ُه َعل ْي ِه‬ ‫كانت بي بو ِاسير فس لت الن ِبي‬  Cara sujudnya dengan menundukkan kepala lebih dari ketika
َ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ ْ َ ً َ َ ْ َ ْ َ ْ َ ْ َ ً َ ّ َ َ َ َ ‫َ َ َّ َ ِ َ ْ َّ اَل‬ rukuk
‫اعدا فِإ ن لم تست ِطع فعلى‬
ِ ‫وسلم عن الص ِة فقال ص ِل قاِئ ما فِإ ن لم تست ِطع فق‬  Cara tasyahud dengan meluruskan tangan ke arah lutut namun jari
‫َج ْن ٍب‬ telunjuk tetap berisyarat ke arah kiblat.
b. telentang
“Pernah penyakit wasir menimpaku, lalu aku bertanya kepada Nabi  Berbaring telentang dengan kaki menghadap kiblat, kepala
Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang cara shalatnya. Maka beliau diangkat sedikit dengan ganjalan seperti bantal atau semisalnya
Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: Shalatlah dengan berdiri, apabila sehingga wajah menghadap kiblat. Jika tidak memungkinkan
tidak mampu, maka duduklah dan bila tidak mampu juga maka untuk menghadap kiblat maka tidak mengapa.
berbaringlah” [HR al-Bukhari no. 1117]  Cara bertakbir dan bersedekap sama sebagaimana ketika shalat
dalam keadaan berdiri.
Jadi orang yang tidak mampu berdiri Orang yang tidak mampu
 Cara rukuknya dengan menundukkan kepala sedikit Kedua
berdiri, maka shalatnya sambil duduk.
tangan diluruskan ke arah lutut.
 Cara yang paling utama adalah dengan duduk bersila, namun jika itu
 Cara sujudnya dengan lebih menundukkan kepala dari ketika
memungkinkan.
rukuk. Kedua tangan diluruskan ke arah lutut.
 Menghadap ke kiblat, namun jika tidak memungkinkan maka tidak  Cara tasyahud dengan meluruskan tangan ke arah lutut namun
mengapa. jari telunjuk tetap berisyarat ke arah kiblat.
 Cara bertakbir dan bersedekap sama sebagaimana ketika shalat
dalam keadaan berdiri. 2. Tata cara shalat orang yang tidak mampu menggerakkan anggota
tubuhnya (lumpuh total)
 Cara rukuknya dengan membungkukkan badan sedikit.
Jika tidak mampu menggerakan anggota tubuhnya namun bisa
 Cara sujudnya sama sebagaimana sujud biasa, jika tidak menggerakkan mata, maka shalatnya dengan gerakan mata. Ia kedipkan
memungkinkan maka, dengan membungkukkan badannya lebih matanya sedikit ketika takbir dan rukuk, dan ia kedipkan banyak untuk
banyak dari ketika rukuk. sujud. Disertai dengan gerakan lisan ketika membaca bacaan-bacaan
 Cara tasyahud dengan meletakkan tangan di lutut dan melakukan shalat. Jika lisan tidak mampu digerakkan, maka bacaan-bacaan shalat
tasyahud seperti biasa. pun dibaca dalam hati.
1. Tata cara shalat orang yang tidak mampu duduk
a. berbaring menyamping
 Berbaring menyamping ke kanan dan ke arah kiblat jika
memungkinkan. Jika tidak memungkinkan untuk menghadap
kiblat maka tidak mengapa.
 Cara bertakbir dan bersedekap sama sebagaimana ketika shalat
dalam keadaan berdiri.
 Cara rukuknya dengan menundukkan kepala sedikit, dengan
tangan diluruskan ke arah lutut.
MATERI KLASIKAL 11
Shalat Rawatib Muakkad
Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib Shalat
Shalat Rawatib
Qobliyah Ba’diyah Ghoiru Muakkad
Shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang dikerjakan sebelum
dan sesudah shalat fardhu (shalat lima waktu). Shalat sunnah rawatib yang Shubuh 2 raka’at – –
dikerjakan sebelum shalat fardhu disebut dengan shalat sunnah Qobliyah. 2 atau 4 raka’at
Zhuhur 2 raka’at 2 raka’at ba’diyah
Sedangkan shalat sunnah Rawatib yang dikerjakan setelah shalat fardhu
disebut dengan shalat sunnah Ba'diyah. Ashar – – 4 raka’at qobliyah
Inilah macam-macam shalat sunnah rawatib dan hal ini disebutkan dalam Maghrib – 2 raka’at 2 raka’at qobliyah
sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
‘Isya – 2 raka’at 2 raka’at qobliyah
ْ َ َ َ ً ْ َ ْ ْ َّ َ ْ َ
‫صلى اث َن َت ْى َعش َرة َرك َعة ِفى َي ْو ٍم َول ْيل ٍة ُب ِن َى ل ُه ِب ِه َّن َب ْي ٌت ِفى ال َج َّن ِة‬ ‫من‬
“Barangsiapa yang mengerjakan dua belas raka’at shalat sunnah rawatib
sehari semalam, maka akan dibangunkan baginya suatu rumah di surga.”

Hadits ini dikeluarkan oleh Muslim dari Ummu Habibah. Dikeluarkan pula
oleh At Tirmidzi dengan sanad yang hasan dan ditambahkan dalam riwayat
tersebut shalat sunnah rawatib empat raka’at sebelum Zhuhur, dua raka’at
setelah Zhuhur, dua raka’at setelah Maghrib, dua raka’at setelah Isya’, dan
dua raka’at sebelum Shubuh.

Dua belas raka’at rawatib yang dianjurkan untuk dijaga adalah empat
raka’at sebelum Zhuhur, dua raka’at sesudah Zhuhur, dua raka’at sesudah
Maghrib, dua raka’at sesudah ‘Isya’, dan dua raka’at sebelum Shubuh.
Shalat sunnah qobliyah shubuh atau shalat sunnah fajr memiliki keutamaan
sangat luar biasa. Di antaranya disebutkan dalam hadits ‘Aisyah,
ْ ُّ َ ٌ ْ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ
‫الدن َيا َو َما ِف َيها‬ ‫ الفج ِر خير ِمن‬S‫ركعتا‬
“Dua raka’at sunnah fajar (qobliyah shubuh) lebih baik daripada dunia
dan seisinya.”[HR. Muslim]
Shalat rawatib ada yang muakkad (ditekankan untuk dikerjakan) dan
ghoiru muakkad (tidak begitu ditekankan untuk dikerjakan). Mengenai
jumlah raka’at shalat sunnah rawatib tersebut, terlampirkan pada tabel
berikut. MATERI KLASIKAL 12
SHALAT TAHAJJUD & KEUTAMAANNYA
‫ض ُل‬ َ ‫ َأ ْف‬:‫هللا َع َل ْيه َو َس َّل َم‬
ُ ‫ص َّلى‬
َ ‫ال َر ُس ْو ُل هللا‬َ َ َ َ ُ ْ َ ُ َ َ َ َ ْ َ ُ ْ ‫َ ْ َأ‬
‫ق‬ :‫عن ِبي هريرة ر ِضي هللا عنه قال‬
ِ ِ
َّ ُ َ َ َ ْ َ َ ْ َ َ َّ ُ َ ْ َ ُ َّ َ ُ ‫َ مْل‬
ْ ‫َأ‬ َ َ َ َ ََْ َّ
Sholat tahajjud merupakan sholat sunnah dimana Cara Melaksanakan ‫صالة الل ْي ِل‬ ‫هللا ا حرم و فضل الصال ِة بعد الف ِريض ِة‬ ِ ‫الصي ِام بعد َرمضان ش ْه ُر‬
ِ
Shalat Tahajud pada waktu malam hari, yaitu setelah Shalat Wajib  isya’
hingga terbitnya fajar. Ini merupakan suatu bentuk dari qiyamul lail, yang Artinya : “Dari Abu Hurairah, dia berkata, “Rasulullah shallallahu
diartikan sebagai semua kegiatan ibadah yang dilakukan pada malam hari ‘alaihi wa sallam bersabda,
seperti membaca al-qur’an, berdzikir, mengerjakan shalat, maupun belajar “Puasa yang paling utama setelah puasa ramadhan adalah
untuk mengkaji ilmu agama puasa muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat
Keutamaan dan Fadhilah Shalat Tahajjud fardhu adalah shalat lail (malam).” (HR. Muslim)
1. Tahajjud dapat mengangkat derajat manusia 4. Sholat tahajjud adalah sholat yang menjanjikan anugrah kenikmatan
hidup dari Allah SWT
‫ومن الليل فتهجد به نافلة لك عسى أن يبعثك ربك مقاما محمودا‬ َ ‫ون َر َّب ُه ْم َخ ْو ًفا َو َط َم ًعا َوم َّما َر َز ْق َن ُاه ْم ُي ْنف ُق‬َ ‫ضاجع َي ْد ُع‬ َ َ ‫وب ُه ْم َعن امْل‬
ُ ‫ ُج ُن‬S‫َت َت َج َافى‬
,‫ون‬ ِ ِ ِ ِ ِ
Artinya : “Dan pada sebagian malam, lakukanlah salat tahajud (sebagai َ‫س َما ُأ ْخف َي َل ُه ْم م ْن ُق َّرة َأ ْع ُين َج َز ًاء ب َما َك ُانوا َي ْع َم ُلون‬ ٌ ‫َفال َت ْع َل ُم َن ْف‬
suatu ibadah) tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu ِ ٍ ِ ِ ِ
mengangkatmu ke tempat yang terpuji.”(QS. Al- Isra ayat 79) Artinya : “lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu
2. Sholat Tahajjud merupakan waktu mustajab untuk berdo’a kepada Allah berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap,
SWT  serta mereka menafkahkan apa apa rezki yang Kami berikan.
tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti,
Shalat sunnah tahajjud menjadi shalat dimana Doa Mustajab agar
yang indah dipandang sebagai Balasan bagi mereka, atas apa
Keinginan Tercapai dengan berdoa secara khusyu karena Allah SWT
yang mereka kerjakan.” (QS. As- Sajdah ayat 16-17)
telah menjanjikan terkabulkannya do’a-do’a umat-Nya di waktu tersebut.
َّ ُ ُ ُ َ َ َ َ ْ ُّ
ِ ‫الس َم ِاء الدنيا ِحين ي ْبقى ثلث الل ْي ِل‬
‫اآلخ ُر‬ َّ ‫َي ْنز ُل َر ُّب َنا َت َب َار َك َو َت َع َالى ُك َّل َل ْي َل ٍة َلى‬ 5. Sholat Tahajjud merupakan ibadah yang penuh dengan pahala kemuliaan
‫ِإ‬ ِ baik di dunia maupun diakhirat.
ُ‫ َم ْن َي ْس َت ْغف ُرني َفَأ ْغف َر َله‬،‫يب َل ُه َم ْن َي ْسَأ ُلني َفُأ ْعط َي ُه‬ َ ‫َأ‬ َ
َ ‫ ف ْستج‬،‫ َمن يدعو ِني‬:‫ول‬ ُ ْ َ ْ ُ ‫َي ُق‬ ‫َّ ْ َ َ َ ً اَل ُ َ ُ َ َ ُ ٌ ُ ْ ٌ َ ْ َأ ُ َّ َ َ ْ ً ْ َأ ْ ُّ ْ آْل‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫الدن َيا َوا ِخ َر ِة‬ ‫ِإ َّن ِفي اللي ِل لساعة يوا ِفقها رجل مس ِلم يس ل الله خيرا ِمن م ِر‬
َ َ ُ َ َ ‫اَّل َأ‬
Artinya : “Allah Subhanahu wa Ta’ala turun ke langit dunia setiap ‫ِإ ْعط ُاه ِإ َّي ُاه َوذ ِل َك ك َّل ل ْيل ٍة‬
malam, ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Kemudian
Allah berfirman: Siapa yang berdoa kepada-Ku akan Aku Artinya : “Sesungguhnya di waktu malam terdapat suatu saat, tidaklah
ijabahi doanya, siapa yang meminta-Ku akan Aku beri dia, seorang muslim mendapati saat itu, lalu dia memohon
dan siapa yang minta ampunan kepada-Ku akan Aku ampuni kebaikan kepada Allah Ta’ala dari urusan dunia maupun
dia.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, dan yang lainnya) akhirat, melainkan Allah akan memberikannya kepadanya.
Demikian itu terjadi pada setiap malam.” (HR. Muslim)
6. Sholat tahajjud merupakan bentuk ibadah yang Allah SWT menjanjikan
3. Sholat tahajjud merupakan salah satu ibadah yang paling utama bagi
Syurga sebagai balasannya
umat muslim
َ َ ُ َ َ
‫ين َما آت ُاه ْم َر ُّب ُه ْم ِإ َّن ُه ْم كانوا ق ْب َل ذ ِل َك‬ َ ‫ آخذ‬, ‫َّن امْل ُ َّتق َين في َج َّنات َو ُع ُيون‬ ٌ ْ ُ َ َُ ٌ ُ َُ َ َّ ‫الل ْيل َف َّن ُه َدْأ ُب‬
‫الص ِال ِـح ْي َن ق ْبلك ْم َو ُه َو ق ْر َبة لك ْم ِإ لى َر ِّبك ْم َو َمك َف َرة‬
َّ َ ْ ُ ْ َ َ
ِ ِ ٍ ٍ ِ ِ ‫ِإ‬ ‫عليكم ِب ِقي ِام ِ ِإ‬
َ‫ون * َوباَأْل ْس َحار ُه ْم َي ْس َت ْغف ُرون‬ َّ َ ّ ً َ ُ َ َ
َ ‫الل ْيل َما َي ْه َج ُع‬ ْ ُ ْ ٌ
‫ات َو َم ْن َهاة َع ِن اِإْل ث ِم‬
‫َّ َئ‬
ِ ِ ِ ِ ‫ كانوا ق ِليال ِمن‬, ‫مح ِس ِنين‬ ِ ‫لس ِّي‬ ‫ِل‬
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam Artinya : “Hendaklah kalian melakukan sholat malam karena ia adalah
taman-taman surga dan di mata air-mata air, sambil kebiasaan orang-orang sholih sebelum kalian, ia sebagai
mengambil apa yang diberikan oleh Rabb mereka. amal taqorrub bagi kalian kepada Allah, menjauhkan dosa,
Sesungguhnya mereka sebelum itu (di dunia) adalah orang- dan penghapus kesalahan.”. (HR. at-Tirmidzi, al-Hakim, dan
orang yang berbuat kebaikan, (yakni) mereka sedikit sekali al-Baihaqi).
tidur di waktu malam, dan di akhir-akhir malam mereka
memohon ampun (kepada Allah).” (QS. Adz-Dzariyat: 15-18)
7. Dapat menghindarkan dari godaan syaitan dan jaminan pintu surga
ُ
‫ض ِر ُب ك َّل‬ ْ ‫ان َع َلى َقاف َية َرْأ س َأ َحد ُك ْم َذا ُه َو َن َام ثَاَل َث ُع َقد َي‬
ُ ‫الش ْي َط‬
َّ ‫َي ْعق ُد‬
ٍ ‫ِإ‬ ِ ِ ِ ِ ِ
َّ َ َ َ َ َ َ ْ َ ْ ْ َ ْ ُ ْ َ ٌ َ ٌ ْ َ َ ْ َ َ َ ْ ُ
ْ‫الل َه ْان َح َّل ْت ُع ْق َد ٌة َف ن‬
‫ِإ‬ ‫ فِإ ن استيقظ فذكر‬.‫ عليك ليل ط ِويل فارقد‬:‫عقد ٍة‬
‫َ َ َّ َأ ْ َ َّ ْ ُ ْ َ ٌ َ ْ َ َّ ْ َ َّ ْ ُ ْ َ ٌ َ َأ ْ َ َ َ ً َ ّ َ َّ ْ َ اَّل‬
‫س وِإ‬ ِ ‫ح ن ِشيطا ط ِيب النف‬S ‫َأتوض انحلت عقدة فِإ ن صلى انحلت عقدة ف صب‬
‫ْ َ َ َ َ َّ ْ َ اَل‬
‫س ك ْس َن‬ ِ ‫صبح خ ِبيث النف‬
Artinya : “Setan mengikat tengkuk kepala seseorang dari kalian saat dia
tidur dengan tiga tali ikatan, dimana pada tiap ikatan tersebut
dia meletakkan godaan, “Kamu mempunyai malam yang
sangat panjang, maka tidurlah dengan nyenyak.” Jika dia
bangun dan mengingat Allah, maka lepaslah satu tali ikatan.
Lalu jika dia berwudhu, maka lepaslah tali ikatan yang
lainnya. Dan jika dia mendirikan sholat (malam), maka
lepaslah seluruh tali ikatannya sehingga pada pagi harinya
dia akan merasakan semangat & baik jiwanya. Namun bila
dia tak melakukan hal itu, maka pagi harinya jiwanya menjadi
jelek & menjadi malas beraktifitas”. (HR. Imam Al-Bukhari
& Muslim).

8. Sholat Tahajjud menghapus dan menghindarkan dari dosa-dosa MATERI KLASIKAL 13


SHALAT WITIR & KEUTAMAANNYA
ْ ‫َأ‬ ‫ْ ْ َ َأ‬ ْ َّ
‫ِإ َّن الل َه ِوت ٌر ُي ِح ُّب ال ِوت َر ف ْو ِت ُروا َيا ْه َل ال ُق ْر ِآن‬
A. Keutamaan Sholat Witir
Sesungguhnya Allah itu witir, mencintai witir, maka lakukanlah sholat witir
Sholat witir memiliki banyak keutamaan atau fadhilah. Kita bisa wahai ahli Al Qur’an (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah; shahih)
ْ ْ ْ َّ َ ‫َأ‬ ْ ‫َأ‬
‫َيا ْه َل ال ُق ْر ِآن ْو ِت ُروا فِإ َّن الل َه َع َّز َو َج َّل ِوت ٌر ُي ِح ُّب ال ِوت َر‬
mengetahuinya melalui sejumlah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam. Sholat ini merupakan salah satu sholat sunnah muakkad, yakni
sangat dianjurkan. Disebut shalat witir karena jumlah rakaatnya ganjil.
Wahai ahli Al Quran, lakukanlah sholat witir. Karena sesungghnya Allah
1. Amal yaumiyah Rasulullah Azza wa Jalla itu witir, mencintai yang witir. (HR. An Nasa’i dan Ibnu
Sholat witir merupakan salah satu amal yaumiyah yang dilakukan Majah; shahih)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau biasa mengerjakan sholat
sunnah ini sebagaimana hadits dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu: 4. Sangat ditekankan Rasulullah
َ َّ َّ َ َّ ُ ُ َ َ َّ َ ٌ َّ ُ ُ َّ َ َ َ ُ ْ َ ‫ْ ْ ُ َ ْ َ َ ْ َ َ ْ َئ مْل‬
‫صلى الل ُه َعل ْي ِه‬ ‫ال ِوتر ليس ِبحت ٍم كهي ِة ا كتوب ِة ول ِكنه سنة سنها رسول الل ِه‬ Sholat witir sangat ditekankan oleh Rasulullah untuk dilakukan para sahabat
َّ
‫َو َسل َم‬
beliau. Sehingga ketika menganjutkan sholat ini, beliau mengulangi
penyebutannya.
Witir bukan keharusan seperti sholat wajib kalian, akan tetapi ia adalah ‫الص ْب ِح‬ َ ‫ص َالة ْالع َشاء َلى‬
ُّ ‫ص َالة‬ َ ‫ص ُّل‬
َ ‫وها ف َيما َب ْي َن‬ َ ‫ص َال ًة‬ َّ َّ
َ ‫الل َه َع َّز َو َج َّل َز َاد ُك ْم‬ ‫ِإ ن‬
ِ ‫ِ ِ ِ ِإ‬ ِ
sunnah yang biasa dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam (HR. ُْ َ ْ ُ ْ َ ْ
An Nasa’i dan Tirmidzi; shahih lighairihi) ‫الوتر الوتر‬
Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla menambahkan satu sholat kepada
2. Allah mencintai witir kalian, maka lakukanlah sholat tersebut di antara sholat Isya dan sholat
Allah Azza wa Jalla mencintai yang witir. Karenanya, sholat dengan rakaat Subuh, yaitu sholat witir, sholat witir. (HR. Ahmad; shahih)
witir ini pun dicintaiNya. Orang yang mengamalkan sholat sunnah ini juga
akan dicintaiNya. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: 5. Diwasiatkan dikerjakan setiap hari
ْ ْ ْ َّ
‫َوِإ َّن الل َه ِوت ٌر ُي ِح ُّب ال ِوت َر‬ Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu beliau berkata:
ْ َ ُ ‫َ َ َ َأ‬ َ َ َ َ ‫َأ ْو‬
Sesungghnya Allah itu witir, mencintai yang witir/ganjil (HR. Muslim) ‫ ِبثال ٍث ِب ِص َي ِام ثالث ِة َّي ٍام ِم ْن ك ِ ّل ش ْه ٍر َو َرك َع َت ِى‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫صا ِنى خ ِل ِيلى‬
ُ ‫َ َأ َأ‬ ‫َأ ُأ‬
‫الض َحى َو ْن و ِت َر ق ْب َل ْن ْرق َد‬
ُّ
3. Amalan ahli Al Quran
Kekasihku (Muhammad) shallallahu ‘alaihi wasallam mewasiatkan
Para ahli Qur’an di kalangan sahabat adalah mereka yang hafal Al Quran kepadaku tiga perkara: puasa tiga hari setiap bulan, shalat dhuha dua
dan sangat komitmen untuk mengamalkan serta mendakwahkannya. rakaat dan shalat witir sebelum tidur. (HR. Bukhari dan Muslim)
Mereka merupakan sahabat-sahabat yang utama.
B. Tata Cara Shalat Witir
Salah satu amalan yang diperintahkan Rasulullah kepada mereka adalah
sholat witir, agar semakin dicintai Allah Subhanahu wa Ta’ala. 1. Waktu shalat witir
Waktu shalat witir terbentang sejak setelah sholat Isya’ hingga 1. Dhuha
terbitnya fajar. Dhuha adalah nama untuk waktu. Secara bahasa “Dhuha” diambil
َ ‫َّ َأ‬ ‫َأ‬ َّ ُ ُ َ َ َ
‫ ُيو ِت ُر َّو َل الل ْي ِل َو ْو َسط ُه َو ِآخ َر ُه‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ول الل ِه‬
dari kata ad-Dhahwu [arab: ‫حْ ُو‬BB‫]الض‬
َّ artinya siang hari yang mulai
‫كان رس‬ memanas.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengerjakan sholat witir pada ْ ‫َوَأ َّن َك اَل َت ْظ َمُأ ف َيها َواَل َت‬
‫ض َحى‬ ِ
awal malam. Kadang-kadang di pertengahan malam. Kadang-kadang
“Di surga kamu tidak akan mengalami kehausan dan kepanasan karena
pula di akhir malam. (HR. Ahmad; shahih)
sinar matahari” (QS. Thaha: 119).
Rasulullah paling sering mengerjakan shalat witir pada akhir malam, Menurut ulama ahli fiqh, Dhuha artinya yaitu waktu ketika matahari
karena waktu ini yang paling paling utama. Namun jika khawatir tidak mulai meninggi sampai datangnya zawal (tergelincirnya matahari).
akan sanggup bangun pada akhir malam, hendaknya ia berwitir pada
“Shalat dhuha” dikaitkan kepada waktu. Seperti shalat dzuhur,
permulaan malam.
atau shalat maghrib, dst. Nama-nama ini dikaitkan dengan waktu.
2. Bilangan atau jumlah rakaat Sehingga shalat dhuha berarti shalat yang dilaksanakan di waktu dhuha.
Sesuai namanya, sholat witir adalah sholat sunnah yang jumlah Waktu mulainya shalat dhuha adalah tepat setelah terbitnya matahari.
rakaatnya ganjil. Minimal satu rakaat, bisa pula tiga rakaat, lima rakaat Namun dianjurkan untuk menundanya sampai matahari setinggi tombak.
atau tujuh rakaat. Shalat Dhuha dilakukan dua rakaat-dua rakaat dan memberikan
3. Tata cara salam disetiap akhir dua rakaat tersebut. Jadi, ketika kita melaksanakan
shalat Dhuha lebih dari dua rakaat, kita tidak melaksanakannya sekaligus
Dalam mengerjakan shalat witir, boleh dikerjakan dua rakaat-dua empat, enam, atau delapan rakaat dengan satu kali salam, melainkan
rakaat kemudian diakhiri dengan satu rakaat, dengan masing-masing satu tetap dilakukan dengan dua rakaat-dua rekaat dengan salam pada
tasyahud dan satu kali salam. Boleh pula keseluruhan rakaat sekaligus masing-masing dua rakaat itu.
dengan satu kali salam.
4. Surat yang dibaca Diantara keutamaan shalat dhuha tersebut adalah :
a. Pahalanya seperti bersedekah
Setelah membaca surat Al Fatihah, boleh membaca ayat mana pun
dari Al Qur’an, namun jika sholat witirnya tiga rakaat, disunnahkan Sebagaimana hadist Rasulullah saw, yang berbunyi :
membaca surat Al A’la pada rakaat pertama dan surat Al Kafirun pada “Disetiap sendi seorang dari kamu terdapat sedekah, setiap tasbih
rakaat kedua. Sedangkan pada rakaat ketiga membaca surat Al Ikhlas, (ucapan subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan
surat Al Falaq dan surat An Nas. Hal ini sebagaimana hadits yang Alhamdulillah ) adalah sedekah,s etiap tahlil (ucapan
diriwayatkan Abu Dawud dan An Nasa’i dari Ubai bin Ka’ab lailahaillallah) adalah sedekah, setiap takbir (ucapan Allahu akbar)
radhiyallahu ‘anhu. adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah,
mencegah dari kemungkaran adalah sedekah. Dan dua rakaat
Dhuha sebanding dengan pahala semua itu”
MATERI KLASIKAL 14 b. Dicukupi kebutuhannya
SHALAT DHUHA & SYURUQ c. Meraih Ghanimah atau keuntungan yang lebih cepat
sebagaimana sabda rasullulah SAW yang bunyinya :
“Barangsiapa yang berwudhu’, kemudian masuk ke dalam masjid Ummu Hani’ berkata, “Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam pernah
untuk melakukan shalat Dhuha, dialah yang paling dekat tujuannya masuk ke rumahku untuk menemuiku pada hari pembebasan kota Mekkah,
(tempat perangnya), lebih banyak ghanimahnya dan lebih cepat lalu beliau minta dibawakan air, lalu beliau menuangkan ke dalam
kembalinya” mangkuk besar, lalu minta dibawakan selembar kain, kemudian beliau
d. Diganjar dengan rumah di surga memasangnya sebagai tabir antara diriku dan beliau. Selanjutnya, beliau
e. Mendapat pahala haji dan umrah mandi dan setelah itu beliau menyiramkan ke sudut rumah. Baru kemudian
f. Menggugurkan dosa beliau mengerjakan shalat delapan rakaat, yang saat itu adalah waktu
“Barangsiapa yang menjaga shalat Dhuha, maka dosa-dosanya Dhuha. Berdiri, ruku’, sujud, dan duduknya adalah sama, yang saling
diampuni walaupun dosanya itu sebanyak buih dilautan” (HR. berdekatan sebagian dengan sebagian yang lainnya. Kemudian (‘Abdullah)
Tirmidzi) ibnu ‘Abbas keluar seraya berkata, “Aku pernah membaca di antara dua
g. Dibuatkan pintu khusus di surga yang dinamakan pintu Dhuha papan, aku tidak pernah mengenal shalat Dhuha kecuali sekarang. Dan aku
pernah bertanya, “Mana shalat Isyrâq? Dan setelah itu dia berkata,
2. Shalat Syuruq/Israq “Inilah shalat Isyrâq.” (Diriwayatkan oleh ath-Thabari di dalam Kitab
Syuruq artinya terbit. Syaraqat as-Syamsu [ ُ‫ت ال َّش ْمس‬
ِ َ‫ ] َش َرق‬artinya matahari Tafsirnya [Jâmi’ul Bayân, juz I, hal. 269] dan al- Hakim di dalam Kitab Al-
terbit. Shalat syuruq berarti shalat yang dikerjakan di waktu matahari Mustadrak, juz IV, hal. 59, hadits no. 6873).
terbit, yaitu ketika matahari sudah meninggi, kurang lebih satu tombak
dalam pandangan mata manusia. Karena ketika matahari tepat di garis Keutamaan Shalat Isyrâq
terbit, kita dilarnag melakukan shalat. Keutamaannya telah disebutkan dalam sabda Nabi Shallallâhu ‘Alaihi wa
Sallam,
ْ َّ َ َّ ُ ُ ْ َّ َ ُ ْ َ َّ َ َ َّ ُ ُ ْ َ َ َ َ َّ ُ َ َ َ َ َ َ ْ َّ َ ْ َ
Syaikh Muhammad Shalih al-Munajid menjelaskan bahwa Shalat Isyrâq ‫صلى َرك َع َت ْي ِن‬ ‫ ثم‬، ‫من صلى الغداة ِفي جماع ٍة ثم قعد يذكر الله حتى تطلع الشمس‬
adalah shalat dua rakaat setelah matahari terbit dan meninggi, bagi yang َ َ َ ‫َ َ َ َ َأ‬
Shalat Fajar (Shubuh) secara berjamaah di masjid, kemudian duduk di ‫ من‬586 ‫ رقم‬،‫ ت َّام ٍة (رواه الترمذي‬، ‫ ت َّام ٍة‬، ‫ ت َّام ٍة‬،‫ َو ُع ْم َر ٍة‬، ‫ كان ْت ل ُه ك ْج ِر َح َّج ٍة‬،
َ ‫َأ‬
‫س ْب ِن َم ِال ٍك رضي هللا عنه‬
tempat shalatnya untuk berdzikir kepada Allah hingga shalat dua rakaat.
Menurut Syaikh al-Utsaimin, Shalat Sunnah Isyrâq adalah shalat sunnah ِ ‫حديث ن‬
Dhuha, akan tetapi jika ditunaikan segera sejak matahari terbit dan “Siapa pun yang mengerjakan shalat Shubuh secara berjamaah, kemudian
meninggi seukuran tombak, maka dia disebut Shalat Isyrâq, jika dilakukan dia duduk berdzikir kepada Allah hingga matahari terbit, kemudian dia
pada akhir waktu atau di pertengahan waktu, maka dia dinamakan Shalat (melaksanakan) shalat dua rakaat, maka baginya (berhak untuk
Dhuha. Akan tetapi secara keseluruhan dia adalah Shalat Dhuha. Karena mendapatkan) pahala haji dan umrah, (dalam jumlah yang) sempurna,
para ulama berkata bahwa waktu shalat Dhuha adalah sejak meningginya sempurna, (dan) sempurna.” (Hadits Riwayat at-Tirmidzi, juz II, hal. 481,
matahari seukuran tombak hingga sebelum matahari tergelincir. hadits no. 586, dari hadits Anas bin Malik radhiyallâhu ‘anhu)

Dikisahkan dari Abdullah bin al-Harits bin Naufal, “bahwa pada suatu saat Berikut cara memperoleh keutamaan ini hanya dapat diraih jika terpenuhi
(‘Abdullah) ibnu ‘Abbas (saudara sepupu Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi wa beberapa persyaratan sebagai berikut:
Sallam) tidak melaksanakan shalat Dhuha. Dia bercerita, lalu aku
membawanya menemui Ummu Hani’ binti Abi Thalib, dan kukatakan, 1. Shalat subuh secara berjamaah. Sehingga tidak tercakup di dalamnya
“Beritahukan kepadanya apa yang telah engkau beritahukan kepadaku. Lalu orang yang shalat sendirian. Zhahir kalimat jamaah di hadits ini, mencakup
jamaah di masjid, jamaah di perjalanan, atau di rumah bagi yang tidak wajib merasa bingung diantara berbagai macam pilihan kehidupan. Ragu-ragu
jamaah di masjid karena udzur. dalam memilih sesuatu adalah suatu hal yang wajar, tetapi yang mengetahui
mana yang baik dan buruk hanya Allah SWT yang Maha Mengetahui.
2. Duduk berdzikir. Jika duduk tertidur, atau ngantuk maka tidak Untuk masalah yang dimaksudkan tidak dibatasi, karena pilihan
mendapatkan fadhilah ini. Termasuk berdzikir adalah membaca Alquran, kehidupan sangatlah banyak, ada juga masalah pekerjaan, nikah dan
beristighfar, membaca buku-buku agama, memebrikan nasihat, diskusi masalah-masalah lainnya. Salah satu tujuan dari sholat istikharah adalah
masalah agama, atau amar ma’ruf nahi mungkar. meluruskan atau meyakinkan bahwa pilihan yang akan kita pilih adalah
pilihan dari Allah juga yang diberikan melalui hidayahnya.
3. Duduk di tempat shalatnya sampai terbit matahari. Tidak boleh
pindah dari tempat shalatnya, jika dia pindah untuk mengambil mush-haf al- Nabi SAW pernah bersabda:
Quran atau untuk kepentingan lainnya maka tidak mendapatkan keutamaan
ini. “Jika salah seorang diantara kalian berniat dalam suatu urusan maka
lakukanlah sholat sunnah 2 rakaat yang bukan sholat wajib, kemudian
4. Shalat dua rakaat. Shalat ini dikenal dengan shalat isyrâq. Shalat ini berdoalah meminta kepada Allah.” (H.R Bukhori)
dikerjakan setelah terbitnya matahari setinggi tombak.
Menurut para ulama bahwa sholat istikharah adalah untuk memohon
Shalat ini (menurut para ulama) hukumnya sunnah, bukan wajib, dia
kepada Allah SWT agar meridhoi segala urusan yang dipilihnya dan
termasuk shalat Dhuha, karena waktu shalat Dhuha dimulai sejak matahari
memohon agar dipermudah jalan dalam mengurusi perkara-perkara dalam
terbit hingga menjelang matahari tergelincir (masuk waktu Zuhur).
urusan tersebut.
Tatacara Melaksanakan Shalat Isyrâq
1. Waktu Mendirikan Sholat Istikharah
Cara melaksanakan Shalat Isyrâq/Syurûq/Thulû’ sama dengan shalat-shalat
sunnah lain yang dikerjakan sebanyak 2 rakaat, dari mulai takbiratul ihram
sampai salam, gerakan dan bacaannya sama. Perbedaannya hanya pada niat Pada dasarnya sholat istikharah dapat dilaksanakan kapan saja, yang
shalat. Yaitu kita menetapkan niat di dalam hati saja (tanpa diucapkan penting jangan pada waktu-waktu yang dilarang untuk mendirikan
dengan lisan) bahwa kita akan melaksanakan shalat sunnah Isyrâq dan sholat. Namun lebih dianjurkan pada waktu sepertiga malan seperti
mengharapkan pahala dari Allah seperti disebutkan dalam hadits di atas. sholat tahajud, karena dengan keheningan malam berpotensi
mendatangkan kekhusyukan dan ketenangan. Waktu malam juga
dipercaya mustajab, karena pada saat malam hari atau sepertiga malam
Allah SWT turun ke bumi untuk melihat hamba-hambanya yang bangun
unntuk beribadah kepadanya.

MATERI KLASIKAL 15
SHOLAT ISTIKHARAH & KEUTAMAAN 2. Tata Cara Sholat Istikharah
Sholat istikharah merupakan sholat 2 rakaat yang dikerjakan oleh
seorang muslim untuk meminta petunjuk kepada Allah SWT ketika sedang
Sholat Istikharah dapat dikerjakan minimal 2 rakaat sampai 12 1. Menyerahkan Hasil Pada Allah
rakaat (asumsinya 6 kali sholat). Tata caranya sama persis dengan
mendirikan sholat wajib, yang beda hanya pada niatnya saja. Sekali kali tdk akan menimpa kami melainkan apa yg telah
ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanya
Setelah membaca surat Al-Fatihah pada rakaat pertama, diutamakan kepada Allah-lah orang-orang yg beriman harus bertawakal” (QS
setelahnya untuk membaca surat Al Kafirun. Pada rakaat kedua At Taubah: 51)
diutamakan untuk membaca surat Al-Ikhlas. Jika ingin membaca surat
yang lainnya diperbolehkan, semisalnya ingin membaca surat yang lebih 2. Menenangkan Diri
panjang juga tidak ada masalah. Setelah selesai sholat istikharah
kemudian membaca doa. Shalat istikharah juga bisa menenangkan diri kita. Saat terjadi
masalah dan harus melakukan pilihan, biasanya kita terlalu tergesa-
Doa Shalat Istikharah gesa. Tergesa-gesa tentu saja tidak baik dan dapat membuat kita
salah dalam memilih. Justru yang dibutuhkan saat memilih adalah
ْ ‫ َوَأ ْسَأ ُل َك م ْن َف‬، ‫الل ُه َّم ّنى َأ ْس َتخ ُير َك بع ْلم َك َوَأ ْس َت ْقد ُر َك ب ُق ْد َرت َك‬
‫ض ِل َك‬
َّ bagaimana kita mendapatkan hasil yang terbaik dan berpikir di saat
ِ ِ ِ ِ ِ ِِ ِ ِ ‫ِإ‬
ُ ْ َّ ْ ‫َ َأ َ َأ‬ َ َ ْ ‫َ َأ‬ َ َ ْ
‫ فِإ َّن َك ت ْق ِد ُر َوال ق ِد ُر َوت ْعل ُم َوال ْعل ُم َو ن َت َعال ُم الغ ُيوب‬، ‫ال َع ِظ ِيم‬
pikiran jernih.

ْ َ ‫َأ‬ َ ‫ُ َ َ َأ َ َأل‬ َّ
‫ة ْم ِرى فاق ُد ْر ُه‬Sِ ‫الل ُه َّم ِإ ْن ك ْن َت ت ْعل ُم َّن َهذا ا ْم َر خ ْي ٌر ِلى ِفى ِد ِينى َو َم َع ِاشى َو َعا ِق َب‬
3. Memberikan Kemantapan Hati
4. Menjauhi Bisikan Syetan
ُ
‫ِلى َو َي ِ ّس ْر ُه ِلى ث َّم َب ِار ْك ِلى ِف ِيه‬ 5. Memilih dengan Pertimbangan Agama
ْ ْ َ ‫َأ‬ َ ‫ُ َ َ َأ َ َأل‬ 6. Ikhlas dan Lurus Hanya pada Allah
‫اص ِرف ُه‬ ‫َوِإ ْن ك ْن َت ت ْعل ُم َّن َهذا ا ْم َر ش ٌّر ِلى ِفى ِد ِينى َو َم َع ِاشى َو َعا ِق َب ِة ْم ِرى ف‬
‫َ ّ َ ْ ْ َ ْ ُ َ ْ ُ ْ ْ َ ْ َ َ ْ ُ َ َ ُ َأ‬
‫ان ث َّم ْر ِض ِنى‬
Dengan melakukan shalat istikhawah maka kita juga telah
‫ واقدر ِلى الخير حيث ك‬، ‫ع ِنى واص ِرف ِنى عنه‬ berusaha untuk ikhlas dan meluruskan segala niat atau pilihan hati
“Ya Allah aku memohon petunjuk kebaikan-Mu dengan ilmu-Mu. Aku kita kepada Allah. Shalat istikharah membantu kita agar kita
memohon kekuatan dengan kekuatan-Mu. Ya Allah, seandainya engakau memiliki keikhlasan hati serta kelurusan proses agar hidup kita
tahu bahwa perkara ini baik bagiku dan agamaku, kehidupan dan jalan benar-benar dalam jalan yang dirihdoi Allah.
hidupku, jadikanlah untukku dan mudahkanlah bagiku dan berkahilah
aku di dalam perkara ini. Namu jika engkau mengetahui bahwa perkara
ini buruk bagiku, agamaku dan jalan hidupku, jauhkanlah aku darinya
dan jauhkan perkara itu dariku. Tetapkanlah bagiku kebaikan dimana
pun kebaikan itu berada dan ridhoilah aku dengan kebaikan itu.” (H.R
Bukhori)

MATERI KLASIKAL 16
Keutamaan Melaksanakan Shalat Istikharah SHALAT TAHIYAT MASJID
Rasulluloh SAW bersabda : Jum’at, sedangkan imam sedang berkhutbah, maka hendaklah dia
shalat dua raka’at, dan hendaknya dia mengerjakannya dengan
‫ال رسول هللا – صلى هللا عليه وسلم‬ َ ‫ َق‬: ‫ال‬ ُ ‫َع ْن َأ بي َق َت َاد َة – َرض َي‬
َ ‫ َق‬، – ‫هللا َع ْن ُه‬ ringan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
ِ ِ
ْ ََ ٌ ْ َ َ ْ َ ِّ َ ُ َّ َ ْ ْ َ َ َ َ ْ َ ُ ُ ُ َ َ َ َ َ
.‫ فال يج ِلس حتى يصلي ركعتي ِن )) متفق علي ِه‬، ‫ (( ِإ ذا دخل أحدكم املس ِجد‬: – 3. Keutamaan dari Melaksanakan Sholat Sunnah Tahiyatul Masjid
Mengerjakan sholat Tahiyatul Masjid adalah suatu bentuk
Dari Abu Qatadah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah pemuliaan terhadap masjid sebagai rumah Allah (baitullah). Menurut
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika salah seorang di antara jumhur ulama, kedudukan sholat ini seperti mengucapkan salam saat
kalian masuk masjid, maka janganlah ia langsung duduk sampai memasuki rumah atau seperti mengucapkan salam saat bertemu saudara
mengerjakan shalat dua rakaat.” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. seiman.
444 dan Muslim, no. 714] Hal ini dipertegas oleh Imam  Nawawi rahimahullaah yang berkata
, “Sebagian mereka (ulama) mengungkapkannya dengan Tahiyyah
Sholat Tahiyatul Masjid, pasti kita sudah sering mendengar ataupun Rabbil Masjid (menghormati Rabb -Tuhan yang disembah dalam-
melihat orang yang melakukan ibadah ini. Sholat tahiyatul Masjid termasuk masjid), karena maksud dari shalat tersebut sebagai kegiatan taqarrub
sholat sunnah. (mendekatkan diri) kepada Allah, bukan kepada masjidnya, karena
1. Pengertian Sholat Tahiyatul Masjid orang yang memasuki rumah raja, ia akan menghormat kepada raja
bukan kepada rumahnya.”
shalat Tahiyatul masjid (sering disebut Tahiyat Masjid saja) adalah
shalat yang biasa dikerjakan oleh setiap orang yang baru masuk masjid
untuk mengerjakan suatu kegiatan baik shalat berjamaah siang maupun
malam ataupun melakukan kajian dan kegiatan lainnya pada setiap
masuk masjid. Sholat ini dilakukan dengan tujuan sebagai penghormatan
kepada masjid yang merupakan rumah Allah, yaitu rumah untuk
beribadah kepada Allah SWT. Hukum dari sholat Tahiyatul Masjid ini
adalah sunnah.

2. Dalil Tentang Sholat Sunnah Tahiyatul Masjid


Banyak sekali hadits nabi Muhammad SAW yang memerintahkan
untuk melakukan sholat Tahiyatul Masjid ini, antara lain sebagai berikut:
a. Jabir bin Abdillah –radhiyallahu ‘anhu– berkata, Artinya,“Sulaik Al-
Ghathafani datang pada hari Jum’at, sementara Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam sedang berkhutbah, dia pun duduk.
Maka beliau langsung bertanya padanya, “Wahai Sulaik, bangun dan
shalatlah dua raka’at, kerjakanlah dengan ringan.” Kemudian
beliau bersabda, “Jika salah seorang dari kalian datang pada hari
MATERI KLASIKAL 17 2. Barang siapa yang istiqomah menjalankannya akan dirindukan
KEUTAMAAN SHALAT SUNNAH WUDHU syurga walau dirinya masih hidup di dunia : ‫َأ‬
َ َ َّ ّ َ َ ْ ْ َ
‫َيا ِبال ُل َح ِّدث ِني ِب ْر َجى َع َم ٍل َع ِمل َت ُه ِفي اِإل ْسال ِم فِإ ِني َس ِم ْع ُت َدف ن ْعل ْي َك َب ْي َن َي َد َّي‬
Salah satu jenis sholat yang dianjurkan bahkan disyariatkan َ َ َ
، ‫اع ِة ل ْي ٍل‬ ‫ورا ِفي س‬ ً ‫ال َما َعم ْل ُت َع َم ًال َأ ْر َجى ِع ْن ِدي َأ ِّني َل ْم َأ َت َط َّه ْر ُط ُه‬
َ ‫في ْال َج َّن ِة َق‬
ِ
‫َِأ‬
(masyru’ah) untuk dikerjakan oleh umat Islam adalah sholat sunnah wudhu
atau sering disebut  sholat syukrul wudhu. Dinamai demikian dikarenakan َ ‫الط ُهور َما ُكت َب لي َأ ْن ُأ‬
َ.‫ص ِّلي‬ ُّ َ َ ُ ْ َّ َ َّ
‫و نه ٍار ِإ ال صليت ِبذ ِلك‬ َ َ ْ
shalat tersebut dikerjakan mengiringi wudlu seseorang dan sebagai ِ ِ ِ
ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas pertolongan yang diberikan- “Wahai Bilal, ceritakan kepadaku amal yang paling utama yang
Nya sehingga ia mampu mendapatkan air untuk dipergunakan berwudlu’ sudah kamu amalkan dalam Islam, sebab aku mendengar di
dalam rangka menjalankan ibadah yang paling baik, yakni shalat. hadapanku suara sandalmu dalam surga”. Bilal berkata; “Tidak
Shalat Sunnah Wudlu’ termasuk di antara ibadah yang sangat mudah ada amal yang utama yang aku sudah amalkan kecuali bahwa jika
dan ringan untuk dikerjakan karena hanya terdiri dari dua rakaat,  namun aku bersuci (berwudhu’) pada suatu kesempatan malam ataupun
Sholat Sunnah Wudlu’  memilki keutamaan yang sangat besar. Hal ini siang melainkan aku selalu shalat dengan wudhu’ tersebut, berupa
menunjukkan sifat kasih sayang Allah dan keluasan rahmat-Nya bagi shalat yang telah dtetapkan kepadaku” (HR. Bukhâri dan Muslim)
hamba-hamba-Nya yang berkeinginan memperoleh karunia-Nya yang
berlimpah-limpah. Shalat Sunnah Wudlu’ dikerjakan ketika seseorang habis 3. Dijamin masuk syurga
berwudhu’, kapan saja, baik siang hari maupun malam hari di luar  waktu- َْ َ ْ ّ َ ُ َ ُ ُ َ َّ ُ ُ َ ُ ُ ُ ْ ُ َ ‫َ ْ ُ ْ َ َ َ َّ ُأ‬
waktu terlarang shalat.  ‫ص ِلي َرك َع َت ْي ِن ُم ْق ِب ٌل َعل ْي ِه َما ِبقل ِب ِه‬‫ما ِمن مس ِل ٍم يتوض فيح ِسن وضوءه ثم يقوم في‬
ْ َ ‫اَّل‬
Shalat Sunnah Wudlu’ dapat dikerjakan di mana saja, baik di rumah ‫َو َو ْج ِه ِه ِإ َو َج َب ْت ل ُه ال َج َّنة‬
maupun di masjid. Namun, tempat yang paling utama untuk shalat  adalah
di rumah. Sebagimana hal ini dijelaskan di dalam sabda Rasulullah SAW:
‘Tidaklah seorang muslim berwudhu lalu menyempurnakan wudhunya,
َ َ ُ ْ َ ‫َّ مْل‬ َ ‫َ َّ َأ ْ َ َ َّ َ َ َ ُ مْل‬
‫رواه البخارى‬ –  ‫وبة‬ ‫صالة ا ْر ِء ِفى َب ْي ِت ِه ِإ ال ا كت‬ ‫فِإ ن فضل الصال ِة‬   kemudian mendirikan shalat dua rakaat dengan menghadapkan hati dan
wajahnya, kecuali surga wajib baginya.“ (HR. Muslim )
   Shalat seseorang yang paling utama adalah di rumahnya kecuali shalat
wajib.  (HR Bukhari) Para ulama’ menegaskan bawa salat sunnah Wudlu adalah termasuk ke
Shalat sunnah wudlu’ memiliki beberapa keutamaan, diantaranya: dalam kelompok salat ghoiru maqsudah li dzatiha, artinya shalat yang
1. Diampunkan dosa-dosa yang telah lalu pelaksanaannya bukan dimaksudkan untuk  dzatnya melainkan untuk  
َ َّ َ َ ُ ْ َّ َ َّ ُ َ َ
‫صلى َرك َع َت ْي ِن ال ُي َح ِّدث ِف ِيه َما ن ْف َس ُه غ َف َر الل ُه ل ُه َما‬ ُ ‫ضَأ َن ْح َو ُو‬
‫ضوِئ ي هذا ثم‬ َّ ‫َم ْن َت َو‬ sebabnya. Dalam hal Shalat Sunnah Wudlu’ pelaksanaannya dimaksudkan
untuk wudlu’. Oleh karenanya Shalat Sunnah Wudlu dapat tercukupi
َْ ََ
‫تق َّد َم ِم ْن ذن ِب ِه‬ dengan shalat yang lain, manakala ia dikerjakan sesudah  berwudlu’. 
Misalnya, seorang Muslim berwudhu  setelah adzan Dhuhur, kemudian ia
Barang siapa yang berwudhu sebagaimana wudhu ini, kemudian sholat“ mengerjakan shalat  sunat qabliyyah dzuhur 2 rakaat, maka ia  terhitung
dua roka’at tanpa berbicara terhadap dirinya sendiri, maka diampuni telah pula melaksanakan shalat sunat wudlu’, berdasarkan keumuman
dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhori, Muslim, Abu Dawud dan An- perintah dalam hadits di atas.  
Nasa’i )
Demikian pandangan  para ulama yang tergabung dalam Tim MATERI KLASIKAL 19
fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah dan lainnya , bahkan menurut mereka  bisa SHOLAT ‘IDAIN
pula mencukupi untuk shalat Tahiyyatul Masjid, karena shalat tersebut juga
termasuk kelompok salat ghoiru maqsudah li dzatiha Dasar mereka, hadits Shalat ‘Ied hukumnya fardhu kifayah, menurut sebagian besar para ulama.
Nabi SAW yang menyatakan bahwa: “Sesungguhnya amalan-amalan Seorang muslim per-individu boleh meninggalkan shalat ‘Ied, tapi lebih
bergantung kepada niatnya, dan setiap orang berhak mendapatkan sesuatu baik baginya datang dan berkumpul bersama kaum muslimin untuk
berdasarkan niatnya”. melaksanakan shalat ‘Ied yang hukumnya sunnah mu’akad (sunnah yang
ditekankan).  Sehingga tidak pantas bagi seorang muslim untuk
Pandangan yang sama dikemukakan oleh  Ibnu ‘Utsaimin. Beliau
meninggalkannya tanpa alasan yang syar’i.
menyatakan bahwa, “Jika sesorang  meniatkan shalat sunnah rawatib, hal
itu dapat mewakili shalat sunnah tahiyatul masjid dan sunnah wudhu.
Sebagian ulama berpendapat bahwa shalat ‘Ied itu hukumnya fardhu ‘ain,
Sebaliknya, jika dia meniatkan sunnah wudhu atau shalat tahiyyatul masjid,
sama seperti shalat Jum’at. Maka, bagi setiap muslim laki-laki yang
hal itu hanya bisa mewakili salah satunya atau keduanya;  karena tujuan
mukallaf (sudah dewasa dan tidak gila) dan dia bermukin (tidak bepergian),
dari keduanya tercapai. Namun, tidak dapat mewakili sunnah rawatib,
dia tidak boleh meninggalkan shalat ‘Ied. Pendapat ini lebih jelas bila
karena tujuan yang diinginkan darinya adalah terlaksananya dua rakaat
dihubungkan dengan dalil-dalil yang ada dan lebih dekat kepada kebenaran.
sebelum shalat wajib secara tersendiri”. Atau, dengan kata lain, shalat
Dan disunnahkan pula bagi para wanita untuk menghadiri shalat ‘Ied
sunnah rawatib adalah termasuk kelompok shalat maqsudah li
dengan berhijab (menutup aurat) dan tidak memakai wangi-wangian Dalil
dzatiha ( shalat yang pelaksanaannya dimaksudkan untuk shalat itu sendiri).
dari hal ini adalah hadits dari Ummu ‘Athiyah, beliau berkata,
Pada bagian lain, Ibnu Utsaimin berpandangan  bahwa tuntunan Shalat
َ َ َ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ ُ ْ ‫َأ‬ َّ َ َ ‫َأ‬
Sunnah Wudlu’ juga berlaku bagi seseorang yang habis bertayamum. ِ ‫ق وذو‬S‫د ْي ِن العوا ِت‬SS‫خ ِرج ِفى ال ِعي‬S ‫ – ن ن‬-‫لم‬SS‫ه وس‬SS‫لى هللا علي‬S‫ص‬- ‫َم َرنا – ت ْع ِنى الن ِب َّى‬
‫ات‬
ُ ‫ْ ُ ُ َ َأ َ َ ْ ُ َّ َ َأ ْ َ ْ َ ْ َ ُ َ َّ مْل‬
.‫صلى ا ْس ِل ِم َين‬
Alasan beliau wudlu dan tayamum mempunyai kedudukan dan  fungsi yang
sama. ‫ور و مر الحيض ن يعت ِزلن م‬ ِ ‫الخد‬
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada kami pada saat
shalat ‘ied (Idul Fithri ataupun Idul Adha) agar mengeluarkan para gadis
(yang baru beanjak dewasa) dan wanita yang dipingit, begitu pula wanita
yang sedang haidh. Namun beliau memerintahkan pada wanita yang
sedang haidh untuk menjauhi tempat shalat.”[ HR. Muslim ]

1. Waktu Pelaksanaan Shalat ‘Ied


waktu shalat ‘ied dimulai dari matahari setinggi tombak sampai
waktu zawal (matahari bergeser ke barat).
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mengakhirkan shalat ‘Idul
Fitri dan mempercepat pelaksanaan shalat ‘Idul Adha. Tujuan mengapa
shalat ‘Idul Adha dikerjakan lebih awal adalah agar orang-orang dapat
segera menyembelih qurbannya.
Sedangkan shalat ‘Idul Fitri agak diundur bertujuan agar kaum muslimin Dari An Nu’man bin Basyir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
masih punya kesempatan untuk menunaikan zakat fithri. sallam bersabda,
ْ
‫يد ْي ِن َو ِفى ال ُج ُم َع ِة ِب‬ َ ‫ َي ْق َرُأ فى ْالع‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫الله‬ َّ ُ ُ َ َ َ
2. Tempat Pelaksanaan Shalat ‘Ied ِ ِ ِ ‫ول‬ ‫كان رس‬
َ َ
ْ ‫ال َو ذا‬ َ َ ْ ُ َ َ ‫َأ‬ َ
َ ‫اس َم َر ّبك ا ْعلى) َو (ه ْل تاك َحديث الغ‬َ ‫َأل‬ َ
Tempat pelaksanaan shalat ‘ied lebih utama (lebih afdhol) dilakukan di ‫اجت َم َع‬ َ
‫اشي ِة) ق ِإ‬ ِ ِ ِ
ْ ‫(س ّبح‬
ِ ِ
َ
tanah lapang, kecuali jika ada udzur seperti hujan. Abu Sa’id Al Khudri
ْ َ َ َّ ‫ضا فى‬
.‫الصالتي ِن‬
ً ‫يد َو ْال ُج ُم َع ُة فى َي ْوم َواحد َي ْق َرُأ به َما َأ ْي‬
ُ ‫ْالع‬
mengatakan, ِ ِ ِ ٍ ِ ٍ ِ ِ
َّ َ ُ ‫َ ْ ُ ُ َ ْ َ ْ ْ َ َأل ْ َ َ مْل‬ َّ ُ ُ َ َ َ
‫صلى‬ ‫ول الل ِه – صلى هللا عليه وسلم – يخرج يوم ال ِفط ِر وا ضحى ِإ لى ا‬‫كان رس‬ “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca dalam
shalat ‘ied maupun shalat Jum’at “Sabbihisma robbikal a’la” (surat
“Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam biasa keluar pada hari raya Al A’laa)dan “Hal ataka haditsul ghosiyah” (surat Al Ghosiyah).”
‘Idul Fithri dan ‘Idul Adha menuju tanah lapang.”[HR. Bukhari] An Nu’man bin Basyir mengatakan begitu pula ketika hari ‘ied
3. Tata Cara Shalat ‘Ied bertepatan dengan hari Jum’at, beliau membaca kedua surat
tersebut di masing-masing shalat.[ HR. Muslim]
Jumlah raka’at shalat Idul Fithri dan Idul Adha adalah dua raka’at.
Adapun tata caranya adalah sebagai berikut: d. Setelah membaca surat, kemudian melakukan gerakan shalat seperti
biasa (ruku, i’tidal, sujud, dst).
a. takbiratul ihrom
e. Bertakbir ketika bangkit untuk mengerjakan raka’at kedua, sebanyak
b. takbir (takbir zawa-id/tambahan) sebanyak tujuh kali takbir -selain
lima kali takbir -selain takbir bangkit dari sujud- sebelum memulai
takbiratul ihrom- sebelum memulai membaca Al Fatihah. Boleh
membaca Al Fatihah.
mengangkat tangan ketika takbir-takbir tersebut, di antara takbir-
f. Kemudian bertakbir (takbir zawa-id/tambahan)
takbir (takbir zawa-id) yang ada tadi tidak ada bacaan dzikir
g. Kemudian membaca surat Al Fatihah dan surat lainnya sebagaimana
tertentu.
yang telah disebutkan di atas.
c. Membaca Al Fatihah, dilanjutkan dengan membaca surat lainnya.
h. Mengerjakan gerakan lainnya seperti pada poin d hingga salam.
Surat yang dibaca oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah
surat Qaaf pada raka’at pertama dan surat Al Qomar pada raka’at
4. Khutbah Setelah Shalat ‘Ied
kedua.
َ ْ َ ْ ُ َ َّ َْ َ ‫مْل‬ ُْ َ ‫َ َ َ ْ ُأ‬
)‫اعة َوانش َّق الق َم ُر‬‫يد) َو (اقت َر َب ِت الس‬
Dari Ibnu ‘Umar, ia mengatakan,
ِ ‫كان يق َر ِف ِيه َما ِب (ق والق ْر ِآن ا ِج‬ ْ ‫َأ‬ َّ ُ ُ َ َ َ
– ‫ا‬SS‫م ُر – رضى هللا عنهم‬S َ ‫ك ٍر َو ُع‬S ‫و َب‬S‫ب‬Sُ ‫لم – َو‬SS‫ه وس‬SS‫لى هللا علي‬SS‫ول الل ِه – ص‬ S ‫ك ان رس‬S
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca “Qaaf, wal ْ ُ ْ َ َ ْ َ ُّ َ ُ
qur’anil majiid” (surat Qaaf) dan “Iqtarobatis saa’atu wan syaqqol ‫يد ْي ِن ق ْب َل الخط َب ِة‬‫يصلون ال ِع‬
qomar” (surat Al Qomar).”[ HR. Muslim]
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Abu Bakr, begitu pula ‘Umar
atau membaca surat Al A’laa pada raka’at pertama dan surat Al biasa melaksanakan shalat ‘ied sebelum khutbah.”[ HR. Bukhari dan
Ghosiyah pada raka’at kedua. Dan jika hari ‘ied jatuh pada hari Muslim]
Jum’at, dianjurkan pula membaca surat Al A’laa pada raka’at
pertama dan surat Al Ghosiyah pada raka’at kedua, pada shalat ‘ied
maupun shalat Jum’at.
5. Bila Hari ‘Ied Jatuh pada Hari Jum’at MATERI KLASIKAL 20
SHALAT GERHANA
Bila hari ‘ied jatuh pada hari Jum’at, maka bagi orang yang telah
melaksanakan shalat ‘ied, ia punya pilihan untuk menghadiri shalat
Jika seseorang menyaksikan gerhana, hendaklah ia melaksanakan shalat
Jum’at atau tidak. Namun imam masjid dianjurkan untuk tetap
gerhana.
melaksanakan shalat Jum’at agar orang-orang yang punya keinginan
menunaikan shalat Jum’at bisa hadir, begitu pula orang yang tidak shalat
1. Waktu Pelaksanaan Shalat Gerhana
‘ied bisa turut hadir.
Waktu pelaksanaan shalat gerhana adalah mulai ketika gerhana muncul
sampai gerhana tersebut hilang. Shalat gerhana juga boleh dilakukan pada
waktu terlarang untuk shalat. Jadi, jika gerhana muncul setelah Ashar,
padahal waktu tersebut adalah waktu terlarang untuk shalat, maka shalat
gerhana tetap boleh dilaksanakan.

2. Hal-hal yang Dianjurkan Ketika Terjadi Gerhana

1. perbanyaklah dzikir, istighfar, takbir, sedekah dan bentuk ketaatan


lainnya.
2. keluar mengerjakan shalat gerhana secara berjama’ah di masjid.
3. wanita juga boleh shalat gerhana bersama kaum pria
4. menyeru jama’ah dengan panggilan ’ash sholatu jaami’ah’ dan tidak ada
adzan maupun iqomah.
5. berkhutbah setelah shalat gerhana

Sebagaimana rasulluloh SAW bersabda :


َ ‫َ َأ‬ َ َ َّ َ ْ َ َ ْ َّ َّ
‫ ال َي ْنخ ِس َف ِان مِل ْو ِت َح ٍد َوال‬،‫ات الل ِه‬ َ ْ ََ
ِ ‫س والق َم َر آيت ِان ِمن آي‬ ‫ِإ ن الشم‬
ُ ُ َ َ َ ْ ُّ َ َ ْ ُ ّ َ َ َ َّ َ َ ‫َ َ َأ‬
‫ص َّدق ْوا ث َّم‬ ‫ وت‬،‫ وصلوا‬،‫ وك ِبروا‬،‫ ف ْاد ُعوا الله‬،‫ فِإ ذا َر ْي ُتم ذ ِل َك‬،‫ِل َح َيا ِت ِه‬
َ ‫َأ‬ ‫َّ َأ‬ ْ ‫َأ َأ‬ َّ َ ‫َ َ ُأ‬
‫ َوالل ِه َم ِامن َح ٍد غ َي ُر ِم ْن الل ِه ْن َي ْز ِن َي َع ْب ُد ُه ْو ت ْز ِن َي‬،‫ َيا َّمة ُم َح َّم ٍد‬: ‫ال‬ ‫ق‬
َ َ َ ً َ ْ َ ُ َ ْ َ َ ْ ُ َ ْ َ ْ َّ َ ُ َ َّ َ ُ ُ َ ‫َأ‬
َ ‫َأ‬ َ ‫ُأ‬
‫ر‬Sً ‫ َول َبك ْي ُت ْم ك ِث ْي‬S،‫ض ِحك ُت ْم ق ِل ْيال‬‫ ل‬،‫ يا مة محم ٍد لو تعلمون ما علم‬،‫مته‬
“Sesungguhnya matahari dan bulan itu merupakan dua (tanda) dari 10. Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua
sebagaimana raka’at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-
tanda-tanda kekuasaan Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena
gerakannya lebih singkat dari sebelumnya.
kematian seseorang dan tidak juga karena kehidupan seseorang. Oleh
11. Tasyahud.
karena itu, jika kalian melihat hal tersebut maka hendaklah kalian berdo’a
12. Salam.
kepada Allah, bertakbir, shalat dan bersedekah”. Setelah itu, beliau
13. Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jama’ah yang
bersabda : “Wahai umat Muhammad, demi Allah, tidak ada seorang yang
berisi anjuran untuk berdzikir, berdo’a, beristighfar, sedekah, dan
lebih cemburu dari Allah jika hambaNya, laki-laki atau perempuan berzina.
membebaskan budak. 
Wahai umat Muhammad, seandainya kalian mengetahui apa yang aku
ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis”
[Diriwayatkan oleh Asy-Syaikhani] [1]

3. Tata Cara Shalat Gerhana

1. Berniat
2. Takbiratul ihram
3. Membaca do’a istiftah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al
Fatihah dan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah)
sambil dijaherkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih) sebagaimana
terdapat dalam hadits Aisyah:

ِ ‫صالَ ِة ْال ُخس‬


‫ُوف بِقِ َرا َءتِ ِه‬ َ ‫َجهَ َر النَّبِ ُّى – صلى هللا عليه وسلم – فِى‬
”Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam menjaherkan bacaannya ketika
shalat gerhana.” (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Kemudian ruku’ sambil memanjangkannya.


5. i’tidal
6. Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan
membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua
ini lebih singkat dari yang pertama.
7. ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’
sebelumnya.
8. i’tidal.
9. Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di
antara dua sujud kemudian sujud kembali.
َّ َ َّ َّ َ َّ ُ ُ َ َ َ ْ ُ ‫ْ ُ ُ َ مْل‬ ْ َ َ ُ
MATERI KLASIKAL 21 ‫صلى الل ُه َعل ْي ِه َو َسل َم‬ ‫اب ِفي الجمع ِة ا ق ِبل ِة ورسول الل ِه‬ ِ ‫ث َّم َدخ َل َر ُج ٌل ِم ْن ذ ِل َك ال َب‬
SHOLAT ISTISQO’
‫الس ُب ُل‬ ُّ ‫ال َو ْان َق َط َع ْت‬ ُ ‫الل ِه َه َل َك ْت اَأْل ْم َو‬
َّ َ ُ َ َ َ َ َ ً َ ُ َ َ ْ َ ْ َ ُ ُ ْ َ ٌ َ
‫قاِئ م يخطب فاستقبله قاِئ ما فقال يا رسول‬
Istisqo secara bahasa adalah meminta turun hujan. Secara istilah َّ َ ُ َّ َ َّ َّ َّ ُ ُ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ ْ ُ َ َّ ُ ْ َ
‫ال الل ُه َّم‬ َ
َ ‫صلى الل ُه َعل ْي ِه َو َسل َم َيد ْي ِه ث َّم ق‬ َ ‫الله‬
yaitu meminta kepada Allah SWT agar menurunkan hujan dengan cara ِ ‫ول‬ ‫فادع الله يم ِسكها قال فرفع رس‬
‫َأْل‬ َ ِّ َ َ ‫َ َ َ ْ َ َ اَل َ َ ْ َ َّ ُ َّ َ َ آْل َ َ ْ َ َ آْل‬
‫اب َوا ْو ِد َي ِة َو َم َن ِاب ِت‬
tertentu ketika dibutuhkan hamba-Nya. Hukum shalat Istisqo adalah sunnah
muakkadah bagi yang terkena musibah kelangkaan air untuk minum dan ِ ‫حوالينا و علينا اللهم على ا ك ِام وال ِجب ِال وا ج ِام والظر‬
َّ  
kebutuhan lainnya. Dan dianjurkan bagi kaum muslimin lainnya yang masih ‫الش َج ِر‬
mendapatkan air, sebagai bentuk ukhuwah dan tolong menolong dalam
kebaikan dan ketakwaan.
Dari Anas bin Malik RA menyebutkan bahwa ada seorang lelaki pada hari
Dalil Shalat Istisqo Jum’at masuk dari pintu menuju mimbar. Sedang Rasulullah SAW
berkhutbah. Dia menemui rasul SAW sambil berdiri dan berkata: wahai
Allah SWT berfirman: Rasulullah SAW telah musnah binatang ternak dan sumber mata air sudah
tidak mengalir. Mohonlah pada Allah agar menurunkan air untuk kami.
ُ َ َّ ‫ ُ)ي ْرسل‬10(‫ان َغ َّف ًارا‬ ْ ‫َف ُق ْل ُت‬
َ ‫اس َت ْغف ُروا َر َّب ُك ْم َّن ُه َك‬
(‫الس َم َاء َعل ْيك ْم ِم ْد َر ًارا‬ Berkata Anas: Maka Rasulullah SAW mengangkat kedua tangan ke langit
ِ ِ ‫ِإ‬ ِ dan berdoa: Ya Allah turunkan bagi kami hujan 3x. Berkata Anas RA Demi
)12(‫ارا‬ ً ‫ات َو َي ْج َع ْل َل ُك ْم َأ ْن َه‬ َّ َُ َ ‫ْ ُ َأ‬
ٍ ‫ َ)و ُي ْم ِددك ْم ِب ْم َو ٍال َو َب ِنين َو َي ْج َع ْل لك ْم َجن‬11 Allah pada saat kami tidak melihat di langit mendung, gumpalan awan atau
apapun. Dan sebelumnya di antara rumah kami dan gunung tidak ada
penghalang untuk melihatnya”. Berkata Anas RA, “Maka muncullah di
Maka aku katakan kepada mereka: “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, – belakangnya mendung seperti lingkaran. Dan ketika sampai di tengah,
sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun–,niscaya Dia akan menyebar dan turunlah hujan.” Anas RA berkata: “Maka kami tidak
mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan melihat matahari selama enam hari”. Kemudian muncul lagi lelaki tersebut
anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan dari arah pintu yang sama pada Jum’at sesudahnya dan Rasul SAW sedang
(pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai” (QS. Nuh: 10-12) khutbah. Dia menghadap Rasul saw sambil berdiri dan berkata: “Wahai
‫مْل‬
‫ان ِو َج َاه ا ِ ْن َب ِر‬ َ ‫عن َأ َنس ْب َن َمالك َي ْذ ُك ُر َأ َّن َر ُجاًل َد َخ َل َي ْو َم ْال ُج ُم َعة م ْن َباب َك‬ Rasulullah SAW harta-harta hancur dan sungai-sungai penuh, berdoalah
ٍ ِ ِ ٍ ِ ِ kepada Allah agar menghentikannya. Maka Rasulullah SAW mengangkat
ُ‫الله‬َّ َّ َ َّ َ ُ َ َ َ ْ َ ْ َ ُ ُ ْ َ ٌ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ َّ َّ َ َّ ُ ُ َ َ tangan dan  berdoa Ya Allah berilah hujan sekeliling kami bukan  adzab
‫ورسول الل ِه صلى الله علي ِه وسلم قاِئ م يخطب فاستقبل رسول الل ِه صلى‬ bagi kami, jatuh pada tanah, gunung-gunung, pegunungan, bukit-bukit,
َّ َ ُّ ْ َ َ َ ْ َ َ ‫َ َ ْ َ َ َّ َ َ ً َ َ َ َ َ ُ َ َّ َ َ مْل‬
‫الس ُب ُل ف ْاد ُع الل َه‬ ‫ول الل ِه َهلك ْت ا َو ِاشي وانقطعت‬ ‫علي ِه وسلم قاِئ ما فقال يا رس‬ danau- danau dan tempat tumbuh pepohonan” (HR. Bukhari)
َّ َ َّ
ْ ‫ال الل ُه َّم‬ َ َ َ َّ
َ ‫صلى الله َعل ْي ِه َو َسل َم َيد ْي ِه فق‬َ ُ َّ َّ َ ‫الله‬ َّ ُ ُ َ َ َ َ َ َ َ َ ُ ُ
‫اس ِقنا الل ُه َّم‬ ِ ‫ول‬ ‫ي ِغيثنا قال فرفع رس‬ Macam-Macam Istisqo
َ ً َ َ َ َ َ َّ َ َ َ ُ َ َ َ َ ْ َّ ُ َّ َ ْ‫َأ‬
‫اب َوال ق َز َعة َوال‬ َ َ ْ َ َّ
ٍ ‫اس ِقنا اللهم اس ِقنا قال نس وال والل ِه ما نرى ِفي السم ِاء ِمن سح‬
ْ ٌ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ ْ ْ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ ‫َ ْ ًئ‬ Istisqo memiliki tiga macam, yaitu:
‫ال فطل َع ْت ِم ْن َو َراِئ ِه َس َح َابة ِمث ُل‬ ‫شي ا وما بيننا وبين سل ٍع ِمن بي ٍت وال د ٍار ق‬
ًّ‫س ستا‬ َ ْ َّ َ ‫َأ‬
ْ ‫ال َوالله َما َر‬ َّ َ َ ْ َ َ ْ ‫الس َم َاء ْان َت َش َر ْت ُث َّم َأ‬
َّ ‫الت ْرس َف َل َّما َت َو َّس َط ْت‬
ُّ
ِ ‫م‬ ‫الش‬ ‫ا‬‫ن‬ ‫ي‬ ِ ‫ق‬ ‫ت‬ ‫ر‬ ‫ط‬ ‫م‬ ِ
1. Istisqo yang paling ringan, yaitu doa tanpa shalat dan tidak juga
setelah shalat di masjid atau selain masjid, sendiri atau jamaah. Dan
sebaiknya dilakukan oleh orang-orang yang shalih. MATERI KLASIKAL 22
2. Istisqo pertengahan, yaitu doa setelah shalat Jum’at atau shalat SHOLAT BERJAMAAH
lainnya, ketika khutbah Jum’at atau khutbah yang lain.
3. Istisqo yang paling utama adalah Istisqo dengan di dahului shalat Sholat berjamaah adalah sholat bersama yang sekurang-kurangnya
dua rakaat dan dua khutbah. Dilakukan oleh muslim, baik musafir terdiri dari dua orang yaitu seorang imam dan makmum, dimana seorang
atau muqim, penduduk kampung atau kota. makmum harus mengikuti perbuatan imam dan tidak boleh mendahului
setiap gerakannya.
Waktu Istisqo
Allah azza wa jalla berfirman,
Jika hanya doa, maka dapat dilakukan kapan saja, dan lebih baik jika
ْ ُ َ ْ َ َ َ َّ ْ ُ َ َ َ َّ ْ ُ ‫َ َأ‬
َّ ‫وا َم َع‬
dilakukan saat khutbah Jum’at. Jika doa dan shalat maka dapat dilakukan ‫الر ِاك ِعين‬ ‫و ِقيموا الصالة وآتوا الزكاة واركع‬
kapan saja, tetapi jangan dilakukan pada waktu yang dimakruhkan shalat.
Waktu yang utama adalah pada waktu Dhuha sampai Zhuhur sebagaimana
shalat Id. “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-
orang yang rukuk” (QS. Al-Baqarah – 43).
Tempat Shalat Istisqo
Allah SWT juga berfirman :
‫ْ َ َأ َ ْ َ َ ُ ُ َّ اَل َ َ ْ َ ُ ْ َ َ ٌ ْ ُ ْ َ َ َ ْ ْأ ُ ُ َأ‬ ُ َ
Shalat Istisqo  dapat dilakukan di masjid atau di luar masjid ‫ ِل َح َت ُه ْم‬S S ‫ ذوا ْس‬S‫خ‬S ‫ك َول َي‬S S‫ع‬S ‫ ة ِمنهم م‬S‫ف‬S ‫ ة فلتقم طاِئ‬S S ‫ قمت لهم الص‬S ‫ف‬S ‫َوِإ ذا ك ْن َت ِف ِيهم‬
‫ك‬Sَ ‫ع‬Sَ ‫ ُّلوا َم‬S ‫ص‬ َ ‫خ َرى َل ْم ُي‬S ْ ‫ف ٌة ُأ‬S َ ‫ت ْأ ت َطا‬S َ ‫وا م ْن َو َرا ُك ْم َو ْل‬S‫ون‬
َ ‫ ُّلوا َف ْل ُي‬S ‫ص‬ ُ ُ ََْ ُ َ َ َ َ
Tata Cara Pelaksanaan Shalat Istisqo ‫ِ ِئ‬ ‫ِئ‬ ِ S ‫جدوا فليك‬S ‫ف ِإ ذا س‬S
ُ ‫ُ َأ‬ ‫َأ‬ َ ‫ل‬Sُ ‫و َت ْغ ُف‬Sْ ‫ف ُروا َل‬Sَ ‫ين َك‬ َ ‫ل َح َت ُه ْم َو َّد َّالذ‬S‫ح ْذ َر ُه ْم َوَأ ْس‬S ‫خ ُذوا‬Sُ ‫َو ْل َيْأ‬
1. Shalat dua rakaat, sebagaimana shalat ‘Ied, rakaat pertama takbir
‫ ِل َح ِتك ْم َو ْم ِت َع ِتك ْم‬S‫ون َع ْن ْس‬S ِ ِ ِ
ْ‫ر َأ ْو ُك ْن ُتم‬S‫ط‬ َ َ ْ ً ‫َ َ ُ َ َ َ ْ ُ ْ َ ْ َ ً َ َ ً َ اَل ُ َ َ َ َ ْ ُ ْ ْ َ َ ُ ْ َأ‬
tujuh kali dan kedua lima kali. Ibnu Abbas berkata:” lakukan pada ٍ S ‫ك َأان ِبكم ذى ِمن م‬S ‫اح عليكم ِإ ن‬S S ‫ن‬S ‫اح دة و ج‬ S ِ ‫ة و‬S‫ل‬S ‫ون عليكم مي‬S‫يل‬S ‫في ِم‬
Istisqo seperti pada waktu ‘Ied”. َ
‫ين َعذ ًابا ُم ِه ًينا‬ َ ‫ض ُعوا َأ ْسل َح َتك ْم َوخذوا حذ َرك ْم َّن الل َه َع َّد للكافر‬
َ ْ َّ ُ ْ ُ ُ ُ َ ‫َم ْر َضى َأ ْن َت‬
2. Rakaat pertama disunnahkan membaca surat Al-A’la dan rakaat ِِ ِ ‫ِإ‬ ِ ِ
kedua surat Al-Ghasiyah
Artinya : “Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu)
3. Setelah shalat, diteruskan dengan khutbah dua kali.
lalu kamu hendak mendirikan salat bersama-sama mereka, maka
4. Berdoa menghadap kiblat dan mengangkat dua tangan.
hendaklah segolongan dari mereka berdiri (salat) besertamu dan
5. Dianjurkan doa Istisqo dibacakan oleh Ahli Bait dan orang shalih
menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang salat
6. Bertawasul dengan amal shalih
besertamu) sujud (telah menyempurnakan serakaat), maka
7. Khusus untuk kaum lelaki disunnahkan memindahkan dan
hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi
membalikkan selendang atau sorbannya.
musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum
8. Dianjurkan imam keluar bersama masyarakat.
bersembahyang, lalu bersembahyanglah mereka denganmu, dan
9. Dianjurkan membawa binatang ternak.
hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata.
Orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap Artinya “Shalat berjamaah lebih utama 27 derajat dibanding shalat
senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu sendirian.” (HR. Bukhari dan Muslim)
dengan sekaligus. Dan tidak ada dosa atasmu meletakkan 2. Mereka yang melakukan sholat secara berjama’ah akan terhindar
senjata-senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan dari gangguan syaitan
karena hujan atau karena kamu memang sakit; dan siap-siagalah َ َ ْ ‫الصاَل ُة اَّل َق ْد‬
‫اس َت ْح َوذ َعل ْي ِه ْم‬ َّ ‫َما م ْن ثَاَل َث ٍة في َق ْر َي ٍة َواَل َب ْدو اَل ُت َق ُام ِفيه ْم‬
kamu. Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang ‫ِإ‬ ِ ٍ ِ ِ
menghinakan bagi orang-orang kafir itu. (QS. An- Nisa’ ayat َ َ َ ْ ُ ‫َّ ْ َ ُ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ َ َّ َ َ ْأ ُ ُ ْئ‬
102) ‫اصية‬ ِ ‫الذ ب الق‬ِّ ‫الشيطان فعليك ِبالجماع ِة فِإ نما ي كل‬
Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda : Artinya : “Tidaklah tiga orang di suatu desa atau lembah yang tidak
didirikan shalat berjamaah di lingkungan mereka, melainkan
Artinya : “Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, sungguh aku setan telah menguasai mereka. Karena itu tetaplah kalian
bermaksud hendak menyuruh orang-orang mengumpulkan kayu (shalat) berjamaah, karena sesungguhnya srigala itu hanya
bakar, kemudian menyuruh seseorang menyerukan adzan, lalu akan menerkam kambing yang sendirian (jauh dari kawan-
menyuruh seseorang pula untuk menjadi imam bagi orang kawannya).” (HR. Abu Daud dan  An-Nasai)
banyak. Maka saya akan mendatangi orang-orang yang tidak
ikut berjama’ah, lantas aku bakar rumah-rumah mereka. (HR. 3. Allah SWT akan menaunginya di hari kiamat kelak
Bukhari dan Muslim)
Adapun sholat yang dianjurkan untuk dikerjakan secara berjama’ah 4. Allah SWT akan menghapuskan kesalahan-kesalahan bagi mereka
adalah sholat wajib (seperti sholat 5 waktu, dan sholat jum’at) maupun yang sholat berjama’ah serta akan meninggikan derajat mereka.
sholat sunnah ( seperti Sholat Hari raya, Shalat Tarawih, Sholat witir,
Sholat Istisqa’, sholat gerhana, dan sholat jenazah) 5. Bagi mereka yang melaksanakan sholat berjamaah di masjid
merupakan tamu Allah SWT, dan Allah SWT akan selalu
Hukum melaksanakan sholat berjama’ah memuliakan tamu-tamu-Nya
Hukum sholat berjama’ah adalah fardhu ain bagi setiap muslim laki-
laki yang telah baligh dan akan mengakibatkan dosa apabila mereka 6. Sholat berjama’ah dapat menghindarkan seseorang dari sifat nifak
meninggalkannya. Akan tetapi pada dasarnya berjama’ah bukanlah Rasulluloh SAW bersabda :
termasuk dalam syarat syahnya sholat, sehingga apabila shlat dikerjakan “Barangsiapa yang ingin bertemu dengan Allah kelak (dalam keadaan)
sendirian sholat tersebut akan tetap sah. sebagai seorang muslim, maka hendaklah dia memelihara shalat setiap
kali ia mendengar panggilan shalat. Sesungguhnya Allah telah
Keutamaan Shalat Jamaah
mensyariatkan sunnanal huda (jalan-jalan petunjuk) dan sesungguhnya
1. Allah SWT akan melipatgandakan pahala bagi mereka yang
shalat berjama`ah merupakan bagian dari sunnanil huda. Apabila
melaksanakan sholat secara berjama’ah
kamu shalat sendirian di rumahmu seperti kebiasaan shalat yang
Dalam Hadist Rasulullah Sholallahu Alaihi wassalam bersabda : dilakukan oleh seorang mukhallif (yang meninggalkan shalat
berjama`ah) ini, berarti kamu telah meninggalkan sunnah nabimu,
‫صالة الجماعة أفضل من صالة الفذ بسبع وعشرين درجة‬ apabila kamu telah meninggalkan sunnah nabimu, berarti kamu telah
tersesat. Tiada seorang pun yang bersuci (berwudhu`) dengan sebaik-
baiknya, kemudian dia pergi menuju salah satu masjid melainkan Allah
mencatat baginya untuk setiap langkah yang diayunkannya satu
kebajikan dan diangkat derajatnya satu tingkat dan dihapuskan
baginya satu dosa. Sesungguhnya kami berpendapat, tiada seorang MATERI KLASIKAL 25
pun yang meninggalkan shalat berjama`ah melainkan seorang munafik SHOLAT HAJAT
yang jelas-jelas nifak. Dan sesungguhnya pada masa dahulu ada
seorang pria yang datang untuk shalat berjama`ah dengan dipapah Sholat Hajat adalah sholat sunnah yang dianjurkan bagi seseorang
oleh dua orang laki-laki sampai ia didirikan di dalam barisan shaff yang mempunyai hajat/keinginan. Keinginan tersebut ditinjau baik yang
shalat berjama`ah.” (H.R. Muslim) berhubungan dengan hal duniawi atapun yang bersifat ukhrawi.

Dalam mengerjakan sholat hajat, sebenarnya tidak ada waktu khusus.


Kita boleh melaksanakan pada waktu malam maupun siang. Namun, waktu
sholat hajat yang paling utama adalah di sepertiga malam terakhir.
Keutamaan waktu tersebut juga sudah sering disampaikan dalam Al-Quran
dan Sunnah. Bagitu juga sebaliknya, sholat hajat tidak boleh dilaksanakan
pada waktu dilarangnya sholat, seperti setelah subuh sampai terbit matahari,
setelah waktu ashar dan lainnya.

Ada ulama yang menganjurkan shalat hajat dan ada yang tidak. Shalat ini
dilakukan ketika punya hajat pada Allah, atau pada sesama atau bahkan bisa
juga meminta kesembuhan dari suatu penyakit sebagaimana penjelasan
dalam hadits.

Ulama yang menganjurkan adanya shalat hajat berdalil dengan hadits dari
‘Utsman bin Hunaif sebagai berikut.
‫ْئ‬
‫ ِإ ْن ِش َت‬:‫ال‬ َ ‫ َف َق‬.‫هللا لي َأ ْن ُي َعا ِف َيني‬ َ ‫ ْاد ُع‬:‫ال‬ َّ ‫صر َأ َتى‬
َ ‫النب َّي َف َق‬ َ ‫ضر َير ْال َب‬ َ ‫َأ َّن َر ُج ًال‬
ِ ِ ِ ِ ِ
َ‫ضَأ َف ُي ْحسن‬ َّ ‫ َفَأ َم َر ُه َأ ْن َي َت َو‬.‫ ْاد ُع ْه‬:‫ال‬َ َ َ ُ ْ َ َ َ ‫َأ َّ ْ ُ َ َ َ ُ َ َ ْ ٌ َ ْ ْئ‬
‫ فق‬.‫خرت لك وهو خير وِإ ن ِش ت دعوت‬
ِ
َ َ ُ َ ‫َأ‬ َ ُ ‫َأ‬ ‫َأ‬ َّ ُّ ‫ص ِّل َى َر ْك َع َت ْين َو َي ْد ُع َو ب َه َذا‬
َ ‫وء ُه َو ُي‬ ُ ‫ُو‬
‫ الل ُه َّم ِإ ِّني ْس لك َو ت َو َّجه ِإ ل ْيك ِب ُم َح َّم ٍد‬:‫الد َع ِاء‬ ِ ِ
َ ‫ض‬
َّ
‫ الل ُه َّم‬.‫اج ِتي َه ِذ ِه ِل ُت ْق َضى‬ َ ‫ ني َق ْد َت َو َّج ْه ُت ب َك َلى َربي في َح‬،‫ َيا ُم َح َّم ُد‬S.‫الر ْح َمة‬ َ
ِ ِّ ‫ِ ِإ‬ ِّ ‫ِإ‬ ِ َّ ‫ن ِب ِّي‬
َ َ
‫فش ِّف ْع ُه ِف َّي‬
Seorang buta datang kepada Nabi lalu mengatakan, “Berdoalah engkau
kepada Allah untukku agar menyembuhkanku.” Beliau shallallahu ‘alaihi
wa sallam mengatakan, “Apabila engkau mau, aku akan menundanya “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dan menghadap
untukmu (di akhirat) dan itu lebih baik. Namun, apabila engkau mau, aku kepada-Mu dengan Muhammad Nabiyyurrahmah. Wahai Muhammad,
akan mendo’akanmu.” Orang itu pun mengatakan, “Do’akanlah. sesungguhnya aku menghadap kepada Rabbku denganmu dalam
kebutuhanku ini agar ditunaikan. Ya Allah, terimalah syafa’atnya untukku.”
” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu menyuruhnya untuk berwudhu dan
memperbagus wudhunya serta shalat dua rakaat kemudian berdoa dengan Doa kedua:
doa ini, “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dan
ْ ْ ْ
‫ ال َح ْم ُد ِل ِله َر ِّب‬،‫هللا َر ِّب ال َع ْر ِش ال َع ِظ ِيم‬ َ َ ُ ُ ‫يم ْال َكر‬ ُ ‫َال َل َه َّال‬
ُ ‫هللا ْال َح ِل‬
menghadap kepada-Mu dengan Muhammad Nabiyyurrahmah. Wahai ِ ‫ س ْبحان‬،‫يم‬ ِ ‫ِإ ِإ‬
Muhammad, sesungguhnya aku menghadap kepada Rabbku denganmu َ َ َ َّ َ ِّ ُ ْ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ ُ َ ُ ‫ْ َ مَل َ َأ ْ َأ‬
dalam kebutuhanku ini agar ditunaikan. Ya Allah, terimalah syafa’atnya ‫ك وعزاِئ م مغ ِفر ِتك والغ ِنيمة ِمن كل ِب ٍّر والسالمة‬S ‫ات رحم ِت‬ ِ ‫وجب‬ِ ‫ س لك م‬،‫العا ِ ين‬
untukku.” (HR. Ibnu Majah no. 1385 dan Tirmidzi no. 3578. Al-Hafizh Abu َّ ً َ َ َ ً َ َ َ َ ُ َ ْ َّ َ َّ ًّ َ َ َ ُ َ ْ َ َ َّ ً ْ َ ْ َ َ َ ْ ِّ ُ ْ
‫ة ِهي لك ِرضا ِإ ال‬S ‫ ال تدع ِلي ذنبا ِإ ال غفرته وال هما ِإ ال فرجته وال حاج‬،‫ِمن كل ِإ ث ٍم‬
َّ ‫ َيا َأ ْر َح َم‬،‫ض ْي َت َها‬
Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih)
‫الر ِاح ِم َين‬ َ ‫َق‬
Dalam riwayat Ibnu Majah disebutkan,
َ َ َ
‫اآلخ َر ِة َما ش َاء فِإ َّن ُه ُيق َّد ُر‬‫و‬ ُّ ‫الل َه م ْن َأ ْمر‬
َ ‫الد ْن َيا‬ َّ ُ ‫ُ َّ َ ْ َأ‬
‫ثم ي س ل‬
“Tidak ada sesembahan yang benar melainkan Allah yang Maha
ِ ِ ِ Penyantun dan Mahamulia, Mahasuci Allah Rabb Arsy yang agung, segala
“Kemudian ia meminta pada Allah urusan dunia dan akhiratnya, maka ia puji millik Allah Rabb sekalian alam, aku memohon kepada-Mu hal-hal
akan ditetapkan.” yang menyebabkan datangnya rahmat-Mu, dan yang menyebabkan
Hadits di atas dibawakan oleh At-Tirmidzi pada Bab “Tentang Shalat ampunan-Mu serta keuntungan dari tiap kebaikan dan keselamatan dari
Hajat”. segala dosa. Janganlah Engkau tinggalkan pada diriku dosa kecuali
Engkau ampuni, kegundahan melainkan Engkau berikan jalan keluarnya,
Dari hadits di atas para ulama masih menyatakan adanya anjuran shalat tidak pula suatu kebutuhan yang Engkau ridhai melainkan Engkau penuhi,
sunnah hajat. Bahkan dikatakan dalam Ensiklopedia Fikih atau Al- wahai Yang Maha Penyayang di antara penyayang.”
Mawsu’ah Al-Fiqhiyyah 27: 211, “Para ulama sepakat bahwa shalat sunnah
hajat adalah shalat yang disunnahkan.” Jumlah raka’at sholat hajat yang masyhur adalah dua raka’at, namun Imam
Ghozali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin berpendapat bahwa sholat hajat
Adapun do’a yang dibaca, bisa mengamalkan apa yang disebutkan dalam dapat dilaksanakan sampai dengan 12 raka’at.
hadits di atas:

Doa pertama:

َ َ
‫ ِإ ِّني ق ْد ت َو َّج ْه ُت ِب َك‬،‫ َيا ُم َح َّم ُد‬.‫الر ْح َم ِة‬َّ ‫الل ُه َّم ِّني َأ ْسَأ ُل َك َوَأ َت َو َّج ُه َل ْي َك ب ُم َح َّم ٍد َنبي‬
َّ
ِّ ِ ِ ‫ِإ‬ ‫ِإ‬
َّ‫الل ُه َّم َف َش ِّف ْع ُه في‬
َّ َ ‫َلى َربي في َح‬
.‫اج ِتي َه ِذ ِه ِل ُت ْق َضى‬
ِ ِ ِّ ‫ِإ‬
posisi jenazah disebelah kirinya dan memandikannya mulai dari bagian
kanannya, dengan diawali membasuh kepala dan jenggotnya tiga kali.

Yang diwajibkan dalam memandikan adalah sekali basuhan, sedangkan


MATERI KLASIKAL 26 meniga kalikan basuhan dengan air dan daun bidara hukumnya sunnah.
MEMANDIKAN JENAZAH
Dan dibolehkan menambah lebih dari tiga basuhan jika dianggap belum
Manusia adalah mahluk ciptaan Allah yang pasti kematiannya. Tidak ada mencukupi menjadi lima atau tujuh kali basuhan. Dan pada akhir basuhan
satu manusia pun yang abadi. Hal ini sendiri telah dijelaskan dalam Al- dengan kapur barus atau minyak harum jika memungkinkan.
Qur’an.
Abdullah bin Abbas radhiallahu’anhu, beliau berkata:
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
َ ْ َ َ َ َ َّ ُ َّ ّ ٌ َ
َّ ‫ور ُك ْم َي ْو َم ْالق َي َامة َف َم ْن ُز ْحز َح َعن‬
َ ُ ‫ُك ُّل َن ْفس َذآ َق ُة امْل َ ْوت َو َّن َما ُت َو َّف ْو َن ُأ‬ ‫ إذ َوق َع عن راحل ِت ِه‬، ‫بع َرفة‬ ‫عليه وسلم‬ ِ ‫النبي صلى هللا‬ ِ ‫بينا رجل واقف مع َأ‬
ٌ
‫الن ِار‬ ِ ِ ِ ‫ج‬ ‫ِ ِإ‬ ‫ٍ ِئ‬ ُ ْ َّ ُ َّ ُّ َ ، ‫ص ْت ُه‬ َ ‫ أو قال ف ْق َع‬، ‫ه‬Sُ ‫ص ْت‬ َ ‫َف َو َق‬
ِ
ُُ ْ ُ َ َ َّ َ ْ ُّ ُ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ َّ َ ْ َ ْ ‫َ ُأ‬ ٍ ‫ اغ ِسلوه‬: ‫عليه وسل َم‬
‫بماء‬ ِ ‫النبي صلى هللا‬ ‫فقال‬
‫ور‬
ِ ‫و د ِخل الجنة فقد فاز وما الحياة الدنيا ِإ ال متاع الغر‬ َ ‫ وال ُت َخ ّمروا‬، ‫وه‬ ُ ‫ وال ُت َح ّن ُط‬، ‫ َث ْو َب ْيه‬: ‫قال‬
َ ‫ أو‬، ‫وه في َث ْو َب ْين‬ َ
ُ ‫وك ّف ُن‬
، ‫رأس ُه‬ ِ ِ ِ ِ ِ ، ‫وسد ٍر‬
ْ
ِ
ّ‫يوم القيامة ُي َلبي‬َ ‫هللا ْيب َع ُث ُه‬
َ ‫فإن‬ َّ
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari ِ ِ
kiamat sajalah disempurnakan pahalamu.
“Ada seorang lelaki yang sedang wukuf di Arafah bersama Nabi
Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka Shallallahu’alaihi Wasallam. Tiba-tiba ia terjatuh dari hewan
sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah tunggangannya lalu meninggal. Maka Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam
kesenangan yang memperdayakan. [Ali Imran:185]. bersabda: mandikanlah ia dengan air dan daun bidara.
Ketika seorang muslim meninggal, maka kewajiban bagi setiap orang di Dan kafanilah dia dengan dua lapis kain, jangan beri minyak wangi dan
sekitarnya untuk melakukan pengurusan jenazah sesuai dengan syariat jangan tutup kepalanya. Karena Allah akan membangkitkannya di hari
Islam. Berikut ini adalah proses pengurusan jenazah dalam Islam: Kiamat dalam keadaan bertalbiyah” (HR. Bukhari no. 1849, Muslim no.
1206).
1. Memandikan mayat
Juga hadits dari Ummu ‘Athiyyah radhialahu’anha, ia berkata:
Disunnahkan untuk mencuci kedua tangan sebelum memandikan jenazah.
ً ْ ْ َّ َّ ّ ْ ُ
Setelah itu menurut Hanafiyah adalah menghilangkan kotoran-kotoran dan
mengistinja’kannya. Sedangkan menurut Jumhur ulama adalah agak
‫ أو‬، ‫ اغ ِسل َنها ثالثا‬: ‫ فخرج فقال‬، ‫عليه وسل َم‬ ُ
ِ ‫النبي صلى هللا‬
ِ ‫بنات‬
ِ ‫توفيت إحدى‬
‫اآلخرة‬ َ
‫واجعلن في‬ ، ‫وسدر‬ ‫بماء‬ َّ ُ ً
َ ‫ أو‬، ‫خمسا‬
mendudukkan posisi jenazah lalu menekan pelan-pelan perutnya diawal ِ ٍ ٍ ، ‫أكثر من ذلك إن رأيتن ذلك‬
memandikan. Setelah itu mewudhukan jenazah. setelah itu menjadikan
‫فآذ َّن ِني فلما فرغنا آذناه فألقى إلينا‬ َّ ُ ‫ أو شيًئ ا من‬، ‫كافورا‬
ً
ِ ‫ فإذا فرغتن‬S،‫كافور‬
ٍ
‫حقوه فضفرنا شعرها ثالثة قرون وألقيناها خلفها‬

“Salah seorang putri Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam meninggal (yaitu


Zainab). Maka beliau keluar dan bersabda: “mandikanlah ia tiga kali, atau MATERI KLASIKAL 27
lima kali atau lebih dari itu jika kalian menganggap itu perlu. Dengan air MENGKAFANI JENAZAH
dan daun bidara. Dan jadikanlah siraman akhirnya adalah air yang
dicampur kapur barus, atau sedikit kapur barus. Jika kalian sudah selesai, Dari Abdullah bin Abbas radhiallahu’anhu tentang orang yang meninggal
maka biarkanlah aku masuk”. Ketika kami telah menyelesaikannya, maka karena jatuh dari untanya, di dalam hadits tersebut Nabi Shallallahu’alaihi
kami beritahukan kepada beliau. Kemudian diberikan kepada kami kain Wasallam bersabda:
penutup badannya, dan kami menguncir rambutnya menjadi tiga kunciran, َ ُ َُّ ْ
lalu kami arahkan ke belakangnya” (HR. Bukhari no. 1258, Muslim no. ‫وه في ث ْو َب ْي ِن‬ ‫ وك ِفن‬، ‫وس ْد ٍر‬
ِ ‫بماء‬
ُ
ٍ ‫اغ ِسلوه‬
939). “Mandikanlah ia dengan air dan daun bidara. Dan kafanilah dia dengan
dua lapis kain” (HR. Bukhari no. 1849, Muslim no. 1206).

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :


َ ْ َ َ ‫َ َ َأ ُ َأ‬
‫ِإ ذا ك َّف َن َح ُدك ْم خ ُاه فل ُي َح ِ ّس ْن ك َف َن ُه‬
“Apabila salah seorang diantara kalian mengkafani saudaranya, maka
hendaklah memperbagus kafannya” (HR. Muslim no. 943).

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

‫ثيابكم‬ َّ ّ َ َ
ِ ‫خير‬ِ ‫وكفنوا فيها موتاكم فإنها ِمن‬
ِ ‫البياض‬ ‫ثيابكم‬
ِ ‫البسوا ِمن‬
“Pakailah pakaian yang berwarna putih dan kafanilah mayit dengan kain
warna putih. Karena itu adalah sebaik-baik pakaian kalian” (HR. Abu
Daud no. 3878, Tirmidzi no. 994, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al
Jami no.1236).

Dari ‘Aisyah radhiallahu’anha ia berkata:


َّ َّ ُ
‫ من‬، ‫سحولية‬
ٍ ‫بيض‬
ٍ ‫أثواب‬
ٍ ِ ‫عليه وسل َم في‬
‫ثالث‬ ُ
ِ ‫هللا صلى هللا‬ ُ
ِ ‫رسول‬ ‫ك ِّف َن‬
ٌ َ ُ
ٌ
‫قميص وال عمامة‬ ‫ ليس فيها‬. ‫ك ْر ُسف‬
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dikafankan dengan 3 helai kain
putih sahuliyah dari Kursuf, tanpa gamis dan tanpa imamah” (HR. Muslim
no. 941).

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berkata: MATERI KLASIKAL 28


MENSHOLATKAN JENAZAH
“Dalam hal ini telah ada hadits marfu’ (kafan seorang wanita adalah lima
helai kain, Pen). Akan tetapi, di dalamnya ada seorang rawi yang majhul Setelah dimandikan dan dikafani, mayat  hendaknya langsung disolatkan.
(tidak dikenal). Oleh karena itu, sebagian ulama berkata: “Seorang wanita Adapun tata cara sholat jenazah adalah sebagai berikut :
dikafani seperti seorang lelaki. Yaitu tiga helai kain, satu kain diikatkan di
atas yang lain.” (Asy Syarhul Mumti’, 5/393). 1. Berniat di dalam hati

Disunnahkan menambahkan sarung, jilbab dan gamis bagi mayit wanita. Al 2. Berdiri bagi yang mampu
Lajnah Ad Daimah mengatakan:
3. Melakukan empat kali takbir (tidak ada ruku’ dan sujud).
“Mayit wanita dimulai pengkafananannya dengan membuatkan sarung
yang menutupi auratnya dan sekitar aurat, kemudian gamis yang menutupi 4. Setelah takbir pertama, membaca Al Fatihah.
badan, kemudian kerudung yang menutupi kepala kemudian ditutup dengan
dua lapis” (Fatawa Al Lajnah Ad Daimah. 3/363). 5. Setelah takbir kedua, membaca shalawat (minimalnya adalah allahumma
sholli ‘ala Muhammad).

6. Setelah takbir ketiga, membaca doa untuk mayit. 

Di antara yang bisa dibaca pada do’a


‫ َأ‬setelah takbir ketiga:
ََ َ ُ ْ ْ ُ ْ َ َ ْ َّ َ
،‫ َو َو ِ ّس ْع َم ْدخل ُه‬،‫م ن ُزل ُه‬Tْ ‫ َو ك ِر‬،‫اعف َعن ُه‬ ‫الل ُه َّم اغ ِف ْر ل ُه َو ْار َح ْم ُه َو َعا ِف ِه و‬
‫ض ِم َن‬ َ ‫الث ْو َب ْاَأل ْب َي‬
َّ َ ْ َّ َ َ َ َ َ َ ْ َ ّ َ َ َ َ ْ َ ْ َّ َ َ ‫َ ْ ْ ُ مْل‬
‫ ون ِق ِه ِمن الخطايا كما نقيت‬،‫واغ ِسله ِبا ِاء والثل ِج والبر ِد‬
َ َ ‫َأ‬ َ ً ‫َأ‬ َ ْ ‫َأ‬ َ َّ
‫ َوز ْو ًجا خ ْي ًرا ِم ْن‬،‫ َو ْهال خ ْي ًرا ِم ْن ْه ِل ِه‬،‫ َو ْب ِدل ُه َد ًارا خ ْي ًرا ِم ْن َد ِار ِه‬،‫س‬ ِ ‫الد‬‫ن‬
َّ ََ َ َْْ َ َ ْ ُ ْ ‫َ َأ ْ ْ ُ ْ َ َّ َ َ َأ‬ َْ
‫اب الن ِار‬ِ ‫اب القب ِر وعذ‬ ِ ‫ و ِعذه ِمن عذ‬،‫ و د ِخله الجنة‬،‫زو ِج ِه‬
“Ya Allah! Ampunilah dia (mayat) berilah rahmat kepadanya,
selamatkanlah dia (dari beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah dia
dan tempatkanlah di tempat yang mulia (Surga), luaskan kuburannya,
mandikan dia dengan air salju dan air es. Bersihkan dia dari segala
kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari
kotoran, berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah
keluarga (atau istri di Surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di
dunia), istri (atau suami) yang lebih baik daripada istrinya (atau
suaminya), dan masukkan dia ke Surga, jagalah dia dari siksa kubur dan
Neraka.” (HR. Muslim no. 963)
Atau dapat juga dengan lafadz yang pendek : MATERI KLASIKAL 30
MENGUBURKAN JENAZAH
ََ َ ُ ْ ‫َ ْ ُ ْ َأ‬ َ ْ َّ َ
‫ َو َو ِ ّس ْع َم ْدخل ُه‬،‫م ن ُزل ُه‬Tْ ‫ َو ك ِر‬،‫اعف َعن ُه‬ ‫الل ُه َّم اغ ِف ْر ل ُه َو ْار َح ْم ُه َو َعا ِف ِه و‬
Dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha, beliau berkata:
7. Kemudian takbir ke empat membaca do’a dibawah ini :
ْ ‫َ ْ َ َ َ َأ‬ َ ْ َّ َ َّ َّ َ َّ ُ ُ َ َ ُ َّ ‫مَل‬
َ َ ْ َ َ َ َ ‫ُ اَل‬ ‫ال ُبو َبك ٍر َس ِم ْع ُت‬ ‫صلى الل ُه َعل ْي ِه َو َسل َم اخ َتل ُفوا ِفي دف ِن ِه فق‬ ‫ا ق ِبض رسول الل ِه‬
‫الله َّم ت ْح ِر ْم َنا ا ْج َر ُه َوال ت ْف ِت َّنا َب ْع َد ُه َواغ ِف ْر ل َنا َول ُه‬ ‫َّ َ َّ َّ ُ َ َ ْ َ َ َّ َ َ ْ ًئ َ َ ُ ُ َ َ َ َ َ َ َّ َ اَّل‬
‫ض الل ُه ن ِب ًّيا ِإ ِفي‬ ‫ول الل ِه صلى الله علي ِه وسلم شي ا ما ن ِسيته قال ما قب‬ ِ ‫ِم ْن َر ُس‬
َ َ َ ‫َأ‬ َّ َ ‫مْل‬
“Ya Allah, janganlah kiranya pahalanya tidak sampai kepada kami )‫ا ْو ِض ِع ال ِذي َي ِج ُب ْن ُي ْدف َن ِف ِيه ف َدف ُن ْو ُه ِفي َم ْو ِض ِع ِف َر ِاش ِه (رواه الترمذي‬
(Janganlah engkau meluputkan kami akan pahalanya), dan janganlah
engkau memberi kami fitnah sepeninggalnya dan ampunilah kami dan dia
Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal dunia, para
8. setelah membaca doa diatas langsung mengucapkan salam sahabat berselisih pendapat dalam masalah tempat untuk mengubur Beliau.

Abu Bakar Radhiyallahu ‘anhu berkata,”Saya mendengar dari Rasulullah


Shallallahu ‘alaihi wa sallam sesuatu yang aku belum lupa.

Beliau bersabda,’Tidaklah Allah mewafatkan seorang Nabi, kecuali di


tempat tersebut wajib untuk dikubur’.” Kemudian mereka mengubur Beliau
di tempat tidurnya. [HR At Tirmidzi].

Berikut uraian secara rinci penguburan jenazah :

1. Iringkanlah dengan berjalan sekelilingnya dan diam ( tidak berbicara


)
2. Jangan ada wanita yang mengiringi jenazah.
3. Dan bila melihat jenazah lewat, baik muslim atau yahudi, maka
berdirilah sehingga dia lewat atau diletakkan.
4. Kuburlah jenazah dalam lubang ( kubur ) yang baik dan dalam.
5. Buatlah galian lahat.
6. Masukkan jenazah dari arah kaki kubur.
7. ketika meletakkan jenazah dalam kubur bacalah :
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّم‬
َ ِ ‫ُول هَّللا‬
ِ ‫ َرس‬ ‫ ِملَّ ِة‬ ‫بِس ِْم هَّللا ِ َو َعلَى‬
8. Yang turun ke dalam kubur adalah orang yang tidak junub tadi
malam.
9. Tutuplah dengan kain diatas kubur mayat wanita, sedang laki – laki
tidak.
10. Letakkanlah mayat itu menghadap kiblat. MATERI KLASIKAL 31
11. Kubur tidak boleh ditinggikan lebih dari sejengkal. ZIARAH KUBUR
12. Dilarang membuat tembok diatas kuburan.
13. Boleh membuat tanda diatas kuburan, umpamanya dengan batu di Pada awal Islam, karena dekatnya zaman itu dengan zaman jahiliyah,
arah kepalanya. ziarah kubur sempat dilarang oleh Rasulullah saw. Beliau khawatir ziarah
14. Taburilah kubur dengan tanah dari arah kepala, bukan dengan bunga kubur menjadi sarana untuk menyekutukan Allah. Namun, setelah waktu
atau air. berlalu dan dirasa iman orang-orang pada masa itu telah kuat, maka ziarah
15. Larangan yang berhubungan dengan kuburan : kubur diperbolehkan. Hal tersebut juga dikarenakan ada manfaat yang
Duduk sebelum jenazah diletakkan di dalam kubur( harus berdiri sangat besar yaitu dapat mengingatkan kita kepada kematian yang pasti
terus), Duduk diatas kuburan, Berjalan diantara kuburan akan mendatangi setiap makhluk, untuk kemudian dapat mendekatkan diri
dengan memakai alas kaki, kita kepada Allah swt Sang Pengatur segala kehidupan dan kematian.
Meninggikan kuburan lebih dari sejengkal, Anjuran tersebut ditujukan secara umum kepada seluruh umat muslim baik
Menembok ( membeton ) kuburan itu laki-laki maupun perempuan. Jadi tidak ada larangan bagi kaum
Menjadikan kuburan sebagai bangunan mesjid,dll. perempuan untuk berziarah.
Menulisi kuburan dengan berbagai tulisan seperti nama keluarga,dll
Semua yang menjurus ke arah syirik, seperti berwasilah kepada Amalan yang dikerjakan ketika berziarah:
orang yang telah mati, minta restu pada orang yang telah mati, dll. 1. Meluruskan niat dan tujuan ketika hendak berziarah.
Niat ziarah kubur hanyalah untuk mendoakan ahli kubur dan
sekaligus sebagai sarana untuk mengingat akhirat. Jangan sampai
melakukan hal-hal yang dilarang seperti meminta-minta kepada ahli
kubur atau menjadikannya wasilah kepada Allah swt.

2. Mengucapkan salam kepada seluruh ahli kubur ketika memasuki area


pekuburan.
ُ ‫ص َّلى‬
‫هللا‬ َ ‫ ُك َّل َما َك َان ْت َل ْي َل ُت َها م ْن َر ُسول هللا‬:‫هللا َع ْن َها َق َال ْت‬
ُ ‫َع ْن َعا َش َة َرض َي‬
ِ ِ ِ ِ ‫ِئ‬
َْ َ َ ْ ُ ْ َ َ ُ ‫َ َ ُ ُ َّ اَل‬ َْ َ ْ َّ َ ُ ُ ْ َ َ َّ َ َ ْ َ َ
‫ الس م عليكم دار قو ٍم‬:‫ فيقول‬,‫علي ِه وسلم يخرج ِآخر اللي ِل ِإ لى الب ِق ِيع‬
َ ‫هللا ب ُك ْم اَل ح ُق‬
, ‫ون‬ ُ ‫ َو َّنا ْن َش َاء‬,‫ون‬ َ ‫ َغ ًدا ُمَؤ َّج ُل‬,‫ون‬ َ ‫وع ُد‬ َ ‫ َوَأ َت ُاك ْم َما ُت‬,‫ُمْؤ من َين‬
ِ ِ ‫ِإ ِإ‬ ِِ
ََْْ َ ْ ‫ُ َّ ْ ْ َأِل‬
‫اللهم اغ ِفر ه ِل ب ِق ِيع الغرق ِد‬
Artinya: “Diriwayatkan dari Aisyah ra., ia berkata; “Rasulullah saw
pada tiap malam gilirannya, pergi ke Baqi’ pada akhir malam, dengan
ucapannya: “Assalamu’alaikum dara qaumin mukminin wa atakum ma Artinya: “Diriwayatkan dari Aisyah ra, bahwa Rasulullah saw keluar
tu‘aduna ghadan muajjalun, wa inna insya Allahu bikum lahiqun. pada suatu malam ke Baqi’, beliau lama berdoa, memohon ampun bagi
Allahummaghfir li ahli Baqi’il Gharqad” (Semoga keselamatan bagi mereka tiga kali, dengan mengangkat kedua tangannya.” [HR.
kamu sekalian wahai negeri kaum yang beriman, dan akan datang apa Muslim]
yang dijanjikan kepada kamu sekalian dengan segera. Dan 6. Dilarang meminta-minta kepada kuburan dan menjadikannya wasilah
sesungguhnya kami, dengan izin Allah akan menyusul kamu sekalian. kepada Allah swt.
Yaa Allah ampunilah penghuni Baqi’ al-Gharqad (nama kuburan)”.” Satu hal yang menjadi pantangan ketika berziarah kubur,
[HR. Muslim] sebagaimana telah disinggung sebelumnya adalah meminta-minta
kepada ahli kubur dan menjadikan mereka perantara kepada Allah swt.
3. Melepas alas kaki ketika memasuki area pekuburan Karena Allah swt berfirman dalam surat Yunus ayat 106 sebagai
berikut,
4. Beberapa etika ketika berada di pekuburan.
َّ ً َ ْ َ َ ُ ‫َواَل َت ْد ُع م ْن ُدون هللا َما اَل َي ْن َف ُع َك َواَل َي‬
‫ض ُّر َك فِإ ْن ف َعل َت فِإ َّن َك ِإ ذا ِم َن الظامِل ِ َين‬ ِ ِ ِ
a. Menghadap kiblat ketika berada di kuburan seseorang.
َ َّ ‫َ مَل‬ ْ َ ْ ُ َ َّ َ َ َ َ ُ َّ َ ْ ُ َ ‫الب َر ِاء َا َّن ُه َج َل‬
َ ‫ل َحد ْيث‬
‫الق ْبل ِة ا خ َر َج‬
ِ ‫س َرسو ُل هللا صلى هللا عل ْي ِه وسلم مستق ِب َل‬
Artinya: “Dan jangan engkau menyembah sesuatu yang tidak memberi
ِ ِ ِ manfaat dan tidak (pula) memberi bencana kepadamu selain Allah.
َ َ
.‫ِالي امل ْقبر ِة‬
َ َ Sebab jika engkau lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya
engkau termasuk orang-orang zalim.” [QS. Yunus (10): 106]
Artinya: “Menilik hadis Bara’ bahwasanya Rasulullah saw duduk
menghadap qiblat ketika pergi berziarah kubur” [HR. Abu Dawud] Dalam surat az-Zumar (39) ayat 3 disebutkan’‫َأ‬
ْ َّ َ َ َ ‫اَّل‬ َ ُ َ َ َّ َ
b. Tidak menduduki kuburan. … ‫ين َّاتخذوا ِم ْن ُدو ِن ِه ْو ِل َي َاء َما ن ْع ُب ُد ُه ْم ِإ ِل ُيق ّ ِر ُبونا ِإ لى الل ِه ُزل َفى‬ ‫… وال ِذ‬
َ ‫هللا َع َل ْي ِه َو َس َّل َم َق‬
:‫ال‬ ُ ‫ص َّلى‬ َ ‫ول هللا‬
َ ‫س‬ُ ‫هللا َع ْن ُه َأ َّن َر‬
ُ ‫ َرض َي‬،‫َع ْن َأ بي ُه َر ْي َر َة‬ Artinya: “… dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Dia
ِ ِ
ُ‫ َخ ْي ٌر َله‬,‫ص َلى ج ْلده‬ َ ُ ْ َ َ ُ َ َ َ ّ َ ُ َّ َ َ ْ َ َ َ ْ ُ ُ َ ‫َأَل ْ َ ِ ْ َ َأ‬ (berkata), “Kami tidak menyembah mereka melainkan (berharap) agar
ِ ِ ِ ‫ وتخل ِإ‬,‫ن يج ِلس حدكم على جمر ٍة حتى تح ِرق ِثيابه‬ mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-
َ َ َ ْ َ ْ ‫ْ َأ‬
‫س َعلى ق ْبر‬ ‫ِمن ن يج ِل‬ dekatnya …” [QS. az-Zumar (39): 3]
Ayat terakhir menunjukkan bahwa orang-orang yang beralasan
Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwasanya ingin mendekatkan diri kepada Allah swt melalui perantara apapun
Rasulullah saw bersabda; “Sungguh seseorang dari kalian duduk di yang tidak dibenarkan syariat, termasuk dalam hal ini adalah melalui
atas bara api sehingga membakar bajunya hingga tembus ke ahli kubur, pada hakikatnya mereka itu menyekutukan Allah swt.
kulitnya, itu lebih baik baginya dari pada duduk di atas Sebagaimana terjadi pada masa sekarang ini, banyak orang yang
kuburan.”[HR. Muslim] mengunjungi kuburan-kuburan orang-orang tertentu, seperti kuburan
para wali misalnya. Kegiatan tersebut, dapat digolongkan kepada
5. Mendo’akan ahli kubur, baik ahli kubur yang dituju maupun ahli kubur perbuatan yang dilarang dikarenakan orientasi tujuannya sudah
secara keseluruhan. ‫َأ‬ berubah, bukan untuk mendoakan dan muhasabah diri namun
َ ً َ َ َّ َ ُ َّ َ َ ‫هللا َع ْن َها َّن َر ُس‬ُ ‫َع ْن َعا َش َة َرض َي‬
‫هللا َعل ْي ِه َو َسل َم خ َر َج ل ْيال ِإ لي‬ ‫صلى‬ ‫هللا‬
ِ ‫ول‬ ِ ‫ِئ‬ cenderung meminta-minta dan menjadikan kuburan-kuburan itu
َ ‫َاَل‬ ْ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ
َ ‫ْال َب ِق ْيع ي ْستغ ِف ُر ل ُه ْم واط‬
َ ْ َ َ
ٍ ‫ال ال ِق َي َام و َرفع يدي ِه ث ث َم َّر‬
wasilah kepada Allah swt. Indikasi itu muncul di antaranya karena
‫ات‬ ِ kegiatan berziarah itu dikhususkan ke tempat-tempat tertentu yang
dinilai memiliki hal yang lebih dibanding dengan kuburan-kuburan Kedua, Bila perlu, tambahkan janji indah di akhirat jika berhasil
lain. Padahal Rasulullah saw tidak pernah mengkhususkan kuburan mengucapkan kalimat tauhid
tertentu baik ketika beliau hendak mendoakan mereka maupun ketika
bermuhasabah diri. Misalnya, ucapkan laa ilaaha illallaah, surga akan menantimu…
MATERI KLASIKAL 44
MENTALKIN ORANG YANG SAKAROTUL MAUT Ini seperti yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika
mengajak Abu Thalib untuk mengucapkan laa ilaaha illallaah… ketika
mendekati kematiannya.
Mentalqin adalah menuntun seseorang yang akan meninggal dunia
untuk mengucapkan kalimat syahadat Laa Ilaaha Illa Allah. Mentalqin Ketiga, jangan sampai orang yang meninggal merasa terganggu karena yang
seseorang yang akan meninggal dunia disunnahkan bagi orang yang ada di mentalqin terlalu sering mengulang-ulang. Karena ini bisa membuat dia
sisi orang yang akan meninggal dunia. Talqin merupakan salah satu tugas menjadi tidak senang dengan ucapan laa ilaa illallaah…
orang yang hidup kepada saudaranya yang hendak meninggal. Dalam hadis
dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa An-Nawawi mengatakan,
sallam bersabda, َ ْ َ َ
‫ ف َيك َره ذ ِل َك‬، ‫يق َحاله َو ِش َّدة ك ْربه‬ َ ْ َ ‫َئ‬ َ ُ ‫ْ َ َ َ ْ َ مْل‬ ُ َ َ
َّ َ ُ َ َ ِ ‫وك ِرهوا اِإل كثار علي ِه وا واالة ِل ال يضجر ِب ِض‬
‫ل ِّق ُنوا َم ْوتاك ْم ال ِإ ل َه ِإ ال الل ُه‬ َْ
‫ِبقل ِب ِه‬
Talqinlah orang yang hendak mati diantara kalian untuk mengucapkan laa
Para ulama membenci jika terlalu banyak dan terlalu sering ketika
ilaaha illallaah. (HR. Muslim 916)
mentalqin. Agar tidak membuat calon mayit terganggu, karena dia sendiri
sedang merasakan sakit, sehinggamembuat hatinya membenci ajakan
Dari Muadz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa talqin. (Syarh Shahih Muslim, 6/219).
sallam bersabda,
ُ ْ َ َّ َ َ َ َ ْ َ
‫الم ِه ال ِإ ل َه ِإ ال الل ُه َو َج َب ْت ل ُه ال َج َّنة‬
Ad-Dzahabi bercerita,
ِ ‫من كان ِآخ ُر ك‬
Ketika Abdullah bin Mubarak menghadapi kematiannya, orang yang
Siapa yang kalimat terakhirnya laa ilaaha illallaah maka wajib masuk mentalqinnya terlalu sering mengajak, ‘Ucapkan, laa ilaaha illallaah…’
surga. (HR. Ahmad 21529, Abu Daud 3116, dan dihasankan al-Albani).
Kemudian Abdullah bin Mubarok mengingatkan,
Bagaimana Cara Mentalqin Calon Mayit?
“Caramu tidak bagus, saya khawatir kamu akan mengganggu muslim lain
Pertama, Bisikkan kepada orang yang hendak meninggal untuk yang kamu talqin setelahku. Jika kamu mentalqinku, lalu aku sudah
mengucapkan laa ilaaha illallaah… mengucapkan laa ilaaha illallaah dan setelah itu saya diam, maka biarkan
aku. Namun jika aku berbicara lagi, silahkan ulangi talqinnya, sampai
Misal, wahai ayahku, ucapkan laa ilaaha illallaah…
kalimat laa ilaaha illallaah menjadi ucapan terakhirku.” (Siyar a’lam an-
Nubala, 8/418).

Keempat, jika calon jenazah sudah berhasil mengucapkan laa ilaaha MATERI KLASIKAL 45
illallaah, jangan diajak bicara apapun. Jangan tanya minta apa, jangan tanya SUNNAH YG DILAKUKAN SAAT ORANG MENINGGAL DUNIA
apa yang dirasakan, dst. agar kalimat terakhir yang dia ucapkan adlah
kalimat tauhid. Jika dia berbicara atau meminta sesuatu, kabulkan Tatkala seseorang telah benar-benar menghembuskan nafas
permintaannya jika memungkinkan, setalah itu, talqin ulang. terakhirnya ada beberapa hal yang hendaknya dilakukan oleh orang-orang
yang hadir di sisinya, yaitu:
Kelima, apakah menggunakan kalimat perintah, misalnya, “Ucapkan, laa 1. Memejamkan mata orang yang baru meninggal dunia
ilaaha illallaah…” atau cukup kita mengulang-ulang kalimat laa ilaaha Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam ketika mendatangi Abu
illallaah di dekatnya? Salamah yang telah menghembuskan nafas terakhirnya sedangkan
kedua matanya terbelalak maka Beliau shalallahu ‘alaihi wa
Imam Ibnu Utsaimin merinci hal ini dengan melihat kondisi si calon mayit. salam memejamkan kedua mata Abu Salamah dan berkata:
‘’Sesungguhnya bila ruh telah dicabut, maka pandangan matanya
Jika calon mayit orangnya masih bisa diajak berfikir, atau dia orang kafir, mengikutinya”. (H.R. Muslim)
maka bisa menggunakan kalimat perintah. Bahkan bisa diiringi janji.
Misalnya, mari ucapkan laa ilaaha illallaah, surga akan menantimu. 2. Mendo’akan kebaikan
Namun, Jika calon mayit orangnya lemah, tidak memungkinkan untuk Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam setelah memejamkan mata
memahami perintah, cukup dibisikkan kalimat tauhid di dekatnya, laa Abu Salamah berdo’a:
ilaaha illallaah… sampai dia menirukannya. (as-Syarh al-Mumthi’, 5/246) “Ya Allah ampunilah Abu Salamah,angkatlah derajatnya di tengah
orang-orang yang mendapatkan petunujuk dan gantilah dalam anak
keturunannya yang ada setelahnya dan ampunilah kami dan dia
wahai Tuhan semesta alam dan luaskanlah kuburnya”. (H.R.Muslim)

3. Mengikat dagunya
Dalil masalah ini adalah dalil nzhar (akal) yang shahih, yaitu di
dalamnya terdapat kemaslahatan yang sangat jelas bagi jenazah, yaitu
agar mulutnya tidak terbuka sehingga tidak dimasuki serangga dan
agar tidak menyebabkan jeleknya pemandangan wajahnya ketika
dipandang oleh orang lain.

Adapun tata caranya adalah mengikatnya dengan kain yang lebar


dan panjang lagi mencakup seluruh dagunya dan diikatkan dengan
bagian atas kepalanya agar mulutnya tidak terbuka.
4. Melemaskan persendian hutang dari proses pinjam meminjam, jual beli, upah pekerja dan lain-
Proses pelemasan ini dilakukan ketika jenazah baru meninggal lainnya.
dunia ketika tubuhnya masih dalam keadaan hangat.
Adapun jika sudah lama atau tubuhnya sudah dingin maka tidak 9. Segera menunaikan wasiatnya
perlu dilemaskan karena tubuhnya sudah kaku. Wasiat dengan sesuatu yang wajib hukumnya wajib segera ditunaikan
Apabila kita lemaskan dalam kondisi jenazah sudah kaku maka dan sesuatu yang sunnah hukumnya sunnah tetapi mempercepat
akan menyakiti jenazah dan hal ini tidak diperbolehkan karena penunaiannya sebelum dishalati dan dikubur adalah sesuatu yang
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda: dituntut baik yang wajib maupun yang sunnah.
َ َ َ ‫ْ مْل‬ َ
S‫ر َعظ ِم ا ِّي ِت كك ْس ِر ِه َح ًّيا‬Sُ ‫ك ْس‬
“Memecah tulang orang yang telah meninggal dunia adalah seperti
memecahnya dalam keadaan hidup” . (H.R.Ibnu Majah)

Adapun cara melemaskannya adalah sebagai berikut:


a. Dilipat lengannya ke pangkal lengannya kemudian dijulurkan lagi
b. Dilipat betisnya ke pahanya dan pahanya ke perutnya kemudian
dikembalikan lagi
c. Jari-jemarinya dilemaskan juga dengan ditekuk dengan lembut

5. Melepas pakaian yang melekat di badannya


Seluruh pakaian yang melekat pada jasad jenazah hendaknya dilepas
sehingga tidak ada satu helai kainpun yang melekat pada jasadnya
kemudian diganti dengan kain yang menutupi selurut jasadnya.‫َأ‬
َ َ َ َّ َ َّ َّ َ َّ ُ ُ َ ُ ّ َ ُ َ ‫اَل‬
S‫ تجرد َم ْوتانا‬S‫ ك َما‬S‫ه َو َسل َم َم ْن ِث َيابه‬Sِ ‫ الل ُه َعل ْي‬S‫صلى‬ S ‫ نج ِرد رس‬S‫ن ْد ِري‬
‫ه‬Sِ ‫ول الل‬
“Kami tidak tahu, apakah kami melepas pakaian Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wa salam sebagaimana kami melepas pakaian
orang yang meninggal dunia di antara kami ataukah tidak “.
(H.R.Ahmaddan Abu Dawud)

6. Menutup seluruh jasad jenazah dengan kain

7. Menyegerakan pemakaman

8. Segera melunasi hutang-hutangnya, baik yang berkaitan dengan


hak Allah seperti: zakat, kafarah, nazar dan lain-lainnya ataupun
hutang yang berkaitan dengan hak anak turun bani Adam semisal

Anda mungkin juga menyukai