2- Kumandang azan dijadikan patokan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menerangkan, “Yang tepat,
wa sallam apakah suatu negeri termasuk negeri Islam ataukah tidak. Dari hukum azan adalah fardhu kifayah. Tidak boleh jika ada di suatu negeri
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu menceritakan bahwa, atau kampung yang tidak ada azan sama sekali. Demikian pendapat yang
masyhur dalam madzhab Imam Ahmad dan lainnya. Adzan dan Iqomah
َّ َ َ َأ َ ُ ْ ان َذا َغ َزا ب َنا َق ْو ًما َل ْم َي ُك ْن َي ْغ ُزو ب َنا َح َّتى ُي َ َك
فِإ ْن َس ِم َع ذ ًانا كف، ص ِب َح َو َي ْنظ َر
merupakan di antara amalan yang utama di dalam Islam.
ِ ِ ِإ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda :
َ َ َأ َ َأ َ
َوِإ ْن ل ْم َي ْس َم ْع ذ ًانا غ َار َعل ْي ِه ْم، َع ْن ُه ْم
“Imam sebagai penjamin dan muadzin (orang yang adzan) sebagai yang
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu jika akan menyerang satu diberi amanah, maka Allah memberi petunjuk kepada para imam dan
kaum, beliau tidak memerintahkan kami menyerang pada malam hari memberi ampunan untuk para muadzin” (Abu Dawud, At Tirmidzi, dan
hingga menunggu waktu subuh. Apabila azan Shubuh terdengar, maka Ahmad )
tidak jadi menyerang. Namun bila tidak mendengarnya, maka ia menyerang
mereka.” (HR. Bukhari no. 610 dan Muslim no. 382). Secara bahasa adzan berarti pemberitahuan atau seruan, sedangkan
arti secara istilah adalah seruan yang menandai masuknya waktu shalat
3- Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memerintahkan untuk lima waktu dan dilafazhkan dengan lafazh-lafazh tertentu.
dikumdangkan azan dan mengangkat salah seorang jadi imam. Beliau Adapun iqamah secara istilah maknanya adalah pemberitahuan atau
bersabda, َأ َأ
ُ ْ ُ ْ ُ ُ َ ّ َّ َ ُ َ ْ َؤ َ َف َذا َح seruan bahwa sholat akan segera didirikan.
الصالة فل ُي ِذ ْن لك ْم َح ُدك ْم َول َيُؤ َّمك ْم ك َب ُرك ْم ض َر ِت ِإ Ulama berselisih pendapat tentang hukum Adzan dan iqomah,
“Jika waktu shalat telah tiba, salah seorang di antara kalian hendaknya pendapat yang lebih kuat dalam masalah ini adalah pendapat yang
mengumandangkan azan untuk kalian dan yang paling tua di antara kalian mengatakan hukum adzan dan iqomah adalah fardu kifayah. Akan tetapi
menjadi imam. ” (HR. Bukhari no. 631 dan Muslim no. 674). hukum ini hanya berlaku bagi laki-laki.
1. Syarat Adzan
4- Dari Anas bin Malik, ia berkata, َ َأ ْ َأل َ َأ َ ُأ
َ
ف ِم َر ِبال ٌل ْن َيش َف َع ا ذ َان َو ْن ُيو ِت َر اِإل ق َام
a. Telah Masuk Waktu Shalat
Syarat sah adzan adalah telah masuknya waktu shalat, akan
“Maka Bilal diperintah untuk mengumandangkan azan dengan tetapi terdapat pengecualian pada adzan subuh. Adzan subuh
menggenapkan dan mengumandangkan iqamah dengan mengganjilkan” diperbolehkan untuk dilaksanakan sebelum waktu subuh tiba dan
(HR. Bukhari no. 605 dan Muslim no. 378). ketika waktu subuh tiba (terbitnya fajar shadiq).
b. Berniat adzan 2. Syarat Muadzin
a. Muslim
Hendaknya seseorang yang akan adzan berniat di dalam
b. Ikhlas hanya mengharap wajah Allah
hatinya (tidak dengan lafazh tertentu) bahwa ia akan melakukan
c. Adil dan amanah
adzan ikhlas untuk Allah semata.
d. Memiliki suara yang bagus
c. Dikumandangkan dengan bahasa arab
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda kepada
Menurut sebagian ulama, tidak sah adzan jika menggunakan sahabat Abdullah bin Zaid:
bahasa selain bahasa arab. Di antara ulama yang berpendapat
“pergilah dan ajarkanlah apa yang kamu lihat (dalam mimpi)
demikian adalah ulama dari Madzhab Hanafiah, Hambali, dan
kepada Bilal, sebab ia memiliki suara yang lebih bagus dari pada
Syafi’i.
suaramu” (HR. Abu Daud, At Tirmidzi (189), Ibnu Majah (706),
d. Tidak ada lahn dalam pengucapan lafadz adzan yang merubah
e. Mengetahui kapan waktu solat masuk
makna
Maksudnya adalah hendaknya adzan terbebas dari kesalahan- 3. Bacaan Adzan dan iqomah
kesalahan pengucapan yang hal tersebut bisa merubah makna a. Bacaan Adzan
َ ْ َ َْ َ
2× حSِ َح َّي َعلي ال َفال
adzan. Lafadz-lafadz adzan harus diucapkan dengan jelas dan
benar. 4x اهللُ اك َب ُر
َْ َ
e. Lafadz-lafaznya diucapkan sesuai urutan 2x اهللُ اك َب ُر ُ َا ْش َه ُد َا ْن َالا َل َه ا َّال
2× هللا ِ ِ
ُ ه ا َّالSَ ال ا َلSَ
1x هللا ْ ُ ً َ ُ َّ َ ُ ْ َ
ِ ِ ِ اش َهد ان مح َّمدا َّرسو ُل
Hendaknya lafadz-lafadz adzan diucapkan sesuai urutan
sebagaimana dijelaskan dalam hadits-hadits yang sahih. Adapun 2S× هللا
َ َّ َ
bagaimana urutannya akan dibahas di bawah. 2× الصال ِة َح َّي َعلي
f. Lafadz-lafadznya diucapkan bersambung
Maksudnya adalah hendaknya antara lafazh adzan yang satu
dengan yang lain diucapkan secara bersambung tanpa dipisah oleh Adab Mu’adzin ketika mengumandangkan adzan :
sebuah perkataan atau pun perbuatan di luar adzan. Akan tetapi 1. Adzan dalam keadaan suci
diperbolehkan berkata atau berbuat sesuatu yang sifatnya ringan 2. Adzan dalam keadaan berdiri
seperti bersin.
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
g. Adzan diperdengarkan kepada orang yang tidak berada di tempat salamdalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar :
muadzin
“berdiri wahai bilal! Serulah manusia untuk melakukukan
Adzan yang dikumandangkan oleh muadzin haruslah terdengar solat!”
oleh orang yang tidak berada di tempat sang muadzin melakukan
3. Adzan menghadap kiblat
adzan. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara mengeraskan suara
atau dengan alat pengerasa suara.
4. Memasukkan jari ke dalam telinga MATERI KLASIKAL 4
MAKMUM MASBUQ
Ini adalah perbuatan yang biasa dilakukan oleh sahabat
Bilal ketika adzan sebagaimana hadits yang diriwayatkan At
Makmum masbuq yaitu makmum yang terlambat satu raka’at atau
Tirmidzi dan Ahmad.
lebih bersama imam disaat sholat berjama’ah. Raka’at disini adalah adalah
5. Menyambung tiap dua-dua takbir sampai ruku’, jadi jika ada seorang makmum terlambat ruku’ bersama imam
Maksudnya adalah menyambungkan kalimat Allahu akbar- dalam raka’at pertama saat sholat berjama’ah maka dia disebut makmum
allahu akbar, tidak dijeda antara keduanya. masbuk, itulah pendapat Jumhur ulama.
Hadist ini menunjukkan bahwa cara makmum masbuk yang salah yaitu
mengikuti gerakan imam setelah itu baru berjalan menuju shof.
Adapun agar kita terhindar dari batalnya sholat berjama’ah dalam hal ini MATERI KLASIKAL 5
makmum masbuk. maka perlu di ketahui Ketentuan-ketentuan makmum TATA CARA SHALAT JAMA’
masbuk dalam pelaksanaan sholat berjama’ah di antara sebagai berikut:
1. Apabila makmum masbuk ketika takbiratul ihram mendapati imam 1. Pengertian Shalat Jama’
mau atau sedang melakukan ruku’ maka dia harus membaca al- Jama’ berasal dari bahasa Arab yang berarti
fatihah sedapatnya ( meskipun tidak sempurna ) dengan tanpa “mengumpulkan”. Sedangkan yang dimaksud dengan shalat
membaca ta’awudz atupun membaca bacaan iftitah dan wajiblah jama’ adalah mengumpulkan shalat. Artinya mengerjakan dua
bersegera melakukan rukuk bersama imam. Sebab bacaan al fatihah shalat fardhu yang lima dalam satu waktu. Misalkan, shalat
yang tidak sempurna oleh makmum masbuk tadi sudah di tanggung Dzuhur dan Ashar dekerjakan pada waktu Dzuhur atau
imam. Namun apabila menurut perkiraan jika dia membaca fatihah sebaliknya yaitu pada waktu Ashar.
tapi telat rukuk bersama imam, maka dia harus langsung ruku’
setelah melakukan takbiratul ihram. 2. Dasar hukum shalat Jama’
Hadits Nabi SAW :
2. Apabila makmum masbuk ketinggalan satu raka’at atau lebih dari
imam ,maka ketika dia hendak menyempurnakan sholatnya harus Artinya: “Bahwa Rasulullah Saw. jika berangkat dalam
mengikuti ketentuan-ketentuan sholat yang berlaku dalam sholat itu bepergiannya sebelum tergelincir matahari, beliau
mengakhirkan shalat Dzuhur ke waktu shalat Ashar;
3. Apabila dia ketinggalan 2 raka’at dalam sholat maghrib, lalu dia kemudian beliau turun dari kendaraan kemudian
ingin menyempurnakan 2 raka’at tersebut maka ia hendaknya beliau menjamak dua shalat tersebut. Apabila sudah
membaca tahiyyat awal pada raka’at pertama ( dari raka’at yang tergelincir matahari sebelum beliau berangkat,
tertinggal ) dan harus membaca tahiyytat akhir pada raka’at terakhir. beliau shalat dzuhur terlebih dahulu kemudian naik
kendaraan. [Muttafaq ‘Alaih].
B يBِ فB َمBّ لBBس
Bَ B َوB ِهBBْB يBَ لB َعB هللاB ىBّ لBصBَ B هللاB ِلBوBْ B ُسB َرB َعB َمB اBَ نBجBْ BرBَ BخBَ B َلBَ قB ٍذB اB َعB ُمBنBْ Bَع
َ B ِرBB ْغB َمBلB اBوBَ B اBًعB B ْيB ِمBجBَ B َرB ص
Bب ُّ BلB اB يBِّ لBص
Bْ B َعBلB اB َوB َرB ْهBظ َ B وBُ بBَ تB ِةBوBَ BزBْ Bُغ
َ Bُ يBنBَ B اB َكBَ فBك
)BمBلBسB مBهBاBوB (رB اB ًعB يB ِمB َجB َءB اB َشBعBِ BلB اBوBَ
Artinya: Dari Mu’adz r.a berkata : “Kami keluar bersama
Nabi SAW, pada waktu terjadi perang Tabuk. Ketika
itu beliau mengerjakan shalat dzuhur dan ashar
dengan jama’. Maghrib dengan isya’ pun dengan
jama’ (HR. Muslim)
Dari kedua sumber hukum di atas menunjukkan
keterangan dibolehkannya mengerjakan shalat dengan jama’
antara dua shalat fardhu khususnya bagi musafir. Baik dengan
jama’ ta’khir maupun jama’ taqdim.
a. Jama’ ta’khir adalah mengerjakan shalat dzuhur jauh untuk berperang. Hal ini didasarkan pada laporan Anas
dengan ashar dikerjakan pada waktu ashar atau bin Malik ra bahwa : Saya pernah shalat dzuhur bersama
maghrib dengan isya’ dikerjakan waktu isya’. Rasulullah SAW di Madinah empat rakaat, dan saya shalat
Ashr bersama beliau di Dzul- Hulayfah dua rakaat.
b. Jama’ taqdim adalah mengerjakan shalat dzuhur
dengan ashar dikerjakan pada waktu dzuhur atau c. Karena hujan
maghrib dengan isya’ dikerjakan pada waktu Dasarnya adalah hadits dari Ibnu Abbas ra bahwa :
maghrib.
“Rasulullah SAW pernah menjama’ shalatnya antara
c. Para ulama’ sepakat bahwa menjama’ shalat juga Dzuhur dengan ashar dan antara Maghrib dengan isya’ di
merupakan rukhsah, keringanan dari Allah SWT. Madinah dalam keadaan tidak takut dan tidak hujan.” (HR.
3. Cara Melaksanakan Jama’ shalat Muslim, Abu Dawud dan An Nasai)
Cara melaksanakan shalat jama’ yang dilaksanakan pada d. Karena sakit atau udzur yang menuntut istirahat total, atau
akhir waktu (Jama’ takhir) yaitu 2 shalat fardhu yang keadaan lain yang benar – benar menyulitkan.
dilakukan pada akhir waktu yaitu shalat dhuhur dan asar Rasulullah SAW pernah menjama’ shalatnya dalam kondisi
dikerjakan pada waktu asar dengan cara tertib sesuai urutan takut, tidak hujan, atau tidak safar. (HR. Muslim, Abu
dalam shalat yaitu mngerjakan shalat dhuhur baru shalat asar Dawud dan An Nasai)
meskipun mengerjakannya disahalat asar, begitu juga shalat
maghrib dan isya’ e. Karena hajat (ada keperluan).
4. Sebab-sebab diperbolehkannya menjama’ shalat
a. Karena berada di Arafah dan Muzdalifah (ketika haji)
Ketika sedang haji di Arafah, di Mina dan Muzdalifah.
Tetapi sebagian ulama hanya memperbolehkan shalat
qashar, tidak dijama’, karena sebagian haditsnya hanya
menyebutkan di Mina 2 rakaat (Mutafaq Alaih, dari Ibnu
Umar dan Abdurrahman bin Yazid ra) tapi sebagiannya lagi
berpendapat jama’ dan qashar karena dalam hadits lain
menyebutkan selama haji 10 hari di Makkah, Nabi SAW
mengerjakan 2 rakaat – 2 rakaat hingga kembali ke
Madinah (mutafaq Alayh, dari Anas ra) Jama’ taqdim
dilakukan ketika berada di Arafah, sedangkan jama’ ta’khir
dilakukan ketika berada di Muzdalifah.
b. Karena dalam safar (bepergian)
Ketika bepergian jauh sebagai musafir (HR. Abu
Dawud, dari Muadz bin Jabal) termasuk ketika akan pergi
ْ ُ َّ اَل ُ َأ َ َ َ َ
MATERI KLASIKAL 6 SنSِ S ْيSتSَ SعSَ SكS SرSَ SتSْ S ضSَ SرSِ SفS S اSمSَ SلSُ SوS َّ SةS S ص S SلS اSتSْ SلS S اSقS S اSهSَ SنSْ SعSَ S Sهللا
Sُ SيSَ ضSِ SرSَ SةS S شS ِئS اSعSَ SنSْ SعSَ
TATA CARA SHALAT QOSHOR ْ ُ ً َّ َ َ َ ًأ َّ ْ َ اَل َ ُأ َ ْ َ اَل
S)SهSيSلS عSقSفSتSمS( SرSِ Sض Sَ SحSَ SلS S اSةS Sص
S SتS SمS SتSِ SوS SرS SفS SسS SلS اSةS Sص
S SتS SرS SقSِ SفS
Pengertian Shalat Qasar
Qashar berasal dari bahasa arab yang artinya “pendek” Artinya : Dari Aisyah r.a berkata : pertama kali diwajibkan
atau “ringkas”. Sedangkan yang dimaksud dengan shalat shalat itu dua rakaat. Kemudian ia ditetapkan pada shalat
qashar adalah shalat yang diringkas, yaitu diantara shalat shaffar dan disempurnakan shalatnya orang yang tidak
fardhu yang lima yang mestinya empat rakaat diringkas bepergian (Mutafaq Alaih)
menjadi dua rakaat. Jadi shalat yang boleh diqashar adalah
shalat dzuhur dan ashar dan isya’. Sedangkan shalat subuh Dari ayat dan hadist di atas menunjukkan bolehnya
dan maghrib tidak boleh diqashar. mengqashar (meringkas) shalat bagi orang bepergian. Para
ulama’ bersepakat bahwa orang musafir boleh mengqasahar
Dasar hukum Shalat Qashar shalat itu merupakan suatu keringanan dari Allah. Dalam hal
ْ ً َ َ
ض ُم َراغ ًما ك ِث ًيرا َو َس َعة ۚ َو َم ْن َيخ ُر ْج رْ الل ِه َيج ْد في اَأْل
َّ
َو َم ْن ُي َه ِاج ْر ِفي َس ِب ِيل
ini, para ulama berbeda pendapat masalah berapa jarak yang
ْ مْل َ َ َ َ َأ ِ ِ ِ ditempuh seorang musafir, sehingga diperbolehkan untuk
َّ َ ُ
ۗ ه ا ْو ُت فق ْد َوق َع ْج ُر ُه َعلى الل ِهSُ ول ِه ث َّم ُي ْد ِرك ُ َ َّ َ ُ َْ ْ
ِ ِمن بي ِت ِه م َه ِاج ًرا ِإ لى الله و َرس
mengqashar shalat. Ada yang berpendapat bahwa boleh
mengqashar shalat jika sudah bepergian dengan jarak minimal
َّ َ َ َ
ً الل ُه َغ ُف
ورا َر ِح ًيما وكان 1 farsakh, ada juga yang berpendapat 3 farsakh bahkan ada
yang sampai 16 farsakh.
Artinya : Apabila kamu berjalan jauh di bumi, maka tidak Jika jarak 1 mil = 1847 meter, maka minimal jarak tempuh
menngapa kamu mengqashar shalat, jika kamu khawatir akan untuk 3 mil adalah 3 x 1847 meter = 5541 meter = 1 farsakh.
diganggu oleh orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang Tetapi hadits lain yang biasa dijadikan pendukung 1 farsakh
yang kafir itu adalah musuh yang nyata bagi kamu .(Q.S An- atau 3 mil ini sangat lemah sehingga tidak bisa dijadikan
Nisa (4) : 100) sebagai hujjah sehingga lebih aman dan hati-hati jika memilih
jarak minimal 3 farsakh atau 16.623 meter. Tetapi menurut
Menurut pendapat Jumhur arti qashar di sini ialah shalat
mayoritas ulama seperti Al Bukhari, Imam Syafi’i, Malik,
yang yang empat rakaat dijadikan dua rakaat. Mengqashar di
Ahmad dan lainya, bahwa jarak minimal yang diperbolehkan
sini ada kalanya dengan mengurangi jumlah rakaat dari 4
bagi musafir untuk menqashar shalatnya adalah perjalanan
menjadi 2, yaitu di waktu bepergian dalam keadaan aman dan
sehari semalam dengan jarak minimal 4 burud (1 burud = 4
ada kalanya dengan meringankan rukun-rukun dari yang 2
farsakh) atau setara dengan 16 farsakh (88.656 Km) dan
rakaat itu, yaitu di waktu dalam perjalanan dalam keadaan
dibulatkan menjadi 89 Km.
khauf. dan ada kalanya lagi meringankan rukun-rukun yang 4
rakaat dalam keadaan khauf di waktu hadhar.
MATERI KLASIKAL 7 Imam Nawawi (Yahya bin Syaraf Abu Zakariya An Nawawi) dalam
UTANG SHOLAT (QODHO SHOLAT ) kitabnya Syarh an-Nawawi 'ala-l Muslim شرح النووي على مسلم
mengomentari hadits seputar qodho solat demikian: Tata Cara Shalat Bagi Orang Sakit
Kesimpulan madzhab (atas hadits qadha): bahwasanya apabila tertinggal
satu solat fardhu, maka wajib mengqadh-nya. Apabila tertinggal shalat Syari’at Islam dibangun di atas dasar ilmu dan kemampuan orang yang
karena udzur, maka disunnahkan mengqadha-nya sesegera mungkin tapi dibebani. Tidak ada satu pun beban syari’at yang diwajibkan kepada
boleh mengakhirkan qadha menurut pendapat yang sahih. seseorang di luar kemampuannya. Allah Azza wa Jalla sendiri menjelaskan
Imam Baghawi dan lainnya menceritakan suatu pendapat: bahwasanya tidak hal ini dalam firman-Nya:
boleh mengakhirkan qadha. Kalau lalainya solat tanpa udzur, maka wajib
اَّل َ َّ ُ ّ َ اَل
mengqadha sesegera mungkin menurut pendapat yang lebih sahih. ُيك ِلف الل ُه ن ْف ًسا ِإ ُو ْس َع َها
KESIMPULAN
“Allah Azza wa Jalla tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
1. Kewajiban qadha' shalat bagi orang yang lupa dan tertidur, yang kesanggupannya” [al-Baqarah/ 2:286]
dilaksanakan ketika mengingatnya.
Allah Azza wa Jalla juga memerintahkan kaum Muslimin untuk agar
2. Kewajiban segera melaksanakannya, karena penundaannya setelah bertaqwa sesuai kemampuan mereka. Allah Azza wa Jalla berfirman:
mengingatkannya sama dengan meremehkannya.
َ ْ َ َ َّ َ
3. Tidak ada dosa bagi orang yang menunda shalat bagi orang yang اس َتط ْع ُت ْم ف َّات ُقوا الله ما
mempunyai alasan, seperti lupa dan tertidur, selagi dia tidak
mengabaikannya, seperti tidur setelah masuk waktu atau menyadari dirinya “Maka bertakwalah kamu kepada Allah k menurut kesanggupanmu” [at-
tidak memperhatikan waktu, sehingga dia tidak mengambil sebab yang Taghâbun/ 64:16]
dapat membangunnkannya pada waktunya. Kafarat yang disebutkan di sini
bukan karena dosa yang dilakukan, tapi makna kafarat ini, bahwa karena Orang yang sakit tidak sama dengan yang sehat. Masing-masing harus
meninggalkan shalat itu dia tidak bisa mengerjakannya yang lainnya, seperti berusaha melaksanakan kewajibannya menurut kemampuannya. Dari sini,
memberi makan, memerdekakan budak atau ketaatan lainnya. Berarti dia nampaklah keindahan dan kemudahan syari’at islam.
tetap harus mengerjakan shalat itu.
Di antara kewajiban agung yang wajib dilakukan orang yang sakit adalah
4. Kewajiban shalat tidak bisa digantikan oleh orang lain sekalipun oleh ahli
shalat. Banyak sekali kaum Muslimin yang terkadang meninggalkan shalat
warisnya.
dengan dalih sakit atau memaksakan diri melakukan shalat dengan tata cara
5. Tidak temukan hadits shahih yang mendasari qadha sholat dengan yang biasa dilakukan orang sehat. Akhirnya, mereka pun merasa berat dan
membayar fidyah sebagaimana dalam hadits Qatadah diatas. merasa terbebani dengan ibadah shalat. Untuk itu, solusinya adalah
mengetahui hukum-hukum dan tata cara shalat bagi orang yang sakit sesuai
6. Diperbolehkan mengqadha‟ shalat sunat rawatib yang ditinggalkannya petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan penjelasan para
(bagi siapa yang biasa mengerjakannya) sebagaimana amalan yang ulama.
dikerjakan oleh seorang shahabat yang dibenarkan oleh Nabi SAW
Dan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits Imran Bin
MATERI KLASIKAL 9 Husain Radhiyallahu ‘anhu:
َ َّ َّ َ َّ َّ ُ ْ َ َ ْ َ َ ُ َ َ َأ
صلى الل ُه َعل ْي ِه كانت بي بو ِاسير فس لت الن ِبي Cara sujudnya dengan menundukkan kepala lebih dari ketika
َ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ ْ َ ً َ َ ْ َ ْ َ ْ َ ْ َ ً َ ّ َ َ َ َ َ َ َّ َ ِ َ ْ َّ اَل rukuk
اعدا فِإ ن لم تست ِطع فعلى
ِ وسلم عن الص ِة فقال ص ِل قاِئ ما فِإ ن لم تست ِطع فق Cara tasyahud dengan meluruskan tangan ke arah lutut namun jari
َج ْن ٍب telunjuk tetap berisyarat ke arah kiblat.
b. telentang
“Pernah penyakit wasir menimpaku, lalu aku bertanya kepada Nabi Berbaring telentang dengan kaki menghadap kiblat, kepala
Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang cara shalatnya. Maka beliau diangkat sedikit dengan ganjalan seperti bantal atau semisalnya
Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: Shalatlah dengan berdiri, apabila sehingga wajah menghadap kiblat. Jika tidak memungkinkan
tidak mampu, maka duduklah dan bila tidak mampu juga maka untuk menghadap kiblat maka tidak mengapa.
berbaringlah” [HR al-Bukhari no. 1117] Cara bertakbir dan bersedekap sama sebagaimana ketika shalat
dalam keadaan berdiri.
Jadi orang yang tidak mampu berdiri Orang yang tidak mampu
Cara rukuknya dengan menundukkan kepala sedikit Kedua
berdiri, maka shalatnya sambil duduk.
tangan diluruskan ke arah lutut.
Cara yang paling utama adalah dengan duduk bersila, namun jika itu
Cara sujudnya dengan lebih menundukkan kepala dari ketika
memungkinkan.
rukuk. Kedua tangan diluruskan ke arah lutut.
Menghadap ke kiblat, namun jika tidak memungkinkan maka tidak Cara tasyahud dengan meluruskan tangan ke arah lutut namun
mengapa. jari telunjuk tetap berisyarat ke arah kiblat.
Cara bertakbir dan bersedekap sama sebagaimana ketika shalat
dalam keadaan berdiri. 2. Tata cara shalat orang yang tidak mampu menggerakkan anggota
tubuhnya (lumpuh total)
Cara rukuknya dengan membungkukkan badan sedikit.
Jika tidak mampu menggerakan anggota tubuhnya namun bisa
Cara sujudnya sama sebagaimana sujud biasa, jika tidak menggerakkan mata, maka shalatnya dengan gerakan mata. Ia kedipkan
memungkinkan maka, dengan membungkukkan badannya lebih matanya sedikit ketika takbir dan rukuk, dan ia kedipkan banyak untuk
banyak dari ketika rukuk. sujud. Disertai dengan gerakan lisan ketika membaca bacaan-bacaan
Cara tasyahud dengan meletakkan tangan di lutut dan melakukan shalat. Jika lisan tidak mampu digerakkan, maka bacaan-bacaan shalat
tasyahud seperti biasa. pun dibaca dalam hati.
1. Tata cara shalat orang yang tidak mampu duduk
a. berbaring menyamping
Berbaring menyamping ke kanan dan ke arah kiblat jika
memungkinkan. Jika tidak memungkinkan untuk menghadap
kiblat maka tidak mengapa.
Cara bertakbir dan bersedekap sama sebagaimana ketika shalat
dalam keadaan berdiri.
Cara rukuknya dengan menundukkan kepala sedikit, dengan
tangan diluruskan ke arah lutut.
MATERI KLASIKAL 11
Shalat Rawatib Muakkad
Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib Shalat
Shalat Rawatib
Qobliyah Ba’diyah Ghoiru Muakkad
Shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang dikerjakan sebelum
dan sesudah shalat fardhu (shalat lima waktu). Shalat sunnah rawatib yang Shubuh 2 raka’at – –
dikerjakan sebelum shalat fardhu disebut dengan shalat sunnah Qobliyah. 2 atau 4 raka’at
Zhuhur 2 raka’at 2 raka’at ba’diyah
Sedangkan shalat sunnah Rawatib yang dikerjakan setelah shalat fardhu
disebut dengan shalat sunnah Ba'diyah. Ashar – – 4 raka’at qobliyah
Inilah macam-macam shalat sunnah rawatib dan hal ini disebutkan dalam Maghrib – 2 raka’at 2 raka’at qobliyah
sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
‘Isya – 2 raka’at 2 raka’at qobliyah
ْ َ َ َ ً ْ َ ْ ْ َّ َ ْ َ
صلى اث َن َت ْى َعش َرة َرك َعة ِفى َي ْو ٍم َول ْيل ٍة ُب ِن َى ل ُه ِب ِه َّن َب ْي ٌت ِفى ال َج َّن ِة من
“Barangsiapa yang mengerjakan dua belas raka’at shalat sunnah rawatib
sehari semalam, maka akan dibangunkan baginya suatu rumah di surga.”
Hadits ini dikeluarkan oleh Muslim dari Ummu Habibah. Dikeluarkan pula
oleh At Tirmidzi dengan sanad yang hasan dan ditambahkan dalam riwayat
tersebut shalat sunnah rawatib empat raka’at sebelum Zhuhur, dua raka’at
setelah Zhuhur, dua raka’at setelah Maghrib, dua raka’at setelah Isya’, dan
dua raka’at sebelum Shubuh.
Dua belas raka’at rawatib yang dianjurkan untuk dijaga adalah empat
raka’at sebelum Zhuhur, dua raka’at sesudah Zhuhur, dua raka’at sesudah
Maghrib, dua raka’at sesudah ‘Isya’, dan dua raka’at sebelum Shubuh.
Shalat sunnah qobliyah shubuh atau shalat sunnah fajr memiliki keutamaan
sangat luar biasa. Di antaranya disebutkan dalam hadits ‘Aisyah,
ْ ُّ َ ٌ ْ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ
الدن َيا َو َما ِف َيها الفج ِر خير ِمنSركعتا
“Dua raka’at sunnah fajar (qobliyah shubuh) lebih baik daripada dunia
dan seisinya.”[HR. Muslim]
Shalat rawatib ada yang muakkad (ditekankan untuk dikerjakan) dan
ghoiru muakkad (tidak begitu ditekankan untuk dikerjakan). Mengenai
jumlah raka’at shalat sunnah rawatib tersebut, terlampirkan pada tabel
berikut. MATERI KLASIKAL 12
SHALAT TAHAJJUD & KEUTAMAANNYA
ض ُل َ َأ ْف:هللا َع َل ْيه َو َس َّل َم
ُ ص َّلى
َ ال َر ُس ْو ُل هللاَ َ َ َ ُ ْ َ ُ َ َ َ َ ْ َ ُ ْ َ ْ َأ
ق :عن ِبي هريرة ر ِضي هللا عنه قال
ِ ِ
َّ ُ َ َ َ ْ َ َ ْ َ َ َّ ُ َ ْ َ ُ َّ َ ُ َ مْل
ْ َأ َ َ َ َ ََْ َّ
Sholat tahajjud merupakan sholat sunnah dimana Cara Melaksanakan صالة الل ْي ِل هللا ا حرم و فضل الصال ِة بعد الف ِريض ِة ِ الصي ِام بعد َرمضان ش ْه ُر
ِ
Shalat Tahajud pada waktu malam hari, yaitu setelah Shalat Wajib isya’
hingga terbitnya fajar. Ini merupakan suatu bentuk dari qiyamul lail, yang Artinya : “Dari Abu Hurairah, dia berkata, “Rasulullah shallallahu
diartikan sebagai semua kegiatan ibadah yang dilakukan pada malam hari ‘alaihi wa sallam bersabda,
seperti membaca al-qur’an, berdzikir, mengerjakan shalat, maupun belajar “Puasa yang paling utama setelah puasa ramadhan adalah
untuk mengkaji ilmu agama puasa muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat
Keutamaan dan Fadhilah Shalat Tahajjud fardhu adalah shalat lail (malam).” (HR. Muslim)
1. Tahajjud dapat mengangkat derajat manusia 4. Sholat tahajjud adalah sholat yang menjanjikan anugrah kenikmatan
hidup dari Allah SWT
ومن الليل فتهجد به نافلة لك عسى أن يبعثك ربك مقاما محمودا َ ون َر َّب ُه ْم َخ ْو ًفا َو َط َم ًعا َوم َّما َر َز ْق َن ُاه ْم ُي ْنف ُقَ ضاجع َي ْد ُع َ َ وب ُه ْم َعن امْل
ُ ُج ُنSَت َت َج َافى
,ون ِ ِ ِ ِ ِ
Artinya : “Dan pada sebagian malam, lakukanlah salat tahajud (sebagai َس َما ُأ ْخف َي َل ُه ْم م ْن ُق َّرة َأ ْع ُين َج َز ًاء ب َما َك ُانوا َي ْع َم ُلون ٌ َفال َت ْع َل ُم َن ْف
suatu ibadah) tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu ِ ٍ ِ ِ ِ
mengangkatmu ke tempat yang terpuji.”(QS. Al- Isra ayat 79) Artinya : “lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu
2. Sholat Tahajjud merupakan waktu mustajab untuk berdo’a kepada Allah berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap,
SWT serta mereka menafkahkan apa apa rezki yang Kami berikan.
tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti,
Shalat sunnah tahajjud menjadi shalat dimana Doa Mustajab agar
yang indah dipandang sebagai Balasan bagi mereka, atas apa
Keinginan Tercapai dengan berdoa secara khusyu karena Allah SWT
yang mereka kerjakan.” (QS. As- Sajdah ayat 16-17)
telah menjanjikan terkabulkannya do’a-do’a umat-Nya di waktu tersebut.
َّ ُ ُ ُ َ َ َ َ ْ ُّ
ِ الس َم ِاء الدنيا ِحين ي ْبقى ثلث الل ْي ِل
اآلخ ُر َّ َي ْنز ُل َر ُّب َنا َت َب َار َك َو َت َع َالى ُك َّل َل ْي َل ٍة َلى 5. Sholat Tahajjud merupakan ibadah yang penuh dengan pahala kemuliaan
ِإ ِ baik di dunia maupun diakhirat.
ُ َم ْن َي ْس َت ْغف ُرني َفَأ ْغف َر َله،يب َل ُه َم ْن َي ْسَأ ُلني َفُأ ْعط َي ُه َ َأ َ
َ ف ْستج، َمن يدعو ِني:ول ُ ْ َ ْ ُ َي ُق َّ ْ َ َ َ ً اَل ُ َ ُ َ َ ُ ٌ ُ ْ ٌ َ ْ َأ ُ َّ َ َ ْ ً ْ َأ ْ ُّ ْ آْل
ِ ِ ِ ِ ِ ِ الدن َيا َوا ِخ َر ِة ِإ َّن ِفي اللي ِل لساعة يوا ِفقها رجل مس ِلم يس ل الله خيرا ِمن م ِر
َ َ ُ َ َ اَّل َأ
Artinya : “Allah Subhanahu wa Ta’ala turun ke langit dunia setiap ِإ ْعط ُاه ِإ َّي ُاه َوذ ِل َك ك َّل ل ْيل ٍة
malam, ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Kemudian
Allah berfirman: Siapa yang berdoa kepada-Ku akan Aku Artinya : “Sesungguhnya di waktu malam terdapat suatu saat, tidaklah
ijabahi doanya, siapa yang meminta-Ku akan Aku beri dia, seorang muslim mendapati saat itu, lalu dia memohon
dan siapa yang minta ampunan kepada-Ku akan Aku ampuni kebaikan kepada Allah Ta’ala dari urusan dunia maupun
dia.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, dan yang lainnya) akhirat, melainkan Allah akan memberikannya kepadanya.
Demikian itu terjadi pada setiap malam.” (HR. Muslim)
6. Sholat tahajjud merupakan bentuk ibadah yang Allah SWT menjanjikan
3. Sholat tahajjud merupakan salah satu ibadah yang paling utama bagi
Syurga sebagai balasannya
umat muslim
َ َ ُ َ َ
ين َما آت ُاه ْم َر ُّب ُه ْم ِإ َّن ُه ْم كانوا ق ْب َل ذ ِل َك َ آخذ, َّن امْل ُ َّتق َين في َج َّنات َو ُع ُيون ٌ ْ ُ َ َُ ٌ ُ َُ َ َّ الل ْيل َف َّن ُه َدْأ ُب
الص ِال ِـح ْي َن ق ْبلك ْم َو ُه َو ق ْر َبة لك ْم ِإ لى َر ِّبك ْم َو َمك َف َرة
َّ َ ْ ُ ْ َ َ
ِ ِ ٍ ٍ ِ ِ ِإ عليكم ِب ِقي ِام ِ ِإ
َون * َوباَأْل ْس َحار ُه ْم َي ْس َت ْغف ُرون َّ َ ّ ً َ ُ َ َ
َ الل ْيل َما َي ْه َج ُع ْ ُ ْ ٌ
ات َو َم ْن َهاة َع ِن اِإْل ث ِم
َّ َئ
ِ ِ ِ ِ كانوا ق ِليال ِمن, مح ِس ِنين ِ لس ِّي ِل
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam Artinya : “Hendaklah kalian melakukan sholat malam karena ia adalah
taman-taman surga dan di mata air-mata air, sambil kebiasaan orang-orang sholih sebelum kalian, ia sebagai
mengambil apa yang diberikan oleh Rabb mereka. amal taqorrub bagi kalian kepada Allah, menjauhkan dosa,
Sesungguhnya mereka sebelum itu (di dunia) adalah orang- dan penghapus kesalahan.”. (HR. at-Tirmidzi, al-Hakim, dan
orang yang berbuat kebaikan, (yakni) mereka sedikit sekali al-Baihaqi).
tidur di waktu malam, dan di akhir-akhir malam mereka
memohon ampun (kepada Allah).” (QS. Adz-Dzariyat: 15-18)
7. Dapat menghindarkan dari godaan syaitan dan jaminan pintu surga
ُ
ض ِر ُب ك َّل ْ ان َع َلى َقاف َية َرْأ س َأ َحد ُك ْم َذا ُه َو َن َام ثَاَل َث ُع َقد َي
ُ الش ْي َط
َّ َي ْعق ُد
ٍ ِإ ِ ِ ِ ِ ِ
َّ َ َ َ َ َ َ ْ َ ْ ْ َ ْ ُ ْ َ ٌ َ ٌ ْ َ َ ْ َ َ َ ْ ُ
ْالل َه ْان َح َّل ْت ُع ْق َد ٌة َف ن
ِإ فِإ ن استيقظ فذكر. عليك ليل ط ِويل فارقد:عقد ٍة
َ َ َّ َأ ْ َ َّ ْ ُ ْ َ ٌ َ ْ َ َّ ْ َ َّ ْ ُ ْ َ ٌ َ َأ ْ َ َ َ ً َ ّ َ َّ ْ َ اَّل
س وِإ ِ ح ن ِشيطا ط ِيب النفS َأتوض انحلت عقدة فِإ ن صلى انحلت عقدة ف صب
ْ َ َ َ َ َّ ْ َ اَل
س ك ْس َن ِ صبح خ ِبيث النف
Artinya : “Setan mengikat tengkuk kepala seseorang dari kalian saat dia
tidur dengan tiga tali ikatan, dimana pada tiap ikatan tersebut
dia meletakkan godaan, “Kamu mempunyai malam yang
sangat panjang, maka tidurlah dengan nyenyak.” Jika dia
bangun dan mengingat Allah, maka lepaslah satu tali ikatan.
Lalu jika dia berwudhu, maka lepaslah tali ikatan yang
lainnya. Dan jika dia mendirikan sholat (malam), maka
lepaslah seluruh tali ikatannya sehingga pada pagi harinya
dia akan merasakan semangat & baik jiwanya. Namun bila
dia tak melakukan hal itu, maka pagi harinya jiwanya menjadi
jelek & menjadi malas beraktifitas”. (HR. Imam Al-Bukhari
& Muslim).
Dikisahkan dari Abdullah bin al-Harits bin Naufal, “bahwa pada suatu saat Berikut cara memperoleh keutamaan ini hanya dapat diraih jika terpenuhi
(‘Abdullah) ibnu ‘Abbas (saudara sepupu Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi wa beberapa persyaratan sebagai berikut:
Sallam) tidak melaksanakan shalat Dhuha. Dia bercerita, lalu aku
membawanya menemui Ummu Hani’ binti Abi Thalib, dan kukatakan, 1. Shalat subuh secara berjamaah. Sehingga tidak tercakup di dalamnya
“Beritahukan kepadanya apa yang telah engkau beritahukan kepadaku. Lalu orang yang shalat sendirian. Zhahir kalimat jamaah di hadits ini, mencakup
jamaah di masjid, jamaah di perjalanan, atau di rumah bagi yang tidak wajib merasa bingung diantara berbagai macam pilihan kehidupan. Ragu-ragu
jamaah di masjid karena udzur. dalam memilih sesuatu adalah suatu hal yang wajar, tetapi yang mengetahui
mana yang baik dan buruk hanya Allah SWT yang Maha Mengetahui.
2. Duduk berdzikir. Jika duduk tertidur, atau ngantuk maka tidak Untuk masalah yang dimaksudkan tidak dibatasi, karena pilihan
mendapatkan fadhilah ini. Termasuk berdzikir adalah membaca Alquran, kehidupan sangatlah banyak, ada juga masalah pekerjaan, nikah dan
beristighfar, membaca buku-buku agama, memebrikan nasihat, diskusi masalah-masalah lainnya. Salah satu tujuan dari sholat istikharah adalah
masalah agama, atau amar ma’ruf nahi mungkar. meluruskan atau meyakinkan bahwa pilihan yang akan kita pilih adalah
pilihan dari Allah juga yang diberikan melalui hidayahnya.
3. Duduk di tempat shalatnya sampai terbit matahari. Tidak boleh
pindah dari tempat shalatnya, jika dia pindah untuk mengambil mush-haf al- Nabi SAW pernah bersabda:
Quran atau untuk kepentingan lainnya maka tidak mendapatkan keutamaan
ini. “Jika salah seorang diantara kalian berniat dalam suatu urusan maka
lakukanlah sholat sunnah 2 rakaat yang bukan sholat wajib, kemudian
4. Shalat dua rakaat. Shalat ini dikenal dengan shalat isyrâq. Shalat ini berdoalah meminta kepada Allah.” (H.R Bukhori)
dikerjakan setelah terbitnya matahari setinggi tombak.
Menurut para ulama bahwa sholat istikharah adalah untuk memohon
Shalat ini (menurut para ulama) hukumnya sunnah, bukan wajib, dia
kepada Allah SWT agar meridhoi segala urusan yang dipilihnya dan
termasuk shalat Dhuha, karena waktu shalat Dhuha dimulai sejak matahari
memohon agar dipermudah jalan dalam mengurusi perkara-perkara dalam
terbit hingga menjelang matahari tergelincir (masuk waktu Zuhur).
urusan tersebut.
Tatacara Melaksanakan Shalat Isyrâq
1. Waktu Mendirikan Sholat Istikharah
Cara melaksanakan Shalat Isyrâq/Syurûq/Thulû’ sama dengan shalat-shalat
sunnah lain yang dikerjakan sebanyak 2 rakaat, dari mulai takbiratul ihram
sampai salam, gerakan dan bacaannya sama. Perbedaannya hanya pada niat Pada dasarnya sholat istikharah dapat dilaksanakan kapan saja, yang
shalat. Yaitu kita menetapkan niat di dalam hati saja (tanpa diucapkan penting jangan pada waktu-waktu yang dilarang untuk mendirikan
dengan lisan) bahwa kita akan melaksanakan shalat sunnah Isyrâq dan sholat. Namun lebih dianjurkan pada waktu sepertiga malan seperti
mengharapkan pahala dari Allah seperti disebutkan dalam hadits di atas. sholat tahajud, karena dengan keheningan malam berpotensi
mendatangkan kekhusyukan dan ketenangan. Waktu malam juga
dipercaya mustajab, karena pada saat malam hari atau sepertiga malam
Allah SWT turun ke bumi untuk melihat hamba-hambanya yang bangun
unntuk beribadah kepadanya.
MATERI KLASIKAL 15
SHOLAT ISTIKHARAH & KEUTAMAAN 2. Tata Cara Sholat Istikharah
Sholat istikharah merupakan sholat 2 rakaat yang dikerjakan oleh
seorang muslim untuk meminta petunjuk kepada Allah SWT ketika sedang
Sholat Istikharah dapat dikerjakan minimal 2 rakaat sampai 12 1. Menyerahkan Hasil Pada Allah
rakaat (asumsinya 6 kali sholat). Tata caranya sama persis dengan
mendirikan sholat wajib, yang beda hanya pada niatnya saja. Sekali kali tdk akan menimpa kami melainkan apa yg telah
ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanya
Setelah membaca surat Al-Fatihah pada rakaat pertama, diutamakan kepada Allah-lah orang-orang yg beriman harus bertawakal” (QS
setelahnya untuk membaca surat Al Kafirun. Pada rakaat kedua At Taubah: 51)
diutamakan untuk membaca surat Al-Ikhlas. Jika ingin membaca surat
yang lainnya diperbolehkan, semisalnya ingin membaca surat yang lebih 2. Menenangkan Diri
panjang juga tidak ada masalah. Setelah selesai sholat istikharah
kemudian membaca doa. Shalat istikharah juga bisa menenangkan diri kita. Saat terjadi
masalah dan harus melakukan pilihan, biasanya kita terlalu tergesa-
Doa Shalat Istikharah gesa. Tergesa-gesa tentu saja tidak baik dan dapat membuat kita
salah dalam memilih. Justru yang dibutuhkan saat memilih adalah
ْ َوَأ ْسَأ ُل َك م ْن َف، الل ُه َّم ّنى َأ ْس َتخ ُير َك بع ْلم َك َوَأ ْس َت ْقد ُر َك ب ُق ْد َرت َك
ض ِل َك
َّ bagaimana kita mendapatkan hasil yang terbaik dan berpikir di saat
ِ ِ ِ ِ ِ ِِ ِ ِ ِإ
ُ ْ َّ ْ َ َأ َ َأ َ َ ْ َ َأ َ َ ْ
فِإ َّن َك ت ْق ِد ُر َوال ق ِد ُر َوت ْعل ُم َوال ْعل ُم َو ن َت َعال ُم الغ ُيوب، ال َع ِظ ِيم
pikiran jernih.
ْ َ َأ َ ُ َ َ َأ َ َأل َّ
ة ْم ِرى فاق ُد ْر ُهSِ الل ُه َّم ِإ ْن ك ْن َت ت ْعل ُم َّن َهذا ا ْم َر خ ْي ٌر ِلى ِفى ِد ِينى َو َم َع ِاشى َو َعا ِق َب
3. Memberikan Kemantapan Hati
4. Menjauhi Bisikan Syetan
ُ
ِلى َو َي ِ ّس ْر ُه ِلى ث َّم َب ِار ْك ِلى ِف ِيه 5. Memilih dengan Pertimbangan Agama
ْ ْ َ َأ َ ُ َ َ َأ َ َأل 6. Ikhlas dan Lurus Hanya pada Allah
اص ِرف ُه َوِإ ْن ك ْن َت ت ْعل ُم َّن َهذا ا ْم َر ش ٌّر ِلى ِفى ِد ِينى َو َم َع ِاشى َو َعا ِق َب ِة ْم ِرى ف
َ ّ َ ْ ْ َ ْ ُ َ ْ ُ ْ ْ َ ْ َ َ ْ ُ َ َ ُ َأ
ان ث َّم ْر ِض ِنى
Dengan melakukan shalat istikhawah maka kita juga telah
واقدر ِلى الخير حيث ك، ع ِنى واص ِرف ِنى عنه berusaha untuk ikhlas dan meluruskan segala niat atau pilihan hati
“Ya Allah aku memohon petunjuk kebaikan-Mu dengan ilmu-Mu. Aku kita kepada Allah. Shalat istikharah membantu kita agar kita
memohon kekuatan dengan kekuatan-Mu. Ya Allah, seandainya engakau memiliki keikhlasan hati serta kelurusan proses agar hidup kita
tahu bahwa perkara ini baik bagiku dan agamaku, kehidupan dan jalan benar-benar dalam jalan yang dirihdoi Allah.
hidupku, jadikanlah untukku dan mudahkanlah bagiku dan berkahilah
aku di dalam perkara ini. Namu jika engkau mengetahui bahwa perkara
ini buruk bagiku, agamaku dan jalan hidupku, jauhkanlah aku darinya
dan jauhkan perkara itu dariku. Tetapkanlah bagiku kebaikan dimana
pun kebaikan itu berada dan ridhoilah aku dengan kebaikan itu.” (H.R
Bukhori)
MATERI KLASIKAL 16
Keutamaan Melaksanakan Shalat Istikharah SHALAT TAHIYAT MASJID
Rasulluloh SAW bersabda : Jum’at, sedangkan imam sedang berkhutbah, maka hendaklah dia
shalat dua raka’at, dan hendaknya dia mengerjakannya dengan
ال رسول هللا – صلى هللا عليه وسلم َ َق: ال ُ َع ْن َأ بي َق َت َاد َة – َرض َي
َ َق، – هللا َع ْن ُه ringan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
ِ ِ
ْ ََ ٌ ْ َ َ ْ َ ِّ َ ُ َّ َ ْ ْ َ َ َ َ ْ َ ُ ُ ُ َ َ َ َ َ
. فال يج ِلس حتى يصلي ركعتي ِن )) متفق علي ِه، (( ِإ ذا دخل أحدكم املس ِجد: – 3. Keutamaan dari Melaksanakan Sholat Sunnah Tahiyatul Masjid
Mengerjakan sholat Tahiyatul Masjid adalah suatu bentuk
Dari Abu Qatadah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah pemuliaan terhadap masjid sebagai rumah Allah (baitullah). Menurut
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika salah seorang di antara jumhur ulama, kedudukan sholat ini seperti mengucapkan salam saat
kalian masuk masjid, maka janganlah ia langsung duduk sampai memasuki rumah atau seperti mengucapkan salam saat bertemu saudara
mengerjakan shalat dua rakaat.” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. seiman.
444 dan Muslim, no. 714] Hal ini dipertegas oleh Imam Nawawi rahimahullaah yang berkata
, “Sebagian mereka (ulama) mengungkapkannya dengan Tahiyyah
Sholat Tahiyatul Masjid, pasti kita sudah sering mendengar ataupun Rabbil Masjid (menghormati Rabb -Tuhan yang disembah dalam-
melihat orang yang melakukan ibadah ini. Sholat tahiyatul Masjid termasuk masjid), karena maksud dari shalat tersebut sebagai kegiatan taqarrub
sholat sunnah. (mendekatkan diri) kepada Allah, bukan kepada masjidnya, karena
1. Pengertian Sholat Tahiyatul Masjid orang yang memasuki rumah raja, ia akan menghormat kepada raja
bukan kepada rumahnya.”
shalat Tahiyatul masjid (sering disebut Tahiyat Masjid saja) adalah
shalat yang biasa dikerjakan oleh setiap orang yang baru masuk masjid
untuk mengerjakan suatu kegiatan baik shalat berjamaah siang maupun
malam ataupun melakukan kajian dan kegiatan lainnya pada setiap
masuk masjid. Sholat ini dilakukan dengan tujuan sebagai penghormatan
kepada masjid yang merupakan rumah Allah, yaitu rumah untuk
beribadah kepada Allah SWT. Hukum dari sholat Tahiyatul Masjid ini
adalah sunnah.
1. Berniat
2. Takbiratul ihram
3. Membaca do’a istiftah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al
Fatihah dan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah)
sambil dijaherkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih) sebagaimana
terdapat dalam hadits Aisyah:
Ada ulama yang menganjurkan shalat hajat dan ada yang tidak. Shalat ini
dilakukan ketika punya hajat pada Allah, atau pada sesama atau bahkan bisa
juga meminta kesembuhan dari suatu penyakit sebagaimana penjelasan
dalam hadits.
Ulama yang menganjurkan adanya shalat hajat berdalil dengan hadits dari
‘Utsman bin Hunaif sebagai berikut.
ْئ
ِإ ْن ِش َت:ال َ َف َق.هللا لي َأ ْن ُي َعا ِف َيني َ ْاد ُع:ال َّ صر َأ َتى
َ النب َّي َف َق َ ضر َير ْال َب َ َأ َّن َر ُج ًال
ِ ِ ِ ِ ِ
َضَأ َف ُي ْحسن َّ َفَأ َم َر ُه َأ ْن َي َت َو. ْاد ُع ْه:الَ َ َ ُ ْ َ َ َ َأ َّ ْ ُ َ َ َ ُ َ َ ْ ٌ َ ْ ْئ
فق.خرت لك وهو خير وِإ ن ِش ت دعوت
ِ
َ َ ُ َ َأ َ ُ َأ َأ َّ ُّ ص ِّل َى َر ْك َع َت ْين َو َي ْد ُع َو ب َه َذا
َ وء ُه َو ُي ُ ُو
الل ُه َّم ِإ ِّني ْس لك َو ت َو َّجه ِإ ل ْيك ِب ُم َح َّم ٍد:الد َع ِاء ِ ِ
َ ض
َّ
الل ُه َّم.اج ِتي َه ِذ ِه ِل ُت ْق َضى َ ني َق ْد َت َو َّج ْه ُت ب َك َلى َربي في َح، َيا ُم َح َّم ُدS.الر ْح َمة َ
ِ ِّ ِ ِإ ِّ ِإ ِ َّ ن ِب ِّي
َ َ
فش ِّف ْع ُه ِف َّي
Seorang buta datang kepada Nabi lalu mengatakan, “Berdoalah engkau
kepada Allah untukku agar menyembuhkanku.” Beliau shallallahu ‘alaihi
wa sallam mengatakan, “Apabila engkau mau, aku akan menundanya “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dan menghadap
untukmu (di akhirat) dan itu lebih baik. Namun, apabila engkau mau, aku kepada-Mu dengan Muhammad Nabiyyurrahmah. Wahai Muhammad,
akan mendo’akanmu.” Orang itu pun mengatakan, “Do’akanlah. sesungguhnya aku menghadap kepada Rabbku denganmu dalam
kebutuhanku ini agar ditunaikan. Ya Allah, terimalah syafa’atnya untukku.”
” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu menyuruhnya untuk berwudhu dan
memperbagus wudhunya serta shalat dua rakaat kemudian berdoa dengan Doa kedua:
doa ini, “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dan
ْ ْ ْ
ال َح ْم ُد ِل ِله َر ِّب،هللا َر ِّب ال َع ْر ِش ال َع ِظ ِيم َ َ ُ ُ يم ْال َكر ُ َال َل َه َّال
ُ هللا ْال َح ِل
menghadap kepada-Mu dengan Muhammad Nabiyyurrahmah. Wahai ِ س ْبحان،يم ِ ِإ ِإ
Muhammad, sesungguhnya aku menghadap kepada Rabbku denganmu َ َ َ َّ َ ِّ ُ ْ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ ُ َ ُ ْ َ مَل َ َأ ْ َأ
dalam kebutuhanku ini agar ditunaikan. Ya Allah, terimalah syafa’atnya ك وعزاِئ م مغ ِفر ِتك والغ ِنيمة ِمن كل ِب ٍّر والسالمةS ات رحم ِت ِ وجبِ س لك م،العا ِ ين
untukku.” (HR. Ibnu Majah no. 1385 dan Tirmidzi no. 3578. Al-Hafizh Abu َّ ً َ َ َ ً َ َ َ َ ُ َ ْ َّ َ َّ ًّ َ َ َ ُ َ ْ َ َ َّ ً ْ َ ْ َ َ َ ْ ِّ ُ ْ
ة ِهي لك ِرضا ِإ الS ال تدع ِلي ذنبا ِإ ال غفرته وال هما ِإ ال فرجته وال حاج،ِمن كل ِإ ث ٍم
َّ َيا َأ ْر َح َم،ض ْي َت َها
Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih)
الر ِاح ِم َين َ َق
Dalam riwayat Ibnu Majah disebutkan,
َ َ َ
اآلخ َر ِة َما ش َاء فِإ َّن ُه ُيق َّد ُرو ُّ الل َه م ْن َأ ْمر
َ الد ْن َيا َّ ُ ُ َّ َ ْ َأ
ثم ي س ل
“Tidak ada sesembahan yang benar melainkan Allah yang Maha
ِ ِ ِ Penyantun dan Mahamulia, Mahasuci Allah Rabb Arsy yang agung, segala
“Kemudian ia meminta pada Allah urusan dunia dan akhiratnya, maka ia puji millik Allah Rabb sekalian alam, aku memohon kepada-Mu hal-hal
akan ditetapkan.” yang menyebabkan datangnya rahmat-Mu, dan yang menyebabkan
Hadits di atas dibawakan oleh At-Tirmidzi pada Bab “Tentang Shalat ampunan-Mu serta keuntungan dari tiap kebaikan dan keselamatan dari
Hajat”. segala dosa. Janganlah Engkau tinggalkan pada diriku dosa kecuali
Engkau ampuni, kegundahan melainkan Engkau berikan jalan keluarnya,
Dari hadits di atas para ulama masih menyatakan adanya anjuran shalat tidak pula suatu kebutuhan yang Engkau ridhai melainkan Engkau penuhi,
sunnah hajat. Bahkan dikatakan dalam Ensiklopedia Fikih atau Al- wahai Yang Maha Penyayang di antara penyayang.”
Mawsu’ah Al-Fiqhiyyah 27: 211, “Para ulama sepakat bahwa shalat sunnah
hajat adalah shalat yang disunnahkan.” Jumlah raka’at sholat hajat yang masyhur adalah dua raka’at, namun Imam
Ghozali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin berpendapat bahwa sholat hajat
Adapun do’a yang dibaca, bisa mengamalkan apa yang disebutkan dalam dapat dilaksanakan sampai dengan 12 raka’at.
hadits di atas:
Doa pertama:
َ َ
ِإ ِّني ق ْد ت َو َّج ْه ُت ِب َك، َيا ُم َح َّم ُد.الر ْح َم ِةَّ الل ُه َّم ِّني َأ ْسَأ ُل َك َوَأ َت َو َّج ُه َل ْي َك ب ُم َح َّم ٍد َنبي
َّ
ِّ ِ ِ ِإ ِإ
َّالل ُه َّم َف َش ِّف ْع ُه في
َّ َ َلى َربي في َح
.اج ِتي َه ِذ ِه ِل ُت ْق َضى
ِ ِ ِّ ِإ
posisi jenazah disebelah kirinya dan memandikannya mulai dari bagian
kanannya, dengan diawali membasuh kepala dan jenggotnya tiga kali.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
ثيابكم َّ ّ َ َ
ِ خيرِ وكفنوا فيها موتاكم فإنها ِمن
ِ البياض ثيابكم
ِ البسوا ِمن
“Pakailah pakaian yang berwarna putih dan kafanilah mayit dengan kain
warna putih. Karena itu adalah sebaik-baik pakaian kalian” (HR. Abu
Daud no. 3878, Tirmidzi no. 994, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al
Jami no.1236).
Disunnahkan menambahkan sarung, jilbab dan gamis bagi mayit wanita. Al 2. Berdiri bagi yang mampu
Lajnah Ad Daimah mengatakan:
3. Melakukan empat kali takbir (tidak ada ruku’ dan sujud).
“Mayit wanita dimulai pengkafananannya dengan membuatkan sarung
yang menutupi auratnya dan sekitar aurat, kemudian gamis yang menutupi 4. Setelah takbir pertama, membaca Al Fatihah.
badan, kemudian kerudung yang menutupi kepala kemudian ditutup dengan
dua lapis” (Fatawa Al Lajnah Ad Daimah. 3/363). 5. Setelah takbir kedua, membaca shalawat (minimalnya adalah allahumma
sholli ‘ala Muhammad).
Keempat, jika calon jenazah sudah berhasil mengucapkan laa ilaaha MATERI KLASIKAL 45
illallaah, jangan diajak bicara apapun. Jangan tanya minta apa, jangan tanya SUNNAH YG DILAKUKAN SAAT ORANG MENINGGAL DUNIA
apa yang dirasakan, dst. agar kalimat terakhir yang dia ucapkan adlah
kalimat tauhid. Jika dia berbicara atau meminta sesuatu, kabulkan Tatkala seseorang telah benar-benar menghembuskan nafas
permintaannya jika memungkinkan, setalah itu, talqin ulang. terakhirnya ada beberapa hal yang hendaknya dilakukan oleh orang-orang
yang hadir di sisinya, yaitu:
Kelima, apakah menggunakan kalimat perintah, misalnya, “Ucapkan, laa 1. Memejamkan mata orang yang baru meninggal dunia
ilaaha illallaah…” atau cukup kita mengulang-ulang kalimat laa ilaaha Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam ketika mendatangi Abu
illallaah di dekatnya? Salamah yang telah menghembuskan nafas terakhirnya sedangkan
kedua matanya terbelalak maka Beliau shalallahu ‘alaihi wa
Imam Ibnu Utsaimin merinci hal ini dengan melihat kondisi si calon mayit. salam memejamkan kedua mata Abu Salamah dan berkata:
‘’Sesungguhnya bila ruh telah dicabut, maka pandangan matanya
Jika calon mayit orangnya masih bisa diajak berfikir, atau dia orang kafir, mengikutinya”. (H.R. Muslim)
maka bisa menggunakan kalimat perintah. Bahkan bisa diiringi janji.
Misalnya, mari ucapkan laa ilaaha illallaah, surga akan menantimu. 2. Mendo’akan kebaikan
Namun, Jika calon mayit orangnya lemah, tidak memungkinkan untuk Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam setelah memejamkan mata
memahami perintah, cukup dibisikkan kalimat tauhid di dekatnya, laa Abu Salamah berdo’a:
ilaaha illallaah… sampai dia menirukannya. (as-Syarh al-Mumthi’, 5/246) “Ya Allah ampunilah Abu Salamah,angkatlah derajatnya di tengah
orang-orang yang mendapatkan petunujuk dan gantilah dalam anak
keturunannya yang ada setelahnya dan ampunilah kami dan dia
wahai Tuhan semesta alam dan luaskanlah kuburnya”. (H.R.Muslim)
3. Mengikat dagunya
Dalil masalah ini adalah dalil nzhar (akal) yang shahih, yaitu di
dalamnya terdapat kemaslahatan yang sangat jelas bagi jenazah, yaitu
agar mulutnya tidak terbuka sehingga tidak dimasuki serangga dan
agar tidak menyebabkan jeleknya pemandangan wajahnya ketika
dipandang oleh orang lain.
7. Menyegerakan pemakaman