Anda di halaman 1dari 24

TEORI KEPERAWATAN MENURUT PARA AHLI

NAMA DOSEN PENGAMPU:


Meti Agustini M.Kep. Ners.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

PROGRAM STUDI S 1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN ILMU KESEHATAN

BANJARMASIN

2017
PENYUSUN

1. Rezky Adhayani
2. Riad Jannatul Jannah
3. Rina herlina
4. Rizqi firdaus
5. Rolliansyah
6. Sharil Ramadan
7. Sharil sidik
8. Salsa noor Sabrina
9. Siti ainiah
10. Siti patimah
11. Sri rupaida
12. Tiara
13. Rahma indah islamy
14. Adi fitriani

2
DAFTAR ISI

TEORI KEPERAWATAN MENURUT PARA AHLI................................................................................. 1


PENYUSUN ................................................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI................................................................................................................................................. 3
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 4
A. Latar belakang ................................................................................................................................ 4
B. Tujuan .............................................................................................................................................. 4
BAB II........................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 5
1. Teori Model Keperawatan Sister Callista Roy ............................................................................. 5
2. Teori Keperawatan Dorethea Orem............................................................................................ 11
4. Teori Keperawatan Betty Neuman .............................................................................................. 19
BAB III ....................................................................................................................................................... 23
KESIMPULAN ........................................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 24

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Perawatan adalah pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu,
keluarga dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan. Berdasarkan ilmu, artinya
perawatan harus dilandasi dan menggunakan ilmu perawatan dan kiat keperawatan yang
mempelajari bentuk dan sebab tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia suatu upaya
keperawatan dan penyembuhan. Berdasarkan kiat artinya perawat lebih difokuskan pada
kemampuan perawat untuk memberikan asuhan keperawatan secara komperehensip dengan
sentuhan seni.
Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral pelayan
kesehatan yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan meliputi aspek biologis, psikologis, sosial,
dan spiritual yang bersifat kompherensip, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat
yang sehat maupun yang sakit mencakup hidup manusia untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimal. Keperawatan bersifat kompherensip artinya pelayanan keperawatan bersifat menyeluruh,
meliputi aspek “ Manusia biopsiko sosial dan spiritual ”.

B. Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami teori keperawatan menurut Dorthea Orem, Callista Roy, Betty
Neuman, dan Imogene King

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. Teori Model Keperawatan Sister Callista Roy


Dimulai dengan pendekatan teori sistem Roy menambahkan kerja adaptasi dari Harry Helson
(1964 ) seorang ahli fisiologis-psikologis. Untuk memulai membangun pengertian konsepnya
Harry Helson mengartikan respon adaptif sebagai fungsi dari datangnya stimulus sampai
tercapainya derajat adaptasi yang dibutuhkan individu. Derajat adaptasi dibentuk oleh dorongan
tiga jenis stimulus yaitu :

Focal stimuli : Individu segera menghadap

Konsektual stimuli : semua kehadiran stimuli yang menyumbangkan efek Dari focal stimuli.

Residual stimuli : faktor lingkungan mengakibatkan tercemarnya keadaan.

Empat Elemen utama dari teori Roy adalah :

1) Manusia sebagai penerima asuhan keperawatan

2) Konsep lingkungan

3) Konsep sehat dan

4) Keperawatan.

Dimana antara keempat elemen tersebut saling mempengaruhi satu sama lain karena merupakan
suatu sistem.

1) Manusia
Manusia merupakan fokus utama yang perlu diperhatikan karena manusialah yang menjadi
penerima asuhan keperawatan, baik itu individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat,
yang dipandang sebagai “Holistic Adaptif System”. Dimana “Holistic Adaptif System “ ini
merupakan perpaduan antara konsep sistem dan konsep adaptasi.
2) Lingkungan

5
Stimulus yang berasal dari individu dan sekitar individu merupakan elemen dari lingkungan,
menurut Roy. Lingkungan didefinisikan oleh Roy adalah“Semua kondisi, keadaan dan
pengaruh-pengaruh disekitar individu yang dapat mempengaruhi perkembangan dan
perilaku individu dan kelompok”. Dalam hal ini Roy menekankan agar lingkungan dapat
didesign untuk meningkatkan kemampuan adaptasi individu atau meminimalkan resiko yang
akan terjadi pada individu terhadap adanya perubahan.
3) Sehat
Roy mendefinisikan sehat adalah “A State and a process of being and becoming an
integrated and whole person”. Integritas individu dapat ditunjukkan dengan kemampuan
untuk mempertahankan diri, tumbuh, reproduksi dan “mastery”. Asuhan keperawatan
berdasarkan model Roy bertujuan untuk meningkatkan kesehatan individu dengan cara
meningkatkan respon adaptifnya.
4) Keperawatan
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa tujuan keperawatan menurut Roy adalah
meningkatkan respon adaptif individu dan menurunkan respon inefektif individu, dalam
kondisi sakit maupun sehat. Selain meningkatkan kesehatan di semua proses kehidupan,
keperawatan juga bertujuan untuk mengantarkan individu meninggal dengan damai.Untuk
mencapai tujuan tersebut, perawat harus dapat mengatur stimulus fokal, kontekstual dan
residual yang ada pada individu, dengan lebih menitikberatkan pada stimulus fokal, yang
merupakan stimulus tertinggi.

 Aplikasi Teori Model Keperawatan Sister Callista Roy


Teori Model adaptasi Roy menuntun perawat mengaplikasikan Proses keperawatan. Element
Proses keperawatan menurut Roy meliputi: Pengkajian Perilaku, Pengkajian stimulus, Diagnosa
keperawatan, Rumusan Tujuan, Intervensi dan Evaluasi.

1. Pengkajian Perilaku
Pengkajian perilaku (Behavior Assessment) merupakan tuntunan bagi perawat untuk
mengatahui respon pada manusia sebagai sistim adaptive. Data spesifik dikumpulkan oleh
perawat melalui proses Observasi, pemeriksaan dan keahlian wawancara. “Faktor yang yang
mempengaruhi respon adaptif meliputi: genetik, jenis kelamin, tahap perkembangan, obat-
obatan, alkohol, merokok, konsep diri, fungsi peran, ketergantungan, pola interaksi sosial,
mekanisme koping dan gaya hidup, stress fisik dan emosi, budaya, lingkungan fisik”
(Martinez yang dikutip oleh Nursalam, 2003)

6
Sistem adaptasi memiliki 4 mode adaptasi:
a. Pengkajian fisiologis
Pengkajian fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh dan fungsinya. Roy
mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus dipenuhi untuk
mempertahankan integritas, yang dibagi menjadi dua bagian, mode fungsi fisiologis
tingkat dasar yang terdiri dari 5 kebutuhan dan fungsi fisiologis dengan proses yang
kompleks terdiri dari 4 bagian yaitu :
1) Oksigenasi : Kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan prosesnya,
yaitu ventilasi, pertukaran gas dan transpor gas (Vairo,1984 dalam Roy 1991).
2) Nutrisi : Mulai dari proses ingesti dan asimilasi makanan untuk mempertahankan
fungsi, meningkatkan pertumbuhan dan mengganti jaringan yang injuri.
(Servonsky, 1984 dalam Roy 1991).
3) Eliminasi : Yaitu ekskresi hasil dari metabolisme dari instestinal dan ginjal. (
Servonsky, 1984 dalam Roy 1991)
4) Aktivitas dan istirahat : Kebutuhan keseimbangan aktivitas fisik dan istirahat
yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi fisiologis dalam memperbaiki dan
memulihkan semua komponen-komponen tubuh. (Cho,1984 dalam Roy, 1991).
5) Proteksi/ perlindungan : Sebagai dasar defens tubuh termasuk proses imunitas
dan struktur integumen ( kulit, rambut dan kuku) dimana hal ini penting sebagai
fungsi proteksi dari infeksi, trauma dan perubahan suhu. (Sato, 1984 dalam Roy
1991).
6) The sense / perasaan : Penglihatan, pendengaran, perkataan, rasa dan bau
memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungan . Sensasi nyeri penting
dipertimbangkan dalam pengkajian perasaan.( Driscoll, 1984, dalam Roy, 1991).
7) Cairan dan elektrolit. : Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalamnya termasuk
air, elektrolit, asam basa dalam seluler, ekstrasel dan fungsi sistemik. Sebaliknya
inefektif fungsi sistem fisiologis dapat menyebabkan ketidakseimbangan
elektrolit. (Parly, 1984, dalam Roy 1991).
8) Fungsi syaraf / neurologis : Hubungan-hubungan neurologis merupakan bagian
integral dari regulator koping mekanisme seseorang. Mereka mempunyai fungsi
untuk mengendalikan dan mengkoordinasi pergerakan tubuh, kesadaran dan

7
proses emosi kognitif yang baik untuk mengatur aktivitas organ-organ tubuh
(Robertson, 1984 dalam Roy, 1991).
9) Fungsi endokrin : Aksi endokrin adalah pengeluaran horman sesuai dengan
fungsi neurologis, untuk menyatukan dan mengkoordinasi fungsi tubuh. Aktivitas
endokrin mempunyai peran yang signifikan dalam respon stress dan merupakan
dari regulator koping mekanisme ( Howard & Valentine dalam Roy,1991)
b. Pengkajian Konsep diri
Mode konsep diri berhubungan dengan psikososial dengan penekanan spesifik pada
aspek psikososial dan spiritual manusia. Kebutuhan dari konsep diri ini berhubungan
dengan integritas psikis antara lain persepsi, aktivitas mental dan ekspresi perasaan.
Konsep diri menurut Roy terdiri dari dua komponen yaitu the physical self dan the
personal self.
1) The physical self, yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya berhubungan
dengan sensasi tubuhnya dan gambaran tubuhnya. Kesulitan pada area ini sering
terlihat pada saat merasa kehilangan, seperti setelah operasi, amputasi atau hilang
kemampuan seksualitas.
2) The personal self, yaitu berkaitan dengan konsistensi diri, ideal diri, moral- etik
dan spiritual diri orang tersebut. Perasaan cemas, hilangnya kekuatan atau takut
merupakan hal yang berat dalam area ini.
c. Pengkajian Fungsi peran
Mode fungsi peran mengenal pola – pola interaksi sosial seseorang dalam hubungannya
dengan orang lain, yang dicerminkan dalam peran primer, sekunder dan tersier. Fokusnya
pada bagaimana seseorang dapat memerankan dirinya dimasyarakat sesuai
kedudukannya.
d. Pengkajian Interdependent
Mode interdependensi adalah bagian akhir dari mode yang dijabarkan oleh Roy.
Fokusnya adalah interaksi untuk saling memberi dan menerima cinta/ kasih sayang,
perhatian dan saling menghargai.

2. Pengkajian Stimulus.
Setelah pengkajian perilaku, perawat menganalisis data-data yang muncul ke dalam pola
perilaku pasien (empat model respon perilaku) untuk mengidentifikasi respon-respon
inefektif atau respon-respon adaptif yang perlu didukung oleh perawat untuk dipertahankan.
Ketika perilaku inefektif atau perilaku adaptif yang memerlukan dukungan perawat, perawat

8
membuat pengkajian tentang stimulus internal dan ekternal yang mungkin mempengaruhi
perilaku. Dalam fase pengkajian ini perawat mengumpulkan data tentang stimulus fokal,
kontektual dan residual yang dimiliki pasien. Proses ini mengklarifikasi penyebab dari
masalah dan mengidentifikasi factor-faktor kontektual (faktor presipitasi) dan residual (factor
Predisposisi) yang berhubungan erat dengan penyebab.
a. Identifikasi stimulus fokal
Stimuli fokal merupakan perubahan perilaku yang dapat diobservasi. Perawat dapat
melakukan pengkajian dengan menggunakan pengkajian perilaku, yaitu:
keterampilan melakukan observasi, pengukuran dan wawancara.
b. Identifikasi stimulus kontekstual
Stimulus kontekstual ini berkontribusi terhadap penyebab terjadinya perilaku atau
presipitasi oleh stimulus fokal. Stimulus kontekstual dapat diidentifikasi oleh
perawat melalui observasi, pengukuran, wawancara dan validasi.
Faktor kontekstual yang mempengaruhi mode adaptif adalah genetik, seks, tahap
perkembangan, obat, alkohol, tembakau, konsep diri, peran fungsi, interdependensi,
pola interaksi sosial, koping mekanisme, stress emosi dan fisik religi dan lingkungan
fisik.
c. Identifikasi stimulus residual
Pada tahap ini yang mempengaruhi adalah pengalaman masa lalu. Beberapa faktor
dalam pengalaman masa lalu relevan dalam menjelaskan bagaimana keadaan saat ini.
Sikap, budaya, karakter adalah faktor residual yang sulit diukur dan memberikan efek
pada situasi sekarang.
3. Diagnosa Keperawatan
Rumusan Diagnosa Keperawatan adalah problem (P), Etiologi (E), Sinthom/karakteristik
data (S). Roy menjelaskan ada tiga metode merumuskan diagnosa keperawatan.
1) Metode Pertama
Menggunakan satu tipologi diagnosa yang berhubungan dengan 4 (empat) cara
penyesuaian diri (adaptasi). Penerapan metode ini ialah dengan cara mengidentifikasi
perilaku empat model adaptasi, perilaku adaptasi yang ditemukan disimpulkan
menjadi respon adaptasi. Respon tersebut digunakan sebagai pernyataan Masalah
keperawatan. Misalnya: inadekuat pertukuran gas.(masalah fisiologis) datanya ialah;
sesak kalau beraktivitas, bingung/agitasi, bernafas dengan bibir dimoncongkan,
sianosis. Konstipasi (masalah fisiplogis eliminasi) datanya: sakit perut, nyeri waktu

9
defikasi, perubahan pola BAB, Kehilangan (masalah konsep diri) datanya: diam,
kadang-kadang menangis, kegagalan peran (masalah fungsi peran).

2) Metode Kedua
Membuat diagnosa keperawatan berdasarkan hasil observasi respon dalam satu cara
penyesuaian diri dengan memperhatikan stimulus yang sangat berpengaruh. Metode
ini caranya ialah menilai perilaku respon dari satu cara penyesuaian diri, respon
perilaku tersebut dinyatakan sebagai statemen masalah. Sedangkan penyebab adalah
hasil pengkajian tentang stimulus. Stimulus tersebut dinyakatan sebagai penyebab
masalah. Misalnya: Nyeri dada yang disebabkan oleh kurangnya suplai oksigen ke
otot jantung.
3) Metode Ketiga
Merupakan kumpulan respon-respon dari satu atau lebih cara (mode Adaptive)
berhubungan dengan beberapa stimulus yang sama. Misalnya pasien mengeluh nyeri
dada saat beraktivitas (olah raga) sedangkan pasien adalah atlit senam. Sebagai
pesenam pasien tidak mampu melakukan senam. Keadaan ini disimpulkan diagnosa
keperawatan yang sesuai adalah Kegagalan peran berkaitan dengan keterbatan fisik.
Pasien tidak mampu untuk bekerja melaksanakan perannya.

4. Rencana Tindakan
Rencana tindakan keperawatan ialah perencanaan yang bertujuan untuk
mengatasi/memanipulasi stimulus fokal kontektual dan residual, Pelaksanaan juga difokus
pada besarnya ketidakmampuan koping manusia atau tingkat adaptasi, begitu juga hilangnya
seluruh stimulus dan manusia dalam kemampuan untuk beradaptasi. Perawat merencanakan
tindakan keperawatan spesifik terhadap gangguan atau stimulus yang dialami. Tujuan
intervensi keperawatan adalah pencapaian kondisi yang optimal, dengan menggunakan
koping yang konstruktif. Intervensi ditujukan pada peningkatan kemampuan koping secara
luas. Tindakan diarahkan pada subsistim regulator (proses fisiologis/biologis) dan kognator
(proses pikir. Misalnya: persepesi, pengetahuan, pembelajaran).

5. Implementasi/Intervensi Keperawatan
Suatu perencanaan dengan tujuan merubah atau memanipulasi fokal, kontekstual, residual.
Pelaksanaannya juga ditujukan kepada kemampuan klien dalam menggunakan koping secara
luas, supaya stimulasi secara keseluruhan dapat terjadi pada klien.

10
Tujuan adalah harapan perilaku akhir dari manusia yang dicapai. Itu dicatat merupakan
indikasi perilaku dari perkembangan adaptasi masalah pasien. Pernyataan masalah meliputi
perilaku. Pernyataan tujuan meliputi: perilaku, perubahan yang diharapkan dan waktu. Tujuan
jangka panjang menggambarkan perkembangan individu, dan proses adaptasi terhadap
masalah danm tersedianya energi untuk tujuan lain (kelangsungan hidup, tumbuh, dan
reproduksi). Tujuan jangka pendek mengidentifikasi hasil perilaku pasien setelah manajemen
stimulus fokal dan kontektual. Juga keadaan perilaku pasien itu indikasi koping dari sub
sistim regulator dan kognator.

2. Teori Keperawatan Dorethea Orem


Teori Sistem Keperawatan Orem Teori ini mengacu kepada bagaimana individu memenuhi
kebutuhan dan menolong keperawatannya sendiri, maka timbullah teori dari Orem tentang Self
Care Deficit of Nursing. Dari teori ini oleh Orem dijabarkan ke dalam tiga teori yaitu :

1. Self Care
Teori self care ini berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang The nepeutic sesuai dengan
kebutuhan.
Perawatan diri sendiri adalah suatu langkah awal yang dilakukan oleh seorang perawat
yang berlangsung secara continue sesuai dengan keadaan dan keberadaannya , keadaan
kesehatan dan kesempurnaan.
Perawatan diri sendiri merupakan aktifitas yang praktis dari seseorang dalam
memelihara kesehatannya serta mempertahankan kehidupannya. Terjadi hubungan antar
pembeli self care dengan penerima self care dalam hubungan terapi. Orem mengemukakan
tiga kategori persyaratan self care yaitu : persyaratan universal, persyaratan pengembangan
dan persyaratan kesehatan.

Penekanan teori self care secara umum :

a. Pemeliharaan intake udara

b. Pemeliharaan intake air

c. Pemeliharaan intake makanan

d. Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi

e. Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat

11
f. Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi sosial

g. Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan manusia

h. Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok sosial sesuai
dengan potensinya.

2. Self Care Deficit


Teori ini merupakan inti dari teori perawatan general Orem, yang menggambarkan kapan
keperawatan di perlukan, oleh karena perencanaan keperawatan pada saat perawatan yang
dibutuhkan.
Bila dewasa (pada kasus ketergantungan, orang tua, pengasuh) tidak mampu atau
keterbatasan dalam melakukan self care yang efektif

Teori self care deficit diterapkan bila :

a. Anak belum dewasa

b. Kebutuhan melebihi kemampuan perawatan

c. Kemampuan sebanding dengan kebutuhan tetapi diprediksi untuk masa yang akan
datang, kemungkinan terjadi penurunan kemampuan dan peningkatan kebutuhan.

3. Nursing system
Teori yang membahas bagaimana kebutuhan "Self Care" pasien dapat dipenuhi oleh
perawat, pasien atau keduanya.
Nursing system ditentukan / direncanakan berdasarkan kebutuhan "Self Care" dan
kemampuan pasien untuk menjalani aktifitas "Self Care".

Orem mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System :

a. The Wholly compensatory system


Bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untuk klien yang tidak mampu mengontrol
dan memantau lingkungannya dan berespon terhadap rangsangan.
b. The Partly compensantory system
Bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang mengalami keterbatasan gerak karena
sakit atau kecelakaan.
c. The supportive - Educative system

12
Dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya untuk dipelajari,
agar mampu melakukan perawatan mandiri.

d. Metode bantuan
Perawat membantu klien dengan menggunakan system dan melalui lima metode
bantuan yang meliputi :
Acting atau melakukan sesuatu untuk klien
o Mengajarkan klien
o Mengarahkan klien
o Mensupport klien
o Menyediakan lingkungan untuk klien agar dapat tumbuh dan berkembang.

4. Keyakinan dan nilai - nilai


Kenyakianan Orem's tentang empat konsep utama keperawatan adalah :

a. Klien : individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus memperthankan
self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit atau trauma atu koping dan efeknya.

b. Sehat : kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutatn self care yang
berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas structural fungsi dan
perkembangan.

c. Lingkungan : tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan self care
dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.

d. Keperawatan : pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan
untuk membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam mempertahankan
self care yang mencakup integritas struktural, fungsi dan perkembangan.

5. Tiga kategori self care


Model Orem's menyebutkan ada beberapa kebutuhan self care
Yang disebutkan sebagai keperluan self care (self care requisite), yaitu :
1) Universal self care requisite
keperluan self care universal dan ada pada setiap manusia dan
berkaitan dengan fungsi kemanusiaan dan proses kehidupan, biasanya mengacu pada
kebutuhan dasar manusia.

13
Universal requisite yang dimaksudkan adalah :
a. Pemeliaharaan kecukupan intake udara
b. Pemeliharaan kecukupan intake cairan
c. Pemeliaharaan kecukupan makanan
d. Pemeliaharaan keseimabnagn antara aktifitas dan istirahat
e. Mencegah ancaman kehidupan manusia, fungsi kemanusiaan dan kesejahteraan
manusia
f. Persediaan asuhan yang berkaitan dengan proses- proses eliminasi.
g. Meningkatkan fungsi human fungtioning dan perkembangan ke dalam kelompok social
sesuai dengan potensi seseorang, keterbatasan seseorang dan keinginan seseorang
untuk menjadi normal.

2) Developmental self care requisite


terjadi berhubungn dengan tingkat perkembangn individu dan lingkungan dimana tempat
mereka tinggal yang berkaitan dengan perubahan hidup seseorang atau tingkat siklus kehidupan.
3) Health deviation self care requisite
timbul karena kesehatan yang tidak sehat dan merupakan kebutuhan- kebutuhan yang menjadi
nyata karena sakit atau ketidakmampuan yang menginginkan perubahan dalam perilaku self
care.

6. Tujuan
Tujuan keperawatan pada model Orem"s secara umum adalah :
1) Menurunkan tuntutan self care pada tingkat dimana klien dapat memenuhinya, ini berarti
menghilangkan self care deficit.
2) Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi tuntutan self care.
3) Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk memberikan asuhan depende
jika self care tidak memungkinkan, oleh karenanya self care deficit apapun dihilangkan.

Jika ketiganya ditas tidak tercapai perawat secara langsung dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhan self care klien.
Tujuan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan kedalam praktek keperawatan keluarga
komunitas adalah :
1. Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri secara terapeutik
2. Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan mandiri

14
3. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang mengalami
gangguan secara kompeten.

Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model orem's yang diterapkan pada praktek
keperawtan keluaga/komunitas adalah :

1. Aspek interpersonal : hubungan didalam kelurga

2. Aspek sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya.

3. Aspek prosedural : melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu mengantisipasi perubahan

yang terjadi

4. Aspek tehnis : mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik dasar yang dilakukan di rumah,

misalnya melakukan tindakan kompres secara benar.

3. Teori Keperawatan Imogene King

Model Konsep dan Teori Imogene M. King Terdiri dari Tiga Sistem

1. Sistem Personal

Menurut King setiap individu adalah sistem personal (sistem terbuka). Untuk sistem personal konsep
yang relevan adalah persepsi (perception), diri (self), pertumbuhan dan perkembangan (growth and
development), citra diri (body image), ruang (space), dan waktu (time).

A. Persepsi (perception)

Persepsi adalah gambaran seseorang tentang objek, orang dan kejadian-kejadian. Persepsi berbeda
dari satu orang ke orang lain dan hal ini tergantung dengan pengalaman masa lalu, latar belakang,
pengetauhan dan status emosi. Karakteristik persepsi adalah universal atau dialami oleh semua, selektif
untuk semua orang, dan subjektif atau personal.

B. Diri (self)

Diri adalah bagian dalam diri seseorang yang berisi benda-benda dan orang lain. Diri adalah individu
atau bila seseorang berkata “AKU”. Karakteristik diri adalah individu yang dinamis, sistem terbuka dan
orientasi pada tujuan.

15
C. Pertumbuhan dan perkembangan (growth and development)

Tumbuh kembang meliputi perubahan sel, molekul dan perilaku manusia. Perubahanini biasanya
terjadi dengan cara yang tertib, dan dapat diprediksiakan walaupun individu itu bervariasi, dan
sumbangan fungsi genetik, pengalaman yang berarti dan memuaskan. Tumbuh kembang dapat
didefinisikan sebagai proses diseluruh kehidupan seseorang dimana dia bergerak dari potensial untuk
mencapai aktualisasi diri.

D. Citra diri (body image)

King mendefinisikan citra diri sebagai cara bagaimana orang merasakan tubuhnya dan reaksi-reaksi
lain untuk penampilanya.

E. Ruang (space)

Ruang adalah universal sebab semua orang punya konsep ruang, personal atau subjektif, individual,
situasional, dan tergantung dengan hubunganya dengan situasi, jarak dan waktu, transaksional, atau
berdasarkan pada persepsi individu terhadap situasi. Definisi secara operasioanal, ruang meliputi ruang
yang ada untuk semua arah, didefinisikan sebagai area fisik yang disebut territory dan
perilaku orang yang menempatinya.

F. Waktu (time)

King mendefisikan waktu sebagai lama antara satu kejadian dengan kejadian yang lain, merupakan
pengalaman unik setiap orang

2.Sistem Interpersonal

King mengemukakan sistem interpersonal terbentuk oleh interaksi antar manusia. Interaksi antar dua
orang disebut DYAD, tiga orang disebut TRIAD, dan empat orang disebut GROUP. Konsep yang relevan
dengan sistem interpersonal adalah interaksi, komunikasi, transaksi, peran dan stress.

a. Interaksi

Interaksi didefinisikan sebagai tingkah laku yang dapat diobservasi oleh dua orang atau lebih
didalam hubungan timbal balik.

16
b. Komunikasi

King mendefinisikan komunikasi sebagai proses dimana informasi yang diberikan dari satu orang
ke orang lain baik langsung maupun tidak langsung, misalnya melalui telepon, televisi atau
tulisan. Ciri-ciri komunikasi adalah verbal, non verbal, situasional, perceptual, transaksional,
tidak dapat diubah, bergerak maju dalam waktu, personal, dan dinamis. Komunikasi dapat
dilakukan secara lisan maupun tertulis dalam menyampaikan ide-ide satu orang ke orang lain.
Aspek perilaku nonverbal yang sangat penting adalah sentuhan. Aspek lain dari perilaku adalah
jarak, postur, ekspresi wajah, penampilan fisik dan gerakan tubuh.

c. Transaksi

Ciri-ciri transaksi adalah unik, karena setiap individu mempunyai realitas personal berdasarkan
persepsi mereka. Dimensi temporal-spatial, mereka mempunyai pengalaman atau rangkaian-
rangkaian kejadian dalam waktu.

d. Peran

Peran melibatkan sesuatu yang timbal balik dimana seseorang pada suatu saat sebagai pemberi
dan disaat yang lain sebagai penerima. Ada 3 elemen utama peran yaitu, peran berisi perilaku
yang di harapkan pada orang yang menduduki posisi di sistem sosial, prosedur atau aturan yang
ditentukan oleh hak dan kewajiban yang berhubungan dengan prosedur atau organisasi, dan
hubungan antara 2 orang atau lebih berinteraksi untuk tujuan pada situasi khusus.

e. Stress

Definisi stress menurut King adalah suatu keadaan yang dinamis dimanapun manusia berinteraksi
dengan lingkungannya untuk memelihara keseimbangan pertumbuhan, perkembangan dan
perbuatan yang melibatkan pertukaran energi dan informsi antara seseorang dengan
lingkungannya untuk mengatur stressor. Stress adalah suatu yang dinamis sehubungan dengan
sistem terbuka yang terus-menerus terjadi pertukaran dengan lingkunagn, intensitasnya bervariasi,
ada dimensi yang temporal-spatial yang dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, individual,
personal, dan subjektif.

17
3. Sistem Sosial

King mendefinisikan sistem sosial sebagai sistem pembatas peran organisasi sosisal, perilaku, dan
praktik yang dikembangkan untuk memelihara nilai-nilai dan mekanisme pengaturan antara praktik-
praktik dan aturan (George, 1995). Konsep yang relevan dengan sistem sosial adalah organisasi,
otoritas, kekuasaan, status dan pengambilan keputusan.

a. Organisasi

Organisasi bercirikan struktur posisi yang berurutan dan aktifitas yang berhubungan dengan
pengaturan formal dan informal seseorang dan kelompok untuk mencapai tujuan personal atau
organisasi

b. Otoritas

King mendefinisikan otoritas atau wewenang, bahwa wewenang itu aktif, proses transaksi yang
timbal balik dimana latar belakang, persepsi, nilai-nilai dari pemegang mempengaruhi definisi,
validasi dan penerimaan posisi di dalam organisasi sertaberhubungan dengan wewenang.

c. Kekuasaan

Kekuasaan adalah universal, situasional, atau bukan sumbangan personal, esensial dalam
organisasi, dibatasi oleh sumber-sumber dalam suatu situasi, dinamis dan orientasi pada tujuan.

d. Pembuatan keputusan

Pembuatan atau pengambilan keputusan bercirikan untuk mengatur setiap kehidupan dan
pekerjaan, orang, universal, individual, personal, subjektif, situasional, proses yang terus
menerus, dan berorientasi pada tujuan.

e. Status

Status bercirikan situasional, posisi ketergantungan, dan dapat diubah. King mendefinisikan
status sebagai posisi seseorang didalam kelompok atau kelompok dalam hubungannya dengan
kelompok lain di dalam organisasi dan mengenali bahwa status berhubungan dengan hak-hak
istimewa, tugas-tugas, dan kewajiban.

18
Ketiga sistem tersebut membentuk hubungan personal antara perawat dan pasien/klien.
Hubungan perawat dan pasien/klien merupakan sarana dalam pemberian asuhan keperawatan, di
mana proses interpersonal dinamis yang ditampilkan oleh perawat dan pasien/klien dipengaruhi
oleh perilaku satu dengan yang lain, demikian juga oleh sistem asuhan kesehatan yang berlaku.
Tujuan perawat adalah memanfaatkan komunikasi untuk membantu pasien/klien dalam
menciptakan dan mempertahankan adaptasi positif terhadap lingkungan.

4. Teori Keperawatan Betty Neuman

Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks.Dalam melaksanakan prakteknya,
perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah
dimunculkan. Konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual
atau model keperawatan.Yang dimaksud teori keperawatan adalah usaha-usaha untuk
menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan.Teori keperawatan digunakan
sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep dalam keperawatan, dan model konsep
keperawatan digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan.Berikut ini adalah
ringkasan beberapa teori keperawatan yang perlu diketahui oleh para perawat profesional
sehingga mampu mengaplikasikan praktek keperawatan yang didasarkan pada keyakinan dan
nilai dasar keperawatan.

A. Konsep Dasar

Konsep utama yang terdapat pada model Neuman, meliputi:

1. Stressor

Stressor adalah kekuatan lingkungan yang menghasilkan ketegangan dan berpotensial untuk
menyebabkan sistem tidak stabil. Neuman mengklasifikasi stressor sebagai berikut :

a. Stressor intrapersonal : terjadi dalam diri individu/keluarga dan berhubungan dengan lingkungan
internal. Misalnya : respons autoimmune

b. Stressor interpersonal : yang terjadi pada satu individu/keluarga atau lebih yang memiliki
pengaruh pada sistem. Misalnya : ekspektasi peran

19
c. Stressor ekstrapersonal : juga terjadi diluar lingkup sistem atau individu/keluarga tetapi lebih
jauh jaraknya dari sistem dari pada stressor interpersonal. Misalnya : sosial politik.

2. Garis pertahanan dan perlawanan

Garis pertahanan menurut Neuman’s terdiri dari

a) Garis pertahanan normal merupakan lingkaran utuh yang mencerminkan suatu keadaan stabil
untuk individu, sistem atau kondisi yang menyertai pengaturan karena adanya stressor yang disebut
wellness normal dan digunakan sebagai dasar untuk menentukan adanya deviasi dari keadaan
wellness untuk sistem klien. Misalnya mekanisme sistem immun tubuh. Jika lines of resistance
efektif dalam merespon stressor tersebut, maka sistem depan berkonstitusi, jika tidak efektif maka
energi berkurang dan bisa timbul kematian.

b) Garis pertahanan fleksibel berperan memberikan respon awal atau perlindungan pada sistem dari
stressor. Garis ini bisa menjauh atau mendekat pada garis pertahanan normal. Bila jarak antara
garis pertahanan meningkat maka tingkat proteksipun meningkat. Oleh sebab itu untuk
mempertahankan keadaan stabil dari sistem klien, maka perlu melindungi garis pertahanan normal
dan bertindak sebagai buffer.Kondisi ini bersifat dinamis dan dapat berubah dalam waktu relatif
singkat. Dapat mempengaruhi tingkat penggunaan garis pertahanan diri fleksibel terhadap berbagai
reaksi terhadap stressor.

Sedangkan garis perlawanan menurut Neuman’s merupakan serangkaian lingkaran putus-putus yang
mengelilingi struktur dasar. Artinya garis resisten ini melindungi struktur dasar dan akan teraktivasi jika
ada invasi dari stressor lingkungan melalui garis normal pertahanan (normal line of defense).

3. Tingkatan pencegahan

Tingkatan pencegahan ini membantu memelihara keseimbangan yang terdiri dari

a). Pencegahan primer

Terjadi sebelum sistem bereaksi terhadap stressor, meliputi : promosi kesehatan dan
mempertahankan kesehatan. Pencegahan primer mengutamakan pada penguatan flexible lines of
defense dengan cara mencegah stress dan mengurangi faktor-faktor resiko. Intervensi dilakukan jika
resiko atau masalah sudah diidentifikasi tapi sebelum reaksi terjadi. Strateginya mencakup :
immunisasi, pendidikan kesehatan, olah raga dan perubahan gaya hidup.

20
b). Pencegahan sekunder.

Meliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah ada gejala dari stressor.Pencegahan sekunder
mengutamakan pada penguatan internal lines of resistance, mengurangi reaksi dan meningkatkan
faktor-faktor resisten sehingga melindungi struktur dasar melalui tindakan-tindakan yang tepat sesuai
gejala.Tujuannya adalah untuk memperoleh kestabilan sistem secara optimal dan memelihara
energi.Jika pencegahan sekunder tidak berhasil dan rekonstitusi tidak terjadi maka struktur dasar tidak
dapat mendukung sistem dan intervensi-intervensinya sehingga bisa menyebabkan kematian.

c). Pencegahan Tersier

Dilakukan setelah sistem ditangani dengan strategi-strategi pencegahan sekunder.Pencegahan


tersier difokuskan pada perbaikan kembali ke arah stabilitas sistem klien secara optimal.Tujuan
utamanya adalah untuk memperkuat resistansi terhadap stressor untuk mencegah reaksi timbul
kembali atau regresi, sehingga dapat mempertahankan energi.Pencegahan tersier cenderung untuk
kembali pada pencegahan primer.

4. Sistem klien

Model Sistem Neuman merupakan suatu pendekatan sistem yang terbuka dan dinamis terhadap
klien yang dikembangkan untuk memberikan suatu kesatuan fokus definisi masalah keperawatan dan
pemahaman terbaik dari interaksi klien dengan lingkungannya.Elemen-elemen yang ada dalam sistem
terbuka mengalami pertukaran energi informasi dalam organisasi kompleksnya. Stress dan reaksi
terhadap stres merupakan komponen dasar dari sistem terbuka.Klien sebagai suatu sistem memberikan
arti bahwa adanya keterkaitan antar aspek yang terdapat dalam sistem tersebut. Kesehatan klien akan
dipengaruhi oleh keluarganya, kelompoknya, komunitasnya, bahkan lingkungan sosialnya.

Neuman meyakini bahwa klien adalah sebagai suatu sistem, memiliki lima variabel yang
membentuk sistem klien yaitu fisik, psikologis, sosiokultur, perkembangan dan spiritual. Selanjutnya
juga dijelaskan oleh Neuman bahwa klien merupakan cerminan secara wholistik dan multidimensional
(Fawcett, 2005).Dimana secara wholistik klien dipandang sebagai keseluruhan yang bagian-bagiannya
berada dalam suatu interaksi dinamis. Pernyataan tersebut membuktikan bahwa setiap orang itu akan
memiliki keunikan masing-masing dalam mempersepsikan dan menanggapi suatu peristiwa yang
terjadi dalam kehidupan sehari- hari. Perubahan istilah dari Holistik menjadi Wholistik untuk
meningkatkan pemahaman terhadap orang secara keseluruhan.

21
Disamping itu klien atau sistem dapat menangani stressor dengan baik, sehingga sakit atau
kematianatau stabilitasasi system.perubahan dapat mempertahankan kesehatan secara adekuat.
Keseimbangan fungsional atau harmonis menjaga keutuhan integritas sistem. Apabila bagian-bagian
dari klien berinteraksi secara harmonis, maka akan terwujud jika kebutuhan-kebutuhan sistem telah
terpenuhi. Namun apabila terjadi ketidakharmonisan diantara bagian-bagian dari system, hal ini
disebabkan karena adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi.

5. Struktur dasar

Struktur dasar berisi seluruh variable untuk mempertahankan hidup dasar yang biasa terdapat pada
manusia sesuai karakteristik individu yang unik.Variabel-variabel tersebut yaitu variabel sistem, genetik,
dan kekuatan/kelemahan bagian-bagian sistem.

6. Intervensi

Merupakan tindakan-tindakan yang membantu untuk memperoleh, meningkatkan dan


memelihara sistem keseimbangan, terdiri dari pencegahan primer, sekunder dan tertier.

7. Rekonstitusi

Neuman (1995) mendefinisikan rekonstitusi sebagai peningkatan energi yang terjadi berkaitan
dengan tingkat reaksi terhadap stressor.Rekonstitusi dapat dimulai menyertai tindakan terhadap invasi
stressor.Rekonstitusi bisa memperluas normal line defense ke tingkat sebelumnya, menstabilkan sistem
pada tingkat yang lebih rendah, dan mengembalikannya pada tingkat semula sebelum sakit

Model Sistem Neuman ini sangat sesuai untuk diterapkan pada pengkajian di masyarakat, karena
pendekatan yang dipergunakan adalah pada komunitas sebagai sistem klien.

22
BAB III
KESIMPULAN

Dengan mempelajari model konsep atau teori keperawatan sebagaimana disampaikan dimuka
maka dapat disimpulkan bahwa perawat harus memahami apa yang harus dilakukan secara tepat dan
akurat sehingga klien dapat memperoleh haknya secara tepat dan benar. Asuhan keperawatan dengan
pemilihan model konsep atau teori keperawatan yang sesuai dengan karakteristik klien dapat memberikan
asuhan keperawatan yang relevan .
Model konsep atau teori keperawatan self care mempunyai makna bahwa semua manusia
mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk memperolehya sendiri
kecuali jika tidak mampu. Dengan demikian perawat mengakui potensi pasien untuk berpartisipasi
merawat dirinya sendiri pada tingkat kemampuannya dan perawatan dapat menentukan tingkat bantuan
yang akan diberikan. Untuk dapat menerapkan model konsep atau teori keperawatan ini diperlukan suatu
pengetahuan dan ketrampilan yang mendalam terhadap teori keperawatan sehingga diperoleh kemampuan
tehnikal dan sikap yang therapeutik.

23
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. (2010). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Professional

Potter, P, A,. Perry, A., G. (2010) . Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta:EGC

Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S., J. (2010) . Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan
Praktik. Jakarta: EGC

http://diniharyani05101233.blogspot.co.id/2016/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html

http://murahjuliana.blogspot.co.id/2012/12/makalah-teori-model-konsep-keperawatan.html

24

Anda mungkin juga menyukai