Disusun Oleh:
Miss Sareena Chemahma (1703016151)
Miss Fuseyah Navae (1703016154)
Ibrizatul Mutammima (1703016164)
Sururim Masfufah (1703016167)
Ahmad Ya’kup Mubarok (1703016177)
Heru Kurniawan (1703016186)
2017-2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami mengucapkan puji syukur ahamdulillah atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah dan inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Demokrasi Indonesia”. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Kuwarganegaraan.
Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah in. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………….………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………...
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
A. Simpulan……………………………………………………………………….
B. Saran…………………………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara
yaitu pemerintah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Begitulah pemahaman
yang paling sederhana tentang demokrasi, yang diketahui oleh hampir semua orang.
Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik.
Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator
perkembangan politik suatu negara.
Berbicara mengenai demokrasi adalah memperbincangkan tentang kekuasaan,
atau lebih tepatnya pengelolaan kekuasaan secara beradap. Itu merupakan sistem
menejemen kekuasaan yang dilandasi oleh nilai-nilai dan etika serta peradaban yang
menghargai martabat manusia. Pelaku utama demokrasi adalah kita semua, setiap
orang yang selama ini selalu diatas namakan namun tak pernah ikut menentukan.
Menjaga proses demokratisasi adalah memahami secara benar hak-hak itu agar
siapapun menghormatinya, melawan siapapun yang berusaha melanggar hak-hak itu.
Demokrasi pada dasarnya adalah aturan orang (people rule), dan di dalam
sistem politik yang demokratis warga mempunyai hak, kesempatan dan suara yang
sama di dalam mengatur pemerintahan di dunia publik. Di Indonesia, pergerakan
nasional juga mencita-citkan pembentukan negara demokrasi yang berwatak anti-
foedalisme dan anti-imperalisme, dengan tujuan membentuk masyarakat sosialis.
Maka dari itu perlu adanya kajian yang membahas demokrasi guna memahami
tentang demokrasi yang diterapkan di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep dasar demokrasi?
2. Apa sajakah prinsip-prinsip demokrasi ?
3. Bagaimanakah sejarah perjalanan demokrasi di Indonesia?
4. Bagaimana partisipasi politik warga negara terhadap demokrasi di Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
(1) country with principles of government in which all adult citizens share
through their elected representatives; (2) country with government which
encourages and allows rights of citizenship such as freedom of speech, religion,
opinion, and association, the assertion of rule of law, majority rule,
accompanied by respect for the rights of minorities. (3) society in which there is
treatment of each other by citizens as equals”
1
Ubaedillah dan Abdul Razak, Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, (Jakarta: ICCE UIN
Syarif Hidayatulla, 200l), hlm. 131-132.
Dari kutipan pengertian tersebut tampak bahwa kata demokrasi merujuk
kepada konsep kehidupan negara atau masyarakat di mana warganegara dewasa turut
berpartisipasi dalam pemerintahan melalui wakilnya yang dipilih; pemerintahannya
mendorong dan menjamin kemerdekaanberbicara, beragama, berpendapat, berserikat,
menegakkan ”rule of law”, adanya pemerintahan mayoritas yang menghormati hak-
hak kelompok minoritas; dan masyarakat yang warga negaranya saling memberi
perlakuan yang sama. Pengertian tersebut pada dasarnya merujuk kepada ucapan
Abraham Lincoln mantan Presiden Amerika Serikat, yang menyatakan bahwa
“demokrasi adalah suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”
atau “the government from the people, by the people, and for the people”.2
B. Prinsip-prinsip demokrasi
.Suatu pemerintahan dikatakan demokratis, apabila mempunyai prinsip-prinsip
demokrasi. Prinsip-prinsip demokrasi itu ialah3 :
1. Kedaulatan di tangan rakyat
Kedaulatan rakyat maksudnya kekuasaan tertinggi berada di tangan
rakyat. Ini berarti kehendak rakyat merupakan kehendak tertinggi, apabila
setiap warga negara mampu memahami arti dan makna dari prinsip
demokrasi.
2. Pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia.
Pengakuan bahwa semua manusia memiliki harkat dan martabat
yang sama, dengan tidak membeda-bedakan baik atas jenis kelamin,
agama, suku dan sebagainya. Pengakuan akan hak asasi manusia di
2
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan
Tinggi, (Jakarta: Ristekdikti, 2016) hlm. 146-147.
3
Artis, Demokrasi dan Konsitusi di Indonesia, (Pekanbaru: UIN SUSKA Riau, 2014) hlm. 38
Indonesia telah tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang
sebenarnya terlebih dahulu ada dibanding dengan Deklarasi Universal
PBB yang lahir pada tanggal 24 Desember 1945. Peraturan tentang hak
asasi manusia
Undang-Undang Dasar 1945 dimuat dalam: Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 alinea pertama dan empat, Batang Tubuh Undang-
Undang Dasar 1945, Ketetapan MPR mengenai hak asasi manusia
Indonesia telah tertuang dalam ketetapan MPR No.XVII/MPR/1998.
Setelah itu, dibentuk Undang-Undang No.39 Tahun 1999 tentang hak asasi
manusia, Undang-Undang yang mengatur dan menjadi hak asasi manusia
di Indonesia adalah Undang-Undang No.39 Tahun 1999 tentang hak asasi
manusia.
3. Pemerintahan berdasar hukum (konstitusi).
Pemerintah berdasarkan sistem konstitusional (hukum dasar) dan
tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang mutlak tidak terbatas). Sistem
konstitusional ini lebih menegaskan bahwa pemerintah dalam
melaksanakan tugasnya dikendalikan atau dibatasi oleh ketentuan
konstitusi.
4. Pengambilan keputusan atas musyawarah.
Bahwa dalam setiap pengambilan keputusan itu harus dilaksanakan
sesuai keputusan bersama (musyawarah) untuk mencapai mufakat.
5. Adanya partai politik dan organisasi sosial politik.
Bahwa dengan adanya partai politik dan dan organisasi sosial
politik ini berfungsi untuk menyalurkan aspirasi rakyat.
6. Pemilu yang demokratis.
Pemilihan Umum merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
7. Peradilan yang bebas dan tidak memihak.
Setiap warga negara Indonesia memiliki hak untuk diperlakukan
sama didepan hukum, pengadilan, dan pemerintahan tanpa membedakan
jenis kelamin, ras, suku, agama, kekayaan, pangkat, dan jabatan. Dalam
persidangan di pengadilan, hakim tidak membeda-bedakan perlakuan dan
tidak memihak si kaya, pejabat, dan orang yang berpangkat. Jika
merekabersalah, hakim harus mengadilinya dan memberikan hukuman
sesuai dengan kesalahannya.4
6
Prof Dr. Azyumardi Azra, MA, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani, (Jakarta: ICCE UIN Syarif
Hidayatullah, 2003) hal. 130-131
Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong juga mengganti Dewan
Perwakilan Rakyat sebagai hasil pemilu, ditonjolkan peranannya
sebagaipembantu pemerintah sedangkan fungsi kontrol ditiadakan.Dan di
dalam bidang perundang-undangan dimana segala aktifitas pemerintahan
dilaksanakan melalui Penetapan Presiden yang memakai sumber Dekrit 5
Juli.
Dan bagaimanakah rumusan demokrasi terpimpin dan apakah
butir-butir pokok demokrasi terpimpin?Seperti yang dikemukakan
Soekarno, dalam kutipan A.Syafi’I Ma’arif adalah demokrasi yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
Dan prinsip-prinsip demokrasi terpimpin yang dikemukakan oleh
Soekarno adalah sebagai berikut: pertama; tiap-tiap orang diwajibkan
untuk berbakti kepada kepentingan umum, masyarakat, bangasa, dan
Negara; kedua; tiap-tiap orangberhak mendapat penghidupan yang layak
dalam masyarakat, bangsa, dan negara.7
3. Demokrasi Pancasila (1965-1998)
Dengan landasan formil, yaitu pancasila, UUD 1945, dan
Ketetapan MPRS.Dalam usah untuk meluruskan kembali penyelewengan
terhadap UUD 1945.Dan begitupula meniadakan pasal yan memberi
wewenang kepada presiden untuk memutuskan permasalahan yang tidak
dicapai mufakat antara badan legeslatif. Selain itu beberapa hak asasi
diusahakan supaya diselenggarakan secara lebih penuh dengan memberi
kebebasan kepada pers untuk menyatakan pendapat, dan kepala partai-
partai politik untuk bergerak dan menyusun kekuatannya, terutama
menjelang pemilu 1971. Dengan demikian diharapkan terbinanya
partisipasi golongan-golongan dalam masyarakat disamping pembangunan
secara teratur.
Namun dalam pelaksanaanya, demokrasi pancasila pada masa
Soeharto belum mencapai pada tataran praksis. Karena dalam demokrasi
ini, ditandai dengan adanya; dominan para ABRI, birokratisasi dan
sentralisasi pengambilan keputusan politik; pengebirian peran dan fungsi
partai politik; adanya campur tangan pemerintah dalam berbagai urusan
7
Prof Dr. Azyumardi Azra, MA, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani, (Jakarta: ICCE UIN Syarif
Hidayatullah, 2003) hal. 131-132
partai politik; masa mengambang; monolitisasi ideologi Negara; dan
inkorporasi lembaga non pemerintah. Sehingga pelaksanaan demokrasi
pada masa ini belum secara penuh ditegakan berdasar nilai-nilai demokrasi
pancasila.8
4. Demokrasi Reformasi (1998-sampai sekarang).
Periode ini sering kali disebut dengan istilah periode paska-Orde
Baru. Periode ini erat hubungnnya dengan era reformasi yang menuntut
pelaksanaan demokrasi dan HAM secara konsekuen. Tuntutan ini
bearakhir waktu lengsernya presiden Soeharto dari tampuk kekuasaan pada
tahun 1998, setelah lebih dari 30 tahun berkuasa.9
8
Prof Dr. Azyumardi Azra, MA, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani, (Jakarta: ICCE UIN Syarif
Hidayatullah, 2003) hal. 133-134
9
Ibid, hal.135-141
mengenai hak berpendapat, hak berserikat, hak memilih dan dipilih, hak sama
dihadapan hukum dan pemerintahan, hak mendapatkan keadilan, dan lain-lain.10
10
Miriam Budiarjo, Demokrasi di Indonesia, Demokrasi Parlementer dan Demokrasi Pancasila, (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 1996) hlm. 183
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Secara umum demokrasi ialah dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat.
Demokrasi memiliki arti penting bagi masyarakat yang menggunakannya, sebab
dengan demokrasi hak masyarakat untuk menentukan sendiri jalannya organisasi
Negara dijamin. Oleh sebab itu, hampir semua pengertian yang diberikan untuk istilah
demokrasi ini selalu memberikan posisi penting bagi rakyat kendati secara
operasional implikasinya di berbagai Negara tidak selalu sama.
Demokrasi di Indonesia dimulai sejak 17 Agustus 1945 sampai sekarang ini.
Seiring berjalannya waktu demokrasi di Indonesia mengalami perubahan, dari mulai
demokrasi iberal sampai era reformasi saat ini.
Suatu pemerintahan dikatakan demokratis, apabila mempunyai prinsip-prinsip
demokrasi. Prinsip-prinsip demokrasi itu ialah, Kedaulatan di tangan rakyat,
pengakuan dan perlindungan HAM, pemerintahan yang berdasarkan konstitusi,
musyawarah untuk mufakat, pemilu yang demokratis, dan peradilan yang bebas serta
tidak memihak.
Partisipasi politik merupakan kegiatan warganegara yang bertujuan untuk
empengaruhi pengambilan keputusan politik. Partisipasi politik dilakukan orang
dalam posisinya warganegara, bukan politikus ataupun pegawai negeri dan sifat
partispasi plitik ini bersifat sukarela.
B. Saran
Penulis menawarkan beberapa saran penting. Khususnya yang berkaitan
dengan persoalan kedaulatan rakyat sebagai tujuan dari demokrasi itu sendiri. Saran
tersebut anatara lain:
Pertama, apa yang menjadi kekurangan dan sejarah kelam bagi pelaksanaan
demokrasi Indonesia dimasa lalu hendaknya menjadi pembelajaran dan tidak diulang
kembali. Kedua, hendaknya masyarakat tidak terlalu eksklusif atau ekstrim dalam
memandang perbedaan keyakinan, agama, adat istiadat, perbedaan politik, dan lain
sebagainya. Sebab, perbedaan-perbedaan itu adalah bagian dari demokrasi. Ketiga,
Sebaiknya bagi semua warga negara/masyarakat, dalam pelaksanaan demokrasi,
benar-benar menyuarakan isi hatinya jangan hanya karena iming-iming hadiah berupa
materi sehingga lupa apa yang seharusnya disuarakan. dan Keempat, Bagi para elit
politik dan pemerintah, kiranya kehidupan rakyat lebih diperhatikan, jangan justru
bekerjasama untuk membodohi dan menipu rakyat.
DAFTAR PUSTAKA
Azyumardi, Azra, dkk 2003. Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani. Jakarta: ICCE UIN
Syarif Hidayatullah.
Artis. 2014. Demokrasi dan Konstitusi di Indonesia. Pekanbaru: UIN SUSKA Riau.