Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“TEHNIK MENERAN SAAT PERSALINAN”

DOSEN : YULIANI BUDIARTI.Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.Mat

Disusun Oleh:

RUSDI GUNAWAN
KELAS B
NPM : 1814201210080

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN ALIH JENIS
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Tehnik Mengurangi Nyeri pada Intranatal


Sub Pokok Bahasan : Pengaturan Posisi Meneran
Sasaran : Ibu Hamil di Ruang Bersalin
Waktu : 10.30 – 11.00 Wita (30 Menit)
Hari/Tanggal & Tempat : Selasa, 12 Februari 2019 di Ruang Bersalin

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang “Pengaturan Posisi
Meneran” selama 30 menit ibu hamil dapat mengetahui ragam posisi meneran
dan teknik bernafas saat melahirkan .

II. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 30 menit ibu hamil mampu :
a. Memperagakan macam – macam posisi meneran dengan baik
b. Menjelaskan manfaat posisi meneran dengan benar

III. Materi Pembelajaran


a. Pengertian posisi meneran
b. Macam-macam posisi meneran
c. Kelebihan dan Kelemahan dari setiap posisi meneran

IV. Metode
- Ceramah
- Diskusi/Tanya jawab
- Demonstrasi

V. Media
- Leaflet/lembar balik
- LCD

VI. Kegiatan Penyuluhan

2
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1 5 menit Pembukaan 1. Menjawab salam


2. Mendengarkan
1. Mengucapkan salam
3. Memperhatikan
2. Memperkenalkan diri
3. Menyampaikan kontrak waktu
4. Menyebutkan judul materi
penyuluhan
5. Menjelaskan tujuan dari
Penyuluhan
2 15 menit Pelaksanan 1. Mendengarkan dan
1. Appersepsi materi memperhatikan
2. Menjelaskan tentang:
penjelasan Penyuluh
Pengertian posisi meneran, 2. Mengajukan
Macam-macam posisi pertanyaan
meneran, Kelebihan dan
Kelemahan dari setiap posisi
meneran
3. Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk bertanya
5 menit Evaluasi 1. Menjawab Pertanyaan
2. Mendengarkan
3 1. Menanyakan kembali
mengenai semua materi yang
telah di berikan kepada klien
(feed Back)
2. Memberikan reward kepada
klien atas jawaban

3
4 5 menit Terminasi 1. Mendengarkan dan
1. Mengucapkan terima kasih mendengarkan
2. Menjawab salam
atas peran serta klien &
keluarga
2. Mengucapkan Salam penutup

VII. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
- Peserta Hadir Di tempat Penyuluhan
- Penyelenggaraan Penyuluhan Di Ruang penyakit dalam
- Pengoranisasian Penyelenggaraan dilakukan setelah peserta
penyuluhan diseleksi
2. Evaluasi Proses
- Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
- Peserta mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai
- Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
3. Evaluasi Hasil
PERTANYAAN
a. Apakah pengertian posisi meneran?
b. Sebutkan dua dari lima posisi meneran yang ibu
ketahui?
c. Jelaskan salah satu manfaat dari posisi meneran
yang benar yang ibu ketahui?
JAWABAN
a. Posisi meneran adalah posisi-posisi yang dipilih ibu dalam
menghadapi meneran untuk memudahkan proses pengeluaran bayi
yang mengutamakan kenyamanan ibu.
b. Jongkok, setengah duduk, berdiri, merangkak, dan miring ke kiri.
c. Manfaat dari posisi meneran ialah:

4
1) Pada posisi berjongkok, bisa mengurangi rasa sakit punggung
bagi ibu
2) Pada posisi setengah duduk, membantu dalam penurunan janin
dengan kerja grafitasi, menurunkan janin ke panggul dan terus ke
dasar panggul.
3) Pada posisi berdiri, Pasien bisa lebih mudah mengosongkan
kandung kemihnya, dan kandung kemih yang kosong akan
memudahkan penurunan kepala.
4) Pada posisi merangkak, baik untuk meneran dengan punggung
yang sakit.
5) Pada posisi miring ke kiri, oksigenasi janin maksimal kerena
dengan miring kiri sirkulasi darah ibu ke janin lebih lancar dan
Memberi rasa santai pada ibu yang letih.

VIII. PENGORGANISASIAN
1. Moderator
2. Pemateri
3. Observer
4. Fasilitator
Job Description
1. Penyaji
a. Menggali pengetahuan pasien dan keluarga pasien tentang posisi
meneran
b. Menyampaikan materi untuk peserta penyuluhan agar bisa memahami
hal-hal tentang isi, makna dan maksud dari penyuluhan
2. Moderator
a. Bertanggung jawab atas kelancaran acara
b. Membuka dan menutup acara
c. Mengatur waktu penyaji sesuai dengan rencana kegiatan
3. Fasilitator
a. Membantu kelancaran acara penyuluhan
b. Mendorong peserta untuk bertanya kepada penyaji
c. Membagikan leaflet kepada semua peserta penyuluhan

5
4. Observer dan Notulen
a. Mengamati proses kegiatan penyuluhan
b. Mencatat pertanyaan dari peserta
c. Mengevaluasi serangkaian acara penyuluhan mulai dari awal hingga
akhir

6
POSISI MENERAN

Meneran merupakan suatu peristiwa fisiologis tanpa di sadari dan terus


berlangsung/progresif. Penolong meneran dapat membantu ibu agar tetap tenang
dan rileks, maka penolong meneran tidak boleh mengatur posisi meneran.
Posisi meneran adalah posisi-posisi yang dipilih ibu dalam menghadapi
persalinan untuk memudahkan proses pengeluaran bayi yang mengutamakan
kenyamanan ibu. Penolong persalinan harus memfasilitasi ibu dalam memilih
sendiri posisi meneran dan menjelaskan alternatif-alternatif posisi meneran bila
posisi yang di pilih ibu tidak efektif. Adapun macam-macam posisi meneran
adalah :
1. Posisi terlentang (supine)

Ibu terlentang di tempat tidur bersalin dengan menggantung kedua


pahanya pada penopang kursi khusus untuk bersalin. Dapat menyebabkan
hipotensi karena bobot uterus dan isinya menekan aorta, vena cava inferior
serta pembuluh-pembuluh darah lain sehingga menyebabkan suplai darah ke
janin menjadi berkurang, dimana akhirnya ibu dapat pingsan dan bayi
mengalami fetal distress ataupun anoksia janin. Posisi ini juga menyebabkan
waktu meneran menjadi lebih lama, besar kemungkinan terjadinya laserasi
perineum dan dapat mengakibatkan kerusakan pada syaraf kaki dan
punggung.
Kelebihan:
Bidan bisa lebih leluasa membantu proses meneran. Jalan lahir pun
menghadap ke depan, sehingga bidan dapat lebih mudah mengukur
perkembangan pembukaan dan waktu meneran pun bisa diprediksi secara
lebih akurat. Kepala bayi lebih mudah dipegang dan diarahkan. Sehingga

7
apabila terjadi perubahan posisi kepala bayi, maka bidan langsung bisa
mengarahkan pada posisi yang seharusnya.
Kelemahan:
Posisi berbaring membuat ibu sulit untuk mengejan. Hal ini karena
gaya berat tubuh ibu yang berada di bawah dan sejajar dengan posisi bayi.
Posisi ini pun diduga bisa mengakibatkan perineum (daerah di antara anus
dan vagina) meregang sedemikian rupa sehingga menyulitkan meneran.
Pengiriman oksigen melalui darah yang mengalir dari si ibu ke janin melalui
plasenta pun jadi relatif berkurang. Hal ini karena letak pembuluh besar
berada di bawah posisi bayi dan tertekan oleh massa/berat badan bayi.
Apalagi jika letak ari-ari juga berada di bawah si bayi. Akibatnya, tekanan
pada pembuluh darah bisa meninggi dan menimbulkan perlambatan
peredaran darah balik ibu.
2. Posisi berjongkok
Biasanya ibu berjongkok di atas bantalan empuk yang berguna
menahan kepala dan tubuh bayi. Akan meningkatkan oksigenisasi bagi bayi
dan bisa mengurangi rasa sakit punggung bagi ibu, memudahkan penurunan
kepala janin, memperluas panggul sebesar 28% lebih besar pada pintu bawah
panggul, memperkuat dorongan meneran. Namun posisi ini beresiko
terjadinya laserasi (perlukaan jalan lahir).
Kelebihan:
Merupakan posisi melahirkan yang alami karena memanfaatkan gaya
gravitasi bumi, sehingga ibu tidak usah terlalu kuat mengejan.
Kelemahan :
Selain berpeluang membuat cedera kepala bayi, posisi ini dinilai
kurang menguntungkan karena menyulitkan pemantauan perkembangan
pembukaan dan tindakan-tindakan meneran lainnya, semisal episiotomi.

8
3. Setengah duduk
Pada posisi ini, ibu duduk dengan punggung bersandar bantal, kaki
ditekuk dan paha dibuka ke arah samping. Posisi ini cukup membuat ibu
nyaman. Akan membantu dalam penurunan janin dengan bantuan gravitasi
bumi untuk menurunkan janin kedalam panggul dan terus turun kedasar
panggul. Posisi berjongkok akan memaksimumkan sudut dalam lengkungan
Carrus, yang akan memungkinkan bahu besar dapat turun ke rongga panggul
dan tidak terhalang (macet) diatas simpisis pubis. Dalam posisi berjongkok
ataupun berdiri, seorang ibu bisa lebih mudah mengosongkan kandung
kemihnya, dimana kandung kemih yang penuh akan dapat memperlambat
penurunan bagian bawah janin.
Kelebihannya:
Sumbu jalan lahir yang perlu ditempuh janin untuk bisa keluar jadi lebih
pendek. Suplai oksigen dari ibu ke janin pun juga dapat berlangsung secara
maksimal.
Kelemahan:
Posisi dapat menimbulkan rasa lelah dan keluhan punggung pegal. Apalagi
jika proses meneran tersebut berlangsung lama.

9
4. Berdiri
Pasien bisa lebih mudah mengosongkan kandung kemihnya, dan
kandung kemih yang kosong akan memudahkan penurunan kepala.
Memperbesar ukuran panggul, menambah 28% ruang outletnya.
Kelebihan :
Posisi ini selaras dengan gravitasi bumi sehingga kekuatan mengejan
ibu jauh lebih kuat. Memang pada posisi berdiri, jalan langsung lurus dengan
tanah seolah-olah ibu menekan tanah dengan seluruh kekuatan tubuhnya.
Sehingga di butuhkan kesiapan semua pihak yang membantu meneran jangan
sampai bayi meluncur terlalu cepat sehingga cedera. Agar hal ini tidak terjadi,
biasanya sudah disiapkan bantalan yang empuk dan steril untuk menahan
kepala dan tubuh bayi.
Kelemahan :
Bidan sedikit sulit bila harus membantu meneran melalui episiotomi
atau memantau perkembangan pembukaan.

10
5. Posisi merangkak
Dapat membantu penurunan kepala janin lebih dalam ke panggul.
Kelebihan :
Bagus untuk membantu mendapatkan istirahat dari intensitas kontraksi juga
berfungsi untuk merubah posisi bayi dari posisi belakang menjadi posisi
depan.
Kekurangan :
Susah untuk diperagakan dan membuat tangan lemas dorongan kurang

11
6. Miring ke kiri
Ibu berbaring miring ke kiri atau ke kanan dengan salah satu kaki
diangkat, sedangkan kaki lainnya dalam keadaan lurus. Posisi ini umumnya
dilakukan bila posisi kepala bayi belum tepat. Oksigenasi janin maksimal
kerena dengan miring kiri sirkulasi darah ibu ke janin lebih lancer. Memberi
rasa santai pada ibu yang letih. Mencegah terjadinya laserasi.
Kelebihan:
Selain peredaran darah balik ibu bisa mengalir lancar, pengiriman
oksigen dalam darah dari ibu ke janin melalui plasenta juga tidak terganggu.
Sehingga proses pembukaan akan berlangsung secara perlahan-lahan
sehingga meneran berlangsung lebih nyaman.
Kelemahan:
Posisi miring ini menyulitkan bidan untuk membantu proses meneran
karena letal kepala bayi susah dimonitor, dipegang, maupun diarahkan. Bidan
pun akan mengalami kesulitan saat melakukan tindakan episiotomi.

Cara meneran
1. libatkan keluarga atau dukung orang
terdekat, suami atau ibu untuk membantu persalinan. Hal ini dilakukan
untuk memberi dukungan psikis bagi klien
2. Ambil napas dalam saat terasa nyeri,
3. Atur posisi nyaman untuk bersalin,
4. Saat terjadi kontraksi ambil napas dalam
lewat hidung, pusatkan tenaga di perut, kemudian mengejan sekuat
mungkin, dagu menempel didada, mata terbuka memandang perut, mulut

12
mengatup tidak bersuara, tangan menarik paha untuk membuka jalan lahir
dan menambah tenaga,
5. Lakukan beulan selama kontraksi
6. Istirahatkan saat tidak terjadi kontraksi
7. Minum untuk menambah tenaga.

13
DAFTAR PUSTAKA

Sumarah SsiT, Yani widyastuti, SsiT, Nining Wiyati, S.Pd, APP, M.Kes. 2009.
Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta : Fitramaya.
Sulistyawati, ari.esti nugraheny. 2010. Asuhan Kebidanan pada Ibu
Bersalin. Jakarta: Salemba Medika

14

Anda mungkin juga menyukai