Prediktor Keberlangsungan Hidup Pada Pasien Dengan Pneumonia Influenza Terkait Acute Respiratory Distress Syndrome Berat Yang Diterapi Dengan Pemosisian Telungkup
Prediktor Keberlangsungan Hidup Pada Pasien Dengan Pneumonia Influenza Terkait Acute Respiratory Distress Syndrome Berat Yang Diterapi Dengan Pemosisian Telungkup
ABSTRAK
Metoda: penelitian retrospektif ini dilakukan oleh delapan pusat rujukan tersier di
Taiwan. Dari tanggal 1 Januari hingga 31 Maret pada tahun 2016, dikumpulkan semua
pasien di Intensive Care Unit dengan pneumonia influenza yang terbukti disebabkan
virus, dimana semua pasien ini menderita ARDS dan menerima terapi pemosisian
telungkup. Data demografik, pemeriksaan laboratorium, rekaman manajemen,
pengaturan ventilator dan hasil klinis, semuanya dikumpulkan untuk analisa.
Hasil: selama periode penelitian, telah di skrining sebanyak 336 pasien dengan
pneumonia influenza berat, sebanyak 263 pasien yang terdiagnosis dengan ARDS.
Totalnya, sebanyak 65 pasien menerima terapi pemosisian telungkup dimasukan pada
analisa. Pasien yang berhasil bertahan dalam 60 hari memliki skor Acute Physiology
and Chronic Health Evaluation (APACHE) II yang lebih rendah, Pneumonia Severity
Index (PSI) yang lebih rendah, tingkat kreatinin yang lebih rendah dan penurunan
kemungkinan menerima terapi penggantian ginjal dibandingkan pasien pasien yang
tidak berhasil bertahan (22.4± 8.5 vs. 29.2± 7.4, p= 0.003; 106.6± 40.9 vs. 135.3± 48.6,
p= 0.019; 1.2± 0.9 mg/dL vs. 3.1± 3.6 mg/dL, p= 0.040; dan 4% vs. 42%, p < 0.005).
Analisa Regresi Multivariate Cox mengidentifikasi PSI (hazard ratio 1.020, 95%
confdence interval 1.009–1.032; p < 0.001), terapi penggantian ginjal (hazard ratio
6.248, 95% confdence interval 2.245–17.389; p < 0.001), dan peningkatan pada tekanan
penggerak dinamis (hazard ratio 1.372, 95% confdence interval 1.095–1.718; p= 0.006)
yang mana merupakan prediktor independen terkait angka kematian 60 hari.
Kesimpulan: pada penelitian terbaru, dalam menilai efek terapi pemosisian telungkup
pada pasien dengan influenza pneumonia terkait ARDS, pneumonia severity index,
terapi penggantian ginjal dan peningkatan tekanan penggerak dinamik, memiliki
keterkaitan dengan angka kematian 60 hari pada pasien pneumonia influenza ARDS
yang menerima terapi pemosisian telungkup.
Metoda
Populasi Penelitian dan Pengumpulan Data.
Penelitian kohort multicenter retrospektif ini dilakukan oleh Taiwan Severe
Influenza Research Consortium (TSIRC), dimana terdapat 8 pusat rujukan tersier di
dalamnya (4 rumah sakit pada sebelah utara Taiwan, 2 rumah sakit pada pusat Taiwan,
dan 2 rumah sakit lainnya pada sebelah selatan Taiwan). Selama periode 3 bulan dari
tanggal 1 Januari hingga 31 Maret tahun 2016, dikumpulkan dan dilakukan analisa data
semua pasien dengan infeksi influenza yang terbukti disebabkan virus yang dimasukan
ke bagian ICU dikarenakan komplikasi berat influenza pada 8 rumah sakit. Semua
pasien yang terdiagnosa dengan ARDS berat menurut definisi Berlin dan juga menerima
terapi pemosisian telungkup telah dikumpulkan untuk diselidiki. ARDS dalam definisi
Berlin diartikan sebagai onset akut dalam waktu 1 minggu, gambaran opaq pada
bilateral paru, tidak ada bukti terjadinya gagal jantung terkait edema hidrostatik pada
ekokardiografi, dan rasio PaO2/FiO2 < 300 mmHg dengan positive end-expiratory
pressure (PEEP) ≥ 5 cmH2O. Data demografis dan laboratorium, rekaman terapi,
pengaturan ventilasi mekanik, dan hasil klinis dianalisa dari rekaman medis elektronik
dalam sebuah bentuk laporan kasus terstandarisasi pada masing masing rumah sakit.
Ethical Committee/Institutional Review Board for Human Research dari rumah sakit
terkait telah menyetujui penelitian ini (Chang Gung Memorial Hospital 201600988B0,
Taichung Veterans General Hospital CE16093A, Taipei Veterans Hospital CE16093A,
Taipei Veterans General Hospital 2016-05-020CC, Kaohsiung Medical University
Hospital KUMHIRB-E(I)-20170097, Kaohsiung ChangGung Memorial Hospital
201600988B0, China Medical University Hospital 105-REC2-053 (FR), National
Taiwan University Hospital 201605036RIND, National Taiwan University Hospital
201605036RIND, Tri-Service General Hospital 1-105-05-086). Kebutuhan persetujuan
tertulis dikesampingkan, dan data pasien pasien di anonimkan dan di identifikasi
sebelum dilakukan analisa.
Praktik umum pemakaian unit ini adalah pasien di ventilasi dengan strategi
proteksi paru oleh volume tidal rendah sekitar 6-8 mL/kgBB ditambah PEEP dan FiO2
(positive end-expiration pressure dan oxygen fraction in air) agar tekanan atau volume
ventilasi dapat terkontrol. Ventilasi di awasi dengan pengukuran gas darah arteri,
dengan pengatur ventilasi dapat diubah sesuai kebutuhan. Pulse oximetry (SpO2)
digunakan untuk mengawasi oksigenasi dan pengaturan ventilasi diatur untuk menjaga
agar SpO2 > 90% atau PaO2 > 60 mmHg dan untuk menghindari peningkatan tekanan
>30 cmH2O.
Pemosisian Telungkup
Data Laboratorium
Analisa Statistik
HASIL
Karakteristik pasien yang dapat bertahan hidup dan yang tidak dalam 60 hari.
Data terkait perubahan udara dan mekanik paru direkam sebelum dan sesudah 1
hari melakukan pemosisian telungkup (tabel 2). Untuk pasien yang bertahan periode 30
hari, tidak ada perbedaan yang signifikan pada parameter ini dibandingkan pada pasien
yang tidak bertahan, kecuali pada tekanan aliran udara puncak (- 0.5± 3.3 cm H2O) dan
meningkat pada pasien yang tidak bertahan (1.5± 4.1 cm H2O). Dibandingkan dengan
pasien yang tidak bertahan periode 60 hari, tekanan aliran udara puncak dan tekanan
penggerak dinamik sama sama berkurang pada pasien yang bertahan periode 60 hari
(-0.6 ± 3.2 cmH2O vs. 1.5 ± 3.8 cmH2O, p= 0.024; -1.5 ± 3.3 cmH2O vs. 0.3 ± 2.4
cmH2O, p= 0.031). komplians dinamik meningkat pada pasien yang bertahan 60 hari
dan berkurang pada pasien yang tidak bertahan periode 60-hari (2.0 ± 7.7 cmH2O vs.
- 3.2 ± 8.6 cmH2O, p= 0.022).
Amato dan kolega nya menganalisa 9 uji acak terkontrol pada pasien pasien
ARDS dan menunjukan bahwa tekanan penggerak dinamis merupakan prediktor terkuat
pada kematian pasien. Analisa data sekunder dari 787 pasien ARDS yang tergabung
dalam dua uji acak terkontrol independen menyingkap bahwa ketika pasien yang
melakukan ventilasi pasien dengan volume tidal rendah, tekanan penggerak merupakan
sebuah faktor kematian pada pasien pasien ARDS, sebagaimana tekanan plateau atau
komplians dari sistem respiratorik. Tekanan penggerak aliran nafas secara signifikan
terkait dengan tegangan paru dan dapat mendeteksi kelebihan tegangan paru dengan
ketepatan yang baik pada pasien pasien ARDS (r2= 0.581 p < 0.0001 dan r2= 0.353
p<0.0001 pada saat PEEP 5 hingga 15 cmH2O). Selanjutnya, penelitian APRONET
terkait pemosisian telungkup pada pasien ARDS, menemukan bahwa pemosisian
telungkup ini terkait dengan rendahnya angka kejadian komplikasi, peningkatan
oksigenasi, dan penurunan tekanan penggerak yang cukup signifikan [14(11–17
cmH2O) hingga 13 cmH2O, p= 0.04]. Penelitian kami yang sebelumnya untuk pasien
ARDS berat dengan ECMO menyingkap bahwa terjadi tekanan penggerak dinamis
yang lebih tinggi [rasio hazard 1.070 (1.026-1.116), p=0,002] selama 3 hari awal
penggunaan ECMO yang mana merupakan salah satu faktor independent terkait
kematian di bagian ICU. Penelitian sekarang ini pada pasien ARDS terkait pneumonia
influenza yang menerima pemosisian telungkup juga menemukan bahwa peningkatan
tekanan penggerak dinamis (rasio hazard 1.372, 95% confidence interval 1,095-1.718:
p=0,006) juga teridentifikasi sebagai salah satu prediktor independen terkait kematian
periode 60 hari. Hal ini menunjukan bahwa bantuan ventilator dengan strategi proteksi
paru volume tidal rendah dan penggunaan optimal PEEP harus diterapkan, dan hal ini
dapat diatur sesuai tekanan penggerak, idealnya kurang dari 15 cmH2O, namun, batasan
ini harus lebih diteliti lagi [36]. Meskipun beberapa penelitian mengaitkan tekanan
penggerak dengan hasil klinis dan fisiologis, sangat penting bagi kita untuk
mengevaluasi tekanan penggerak sebagai point akhir primer selama pengaturan
ventilator pada pasien ARDS di masa yang akan datang.
KESIMPULAN
FIG 1: penerimaan dan follow up peserta penelitian. ICU adalaha Intensive Care Unit
dan ARDS ialah Acute Respiratory Distress Syndrome
FIG 2: analisa kurva bergerak penerima dan statistik C dari prediktor variabel
berkelanjutan . a. Pneumonia severity index, b. Terapi penggantian ginjal, c.
Tekanan penggerak dinamis delta.
TABEL 1: karakterisitik pasien yang bertahan dan yang tidak bertahan selama
periode 60 hari dari pasien ARDS terkait pneumonia influenza sebelum menerima
pemosisian telungkup
TABEL 2: perubahan pada peertukaran udara dan mekanik paru antara pasien bertahan
dan yang tidak bertahan untuk penyakit ARDS terkait pneumonia influenza
TABEL 3: analisa regresi Cox dari variabel klinis terkait kematian periode 60 hari pada
ARDS terkait pneumonia influenza yang menggunakan pemosisian telungkup.