’T’ DENGAN
GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN: CKD (CHRONIC KIDNEY
DISEASE) DI BANGSAL ARAFAH RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH
Disusun Oleh
ALFIAN TRI KHUSNAWAN
2820173044
2B
Hari : Senin
Tanggal : 27 Mei 2019
Tempat : Rumah Sakit Nur Hidayah
Praktikan
( ) ( )
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, kekuatan serta kesabaran di dalam
menyelesaikan Asuhan Keperawatan ini sesuai harapan kami dan sesuai waktu
yang telah di tentukan, meskipun tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
iii
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................... i
BAB I .......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
B. Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II .....................................................................................................................3
A. Definisi ......................................................................................................... 3
B. Etiologi ......................................................................................................... 3
E. Patofisiologi ................................................................................................. 6
F. Pathway ........................................................................................................ 8
H. Komplikasi ................................................................................................... 9
I. Penatalaksanaan ......................................................................................... 10
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Chronic kidney disease (CKD) atau penyakit ginjal kronik (PGK)
atau yang sering disebut juga dengan gagal ginjal kronis (GGK) adalah
kerusakan pada ginjal yang menyebabkan ginjal tidak dapat membuang
racun dan produk sisa dari darah, dengan ditandai adanya protein dalam
urin serta penurunan laju filtrasi glomerulus yang berlangsung selama
lebih dari 3 bulan (Black & Hawks, 2009).
Sebanyak 10% dari populasi dunia terkena PGK, dan jutaan
diantaranya meninggal setiap tahun karena pengobatan yang tidak
terjangkau (World Kidney Day, 2015). Menurut studi Global Burden of
Disease tahun 2010, PGK menempati peringkat ke-27 dalam daftar
penyebab kematian diseluruh dunia pada tahun 1990, namun naik menjadi
peringkat ke-18 pada tahun 2010 (Jha et al., 2013). Lebih dari 2 juta orang
diseluruh dunia saat ini menerima pengobatan dengan dialisis atau
transplantasi ginjal untuk tetap hidup, namun angka ini mungkin hanya
mewakili 10% dari orang yang benar-benar membutuhkan pengobatan
untuk hidup (Couser et al., 2011).
Kurang lebih dari 26 juta orang dewasa di Amerika dan Negara
lain berisiko terkena PGK. Insidensi dan prevalensi gagal ginjal meningkat
setiap tahunnya. Banyak pasien yang dihadapkan pada problem medis
yang berhubungan dengan PGK, salah satu dan yang menjadi mayoritas
problem tersebut adalah anemia yang berkembang sejak awal pasien
terkena PGK dan berkontribusi dalam penurunan kualitas hidup pasien
(Lankhorst & Wish, 2010).
Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar tahun 2013,
prevalensi gagal ginjal kronis berdasar diagnosis dokter di Indonesia
sebesar 0,2%. Prevalensi tertinggi di Sulawesi Tengah sebesar 0,5%,
diikuti di Aceh, Gorontalo, dan Sulawesi Utara masing-masing 0,4%.
1
Sementara Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Lampung, Jawa
Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur masing-masing
0,3%.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulis mampu menggambarkan asuhan keperawatan pada
pasien dengan gangguan sistem perkemihanChronic kidney disease
(CKD)menggunakan pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penulisan ini adalah :
a. Untuk mengetahui definisi Chronic kidney disease (CKD)
b. Untuk mengetahui etiologi Chronic kidney disease (CKD)
c. Untuk mengetahui manifestasi klinis Chronic kidney disease
(CKD)
d. Untuk mengetahui patofisiologi Chronic kidney disease (CKD)
e. Untuk mengetahui klasifikasi Chronic kidney disease (CKD)
f. Untuk mengetahui penatalaksaan Chronic kidney disease (CKD)
g. Untuk mengetahui komplikasi Chronic kidney disease (CKD)
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
PGK didefinisikan sebagai kelainan fungsi ginjal atau struktur ginjal
selama lebih dari 3 bulan, terjadi penurunan kecepatan filtrasi glomerulus
(Glomerular Filtration Rate – GFR) kurang dari 60 mL/min/1,73m2 dengan
atau tanpa kerusakan ginjal (Anonim, 2015b ; KDOQI, 2002). PGK
merupakan suatu gangguan progresif fungsi ginjal yang bersifat irreversible
dalam kasus metabolisme maupun dalam menjaga keseimbangan cairan dan
elektrolit serta dapat menyebabkan uremia (Moeljono, 2014).
Chronic Kidney Disease (CKD) adalah salah satu penyakit renal tahap
akhir. CKD merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible.
Dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan elektrolit yang menyebabkan uremia atau retensi urea
dan sampah nitrogenlain dalam darah (Smeltzer dan Bare, 2001).
B. Etiologi
3
2. Penyakit peradangan seperti glomerulonefritis
3. Penyakit vaskular seperti hipertensi, nefrosklerosis benigna,
nefrosklerosis maligna, dan stenosis arteria renalis
4. Gangguan jaringan ikat seperti lupus eritematosus sistemik,
poliarteritis nodosa, dan seklerosis sistemik progresif.
5. Gangguan kongenital dan herediter seperti penyakit ginjal polikistik,
dan asidosis tubulus ginjal.
6. Penyakit metabolik seperti diabetes militus, gout, dan
hiperparatiroidisme, serta amiloidosis.
7. Nefropati toksik seperti penyalahgunaan analgetik, dan nefropati
timah.
Definisi Contoh
Faktor Kerentanan Meningkatkan kerentanan Usia yang lebih tua,
terhadap penyakit ginjal riwayat penyakit keluarga
(KDOQI, 2002)
4
C. Manifestasi Klinis
5
D. Patofisiologi
6
akhirnya tidak dapat bekerja dengan baik untuk membuang kelebihan air serta
zat sisa dari dalam tubuh. Kelebihan cairan yang terjadi di dalam tubuh
kemudian dapat menyebabkan tekanan darah menjadi lebih meningkat,
sehingga keadaan ini membentuk suatu siklus yang berbahaya (National
Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease, 2014)
7
E. Pathway
GFR
Peningkatan tekanan
nefron rusak
CKD
anoreksia
hiperventilasi
Edema jaringan
Suplai O2 jaringan turun
mual muntah
Pola nafas tidak efektif
Gangguan
Ketidak seimbangan Kelemahan otot
integritas kulit
Nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh
Intoleransi aktivitas
8
F. Pemeriksaan Penunjang
G. Komplikasi
1. Anemia
Dikatakan anemia bila kadar sel darah merah rendah, karena terjadi
gangguan pada produksi hormon eritropoietin yang bertugas
mematangkan sel darah, agar tubuh dapat menghasilkan energi yang
dibutuhkan untuk mendukung kegiatan sehari-hari. Akibat dari gangguan
tersebut, tubuh kekurangan energi karena sel darah merah yang bertugas
mengangkut oksigen ke seluruh tubuh dan jaringan tidak mencukupi.
Gejala dari gangguan sirkulasi darah adalah kesemutan, kurang energi,
cepat lelah, luka lebih lambat sembuh, kehilangan rasa (baal) pada kaki
dan tangan.
9
2. Osteodistrofi Ginjal
Kelainan tulang karena tulang kehilangan kalsium akibat gangguan
metabolisme mineral. Jika kadar kalsium dan fosfat dalam darah tinggi,
akan terjadi pengendapan garam dan kalsium fosfat di berbagai jaringan
lunak (klasifikasi metastatic) berupa nyeri persendian (artritis), batu
ginjal (nefrolaksonosis), pengerasan dan penyumbatan pembuluh darah,
gangguan irama jantung, dan gangguan penglihatan.
3. Gagal Jantung
Jantung kehilangan kemampuan memompa darah dalam jumlah
yang memadai ke seluruh tubuh. Jantung tetap bekerja, tetapi kekuatan
memompa atau daya tampungnya berkurang. Gagal jantung pada
penderita PGK dimulai dari anemia yang mengakibatkan jantung harus
bekerja lebih keras, sehingga terjadi pelebaran bilik jantung kiri (left
ventricular hypertrophy/LVH). Lama-kelamaan otot jantung akan
melemah dan tidak mampu lagi memompa darah sebagaimana mestinya
(sindrom kardiorenal).
4. Disfungsi Ereksi
Ketidakmampuan seorang pria untuk mencapai atau
mempertahankan ereksi yang diperlukan untuk melakukan hubungan
seksual dengan pasangannya. Selain akibat gangguan sistem endokrin
(yang memproduksi hormon testosteron untuk merangsang hasrat seksual
(libido)), secara emosional penderita gagal ginjal kronis menderita
perubahan emosi (depresi) yang menguras energi. Penyebab utama
gangguan kemampuan pria penderita gagal ginjal kronis adalah suplai
darah yang tidak cukup ke penis yang berhubungan langsung dengan
ginjal.
H. Penatalaksanaan
10
umum. Menurut Suwitra (2006), sesuai dengan derajat penyakit CKD dapat
dilihat dalam tabel berikut :
11
Water Loss (IWL). Dengan asumsi antara 500-800 ml/hari yang
sesuai dengan luas tubuh. Elektrolit yang harus diawasi dalam
asupannya adalah natrium dan kalium.
3. Menghambat perburukan fungsi ginjal. Penyebab turunnya fungsi
ginjal adalah hiperventilasi glomerulus yaitu :
a. Batasan asupan protein, mulai dilakukan pada LFG < 60 ml/mnt,
sedangkan diatas batasan tersebut tidak dianjurkan pembatasan
protein. Protein yang dibatasi antara 0,6-0,8/kg BB/hr, yang
0,35-0,50 gr diantaranya protein nilai biologis tinggi. Kalori
yang diberikan sebesar 30-35 kkal/ kg BB/hr dalam pemberian
diit. Pembatasan protein bertujuan untuk membatasi asupan
fosfat karena fosfat dan protein berasal dari sumber yang sama,
agar tidak terjadi hiperfosfatemia.
b. Terapi farmakologi untuk mengurangi hipertensi
intraglomerulus. Pemakaian obat anti hipertensi disamping
bermanfaat untuk memperkecil resiko komplikasi pada
kardiovaskuler juga penting untuk memperlambat perburukan
kerusakan nefron dengan cara mengurangi hipertensi
intraglomerulus dan hipertrofi glomerulus. Selain itu pemakaian
obat hipertensi seperti penghambat enzim konverting
angiotensin (Angiotensin Converting Enzim / ACE inhibitor)
dapat memperlambat perburukan fungsi ginjal. Hal ini terjadi
akibat mekanisme kerjanya sebagai anti hipertensi dan anti
proteinuri.
4. Terapi dialisis dan transplantasi dapat dilakukan pada tahap CKD
derajat 4-5. Terapi ini biasanya disebut dengan terapi pengganti
ginjal.
12
I. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi
2. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan faktor biologis
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme
regulasi
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan volume cairan
5. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen.
13
DAFTAR PUSTAKA
Alam, S., & Hadibroto, I., 2008.Gagal Ginjal. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Ilmiah
Lankhorst, C.E. & Wish, J.B. 2009. Anemia in renal disease: Diagnosis and
management, Division of Nephrology, University Hospitals Case Medical
Center, United States.
Moeljono, F.L., Ramatillah D.L., Eff, A.R. 2014. Treatment of the Chronic
Kidney Disease (CKD) Patient in the PGI Hospital Cikini Jakarta,
International Journal of Pharmacy Teaching & Practices, 5;1105-1111.
Suwitra, K., 2009. Penyakit Ginjal Kronik. In: Sudoyo, A.W., Setiyobudi, B.,
Alwi, I., Simadibarata, M., Setiati, S., 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
jilid II. 5th ed, Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit
Dalam, pp. 1035-1040
38