Globalisasi dan realitas yang plural (multikultural ) merupakan gambaran hidup yang
kita hadapi. Globalisasi tidak dapat dinafikkan, harus dilalui dan dihadapi oleh setiap Negara
yang ada dibelahan dunia karena berdampak pada setiap sendi-sendi kehidupan.Multikultural
tidak dapat dielakkan dikarenakan memang sudah menjadi suratan bagi pencipta. Hal ini
dapat dilihat dari doktrin agama bahwa tuhan telah menciptakan manusia bersuku-suku,
berbangsa-bangsa, berbeda untuk saling mengenal, tetapi derajat yang paling tinggi disisi
tuhan hanya bagi orang yang bertakwa.Bertakwa disini perlu diinterpretasikan lebih lanjut,
merupakan tantangan tuhan dari realitas yang plural untuk mendukung terciptanya rahmat
bukan sebagai sumber konflik.Takwa tidak didefenisikan dalam artian yang sempit atau
hanya dalam lingkup ibadah khusus saja, tetapi setiap manusia yang sadar sebagai hamba dan
khalifah, melakukan kebaikan dan berlomba-lomba dalam menyebarkan karunia Tuhan,
merupakan salah satu unsur takwa.
Dengan melihat kondisi bangsa hari ini yang penuh dengan dinamika dan gejolak
globalisasi dan modernisasi yang mengantarkan kita berada diambang kehancuran. Dimana
kita melihat dengan sangat terang, kecelakaan demokrasi dan birokrasi sambut menyambut
menggerogoti bangsa yang semakin meradang, bangsa Indonesia dari sabang sampai
marouke, terkhusus Bolaang Mongondow Raya selayaknya lumbung padi yang diserang oleh
hama tikus berdasi menggerogoti dari dalam maupun dari luar. Kebijakan kebijakan yang
diciptakan hanyalah skenario untuk melancarkan niat busuk untuk semakin memperkaya diri
dan semakin menyengsarakan rakyat.
Tidak terlepas dari apa yang menjadi jargon dan tujuan Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah sebagai bagian dari elemen gerakan mahasiswa, maka seyogyanya dituntut
perannya dalam mengadakan proses rekonstruksi peradaban. Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah harus menjadi motor pengerak pencerahan pada segenap komponen bangsa,
terlebih lagi dikalangan mahasiswa. Dalam usia yang cukup dewasa peran-peran tersebut
bukan sekedar diskursus yang memenuhi bilik-bilik aktivis Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah. Tetapi dia harus mampu diterjemahkan dengan sempurna oleh segenap
kadernya sehingga dapat mencerahkan dirinya serta komunitas yang mengitarinya.
Seiring dengan perubahan waktu yang mengitari seluruh lini kehidupan bangsa,
termasuk di Bolaang Mongondow Rayatelah terjadi pergesaran nilai-nilai hingga terjadinya
proses dekadensi moral pada kehidupan masyarakat modern dan juga menyeret kelompok
mahasiswa didalamnya yang harus segera diretas. Olehnya itu, kader harus memiliki sense of
responsibility untuk memperbaikinya. Tapi bagaimana ingin mengubahnya tanpa ditopang
pegangan yang jelas dalam menata seluruh lini kehidupan (gerakan) mahasiswa di bangsa
dewasa ini.
Oleh karena itu hasil analisis dan pembacaan objektif melihat IMM dalam konteks
BMR, badan pekerja musyawarah cabang Ikatan Mahasisa Muhammadiyah maka lahirlah
berbagai ide gagasan, dengan mengangkat tema “Menenun Kebersamaan, Merawat
Idealisme, Demi Terwujudnya IMM Bolaang Mongondow Raya Berkarakter“, adapun
sistematika pembahasan sebagai beikut.
a. Pra Wacana
b. Konstruk gerakan IMM lewat implementasi nilai dasar ikatan
c. GBHO
d. Program kerja
e. Rekomendasi
Secara garis besarnya nilai diatas dapat dijadikan sebagai dasar perjuangan ikatan
sebagai organisasi pergerakan dan organisasi kader.
3. Strategi Implementasi
a. Peningkatan Kualitas Kader.
Peningkatan kualitas kader itu menjadi tanggungjawab IMM secara
kelembagaan maupun partisipasi kader IMM yang memiliki kapasitas intelektual
untuk kemudian mengadakan kajian secara intens, sistematis dan mendorong untuk
menguasai, membaca berbagai referensi penting, untuk meningkatkan kualitas kader,
baik dari segi spiritual, intelektual, dan humanitas.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahwa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagian dari angkatan Muda
Muhammadiyah, memiliki posisi yang strategis dalam rangka membangun tridisi
pembaharuan Muhammadiyah. Dengan basis kekuatan yang berada di kampus-kampus, IMM
merupakan organisasi Otonom yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan kader-kader
akademis di masa depan. Posisi ini meniscayakan Ikatan untuk selalu melakukan reorientasi
penajaman visi, misi, peran agenda, strategi serta teknik gerakan. Dalam arti lain IMM perlu
melakukan penguatan gerakan, baik dari segi landasan, pemikiran maupun program aksinya.
Bahwa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai bagian dari generasi
muda islam perlu mengambil peran lebih dalam gerakan kultural partisipatoris yang selalu
terlibat dengan intens dalam mengambil peran-peran sosial baik di wilayah infrastruktur
maupun suprastruktur. Populasi kuantitatif umat yang masih belum diimbangi dengan posisi
kualitatif menjadi tanggung jawab IMM bersama generasi muda Islam yang lain untuk
pasokan sumber daya manusia yang berkualitas dan kompetitif. Karena itu dibutuhkan
formulasi strategi dan taktik yang tepat untuk berhadapan dengan kondisi umat kini dan masa
depan.
Bahwa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai generasi muda bangsa
Indonesia menjadi bagian yang tidak bisa mengelakkan diri dari berbagai kehidupan,
kecenderungan dan perubahan yang mewarnai kehidupan bangsa Indonesia baik dalam
kerangka pemenuhan kebutuhan Nasional maupun konsekwensi interaksi antar bangsa-
bangsa.Oleh karena itu IMM, dituntut untuk memiliki kemampuan yang tepat dalam
memberikan jawaban terhadap dinamika bangsa Indonesia dalam berbagai sector, ekonomi,
politik sosial, budaya, hukum dan lainnya.Keniscayaan ini menjadi sangat sangat vital karena
IMM bersama generasi muda lainnya adalah tumpuan harapan pelanjut cita-cita bangsa.
Maka IMM perlu segera melakukan antisipasi dan terapi yang tepat dalam memainkan
sebagai avant gaerde sekaligus sosial control dalam mengawal cita-cita bangsa untuk
kesejahteraan umat.
B. Pengertian
1. Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) IMM adalah pernyataan kehendak IMM yang
ditetapkan oleh Muktamar serta merupakan rangkaian kegiatan dan program kegiatan
menyeluruh, terarah dan terpadu yang berlangsung secara terus menerusdalam rangka
mewujudkan tujuan IMM yaitu terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia
dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.
2. Pola dasar kebijakan adalah adalah dasar-dasar yang dijadikan landasan disusun dan
dilaksanakan suatu kebijakan (program) sehingga pelaksanaannya mengarah pada
tercapainya tujuan IMM.
3. Pola umum kebijakan jangka panjang adalah pedoman kebijakan dalam jangka waktu
lima kali periode Muktamar yang disusun sebagai arah dari penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan dan program jangka pendek secara bertahap akan mengarah
pada tercapainya tujuan IMM.
4. Kebijakan IMM pada periode Muktamar adalah suatu pedoman yang disusun sebagai
arah dari pelaksanaan kebijakan atau program dalam suatu periode Muktamar.
C. Sistematika
Kebijakan IMM berdasarkan pada:
1. Al-Qur’an dan as-Sunnah.
2. Kaidah Ortom Muhammadiyah.
3. Keputusan dan Program Muhammadiyah
4. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IMM.
5. Keputusan Muktamar IMM yang masih berlaku.
6. Keputusan Dewan Pimpinan Pusat IMM
Berdasarkan Pola Dasar Kebijakan, maka disusun pola umum kebijakan sebagai upaya
pengarahan dalam melaksanakan pembinaan mahasiswa menuju tercapainya tujuan IMM.
A. Latar Belakang
Perkembangan zaman yang semakin mengarah kepada terbntuknya budaya global
dalam berbagai sektor telah menarik sedemikian rupa seluruh komponen masyarakat untuk
terlibat di dalamnya.Kecenderungan globalisasi dalam berbagai aspek kehidupan membawa
dampak positif dan negatif dalam setiap muatan yang ditawarkan.
Dalam keadaan demikian seluruh komponen masyarakat dan bangsa yang memiliki
kapabilitas tinggiakan mampu menjadi subjek penentu yang memenangkan seluruh
penawaran alternative pemenuhan kebutuhan manusia dan orientasi hidupnya. Sebaliknya
institusi dan komponen masyarakat dan bangsa yang tidak memiliki kapabilitas tinggi akan
menjadi objek sasaran pasar dunia dengan segala konsekuensinya
.Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai institusi sosial intelektual
memiliki tingkat kemungkinan yang sangat besar untuk terlibat dalam kancah globalisasi
yang terjadi. Sejauh mana IMM sebagai social movement berperan memainkan dalam arena
kehidupan globalisasi.Diharapkan tingkat kemampuan IMM memberikan penawaran dan
tanggapan terhadap setiap tantangan yang dihadapi. Secara umum IMM akan semakin
berperan bila ditopang oleh dua sisi kekuatan yang berjalan secara simultan dalam
gerakannya. Kekuatan pertama merupakan daya tahan institusional yang dibangun secara
sistemik dalam keseluruhan perngakat internalnya.Kekuatan kedua merupakan kemampuan
Ikatan dalam membangun citra diri memainkan peranan di tengah dan sedang berlangsung.
Hal ini harus dijawab dengan pemilihan aktifitas yang secara programatik dituangkan
dalam kebijakan program kegiatannya. Program yang sistematik akan memberikan visi dan
arah yang jelas terhadap perjalanan organisasi dalam setiap periode kepemimpinannya.
Maka disusunlah pola umum kebijakan yang akan panduan kegiatan IMM yang
diterjemahkan dalam pilihan (prioritas) program.
C. Sasaran Kebijakan
1. Sasaran Utama
Sasaran utama program jangka panjang IMM diarahkan pada upaya perumusan visi
dan peran sosial IMM di abad XXI. Hal ini di tetapakan dalam rangka memantapkan
keberadaaan IMM demi tercapainya tujuan terbentuknya akademisi islam yang berakhlak
mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.
Rumusan program jangka panjang yang dimaksud merupakan strategi pembinaan
dan tahapan secara sistematis meliputi di antaranya: konsolidasi organisasi, konsolidasi
pimpinan,pemantapan institusi dan mekanisme organisasi, perluasan dan ekspansi
organisasi, distribusi kader. Kristalisasi internal dan dinamisasi peren-peran eksternal.
Gerakan IMM senantiasa mengacu pada pencapaian tujuan yakni terbentuknya
akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka tercapainya tujuan
Muhamadiyah yaitu mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya dalam
perspektif local Cabang , IMM diharapkan tampil sebagai kekuatan yang strategis
dalam memainkan perannya sebagai kekuatan kaum muda mahasiswa yang kritis,
empatik, inovatif dan tampil progresif sehinnga tetap menjadi referensi dalam
konstruk perwajahan peradaban.
2. Sasaran Khusus
Sasaran khusus yang ingin dicapai dalam masing-masing bidang adalah:
a. Bidang Organisasi
Bidang organisasi diarahkan pada tercapainya struktur dan fungsi organisasi serta
mekanisme kepemimpinan yang mantap dan mendukung gerakan Ikatan dalam mencapai
tujuannya. Program konsolidasi gerakan IMM juga diarahkan pada terciptanya kekuatan
gerak IMM baik kedalam maupun keluar sebagai modal penggerak bagi pengembangan
gerakan IMM.
b. Bidang Kader
Bidang Kader diarahkan pada penguatan tri kompetensi dasar (aqidah, intelektual dan
humanitas) yang secara dinamis mampu menempatkan diri sebagai pelaku perubahan
sosial masyarakat.
c. Bidang Riset dan pengembangan Keilmuan
Diarahkan pada penguatan basis metodologi riset dan pengembangan sinergisitas
keilmuan kader di semua disiplin ilmu.
d. Bidang Media dan Komunikasi
Di arahkan pada terbangunya sistem komunikasi eksternal,pembangunan image IMM,
media komunitas yang mumpuni, meningkatnya bargaining position dengan media dan
menjadikan komunikasi sebagai bagian integral dari pengembangan IMM.
e. Bidang Hikmah
Bidang Hikmah diarahkan pada penguatan peran sosial-politik IMM di tengah
kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya dalam peran serta sosial politik
generasi muda. Pemetaan basis data sosial politik dan budaya, penguatan peran
intelektual kader, laboratorium politik dengan pengayaan khazanah sosial politik dan
budaya.
f. Bidang Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat
Diarahkan pada kemampuan institusi IMM melakukan kerja-kerja pemberdayaan
masyarakat di akar rumput sebagai terjemahan humanitas kader. Aktivitas
2. Sasaran Institusional
Yakni sasaran yang menyangkut pembinaan dan pengembangan organisasi baik di
dalam(internal) maupun di luar eksternal. Pembinaan dan pengembangan yang bersifat
2. Bidang Kader
a. Membuat database kader
b. Meningkatkan kinerja KORPS INSTRUKTUR untuk merperkuat ikatan dan
ideology.
c. Meningkatkan kualitas kader (DAD dan DAM) dan peningkatan kualitas instruktur
d. Pemberdayaan dan pemetaan untuk pengembangan potensi kader.
e. bersama bidang lain membentuk lembaga semi otonom
2. Bidang Hikmah
a. Menguatkan konsolidasi gerakan di tingkat internal dalam merespon isu-isu nasional.
b. Meningkatkan bargaining power IMM dalam rangka mempengaruhi kebijakan.
c. Mendorong kultur aktivitas gerakan berdasar analisis dengan data dan metodologi
yang lebih baik.
d. Aktif merespon kebijakan publik dalam hal sosial politik dan memberikan
penguatanterhadap kesadaran masyarakat tentang hak dan kewajibannya sebagai
warga negara
e. Pemetaan dan pembinaan potensi politik kader dan penguatan integritas kader untuk
kepemimpinan Ummat,Persyarikatan dan Bangsa.
f. Membangun jaringan dan kerja sama dengan organisasi lain yang relevan,dalam
rangka terwujudnya civil society
8. Bidang IMMawati
a. Implementasi Grand Design IMMawati yang sesuai dengan nilai-nilai Al-islam dan
Kemuhammadiyahan.
b. Merespon isu-isu kemanusiaan dengan basis paradigma pemberdayaan kaum
perempuan sesuai dengan nilai-nilai Al-islam dan Kemuhammadiyahan.
c. Mengadakan pelatihan dan pembinaan IMMawati secara intensif.
d. Membangun jaringan dengan pemerintah, OKP dan LSM yang konsen pada isu
keperempuanan dengan berkolaborasi dengan Aisyiah dan Naisyiatul Aisyiah
e. Pemetaan potensi politik IMMawati untuk dipersiapkan sebagai kader bangsa
BAB IV
PENUTUP
Garis-Garis Besar Haluan Organisasi ini menjadi acuan gerakan Ikatan disetiap struktur
kepemimpinan dalam menjalankan aktifitasnya.
Dengan panduan GBHO ini diharapkan keserasian gerakan secara Nasioanal dapat
diwujudkan. Hal ini akan mendukung percepatan dinamikan organisasi mendekati tujuan
tebentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan
Muhammadiyah.
A. REKOMENDASI
1. Internal IMM
Mendorong kerja kolectif semua kader dan pimpinan IMM untuk mengembalikan
ghirah ber-IMM sesuai dengan tri kompetensi dasar Ikatan.
Mengupayakanpenguasaan lembaga kemahasiswaaan kampus PTM khususnya PTN.
Mengupayakan penguasaan lembaga atau organisasi daerah ( ORGANDA)
Menguatkan kembali eksistensi dan sinergitas IMM baik di PTM maupun non PTM.
Mendesak PIKOM untuk membentuk dan mengembangkan BUMI (Badan Usaha
Milik Ikatan)
Mendesak PIKOM untuk membentuk lembaga dibawah kordinasi di setiap bidang.
Kepada PC IMM Kota Makassar untuk melakukan pemekaran komisariat.
Mendesak kepada DPD IMM Sul-Selbar untuk segera merevitalisasi FOKAL IMM
2. Muhammadiyah
Mendesak kepada Muhammadiyah untuk lebih memprioritaskan kader ortom untuk
masuk dalam struktur Muhammadiya baik pusat maupun daerah.
Mendesak Muhammadiyah untuk memprioritaskan kader-kader Muhammadiayah
dalam mengelola Amal Usaha Muhammadiyah dan meminta Muhammadiyah untuk
lebih intensif dan tegas untuk memantau infiltrasi ideologi dalam amal usaha.
Mendesak PWM Muhammadiyah untuk membangun sekretariat FOKAL IMM SUL-
SEL
Mendesak kepada Dikti litbang PP. Muhammadiyah untuk mengambil kebijakan
terhadap PTM yang tidak mengindahkan statuta Muhammadiyah dan tidak Membina
Kader muda Muhammadiyah.
Merekomendasi kepada PD Muhammadiyah Kota Makassar agar mengalokasikan
anggaran khusus IMM Kota Makassar
Merekomendasikan kepada PW Muhammadiyah Sulsel agar mengkomunikasikan
kepada amal Usaha untuk membantu kebutuhan IMM dalam setiap kegiatan.
Mendesak kepada PDM Kota Makassar untuk meperhatikan ORTOM
Muhammadiyah di tingkat Daerah.
Mendesak kepada PD. Muhammadiyah dan PW. Muhammadiyah untuk intens
melakukan dakwah.
3. Ekstern
Mendesak Pemerintah Kota Makassar agar jangan tebang pilih dalam pemberantasan
KKN.
Mendesak pemerintah dan partai politik untuk memberikan pendidikan politik kepada
masyarakat.
B. STRUKTUR ORGANISASI
1. Struktur Kepemimpinan
Badan Pimpinan Harian (BPH)
Badan ini terdiri dari 25 orang dengan susunan dan jumlah jabatan sebagai berikut:
a. Ketua Umum : Satu Orang
b. Ketua Bidang : Sepuluh Orang
c. Sekretaris Umum : Satu Orang
d. Sekretasris Bidang : Sepuluh Orang
e. Bendahara Umum : Satu orang
f. Wakil Bendahara : Tiga orang
b. Sekretaris Umum
1) Mendampingi Ketua Umum untuk bertindak dari dan atas nama Ikatan serta bersama
ketua Umum menandatangani surat-surat prinsipil dan yang merupakan sikap
organisasi.
c. Bendahara Umum
1) Bersama Ketua Umum menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Ikatan
(RAPBI) serta dikelola secara transparan dengan asas akuntabilitas.
2) Bertanggungjawab atas teknis pelaksanaan keuangan sesuai dengan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Pimpinan IMM.
3) Bersama ketua umum Bertanggungjawab atas kebijakan pencarian dan pencairan
dana Ikatan.
4) Mengkoordinir pelaksanaan tugas-tugas Wakil Bendahara.
5) Bersama Ketua Umum dan atau Sekretaris Umum menandatangani surat-surat yang
berkenaan dengan keuangan ikatan, baik pendapatan maupun pengeluaran
organisasi.
6) Keuangan wajub dilaporkan setiap 1 kali dalam sebulan pada rapat rutin pimpinan,
rapat pleno dan atau rapat-rapat yang di agendakan khusus untuk itu, berupa print
out transaksi dan disertai bukti-bukti asli pembelanjaan
7) Setiap penerimaan dan pengeluaran keuangan di atas Rp 500.000 harus di ketahui
oleh ketua umum.
2. Bidang-Bidang
a. Ketua-Ketua
1) Ketentuan Umum
a) Membantu Ketua Umum dalam mengarahkan dan mengawasi pelaksanaan
program Pimpinan IMM sesuai dengan bidang tugas atau atas nama kebijakan
yang ditetapkan.
b) Melaksanakan dan mengkoordinasikan tugas-tugas sesuai dengan pembidangan
tugas kepada Pimpinan IMM dibawahnya.
c) Bersama sekretaris menandatangani surat-surat, melaksanakan
dan menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan bidang masing-masing.
d) Mewakili Ketua Umum apabila berhalangan.
e) Memimpin rapat koordinasi bidang.
f) Mengambil kebijakan dari atas nama Pimpinan IMM untuk kebijakan Ikatan
sesuai dengan bidangnya.
g) Menjabarkan dan mengendalikan program-program yang berkaitan dengan
bidangnya.
h) Bertanggungjawab kepada Ketua Umum.
b. Sekretaris-Sekretaris
1) Ketentuan Umum
a) Bersama Ketua Bidang mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas serta
menandatangani surat-surat sesuai dengan bidang tugasnya.
b) Membantu Sekretaris Umum dalam pelaksanaan tugas-tugasnya.
c) Melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan pembagian tugas yang ditetapkan
Sekteraris Umum berdasarkan kesepakatan.
d) ewakili Sekretaris Umum jika berhalangan.
e) Bertanggungjawab kepada Sekretaris Umum dalam hal pelaksanaan
administrasi.
2) Ketentuan Khusus
a) Sekretaris (Organiasasi):
Bersama-sama Ketua Bidang Organisasi dalam mengkoordinasikan
pelaksanaan tugas-tugas Bidang.
Bertanggungjawab atas data organisasi.
Bertanggungjawab atas jawaban surat-surat masuk dan atau undangan.
3. Bendahara-Bendahara
a. Ketentuan Umum
1) Mewakili Bendahara Umum jika berhalangan.
2) Melaksanakan tugas yang telah ditetapkan oleh bendahara Umum.
3) Bersama Bendahara Umum mengatur kebijaksanaan keuangan organisasi.
4) Bertanggungjawab kepada Bendahara Umum.
b. Ketentuan Khusus
1) Wakil Bendahara I:
a) Bertanggungjawab atas pencatatan harta kekayaan Ikatan.
b) Bertanggungjawab atas penyimpanan (saving) keuangan.
c) Menyusun Laporan keuangan satu kali sebulan.
2) Wakil Bendahara II :
a) Bertanggungjawab atas semua bentuk pencairan dana Ikatan.
b) Bertanggungjawab terhadap lalu lintas keuangan badan-badan usaha mandiri.
c) Bertanggungjawab terhadap lalu lintas keuangan lembaga-lembaga otonom.
3) Wakil Bendahara III :
a) Bertanggungjawab terhadap pelaporan keuangan dari setiap kepanitiaan.
b) Bertanggungjawab atas belanja harian organisasi.
3
2
4
6 8 1 1 1 6
0 2 4
7 9 1 1 1 1
0
1 3 5 7
1
8
Keterangan gambar:
_____________: garis Komando
……………..... : garis koordinasi
1. Ketua Umum
2. Sekertaris Umun
3. Bendahara Umum
4. Bendahara I
5. Bendahara II
6. Bendahara III
7. Ketua dan Sekretaris Bidang Organisasi
8. Ketua dan Sekretaris Bidang Kader
9. Ketua dan Sekretaris Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan
10. Ketua dan Sekretaris Bidang Hikmah
11. Ketua dan Sekretaris Bidang Sosial dan Pemberdayaan
12. Ketua dan Sekretaris Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan
13. Ketua dan Sekretaris Bidang Immawati
14. Ketua dan Sekretaris Bidang Tabligh dan kajian Keislaman
15. Ketua dan Sekretaris Bidang Media dan Pengembangan Teknologi
16. Ketua dan Sekretaris Bidang Seni, Budaya dan Olahraga
17. Korps Instruktur
Pasal 9
1. Ketua Umum adalah pimpinan tertinggi semua unit kerja, apabila Ketua Umum
berhalangan, maka jabatan ditugaskan kepada anggota Pimpinan IMM yang sebagai
pejabat berdasarkan musyawarah Pimpinan IMM.
2. Sekretaris Umum adalah pengendali atas segala bahan informasi masuk maupun keluar
Pimpinan IMM dan oleh karenanya Sekretaris Umum bertanggungjawab atas
terselenggaranya kelancaran arus informasi ke semua jurusan.
3. Sekretaris Umum dibantu oleh Sekretaris Bidang atas terselenggaranya rapat-rapat
Pimpinan IMM, termasuk persiapan dan penyelesaian hasil-hasil rapat.
4. Apabila Sekretaris Umum berhalangan, maka jabatan ditugaskan kepada salah satu
Sekretaris sebagai pejabat berdasarkan musyawarah Pimpinan IMM.
5. Bendahara Umum adalah penanggungjawab pengadaan dan penggunaan dana, yang
dalam tugasnya dibantu oleh para wakil bendahara.
6. Apabila Bendahara Umum berhalangan, maka jabatan ditugaskan kepada salah seorang
Wakil Bendahara sebagai pejabat berdasarkan musyawarah Pimpinan IMM.
7. Ketua-ketua Bidang bertanggungjawab atas pelaksanaan sektor–sektor kegiatan pada
bidang bersangkutan, khususya dalam melaksanakan keputusan Muktamar/Tanwir serta
program yang telah digariskan.
8. Ketua bidang adalah pengarah, koordinator dan pengendali pelaksanaan kegiatan bidang
yang dilimpahkan unit-unit kegiatan Pimpinan IMM dan atau level pimpinan di
bawahnya.
9. Sekretaris Bidang bertanggungjawab bersama Ketua Bidang dalam pelaksanaan tugas
Bidangnya dan sekaligus menjadi Sekretaris Bidang.
10. Apabila Ketua dan Sekretaris Bidang berhalangan, maka jabatan ditugaskan kepada
anggota Pimpinan IMM lainnya berdasarkan musyawarah.
11. Hubungan kerja horizontal antar Badan Pimpinan Otonom dan atau dengan pihak lain
harus dilakukan sepengetahuan Pimpinan IMM.
12. Dalam melaksanakan tugasnya, Badan Pimpinan Otonom melakukan koordinasi dengan
Ketua Bidang terkait dan dikontrol oleh Ketua Umum sebagai pimpinan tertinggi.
13. Lalu Lintas keuangan Badan Pimpinan Otonom, dikoordinir oleh Wakil Bendahara II
untuk keperluan laporan keuangan Ikatan secara menyeluruh.
14. Badan Pimpinan Otonom (BPO) bertanggungjawab kepada Ketua Umum.
15. Personil Unit Pelaksana Teknis berasal dari lintas lembaga-lembaga yang dibentuk untuk
melaksanakan tugas-tugas khusus dan atau berkala.
16. Setiap akhir pelaksanaan tugasnya, Unit Pelaksana Teknis membuat laporan kegiatan
untuk disampaikan kepada Pimpinan IMM, selanjutnya menjadi bahan laporan Pimpinan
IMM setiap Tanwir/Muktamar, Musyda, Musycab, atau Musykom.
PERMUSYAWARATAN
Dalam upaya sinergitas gerakan IMM secara hirarkis, maka diupayakan agar pola
komunikasi gerakan IMM tetap mengacu pada upaya pemberdayaan potensi lokal dengan
pola komunikasi bottom-up. Namun, dalam bingkai pembinaan, komunikasi top-down tetap
dibutuhkan dalam upaya kolektivitas gerakan IMM.
a. Rapat-rapat pimpinan tingkat BPH dilaksanakan tiap pekan.
b. Rapat “Pleno” dilaksanakan tiap 3 bulan sekali’