Anda di halaman 1dari 12

PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA VES

(PROCESSING AND INTERPRETATION OF DATA VES)


Wilma Juwita (F1D317020)
Program Studi Teknik Geofisika Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Jambi
Jl. Jambi- Muaro Bulian Km 15 Mendalo Darat, Jambi 36361
Email: Wilmajuwita14@gmail.Com

ABSTRAK
Dalam eksplorasi geofisika, pemodelan merupakan suatu cara untuk
menafsirkan distribusi respon bumi yang terukur dari suatu kondisi geologi
bawah permukaan tertentu. Salah satu metode geolistrik yang sering
digunakan dalam pengukuran aliran listrik dan untuk mempelajari keadaan
geologi bawah permukaan adalah dengan metode tahanan jenis. Metode ini
banyak sekali digunakan dan hasilnya cukup baik yaitu untuk memperoleh
gambaran mengenai lapisan tanah dibawah permukaan dan kemungkinan
terdapatnya air tanah. Pengolahan data VES01-06 yaitu menggunakan
software IPI2WIN untuk mendapatkan nilai reistivitas batuan. Litologi
batuan bawah ialah batulempung dan batupasir yang terdapat pada formasi
muara enim dengan nilai resistivitas berkisar antara 31,6 ohmmeter sampai
1995 ohmmeter.
Katakunci: VES, Resistivitas
ABSTRACT
In geophysical exploration, modeling is a way to interpret the distribution
of the earth's measured responses from certain subsurface geological
conditions. One of the geoelectric methods that are often used in the
measurement of electric current and to study the subsurface geological
conditions is the resistivity method. This method is widely used and the results
are quite good, namely to get a picture of the subsoil and the possibility of
ground water. VES01-06 data processing using IPI2WIN software to obtain
rock resistivity values. Lithology of rock is claystone and sandstone found in
estuary estuary formation with resistivity values ranging from 31.6 ohmmeter
to 1995 ohmmeter.
Keywords: VES, Resistivity
PENDAHULUAN
Batuan merupakan suatu jenis materi yang tersusun dari berbagai
mineral, sehingga batuan mempunyai sifat-sifat kelistrikan. Beberapa
macam penyusun batuan terdiri dari satu jenis mineral, sebagian kecil
dibentuk oleh gabungan mineral dan bahan organik serta bahan-bahan
vulkanik. Sifat listrik batuan adalah karakteristik dari batuan jika dialiri
arus listrik kedalamnya. Arus listrik ini dapat berasal dari alam itu sendiri
akibat adanya ketidakseimbangan atau arus listrik yang sengaja
diinjeksikan ke dalam lapisan. Aliran (konduksi) arus listrik di dalam batuan
dan mineral digolongkan menjadi 3 macam, yaitu konduksi secara
elektronik, konduksi secara elektrolitik dan konduksi secara dielektrik.
Metode geolistrik merupakan metode geofisika yang untuk
mengidentifikasi sumber daya alam (SDA) di bawah permukaan tanah
dengan memanfaatkan sifat kelistrikan mineral (batuan). Untuk mengetahui
jenis lapisan batuan, maka dilakukan dengan mencari nilai resistivitas
suatu batuan di bawah permukaan tanah menggunakan metode geolistrik
tahanan jenis. Metode geolistrik merupakan metode yang digunakan untuk
mengetahui sifat aliran listrik di dalam bumi dengan cara mendeteksinya di
permukaan bumi. Pendeteksian ini meliputi pengukuran potensial, arus dan
medan elektromagnetik yang terjadi baik itu oleh injeksi arus maupun
secara alamiah. Salah satu metode geolistrik yang sering digunakan dalam
pengukuran aliran listrik dan untuk mempelajari keadaan geologi bawah
permukaan adalah dengan metode tahanan jenis. Metode ini banyak sekali
digunakan dan hasilnya cukup baik yaitu untuk memperoleh gambaran
mengenai lapisan tanah dibawah permukaan dan kemungkinan terdapatnya
air tanah. Pendugaan geolistrik ini didasarkan pada kenyataan bahwa
material yang berbeda akan mempunyai tahanan jenis yang berbeda apabila
dialiri arus listrik (Wijaya. AS, 2015).
Metode geolistrik resistivitas diterapkan dengan menggunakan sumber
arus buatan yang diinjeksikan ke dalam tanah melalui ujung-ujung
elektroda. Metode geolistrik resistivitas menghasilkan variasi perubahan nilai
resistivitas (distribusi resistivitas) baik ke arah horisontal maupun vertikal.
Metode geolistrik resistivitas efektif bila digunakan untuk ekplorasi yang
sifatnya dangkal. Berdasarkan teknik pengukuran geolistrik, dikenal dua
teknik pengukuran yaitu metode geolistrik resistivitas mapping dan sounding
(drilling). VES (Vertical Electrical Sounding) Dilakukan untuk menduga jenis
dan ketebalan batuan di satu titik pengukuran secara tegak sesuai dengan
kedalaman yang diperlukan. Jadi pengukuran geolistrik resistivitas dengan
cara VES ini dilakukan untuk menentukan variasi litologi di bawah titik
pengukuran secara vertikal. Tomografi (Imaging) Dilakukan untuk
memetakaan litologi bawah permukaan lintasan pengukuran secara lateral
dan vertikal. Pada pengukuran geolistrik tomografi dihasilkan suatu
penampang bawah permukaan dalam bentuk 2D yang mencerminkan litologi
bawah permukaan lintasan daerah pengukuran berdasarkan distribusi nilai
resistivitas bawah permukaan. Metode geolistrik resistivitas mapping
merupakan metode resistivitas yang bertujuan untuk mempelajari variasi
resistivitas lapisan bawah permukaan secara horisontal. Oleh karena itu,
pada metode ini digunakan jarak spasi elektroda yang tetap untuk semua
titik sounding (titik amat) di permukaan bumi. Metode geolistrik resistivitas
sounding bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan di bawah
permukaan secara vertikal. Pada metode ini, pengukuran pada suatu titik
sounding dilakukan dengan jalan mengubah-ubah jarak elektroda.
Perubahan jarak elektroda dilakukan dari jarak elektroda kecil kemudian
membesar secara gradual. Untuk mendapatkan gambaran struktur
perlapisan bawah permukaan bumi dilakukan eksplorasi geofisika dengan
metode geolistrik tahanan jenis VES konfigurasi Schlumberger dilakukan
pengukuran dengan cara memasang empat buah elektroda (dua buah
elektroda arus dan dua buah elektroda potensial) yang diletakkan sejajar
dengan lebar jarak atau spasi tertentu. Akuisisi data geolistrik ini dilakukan
dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bawah permukaan untuk
mendapatkan respon dari bawah permukaan berupa tegangan listrik
(Febriana. R, dkk, 2017)
Model adalah representasi keadaan geologi oleh besaran fisika agar
permasalahan dapat disederhanakan dan responya dapat diperkirakan atau
dihitung secara teoritis. Besaran atau variabel yang digunakan untuk
mengkarakterisasi model disebut parameter model yang secara umum terdiri
dari parameter fisika serta variasinya terhadap posisi. Pengolahan data
geolistrik tahanan jenis dalam penelitian ini diawali dengan pengolahan data
sintetik hasil forward modeling. Data ini diperoleh dari model sintetik yang
dibuat dengan menggunakan perangkat lunak Res2DMod yang
menghasilkan penampang dan nilai apparent resistiviti. Maka dari itu kali
ini dilakukan Forward Modelling untuk air tanah, intrusi, dapur magma dan
panas bumi (Samsudin, dkk. 2012).
Dalam geofisika, pengukuran data di permukaan bumi dilakukan untuk
memperkirakan kondisi bawah permukaan. Data pengamatan merupakan
respon dari struktur atau formasi geologi bawah permukaan. Selanjutnya,
interpretasi data geofisika perlu dilakukan untuk mengetahui gambaran
distribusi respon fisis bawah permukan (misalnya: distribusi nilai
resistivitas). Pengukuran data di permukaan bumi umumnya dilakukan
menggunakan geolistrik. Salah satu metoda geolistrik yang sesuai yaitu
metode geolistrik resistivitas. Data resistivitas yang diperoleh dari
pengukuran merupakan data resistivitas semu. Data resistivitas semu
umumnya ditampilkan sebagai peta kontur berwarna dan diinterpretasi
secara kualitatif. Namun, karena struktur geologi bawah permukaan bersifat
non-homogen, maka diperlukannya solusi analitik untuk merubah
resistivitas semu menjadi resistivitas sebenarnya. Akan tetapi, solusi analitik
untuk struktur geologi yang kompleks sangat sulit diperoleh sehingga
diperlukannya perhitungan secara numerik (Andrini. F. D, dkk. 2016).
Metode geolistrik lebih efektif jika digunakan untuk eksplorasi yang
sifatnya dangkal, jarang memberikan informasi lapisan di kedalaman lebih
dari 1000 atau 1500 kaki. Oleh karena itu metode ini jarang digunakan
untuk eksplorasi minyak tetapi lebih banyak digunakan dalam bidang
geologi teknik seperti penentuan kedalaman batuan dasar, pencarian
reservoir air, juga digunakan dalam eksplorasi panasbumi (geothermal).
Keunggulan secara umum adalah Harga peralatan relatif murah, biaya
survei relatif murah, waktu yang dibutuhkan relatif sangat cepat, bisa
mencapai 4 titik pengukuran atau lebi per hari, beban pekerjaan; peralatan
yang kecil dan ringan sehingga mudah untuk mobilisasi, kebutuhan
personal sekitar 5 orang, terutama untuk konfigurasi Schlumberger serta
analisis data secara global bisa langsung diprediksi saat di lapangan ( Broto,
dkk, 2008).
METODE PENELITIAN
Praktikum Metode Geolistrik dan Elektromagnetik dilaksanakan pada
Rabu, 02 Oktober 2019 di Lab Energi Rekayasa dan Material. Adapun alat
dan bahan yang digunakan yaitu laptop, contoh data sounding, software
ip2win, tabel nilai resistivitas batuan. Selanjutnya diagram alir metode
penelitian:
HASIL PENELITIAN
Dari hasil pengolahan data keenam lintasan didapat tabel litologi
lapisan bawah permukaan. Gambar 1,2,3,4,5 dan 6 merupakan hasil
pengolahan data pada keenam lintasan menggunakan IPI2Win.

Gambar 1. Nilai Resistivitas pada VES 1

Gambar 2. Nilai Resistivitas pada VES 2


Gambar 3. Nilai Resistivitas pada VES 3

Gambar 4. Nilai Resistivitas pada VES 4

Gambar 5. Nilai Resistivitas pada VES 5


Gambar 6. Nilai Resistivitas pada VES 6

Gambar 7. Psaudo-Resistivity cross VES1-6


PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yaitu mengenai pengolahan dan interpretasi
data VES. Dimana berdasarkan pada pengolahan data tersebut nilai
resistivitas batuan yang di peroleh ialah 31,6 ohm m sampai 1995 ohm m
dari keenam data VES. Kemudian berdasar nilai resistivitas ini akan di
banding dengan tabel resistivitas batuan berdasarkan tabel Telfrod. Litologi
batuan bawah permukaan dari keenam data VES adalah batulempung dan
batupasir yang terdapat pada formasi muara enim.
Akuifer adalah lapisan bawah tanah yang mengandung air dan
mampu mengalirkan air. Hal ini disebabkan karena lapisan tersebut bersifat
permeable yang mampu mengalirkan air baik karena adanya pori-pori pada
lapisan tersebut ataupun memang sifat dari lapisan batuan tertentu. Contoh
batuan pada lapisan akuifer adalah pasir, kerikil, batu pasir, batu gamping
rekahan. Keterdapatan sumber air tanah yang potensial dapat diketahui dari
pengetahuan hidrogeologis lapisan batuan. Lapisan akuifer (batu pasir)
dapat menyimpan dan mengalirkan air sedangkan akuifuge (batu lempung)
tidak dapat menyimpan maupun meloloskan air. Secara intuisi tanah yang
dikandung pada lapisan akuifer tidak akan berpindah jika lapisan
dibawahnya adalah lapisan akifug, karena sifat lapisan akifug tidak akan
meloloskan air yang berada diatasnya, sementara jika yang terdapat di
bawah lapisan akuifer adalah lapisan akuitar (lempung lanau) asal
ketebalannya relatif besar juga masih memungkinkan untuk menahan air
tanah.
Berdasarkan perlakuannya terhadap air tanah, terdapat lapisan
lapisan batuan selain akuifer yang berada di bawah permukaan tanah.
Lapisan-lapisan batuan tersebut dapat dibedakan menjadi: Aquiclude,
aquitard, dan aquifuge. Aquiclude adalah formasi geologi yang mungkin
mengandung air, tetapi dalam kondisi alami tidak mampu mengalirkannya,
misalnya lapisan lempung, serpih, tuf halus, lanau. Lapisan yang terdapat
lempung yang memiliki kerapatan porositas tinggi sehingga tidak mudah
ditembus fluida dan berperan sebagai lapisan penutup.
KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini dapat ditarik kesimpulan bahwa litologi
batuan bawah permukaan yaitu batulenpung dan batupasir yang terdapat
pada formasi muara enim, daerah ini memiliki potensi air tanah. Akuifer
adalah lapisan bawah tanah yang mengandung air dan mampu mengalirkan
air. Hal ini disebabkan karena lapisan tersebut bersifat permeable yang
mampu mengalirkan air baik karena adanya pori-pori pada lapisan tersebut
ataupun memang sifat dari lapisan batuan tertentu. Contoh batuan pada
lapisan akuifer adalah pasir, kerikil, batu pasir, batu gamping rekahan.
Tetapi pada lapisan yang terdapat lempung yang memiliki kerapatan
porositas tinggi sehingga tidak mudah ditembus fluida dan berperan sebagai
lapisan penutup. Nilai resistivitas batuan dari data VES01-06 berkisar
antara 31,6 ohmmeter sampai 1995 ohmmeter.

UCAPAN TERIMAKASIH
Untuk hasil akhir dari pembuatan laporan ini, praktikan
mengucapakan terimakasih kepada yang utama Allah SWT, kemudian dosen
pembimbing dan asisten laboratorium yang telah mengajarkan dari yang
tidak bisa sampai bisa. Dan juga kepada rekan-rekan yang mau saling
membantu.
DAFTAR PUSTAKA
Andriani. F.D, Elza. A. S, Dkk. 2016. Pemodelan Kedepan Geolistrik
Resistivitas Menggunakan Metode Beda Hingga (Kasus 2d: Model
Lapisan Yang Homogen). Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-
Journal). VOLUME V, p-ISSN: 2339-0654. e-ISSN: 2476-9398
Broto. S, dan Rohima. SA, 2008. Pengolahan Data Geolistrik Dengan Metode
Schlumberger. Jurnal Teknik . Vol. 29 No. 2.ISSN 0852-1697.
Febriana. R, Eko. M, dan Yudi. T. 2017. Identifikasi Sebaran Aliran Air
Bawah Tanah (groundwater) dengan Metode Vertical Electrical
Sounding(VES) Konfigurasi Schlumberger Di Wilayah Cepu, Blora
Jawa Tengah. Jurnal Sains dan Seni ITS.Vol.6, No.2 ISSN:25280-
51258.
Samsudin, Lantu, dkk. 2012. Penerapan Forward Modelling 2D Untuk
Identifikasi Model Anomali Bawah Permukaan. Seminar Nasionl
Sains Dan Teknologi.
Kabupaten Simalungun. Kelompok Program Penelitian Panasbumi.
Wijaya. A.S, 2015. Aplikasi Metode Geolistrik Resistivitas Konfigurasi
Wenner Untuk Menentukan Struktur Tanah di Halaman Belakang
SCC ITS Surabaya. Jurnal Fisika Indonesia. No: 55, Vol XIX, ISSN :
1410-2994.

Anda mungkin juga menyukai