Anda di halaman 1dari 72

DIET PADA

PENYAKIT 2
dr. D.A Liona Dewi, M.Kes
Fakultas Kedokteran
Universitas Katolik Widya
Mandala Surabaya
2014
Page 1
DIET PADA PENYAKIT GINJAL

Tiga fungsi utama:


• Ekskresi zat-zat sisa metabolisme protein
seperti ureum, kreatinin dan asam urat.
• Mengatur keseimbangan air, elektrolit dan
pH darah
• Memproduksi zat dan hormon tertentu
seperti eritropoitin, kalsitriol (vitamin D3
aktif).

Page 2
PRINSIP DIET PADA PENYAKIT GINJAL

• Mengurangi beban kerja ginjal


• Mempertimbangkan kandungan protein,
natrium, kalium pada makanan
• Unsur gizi tersebut dikurangi jika ekskresi
terganggu
• Ditingkatkan jika ekskresi abnormal lewat
urine

Page 3
Sidroma Nefrotik
• Manifestasi Klinik
• Proteinuria > 3,5 g/hari pada
dewasa atau 0,05 g/kg BB/hari
pada anak-anak.
• Hipoalbuminemia < 30 g/l.
• Edema generalisata.
• Anorexia
• Fatique
Page 4
• Nyeri abdomen
• Berat badan meningkat
• Hiperlipidemia, umumnya
ditemukan hiperkolesterolemia.
• Hiperkoagualabilitas, yang akan
meningkatkan resiko trombosis
vena dan arteri.

Page 5
Prinsip terapi diet
• Masukan protein harus tinggi untuk
mengimbangi kehilangan protein melalui
urine dan mencegah deplesi protein dari
jaringan tubuh.
• Diet tinggi protein bukan kontra indikasi
karena kemampuan ginjal
mengeksresikan limbah metabolik protein
tidak terganggu
• Natrium dibatasi untuk mengatasi edema

Page 6
Tujuan Diet
• Memberikan makanan secukupnya tanpa
memberatkan kerja ginjal
• Mengganti kehilangan protein terutama
albumin.
• Mengurangi edema dan menjaga
keseimbangan cairan tubuh.
• Memonitor hiperkolesterolemia dan
penumpukan trigliserida.
• Mengontrol hipertensi.
• Mengatasi anoreksia.
Page 7
Syarat Diet
• Energi cukup, untuk mempertahankan
keseimbangan nitrogen positif yaitu 35
kkal/kg BB per hari.
• Protein sedang, yaitu 1 g/kg BB, atau0,8
g/kg BB ditambah jumlah protein yang
dikeluarkan melalui urin. Utamakan
penggunaan protein bernilai biologik tinggi.
• Lemak sedang, yaitu 15-20% dari kebutuhan
energy total.
Page 8
• Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari
kebutuhan energi total
• Natrium dibatasi, yaitu 1-4 gr sehari,
tergantung berat ringannya edema.
• Kolesterol dibatasi < 300mg, begitu pula
gula murni, bila ada peningkatan
trigliserida darah.
• Cairan disesuaikan dengan banyaknya
cairan yang dikeluarkan melalui urin
ditambah 500 ml pengganti cairan yang
dikeluarkan melalui kulit dan pernafasan.
Page 9
Penerapan diet

• Diet tinggi protein rendah garam


• Diberikan dalam bentuk lunak atau biasag
• Jumlah garam dapur diberikan sesuai
dengan banyaknya retensi garam/air
• Makanan ini tinggi kalori, tinggi protein,
rendah garam dan cukup zat-zat lain

Page 10
Gagal ginjal akut- gambaran umum
Menurunnya fungsi ginjal mendadak :
penurunan Glomeruli Filtration Rate (GFR)
atau clearence creatinin dan terganggunya
kemampuan mengeluarkan produk sisa
metabolisme.
Oliguria urin kurang dari 500 ml per 24 jam
sampai anuria. Hipertensi, uremia, nausea,
vomitus

Page 11
Penyebab:
- Pre renal : kekurangan cairan tubuh
berlebihan akibat diare, muntah,
pendarahan hebat ,trauma pada ginjal
kecelakaan, keracunan obat, luka bakar.
- Renal : Keracunan, infeksi
- Post renal : Sumbatan aliran urines eperti
pada batu ginjal atau penekukan ureter

Page 12
Prinsip Diet
• Mengurangi beban kerja ginjal untuk
mengekskresikan zat-zat sisa
• Memberikan cukup kalori.
• Diet rendah protein untuk mengurangi
ekskresi zat sisa,cukup protein untuk
perbaikan jaringan ginjal yang rusak,
pembentukan hormon, enzim dan antibodi.
• Karena itu, diet rendah protein tidak boleh
memberikan asupan protein yang kurang
dari 20 gram per hari.
Page 13
Tujuan diet
• Memberikan makanan tanpa
memberatkan fungsi ginjal
• Menurunkan kadar ureum darah
• Menjaga keseimbangan cairan dan
elektrolit
• Memperbaiki status gizi, mempercepat
penyembuhan
• Mencegah atau mengurangi tindakan
dialisis

Page 14
Syarat diet

• Cukup energi 25-35 kkal/kgbb untuk


cegah katabolisme
• Katabolik ringan 0,6-1 g/kgbb, sedang 0,8-
1,2 g/kbbb, berat 1-1,5 g/kgbb
• Lemak sedang, yaitu 20-30% dari
kebutuhan energi total atau 0,5-1,5 g/kgbb
• KH sisa kebutuhan energi setelah
dikurangi lemak dan protein

Page 15
• Batasi natrium dan kalium jika ada anuria
• Cairan sebagai pengganti cairan yang
hilang melalui muntah, diare dan urin +
500 ml
• Tambahan suplemen asam folat, vitamin
B6, vitamin C, vitamin A dan vitamin K

Page 16
Jenis diet

• Katabolik ringan : keracunan obat : peroral


dalam bentuk lunak
• Katabolik sedang : infeksi, peritonitis
• Katabolik berat : luka bakar, sepsis :
enteral atau parenteral

Page 17
Gagal ginjal kronik
Tujuan Diet:
- Status gizi optimal dengan
memperhitungkan sisa fungsi ginjal
- Mengatasi uremia
- Mengatur keseimbangan elektrolit
- Mengurangi progresivitas gagal ginjal

Page 18
Syarat Diet

• Energi cukup 35 kkal/kgbb


• Protein rendah 0,6-0,75 g/kgbb. Sebagian
bernilai biologik tinggi
• Lemak 20-30%. Utamakan tak jenuh
ganda
• KH sisa kebutuhan energi setelah
dikurangi lemak dan protein
• Natrium dibatasi 1-3 g
Page 19
• Kalium dibatasi 40-70 mEq bila ada
hiperkalemia (>5,5 mEq), anuria, oliguria
• Cairan di batasi sejumlah urin yang keluar
ditambah pengeluaran m elalui keringat
dan pernafasan (+/- 500 ml)
• Vitamin cukup bila perlu diberikan
suplemen piridoksin, asam folat, vitamin C
dan vitamin D

Page 20
Diet Transplantasi Ginjal
• Diet merupakan salah satu komponen
penting dari proses transplantasi.
• Menjamin ginjal baru tetap berada dalam
kondisi sehat dan optimal.
• Terhindar dari obesitas, diabetes, atau
jenis penyakit yang melibatkan pembuluh
darah, seperti dislipidemia.
• Steroid-induced diabetes : kadar gula
darah tinggi

Page 21
• Penting hindari gula,atau yang ditemukan
dalam bentuk karbohidrat
• Perbanyak makan buah-buahan segar
sayuran, batasi lemak, gula, dan garam.
• Merokok dan minum alkohol juga harus
dihentikan.
• memulihkan hilangnya kalsium selama
transplantasi serta akibat pengobatan
steroid.

Page 22
Tujuan diet

- Status gizi optimal dengan


memperhitungkan sisa fungsi ginjal
- Cegah hiperlipidemia
- Cegah ketidaktahanan pada glukosa
- Percepat penyembuhan

Page 23
Syarat Diet

• Energi cukup 30-35 kkal/kgbb


• Protein tinggi bulan pertama 1,3-1,5
g/kgbb. Setelah 1 bln 1 g/kgbb.
• Lemak <30%. Utamakan tak jenuh ganda
• KH sisa kebutuhan energi setelah
dikurangi lemak dan protein
• Natrium, cairan , kalium tidak dibatasi
kecuali bila ada gangguan fungsi ginjal
Page 24
• Kolesterol <300 mg/hr
• Kalsium tinggi 800-1200 mg/hr
• Fosfor sama dengan kalsium
• Bila perlu berikan suplemen kalsium,
magnesium, tiamin dan vitamin D

Page 25
Diet Gagal Ginjal dengan Dialisis

• Anjuran diet berdasarkan : Sisa fungsi


ginjal, Frekuensi dialisis, Ukuran tubuh
Tujuan Diet
- Menjaga status gizi
- Menjaga keseimbangan cairan dan
elektrolit
- Menjaga sisa metabolisme tdk berlebihan

Page 26
Syarat Diet
• Energi cukup 35 kkal/kgbb
• Protein tinggi bulan pertama 1,1-1,2
g/kgbb ideal/hr pada HD. 1,3 g/kgbb
ideal/hr pada CAPD
• Lemak 15-30%. Utamakan tak jenuh
ganda
• KH 55-75% dr kebutuhan energi total
• Natrium 1g + 1g utk tiap ½ lt urin (HD)
• 1-4 g + 1g utk tiap ½ lt urin (CAPD)
Page 27
• Kalium 2 + 1 g utk tiap1 lt urin (HD)
• 3 g + 1g utk tiap1 lt urin (CAPD)
• Kalsium tinggi 1000 mg/hr
• Fosfor dibatasi < 17 mg/kgbb ideal/hr
• Cairan dibatasi, jumlah urin 24 jam + 500-
750 ml
• Bila perlu berikan suplemenB6, asam fo;at
dan vitamin C

Page 28
DIET PADA PENYAKIT HATI DAN KANDUNG
EMPEDU
• Tujuan :
• memberikan makanan cukup untuk
mempercepat perbaikan fungsi tanpa
memperberat kerja hati.
• Mencegah katabolisme protein

Page 29
Syarat Diet

• Energi tinggi untuk mencegah pemecahan


protein, yang diberikan bertahap sesuai
kemampuan pasien, yaitu 40-45 kkal/Kg
BB.
• Lemak cukup, yaitu 20-25% dari
kebutuhan energi total, dalam bentuk yang
mudah dicerna atau dalam bentuk emulsi.

Page 30
• Protein agak tinggi, yaitu 1.25-1.5 g/Kg BB
agar terjadi anabolisme protein. Asupan
minimal protein 0.8-1g/Kg BB, protein
nabati memberikan keuntungan karena
kandungan serat yang dapat
mempercepat pengeluaran amoniak
melalui feses.

Page 31
• Hepatitis fulminan + nekrosis + gejala
ensefalopati +peningkatan amoniak darah,
pemberian protein dibatasi utk cegah
koma, 30-40 g/hr
• Pada sirosis hati protein 1,25 g/kgbb
• Vitamin dan mineral diberikan sesuai
dengan tingkat defisiensi. Bila perlu,
diberikan suplemen vitamin B kompleks,
C, dan K serta mineral Zn dan Fe bila ada
anemia.

Page 32
• Natrium diberikan rendah, tergantung
tingkat edema dan asites. Bila pasien
mendapat diuretika, garam natrium dapat
diberikan lebih leluasa.
• Cairan diberikan lebih dari biasa, kecuali
bila ada kontraindikasi.
• Bentuk makanan lunak bila ada keluhan
mual dan muntah, atau makanan biasa
sesuai kemampuan saluran cerna

Page 33
• Syarat diet pada kandung empedu ini
adalah lemak rendah untuk mengurangi
kontraksi kandung empedu
• Kalori, protein dan karbohidrat cukup dan
bila terlalu gemuk, jumlah kalori dikurangi.
• Makanan ini juga mengandung vitamin
tinggi, terutama yang larut dalam lemak

Page 34
• Mineral cukup,
• Cairan tinggi untuk membantu
pengeluaran kuman atau sisa
metabolisme dan mencegah dehidrasi.
• Makanan tidak merangsang dan diberikan
dalam porsi kecil tetapi sering untuk
mengurangi rasa kembung.

Page 35
DIET PENYAKIT SALURAN CERNA

• Diet Saluran Cerna Atas


• Diet Disfagia
Disfagia adalah kesulitan menelan karena
adanya gangguan aliran makanan pada
saluran cerna. Hal ini dapat terjadi karena
kelainan sistem saraf menelan, pasca
stroke dan adanya massa atau tumor yang
menetupi saluran cerna.

Page 36
• Tujuan diet disfagia adalah :
• Menurunkan risiko aspirasi akibat
masuknya makanan ke dalam saluran
pernapasan.
• Mencegah dan mengoreksi defisiensi zat
gizi dan cairan.

Page 37
• Syarat-syarat diet disfagia adalah:
• Cukup energi, protein dan zat gizi lainnya.
• Mudah dicerna, porsi makanan kecil dan
sering diberikan.
• Cukup cairan.
• Bentuk makanan bergantung pada
kemampuan menelan. Diberikan secara
bertahap,dimulai dari makanan cair penuh
atau cair kental, makanan saring dan
makanan lunak.

Page 38
• Makanan cair jernih tidak diberikan karena
sering menyebabkan tersedak atau
aspirasi.
• Cara pemberian makanan dapat per oral
atau melalui pipa (selang) atau sonde.
• Bila diberikan melalui pipa, makanan
diberikan dalam bentuk makanan cair
penuh, bila diberikan per oral maka
makanan diberikan dalam bentuk
makanan cair kental, saring, atau lunak.

Page 39
Diet Pasca-Hematemesis-Melena

• Tujuan
• Memberikan makanan secukupnya yang
memungkinkan istirahat pada saluran
cerna, mengurangi risiko perdarahan
tulang dan mencegah aspirai.
• Mengusahakan keadaan gizi sebaik
mungkin.

Page 40
• Diet pasca-hematemesis-melena diberikan
dalam bentuk makanan cair jernih, tiap 2-3
jam pasca perdarahan. Nilai gizi makanan
ini sangat rendah, sehingga diberikan
selama 1-2 hari saja.
• Diet diberikan jika perdarahan lambung
atau duodenum sudah tidak ada

Page 41
Diet Penyakit Lambung
• meliputi gastritis akut dan kronis.
• Ulkus peptikum,
• pasca-operasi lambung
• kanker lambung.
• emosi atau psikoneurosis
• makanan terlalu cepat karena kurang
dikunyah
• terlalu banyak merokok.
Page 42
• Gangguan pada lambung umumnya
berupa :
• sindroma dispepsia, yaitu kumpulan gejala
yang terdiri dari mual, muntah, nyeri
epigastrium, kembung, nafsu makan
berkurang dan rasa cepat kenyang.

Page 43
• Tujuan diet penyakit lambung adalah
• untuk memberikan makanan dan cairan
yang tidak memberatkan lambung
• mencegah dan menetralkan sekresi asam
lambung yang berlebihan.

Page 44
Syarat diet
• Mudah dicerna, porsi kecil dan sering
diberikan.
• Energi dan protein cukup, sesuai
kemampuan pasien untuk menerimanya.
• Lemak rendah, yaitu 10-15 % dari
kebutuhan energi total yang ditingkatkan
secara bertahap hingga sesuai dengan
kebutuhan.
• Rendah serat, terutama serat tidak larut ait
yang ditingkatkan secara bertahap.
Page 45
• Cairan cukup, terutama bila ada muntah.
• Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu
yang tajam, baik secara termis, mekanis, maupun
kimia (disesuaikan dengan daya terima
perorangan).
• Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa,
umumnya tidak dianjurkan minum susu terlalu
banyak.
• Makan secara perlahan di lingkungan yang tenang.
• Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral
saja selama 24-48 jam untuk memberi istirahat pada
lambung.

Page 46
Diet Penyakit Saluran Cerna Bawah
• Diet Penyakit Usus Inflamatorik
(Inflammatory Bowel Disease)
Tujuan diet
• Memperbaiki ketidakseimbangan cairan
dan elektrolit.
• Mengganti kehilangan zat gizi dan
memperbaiki status gizi kurang.
• Mencegah iritasi dan inflamasi lebih lanjut.
• Mengistirahatkan usus pada masa akut.

Page 47
Syarat-syarat diet
• Pada feses akut dipuasakan dan diberi
makanan secara parenteral saja.
• Bila fase akut teratasi, pasien diberi
makanan secara bertahap, mulai dari
bentuk cair (peroral maupun enteral),
kemudian meningkat menjadi diet sisa
rendah dan serat rendah.

Page 48
• Bila gejala hilang dapat diberikan
makanan biasa.
• Kebutuhan gizi, yaitu :
Energi dan protein tinggi.
Suplemen vitamin dan mineral antara lain
vitamin A, C, D asm folat, vitamin
B12, kalsium, zat besi, magnesium dan
seng.

Page 49
• Makanan enteral rendah atau bebas
laktosa dan mengandung asam lemak
rantai sedang (medium chain trygliceride =
MTC) dapat diberikan karena sering terjadi
intoleransi laktosa dan malabsorpsi lemak.
• Cukup cairan dan elektrolit.
• Menghindari makanan yang mengandung
gas.
• Sisa rendah dan secara bertahap kembali
ke makanan biasa

Page 50
Diet Penyakit Divertikular
• Penyakit divertikular terdiri atas penyakit
Divertikulosis dan Divertikulitis. Penyakit
Divertikulosis yaitu adanya kantong-
kantong kecil yang terbentuk pada dinding
kolon yang terjadi akibat tekanan
intrakolon yang tinggi pada konstipasi
kronik. Hal ini terutama terjadi pada usia
lanjut yang makanannya rendah serat.

Page 51
• Penyakit Divertikulitis terjadi bila
penumpukan sisa makanan pada
divertikular menyebabkan peradangan.
Gejala-gjalanya antar alain kram pada
bagian kiri bawah perut, mual, kembung,
muntah, konstipase atau diare, menggigil
dan demam.

Page 52
• Tujuan Diet Penyakit Divertikulosis
• (1) Meningkatkan volume dan konsistensi
fees.
• (2) Menurunkan tekanan intra luminal.
• (3) Mencegah infeksi.

Page 53
• Syarat-syarat Diet Penyakit
Divertikulosis
• Kebutuhan energi dan zat-zat gizi normal.
• Cairan tinggi, yaitu 2-2,5 liter sehari.
• Serat tinggi.

Page 54
• Tujuan Diet Penyakit Divertikulitis
• Mengistirahatkan usus untuk mencegah
perforasi.
• Mencegah akibat laksatif dari makanan
berserat tinggi.

Page 55
• Syarat-syarat Diet Penyakit
Divertikulitis
• Mengusahakan asupan energi dan zat-zat
gizi cukup sesuai dengan batasan diet
yang ditetapkan.
• Bila ada pendarahan, dimuali dengan
makanan cair jernih.
• Makanan diberikan secara bertahap,
dimulai dari diet sisa rendah I kediet sisa
rendah II dengan konsistensi yang sesuai.

Page 56
• Hindari makanan yang banyak
mengandung biji-biji kecil, seperti tomat,
jambu biji dan stroberi yang dapat
menumpuk dalam divertikular.
• Bila perlu diberi makanan enteral rendah
atau bebas laktosa.
• Untuk mencegah konstipasi, minum
minimal 8 gelas sehari.

Page 57
DIET ENERGI RENDAH
• Tujuan Diet
• Mencapai dan mempertahankan status
gizi sesuai umur, gender, dan kebutuhan
fisik.
• Mencapai IMT normal yaitu 18,5-25
kg/m2.

Page 58
• Mengurangi asupan energi, sehingga
tercapai penurunan berat badan sebanyak
½-1 kg/minggu. Pastikan bahwa yang
berkurang adalah sel lemak dengan
mengukur tebal lemak lipatan kulit dan
lingkar pinggang

Page 59
Syarat Diet

• menurunkan berat badan sebanyak ½-1


kg/minggu, asupan energi dikurangi
sebanyak 500-1000 kkal/hari dari
kebutuhan normal. Perhitungan kebutuhan
energi normal dilakukan berdasarkan
berat badan ideal.
• Protein sedikit lebih tinggi, yaitu 1-1,5
g/kg/BB/hari atau 15-20% dari kebutuhan
energi total
Page 60
• Lemak sedang 20-25% dari kebutuhan
energi total. Sumber lemak berasal dari
makanan yang mengandung lemak tidak
jenuh ganda yang kadarnya tinggi.
• Karbohidrat sedikit lebih rendah yaitu 55-
65% dari kebutuhan energi total. Gunakan
lebih banyak sumber karbohidrat
kompleks untuk memberikan rasa
kenyang dan mencegah konstipasi.
Sebagai alternatif, bisa digunakan gula
buatan sebagai pengganti gula sederhana.
Page 61
• Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan
kebutuhan.
• Dianjurkan untuk 3 kali makan utama dan
2-3 kali makan selingan.
• Cairan cukup yaitu 8-10 gelas/hari.

Page 62
• Diet Energi Rendah (DER) ada 2 macam :
• DER I 1200 kkal
• DER II 1500 kkal.
• DER ini diberikan kepada orang yang IMT
(Indeks Massa Tubuh) nya lebih dari 25
kg/m2.

Page 63
• Makanan tidak dikonsumsi atau dibatasi
jumlahnya antara lain:
gula pasir, gula merah, sirup, kue yang
manis dan gurih, daging berlemak seperti
daging kambing, kulit ayam, jeroan, susu
full cream, susu kental manis, masakan
yang digoreng atau dimasak dengan
santan kental, buah yang diolah dengan
gula seperti manisan buah, es buah, es
campur, dll.

Page 64
• Sebaiknya gunakan minyak tak jenuh
tunggal atau ganda seperti minyak jagung
dan minyak kedelai. Penggunaan minyak
harus dibatasi dan sebaiknya tidak untuk
menggoreng, hanya untuk menumis atau
dressing salad. Cara memasak yang
dianjurkan adalah dikukus, direbus, atau
dipanggang.

Page 65
Contoh menu sehari DER II:
• Makan pagi: 06.00-07.00
Roti bakar 2 slice
Telur orak arik 1 butir
Jus wortel dan pepaya

• Selingan pagi: 10.00


Apel 1 buah
Susu skim 1 gelas
Makan siang:
Nasi 75 gram Page 66
• Makan siang:12.00-13.00
Nasi 75 gram
Pepes ikan mas
Tumis tempe
Sayur asam
Lalapan dan sambal
Jambu biji
Selingan sore: 15.00-16.00
Pisang kukus
Teh tawar
Makan malam:
Kentang panggang Page 67
• Makan malam:
Kentang panggang
Semur ayam
Perkedel tahu panggang
Setup brokoli, wortel, dan buncis
Mangga

Page 68
DIET ENERGI TINGGI PROTEIN TINGGI

• TUJUAN DIET

1. Memenuhi kebutuhan energi dan


protein yang meningkat untuk mencegah
dan mengurangi kerusakan jaringan
tubuh.
2. menambah berat badan hingga
mencapai berat badan normal.

Page 69
Syarat Diet
• Energi tinggi, yaitu 40-45 kkal/kg BB.
• Protein tinggi, yaitu 2,0-2,5 g/kg BB
• Lemak cukup, yaitu 10-25 % dari kebutuhan
energi total.
• Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari
kebutuhan energi total.
• Vitamin dan mineral cukup, sesuai
kebutuhan normal.
• Makanan diberikan dalam bentuk mudah
cerna.
Page 70
Diet Energi Tinggi Protein tinggi
Diberikan kepada pasien:
• Kurang Energi Protein
• Sebelum dan setelah operasi tertentu ,
multi trauma, serta selama radioterapi dan
kemoterapi
• Luka bakar berat dan baru sembuh dari
penyakit dengan panas tinggi
• Hipertiroid, hamil, dan post partum di
mana kebutuhan energi dan protein
meningkat
Page 71
DAFTAR PUSTAKA
• Almatsier, S., 2001. Prinsip dasar ilmu gizi.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
• Gibson, R., 2005. Principles of nutritional
assesment, second edition. New York: Oxford
Universitry Press, Inc.
• Mahan, L.K. and Stump, S.E. eds., 2000.
Krause’s food, nutrition, & diet therapy. United
States of America: Saunders

Page 72

Anda mungkin juga menyukai