Anda di halaman 1dari 7

KISAH NABI YAHYA

Inilah Yahya seorang Nabi yang Allah SWT bersaksi bahwa sebelumnya tak
seorang pun yang serupa dengannya. Yaitu seorang Nabi yang Allah SWT berkata
tentangnya:

Sebagaimana Khidir diberi ilmu dari sisi Allah SWT, maka Yahya diberi rasa cinta
dari sisi Allah SWT. Al-Hanan ialah ilmu yang luas yang terkandung di dalamnya
sesuatu kecintaan yang dalam terhadap makhluk dan alam. Hanan ialah salah satu
dari tingat cinta vang bersumber dari ilmu. Yahya adalah seorang Nabi yang
menjadi cermin dari ibadah, zuhud, dan cinta. Nabi Yahya mengungkapkan cinta
kepada semua makhluk. Ia dicintai oleh manusia, burung-burung, binatang buas,
bahkan gurun dan gunung. Darah Nabi Yahya tertumpah ketika beliau berusaha
mempertahankan kebenaran yang disampaikannya di istana raja yang lalim.
Peristiwa tragis itu berkaitan dengan seorang penari pelacur. Para ulama banyak
menyebutkan keutamaan Yahya. Yahya hidup sezaman dengan Nabi Isa dan
termasuk kerabat dekatnya dari sisi ibu (anak bibinya).

Ada hadis yang meriwayatkan bahwa Yahya dan Isa pernah bertemu pada suatu
hari. Lalu Isa berkata kepada Yahya, mintakanlah ampun bagiku wahai Yahya.
Sesungguhnya engkau lebih baik daripada aku. Yahya berkata: "Mintakanlah
ampun bagiku wahai Isa karena engkau lebih baik daripada aku." Isa berkata:
"Tidak, engkaulah yang lebih baik daripada aku. Engkau mengucapkan salam
kepadaku sedangkan Allah SWT mengucapkan salam kepadamu." Kisah tersebut
menunjukkan keutamaan Yahya ketika Allah S"WT menyampaikan salam
kepadanya pada hari ia dilahirkan, pada hari ia mati, dan pada hari ia dibangkitkan
kembali dalam keadaan hidup. Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw pernah pergi
dan menemui para sahabatnya. Pada suatu hari, beliau mendapau mereka sedang
menyebut-nyebut keutamaan para nabi. Ada yang mengatakan, Musa kalimullah
(seorang nabi yang diajak bicara oleh Allah SWT). Ada yang mengatakan, Isa
ruhullah (tiupan ruh Allah SWT). Dan ada juga yang mengatakan, Ibrahim
khalilullah (seorang kekasih Allah SWT).
Demikianlah para sahabat berbicara tentang para nabi lalu Rasulullah saw
menemui mereka. Ketika Rasul saw mendapati mereka tidak menyebut nama
Yahya, beliau berkata: "Di manakah putra seorang syahid yang mendapatkan
banyak penderitaan, yang memakan pohon karena takut dosa, di manakah Yahya
bin Zakaria."

Sementara itu, datanglah musim semi di Palestina dan bumi tampak semakin
menghijau dan langit semakin terang. Bulan dengan cahayanya menembus puncak-
puncak pohon dan kebun. Bunga-bunga mawar dan jeruk semakin berkembang dan
baunya tersebar ke udara. Dan burung-burung yang sedang berterbangan tampak
bernyanyi dan melantunkan lagu-lagu kegembiraan di tengah-tengah suasana yang
ceria dan penuh keindahan.

Kemudian lahirlah Yahya. Kelahiran Yahya dipenuhi banyak mukjizat. Beliau


lahir pada saat ayahnya Zakaria berusia lanjut sehingga tampak seakan-akan ia
putus asa karena tidak akan mempunyai keturunan. Beliau lahir melalui doa yang
suci yang bersumber dari hati Nabi Zakaria yang suci dan tulus. Nabi Yahya lahir
di tengah-tengah masa yang dipenuhi dengan puncak kesucian sebagaimana juga
dihiasi dengan puncak kelaliman. Maryam adalah simbol puncak kesucian di
zamannya. Mihrabnya penuh dengan bau yang harum yang memancarkan kalimat-
kalimat salat yang terus menerus dan zikir yang bersumber dari hati yang suci.
Mesjid tampak dipenuhi dengan gelombang orang-orang yang salat dan orang-
orang mukmin yang berzikir. Namun nun jauh di sana kelaliman tetap
membunyikan genderangnya.

Yahya dilahirkan dan masa kecilnya tidak seperti lazimnya masa yang dilalui oleh
anak-anak. Umumnya anak-anak saat itu bermain hal-hal yang tidak berguna,
sedangkan Yahya tampak serius sejak beliau kecil. Anak-anak kecil saat itu merasa
senang dan terhibur ketika mereka menyiksa binatang, sementara Yahya justru
memberi makan bintang-binatang dan burung dari makanannya sebagai bentuk
belas kasihan darinya, bahkan terkadang Yahya sendiri makan dari daun-daun
pohon atau buahnya. Ketika beliau menginjak usia dewasa, maka cahaya wajahnya
semakin bersinar dan hatinya penuh dengan hikmah dan cinta kepada Allah SWT
serta kedamaian. Yahya adalah seseorang yang menyukai membaca sejak usia dini.
Beliau rajin membaca dan menggali ilmu. Ketika beliau masih kecil, Allah SWT
memanggilnya: "Hai Yahya, ambilah al-Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-
sungguh. Dan Kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih anak-anak."

Yahya mendapatkan perintah—saat beliau masih kecil—untuk mengambil Kitab


dengan kekuatan. Yakni, hendaklah ia belajar kitab dengan penuh ketelitian, Yaitu
kitab syariat. Allah SWT memberinya kemampuan untuk mengetahui syariat dan
memutuskan perkara manusia saat beliau masih kecil. Yahya adalah orang yang
paling alim di zamannya dan paling banyak menerima hikmah. Beliau mempelajari
syariat secara sempurna. Oleh karena itu, Allah SWT memberinya kekuasaan saat
beliau masih kecil. Beliau mampu menyelesaikan persoalan di antara manusia dan
menjelaskan mereka rahasia-rahasia agama, bahkan beliau mengenalkan
merekajalan kebenaran dan mengingatkan mereka dari jalan kesalahan atau
kebatilan. Kemudian Yahya semakin dewasa dan ilmunya makin bertambah serta
kasih sayangnya pun makin meningkat, baik kepada kedua orang tuanya maupun
kepada binatang. Kasih sayang Nabi Yahya meliputi segala sesuatu.

Beliau mengajak manusia untuk bertaubat dari dosa mereka; beliau memandikan
mereka di sungai Jordania agar mereka menyucikan diri mereka dengan taubat;
beliau mengajak mereka untuk menyembah Allah SWT. Di sana tidak terdapat
seseorang yang ridak. suka kepada Yahya atau menginginkan keburukan baginya.
Yahya adalah seseorang yang sangat dicintai oleh masyarakatnya karena ia
memang seorang yang penyayang, seorang yang bertakwa, seorang yang alim, dan
seorang yang berbudi mulia. Beliau keluar dan pergi ke gunung dan kebun bahkan
gurun dan tinggal di dalamnya selama berbulan-bulan untuk menyembah Allah
SWT dan menangis di hadapan-Nya serta salat. Beliau merasakan kedamaian di
daratan, bahkan beliau tidak memperhatikan makanannya. Beliau makan dari daun-
daun pohon dan minum dari air sungai. Bahkan beliau makan belalang dan juga
rumput. Beliau tidur di gua mana pun yang ditemuinya di gunung dan lubang mana
pun yang didapatinya di bumi.

Terkadang beliau masuk di suatu gua gunung lalu beliau menemukan binatang
buas di dalamnya seperti serigala atau singa namun karena kesibukannya dan
konsentrasinya saat berzikir kepada Allah SWT dan salat sehingga beliau tidak lagi
memperhatikan serigala atau singa. Serigala dan singa itu melihat Nabi Yahya lalu
mereka mengetahui bahwa ini adalah seorang Nabi Allah SWT yang sangat
berbelas kasih kepada binatang, maka binatang-binatang buas itu menundukkan
kepalanya dan meninggalkan tempat itu dengan tenang sehingga Nabi Yahya tidak
mendengar suara mereka.

Pada kesempatan yang lain, Nabi Yahya memberi makan binatang-binatang buas
dengan penuh kasih sayang. Bahkan beliau tidak makan di malam harinya karena
makanannya diberikan kepada binatang-binatang itu. Beliau merasa puas saat
menjadikan salat dan zikir sebagai makanan dari hatinya sebelum beliau memberi
makanan pada tubuhnya. Beliau makan dari daun-daun pohon. Beliau bermalam
atau bergadang dalam keadaan air matanya berlinangan saat berzikir kepada Allah
SWT dan tenggelam dalam lautan cinta dan bersyukur kepada-Nya. Ketika Nabi
Yahya berdiri di depan manusia untuk mengajak mereka menyembah Allah SWT,
maka beliau mampu membuat mereka menangis karena cinta dan khusuk. Beliau
mampu mempengaruhi hati mereka dengan kebenaran yang dibawanya dan beliau
menampakkan bahwa beliau memang dekat dengan Allah SWT.

Pada suatu hari, Nabi Yahya keluar menemui manusia. Mesjid tampak ramai
dipenuhi orang-orang. Nabi Yahya berdiri dan beliau mulai berbicara:
"Sesungguhnya Allah SWT memerintahkan aku untuk menyampaikan kalimat-
kalimat yang telah aku kerjakan dan aku telah memerintahkan kalian untuk juga
mengerjakannya. Hendaklah kalian menyembah Allah SWT dan tidak
menyekutukan-Nya. Barangsiapa yang menyekutukan Allah SWT dan menyembah
selain-Nya, maka ia seperti seorang budak yang dibeli oleh majikannya lalu ia
bekerja dan memberikan tenaganya kepada tuan selain tuannya. Siapakah di antara
kalian yang ingin memiliki budak seperti itu. Dan aku memerintahkan kalian untuk
melaksanakan salat. Sesungguhnya Allah SWT melihat hamba-Nya saat ia salat.
Oleh karena itu, jika kalian salat, maka hendaklah kalian berusaha untuk khusuk.
Aku pun memerintahkan kalian untuk berpuasa, maka siapa yang melakukan
demikian, maka ia seperti seseorang lelaki yang mempunyai bingkisan dari misik
yang baunya harum. Setiap lelaki ini berjalan, maka akan terpancarlah bau harum
misik darinya. Aku pun memerintahkan kalian agar banyak melakukan zikir
kepada Allah SWT, maka orang seperti itu seperti seorang lelaki yang dicari-cari
oleh musuhnya lalu ia segera berlindung dalam benteng yang kuat. Dan benteng
yang paling kuat adalah zikrullah dan tiada keselamatan tanpa benteng itu."

Nabi Yahya mengakhiri nasihatnya lalu ia turun dari mimbar dan kembali ke
gurun. Di gurun itu hanya terdapat pasir yang berterbangan dan tiada suara lain
selain suara angin dan napas pohon serta suara kaki-kaki binatang buas dan
gerakan batu-batu gunung. Di sanalah Yahya berdiri di tengah-tengah kesunyian
ini. Beliau melaksanakan salat dan menangis.

Kemudian terjadilah pergulatan hebat antara Nabi Yahya dan pemerintah yang
berkuasa. Salah seorang penguasa di zaman itu adalah seorang yang lalim dan
sempit akalnya. Kerusakan tersebar di istananya. Ia mendengar berita tentang
Yahya. Ia heran karena banyaknya manusia yang memberikan penghargaan dan
penghormatan yang luar biasa kepada Yahya sedangkan ia sebagai seorang raja
tidak mendapatkan penghormatan yang demikian besar.

Raja tersebut ingin memperkosa istri saudaranya di mana ia mempunyai anak


perempuan yang memiliki kecantikan yang terkenal. Dalam cerita disebutkan
bahwa anak perempuan itu mampu melakukan tarian yang mengagumkan sambil
memakai tujuh helai baju. Setiap ia menari, maka terlepaslah setiap baju yang
dipakainya dan pada tarian yang terakhir, ia tampak dalam keadaan telanjang.

Raja bertanya kepada Yahya, apakah ia boleh menikahi istri saudaranya. Yahya
menjawab, itu tidak diperbolehkan. Raja tetap berbicara kepada Yahya dan
mendesak kepadanya agar membolehkannya menikah dengan wanita yang
disukainya itu, dan hendaklah Yahya mencari solusi atau fatwa yang sangat
memuaskannya. Namun Yahya menolak keras untuk memenuhi permintaan raja
itu. Kemudian Yahya pun meninggalkannya. Akhirnya, raja tampak marah kepada
Yahya dan memerintahkan agar Yahya dipenjara. Kemudian raja itu pun
memperkosa istri saudaranya. Anak perempuan wanita itu yang suka menari telah
melihat Yahya saat ia berbicara dengan raja. Anak perempuan itu sangat tertarik
akan ketampanan Yahya dan keagungan kepribadiannya.
Ringkasnya, wanita yang ahli menari itu pun merasa jatuh cinta kepada Yahya. Ia
pergi menemui Yahya di penjaranya dan ia melihat Yahya dalam keadaan duduk
salat dan menangis. Wanita itu terus mengawasi Yahya saat beliau salat sampai
selesai. Lalu ia meletakkan dirinya di bawah kaki Yahya dan memintanya agar
mencintainya sebagaimana ia mencintai Yahya. Yahya menjawab bahwa di dalam
hatinya tidak ada cinta lain selain cinta kepada Allah SWT. Wanita itu pun bangkit
dari tempatnya dalam keadaan putus asa. Ia meninggalkan Yahya dalam keadaan
hatinya dipenuhi kebencian padanya. Ia kembali ke istana raja.

Waktu Isya telah berakhir. Raja mulai meminum minuman kesukaannya, yaitu
khamr. Wanita itu memberikan minum kepada raja. Saking banyaknya raja minum,
sampai-sampai raja merasa bahwa kepalanya seperti balon besar dan ia sebentar
lagi akan terbang. Di sanalah wanita penari itu segera memakai pakaian tarian dan
kembali kepada raja. Raja melihatnya dan ia merasa kepalanya bertambah besar
dan wanita itu mulai menari. Lalu dipukullah rebana dan berbagai alat musik
sehingga wanita itu tampak menari dan menikmati tariannya. Pada tarian ketujuh ia
berhenti lalu membuka wajahnya sambil berkata kepada raja: "Wahai tuanku, aku
ingin bertanya sedikit kepadamu." Raja yang sedang mabuk itu berkata: "Segala
sesuatu yang engkau inginkan akan kuberikan kepadamu sekarang juga." Wanita
itu berkata: "Aku menginginkan kepala Yahya bin Zakaria."

Mendengar perkataan itu, raja segera sadar dari mabuknya lalu ia merasakan
ketakutan. Ia berkata kepadanya: "Mintalah kepadaku yang lain saja." Wanita itu
berkata: "Aku menginginkan darah Yahya bin Zakaria." Wanita ini adalah simbol
keburukan. Raja berkata sambil minum minuman keras yang keempat kalinya
setelah empat puluh kali: "Bunuhlah Yahya!" Akhirnya, pemimpin pasukan raja
mengeluarkan perintah kepada anak buahnya untuk menghabisi Yahya. Kemudian
Yahya menemui ajalnya secara tragis dan meneguk madu syahadah.

Injil Mata pada pasal yang keempat belas menyebutkan suatu riwayat sebagai
berikut:

"Hirdus telah menangkap Yuhana lalu ia menjebloskan ke dalam penjara karena


Hirduya istri dari saudaranya. Sebab Yuhana berkata kepadanya, engkau tidak
boleh mengambilnya sebagai istrimu. Ia ingin membunuh Yuhana tetapi ia
khawatir terhadap reaksi masyarakat karena mereka menganggapnya sebagai
seorang Nabi. Ketika diadakan acara kelahiran Hirdus salah seorang perempuan
anak dari Hirduya menari di tengah-tengah para hadirin sehingga Hirdus merasa
kagum, karenanya kemudian ia bersumpah bahwa apa pun yang diminta penari itu
akan diturutinya. Wanita itu berkata: "Berikanlah kepadaku kepala Yuhana."
Sebetulnya raja itu keberatan tetapi ia sudah terlanjur bersumpah dan disaksikan
orang-orang di sekitarnya, maka ia pun

Anda mungkin juga menyukai