PRAKTIKUM MIKROTEKNIK
“TEKNIK PEMBUATAN SEDIAAN OLES DARAH”
I. TUJUAN
Tujuan dari praktikum “Teknik Pembuatan Sediaan Oles Darah”
adalah untuk mengenal tahap-tahap pembuatan, bahan dan alat untuk
praktikum teknik pembuatan sediaan dengan metode oles/smear.
Menyiapkan
alat dan benda
Menyayat
ujung ekor
mencit
menggunakan
gunting
Meletakkan
tetesan darah di
kaca benda
Mengoleska
n darah
dengan
derajat 45O
secara baik
mefiksasi
dalam
metanol
selama 4-5
menit
Membiarkan
sediaan
kering atau
kering
anginkan
Menetesi
larutan
giemsa dan
biarkan selam
15-30 menit
Mencuci dengan
Aquades untuk
membilas giemsa
Mengering
anginkan
secara
perlahan
Menetesi sediaan entellen
agar tampak jelas di
bawah mikroskop
Dilakukan
pengamatan dengan
mikroskop perbesaran
40x, Diperoleh hasil
IV. HASIL
Praktikum ini didapat hasil berupa pengamatan spermatozoa mencit sebagai
berikut :
No Gambar Gambar Refrensi Keterangan
1 1. Leukosit
2 2 2. Eritrosit
1
V. PEMBAHASAN
Pembuatan oles darah bertujuan mengamati morfologi sel-sel darah dan
mempelajari tata cara pembuatan preparat oles darah. Pengapusan tanpa
pengenceran selama tiga puluh menit ini disebut sebagai teknik wedge
smear. Teknik wedge smear adalah mengapuskan alikuot pada kaca
objek menggunakan ujung dari kaca objek bersih lain dengan
mendorongnya sehingga alikuot tersebar merata.
Preparat oles darah adalah alikuot transparan, maka beberapa larutan
digunakan untuk memfiksasi dan mewarnai preparat oles. Metanol
digunakan sebagai fiksatif karena pengamatan spermatozoa berarti
mengamati struktur morfologis selnya.
Sel darah merah dibentuk di sumsum tulang oleh bantuan hormon
erythropoietin yang terbentuk di ginjal. Sel darah merah beredar di dalam
tubuh selama kurang lebih 3 bulan sebelum mereka hancur di limpa, atau
didaur ulang oleh magrofag dalam tubuh. Jadi umumnya umur dari sel
darah hanya berkisar 3 bulan saja. Sel darah merah juga disebut sebagai
eritrosit dan merupakan dan merupakan sel-sel darah yang paling banyak
ditemukan dibandingkan dengan leukosit dan trombosit. Sel darah merah
tidak memiliki inti sel dan terdiri dari protein yang disebut hemoglobin,
molekul dalam hemoglobin adalah besi yang berfungsi mengangkut dan
mengedarkan sari-sari makanan, oksigen dan karbondioksida dalam darah
(Campbell, 2012).
Sel darah putih yang biasa disebut leukosit merupakan unit yang paling
aktif karena berperan dalam melawan berbagai penyakit infeksi dan benda
asing. Leukosit terdapat di sumsum tulang (jaringan mieloid) dan sebagian
pada jaringan limfa kemudian tetap tersimpan di sumsum tulang sampai
dibutuhkan disistem sirkulasi, ketika dibutuhkan akan meningkat
jumlahnya. Leukosit yang dibentuk pada sumsum tulang yaitu granulosit
(neutrofil dan eousinofil), monosit dan sedikit limfosit, sedangkan yang
dibentuk pada kelenjar limfa yaitu agranulosit hanya pada limfosit.
Pembentukan sel darah putih disebut leukopoiesis. Proses pembentukan ini
terjadi pada stem cell (sel induk) hemopoietik pluripoten, berdiferensiasi
menjadi mioblas (sel kecil berinti besar, kromatin tersebar, tiga atau lebih
nucleolus), sel berkembang membesar memiliki granula azurofilik menjadi
promielosit (kromatin didalam inti yang lonjong tampak tersebar dan jelas)
lalu promielosit ini membelah menjadi mielosit yang lebih kecil kemudian
membentuk suatu jalur diferensiasi yang disebut commited stem cell
(Lestari dkk., 2013).
VI. KESIMPULAN
Kesimpulan praktikum ini adalah praktikan mengenal tahap-tahap
pembuatan, bahan dan alat untuk praktikum teknik pembuatan sediaan
dengan metode oles/smear.
VII. SARAN
Praktikum berjalan dengan lancar namun terhambat waktu serta alat dan
bahan yang tidak sesuai dengan penuntun
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Bain, B.J. F.R.C.A.P., & F.R.C. Path. 2005. Diagnosis From The Blood
Smear. The New England Journal of Medicine. 353: 498-507.
Campbell, N. A. & J. B. Reece. Bilogi, Edisi Kedelapan, Jilid 2.
Gramedia, Jakarta.
Chairlan., & E. Lestari. 2011. Pedoman Teknik Dasar Untuk
Laboratorium Kesehatan. EGC, Jakarta.
Gevorkian, S. G., A. E. Allahverdyan, D. S. Gevorgyan, W.-J. Ma, and C.-
K. Hu. 2018. Can morphological changes of erythrocytes be driven
by hemoglobin? Physica A 508: 608–612.
Lehninger AL. 1993. Dasar-dasar Biokimia, Jilid 2. Erlangga, Jakarta.
Lestari, S. H. A., Ismoyowati, & M. Indradji. 2013. Kajian Jumlah
Leukosit Dan Diferensial Leukosit Pada Berbagai Jenis Itik Lokal
Betina Yang Pakannya Di Suplementasi Probiotik. Jurnal Ilmiah
Peternakan. 1(2): 699 – 709.
Li, S., Z. Chi, and W. Li. 2019. In vitro toxicity of dimethyl phthalate to
human erythrocytes: From the aspects of antioxidant and immune
functions. Environmental Pollution. 253: 239–245.
Melati, E., R. Passarella., R. Primartha, & A. Murdiansyah. 2011. Desain
dan Pembuatan Alat Pendeteksi Golongan Darah Menggunakan
Mikrokontroler. Jurnal Generic. 6(2): 48-54.
Noercholis, A., M.A. Muslim, & Maftuch. 2013. Ekstraksi Fitur
Roundness untuk Menghitung Jumlah Leukosit dalam Citra Sel
Darah Ikan. Jurnal EECIS. 7(1): 35-40.
Qureshi, A. I. 2016. Chapter 8 - Structure and Genetics of Ebola Virus
Disease. In Ebola Virus Disease, 105–116. Elsevier Inc, London.
Sompayrac, L. 2019. How the Immune System Works. Wiley-Blackwell,
Blackwell