Anda di halaman 1dari 5

Keterangan:

1. Sporangium
2. Sporangiofor
3 3. Spora

1
2

Klasifikasi:
Kingdom : Fungi
Divisi : Mucoromycota
Kelas : Mucoromycetes
Perbesaran 1 x 40 Ordo : Mucorales
Famili : Mucoraceae
Genus : Rhizopus
Spesies : Rhizopus stolonifer
Gambar. Jamur Roti (Rhizopus stolonifer)
Deskripsi:
Roti termasuk makanan yang mudah rusak dengan masa simpan 3-4 hari. Kerusakan
roti disebabkan oleh rusaknya protein dan pati, secara langsung kerusakan roti disebabkan oleh
jamur. Pada saat penyimpanan, roti akan mengalami beberapa kerusakan jika disimpan terlalu
lama atau tidak disimpan ditempat yang tepat. Kerusakan roti meliputi kerusakan fisik roti,
misalnya mengerasnya tekstur, tumbuhnya jamur, dan ketengikan. Jamur yang paling sering
ditemukan dalam roti adalah Rhizopus stolonifer, Penicillium expansum, P. Stoloniferum,
Aspergillus niger, Neurosporasitophila, Mucor sp dan Geothricum sp. Pertumbuhan jamur ini
berasal dari udara selama pendinginan roti, penanganan, pembungkusan atau dari alat pemotong
(Amaro dkk., 2018).
Rhizopus stolonifer dikenal sebagai jamur hitam pada roti (black bread mold).
Merupakan salah satu jamur yang menyebabkan busuk pada bahan makanan buah dan sayuran
dan sering disebut juga Rhizopus nigricans . Kelompok jamur ini memiliki sifat heterotrof, non-
motile , berserabut , hidup dari bahan organik. Tersebar di seluruh dunia, sebagian besar saprofit
pada roti , acar , keju , makanan basah , kulit , buah-buahan dan sayuran. Aspergillus fumigatus
clavatus bersifat patogen terhadap produk pertanian seperti pada tanaman gandum , terutama
jagung , yang dapat mensintesis mycotoxins , termasuk aflatoxin. Rhizopus stolonifer adalah
spesies jamur yang hidup dengan memanfaatkan gula atau pati sebagai sumber karbon. Dalam
beberapa kasus dapat meyebabkan infeksi pada manusia. Buah matang biasanya paling rentan
terhadap R. stolonifer karena kandungan airnya tinggi. R. stolonifer merupakan agen penyakit
tanaman yang mampu merusak bahan organik melalui dekomposisi. Sporanya dapat ditemukan
di udara dan tumbuh cepat pada suhu antara 15 dan 30 oC. (Natawijaya dkk., 2015).

Referensi:
Amaro, M., M. A. Ariyana, W. Werdiningsih, B. R. Handayani, Nazaruddin, & S. Widyastuti.
Pengaruh Penambahan Hidrokoloid Lambda Karagenan Terhadap Mutu Mikrobiologis
Roti Selama Penyimpanan. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan. 4(1): 259-267.
Natawijaya, D., A. Saepudin, & D. Pamgesti. 2015. Uji Kecepatan Pertumbuhan Jamur Rhizopus
stolonifer dan Aspergillus niger yang Diinokulasikan pada Beberapa Jenis Buah Lokal.
Jurnal Siliwangi. 1(1): 32-40.
Keterangan:
1. Sporangiofor
2. Spora
3. Sporangium

Klasifikasi:
Kingdom : Fungi
Divisi : Mucoromycota
Kelas : Mucoromycetes
Ordo : Mucorales
Perbesaran 1 x 40 Famili : Mucoraceae
Genus : Rhizopus
Spesies : Rhizopus oligosporus
Gambar Jamur Tempe (Rhizopus oligosporus)
Deskripsi:
Tempe merupakan pangan fungsional yang sangat bermanfaat bagi kesehatan karena
mengandung banyak nutrisi dan komponen bioaktif. Banyak penelitian menunjukkan bahwa
nutrisi dan komponen bioaktif pada tempe dihasilkan dari kapang, kamir, dan bakteri asam
laktat, tetapi mikroorganisme utama yang berperan dalam fermentasi kedelai menjadi tempe
yaitu Rhizopus oligosporus. Rhizopus oligosporus pada tempe berperan sebagai pengepak
butiran kacang kedelai menjadi bentuk padat dengan anyaman miselium. Selain itu peranan
penting dalam proses enzimatik yang berfungsi dalam mengubah senyawa kompleks menjadi
senyawa yang lebih sederhana sehingga mudah diserap oleh tubuh, yaitu mengandung semua
asam amino esensial, kalsium, asam lemak, vitamin, isoflavon, serta menurunkan kandungan zat
anti gizi asam fitat (Virgianti, 2015).
Rhizopus oligosporus yang mampu tumbuh pada substrat yang mengandung
karbohidrat berupa gula, pati dan serat. Rhizopus oligosporus dapat tumbuh optimum pada suhu
30-35°C, dengan suhu minimum 12°C, dan suhu maksimum 42°C, dan dengan RH antara 62-
85%. Tempe terbuat dari kedelai, jamur yang tumbuh pada kedelai menghasilkan enzim-enzim
pemecah senyawa-senyawa kompleks. R. oligosporus menghasilkan enzim-enzim protease.
Perombakan senyawa kompleks protein menjadi senyawa-senyawa lebih sederhana yaitu asam
amino adalah penting dalam fermentasi tempe, dan merupakan salah satu faktor utama penentu
kualitas tempe, yaitu sebagai sumber protein nabati yang memiliki nilai cerna tinggi karena lebih
mudah untuk diserap dan dimanfaat oleh tubuh secara langsung (Triyono, 2017).

Referensi:
Triyono, M., Nazaruddin, & W. Werdiningsih. Uji Aktivita Inokulum Tempe dari Bahan
Limbah Kulit Pisang terhadap Mutu Tempe Kedelai. Jurnal Ilmu dan Teknologi
Pangan. 3(1): 200-206.
Virgianti, D. P. 2015. Uji Antagonis Jamur Tempe (Rhizopus Sp.) terhadap Bakteri Patogen
Enterik. Biosfera. 32(3): 162-168.
Keterangan:
1. Talus
1 2. Lembaran daun
3. Percabangan
2 4. Rizoid

3 Klasifikasi:
Kingdom : Chromista
Divisi : Ochrophyta
4 Kelas : Phaeophyceae
Ordo : Dictyotales
(Deyab dkk., 2016) Famili : Dictyotaceae
Genus : Dictyota
Spesies : Dictyota sp.
Gambar Alga Coklat Phaeophyta (Dictyota sp.)
Deskripsi:
Alga coklat merupakan makrobentik dengan keanekaragamannya yang tinggi.
Karakteristik warna alga coklat juga bervariasi yang disebabkan oleh adanya pigmen
penyusunnya. Alga coklat memiliki pigmen fukosantin pada yang memberikan gradasi warna
berbeda pada setiap jenis, yaitu berwarna coklat gelap ataupun coklat kekuningan. Alga coklat
memiliki struktur talus dengan 3 bagian yaitu blade, holdfast, dan stipe. Bagian daun yang
berbentuk pipih dari tallus biasa disebut blade. Bagian dari talus berada di bawah yang berfungsi
sebagai struktur yang melekat pada substrat yang sering disebut holdfast. Struktur yang
mendukung blade sering disebut stipe. Daerah zona intertidal sering ditemukan alga coklat
umumnya pada umumnya. Faktor alam seperti perubahan musim biasanya dapat mempengaruhi
pertumbuhan alga coklat. Alga coklat secara umum terdiri atas holdfast yang berbentuk cakram
dan lempeng, stipe pendek, serta blade yang berupa lembaran dan silindris (Kumalasari, et. al.,
2018).
Alga coklat memiliki garis lobus berjumlah 7-12 yang berbentuk dari blade hingga
permukaan blade. Alga coklat tidak bergerak secara aktif ketika ia dewasa, tetapi kadang-kadang
dalam stadium reproduktif mempunyai sel-sel motil untuk bergerak aktif. Kromatoforanya
mengandung pigmen klorofil a, karotin, dan xantofil. Kromatofora merupakan sebuah kulit yang
mengandung banyak warna dan pigmen. Kelas phaeophyta merupakan alga dengan tingkat
tertinggi dari semua kelas alga secara morfologi dan anatomi diferensiasinya. Dictyota sp.
memiliki tallus pipih seperti pita dengan panjang 5 cm dan lebar 2-3 mm dengan pinggir rata.
Percabangan dengan ujung yang runcing membentuk rumpun yang rimbun sehingga sering
membentuk gumpalan, warna tallusnya coklat tua, mempunyai sebaran yang tidak terlalu luas
dan hidupnya menempel pada batu karang mati di daerah rataan terumbu karang. Banyaknya
cabang yang dimiliki sehingga terlihat seperti jala (John, et. al., 2002).
Referensi:
Deyab, M., T. Elkatony, & F. Ward. 2016. Qualitative and Quantitative Analysis of
Phytochemical Studies on Brown Seaweed, Dictypta dichotoma. IJEDR. 4(2): 674–678.
John, D. M., B. A. Whitton, & A. J. Brook. 2002. The Freshwater Algal Flora of the British
Isles: An Identification Guide to Freshwater and Terrestrial Algae. The Natural History
Museum and the Phycological Society, Cambridge.
Kumalasari, D. E., H. Sulistiyowati, & D. Setyati. 2018. Species Composition of Macrobentic
Algae Division Phaeophyta in Interdal Zone Pancur Beach Alas Purwo National Park).
Berkala Sainstek. 6(1): 28-30.
Keterangan:
1. Talus
1 2. Lembaran daun
3. Rizoid
2

Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisi : Rhodophyta
Kelas : Florideophyceae
Ordo : Ceramiales
3 Famili : Delesseriaceae
(Rio, 2017) Genus : Cryptopleura
Spesies : Cryptopleura ramosa
Gambar. Alga Merah (Rhodophyta)
Deskripsi:
Rhodophyta atau alga merah merupakan kelompok alga yang memiliki dominansi
warna merah yang disebabkan oleh pigmen fikobilin berupa allofikosianin, fikoeritrin, dan
fikosianin yang menutupi karakter warna dari klorofil. Struktur morfologis mulai dari bentuk
filamen, bercabang, berbentuk bulu, dan lembaran. Alga merah tidak memiliki sel berflagela,
menyimpan cadangan makanan berupa pati. Ukuran alga merah dapat mencapai ukuran paling
besar jika berada pada daerah dengan suhu dingin, sedangkan pada daerah tropis ukurannya
cenderung kecil. Alga merah dapat hidup pada kedalaman hingga 200 meter karena pigmen
aksesoris yang dimilikinya. Dinding sel bagian dalam disusun oleh selulosa dan dinding sel luar
disusun oleh mukopolisakarida, seperti agar, carrageenan, porphyron, dan sebagainya.
Komponen ini dimanfaatkan untuk berbagai keperluan di bidang industri, obat-obatan, dan
makanan. Selain dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia, Rhodophyta juga memiliki
manfaat bagi lingkungan. Manfaat bagi lingkungan adalah menjadi penyuplai bahan organik
utama di perairan dan menjaga kekokohan karang. Identifikasi pada anggota Rhodophyta juga
dapat dimanfaatkan dalam dunia pendidikan yaitu digunakan sebagai bahan ajar di perguruan
tinggi (Oriza, 2017).
Berdasarkan komposisi karotenoid, Rhodophyta (alga merah) dapat dibedakan menjadi
dua kelompok yaitu kelompok uniseluler (hanya mempunyai β-karoten dan zeaxantin) serta
kelompok makrofit. Kelompok makrofit dibagi menjadi dua, yaitu kelompok makrofit yang
mempunyai beta-karoten, zeaxantin dan anteraxantin sebagai karotenoid utama dan violaxantin
sebagai karotenoid minor, serta kelompok makrofit dengan komposisi karotenoid berupa beta-
karoten, zeaxantin, alfa-karoten dan lutein (Merdekawati, 2017).

Referensi:
Rio, A. 2017. Taxonomy of Algae Plants. Oxford University Press, USA.
Merdekawati, W., F. F. Karwur, & A. B. Susanto. 2017. Karatenoid pada Algae: Kajian Tentang
Biosintesis, Distribusi serta Fungsi Karotenoid. Jurnal Biologi Indonesia. 13(1): 23-32.
Oriza, D., S. Mahanal, & M. S. Sari. 2017. Identifikasi Rhodophyta sebagai Bahan Ajar Di
Perguruan Tinggi. Jurnal Pendidikan. 2(3): 309-314.

Anda mungkin juga menyukai