Anda di halaman 1dari 18

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Mangrove
Tabel 1. Jenis Mangrove yang ada di Desa Kahyapu Pulau Enggano.
Jenis
No Mangrove Gambar Klasifikasi
.
1. Rhizophora Kingdom : Plantae
stylosa Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Familia : Rhizophoraceae
Genus : Rhizophora
Species : Rhizophora
Stylosa

2. Rhizophora Kingdom : Plantae


apiculata Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Familia : Rhizophoraceae
Genus : Rhizophora
Species : Rhizophora
Apiculata
3. Bruguiera Kingdom : plantae
gymnorrhiz Divisio : magnoliophyta
a Classis : magnoliopsida
Ordo : myrtales
Familia : rhizophoraceae
Genus : bruguiera
Species : Bruguiera
Gymnorrhiza

4.1.1 Rhizopora stylosa


Rhizopora stylosa tumbuh pada habitat yang beragam di daerah pasang surut, lumpur, pasir
dan batu, menyukai pematang sungai pasang surut, tetapi juga sebagai jenis pionir di lingkungan
pesisir atau pada bagian daratan dari mangrove. Satu jenis relung khas yang dapat ditempatinya
adalah tepian mangrove pada pulau/substrat karang. Rhizophora stylosa menghasilkan bunga dan
buah sepanjang tahun. Penyebaran Rhizopora stylosa di antaranya di Taiwan, Malaysia, Filipina,
sepanjang Indonesia, Papua New Guinea dan Australia Tropis (di Indonesia tercatat dari Jawa,
Bali, Lombok, Sumatera, Sulawesi, Sumba, Sumbawa, Maluku dan Irian Jaya).
Tumbuhan Rhizopora stylosa memiliki morfologi berupa pohon, tinggi dapat mencapai 15 m,
permukaan batang berwarna abu-abu kehitaman, bercelah halus. Daun mempunyai permukaan
atas yang halus, mengkilap, ujung meruncing, bentuk lonjong dengan melebar bagian tengah,
ukuran panjang 8-12 cm, permukaan bawah tulang daun berwarna kehijauan, berbintik-bintik
hitam tidak merata. Karangan bunga terletak di ketiak daun, bercabang 2-3 kali, masing-masing
cabang 4-16 bunga tunggal, kelopak 4, berwarna kuning gading, mahkota 4, berwarna keputihan,
benang sari 8, tangkai putik jelas (stilus), panjang 0,4-0,6 cm. Buah Rhyzophora stylosa
mempunyai bentuk memanjang dengan ukuran 20-60 cm dan diameternya 10-23 mm, serta
meruncing pada bagian ujungnya. Akarnya berupa akar tunjang. Habitat R. stylosa adalah tanah
basah, sedikit berlumpur dan berpasir (Backer, 2014).
4.1.2 Rhizopora apiculata
Rhizopora apiculata memiliki ciri dengan akar tunjang yang menyolok dan bercabang-cabang.
Batang berkayu dan berbentuk silindris. Daun tunggal, terletak berhadapan, terkumpul di ujung
ranting, dengan kuncup tertutup daun penumpu yang menggulung runcing. Helai daun eliptis,
tebal licin serupa kulit, hijau atau hijau muda kekuningan, berujung runcing, bertangkai. Daun
penumpu cepat rontok, meninggalkan bekas serupa cincin pada buku-buku yang menggembung.
Ketinggian pohon dapat mencapai 30 m dengan diameter batang mencapai 50 cm, memiliki
perakaran yang khas hingga dapat mencapai 5 m, dan kadang-kadang memiliki akar udara yang
keluar dari cabang. kulit kayu berwarna abu-abu tua dan berubah-ubah. Rhizopora apiculata
memiliki ciri sebagai berikut, memiliki warna daun berwarna hijau tua, bentuk elips meruncing.
pucuk daun berwarna merah. Memiliki bunga berwarna merah kecoklatan dengan formasi 2-4
bunga per kelompok serta memiliki batang agak mengkilap (Otum, 2017).
4.1.3 Bruguiera gymnorrhiza
Bruguiera merupakan pohon besar dan tingginya dapat mencapai 30-40 m dan
mempunyaiakar lutut. Tempat tumbuhnya biasanya dalam hutan pada tanah lumpur yang pejal.
Di Indonesia ada 5 jenis Bruguiera yang tumbuh di ekosistem mangrove. Tidak semua jenis
dapat dimanfaatkan sebagai obat atau makanan. Kulit batang yang masih muda dari jenis
Brugeira gymnorrhiza dapat dipakai untuk menambah rasa ikan segar dan pengawet sementara
ikan-ikan yang telah dimasak. Daun muda, embryo yang tumbuh dari buah dan akar muda dapat
dimakan sebagai sayuran. Rebusan daun-daunnya dapat digunakan sebagai obat pencuci mata.
Air rebusan Brugeira gymnorrhiza yang mengandung alkaloid bermanfaat sebagai tonikum
untuk ketahanan tubuh (Sukardjo, 2014).
4.2 Biota Mangrove
Tabel 2. Jenis Biota di Ekosistem Mangrove Desa Kahyapuh Pulau Enggano.
No Biota Hidup di Gambar Klasifikasi
. Mangrove
1. Kepiting Kingdom : Animalia
Bakau Divisio : Arthropoda
Classis : Crustacea
Ordo : Decapoda
Familia : Portunidae
Genus : Scylla
Species : Scylla serrata

2. Kelomang Kingdom : Animalia


Mangrove Divisio : Arthropoda
Classis : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Familia : Diogrnidae
Genus : Clibanarius
Species : Clibanarius
erythropus
3. Siput Mangrove Kingdom : Animalia
Bercangkang Bulat Divisio : Mollusca
Classis : Gastropoda
Ordo : Cycloneritimorpha
Familia : Neritidae
Genus : Nerita
Species : Nerita
articulata

4. Siput Mangrove Kingdom : Animalia


Bercangkang Oval Divisio : Mollusca
yang Meruncing Classis : Gastropoda
Ordo : Sorbeocencha
Familia : Potamididae
Genus : Cerithidea
Species : Cerithidea
Alata

Berdasarkan hasil praktikum lapangan yang telah dilakukan pada ekosistem mangrove di Desa
Kahyapu Pulau Enggano. Biota dari ekosistem mangrove yangkami amati dan yang kami
temukan adalahbiota yang berada dari garis pantai hingga jarak 20 meter kearah belakang atau
kearah darat.Biota dari ekosistem mangrove yang kami temukan di lokasi pengamatan praktikum
berjumlah 5 jenis, yaitukepiting bakau (Scylla serrata) dan ikan gelodok(Periothalamus sp),
kelomang mangrove (Clibanarius erythropus), siput mangrove bercangkang bulat(Nerita
articulata), siput mangrove bercangkang oval yang meruncing (Cerithidea alata).
Dari hasil penelitian dilapangan Fitriana (2016), di Desa Kahyapu Pulau Enggano objek biota
yang ditemukan diantaranya ikan gelodog, jenis crustacea, gastropoda, dan bibalvia. Biota yang
ditemukan oleh Fitriana (2016), sama halnya dengan hasil jenis biota yang kami temukan pada
praktikum lapangan pada bulan April 2018 kemarin.
Berikut ini adalah pembahasan atau penjelasan tentang biota dari ekosisitem mangrove yang
telahditemukan pada lokasi dari garis pantai hingga jarak 20 meter kearah belakang atau kearah
darat, yaitu :
4.2.1 Kepiting Bakau
Kingdom : Animalia
Divisio : Arthropoda
Classis : Crustacea
Ordo : Decapoda
Familia : Portunidae
Genus : Scylla
Species : Scylla serrate
Kepiting bakau memiliki tubuh ditutupi dengan karapas, yang merupakan kulit keras atau
exoskeleton (kulit luar) dan berfungsi untuk melindungi organ bagian dalam kepiting.Kulit yang
keras tersebut berkaitan dengan fase hidupnya (pertumbuhan) yang selalu terjadi proses
pergantian kuit (moulting). Kepiting bakau genus Scylla ditandai dengan bentuk karapas yang
oval bagian depan pada sisi panjangnya terdapat 9 duri di sisi kiri dan kanan serta 4 yang
lainnya diantara ke dua matanya. Spesies-spesies di bawah genus ini dapat dibedakan dari
penampilan morfologi maupun genetiknya. Seluruh organ tubuh yang penting tersembunyi di
bawah karapas. Anggota badan berpangkal pada bagian cephalus (dada) tampak mencuat keluar
di kiri dan kanan karapas, yaitu 5 (lima) pasang kaki. Pasangan kaki pertama disebut cheliped
(capit) yang berperan sebagai alat memegang dan membawa makanan, menggali, membuka kulit
kerang dan juga sebagai senjata dalam menghadapi musuh, pasangan kaki kelima berbentuk
seperti kipas (pipih) berfungsi sebagai kaki renang yang berpola poligon dan pasangan kaki
selebihnya sebagai kaki jalan Pada dada terdapat organ pencernaan, organ reproduksi (gonad
pada betina dan testis pada jantan). Bagian tubuh (abdomen) melipat rapat dibawah (ventral) dari
dada. Pada ujung abdomen itu bermuara saluran pencernaan (dubur).
Kepiting bakau genus Scylla di Indonesia memiliki dua warna dasar berbeda, yaitu yang
termasuk warna kehijauan atau hijau keabuan (S. oceanica dan S. tranquebarica) serta kelompok
yang berwarna dasar hijau-merah-kecoklatan (S. serrata dan S. serrata var. paramamosain)
(Arief, 2003). Namun kepiting bakau yang kami temui di Pulau Enggano adalah jenis Scylla
serratayang warna dominannya abu abu kehitaman dengan warna dasar kemerah merahan.
Kepiting yang kami temui ini ukurannya msih lumayan kecil atau masih anakan dari kepiting
bakau, ukurannya hanya berkisar 8 cm.
Kepiting bakau hanya tersebar di perairan tropis atau pada perairan berkondisi tropis.
Kepiting bakau ditemukan di perairan payau dan sebagian besar tertangkap di wilayah pesisir
perairan Indonesia (Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Maluku,
dan Irian Jaya). Pemusatan daerah pengusahaan kepiting bakau berkaitan dengan habitat yang
masih baik, antara lain terdapat di selatan Jawa (Cilacap), utara Jawa (Tanjung Pasir,
Pamanukan), barat Sumatera (Bengkulu, Riau), timur Kalimantan (Kota Baru, Pasir,
Balikpapan), Sulawesi (Teluk Bone, Teluk Kolono, Kendari), Nusa Tenggara Barat (Teluk
Waworada, Teluk Bima), dan Irian Jaya.
Kepiting bakau dapat ditemukan di daerah estuari dan daerah pesisir yang tertutup, secara
umum kepiting bakau biasanya berasosiasi kuat dengan hutan mangrove, terutama daerah
estuari. Selanjutnya, terdapat kondisi yang membedakan distribusi lokal dan kelimpahan spesies
kepiting bakau secara kompleks,distribusi dan kelimpahan kepiting bakau bergantung pada
stadia perkembangan kepiting bakau. Kepiting bakau akan beruaya dari perairan pantai ke
perairan laut, kemudian induk dan anak-anaknya akan berusaha kembali ke perairan pantai,
muara sungai atau perairan hutan bakau untuk berlindung, mencari makan, atau membesarkan
diri. Kepiting bakau yang telah siap melakukan perkawinan akan beruaya dari perairan bakau ke
tepi pantai dan selanjutnya ke tengah laut untukmelakukan pemijahan. Kepiting jantan yang telah
melakukan perkawinan akan kembali ke perairan hutan bakau atau paling jauh di sekitar perairan
pantai yaitu pada bagian-bagian yang berlumpur dengan organisme makanan yang berlimpah.
4.2.2 Kelomang Mangrove
Kingdom : Animalia
Divisio : Arthropoda
Classis : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Familia : Diogrnidae
Genus : Clibanarius
Species : Clibanarius erythropus
Clibanarius erythropus adalah salah satu jenis kelomang yang banyak ditemukan di daerah
mangrove termasuk di ekosistem mangrove Desa Kahyapu Pulau Enggano.Clibanarius
erythropusyang di temui saat praktikum mempunyai ciri-ciri fisik yaitu tubuh memiliki ukuran 8
cm, berwarna gelap, dan permukaan cangkangnya tidak merata.Hewan ini banyak terdapat di
batang dan akar pohon mangrove yang tergenang air dan bongkahan kayu yang sudah lapuk.
Kelomang merupakan pemakan bangkai dari hewan lain dan sering dijumpai di pantai-pantai
berpasir. Kelomang mempunyai tubuh yang lunak dan dilindungi oleh cangkang luar, cangkang
tersebut berasal dari cangkang gastropoda yang juga banyak ditemukan di daerah mangrove.
Kelomang akan memilih ukuran cangkangnya sesuai dengan ukuran tubuhnya. Cangkang
tersebut berfungsi sebagai tempat tinggal sekaligus sebagai tempat berlindung. Selain itu juga
untuk melindungi kelomang dari kerusakan-kerusakan yang disebabkan oleh hempasan ombak,
gesekan pasir dan batu karang.
4.2.3 Siput Mangrove Bercangkang Bulat
Kingdom : Animalia
Divisio : Mollusca
Classis : Gastropoda
Ordo : Cycloneritimorpha
Familia : Neritidae
Genus : Nerita
Species : Nerita articulata
Nerita merupakan family Neritidea, bagian dari kelas gastropoda yang terdistribusi secara
luas di wilayah tropis. Di dunia ada lebih dari 100 spesies dari  Nerita.  Nerita merupakan siput
dengan bentuk primitive. Secara morfologi Gastropoda terdiri dari cangkang sebagai pelindung,
bentuk cangkang yang berbentuk asimetri dan silinder akibat mengalami torsi yaitu peristiwa
memutarnya cangkang beserta mantel, rongga mantel dan massa visceral sampai 180o
berlawanan arah jarum jam terhadap kaki dan kepala. Tubuhnya pada umumnya dibagi menjadi
dua bagian utama yaitu: (1) kepala berfungsi kaki, (2) mantel terdiri termasuk cangkang, rongga
mantel (mantle cavity), dan massa visceral.  Kaki muscular sebagai organ digunakan untuk
bergerak Kebanyakan gastropoda, utamanya untuk merayap, melekat, atau meliang.  Anatomi
spesies gastropoda terdiri dari atas kepala diamana terdapat organ pengindera (tentakel dan
mata).  Di dalam rongga cangkang yang terletak antara antara kepala-kaki dengan mantel adalah
rongga mantel, dimana ctenidium, osphradium, anus, nephridioporedan external genitalia
berada.  Massa visceral berada pada bagian posterior yang berisi alat reproduksi (gonat), kelenjar
pencernaan, hati, ginjal, dan bagian system alimentary (Dharma, 2018).
Secara spesifik spesies Nerita terdiri dari sepasang insang bipectinate, cangkang dan
operculum, dan memiliki alat kelamin yang terpisah.proses pembuahan (fertilisasi) Nerita terjadi
secara internal.  Mengidentifikasi jenis kelamin Neritadapat dilakukan degan cara melihat
munculnya penis yang berbentuk segi tiga di sebelah kanan tentakelnya. 
Pada Nerita articulataadalah siput dengan model cangkang seperti globose bola tertekan
atau oval dengan bagian yang rata, lebar cangkang lebih besar daripada panjang cangkang dan
sangat keras/padat.Corak dan tipe pada cangkang (sculpture) tidak terlalu dalam, berbentuk
element-element spiral.Perwarnaan cangkang Nerita berbeda tiap spesiesnya, hal ini disebabkan
adanya perbedaan kondisi lingkungan.  Model dan bagian-bagian organnya terdiri dari Aperture
(bukaan cangkang) bagian dorsal berbentuk seperti huruf  D, variasi warna operculum warnanya
berkisar dari hitam sampai kehitam-hitaman juga warna pinggiran kemerahan, bagian ini terdiri
dari bagian posterior dari outer lip (tepi/ujung dari bagian luar aperture) dan parietal(wilayah di
bagian dalam aperture) biasanya bergerigi kuat. Pada bagian inner lip terdapat 1 sampai 4 buah
gigi berwarna putih dengan bentuk seperti proyeksi.  Operculum  berupacalcareous(bersifat
keras), dengan pasak seperti proyeksi (projecting peg) pada bagian ujung dalam.
4.2.4 Siput Mangrove Ebrcangkang Oval yang Meruncing
Kingdom : Animalia
Divisio : Mollusca
Classis : Gastropoda
Ordo : Sorbeocencha
Familia : Potamididae
Genus : Cerithidea
Species : Cerithidea alata
Cerithudea alata biasa disebut dengan masyarkat sekitar dengan siput bakau adalah jenis siput
yang ditemukan melimpah pada substrat lumpur di area dekat mangrove, dalam 1 meter persegi
kelimpahannya bahkan bisa mencapai 500 individu. Tinggi cangkang maksimum 4.5 cm,
biasanya hanya sekitar 3.5 cm. Secara morfologi Gastropoda terdiri dari cangkang sebagai
pelindung, bentuk cangkang yang berbentuk asimetri dan silinder akibat mengalami torsi yaitu
peristiwa memutarnya cangkang beserta mantel, rongga mantel dan massa visceral sampai 180 o
berlawanan arah jarum jam terhadap kaki dan kepala.Tubuhnya pada umumnya dibagi menjadi
dua bagian utama yaitu: (1) kepala berfungsi kaki, (2) mantel terdiri termasuk cangkang, rongga
mantel (mantle cavity), dan massa visceral.  Kaki muscular sebagai organ digunakan untuk
bergerak Kebanyakan gastropoda, utamanya untuk merayap, melekat, atau meliang.  Anatomi
spesies gastropoda terdiri dari atas kepala diamana terdapat organ pengindera (tentakel dan
mata).  Di dalam rongga cangkang yang terletak antara antara kepala-kaki dengan mantel adalah
rongga mantel, dimana ctenidium, osphradium, anus, nephridioporedan external genitalia
berada.  Massa visceral berada pada bagian posterior yang berisi alat reproduksi (gonat), kelenjar
pencernaan, hati, ginjal, dan bagian system alimentary. 
4.3 Lamun
Tabel 3. Jenis Mangrove yang ada di Desa Kahyapuh Pulau Enggano.
Jenis Lamun Gambar Klasifikasi

1. Enhalus Kingdom : Plantae


Acoroides Divisi : Anthophyta
Kelas : Angiospermae
Ordo : Helobiae
Famili : Hydrocharitaceae
Genus : Enhalus
Spesies : Enhalus
Acoroides

2. Syringodium Kingdom : Plantae


Isoetifolium Divisi : Anthophyta
Kelas : Angiospermae
Ordo : Helobiae
Famili : Cymodoceae
Genus : Syringodium
Spesies : Syringodium

3. Kingdom : Plantae
Cymodocea
Rotundata Divisi : Anthophyta
Kelas : Angiospermae
Ordo : Helobiae
Famili : Cymodoceae
Genus : Cymodocea
Spesies : Cymodocea
Rotundata
4.3.1 Enhalus acoroides
Ekosistem lamun secara fisik memiliki peran untuk mengurangi gelombang, menstabilkan
substrat sehingga mengurangi kekeruhan, menjebak zat hara dan menjadi tempat bertelur,
memijah, serta tempat bermain biota laut seperti ikan. Salah satu jenis la,un yang hidup pada
perairan laut adalah lamun Enhalus acoroides. Jenis tersebut memiliki tingkat kelangsungan
hidup yang tinggi. Tingginya tingkat kelangsungan hidup Enhalus acoroides didukung oleh
struktur akar yang besar dan kuat sehingga memungkinkan Enhalus acoroidesdapat
bertahan hidup saat di transplantasi dan meningkatkan kelangsungan hidupnya.
Akar Enhalus acoroide smemiliki akar mencapai panjang lebih dari 50 cm sehingga dapat
menancap secara kuat pada substrat. Enhalus acoroide merupakan jenis tumbuhan lamun
yang memiliki rimpang tebal, (Enhalus acoroides) juga memiliki tingkat kelangsungan hidup
lebih tinggi (<50%) dibandingkan jenis lamun yang memiliki rimpang yang berukuran kecil
dan sedikit berair.

4.3.2 Syringodium isoetifolium


Ekosistem padang lamun sebagai salah satu ekosistem di wilayah pesisir mempunyai
produktifitas yang tinggi. Proses produksi tegakan lamun sebagai hasil fotosintesa menghasilkan
biomassa lamun yang relative tinggi. Lamun adalah adalah tumbuhan air berbunga (Anthophyta)
yang hidup dan tumbuh terbenam di lingkungan laut, berpembuluh, berimpang (rhizome),
berakar, dan berkembang biak secara generatif (biji) dan vegetatif. Rimpangnya merupakan
batang yang beruas-ruas yang tumbuh terbenam dan menjalar dalam substrat pasir, lumpur dan
pecahan karang. Salah satu jenis lamun adalah Syringodium isoetifolium.
Syringodium isoetifolium juga agak terbatas penyebarannya karena bentuk daunnya kurang
begitu dapat beradaptasi terhadap kekeringan yang temporer. Hal tersebut berpengaruh terhadap
laju pertumbuhan. Keadaan adaptasi yang kurang baik oleh Syringodium isoetifolium
menimbulkan pertumbuhan yang dominan lambat, sehingga menyebabkan keberadaan lamun
jenis ini terbatas pada suatu perairan laut. Padang lamun merupakan daerah asuhan untuk
beberapa organisme. Sejumlah jenis fauna tergantung pada padang lamun, walaupun mereka
tidak mempunyai hubungan dengan lamun itu sendiri (Azkab, 2016).
4.3.3 Cymodocea rotundata
Lamun adalah tumbuhan air berbunga yang mempunyai kemampuan adaptasi untuk hidup
pada lingkungan laut. Jenis lamun Cymodocea rotundata sangat berperan bagi biota laut, jumlah
jenis lamun ini secara proporsional tidak berarti jika dibandingkan dengan peranannya dalam
ekologi. Lamun biasanya terdapat cukup besar dalam kuantitas dan membentuk suatu padang
lamun yang padat yang menutupi area yang luas pada daerah pesisir di daerah tropis (Susi,
2016).
Cymodocea rotundata tumbuh pada substrat pasir dan patahan karang mati, terbuka saat surut,
Jenis ini ditemukan hampir di seluruh perairan Indonesia, seringkali mendominasi vegetasi
campuran dengan sebaran vertikal dapat mencapai 25 m serta dapat tumbuh pada berbagai jenis
substrat mulai dari pasir lumpur, pasir berukuran sedang dan kasar sampai pecahan pecahan
karang. Cymodocea rotundata merupakan salah satu jenis dominan di mintakat intertidal. Tipe
substrat ini juga membantu membentuk penancapan perakaran yang kuat bagi jenis Cymodocea
rotundata (Nirwanda, 2014).

4.4 Biota Lamun


Tabel 4. Jenis Biota di Ekosistem Lamun Desa Kahyapuh Pulau Enggano.
Biota Hidup Gambar Klasifikasi
di Lamun
Tripang Kingdom : Animalia
Hitam Divisio : Echinodermata
Classis : Holothuroidea
Ordo : Aspidochirotida
Familia : Holothuridae
Genus : Holothuria
Species : Holothuria
Edulis

Kapak- Kingdom : Animalia


Kapak Divisio : Mollusca
Classis : Bivalvia
Ordo : Pterioida
Familia : Pinnidae
Genus : Pinna
Species : Pinna
Muricata

Sponge Kingdom :Animalia


Divisio : Porifera
Classis : Demospongia
Ordo : Menaxonida
Familia : Monokondidacea
Genus : Chalina
Species : Chalina
Oculata
Rumput laut Kingdom : Plantae
Divisio : Phaeophyta
Classis : Phaeophyceae
Ordo : Dictyotales
Familia : Dictyotaceae
Genus : Padina
Species : Padina
Australis

Kepiting Kingdom : Animalia


Karang Divisio : Arthropoda
Classis : Crustacea
Ordo : Decapoda
Familia : Xanthidae
Genus : Phymodius
Species : Phymodius
Ungulatus
Berdasarkan hasil praktikum lapangan yang telah dilakukan pada ekosistem lamun di Desa
Kahyapu Pulau Enggano.Biota ekositem lamun yang kami amati dan yang kami temukan
adalahbiota yang berada dari arah darat hingga jarak100 meter kearah lepas pantai. Biota dari
ekosistem mangrove yang kami temukan di lokasi pengamatan praktikum berjumlah 6 jenis,
yaituadalah tripang hitam (Holothuria edulis), kapak-kapak (Pinna murica), sponge (Chalina
oculata), rumput laut(Padina australis), kepiting karang (Phymodius ungulatus), dan udang
mantis (Harpiosquilla rephidae).Berikut ini adalah pembahasan atau penjelasan tentang biota
lamun yang telahditemukan pada lokasi dari arah darat hingga jarak 100 meter kearah lepas
pantai, yaitu :
4.4.1 Tripang Hitam
Kingdom : Animalia
Divisio : Echinodermata
Classis : Holothuroidea
Ordo : Aspidochirotida
Familia : Holothuridae
Genus : Holothuria
Species : Holothuriaedulis
Teripang adalah salah satu anggota hewan berkulit duri (Echinodermata). Duri pada
teripang sebenarnya merupakan rangka atau skelet yang tersusun dari zat kapur dan terdapat di
dalam kulitnya. Rangka dari zat kapur itu tidak dapat terlihat dengan mata telanjang karena
sangat kecil sehingga perlu menggunakan mikroskop. Meski demikian, tidak semua jenis
teripang mempunyai duri beberapa jenis teripang tidak memiliki duri (Darsono, 2015).
Jenis teripang yang paling banyak dijumpai di Pulau Enggano adalah jenis
Holothuriaedulisatau teripang hitam. Tubuh teripang umumnya berbentuk bulat panjang atau
silindris sekitar 10-30 cm. Sedangkan tripang yang kami temui di ekosistem padang lamun
mempunyai panjang 20 cm dengan mulut pada salah satu ujungnya dan anus pada ujung lainnya.
Mulut teripang dikelilingi oleh tentakel atau lengan peraba yang kadang bercabang-cabang.
Tubuhnya berotot, sedangkan kulitnya dapat halus atau berbintil. Jika dipegang tangan kita akan
berwarna sedikit keunguan.
Teripang memiliki peran yang cukup penting dalam perairan, karena merupakan komponen
utama dalam rantai pakan (food chain) terumbu karang dan ekosistem asosiasinya pada berbagai
tingkat struktur pakan (trophic levels). Teripang berperan penting sebagai pemakan deposit
(deposit feeder) dan pemakan suspensi (suspensi feeder).
4.4.2 Kapak-Kapak
Kingdom : Animalia
Divisio : Mollusca
Classis : Bivalvia
Ordo : Pterioida
Familia : Pinnidae
Genus : Pinna
Species :Pinna muricata
Kapak-kapak (Pinna muricata) hidup di daerah pasang surut dengan dasar
pasir berlumpur pada kedalaman 1,5 - 4 m, dengan cara membenamkan sebagian
tubuhnya. Kapak-kapak termasuk kedalam divisio Mullusca dan classis bivalvia, yangartinya
mempunyai dua cangkang sebagai penutup tubunya. Kapak-kapak yang kami temui di Ekosistem
Padang Lamun Pulau Enggano Desa Kahyapu termasuk kedalam Spesies Pinna muricata dengan
panjang tubuh 15 cm. Kapak-kapak yang kami temukan ini mempunyai ciri morfologi yaitu pada
cangkang tubunya tidak licin,dan di cangkang tubunya itu juga terdapat sekat seperti garis yang
menonjol.
4.4.3 Sponge
Kingdom : Animalia
Divisio : Porifera
Classis : Demospongia
Ordo : Menaxonida
Familia : Monokondidacea
Genus : Chalina
Species : Chalina oculata
Porifera atau biasa disebut sebagai hewan berpori berasal dari kata pori yang berarti lubang
kecil dan fero yang berarti membawa atau mengandung. Contoh dari porivera adalah
spons.Spons merupakan hawan yang hidup menempel pada suatu substrat di laut. Telah
diketahui kira-kira 2500 spesies, ada beberapa yang hidup di air tawar, tetapi sebagian besar
hidup di laut. Di daerah ekosistem padang lamun Pulau Enggano banyak terdapatnya hewan
porifera kelasdemospongia ini. Nama filum ini dari kenyataan bahwa tubuh porifera mempunyai
pori-pori. Air beserta makanan masuk melalui pori kedalam rongga di dalam tubuh dari hewan
akhirnya keluar melalui oskulum. Air yang telah disaring ini akan dibuang melalui oskulum
Tubuh sponsa terdiri dari dua lapisan sel, diantara kedua lapisan tersebut terdapat bagian yang
tersusun dari bahan yang lunak disebut mesoglea. Sel-sel yang membentuk lapisan dalam
mempunyai flagea, yang mengatur aliran sel-sel ini dapat menangkap partikel makanan.
Bentuk sponsa ditentukan oleh kerangka tubuh.Kerangka tersusun dari spikula.Spikula
tersebut dari sel-sel yang terdapat dalam mesoglea.Spikula tersusun dari silika atau kapur
(kalsium karbonat).Beberapa sponsa tidak memiliki serabut-serabut yang lentur dari zat yang
disebut spongin.Spons terdapat di perairan yang dangkal di daerah tropis.
Bila dipandang begitu saja nampaknya porifera memperlihatkan gejala seperti benda mati
dalam arti diam tanpa mengadakan aktivitas.Tetapi bila diamati secara seksama, di dalam
tubuhnya terjadi kegiatan yang luar biasa, dimana flagella dari sel-sel choanachyt giat
mengadakan gerak penyapuan untuk menimbulkan aliran air, aliran mana yang mempunyai arti
yang sangat vital bagi kehidupannya.Sehubungan dengan aliran air ini, ternyata porifera dalam
ukuran sedang (10 cm) setiap harinya tidak kurang dari 2640 m³ air yang dimasukkan dan
dikeluarkan melalui tubuhnya. Seperti telah disebutkan di muka fungsi utama dari aliran air
adalah sebagai sarana dalam penyelenggaraan pertukaran zat, dari daerah eksternal  ke dalam
daerah  internal dan sebaliknya. Adapun zat yang dipertukarkan adalah partikel-partikel makanan
dan oksigen, zat-zat sisa metabolisme dan CO2. Partikel-partikel makanan dan oksigen
dimasukkan dari lingkungan eksternal ke dalam daerah internal, sedangkan zat-zat sisa
metabolisme termasuk gas CO2 dikeluarkan dari lingkungan internal ke lingkungan eksternal.
Selain itu aliran air, terutama dari daerah internal juga berfungsi sebagai sarana dalam
pengeluaran benda-benda reproduktif yang erat hubungannya dengan proses perkembangbiakan 
serta penyebaran generasi.
4.4.4 Rumput Laut
Kingdom : Plantae
Divisio : Phaeophyta
Classis : Phaeophyceae
Ordo : Dictyotales
Familia : Dictyotaceae
Genus : Padina
Species : Padina australis
Padinaaustralis  memiliki tallus mirip seperti kebanyakan rumput laut dari genus padina,
yakni berbentuk seperti kipas, serta membentuk segmen-segmen lembaran tipis (lobus) dengan
garis-garis yang cenderung melingkar (radial). Sering ditemukan struktur thallusnya berbentuk
terpotong-potong.  Rumput laut padina australis merupakan salah satu rumput laut coklat yang
mengandung kalsium karbonat pada bagian tubuhnya, terlihat dari warna keputih-putihan yang
berada pada thallusnya.Padina australis banyak sekali ditemukan mengambang di perairan
ekosistem padang lamun dengan terpisah pisah.
Perkembangbiakan Padina australis dapat berlangsung secara vegetatif maupun generatif.
Perkembangbiakan secara vegetatif (aseksual) dengan fragmentasi dan membentuk spora
(aplanospora dan zoospora). Zoospora yang dihasilkan memiliki 2 flagela yang tidak sama
panjang dan terletak di bagian lateral. Reproduksi generatif yaitu dengan membentuk alat
kelamin yang disebut konseptakel jantan dan konseptakel betina. Di dalam konseptakel jantan
terdapat anteridium dan di dalam konseptakel betina terdapat oogonium yang menghasilkan
ovum. Spermatozoid membuahi ovum yang menghasilkan zigot. Perkembangbiakan pada bangsa
ganggang coklat ini terjadi secara vegetatif, sporik, dan gametik. Perkembangbiakan secara
vegetatif dilakukan dengan perantara cabang-cabang kecil yang dibentuk di bagian basal dari
thalusnya atau dapat pula dilakukan secara fragmentasi thalusnya. Perkembangbiakan seksual
yang dilakukan secara oogamis oleh ganggang ini bersifat monoesis atau diesis.

4.4.5 Kepiting Karang


Kingdom : Animalia
Divisio : Arthropoda
Classis : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Familia : Xanthidae
Genus : Phymodius
Species : Phymodius ungulatus
Tubuh kepiting ditutupi dengan karapas, yang merupakan kulit keras atau exoskeleton
(kulit luar) dan berfungsi untuk melindungi organ bagian dalam kepiting.Kulit yang keras
tersebut berkaitan dengan fase hidupnya (pertumbuhan) yang selalu terjadi proses pergantian
kuit (moulting). Kepiting yang kami temui ini adalah spesies Phymodius ungulatus,kepiting ini
biasanya dijumpai di ekosiste tumbu karang itulah sebabnya kepiting ini lazim disebut dengan
kepirting karang.
Kepiting ini kami jumpai di karang yang berasosiasi dipadang lamun. Kepiting karang
yang kami jumpai ini berukuran 5 cm dengan bentuk tubuh atau cangkang yang tidak rata sama
seperti karang-karang kecil. Dengan bentuk tubuh seperti itu, kepiting ini dapat mempertahankan
dirinya dari serangan predator yang ingin memangsanya.

Anda mungkin juga menyukai