PENDAHULUAN
Banyak daerah di laut dangkal yang diliputi oleh tumbuhan “rumput” air yang
lebat, yang secara umum disebut rumput-rumputan laut (lamun). Lamun
merupakan tumbuhan berbunga yang beradaptasi untuk hidup terendam di dalam
air laut. Lamun (sea grass), atau disebut juga ilalang laut merupakan satu-satunya
kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang terdapat di lingkungan laut. Tumbuh-
tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal. Seperti halnya rumput
didarat, mereka mempunyai tunas berdaun tegak dan tangkai-tangkai yang
merayap yang efektif untuk berkembang biak. Berbeda dengan tumbuh-tumbuhan
laut yang lainnya (alga dan rumput laut), lamun berbunga, berbuah, dan
menghasilkan biji. Mereka juga mempunyai akar dan sistem internal untuk
menghangkut gas dan zat-zat hara.
Lamun (sea grass), atau disebut juga ilalang laut merupakan satu-satunya
kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang terdapat di lingkungan laut. Tumbuh-
tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal. Seperti halnya rumput
didarat, mereka mempunyai tunas berdaun tegak dan tangkai-tangkai yang
merayap yang efektif untuk berkembang biak. Berbeda dengan tumbuh-tumbuhan
laut yang lainnya (alga dan rumput laut), lamun berbunga, berbuah, dan
menghasilkan biji. Mereka juga mempunyai akar dan sistem internal untuk
menghangkut gas dan zat-zat hara. Salah satu bentuk kekayaan flora di perairan
Indonesia yaitu adanya tumbuhan lamun. Lamun adalah satu-satunya kelompok
tumbuhan berbunga yang hidup dilingkungan laut.
Mangrove adalah tumbuhan yang dapat beradaptasi dengan tingkat salinitas
perairan yang tinggi. Tumbuhan ini banyak di jumpai pada daerah pesisir pantai
yang masih di pengaruhi oleh pasang surutnya air laut. Tumbuhan manggrove
yang biasanya hidup di substrat berlumpur dapat semagai penghalang gelombang
dan pencegah terjadinya abrasi pantai oleh ombak. Tomlinson (1986) dan
Wightman (1989) mendefinisikan mangrove baik sebagai tumbuhan yang terdapat
di daerah pasang surut maupun sebagai komunitas. Mangrove juga didefinisikan
sebagai formasi tumbuhan daerah litoral yang khas di pantai daerah tropis dan sub
tropis yang terlindung (Saenger, dkk, 1983). Sementara itu Soerianegara (1987)
mendefinisikan hutan mangrove sebagai hutan yang terutama tumbuh pada tanah
lumpur aluvial di daerah pantai dan muara sungai yang dipengaruhi pasang surut
air laut, dan terdiri atas jenis-jenis pohon Aicennia, Sonneratia, Rhizophora,
Bruguiera, Ceriops, Lumnitzera, Excoecaria, Xylocarpus, Aegiceras, Scyphyphora
dan Nypa.
Ekosistem mangrove merupakan salah satu ekosistem di wilayah pesisir
yang mempunyai peran sangat penting dalam mendukung produktivitas perikanan,
sebagai nursery ground (tempat pembesaran) dan spawning ground (tempat
pemijahan) bagi beragam jenis biota air. Disamping itu juga sebagai penahan erosi
pantai, pencegah intrusi air laut ke daratan, pengendali banjir, merupakan
perlindungan pantai secara alami mengurangi resiko dari bahaya tsunami dan juga
merupakan habitat dari beberapa jenis satwa liar (burung, mamalia, reptilia dan
amphibia) (Othman, 1994).
1.2TUJUAN
2.1 LAMUN
Definisi Lamun
Ciri-Ciri Lamun
4. Kecepatan Arus
Arus merupakan perpindahan massa air dari suatu tempat ke tempat
lain di sebabkan oleh sebgaian faktor seperti hembusan angin, perbedaan
densitas atau pasang surut. Faktor utama yang dapat menimbulkan arus
yang relatife kuat adalah angin dan pasang surut. Arus yang disebabkan
oleh angin pada umumnya bersifat musiman dimana pada suatu musim
arus mengalir ke suatu arah dengan tetap pada musim berikutnya akan
berubah arah sesuai dengan perubahan arah angin yang terjadi (Hasmawati,
2001)
Hasmawati (2001), menyatakan bahwa kecepatan arus secara tak
langsung akan mempengaruhi substrat dasar perairan. Berdasarkan
kecepatannya maka arus dapat dikelompokkan menjadi arus sangat cepat
(>1 m/dt), arus cepat (0,5-1 m/dt), arus sedang (0,1-0,5 m/dt) dan arus
lanibat (<0,1 m/dt).
5. Salinitas
Pohon mangrove tahan terhadap air tanah dengan kadar garam
tinggi, tetapi pohon-pohon mangrove juga dapat tumbuh dengan baik di air
tawar (Anwar,dkk,.1984). Ketersediaan air tawar dan konsentrasi salinitas
mengendalikan efesiensi matabolik (metabolic efficiency) vegetasi hutan
mangrove. Walaupun spesies vegetasi mangrove memiliki mekanisme
adaptasi yang tinggi terhadap salinitas, namun kekurangan air tawar
menyebabkan kadar garam tanah dan air mencapai kondisi ekstrim
sehingga mengancam kelangsungan hidupnya (Dahuri, 2003). .
6. Derajat keasaman (pH)
Derajat keasaman untuk perairan alami berkisar antara 4-9
penyimpangan yang cukup besar dari pH yang semestinya, dapat dipakai
sebagai petunjuk akan adanya buangan industri yang bersifat asam atau
basa yaitu berkisar antara 5-8 untuk air dan untuk tanah 6 - 8,5 dan kondisi
pH di perairan mangrove biasanya bersifat asam, karena banyak bahan-
bahan organik di kawasan tersebut. Nilai pH ini mempunyai batasan
toleransi yang sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain suhu, oksigen terlarut, alkalinitas dan stadia organisme (Hasmawati,
2001).
Adaptasi Vegetasi Mangrove
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu Dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum Biologi Laut ini yaitu
bertempat di Desa Kahyapu kecamatan Pulau Enggano yang dilaksanakan
pada tanggal 3-4 Mei 2017.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum
yaitu :
Alat :
- Karton hitam
- Penggaris
- Kamera
- Plastik
- Bambu
- Buku identifikasi
- Alat tulis
Bahan :
1. Beberapa jenis Mangrove yang telah ditemukan yaitu :
a. Lumnitzera littorea
b. Rhizophora apiculata
c. Avicenia Rumphiana
2. Beberapa jenis lamun yang telah ditemukan :
a. Enhalus acoroides
b. Cymodocea rotundata
c. Thalassia hemprichii
4.1.1 Lamun
1.Enhalus acoroides
klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Antophyta
Kelas :
Monocotyledonia
Ordo : Helobiae
Famili :
Hydrocaritaceae
Genus : Enhalus
2.Thalassia hemprichii
Klasifikasi
Kingdom :Plantae
Divisi :Antophyta
Kelas :Monocotyled
onia
Ordo :Helobiae
Famili :Hydrocaritaci
ae
Genus :Thalassia
Klasifikasi
Kingdom :Plantae
Divisi :Antophyta
Kelas :Angiospermae
Ordo :Helobiae
Famili :Potamogetonac
eae
Genus :Syringodium
Spesies :Syringodium
isoetifolium
4.Teripang
Klasifikasi
Kingdom :Animalia
Divisi :Echinodermata
Kelas :Holothuridea
Ordo :Aspidochirotid
a
Famili :Aspidochirota
Genus :Holothuria
Spesies :Holothuria
scabra
5. Kepiting
Klasifikasi
Kingdom :Animalia
Divisi :Arthropoda
Kelas :Crustacea
Ordo :Malacostraca
Famili :Portunidae
Genus : Scylla
6.Bintang Laut
Klasifikasi
Kingdom :Animalia
Divisi :Echinodermata
Kelas :Asteroidea
Ordo :Paxillosida
Famili :Ophidlasteridae
Genus :Linckia
Spesies :Linckia
laevigata
7. Ubur - ubur
Klasifikasi
Kingdom :Animalia
Divisi :Coelenterata
Kelas :Schyphozoa
Ordo :Decapoda
Famili :Aureliaceae
Genus :Aurelia
1. Rhizopora apiculata
2.Rhizopora mucronata
3.Keong
4.Umang - Umang
5.Udang
4.2 Pembahasan
4.2.1 Lamun
a. Enhalus acoroides
Divisio : Anthophyta
Kelas : Monocotyledonia
Ordo : Helobiae
Famili : Hydrocaritacea
Sub famili : Vallisnerioideae
Genus : Enhalus
Spesies : Enhalus acoroides
Deskripsi : Enhalus acoroides adalah salah satu jenis lamun yang terdapat
diperairan indonesia, Tumbuhan ini memiliki rhizoma yang ditumbuhi oleh
rambut-rambut padat dan kaku dengan lebar lebih dari 1,5 cm, memiliki akar yang
banyak dan bercabang dengan panjang antara 10 – 20 cm dan lebar 3 – 5 mm.
Daun dari tumbuhan ini dapat mencapai 30 – 150 cm dengan lebar 1,25 – 1,75 cm
. Akar Enhalus acoroides dapat mencapai panjang lebih dari 50 cm sehingga
dapat menancap secara kuat pada substrat
b. Thalassia hemprichii
Divisio : Anthophyta
Kelas : Monocotyledonia
Ordo : Helobiae
Famili : Hydrocaritaceae
Sub famili : Vallisnerioideae
Genus : Thalassia
Spesies : Thalassia hemprichii
c.Syringodium isoetifolium
4.2.2 Mangrove
a. Rhizophora apiculata
Deskripsi Rhizopora apiculata
Rhizopora apiculata memiliki ciri dengan akar tunjang yang menyolok dan
bercabang-cabang. Batang berkayu dan berbentuk silindris. Daun tunggal, terletak
berhadapan, terkumpul di ujung ranting, dengan kuncup tertutup daun penumpu
yang menggulung runcing. Helai daun eliptis, tebal licin serupa kulit, hijau atau
hijau muda kekuningan, berujung runcing, bertangkai. Daun penumpu cepat
rontok, meninggalkan bekas serupa cincin pada buku-buku yang menggembung.
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
Sebaiknya praktikan harus lebih serius di kegiatan praktikum yang
dilaksanakan, agar lebih dapat dipahami dan dapat berfungsi dengan selayaknya
bagi praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Disusun oleh :
Nama : Fanni Alvianto Simanjorang
NPM : E1I016029
Kelas/Kelompok : A/1
Dosen Pengampu : 1. Dewi Purnama S.Pi, M.Si
2. Person Pesona S.Kel, M.Si
3. Ir.Dede Hartono, MT
4. Aradea Bujana Kusuma, S.si., M.si
Co.Asisten : 1. Heti Lesmiati
2. Nico Deodhatus Adi Sinurat
3. Ahmad Rois Rangkuti
4. Widya Wahyuni
5. Vidya Octaverina
6. Surya Marlia Sigiro
7.Nining Nursalim Saliman
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2017
KATA PENGANTAR
Pertama saya panjatkan Puji dan Syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan karunian-Nya saya dapat menyelesaikan Laporan Biologi
Laut mengenai Ekosistem Mangrove dan Padang Lamun dapat terlaksana dengan
baik. Tak lupa penyusun mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak
yang telah banyak berperan penting dalam membantu penyusunan laporan ini,
yaitu kepada bapak dan ibu sebagai dosen pembimbing yang banyak memberikan
semangat dan masukan baik dalam toeri maupun pelaksanaannya.
Dalam penyusunan laporan lengkap peyusun meyadari bahwa laporan ini
sangat jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan, oleh karena itu
peyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga dapat
dijadikan pedoman agar memperbaiki penyusunan laporan selanjutnya.