DISUSUN OLEH:
M. Rozali, S.Pd
NPM. 2384105006
Danau Dendam Tak Sudah di Kota Bengkulu menawarkan sebuah panorama yang
menarik, baik dari segi sejarah dan budaya, maupun dari aspek ekologisnya. Nama danau
yang unik tersebut tidak hanya memancarkan daya tarik dari sisi mitos dan legenda, tetapi
juga menjadi kawasan konservasi penting yang mencakup ekosistem perairan dan hutan rawa.
Kawasan Cagar Alam Danau Dendam Tak Sudah memiliki dua tipe ekosistem utama, yaitu
perairan dan hutan rawa, yang memberikan habitat bagi berbagai jenis tumbuhan (flora) dan
Hewan (fauna).
Keanekaragaman hayati di danau ini, termasuk anggrek pensil yang langka, menciptakan
sebuah urgensi untuk melanjutkan upaya konservasi dan pelestarian. Penelitian ini dapat
menjadi landasan untuk mengidentifikasi dan menilai risiko terhadap keanekaragaman hayati
di danau, serta memberikan rekomendasi untuk pengelolaan dan pelestarian yang lebih efektif
Tekanan dari penduduk kota terhadap kelestarian danau, seperti penggarapan ilegal,
pencurian hasil hutan, pencemaran, dan pembangunan pemukiman, menciptakan tantangan
serius. Studi ini dapat memberikan wawasan mendalam tentang interaksi antara masyarakat
dan ekosistem danau, serta dampaknya terhadap keanekaragaman hayati. Menyusun strategi
partisipatif yang melibatkan masyarakat setempat dapat menjadi solusi berkelanjutan untuk
merespons ancaman terhadap keberlanjutan danau.
Dengan latar belakang ini, penelitian analisis keanekaragaman hayati di Danau Dendam
Tak Sudah di Kota Bengkulu diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap
pemahaman kita tentang ekosistem danau, pelestarian spesies langka, serta pengelolaan
berkelanjutan kawasan konservasi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana deskripsi ciri-ciri dan klasifikasi dari keanekaragaman hayati tumbuhan
yang terdapat di danau Dendam Tak Sudah?
2. Bagaimana deskripsi ciri-ciri dan klasifikasi dari keanekaragaman hayati Hewan yang
terdapat di danau Dendam Tak Sudah?
3. Apa saja dampak dari penggarapan ilegal, pencurian hasil hutan, pencemaran, dan
pembangunan pemukiman oleh penduduk kota terhadap keberlanjutan ekosistem
perairan dan hutan rawa di Danau Dendam Tak Sudah?
4. Bagaimana keterlibatan masyarakat dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran
terhadap konsekuensi tekanan ini terhadap keanekaragaman hayati?
C. Tujuan Penelitian
1. Menjelaskan dan Mengklasifikasikan Keanekaragaman Hayati Tumbuhan
2. Menjelaskan dan Mengklasifikasikan Keanekaragaman Hayati Hewan
3. Menganalisis Dampak Penggarapan Ilegal, Pencurian Hasil Hutan, Pencemaran, dan
Pembangunan Pemukiman
4. Menganalisis keterlibatan dan tingkat kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan
pelestarian alam di sekitar
D. Metode
Metodelogi dalam proyek ini dilakukan dengan cara pengamatan langsung
(observasi), sehingga memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data dengan
mengamati secara langsung tumbuhan dan hewan di habitat alaminya Danau Dendam
Tak Sudah. Sampel yang ditemukan di lokasi dikumpulkan dan dilakukan identifikasi
dengan menggunakan literasi/tinjauan pustaka untuk dianalisa dan dideskripsikan
2. Hewan Vertebrata
a. Ikan Tebakang (Helostoma temminckii)
b. Ikan palau (Osteochilus vittatus)
j. Babi hutan
3. Tumbuh-tumbuhan
a. Tanaman Bakung (Crinum asiaticum)
b. Anggrek pensil (Vanda hookeriana)
dianggap sebagai "Queen of Orchids."
G. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh beberapa jumalah spesies untuk flora dan fauna
yang terdapat di Danau Dendam Tak Sudah. Peneliti mengelompokkan untuk fauna/hewan
menjadi ada hewan avertebrata dan vertebrata sedangkan untuk flora/tumbuhan ada jenis
tumbuhan bawah dan tinggi. Pengamatan yang diambil berdasarkan secara langsung dan
wawancara untuk beberapa jenis hewan dan tumbuhan dan melakukan studi pustaka dalam
mendeskripsikan serta dokumentasinya. Berikut adalah deskripsi dari klasifikasi spesieis
yang terdapat ditemukan di Danau Dendam Tak Sudah.
Hewan Avertebrata
No
Nama Spesies Gambar Klasifikasi
1 Achatina Kerajaan: Animalia
fulica:
merupakan Filum: Mollusca
spesies siput Kelas: Gastropoda
darat Superfamili: Achatinoidea
Famili: Achatinidae
Subfamili: Achatininae
Genus: Achatina
Subgenus: Lissachatina
Spesies: L. fulica
2 Dolichoderus Domain: Eukariota
thoracicus:
merupakan Kerajaan: Hewan
semut dari Divisi: Arthropoda
famili Kelas: Serangga
Formicidae
Memesan: Hymenoptera
Keluarga: Formicidae
Subfamili: Dolichoderinae
Marga: Dolichoderus
Jenis: D.torakikus
3 Periplaneta Domain: Eukariota
americana:
merupakan Kerajaan: Hewan
kecoa Amerika Divisi: Arthropoda
atau kecoa Kelas: Serangga
besar
Memesan: Blattodea
Keluarga: Blattidae
Marga: Periplanet
Jenis: P.amerika
4 Scolopendra Domain: Eukariota
morsitans:
merupakan Kerajaan: Hewan
jenis kaki Divisi: Arthropoda
seribu yang Subfilum: Myriapoda
umum dikenal
sebagai Kelas: Chilopoda
kelabang Memesan: Scolopendromorpha
Keluarga: Scolopendridae
Marga: Scolopendra
Jenis: S.morsitans
5 Euploea core: Domain: Eukaryota
merupakan
jenis kupu- Kingdom: Animalia
kupu berwarna Phylum: Arthropoda
coklat Class: Insecta
Order: Lepidoptera
Family: Nymphalidae
Genus: Euploea
Species: E. core
6 Gryllotalpa Domain: Eukariota
orientalis:
merupakan Kerajaan: Hewan
jenis belalang
kecil atau Divisi: Arthropoda
belalang tanah
Kelas: Serangga
Memesan: Ortoptera
Subordo: Ensifera
Keluarga: Gryllotalpidae
Marga: Grylotalpa
Jenis: G.orientalis
7 Lepidiota Kerajaan: Animalia
stigma:
merupakan Filum: Arthropoda
jenis kumbang Kelas: Insecta
Ordo: Coleoptera
Famili: Scarabaeidae
Subfamili: Melolonthinae
Genus: Lepidiota
Spesies: L. stigma
Hewan Vertebrata
8 Ikan Tebakang Kerajaan: Animalia
(Helostoma Filum: Chordata
temminckii) Kelas: Actinopterygii
Ordo: Anabantiformes
Subordo: Anabantoidei
Famili: Helostomatidae
Genus: Helostoma
Spesies: H. temminckii
9 Ikan palau Kerajaan: Animalia
(Osteochilus Filum: Chordata
vittatus) Kelas: Actinopterygii
Ordo: Cypriniformes
Famili: Cyprinidae
Genus: Osteochilus
Spesies: O. vittatus
10 Ikan Gabus Kerajaan: Animalia
(Channa Filum: Chordata
striata) Kelas: Actinopterygii
Ordo: Perciformes
Famili: Channidae
Genus: Channa
Spesies: C. striata
11 Domain: Eukariota
Labi-labi
Kerajaan: Hewan
(Pelodiscus
Divisi: Chordata
sinensis) atau Kelas: reptilia
kura-kura Memesan: Testudines
bertempurung Subordo: Kriptodira
lunak Keluarga: Trionychidae
Marga: pelodiskus
Jenis: P.sinensis
12 Kerajaan: Animalia
Biawak air
Filum: Chordata
(Varanus
Kelas: Reptilia
salvator) Ordo: Squamata
Subordo: Sauria
Infraordo: Anguimorpha
Superfamili: Varanoidea
Famili: Varanidae
Genus: Varanus
Spesies: V. salvator
13 Kerajaan: Animalia
Ular sawah
Filum: Chordata
(Malayopython
Kelas: Reptilia
reticulatus) Ordo: Squamata
Subordo: Serpentes
Famili: Pythonidae
Genus: Malayopython
Spesies: M. reticulatus
14 Kerajaan: Animalia
Burung merba
Filum: Chordata
(Pycnonotus
Kelas: Aves
goiavier) Ordo: Passeriformes
Famili: Pycnonotidae
Genus: Pycnonotus
Spesies: P. goiavier
15 Kerajaan: Animalia
Burung but-but
Filum: Kordata
(Centropus
Kelas: Aves
sinensis) Order: Cuculiformes
Keluarga: Cuculidae
Genus: Centropus
Spesies: C. sinensis
16 Kerajaan Animalia
Burung bangau
Filum Chordata
(Ciconia
Kelas Aves
Ciconia) Ordo Ciconiiformes
Famili Ciconiidae
Tribus Ciconiini
Genus Ciconia
Spesies Ciconia ciconia
17 Kerajaan Animalia
Babi hutan
Filum Chordata
(Sus scrofa)
Kelas Mammalia
Ordo Artiodactyla
Famili Suidae
Tribus Suini
Genus Sus
Spesies Sus scrofa
Ordo Primates
Famili Cercopithecidae
Genus Macaca
DANAU DENDAM TAK SUDAH Siapa pun akan tergelitik bila pertama kali mendengar nama
danau yang aneh: Danau Dendam Tak Sudah. Mengenai nama unik danau tersebut, terdapat
dua kisah yang diduga menjadi dasar penamaan danau ini. Kisah pertama merupakan legenda
tentang dendam asmara yang tak kesampaian, yang menyebutkan bahwa dahulu kala, ada
sepasang kekasih yang cintanya tidak direstui oleh orang tua mereka. Keduanya pun melakukan
bunuh diri dengan menceburkan diri ke danau. Menurut cerita, sejak saat itu, di danau tersebut
terdapat dua ekor lintah raksasa yang dipercaya sebagai jelmaan dari sepasang kekasih tadi.
Sementara itu, kisah kedua didasarkan sejarah ketika pemerintahan kolonial Hindia Belanda
dulu berniat untuk membangun sebuah dam atau bendung di danau tersebut. Tujuan
pembangunan dam itu agar air danau tak mudah meluap supaya proses pembangunan jalan di
sekitar danau menjadi lebih mudah. Namun, pembangunan dam pun akhirnya terhenti di
tengah jalan, tak berlanjut, karena kesulitan pendanaannya akibat berkecamuknya Perang
Pasifik. Masyarakat setempat pun akhirnya menyebutnya sebagai Dam Tak Sudah yang
bermakna dam atau bendung yang tak kunjung selesai. Seiring berjalannya waktu, nama danau
Dam Tak Sudah pun berubah menjadi Dendam Tak Sudah yang digunakan sampai saat ini.
Gambar Peta lokasi Danau Dendam Tak Sudah, Bengkulu Kawasan Danau Dendam Tak Sudah
sebagian besar masuk dalam wilayah kota Bengkulu, tepatnya berada di Kecamatan Gading
Cempaka yang berjarak sekitar 8 km dari pusat kota, dan sebagian kecil masuk wilayah
Kecamatan Talang Empat Kabupaten Bengkulu Utara. Secara geografis terletak pada posisi 102 o
o Bujur Timur dan 3 o o Lintang Selatan dengan luas wilayah 577 ha. Gambar 1. Perairan terbuka
Danau Dendam Tak Sudah, Bengkulu ( Gambar 2. Danau Dendam Tak Sudah dengan tumbuhan
sempadan yang didominasi oleh bakung Crinium asiaticum. ( Kawasan Danau Dendam Tak
Sudah menunjukkan ciri-ciri klimatologis daerah tropis. Dari pengamatan meteorologi selama
dua puluh tahun terakhir, dapat ditunjukkan suhu udara rerata di kawasan ini berfluktuasi dari
suhu minimum 21 o C sampai maksimum 31 o C. Lama penyinaran matahari berkisar antara %,
sedangkan kelembaban udara berkisar antara %. Tekanan udara antara 1009,7 1012,1.
Kecepatan angin rata-rata antara km/jam, sedangkan curah hujan rerata antara mm/bulan.
Kawasan Danau Dendam Tak Sudah pertama kali ditetapkan sebagai cagar alam oleh
pemerintah kolonial Hindia Belanda di tahun 1936 dengan luas 11,5 ha. Kemudian di tahun 1981
kawasan cagar alam ini diperluas hingga menjadi 441,50 ha. Setelah mengalami beberapa kali
perubahan maka luas definitif ditetapkan berdasarkan Surat Kuputusan Menteri Kehutanan
tahun 1999 seluas 577 ha dan diberi nama Cagar Alam Danau Dusun Besar, namun oleh
masyarakat lebih dikenal sebagai kawasan Cagar Alam Danau Dendam Tak Sudah. Kawasan
Cagar Alam Danau Dusun Besar ( Dendam Tak Sudah) memiliki dua tipe ekosistem yaitu: (1)
ekosistem perairan dengan luas ± 90 ha (15,60 %) terbagi atas genangan perairan danau seluas ±
69 ha dan habitat tumbuhan bakung (Crinium asiaticum) seluas ± 21 ha, dan (2) ekosistem hutan
rawa dengan luas ± 487 ha (84,49 %) yang didominasi oleh pohonpohon hutan rawa. Zona
ekosistem kawasan perairan Danau Dendam Tak Sudah umumnya merupakan hamparan danau
yang relatif tak ada tumbuh-tumbuhan di permukaan airnya. Di sempadan sekeliling danau yang
berbatasan dengan daratan tumbuh bakung, sagu dan rumbia, dan ada pula pulau-pulau yang
ditumbuhi bakung. Kelompok tumbuhan bakung (Crinum asiaticum) merupakan inang dan
habitat tempat tumbuhnya anggrek pensil ( Vanda hookeriana) yang endemik di kawasan ini.
Disebut anggrek pensil karena daunnya bulat panjang seperti pensil. Jenis anggrek ini kini sudah
sangat jarang di jumpai. Keindahan anggrek pensil ini sangat mempesona hingga pada tahun
1882 anggrek yang hanya terdapat di danau ini dinobatkan sebagai Queen of Orchids dan
mendapat anugerah First Class Certificate dari Pemerintah Inggris. Hal ini pula yang ikut melatar
belakangi Danau Dendam Tak Sudah kelak dinyatakan sebagai cagar alam sejak tahun Semakin
terancamnya ratu anggrek ini karena semakin rusaknya lingkungan sekitar kawasan danau.
Namun belakangan ini BKSDA (Balai Gambar 3. Anggrek pensil Vanda hookeriana yang endemik
di Danau Dendam Tak Sudah. ( Konservasi Sumber Daya Alam) Bengkulu diberitakan telah
berhasil membudidayakan jenis anggrek langka ini dan kelak akan dikembalikan ke alam aslinya.
Selain itu, di dalam zona perairan Danau Dendam Tak Sudah pun masih banyak ditemui jenis-
jenis ikan tawar seperti gabus, lele, gurami, sepat siam, dan jenis setempat berupa ikan
tebakang, ikan palau. Selain itu juga ada labi-labi atau kura-kura bertempurung lunak, dan ular
air.
Sementara itu studi yang dilakukan Supriati (2013) mengenai tumbuhan makrofita litoral yang
hidup di perairan pantai danau ditemui sebanyak 25 jenis yang tergolong dalam empat kelas, 13
bangsa dan 16 suku. Pengukuran parameter lingkungan di perairan ini menunjukkan kisaran
suhu air permukaan 27 o C 30 o C, kecerahan 1 5 m, ph 5,5 6,5, dan oksigen terlarut 6,2 6,9 ppm.
Dari hasil pengukuran faktor fisika dan kimia di perairan Danau Dendam Tak Sudah dapat
dikatakan danau ini cukup baik untuk kelangsungan hidup biota air. Gambar Beberapa satwa
yang masih hidup di Cagar Alam Danau Dendam Tak Sudah antara lain kucing hutan (Felis
marmorata), kukang (Nycticebus coucang), raja udang merah (Ceyx rufidorsa), cekakak sungai
(Todirhamphus chloris). Selanjutnya zona ekosistem kawasan hutan memiliki pohon-pohon jenis
kayu komersial, dan menjadi sasaran penduduk yang berada di sekitar lokasi untuk ditebang
dan diambil kayunya. Tumbuhan yang dapat ditemui adalah jenis pohon-pohon hutan yang
pada umumya berupa jenis-jenis pulai, terentang, gelam merah dan sebagainya. Jenis-jenis
tumbuhan bawah dapat dijumpai seperti jenis pakis, rumput-rumputan, liana dan alang-alang.
Dalam zone ini masih dapat ditemui satwa langka antara lain burung rangkong, belibis, bangau
putih, bangau hitam, burung hantu dan raja udang. Sedang hewan lain adalah babi hutan, kera
ekor panjang, lutung, kukang, biawak, ular scnca, kucing hutan. Di kawasan Cagar Alam Danau
Dendam Tak Sudah terdapat bangunan irigasi yang memanfaatkan air danau, dan sepanjang
tahun tidak pernah kering untuk mengairi sawahsawah penduduk yang berada di sekitar bagian
hilir kawasan.
Kawasan cagar alam saat ini menghadapi masalah pada fungsinya, terutama karena tekanan
penduduk kota terhdap kelestarian kawasan. Berdasarkan keadaan yang terjadi di kawasan
Cagar Alam Danau Dendam Tak Sudah, permasalahan lingkungan yang ada dapat
dikelompokkan sebagai berikut: (a) Penggarapan kawasan hutan Cagar Alam secara ilegal,
(b) pengambilan hasil hutan, (c) pencemaran lingkungan, dan (d) pembangunan pemukiman.
Penangnan masalah lingkungan ini cukup rumit dan perlu melibatkan para pemangku
kepentingan baik dari kalangan pemerintah, swasta, maupun masyarakat. ACUAN PSL IPB
Pengelolaan Cagar Alam Danau Dusun Besar. Roziaty, E. Ecological analysis of understory
vegetation around endangered orchid pencil (Vanda hookeriana Rchb) from Lake Dusun
Besar Nature Reserve Bengkulu. FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta. Supriati, R.,
Armila & Rizwar Studi komunitas makrofita litoral di permukaan perairan Danau Dendam
Tak Sudah Kota Bengkulu. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lampung. Zulkarnain, R Konflik pada kawasan Cagar Alam Danau Dendam Tak Sudah di
Kota Bengkulu. Program Studi Magister Teknik Pembangunan Kota, Program Pascasarjana
Universitas Diponegoro. Jakarta, 3 Juni 2016 Anugerah Nontji anugerah_nontji@yahoo.com
1. Achatina fulica: merupakan spesies siput darat, dan nama latinnya adalah Achatina fulica.
2. Dolichoderus thoracicus: merupakan semut dari famili Formicidae, dan nama latinnya adalah
Dolichoderus thoracicus.
3. Periplaneta americana: merupakan kecoa Amerika atau kecoa besar, dan nama latinnya
adalah Periplaneta americana.
4. Eciton burchellii: merupakan semut tentara dari genus Eciton, dan nama latinnya adalah
Eciton burchellii.
5. Scolopendra morsitans: merupakan jenis kaki seribu yang umum dikenal sebagai kaki seribu
raksasa, dan nama latinnya adalah Scolopendra morsitans.
6. Ramphotyphlops raminus: merupakan jenis cacing buta atau ular kecil, dan nama latinnya
adalah Ramphotyphlops raminus.
7. Oecophylla smaragdina: merupakan semut hijau, dan nama latinnya adalah Oecophylla
smaragdina.
8. Gryllotalpa orientalis: merupakan jenis belalang kecil atau belalang tanah, dan nama latinnya
adalah Gryllotalpa orientalis.
9. Trigoniulus corallines: merupakan jenis kaki seribu atau milipede, dan nama latinnya adalah
Trigoniulus corallinus.
10. Eurycotis floridana: merupakan jenis kecoa, dan nama latinnya adalah Eurycotis floridana.
11. Pontoscolex corethurus: merupakan jenis cacing tanah, dan nama latinnya adalah
Pontoscolex corethurus.
12. Lepidiota stigma: merupakan jenis kumbang, dan nama latinnya adalah Lepidiota stigma.
Dalam zone ini masih dapat ditemui satwa langka antara lain
1. burung rangkong,
2. belibis,
3. bangau putih,
4. bangau hitam,
5. burung hantu
6. raja udang.
1. Burung Rangkong:
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Bucerotiformes
Famili: Bucerotidae
2. Belibis:
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Anseriformes
Famili: Anatidae
Genus: Dendrocygna
3. Bangau Putih:
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Pelecaniformes
Famili: Ardeidae
Genus: Egretta
4. Bangau Hitam:
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Pelecaniformes
Famili: Ardeidae
Genus: Ardea
5. Burung Hantu:
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Strigiformes
Genus: Tyto (burung hantu besar), Bubo (sebagian besar burung hantu sejati)
6. Raja Udang:
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Coraciiformes
Famili: Alcedinidae
Genus: Alcedo
1. Babi Hutan:
Klasifikasi:
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Artiodactyla
Famili: Suidae
Genus: Sus
Klasifikasi:
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Primates
Famili: Cercopithecidae
Genus: Macaca
3. Lutung:
Klasifikasi:
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Primates
Famili: Cercopithecidae
Genus: Trachypithecus
4. Kukang:
Klasifikasi:
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Primates
Famili: Lorisidae
Genus: Nycticebus
5. Biawak:
Klasifikasi:
Filum: Chordata
Kelas: Reptilia
Ordo: Squamata
Famili: Varanidae
Genus: Varanus
Klasifikasi:
Filum: Chordata
Kelas: Reptilia
Ordo: Squamata
Famili: Pythonidae
Genus: Phyton
Spesies: Phyton reticulatus