Disusun oleh :
Kelompok 7
1. Aliffah Milania (
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……...……………………………………………………...…i
DAFTAR ISI…………..……………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………....15
3.2 Saran……………………………………………………………………………..15
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Karya ilmiah selalu dijumpai pada perkuliahan, bahkan ada sekolah menengah
atas yang sudah mengajak murid-muridnya untuk mulai menyusun karya ilmiah.
Dalam perkuliahan, karya ilmiah digunakan sebagai persyaratan umum untuk lulus
kuliah, misalnya skripsi untuk memperoleh gelar sarjana, tesis untuk memperoleh
gelar magister, dan disertasi untuk memperoleh gelar doktor. Sedangkan untuk
jenjang sekolah menengah pertama (SMP) maupun sekolah menengah atas (SMA),
karya ilmiah digunakan sebagai ajang perlombaan karya tulis ilmiah. Sesuai
namanya, karya ilmiah harus berbasis keilmiahan, dan harus dapat dibuktikan
kebenarannya. Oleh karena itu, karya ilmiah bersifat fakta. Tentunya dalam
penyusunan karya ilmiah ini tidak boleh asal-asalan, namun harus tepat sesuai
prosedurnya. Kesalahan dalam penyusunan karya ilmiah dapat berakibat fatal. Maka
dari itu, sebelum mulai menyusun suatu karya ilmiah, alangkah baiknya jika kita
terlebih dahulu mengetahui ‘pengetahuan umum’ mengenai karya ilmiah.
Pengetahuan itu mencakup pengertian karya ilmiah, ciri karya ilmiah, jenis karya
ilmiah, dan kerangka umum karya ilmiah.
1
1.3 Metode Penyelesaian Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Karya Ilmiah
Karangan ilmu pengetahuan dapat dibagi menjadi dua golongan yakni karangan
ilmu pengetahuan yang bersifat ilmiah (karangan ilmiah) dan karangan ilmu
pengetahuan yang bersifat nonilmiah (karangan non-ilmiah) (Jones dalam
Brotowidjoyo, 1993;3). Penggolongan tersebut didasarkan atas sifat fakta yang
disajikan dalam karangan dan cara penyajiannya.
Fakta yang disajikan dalam karangan ilmiah adalah fakta umum, yaitu fakta yang
dapat dibuktikan kebenarannya secara ilmiah oleh siapa saja dengan prosedur yang
konsisten. Karya ilmiah juga disajikan dengan mengikuti kaidah, prosedur, dan
metodologi penulisan yang baik dan benar. Kaidah penulisan karya ilmiah, baik
kaidah umum yang mencakup penggunaan bahasa dan ejaan juga harus
mempertimbangkan kaidah khusus yang disesuaikan dengan jenis karya ilmiah.
Sedangkan prosedur penulisan karya ilmiah merupakan langkah-langkah penulisan
karya ilmiah yang sistematis. Adapun metodologi penulisan karya ilmiah mencakupi
cara mendapatkan fakta dan cara penyajiannya. Selain berisi fakta dan disajikan
secara metodologis, karya ilmiah juga menggunakan bahasa ragam ilmiah. Ragam
ilmiah adalah ragam bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah.
Ragam inilah yang disebut dengan ragam baku. Ragam ini ditandai dengan adanya
ketentuan-ketentuan baku, seperti aturan ejaan, pilihan kata, penggunaan kalimat
efektif, dan aturan pengembangan paragraf. Dalam Bahasa Indonesia kebakuan
bahasa diukur dengan Ejaan Yang Disempurnakan ( EYD), Tata Bentukan Istilah,
Kamus Besar Bahasa Indonesia, dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Kaidah
tatatulis yang berkaitan dengan penomoran aturan pengutipan, dan aturan penulisan
judul juga perlu diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah.
3
Kesimpulannya adalah karangan ilmiah merupakan karangan ilmu
pengetahuan yang menyajikan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya,
disajikan menurut metodologi penulisan yang baik dan benar, serta menggunakan
bahasa ragam ilmiah.
3) Topiknya spesifik
4) Konkret, tidak terdapat di dalamnya ajakan yang bersifat emosional atau imajinatif
6) Tersusun sistematis
1) Seluruhnya informatif
4
5) Bersifat konkret
1) Seluruhnya informatif
2) Berdasar sumber sejarah
3) Tanpa ajakan emosional
4) Tidak mengejar keuntungan pribadi
5) Tulus, tidak memuat penilaian, konkret dan spesifik, semi teknis, bahasa dan
susunannya diatur secara formal.
Secara umum karya ilmiah dapat dibedakan dengan karya non-ilmiah melalui ciri-
cirinya secara ringkas. Ciri-ciri karya ilmiah adalah sebagai berikut :
5
1) Menyajikan fakta objektif secara sistematis atau menyajikan aplikasi hukum
alam pada situasi spesifik.
2) Penulisnya cermat,tepat,dan benar, serta tulus. Tidak memuat terkaan
pernyataan-pernyataan yang disampaikan tidak mengandung penafsiran
pribadi dan tidak berefek samping.
3) Tidak mengejar keuntungan pribadi, yakni tidak berambisi agar pembaca
berpihak kepadanya. Motivasi penulis hanya untuk memberitahukan sesuatu.
Penulis ilmiah tidak ambisius dan tidak berprasangka.
4) Karangan ilmiah itu sistematis, tiap langkah direncanakan secara sistematis
terkendali, secara konseptual dan prosedural.
5) Karangan ilmiah itu tidak emotif, tidak menonjolkan perasaan, karangan
ilmiah menyajikan sebab musabab dan alasan yang dikemukakan indukatif,
mendorong untuk menarik kesimpulan tidak terlalu tinggi, dan bukan ajakan.
6) Tidak memuat pandangan-pandangan tanpa data pendukung.
7) Ditulis secara tulus dan memuat hanya kebenaran. Tidak memancing
pertanyaan-pertanyaan yang bernada keraguan.
8) Karangan ilmiah tidak bersifat argumentatif. Karangan yang ilmiah mungkin
mencapai kesimpulan tetapi penulisnya membiarkan fakta berbicara sendiri.
9) Karangan ilmiah tidak bersifat persuatif; yang dikemukakan fakta dan aplikasi
hukum alam kepada problem spesifik. Tujuan karangan ilmiah dapat
mendorong pembaca mengubah pendapat tetapi tidak melalui ajakan,
argumentasi, sanggahan,protes.
10) Karangan ilmiah tidak melebih-lebihkan sesuatu. Dalam karangan ilmiah
hanya menyajikan kebenaran fakta, oleh sebab itu memutarbalikan fakta akan
menghancurkan tujuan penulisan karangan ilmiah. Melebih – lebihkan sesuatu
itu umumnya didorong oleh motif mementingkan diri sendiri.
2.3 Jenis Karya Ilmiah
6
Berdasarkan fungsinya, karya ilmiah dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni
karya ilmiah akademis dan karya ilmiah profesional.
1) Karya ilmiah yang ditulis dalam rangka kegiatan akademis dan biasanya
ditulis sebagai syarat memperoleh gelar akademis, misalnya untuk
memperoleh gelar akademis sarjana bagi mahasiswa.
2) Karya ilmiah akademis ditulis oleh siswa/mahasiswa di bawah bimbingan dan
tanggung jawab orang yang lebih profesional, seperti bimbingan dari dosen
atau guru.
3) Karya ilmiah akademis biasanya tidak dipublikasikan, hanya
didokumentasikan dalam perpustakaan. Jika akan dipublikasikan harus
disunting lagi dan disusun berdasarkan format publikasi, misalnya artikel
ilmiah atau buku.
4) Karya ilmiah akademis memerlukan proses pengujian oleh orang-orang kaum
profesional untuk menentukan kualitas karya akademis. Misalnya, sebuah
makalah yang disusun oleh mahasiswa akan dinilai oleh dosen pengampu
mata kuliah tersebut.
5) Karya ilmiah akademis lebih menekankan pada proses daripada hasil.
6) Karya ilmiah akademis biasanya ditulis oleh perorangan namun ada pula yang
disusun oleh tim.
7) Penulisan karya ilmiah akademis biasanya atas prakata pengelola akademis
karena karya ilmiah tersebut merupakan salah satu syarat untuk mencapai
gelar akademis. Oleh karena itu, penulisannya bersifat wajib.
8) Contoh karya ilmiah akademis adalah makalah kuliah/tugas kuliah/paper,
skripsi, tesis, disertasi.
7
2. Karya Ilmiah Profesional
Karya ilmiah profesional ditulis sebagai sarana pengembangan profesi bagi para
kaum profesional. Ciri-ciri karya ilmiah profesional adalah sebagai berikut :
Ada beberapa bentuk karya ilmiah, yaitu buku, makalah, kertas kerja, artikel,
tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi, dan laporan penelitian. Bentuk-bentuk tersebut
diuraikan sebagai berikut :
1) Buku merupakan karya ilmiah yang paling mudah dijumpai karena beredar
secara umum. Buku yang tergolong sebagai karya ilmiah adalah buku yang
memenuhi syarat karya ilmiah, yaitu berisi fakta umum yang ilmiah dan
ditulis dengan system penulisan yang standar.
2) Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang
pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif
(Arifin 2000:2). Ada dua pola dalam makalah, yaitu pola deskriptif dan pola
8
argumentatif (Pranowo 1999:4). Pola deskriptif berarti makalah itu berupa
uraian tentang sesuatu yang sifatnya informatif; sedangkan pola argumentatif
berarti makalah itu berupa gagasan atau ide tertentu yang didukung oleh
argumen-argumen (alasan-alasan) yang kuat dan meyakinkan.
3) Kertas kerja adalah karya ilmiah yang berisi analisis terhadap fakta secara
objektif. Analisis yang dilakukan dalam kertas kerja lebih dalam daripada di
makalah.
4) Artikel adalah karya ilmiah yang dikhususkan untuk diterbitkan di jurnal
ilmiah. Ada dua bentuk artikel ilmiah, yaitu artikel konseptual – artikel yang
diangkat dari gagasan atau ide penulis – dan artikel penelitian – artikel yang
diangkat dari hasil penelitian.
5) Tugas akhir, skripsi, tesis, dan disertasi adalah karya ilmiah yang dibuat untuk
memenuhi persyaratan dalam pencapaian gelar akademik. Tugas akhir
digunakan sebagai persyaratan memperoleh gelar Ahli Madia, skripsi untuk
memperoleh gelar sarjana, tesis untuk memperoleh gelar magister, dan
disertasi untuk memperoleh gelar doktor.
6) Laporan penelitian adalah karya ilmiah yang menyajikan data dan analisis dari
suatu penelitian. Selain disajikan analisis data yang dapat dibuktikan
kebenarannya, dalam laporan penelitian juga disajikan teori-teori yang
melandasi penelitian tersebut.
2.4 Kerangka Umum Karya Ilmiah
Pola dasar karya ilmiah secara umum paling sedikit berisikan bagian-bagian
yang sudah baku, yaitu bagian pengenalan, batang tubuh, dan kepustakaan (Rifai
1998:61-62). Lebih sederhananya disebut dengan istilah bagian awal, bagian isi, dan
bagian akhir. Ketiga bagian tersebut dianalogikan seperti tubuh manusia, bagian awal
dianalogikan sebagai kepala, bagian tengah dianalogikan sebagai tubuh, dan bagian
akhir dianalogikan sebagai kaki. Bagian tengah merupakan bagian terpanjang jika
9
dibandingkan oleh bagian awal atau akhir.
Isi untuk masing-masing bagian berbeda-beda antara jenis karya ilmiah yang
satu dan yang lain. Antara artikel dan skripsi, misalnya, isi pengenalannya lebih
banyak skripsi. Demikian juga dengan dengan jenis karya ilmiah yang lain.
Pengenalan
Bagian pengenalan berisi hal-hal yang bersifat informatif tentang karya ilmiah
tersebut. Ada dua jenis bagian pengenalan, yaitu yang bersifat umum (ada pada
semua jenis karya ilmiah) dan yang bersifat khusus (hanya dimiliki jenis karya ilmiah
tertentu). Lebih lengkapnya masing-masing karangan dapat dilihat pada uraian
berikut.
Makalah Judul
Nama penulis
Buku Judul
Nama penulis
Identitas buku
Kata pengantar
Daftar isi
Artikel Judul
Nama penulis
10
Abstrak
Kata kunci
Nama penulis
Nama penulis
Halaman persetujuan
Halaman pengesahan
Abstrak
Kata pengantar
Daftar isi
Nama penulis
Nama lembaga
11
Lembar pengesahan
Abstrak
Kata pengantar
Daftar isi
Judul adalah identitas tulisan yang utama. Hal-hal yang perlu dipertimbangan
dalam penulisan judul karya tulis ilmiah (Bahdin Nur Tanjung & H. Ardial 2005)
adalah sebagai berikut :
Dalam kata pengantar dicantumkan ucapan terima kasih penulis yang ditujukan
kepada orang-orang, lembaga, organisasi, dan pihak-pihak lain yang telah membantu
dalam mempersiapkan,melaksanakan dan menyelesaikan karya ilmiah tersebut.
12
Tulisan kata pengantar diketik dengan huruf kapital, simetris di batas atas bidang
pengetikan dan tanpa tanda titik. Teks pada pengantar diketik dengan spasi
ganda,panjang teks tidak lebih dari dua halaman kertas kuarto. Pada bagian akhir
teks(di pojok kanan bawah) dicantumkan kata penulis tanpa menyebut nama terang
(F.Christian J.Sinar Tanudjaja: 1989).
Kata kunci adalah kata-kata atau istilah yang dianggap penting dan mutlak
harus diketahui pembaca dalam sebuah karya ilmiah. Biasanya kata kunci tidak lebih
dari delapan kata.
Batang Tubuh
Batang tubuh adalah isi karya ilmiah yang sebenarnya. Secara umum bagian
batang tubuh terbagi menjadi tiga, yaitu bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian
penutup.
Untuk karya ilmiah yang berbentuk buku, makalah, artikel, dan kertas kerja
bagian pendahuluan setidaknya berisi latar belakang masalah dan rumusan makalah.
Untuk karya ilmiah yang berbentuk skripsi, tesis, disertasi , dan laporan penelitian
13
bagian pendahuluan berisi latar belakang masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika.
Untuk karya ilmiah yang berbentuk buku, makalah, dan artikel konseptual
bagian isi berisi persoalan-persoalan inti atau materi inti yang ingin disajikan. Untuk
karya ilmiah yang berupa artikel penelitian, skripsi, tesis, disertasi, dan laporan
penelitian bagian isi berupa landasan teori, metodologi, dan hasil pembahasan.
Landasan teori berisi teori-teori atau konsep-konsep yang dipergunakan dalam
membahas masalah dalam karya ilmiah; bagian metodologi berisikan pendekatan,
metode, sasaran, populasi, sampel, serta langkah-langkah analisis data; dan bagian
hasil dan pembahasan berisi hasil kajian masalah yang diangkat.
Untuk semua jenis karya ilmiah penutup berisi simpulan dan saran. Khusus
untuk karya ilmiah yang diangkat dari gagasan/ide penulis disarankan untuk tidak
menggunakan saran.
Bagian Kepustakaan
Pada bagian ini terdapat daftar pustaka dan lampiran-lampiran seperti indeks
dan biografi pengarang. Bahan pustaka yang dimasukkan ke dalam daftar rujukan
harus sudah disebutkan dalam teks. Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan
sebagai bahan bacaan tetapi tidak dirujuk dalam teks tidak dimasukkan ke dalam
daftar rujukan (H. Ardial M.si: 2005).
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Karangan ilmu pengetahuan dapat dibagi menjadi dua golongan yakni karangan
ilmu pengetahuan yang bersifat ilmiah (karangan ilmiah) dan karangan ilmu
pengetahuan yang bersifat nonilmiah (karangan non-ilmiah) (Jones dalam
Brotowidjoyo, 1993;3). Dalam karangan karya ilmiah yang harus disajikan adalah
fakta umum, kaidah, prosedur, dan metodologi penulisan yang baik dan benar, dan
menggunakan bahasa ragam ilmiah.
3.2 Saran
15
dasar-dasar karya ilmiah, maka makalah ini ada untuk mengatasinya. Diharapkan
setelah adanya makalah ini tidak terjadi lagi kesalahan fatal dalam proses penulisan
karya ilmiah.
16
Daftar Pustaka
Nur Tanjung, Bahdin. 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi, dan
Tesis) dan Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis Artikel Ilmiah. Jakarta: PRENADA
MEDIA GROUP