Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan,
metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-
organ, serta menghasilkan energi.
Sesuai dengan pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasannya,
bayi mengalami perkembangan sehingga jenis makanan dan cara
pemberiannya harus disesuaikan dengan keadaannya. Kebutuhan zat gizi
pada bayi disesuaikan dengan kecukupan gizi yang dianjurkan dan
disesuaikan dengan kelompok umur dan kemampuan anak menerima
makanan yang diberikan. Bayi yang berusia 0-12 bulan termasuk golongan
yang mudah terkena penyakit. Pertumbuhan dan perkembangan pada
golongan bayi dipengaruhi oleh keturunan dan faktor lain yang terkait
seperti faktor lingkungan, penyakit, keadaan gizi dan sosial ekonomi.
Pertumbuhan otak yang menentukan tingkat kecerdasan setelah
menjadi dewasa,sangat ditentukan oleh pertumbuhan waktu bayi. Gagal
tumbuh yang terjadi akibat kurang gizi pada masa-masa ini akan berakibat
buruk pada kehidupan berikutnya yang sulit diperbaiki. Konsumsi
makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Kondisi status gizi
baik dapat dicapai bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang akan
digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan terjadinya
pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja untuk mencapai
tingkat kesehatan optimal.
Untuk dapat menyusun menu yang kuat, seseorang perlu memiliki
pengetahuan mengenai bahan makanan dan zat gizi, kebutuhan gizi
seseorang serta pengetahuan hidangan dan pengolahannya. Oleh karena itu

1
kelompok kami tertarik mengambil judul makalah karena berdasarkan
persentase di Indonesia angka kebutuhan gizi bayi kurang diketahui.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana gizi seimbang bagi bayi?
2. Bagaimana gizi seimbang bagi balita?
3. Bagaimana hubungan gizi dan fertilitas?
4. Bagaimana prinsip diet nutrisi pada ibu hamil dengan masalah?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui gizi seimbang bagi bayi.
2. Mengetahui gizi seimbang bagi balita.
3. Mengetahui hubungan gizi dan fertilitas.
4. Mengetahui prinsip diet nutrisi pada ibu hamil dengan masalah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Prinsip Gizi bagi Bayi


Anak merupakan investasi sumber daya manusia (SDM) yang
memerlukan perhatian khusus untuk kecukupan status gizinya sejak lahir,
bahkan sejak dalam kandungan. Apa yang dimakan oleh bayi sejak usia
dini merupakan fondasi yang penting bagi kesehatan dan kesejahteraannya
di masa depan. Bayi akan sehat apabila sejak awal kehidupannya sudah
diberi makanan sehat dan seimbang sehingga kualitas SDM yang
dihasilkan optimal.
Zat gizi dari makanan secara umum menjadi sumber utama untuk
memenuhi kebutuhan anak dalam tumbuh kembang optimal sehingga
dapat mencapai kesehatan yang paripurna, yaitu sehat fisik, sehat mental,
dan sehat sosial. Setiap harinya, anak membutuhkan gizi seimbang yang
terdiri dari asupan karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral.
Asupan makanan tersebut dapat diperoleh dari makanan yang dikonsumi
yang berguna untuk pertumbuhan otak (intelegensia) dan pertumbuhan
fisik (Winarsih, 2018).

2.2. Macam-Macam Makanan Bagi Bayi


Pada prinsipnya, bayi memerlukan pemberian makanan secara
bertahap. Dari tahap awal yang dimulai dari yang cair, lalu setengah padat,
kemudian padat, dan dilanjutkan makanan biasa berupa nasi dan lauk
pauk. Tidak ketinggalan juga, asupan air, vitamin, serta mineral untuk bayi
haruslah cukup. Kondisi fisik bayi juga akan menentukan kesiapan
menerima jenis asupan makanan. Adapun kondisi fisik bayi tersebut
meliputi berat dan tinggi badan bayi.
Sesuai perkembangan fisik bayi dengan pola makannya selama masih
dalam pemantauan orang tua dan dokter anak bayi akan mencapai proses
tumbuh kembang yang optimal. Penting untuk diingat, seberapa banyak

3
dan seberapa sering bayi makan, semuanya akan tergantung pada usia,
tingkat pertumbuhan, berat badan, dan metabolisme. Orang tua juga perlu
mengetahui beberapa macam makanan bagi bayi, adapun macam makanan
tersebut sebagai berikut (Winarsih, 2018).

2.2.1 ASI
Bagaimanapun ASI adalah asupan terpenting pada bayi. Selain
mengandung semua zat gizi yang diperlukan untuk tumbuh kembang bayi,
ASI juga mengandung macam-macam substansi anti-infeksi yang mampu
melindungi bayi terhadap berbagai infeksi.
Masuk usia bayi melewati 4 bulan, bayi memerlukan makanan
tambahan seperti bubur susu, biskuit, dan buah-buahan. Kemudian bubur
saring (nasi tim yang dihaluskan) mulai usia 6 bulan dan di usia 9 bulan
sudah bisa diberikan nasi tim (Winarsih, 2018).

2.2.2 Makanan Padat


Masuk usia 4-5 bulan, bayi sudah bisa diberikan makanan padat.
Makanan padat pertama yang diperkenalkan hendaknya masih dalam
bentuk lunak agar mudah dicerna bayi, bisa berupa dalam bentuk bubur
susu. Bubur susu bisa terbuat dari bahan tepung serealia seperti beras,
maizena,terigu, atau havermout, ditambah susu, dan gula. Pembuatan susu
bisa dilakukan dengan dibuat sendiri atau membeli bubur susu instan.
Ketika membeli bubur instan, penting untuk memeriksa tanggal kadaluarsa
pada produk tersebut.
Memasuki usia 6 bulan, bayi dapat diperkenalkan pada makanan padat
berikutnya, seperti halnya nasi tim. Nasi tim biasanya terdiri dari bubur
beras ditambah lauk berprotein hewani maupun nabati ditambah sayuran
seperti wortel dan bayam. Untuk lebih baiknya, nasi tim harus melalui
proses penghalusan. Proses penghalusan tersebut bisa dilakukan
menggunakan alat blender sebelum diberikan pada bayi. Setelah bayi

4
menginjak usia di atas 10 bulan, nasi tim tidak perlu dihaluskan lagi
(Winarsih, 2018).

2.2.3 Buah-buahan
Selain menjadi sumber vitamin dan mineral, buah-buahan juga
menjadi sumber serat yang bagus. Menginjak usia 6-8 bulan, bayi bisa
diberikan buah-buahan seperti jeruk, pepaya, pisang, dan tomat. Beberapa
buah tersebut bisa diberikan dalam bentuk jus. Khusus untuk buah tomat,
rebuslah terlebih dahulu setelah dicuci dengan bersih (Winarsih, 2018).

2.2.4 Susu Formula


Ibu bisa mengombinasikan ASI dengan susu formula, tetapi sebaiknya
pilih susu formula yang komposisinya paling mirip ASI. Cobalah untuk
minta petunjuk dokter terkait cara meramu formula dan berapa banyak
formula yang akan diberikan pada bayi. Ada berbagai keadaan yang bisa
membuat menyusui tidak praktis atau dianjurkan (Winarsih, 2018).

2.2.5 Makanan Selingan


Makanan selingan untuk bayi biasanya hadir berupa biskuit yang
memang dibuat khusus untuk bayi. Saat bayi Biskuit bisa dicampur
menggunakan air matang biskuit dalam bentuk kepingan. Hal tersebut
lebih baik dilakukan karena dapat melatih keterampilan jari jemari
tangannya, serta merangsang pertumbuhan gigi pada bayi (Winarsih,
2018).

2.3. Cara Pengelolaan Makanan Bayi


Bayi setelah lahir sebaiknya diberikan ASI, namun seiring dengan
tumbuh kembang diperlukan makanan pendamping ASI.
Pemberian ASI Eksklusif Bayi hanya diberikan ASI tanpa makanan atau
(Exclusive breastfeeding) minuman lain termasuk air putih, kecuali obat, vitamin

5
dan mineral dan ASI yang diperas.

Pemberian ASI
Predominan Selain mendapat ASI, bayi juga diberi sedikit air
(Predominant minum, atau minuman cair lain, misal air teh.
breastfeeding)

Pemberian ASI Penuh Bayi mendapat salah satu ASI eksklusif atau ASI
(Full breastfeeding) predominan.

Pemberian Susu Botol Cara pemberian makan bayi dengan susu apa saja,
(Bottle feeding) termasuk juga ASI diperas dengan botol.

Pemberian ASI Parsial Sebagian menyusui dan sebagian lagi susu buatan/
(Artificial feeding) formula atau sereal atau makanan lain.

Pemberian Makanan
Pendamping ASI
Memberikan bayi makanan lain disamping ASI ketika
(MPASI) tepat waktu
waktunya tepat yaitu mulai 6 bulan.
(Timely complementary
feeding)

Tabel 2.1 Definisi Pemberian Makanan Bayi

Mulai menyusui Dalam waktu 30-60 menit setelah melahirkan.

Menyusuieksklusif Umur 0-6 bulan pertama.

Mulai diberikan pada umur antara 4-6 bulan (umur


Makanan pendamping
yang tepat bervariasi, atau bila menunjukkan kesiapan
ASI(MPASI)
neurologis dan neuromuskuler).

Pada semua bayi yang telah berumur lebih dari 6


Berikan MPASI
bulan.

6
Teruskan pemberian ASI Sampai anak berumur 2 tahun atau lebih.

Tabel 2.2 Rekomendasi Pemberian Makanan Bayi

Umur Macam makanan Pemberian selama 24 jam

ASI atau Sesuka bayi


1-2 minggu
Formula adaptasi 6-7 kali 90 ml

ASI atau Sesuka bayi


3 mg s/d 3 bulan
Formula adaptasi 6 kali 100-150 ml

ASI atau Sesuka bayi


3 bulan Formula adaptasi 5 kali 180 ml
Jus buah 1-2 kali 50-75 ml

ASI atau Sesuka bayi


Formula adaptasi 4 kali 180 ml
4-5 bulan
Bubur susu 1 x 40-50 g bubuk
Jus buah 1 kali 50-100 ml

ASI atau Sesuka bayi


Formula adaptasi 3 kali 180-200 ml
6 bulan
Bubur susu 2 x 40-50 g bubuk
Jus buah 1 kali 50-100 ml

ASI atau Sesuka bayi


Formula adaptasi 2 kali 200-250 ml
7-12 bulan Bubur susu 2x 40- 50 g bubuk
Nasi tim 1 x 40-50 g bubuk
Jus buah 1-2 kali 50-100 ml

Tabel 2.3 Jadwal Pemberian Makanan pada Bayi


Sumber: Departemen Kesehatan RI, 2005

7
2.4. Faktor yang Mempengaruhi Pemberian Makanan Bayi
Hal-hal yang perlu diperhatikansupaya pengaturan makan untuk bayi
dan anak dapat berhasil dengan baik adalah sebagai berikut :
1. Kerjasama ibu dan anak
Dimulai pada saat kelahiran bayi dilanjutkan sampai dengan anak
mampu makan sendiri. Makananhendaknya menyenangkan bagianak
dan ibu. Ibu yang tegang,cemas, mudah marah merupakansuatu
kecenderungan untuk menimbulkan kesulitan makan pada anak.
2. Memulai pemberian makan sedini mungkin.
Pemberian makan sedini mungkin mempunyai tujuan menunjang
proses metabolisme yang normal, untuk pertumbuhan, menciptakan
hubungan erat ibu dan anak, mengurangi resiko terjadinya
hipoglikemia, hiperkalemi, hiperbilirubinemia, dan azotemia.
3. Mengatur sendiri.
Pada awal kehidupannya, seharusnya bayi sendiri yang mengatur
keperluan akan makanan. Keuntungannya untuk mengatur dirinya
sendiri akan kebutuhan zat gizi yang diperlukan.
4. Peran ayah dan anggota keluarga lain.
5. Menentukan jadwal pemberian makanan bayi.
6. Umur.
7. Berat badan.
8. Diagnosis dari penyakit dan stadium (keadaan).
9. Keadaan mulut sebagai alat penerima makanan.
10. Kebiasaan makan (kesukaan, ketidaksukaan, dan acceptability dari
jenis makanan dan toleransi dari anak terhadap makananyang
diberikan) (Lusa, 2009).
Tumbuh kembang anak selain dipengaruhi oleh faktor keturunan juga
dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Adapun faktor lingkungan yang
berpengaruh adalah masukan makanan (diet), sinar matahari, lingkungan
yang bersih, latihan jasmani, dan keadaan kesehatan. Pemberian makanan
yang berkualitas dan kuantitasnya baik menunjang tumbuh kembang,

8
sehingga bayi dapat tumbuh normal dan sehat terbebas dari penyakit.
Makanan yang diberikan pada bayi dan anak akan digunakan untuk
pertumbuhan badan, karena itu status gizi dan pertumbuhan dapat dipakai
sebagai ukuran untuk memantau kecukupan gizi bayi dan anak.
Kecukupan makanan dan ASI dapat dipantau dengan menggunakan KMS.
Daerah diatas garis merah dibentuk oleh pita warna kuning, hijau muda,
hijau tua, hijau muda dan kuning. Setiap pita mempunyai nilai 5%
perubahan baku. Diatas kurve 100% adalah status gizi lebih. Diatas 80%
sampai dengan batas 100% adalah status gizi normal, yang digambarkan
oleh pita warna hijau muda sampaihijau tua. Makanan yang ideal harus
mengandung cukup energi dan zat esensial sesuai dengan kebutuhan
sehari-hari. Pemberian makanan yang kelebihan akan energi
mengakibatkan obesitas, sedang kelebihan zat gizi esensial dalam jangka
waktu lama akan menimbulkan penimbunan zat gizi tersebut dan menjadi
racun bagi tubuh. Misalnya hipervitaminosis A, hipervitaminosis D, dan
hiperkalemi. Sebaliknya kekurangan energi dalam jangka waktu lama
berakibat menghambat pertumbuhan dan mengurangi cadangan energi
dalam tubuh sehingga terjadi marasmus (gizi kurang/buruk). Kekurangan
zat esensial mengakibatkan defisiensi zat gizi tersebut. Misalnya
xeroftalmia (kekurangan vit.A), rakhitis (kekurangan vit.D).

2.5. Pengaruh Status Gizi Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi


Gizi yang seimbang dibutuhkan oleh tubuh terlebih pada bayi yang
masih dalam masa pertumbuhan. Dimasa tumbuh kembang bayi yang
berlangsung secara cepat dibutuhkan makanan dengan kualitas dan
kuantitas yang tepat dan seimbang. Gizi meliputi pengertian yang luas,
tidak hanya mengenai jenis-jenis pangan dan gunanya bagi badan
melainkan juga mengenai cara-cara memperoleh dan mengolahnya. Gizi
adalah suatu proses menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi

9
normal dari organ-organ serta menghasilkan energi. Keadaan gizi adalah
keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan gizi
dan penggunaan zat gizi tersebut atau keadaan fisiologi akibat dari
tersedianya zat gizi dalam sel tubuh. Jadi, status gizi merupakan keadaan
tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat gizi.
Dibedakan atas status gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, dan gizi lebih.

2.6. Prinsip Gizi Bagi Balita


Masa balita adalah periode perkembangan fisik dan mental yang pesat.
Pada masa ini otak balita ibu telah siap menghadapi berbagai stimuli
seperti belajar berjalan dan berbicara lebih lancar. Perlunya perhatian lebih
dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi
yang terjadi pada masa emas ini, bersifat irreversible (tidak dapat pulih).
Ada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yang
mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur.
Makanan seimbang pada usia ini perlu diterapkan karena akan
mempengaruhi kualitas pada usia dewasa sampai lanjut.
Setelah anak berumur satu tahun menunya harus bervariasi untuk
mencegah kebosanan dan diberi susu, serealia (seperti bubur beras, roti),
daging, sup, sayuran dan buah-buahan. Makanan padat yang diberikan
tidak perlu di blender lagi melainkan yang kasar supaya anak yang sudah
mempunyai gigi dapat belajar mengunyah.
Kecukupan gizi:
1-3 tahun → BB 12 kg, TB 89 cm, Energi 1220 Kkal, Protein 23
gram.
4-6 tahun → BB 18 kg, TB 108 cm, Energi 1720 Kkal, Protein 32
gram.
Anak dibawah lima tahun (balita) merupakan kelompok yang
menunjukan pertumbuhan badan yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat
gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Anak balita justru
merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat

10
kekurangan gizi. Bila mengalami gizi buruk balita maka perkembangan
otaknya pun kurang dan itu akan berpengaruh kepada kehidupannya di
usia sekolah dan pra sekolah.
Melaksanakan pemberian makanan yang sebaik-baiknya kepada bayi
dan balita yang bertujuan sebagai berikut:
1. Memberikan nutrien yang cukup untuk kebutuhan, memelihara
kesehatan dan memulihkannya jika sakit, melaksanakan berbagai jenis
aktivitas, pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta psikomotorik.
2. Mendidik kebiasaan yang baik tentang memakan, menyukai dan
menentukan makanan yang diperlukan.
Adapun Prinsip Gizi Seimbang bagi balita :
1. Air
Bayi yang menyusu pada ibunya masukkan air rata-rata:

Trimester Kebutuhan (ml/kg BB/hari)


I 175-200
II 150-175
III 130-140
IV 120-140

2. Energi
Menurut FAO/WHO 1971
Umur Kebutuhan Energi (Kal/kg BB/hari)
3 bulan 120
3-5 bulan 115
6-8 bulan 110
9-11 bulan 105
>1 tahun 112
1-3 tahun 101
4-6 tahun 91

11
3. Protein
Umur Kebutuhan Protein (g/kg BB/hari)
6-11 bulan 3,5-2,0
1-3 tahun 2,5-2,0
4-6 Tahun 3,0

4. Lemak
Pada masa bayi dan balita lemak masih dianggap tidak perlu dalam
jumlah banyak kecuali asam lemak essensial (asam lenoleat dan
arakidonat). Lemak yang mengandung asam lemak essensial bila
kurang dari 0,1 % akan mengakibatkan gangguan seperti kulit
bersisik, rambut mudah rontok dan hambatan pertumbuhan. Maka
dianjurkan sekurang-kurangnya 1% kalori yang berasal dari asam
lenoleat.
5. Karbohidrat
Rekuiremen karbohidrat belum diketahui dengan pasti. Bayi yang
menyusu pada ibunya mendapat 40 % kalori dari laktosa. Pada usia
yang tua kalori dan hidrat arang bertambah jika bayi telah diberikan
makanan lain terutama yang mengandung banyak tepung misalnya
bubur susu dan nasi tim.
6. Vitamin dan mineral
Umur Ca Fe Vit A Vit B1 Vit B12 Vit B6 Vit C Vit D
6-11 bln 0,6 gr 8 gr 1200 mg 0,4 mg 0,5 mg 6 mg 25 mg 400 unit
1-3 th 0,5 gr 8 gr 1500 mg 0,5 mg 0,7 mg 8 mg 30 mg
4-6 th 0,5 gr 10 gr 1800 mg 0,6 mg 0,9 mg 9 mg 40 mg

Seorang anak yang sehat akan tumbuh dan berkembang dengan


normal. Secara fisik, anak sehat dapat dilihat dari naiknya berat badan dan
tinggi badan yang teratur dan proporsional. Kesehatan seorang balita
sangat dipengaruhi oleh gizi yang terserap didalam tubuh. Sehat tampak

12
aktif, gesit dan gembira serta mudah menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.
Kesehatan seorang balita sangat dipengaruhi oleh gizi yang terserap
didalam tubuh. Meskipun kekurangan gizi bukan merupakan hal baik bagi
balita, bukan berarti apabila seorang balita diberikan asupan gizi secara
berlebih (misalnya memberikan berbagai pil vitamin) akan membuat
tubuhnya menjadi kebal terhadap berbagai penyakit. Tubuh balita justru
akan mengalami kehilangan kemampuan untuk ”membentengi” tubuh,
sehingga mempermudah masuknya penyakit.
Sejak masa kanak-kanak, otak manusia sudah mempunyai dendrit
yang berfungsi untuk mengantarkan rangsangan. Lebih banyak dendrit
yang terbentuk dalam otak berarti lebih banyak sinapsis yang berkempuan
dalam belajar. Jika pada puncak pembentukan dendrit gizi yang tersedia
tidak cukup maka jumlah sinapsis yang terbentuk akan berkurang sehingga
mengakibatkan fungsi mentalnya berkurang seperti: daya ingat dan
kapasitas belajar kurang. Pada anak usia dua sampai tiga tahun mulai
mendapatkan masukan gizi-gizi yang khusus, seperti seng dan vitamin A.
Tujuan Gizi Bagi Balita
a. Memberitahukan bahwa gizi sangat penting bagi kesehatan tubuh.
b. Memberikan pada ibu dan calon ibu untuk berhati-hati dalam
pemilihan makanan untuk sang buah hati.
c. Memberitahukan pada masyarakat bahwa gizi merupakan suatu
kebutuhan yang mendesak bagi tubuh sehingga perlu dipenuhi agar
tubuh menjadi sehat.
d. Menjelaskan berbagai faktor fisiologis yang mempengaruhi keadaan
gizi anak balita.
e. Menyebutkan kebutuhan berbagai zat gizi terhadap perkembangan
berbagai organ tubuh anak balita.
f. Menjelaskan faktor di masyarakat yang dapat mempengaruhi keadaan
gizi anak balita.

13
g. Menjelaskan pengaruh faktor sosioekonomi orangtua pada keadaan
gizi anak balita.
h. Menjelaskan pengaruh faktor pendidikan orangtua pada keadaan gizi
anak balita.
i. Menyebutkan masalah perkembangan tubuh pada anak balita.

2.7. Cara Pengelolaan Makanan Balita


Pemberian makanan pada balita, sebagaimana halnya kelompok usia
lain yang lebih tua, harus memenuhi kebutuhan balita itu, yang meliputi
kebutuhan kalori serta kebutuhan zat-zat gizi utama yang meliputi 5
komponen dasar, yakni hidrat arang, protein, lemak, mineral dan vitamin
(termasuk air dalam jumlah yang cukup). Kesemua zat gizi ini memiliki
fungsi masing-masing, serta harus terdapat secara bersamaan pada suatu
waktu.
Pemberian makanan balita sebaiknya beraneka ragam, menggunakan
makanan yang telah dikenalkan sejak bayi usia enam bulan yang telah
diterima oleh bayi, dan dikembangkan lagi dengan bahan makanan sesuai
makanan keluarga.
Pemberntukan pola makanan perlu diterapkan sesuai pola makanan
keluarga. Peranan orang tua sangat dibutuhkan untuk membentuk perilaku
makan yang sehat. Seorang ibu dalam hal ini harus mengetahui, mau dan
mampu menerapkan makan yang seimbang atau sehat dalam keluarga
karena anak akan meniru perilaku makan dari orang tua dan orang-orang
disekelilingnya dalam keluarga.
Makanan selingan tidak kalah pentingnya dengan apa yang diberikan
pada jam diantara makanan pokoknya. Makanan selingan dapat membantu
jika anak tidak cukup menerima porsi makan karena anak susah makan.
Namun pemberian yang berlebihan pada makanan selingan pun tidak baik
karena akan mengganggu nafsu makannya.
Jenis makanan selingan yang baik adalah yang mengandung zat gizi
lengkap yaitu sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, seperti

14
arem-arem nasi isi daging sayuran, tahu isi daging sayuran, roti isi ragout
ayam sayuran, pizza dan lain-lain.
Fungsi makanan selingan adalah:
1. Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam
bahan makanan selingan.
2. Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan
utamanya (pagi, siang, dan malam).
3. Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktifitas anak pada usia
balita.
Ciri-ciri gizi buruk:
1. Kurus, rambut kemerahan.
2. Perut kadang-kadang buncit.
3. Wajah konfase (cekung) untuk monkey fase (keriput).
4. Cengeng.
5. Kurang respons.

2.8. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian Makanan


1. Pengaruh ibu
Kurangnya pengetahuan ibu dan keterampilan yang
mempengaruhi gizi di bidang memasak, konsumsi anak, keragaman
bahan makanan.
2. Prasangka buruk
Anggapan terhadap jenis makanan tertentu yang bisa
mempengaruhi gizi, misalnya anggapan terhadap anak kecil yang suka
makan ikan bisa menyebabkan cacingan.
3. Pantangan
Pantangan terhadap makanan tertentu yang telah menjadi
kebiasaan yang mempengaruhi gizi, misal pantangan terhadap anak
yang suka makan daging yang biasanya yang terjadi di daerah
pedesaan.
4. Kesukaan yang berlebihan

15
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu
yang mengakibatkan tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang
diperlukan. Misal kesukaan yang berlebihan terhadap coklat.
5. Jarak kelahiran yang terlalu cepat
Jarak antara dua kelahiran yang terlalu rapat yaitu kurang
dari 1 tahun.
6. Sosial ekonomi
Tingkat penghasilan keluarga yang mempengaruhi status gizi
kurang pada balita yang dihubungkan dengan jumlah anggota
keluarga.
7. Penyakit pada anak
Penyakit yang diderita pada anak yang menyebabkan
terganggunya status gizi balita.

2.9. Pengaruh Status Gizi Terhadap Pertumbuhan


Kesehatan seorang balita sangat dipengaruhi oleh gizi yang terserap
didalam tubuh. Kurangnya gizi yang diserap oleh tubuh mengakibatkan
mudah tersrang penyakit, karena gizi memberi pengaruh yang besar
terhadap kekebalan tubuh.
Beberapa penyakit yang timbul akibat kurangnya gizi antar lain diare,
disentri, gondok, busung lapar. Defisiensi Kurang Kalori Protein (KKP),
Defisiensi Vit. A, Defisiensi Yodium, Anemia, Marasmus, Kwashiorkor
dan beberapa penyakit lainnya.Gizi bukan hanya mempengaruhi kesehatan
tubuh, tetapi dapat juga mempengaruhi kecerdasan. Apabila gizi yang
diperlukan oleh otak tidak terpenuhi, otak akan mengalami pengaruh
sehingga tidak dapat berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi
genetiknya. Pengaruh status Gizi Dapat Dilihat Dari Segi:
1. Tingkat Pendidikan Orang Tua
Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih
memahami makanan dan memiliki makanan yang baik untuk anak
balita.

16
2. Sosial Budaya
Ada sebagian masyarakat yang mempunyai adat istiadat tertentu
terutama tentang pemberian makanan yang boleh dan tidak boleh.
Misalnya, tidak boleh makan telur jika ada luka, karena akan
menyebabkan terjadinya pembusukan pada luka dan lain sebagainya.
Seharusnya telur merupakan sumber gizi yang tnggi kadar protein dan
baik untuk penyembuhan luka.
3. Serat Makanan
Serat baik untuk kesehatan pencernaan. Anak-anak yang diberi
makanan yang berserat akan baik untuk untuk kesehatan dan
pertumbuhannya.
4. Kemudahan Cerna
Nutrient dalam bahan makanan yang lazim tersedia biasanya
mudah dicerna. Persentase nutrien yang dapat diasimilasi dalam
sebagian besar bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari cukup
tinggi, misalnya untuk karbohidrat 97% dan lemak 95%. Walaupun
demikian beberapa faktor dapat dipengaruhi proses kemudahan cerna
tersebut, diantaranya cara menyimpan, mengolah dan memasak bahan
makanan, serta terdapatnya bahan senyawa lain secara bersamaan.
5. Rasa Kenyang
Selain terhadap kepuasan dan terpenuhnya rasa kenyang,
pemberian makanan harus dapat pula memenuhi persyaratan segi
kesehatan. Beberapa jenis makanan mempunyai nilai rasa kenyang
yang tinggi, berarti cepat memberikan rasa kenyang, seperti susu,
telur, makanan yang berlemak. Sedangkan roti, kentang, daging tanpa
lemak, ikan, sayur buah mempunyai nilai rendah.
6. Sumber Makanan
Tersedianya makanan sangat mempengaruhi status gizi seseorang.
Semakin sulit atau jauh mendapat makanan yang mengandung gizi
akan semakin sulit juga bagi seseorang untuk mendapatkan makanan
yang mengandung cukup gizi atau gizi yang baik.

17
Pada umumnya, tumbuh kembang anak selain dipengaruhi oleh
factor keturunan juga dipengaruhi oleh factor lingkungan. Pemberian
makanan yang berkualitas,disertai dengan jumlah kuantitasnya juga
akan menunjang tumbuh kembang anak.
Makanan yang diberikan pada bayi dan balita akan digunakan
untuk pertumbuhan badan. Status gizi dan pertumbuhan anak akan
dipakai sebagai ukuran untuk memantau kecukupan gizi anak tersebut.
Kecukupan makanan dan ASI dapat dipantau dengan menggunakan
Kartu Menuju Sehat (KMS). Daerah diatas garis merah dibentuk oleh
pita kuning, hijau muda dan kuning. Setiap pita mempunyai nilai 5%
perubahan baku. Kurva pada garis angka 100% akan menunjukkan
status gizi lebih, sedangkan garis kurva dengan garis angka diatas
80% sampai dengan batas 100% adalah status gizi normal, yang
digambarkan oleh pita hijau muda sampai hijau tua.
Pada balita, dibutuhkan menu seimbang untuk mencukupi
kebutuhan tumbuh kembang anak. Adapun kombinasi dari berbagai
bahan pada menu seimbang tersebut,antar lain :
1. Karbonhidrat,yang didapat dari nasi, roti, sereal, kentang. Kenalkan
beragam jenis karbonhidrat secara bergantian. Selain sebagai menu
utama,karbonhidrat juga bias diolah sebagai makanan selingan atau
bekal sekolah seperti pudimg,roti,atau donat kentang.
2. Buah dan sayur,seperti pisang,papaya,jeruk,tomat,dan wortel. Jenis
sayuran beragam mengandung zat gizi berbeda. Berikan setiap hari
baik dalam bentuk segar atau diolah menajdi jus.
3. Susu dan produk olahannya, seperti susu pertumbuhan, keju dan
yoghurt.
4. Protein , yang didapat dari ikan,susu,daging,telur,kacang-kacangan.
Bila timbul alergi sewaktu pemberiannya,tunda atau ganti dengan
sumber protein yang lain. Untuk vegetarian, gabungkan konsumsi
susu dengan minuman berkadar vitamin C tinggi untuk membantu
penyerapan zat besi.

18
5. Lemak ,yang didapat dari minyak,santan,mentega,roti dan kue.
Beberapa bahan tersebut juga mengandung omega 3 dan 6 yang
penting untuk perkembangan otak. Pastikan juga anak mendapatkan
kadar lemak esensial dan gula yang cukup bagi pertumbuhannya
Adapun beberapa factor yang memengaruhi pemberian makan :
1. Kerja sama ibu dan anak. Makanan hendaknya menyenangkan bagi
anak dan ibu. Ibu yang tegang cemas,mudah marah merupakan suatu
kecendrungan untuk menimbulkan kesulitan makan pada anak.
2. Memulai pemberian makan sedini mungkin. Pemberian makan sedini
mungkin mempunyai tujuan menunjang proses metabolism yang
normal, untuk pertumbuhan, menciptakan hubungan lekat ibu dan
anak mengurangi resiko terjadinya hipoglikemia, hiperkalami,
hiperbilirubinemia, dan azotemia.
3. Peran ayah dan anggota keluarga lain.
4. Menentukan jadwal pemberian makanan.
5. Umur.
6. Berat badan.
7. Diagnose dari penyakit dan stadium (keadaan).
8. Keadaan mulut sebagai alat penerimaan makanan.
9. Kebiasaan makan(kesukaan,ketidaksukaan, dan aceeptabillity dari
jenis makanan dan toleransi daripada anak terhadap makanan yang
diberikan.

2.10. Menu Seimbang Bagi Balita


1. Karbohidrat, seperti nasi, roti, sereal, kentang atau mie.
2. Buah dan Sayur, seperti pisang, pepaya, jeruk, tomat, dan wortel.
Jenis sayuran beragam mengandung zat gizi yang berbeda.
3. Susu dan Produk Olahan Susu
Susu pertumbuhan, produk olahan susu seperti susu dan yoghurt.
Pastikan balita ibu mendapatkan asupan kalsium yang cukup dan
konsumsi susunya.

19
4. Protein, seperti ikan, susu, daging, telur, dan kacang-kacangan.
5. Lemak dan Gula, seperti yang terdapat dalam minyak, santan, dan
mentega, roti, dan kue juga mengandung Omega 3 dan 6 yang penting
untuk perkembangan otak.

2.11. Zat Gizi Pendukung Fertilitas


Gizi atau makanan tidak saja di perlukan untuk pertumbuhan,
perkembangan fisik dan mental kesehatan , tetapi di perlukan juga untuk
fertilitas atau kesuburan seseorang agar mendapatkan keturunan yang
selalu di dambakan dalam keluarga. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk
mendukung fertilisasi :
1. Mengkomsumsi makanan yang bergizi seimbang.
2. Mengkomsumsi daging (seperti daging ayam,daging sapi,ikan,telur
dll).
3. Mengkomsumsi buah dan sayuran segar.
4. Roti dan sereal yang tidak banyak diolah (seperti roti, bubur, biji-
bijian, gandum, dll).
5. Susu atau hasil olahannya (seperti keju ,yogurt)
Cara menunjang fertilisasi atau kesuburan (Neil, 2001) :
1. Menghindari diet makanan pengendali BB
2. Memilih makanan segar
3. Mengolah makanan dengan baik dan benar
4. Makanan bervariasi
5. Hindari makanan yang mengandung zat pengawet
Gizi yang baik dan seimbang dapat meningkatkan fungsi reproduksi
tetapi kekurangan nutrisi akan berdampak pada penurunan reproduksi ,
dapat diketahui apabila seseorang mengalami anoreksi nervosa, maka akan
terjadi perubahan-perubahan hormonal tertentu dengan ditandai penurunan
Berat badan yang mencolok, hal ini terjadi karena kadar gonadotropin
menurun dalam serum urine serta penurunan pola sekresinya , kejadian ini
berhubungan dengan gangguan fungsi hipotalmus.

20
Pada wanita Anoreksia kadar hormone steroid mengalami perubahan
yaitu menigkatnya kadar testosterone serum dan penuruan sekresi keto-
steroid dalam urine diantaranya androssteron dan eplandrossteron
dampaknya terjadi perubahan siklus ovulasi.Bila Anoreksia tidak terlalu
berat dapat di berikan hormone GRH (gonadotropin relating hormone)
dapat mengembalikan siklus haid menjadi normal.
Infertilitas (pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang telah
menikah selama satu tahun dan sudah melakukan hubungan seksual tanpa
menggunakan alat kontrasepsi, tetapi belum memiliki anak. (Sarwono,
2000).
Infertilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk mengandung
setelah paling tidak 1 tahun dalam hubungan yang normal dan tidak
menggunakan kontrasepsi apa pun. Fertilitas disebabkan oleh banyak
faktor. Masalah-masalah infertilitas total atau sebagian pada pria adalah
40% sampai 50%, faktor pada wanita antara 40% sampai 50%, dan faktor
yang tidak diketahui sekitar 10% sampai 20% dari kasus yang ditemui.
Faktor penyebab infertilitas:
1. Infertilisasi disengaja
Infertilitas yang disengaja disebabkan pasangan suami istri
menggunakan alat kontrasepsi baik alami (kalender), dengan alat
maupun kontrasepsi mantap (tubektomi ♀ tuba falopi & vasektomi ♂
vas deferens).
2. Infertilisasi tidak disengaja
a. Pihak Suami, disebabkan oleh:
1) Gangguan spermatogenesis (kerusakan pada sel-sel testis),
misal: aspermia (tdk ada sperma), hypospermia (volume semen
< 1,5 ml), necrospermia (sperma mati).
2) Kelainan mekanis, misal: impotensi, ejakulatio precox (ejakulasi
dini: penyemburan mani keluar segera pada permulaan
senggama, penutupan ductus deferens, hypospadia (kelainan
prtumbuhan alat kelamin luar laki-laki), phymosis (ujung

21
prefusium: kulit ujung luar penis mengalami penyempitan)
Infertilitas yang disebabkan oleh pria sekitar 35-40 %.
b. Pihak wanita, disebabkan oleh :
1) Tuba Falopi Tersumbat atau Rusak
Kerusakan ini biasanya disebabkan oleh salpingitis
(peradangan tuba falopi). Selain membuat sulit hamil, salpingitis
juga dapat menyebabkan kehamilan di luar kandungan
(ektopik). Penyakit menular seksual (PMS) klamidia dapat
menyumbat saluran tuba falopi yang menyulitkan keluarnya sel
telur. Sekitar 70% sumbatan tuba falopi disebabkan oleh infeksi
klamidia.
2) Endometriosis
Endometriosis adalah pertumbuhan abnormal jaringan implan
diluar uterus, yang normalnya hanya tumbuh di uterus.
Endrometriosis dapat menghalangi proses konsepsi dan
perlekatan embrio di dinding uterus.
3) Kelainan Hormon
Kekurangan hormon lutein dan hormon perangsang folikel
dapat menyebabkan sel telur tidak dapat dilepaskan (ovulasi).
Kelainan kelenjar hipotalamus-pituitari juga dapat menyebabkan
anomali hormonal yang menghalangi ovulasi.
4) Tumor Pituitari
Tumor yang biasanya jinak ini dapat merusak sel-sel pelepas
hormon di kelenjar pituitari yang membuat siklus menstruasi
terhenti pada wanita atau produksi sperma menurun pada pria.
5) Kelebihan Prolaktin (Hiperprolaktinemia)
Prolaktin adalah hormon yang merangsang produksi ASI.
Kelebihan hormon prolaktin dapat mengganggu ovulasi. Bila
seorang wanita banyak mengeluarkan ASI meskipun tidak
sedang menyusui, kemungkinan dia menderita
hiperprolaktinemia.

22
6) Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)
Sindroma ini ditandai banyaknya kista ovarium dan produksi
androgen (hormon laki-laki) berlebihan, terutama testosteron.
Akibatnya, sel telur sulit matang dan terjebak di folikel (tidak
ovulasi).
7) Menopause Prematur
Menopause prematur terjadi bila wanita berhenti menstruasi
dan folikel ovariumnya menyusut sebelum usia 40 tahun.
Kelainan imunitas, radioterapi, kemoterapi dan merokok dapat
memicu kelainan ini.
8) Tumor Rahim (Uterine Fibroids)
Tumor jinak di dinding rahim ini sering dijumpai pada wanita
usia 30-40 tahun. Tumor ini dapat menyebabkan infertilitas bila
menghalangi tuba falopi dan perlekatan telur yang sudah dibuahi
di dinding rahim.
9) Adesi
Adesi (adhesion) adalah sekelompok jaringan skar yang
saling berkait sehingga menyatukan dua permukaan organ yang
normalnya saling terpisah. Adesi yang melibatkan tuba falopi
karena infeksi atau pembedahan dapat menghalangi fungsi
ovarium dan tuba falopi.
10) Kelainan Kelenjar Tiroid
Kelainan ini menyebabkan kelebihan atau kekurangan
hormon tiroid yang mengacaukan siklus menstruasi.
11) Kelainan Anatomi Bawaan
Kelainan bawaan pada organ reproduksi dapat menyebabkan
infertilitas. Kelainan yang disebut Mullerian agenesis ditandai
dengan tidak berkembangnya vagina atau rahim. Wanita dengan
kelainan ini masih dapat punya anak melalui bayi tabung dengan
“menyewa” rahim wanita lain.
12) Merokok

23
Merokok dapat membahayakan ovarium dan mengurangi
jumlah/kualitas sel telur. Riset menunjukkan wanita perokok
cenderung mengalami menopause lebih awal.
13) Stres
Neurotransmiter (pengirim pesan kimiawi) bekerja di
kelenjar hipotalamus untuk mengendalikan hormon-hormon
reproduksi dan stres. Tingkat hormon stres yang tinggi dapat
mengganggu sistem reproduksi.
14) Terlalu Kurus atau Terlalu Gemuk
Wanita yang terlalu kurus, misalnya para atlet maraton atau
penderita anorexia, dapat kehilangan fungsi reproduksinya.
Kegemukan dapat menyebabkan infertilitas dengan berbagai
cara. Policystic ovarian sydrome (PCOS), misalnya, lebih sering
terjadi pada wanita yang kegemukan.
c. Faktor Lingkungan
Herbisida, pestisida, limbah industri dan polusi lainnya dapat
mempengaruhi fertilitas. Phtalate, zat kimia untuk melunakkan
plastik, diduga dapat mengganggu fungsi hormon-hormon tubuh.
Dengan banyaknya penyebab infertilitas, merupakan hal yang
penting bagi pasangan yang menginginkan untuk memelihara anak
menjalani pemeriksaan diagnostik yang ekstensif. Riwayat diambil
dengan sangat cermat dan berhati-hati, dan pemeriksaan fisik
secara lengkap dilakukan pada kedua pasangan. Semen dianalisa
pada awal proses diagnostik, dan pasien wanita diminta untuk
melakukan pencatatan suhu basal serta evaluasi mukosa serviks.
Berbagal pemeriksaan lainnya dilakukan untuk mencoba
mengidentifikasi penyebab pasangan infertilitas, dan dianjurkan
terapi yang sesuai. Karena rumitnya diagnosis dan pengobatan
infertilitas, maka infertilitas menjadi sub-spesialis dari obstetri dan
ginekologi. Pasangan dapat dirujuk pada dokter seternpat atau pada

24
klinik infertilitas yang dapat ditemukan pada pusat pelayanan
kesehatan.

2.12. Peran Zat Gizi untuk Fertilitas dan Pencegahan Kemandulan


Kesuburan seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor keturunan dan
faktor usia, juga dipengaruhi oleh gizi kedua pasangan, faktor gizi ini
mempunyai peran sangat penting dalam mendukung kesuburan.
Kekurangan nutrisi pada seseorang akan berdampak pada penurunan
fungsi reproduksi, hal ini dapat diketahui apabila seseorang dapat
mengalami anoreksia nervosa, maka akan terlihat perubahan-perubahan
hormonal tertentu, yang ditandai dengan penurunan berat badan yang
mencolok. Hal ini terjadi karena gonadotropin dalam serum dan urin
menurun, serta penurunan pola sekresinya. Kejadian tersebut berhubungan
dengan gangguan fungsi hipotalamus.
Pada wanita yang anoreksia kadar hormon steroid mengalami
perubahan yaitu meningkatnya kadar tostesteron serum dan penuerunan
ekskresi 17-keto-steroid dalam urin, diantaranya androsteron dan
epiandrosteron. Dampakanya terjadi perubahan siklus ovulasi. Bila
anoreksia tidak terlalu berat dapat diberikan hormon GRH (gonadothropin
relating hormone), karenahormon tersebut dapat mengembalikan siklus
haid ke arah normal.
Berhubungan dengan fungsi menstruasi, secara khusus jumlah wanita
yang anovulasi akan meningkat bila berat badannya meningkat. Pada
penelitian ternyata wanita gemuk memiliki risiko tinggi terhadap ovulasi
inertil, dan fungsi ovulasi terganggu, sehingga menjaditidak subur.
Keadaan ini terjadi apabila peningkatan berat badan disebabkan karena
asupan gizi yang berlebihan. Bila siklus berlangsung tanpa ovulasi pada
wanita gemuk, menuinjukkan adanya kelainan pada pengeluaran hormon.
Bila kadar SHBG rendah, akan terjadi peningkatan produksi hormon
endrogen baik di ovarium maupun dikelenjar adrenalin. Kondisi
kegemukan berkaitan dengan proses perubahan androgen menjadi

25
estrogen. Hipotalamus merangsang peningkatan sekresi hormon LH serta
terjadi hiperandrogenisme.
Mekanisme lain adalah gangguan pematangan folikel akibat
peningkatan LH dan kadar testosteron yang rendah. Wanita kegemukan
dengan siklus menstruasi normal kadar testosteronnya lebih rendah dari
pada wanita gemuk yang mengalami amenore. Seberapa gemuk yang akan
menyebabkan siklus anovulasi tidak diketahuui dengan pasti, yang jelas
bahwa diet dan berat badan sangat memengaruhi fungsi menstruasi.
Untuk meningkatkan kesuburan pasangan yang terpenting dilakukan
adalah mengkonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang, sebaiknya
pasangan menghindarimakanan yang terlalu diolah atau mengandung
bahan-bahan tiruan, diantaranya keju olahan, daging olahan. Makanan
beku, makanan kalengan. Bila membeli buah-buahan jangan yang kaleng
atau hanya sirupnya saja. Untuk sayuran hindarkan sayuran
kaleng,kudapan asin, kacang dan minyak terhidrogenasi, hindari roti putih,
jangan terlalu sering minum susu skim kaleng, jangan mengkonsumsi
makanan yang sudah tidak segar lagi. Menurut Neil (2001) untuk
menambah kesuburan sebaiknya pilih makanan seperti berikut: daging dan
alternatifnya (ikan telur dan kacang-kacangan), buah dan sayuran (buah,
sayuran mentah makanan segar, jus buah/sayuran, buah kering), dan
rotidan sereal yang tidak banyak diolah (roti, bubur, makanan kering, biji-
bijian, gandum, spageti dan beras merah), susu dan hasil olahan susu
(susu, yoghurt, keju).
Pilih makanan yang belum disuling: nasi, roti, sereal dan kripsi biji-
bijian, makanlah makanan segar sepeti susu dan sayuran, baik yang
mentah atau yang telah dimasak. Telur adalah sumber protein terbaik dan
juga mengandung berbagai macam gizi, karena diperlukan untuk
pembuahan.kacang-kacangan dan biji-bijian dari tanaman juga sangat
bergizi, kacang polong. Ikan dikonsumsi sesekali seminggu. Untuk daging
bervariasi, sayuran dan buah merupakan sumber vitamin dan mineral yang

26
sangat baik. Memasak lebih baik dikukus, pengaturan gizi ini dilakukan
sejak wanita berusia 19 tahun sampai 26 tahun.
Bagaimana proses gizi mempengaruhi infertilisas:
Kekurangan nutrisi akan berdampak pada penurunan reproduksi
karena kurangya asupan gizi yang baik dan seimbang serta pola hidup
yang tidak sehat baik istri maupun suami sehingga perkembangan dan
kualitas reproduksi menurun seperti pada pria Gangguan spermatogenesis
(kerusakan pada sel-sel testis), misal: aspermia (tdk ada sperma),
hypospermia (volume semen < 1,5 ml), necrospermia (sperma mati)
Kelainan mekanis, misal: impotensi, ejakulatio precox (ejakulasi dini:
penyemburan mani keluar segera pada permulaan senggama, penutupan
ductus deferens, hypospadia (kelainan prtumbuhan alat kelamin luar laki-
laki), phymosis (ujung prefusium yaitu kulit ujung luar penis mengalami
penyempitan) dan pada wanita kerusakan pada tuba, kelainan hormone,
tumor rahim dan lain-lain.

2.13. Hubungan Status Gizi dengan Menarche


Menarche adalah haid yang pertama terjadi, yang merupakan ciri
khaskedewasaan seorang wanita yang sehat dan tidak hamil. Status gizi
remaja wanita sangat memengaruhi terjadinya menarke baik faktor usia
terjadinya menarke, adanya keluhan-keluhan selam menarke maupun
lamanya hari menarke. Secara psikologis wanita remaja yang pertama
sekali mengalami haid akan mengeluh rasa nyeri, kurang nyaman,
dammengeluh perutnya terasa begah. Tetapi beberapa remaja keluhan-
keluhan tersebut tidak dirasakan. Hal ini dipengaruhi nutrisi yang adekuat
yang biasa dikonsumsi, selain olahraga yang teratur (Brunner, 1996).
Hormon yang berpengaruh terhadap terjadinya menarke adalah
pestrogen dan progesteron. Estrogen berfungsi mengatur siklus haid,
sedangkan progesteron berpengaruh pada uterus yaitu dapat mengurangi
kontraksi,selam siklus haid. Agar menarke tidak menimbulkan keluhan-
keluhan, sebaiknya remaja wanita mengkonsumsi makanan dengan gizi

27
seimbang, sehingga status gizinya baik. Status gizi dikatakan baik, apabila
nutrisi yang diperlukan baik protein, lemak, karbohidrat, mineral, maupun
air digunakan oleh tubuh secara keseluruhan (Krummel, 1996).
Gizi kurang atau terbatas selain akan mempengaruhi pertumbuhan,
fungsi organ tubuh, juga akan menyebabkan terganggunya fungsi
reproduksi. Hal ini dapat berdampak pada gangguan haid, tetapi akan
membaik bila asupan nutrisinya baik. Seberapa jauh pengaruh status gizi
terhadap terjadinya menarke belum ada yang melakukan penelitian.
Sebagai bahan perbandingan dibawah ini akan diuraikan tentang asupan
energi total dan keragaman komponene diet.
Asupan energi bervariasi sepanjang siklus haid, terjadi peningkatan
asupan energi pada fase luteal dibandingkan fase folekuler. Peningkatan
konsumsi energi premenstruasi dengan ekstra penambahan 87-500
Kkal/hari. Kesimpulannya bahwa estrogen mengakibatkan efek penekanan
atau penurunanterhadap nafsu makan (Krummel,1996). Identifikasi jenis
nutrisi yang dapat mengakibatkan perubahan asupan energi belum
didapatkan data yang pasti. Ada yang berpendapat karbohidat merupakan
sumber asupan kalori selama fase luteal, yang lain berpendapat bahwa
konsumsi softdrink yang mengandung gula cenderung meningkat selama
fase luteal. Selain itu juga ada yang berpendapat bahwa asupan lemak dan
protein akan meningkat pada fase luteal. Dengan demikian selama fase
luteal terjadi peningkatan asupan makanan atau energi (Krummel, 1996).
Pada remaja wanita perlu mempertahankan status gizi yang baik,
dengan cara mengkonsumsi makanan seimbah karena sangat dibutuhkan
pada saat haid, terbukti pada saat haid tersebut terutama pada fase luteal
yang terjadi peningkatan kebutuhan nutrisi. Apabila hal ini diabaikan
maka dampaknya akan terjadi keluhan yang menimbulkan rasa
ketidaknyamanan selama siklus haid.

2.14. Hubungan Gizi dengan Menstruasi

28
Siklus menstruasi merupakan pertanda klinis fungsi reproduksi
wanita. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi,
seperti lemak tubuh. Banyaknya lemak dalam tubuh dapat menyebabkan
memanjangnya siklus menstruasi.
Menstruasi merupakan proses kompleks yang melibatkan beberapa
hormon, organ seksual dan sisterm saraf. Hormon memiliki pengaruh
penting dalam menstruasi, jika hormon tidak seimbang maka siklus akan
terganggu. Siklus menstruasi merupakan pertanda klinis fungsi reproduksi
wanita. Panjang siklus menstruasi diketahui sebagai prediktor kesehatan
seperti kanker payudara dan faktor risiko kardiovaskular. Siklus
menstruasi didefinisikan siklus pendek jika 25 hari, normal 26–34 hari,
atau panjang 35 hari. Siklus menstruasi yang tidak normal juga dikaitkan
dengan penurunan fertilitas. Jarak siklus menstruasi berbeda pada setiap
wanita, umumnya berkisar 15-45 hari rata-rata 28 hari dan lamanya
berkisar 2-8 hari rata-rata 4-6 hari dengan darah yang dikeluarkan berkisar
60-80 ml per siklus. Berat badan sebagai representasi massa lemak tubuh
memiliki pengaruh terhadap keseimbangan hormon dan menstruasi.
Berat badan berlebih dan obesitas merupakan kondisi abnormal
ditandai dengan penumpukan lemak berlebihan melebihi batas kebutuhan
skeletal dan fisik yang dapat mengganggu kesehatan. Dalam penelitian
yang dilakukan oleh Dahliansyah tahun 2003 menyatakan bahwa ada
hubungan antara lemak tubuh dengan siklus menstruasi. Jika seorang
wanita memiliki berat badan di bawah rata-rata maka hormon dalam tubuh
akan berhenti bekerja dan siklus menstruasi pun akan berhenti. Wanita
obesitas memiliki peluang dua kali lipat lebih besar untuk mengalami
siklus ireguler dibandingkan dengan wanita yang memiliki berat badan
normal.
Berat badan merupakan indikator kesehatan seseorang, tetapi
pembentuk tubuh dan komposisinya sangat bervariasi, sehingga berat
badan tidak ideal digunakan sebagai indikasi simpanan lemak seseorang.
Untuk itu diperlukan pengukuran lain yang lebih baik secara kuantitas

29
seperti Indeks Massa Tubuh (IMT) / Body Mass Index (BMI), lingkar
pinggang, rasio pinggang/pinggul, dan lain lain. Pengukuran menggunakan
IMT saja bukan merupakan ukuran yang sempurna karena tidak dapat
menyajikan indikasi akurat lemak tubuh sehingga diperlukan pengukuran
lingkar pinggang dan rasio pinggang/pinggul (RLPP). Selain pengukuran
IMT, metode yang sering digunakan untuk mengukur lemak badan total
(dinyatakan sebagai persentase lemak tubuh) menggunakan skinfold
caliper.
Siklus menstruasi juga dipengaruhi oleh usia, status gizi, keadaan
emosi dan massa lemak tubuh. Harlow dan Matanoski pada tahun 1991
juga menemukan bahwa berat badan berlebih memiliki hubungan dengan
kemungkinan terjadinya siklus menstruasi lebih panjang pada kelompok
mahasiswi.

2.15. Prinsip Diet pada Penderita Pra Mentrual Syndrome


Pra menstruasi sindrom (PMS) adalah kumpulan fakta yang terdiri
dari gangguan fisik dan mental yang diperlukan 7-10 hari setelah
menstruasi dan dihapus beberapa hari setelah menstruasi. Belum diduga
karena banyak dugaan bahwa PMS terjadi akibat kombinasi dari berbagai
faktor, salah satunya adalah perubahan hormonal yang terjadi sebelum
menstruasi. Penurunan kadar hormon estrogen setelah ovulasi
memengaruhi neuron transmiter di otak terutama serotonin memegang
peran dalam perjanjian transisi.
Pola hidup yang tidak sehat karena faktor nutrisi yang ikut berperan
dalam penyebab Pra Menstruasi Sindrom (PMS). Pola nutrisi yang tidak
seimbang terdiri dari diet tinggi lemak, tinggi garam dan gula, vitamin B
rendah, mineral, Alkohol yang berlebihan dapat memperberat kriteria yang
ada. pada umumnya klinis yang dialami oleh penderita PMS. Karena fisik
seperti di antara pegal linu, letih, nyeri kepala, punggung dan perut bagian
bawah nyeri, payudara terasa nyeri, rasa kenyang atau kembung,
konstipasi, diare, serta perubahan nafsu makan. Sementara itu gangguan

30
mental terdiri dari suasana hati yang menjadi labil, iritabilitas depresi,
ansietas, pemulihan, dan insomnia.Prinsip Diet Pada Penderita Pra
Menstruasi Sindrom Diet yang disarankan untuk Pra Menstruasi Sindrom
(PMS) yaitu:
1. Kurangi Asupan Garam Tubuh
Segala macam makanan asalkan menentang karena makanan asin
berdampak meretensi udara yang menyebabkan pembengkakan perut.
Terlalu banyak mengkonsumsi makanan asin mencegah perut
kembung dan nyeri.
2. Batasi konsumsi minuman beralkohol
Pada saat menunggu menstruasi sistem dan cara kerja saraf akan
sangat peka terhadap rangsangan. Etanol merupakan cairan yang
mengandung zat Etanol, yaitu zat yang mengandung sistem saraf
pusat. Terlalu banyak menghabiskan minuman beralkohol dapat
menyebabkan gangguan Pra Menstruasi Sindrom (PMS) yang
berhubungan dengan perasaan yang tidak terkontrol.
3. Memperbanyak makanan yang mengandung Karbohidrat Kompleks
Efek PMS dapat dihilangkan dengan kacang seperti nasi, jangung,
kacang-kacangan dan gandum. hal tersebut karena hubungan antara
kompleksitas dan serotin yang mengendalikan suasana nafsu makan
dan tidur.
4. Minum susu
Kebutuhan kalsium orang dewasa yaitu sekitar 1000 mg / hari, jika
jumlah tersebut tercukupi maka kalsium dalam tubuh dapat
mengurangi gejala Pra Menstruasi Sindrom (PMS) seperti kejang
perut. Untuk menerima asupan lemak maka dapat dipilih susu krim
dan yoghurt rendah lemak.
5. Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin B6
Sumber vitamin B6 dapat ditemukan pada ikan tuna, hati sapi atau
ayam dan lainnya. tercukupi nya vitamin B6 di dalam tubuh terbukti
dapat mengkontrol hormon serotin, sehingga otak lebih layak

31
menerima Pra Menstruasi Sindrom (PMS) . batas maskimal konsumsi
vitamin B6 pada orang dewasa adalah 50 mg / hari.

2.16. Prinsip Gizi pada Usia Menopause


Menopause adalah masa berhentinya haid secara alamiah yang
biasanya terjad pada usia 45- 50 tahun, atau masa berhentinya haid sama
sekali. Kesiapan menghadapi menopause menurut Dini (2002)
mengkonsumsi makanan bergizi yaitu mengonsumsi makanan dengan gizi
seimbang. Pemenuhan gizi yang memadai akan sangat membantu dalam
menghambat berbagai dampak negatif menopause terhadap kinerja otak,
mencegah kulit kering serta berbagai penyakit lainnya. Gizi seimbang
adalah memenuhi kebutuhan gizi per harinya dengan asupan zat–zat gizi
makanan yang mengandung karbohdrat, protein, lemak, vitamin, mineral,
dan air. Kebutuhan gizi orang dewasa dengan berat normal adalah sekitar
2000-2200 Kkal per hari. Dengan pemenuhan gizi secara seimbang ini
diharapkan seseorang tidak kelebiahan atau kekurangan berat badan dan
juga terjangkit suatu penyakit seperti diabetes mellitus atau anemia.
Apabila cukup mengkonsumsi gzi seimbang, tidak diperlukan asupan
gizi tertentu untuk mencegah ganguan. Namun, tidak ada salahnya untuk
mengatispasi kebutuhan makanan yang diperlukan pada masa menopause
atau berhentinya hormon estrogen dalam tubuh. Terutama, jika memilki
resiko kena gangguan tubuh tertentu yang mungkin akan terjadi di masa
yang akan datang.Jenis makanan tersebut diantaranya mengandung
phytohormon estrogen, seperti kacang kedelai atau pepaya. Selain itu,
jangan lupa mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin D,seperti
ikan tuna, salmon, minyak ikan, telur, dan susu. Meskipun vitamin D
sendir sebenarnya bisa diperoleh dari snar matahari yang dapat diperoleh
dengan mudah.
Pada dasarnya, kecukupan gizi pada usia menopause sama seperti
kecukupan gizi pasa kelompok usia yang lebih muda. Satu satunya
pengecualian adalah penurunan kebutuhan akan energi yang mengikuti

32
penambahan usia. Penyebanya adalah kegiatan fisik yang biasanya akan
menurun bersamaan dengan bertambahnya usia sehingga energi yang
dikeluarkan lebih sedikit. Selain itu, perubahan pada komposisi dan fungsi
tubuh menyebabkan penurunan BMR (Basal Matabolic Rate), perubahan-
perubahan pada berat badan dan kompesisi berat organ tubuh dan
bertambahnya prekuensi penyakit.
Anjuran dalam mengkonsumsi makanan pada masa menopause:

Nutrisi Anjuran

Makanlah lebih banyak karbohidrat kompleks, seperti


biji- biji utuh (whole grain), rot dan pasta( makaroni atau
spageti), kacang-kacangan, nasi, sayur, dan buah- buahan.
Karbohidrat
Kurangi mengunakan gula dan makanan yang
mengandung gula yng berlebih. Makanlah lebih banyak
nakanan yang kaya akan gizi.

Kurangiproten hingga tidak melebihi 15%dari jumlah


Protein kalori. Dapatkan lebih banyak protein dari sumber- suber
nabati dan kurangi dari sumber –sumber hewani.

Kurangi jumlah konsumsi lemak tingga tidak melebihi


25-30%dari jumlah kalori.seiring dengan pengurangan
Lemak
konsumsi lemak, tingkatkan rasio”lemak yang baik”(tak
jenuh ganda)dan kurangi “lemak tang buruk (jenuh).

Makanlah berbagai macam sayuran dan buah-buahan


Vitamin dan
setiap hari. Susu,produk susu, brokoli, dan sayuran
mineral
berdaun hijau adalah sumber kalsium.

Kebutuhan akan gizi (protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral)


tidak berkurang sewaktu seorang wanita menginjak usia lanjut, namun
kebutuhannya akan kalori berkurang. Oleh karena itu, sangat penting

33
untuk memakan makanan yang mengandung gizi tinggi dan menghindari
makanan bergula dan berlemak yang “berkalori namun tidak bergizi”.
Olahraga yang teratur mempertinggi kesanggupan untuk menghadapi
stres dandepresi. Hal itu menambah energi dan membantu agar berat badan
tidakbertambah. Tingkat kecepatan basal metabolisme lambat laun akan
menurunseraya usia bertambah, dan jika metabolisme tidak ditingkatkan
denganolahraga, kecenderungannya adalah lambat laun berat badan
bertambah.Yangpaling penting untuk diketahui para wanita bahwa
olahraga yang digabung dengan penambahan kalsium dapat meperlambat
timbulnya osteoporosis, yaitu keadaan tulang yang mengakibatkan
keropok dan kerapuhan.
Dengan menyadari bahwa menjaga dan merawat kesehatan adalah
penting untuk mempertahankan kualitas hidup, usia lanjut bukanlah
menjadi suatu hukunam tetapi kenikmatan.
Pola makan yang dianjurkan adalah gizi seimbang dengan frekuensi
makan 3 kali makan utama/besar dan 2-3 kalu makan selingan/kecil.
Frekuensi yang sering mempunyai tujuan agar tidak terjadi kelaparan pada
saat tertentu dan kekenyangan disaat lain. Makan yang tidak teratur juga
akan memicu keluhan sakit lambung yang dikenal dengan sakit maag.
Porsi makan atau jumlah makanan yang dimakan untuk masing-
masing orang tidak bisa disamakan karena kebutuhan kalori seseorang
dipengaruhi hal-hal seperti tinggi badan, berat badan, aktivitas, penuakit
yang diderita. Bagi tang berat badannya sudah lebih dari normal tentu saja
dianjurkan makan lebih sedikit dari kebutuhannya, dengan tujuan
menurunkan berat badan. Sebaliknya, bila ingin meningkatkan berat badan
harus mengkonsumsi makanan lebih dari kebutuhan sehari-seharinya. Cara
yang paling mudah untuk mengetahui asupan makan sehari-sehari sudak
sesuai dengan kebutuhan yaitu bila dalam waktu 3 bulan terakhir asupan
makan relatif tidak ada perubahan. Sehingga, bagi yang merencanakan
suatu penurunan berat badan berarti asupan kalori masih tinggi. Meskipun
tidak makan malam, tetapi jika asupan diwaktu yang lain ditingkatkan

34
maka asupan kalori total sehari tetap saja tinggi. Misalnya makan sianf
lebih banyak, atau karena lapar, sebagai ganti makan malam adalah
camilan/kue-kue yang sealin tidak mengenyangkan malah kalori yang
masuk tidak terkontrol.
Mengkonsumsi bermacam-macam jenis bahan makanan mempunyai
manfaat uang sangat besar, karena tubuh akan mendapatkan bermacam-
macam zat gizi. Di dunia tidak ada satu jenis makanan yang sempurna,
sehingga untuk mendapatkan zat gizi yang lengkap harus mengkonsumsi
makanan bervariasi. Oleh sebab itu, bagi yang hanya menyukai jenis
makanan tertentu dan dikonsumsi dalam kurun waktu yang cukup lama,
tidak mustahil akan kekurangan zat gizi tertentu adalah timbulnya
penyakit, berlebih lagi pada masa menopause diperlukan zat gizi yang
lengkap.
Zat gizi yang dapat membantu mengurangi keluhan menopause:
1. Asam lemak omega 3, asam folat, dan vitamin D untuk mengikis
keluhan depresi. Sumber: ikan berlemak, whole grain, sayuran
berdaun hijau, jus jeruk, dan produk susu.
2. Zat besi untuk menguranfi keluhan menstruasi berat. Sumber: daging
merah, kacang-kacangan bayam, kismis, sereal.
3. Kalsium untuk mengurangi keluhan hot flashes. Sumber: susu rendah
lemak dan produk olahannya, sayuran berdaun hijau, ikan kaleng, ikan
teri.
4. Vitamin D an kalsium untuk mengurangi keluhan osteoporosis.
Sumber: ikan berlemak, tuna, salmon, sarin, dan lain-lain, susu rendah
lemak dan hasil olahannya, sayuran berdaun hijau, ikan kaleng.

2.17. Prinsip Diet pada Ibu Hamil dengan Konstipasi


Konstipasi atau sembelit merupakan kelambatan perlintasan sisa
makanan karena penumpukan feses yang keras dan kering disertai defekasi
yang nyeri, distensi abdomen serta massa yang bisa diraba. Konstipasi
merupakan suatu keluhan, bukan panyakit. Konstipasi sulit didefinisikan

35
secara tegas karena sebagai suatu keluhan terdapat vairasi yang berlainan
antara individu. Konstipasi sering diartikan sebagi kurangnya frekuensi
buang iar besar (BAB), biasanya kurang dari 3 kali per minggu dengan
feses yang kecil – kecil dan keras, serta kadangkala disertai kesulitan
sampai rasa sakit saat BAB. Batasan dari konstipasi klinis yang
sesungguhnya adalah ditemukannya sejumlah besar feses memenuhi
ampula rektum pada colok dubur, dan atau timbunan feses pada kolon,
rektum, atau keduanya yang tampak pada foto polos perut.
Dipengaruhi oleh diet, komposisi tinja, motilitas saluran cerna, dan
obstruksi mekanis. Agar terjadi defekasi normal, anak harus merasakan
tinja didalam rektum, kemudian diafragma dan otot abdomen akan
berkontraksi. Spingter anus harus berelaksasi sebagai respon terhadap
dorongan bolus tinja. Kelainan komponen-komponen yang mengatur
defekasi normal akan menimbulkan konstipasi.
Penyebabnya :
1. Tidak dialami oleh semua ibu hamil
2. Kemungkinan hormon2 plasenta mempengaruhi otot saluran cerna
3. Adanya tekanan di usus bagian bawah karena terjadi pembesaran
uterus (rahim)
4. Waktu makan tidak teratur
5. Kurang bergerak
6. Makanan kurang memenuhi kebutuhan
7. Kecemasan
8. Makanan kurang serat
9. Kurang cairan, kurang vitamin B komplek
Gejala konstipasi pada ibu hamil umumnya sama dengan pada orang
normal. Berikut ini gejala konstipasi pada ibu hamil :
1. Mengedan kuat pada > 1 kali dalam 4 kali defekasi
2. Konsistensi feses keras pada > 1 kali dalam 4 kali defekasi
3. Rasa pengeluaran feses yang tidak komplit > 1 kali dalam 4 kali
defekasi

36
4. Diperlukan tindakan manual > 1 kali dalam 4 kali defekasi (misalnya
menggunakan jari, menyokong rongga pelvis)
5. Tidak disertai feses cair
6. Timbul rasa sakit dibagian bawah perut
7. Perut terasa kembung dan penuh
8. Jeda buang air besar antara 1-2 hari
9. Terkadang menyebabkan pendarahan
Tujuan diet konstipasi adalah mencapai dan mempertahankan status
gizi yang normal sehingga diharapkan pembuangan feses khususnya pada
ibu hamil dengan dapat berjalan dengan lancar dan tidak mempengaruhi
kesehatan baik ibu maupun janin yang dikandungnya. Diet nutrisi pada ibu
hamil dengan konstipasi yaitu:
1. Minum air yang cukup
Air 8 gelas sehari.Karena anda membutuhkan cairan yang cukup
bagi anda dan juga bayi. Cairan dibutuhkan untuk membangun sel
darah merah dan sirkulasi, serta mengatur suhu tubuh. Cairan
diperlukan tubuh untuk mengatasi konstipasi.
2. Makan makanan berserat, buah-buahan dan sayuran
Perbanyaklah makan makanan yang berserat tinggi, buah-buahan
dan sayuran dapat membantu mengatasi konstipasi anda selama
kehamilan.
3. Kebutuhan energi dan protein
Kondisi kehamilan memang akan menyebabkan kebutuhan energi
dan protein yang bertambah. Namun hal tersebut bukan berarti
mentolerir seorang bumil dapat makan sebanyak banyaknya dengan
alasan “makan untuk dua orang”. Penambahan energi yang
direkomendasikan hingga masa akhir kehamilan berdasarkan hasil
penelitian terbaru di bidang maternal tak lainnya hanya sebesar 85.000
kcal. Kcal sebesar 85 ribu ini pun telah mencakup energi yang
dibutuhkan untuk membentuk jaringan baru, supply energi untuk

37
jaringan baru, simpanan dalam bentuk lemak serta 10% energi yang
hilang untuk metabolisme tubuh.
Dengan memperhitungkan masa kehamilan yang hanya 280 hari,
rata-rata penambahan kalori yang sebenarnya dibutuhkan oleh bumil
hanya sebesar 300 kcal (85.000/280). Jumlah ekstra kalori tersebut tak
lebih dari pengkonsumsian sebuah joghurt 250-300 gr dengan kadar
lemak 3,5%!. Itupun sebenarnya ekstra kalori benar benar dibutuhkan
khususnya sejak 5 bulan kehamilan. Penambahan kebutuhan protein
sebenarnya hanya sebesar 0,9-1,0 gr per kg BB per hari.
Meningkatkan konsumsi sumber protein sebanyak mungkin dengan
alasan “hamil” juga sebenarnya bukan merupakan tindakan bijaksana.
Jumlah protein yang ditambah sendiri biasanya hanya dianjurkan bila
asupan energi juga cukup. Bila kondisi tersebut tidak dipenuhi, asam
amino akan digunakan terlebih dahulu untuk produksi energi.
4. Kebutuhan Mikronutrisi Asam Folat dan Vitamin A
Tambahan asupan mikronutrisi juga dibutuhkan selama masa
kehamilan. Asam folat, Vitamin A, Sodium, Kalsium, Magnesium,
Besi, Yodium adalah beberapa mikronutrisi yang penting dicatat di
masa ini. Asam folat amat dibutuhkan saat terjadinya penambahan
jumlah sel di masa awal kehamilan. Kekurangan asam folat biasanya
akan dikaitkan dengan tingginya risiko si bayi mengalami “neural tube
defects”, Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dan lahir prematur.
Vitamin A dalam bentuk retinol berkontribusi terhadap kualitas
pengelihatan si kecil. Pada daerah dengan masalah defisiensi vitamin
A, transfer aktif vitamin A ke fetus akan tetap terjadi walau sang ibu
memiliki serum-vitamin A yang rendah dalam darahnya. Bahkan di tri
semester tiga kehamilan, fetus akan mulai menimbun vitamin A dalam
organ hatinya. Kolostrum yang ibu produksi setelah melahirkan si
kecil merupakan sumber makanan yang kaya akan vitamin A.Namun
perlu diperhatikan bahwa seorang ibu yang mengalami defisiensi
vitamin A tidak akan memiliki kuantitas transfer vitamin A yang

38
cukup melalui plasenta dan ASI. Ibu menyusui yang berada di daerah
endemik defisiensi vitamin A harus mendapatkan supplementasi
vitamin A (200.000 IU) selama masa 8 minggu pertama setelah
melahirkan. Supplementasi vitamin A ini tidak boleh dilakukan saat si
ibu hamil mengingat adanya efek teratogenik yang diamati pada
pemberian dosis tinggi vitamin A pada masa kehamilan. Kebutuhan
Sodium, Kalsium, Magnesium. Pengkonsumsian sodium dan kalsium
dengan jumlah “sedang” juga diperlukan. Kalsium berperan penting
dalam mekanisme pengaturan selama masa kehamilan dan menyusui.
Ia juga akan meningkatkan absorbsi intestinal yang terjadi. Biasanya,
setelah masa 6-12 bulan sang ibu melewati masa menyusui, depot
kalsium di tubuhnya akan kembali terisi. Seorang bumil yang
mengkonsumsi kalsium minimal 1000 mg Ca/hari akan kecil memiliki
risiko terkena PIH (Pregnancy Induced Hypertension). Kekurangan
magnesium biasanya dialami oleh 5-30% bumil dengan ditandai
adanya keluhan kram (Nocturnal Systremma). Suplementasi secara
oral dari mikronutrisi ini terbukti akan mengurangi keluhan kram pada
ibu yang sedang mengandung.
5. Kebutuhan Besi dan Iodium
Besi juga merupakan mikronutrisi yang amat diperlukan dalam
masa kehamilan. Anemia saat kehamilan biasanya akan mempertinggi
risiko terjadinya BBLR pada bayi, tingginya insidens kelahiran
prematur dan meningkatkan kemungkinan terjadinya kematian pada
ibu saat melahirkan. Perlu diingat, anemia tidak selalu disebabkan
karena kekurangan besi dalam darah. Kebanyakan wanita menderita
anemia yang disebabkan oleh kombinasi kekurangan besi, asam folat,
vitamin B12 dan vitamin A.
Kekurangan iodium saat masa kehamilan sedapat mungkin harus
dihindari. Seorang bumil idealnya harus memiliki persediaan iodium
yang mencukupi agar transfer iodium ke fetus yang dikandungnya
dapat mencukupi. Asupan iodium yang kurang dalam kehamilan dapat

39
menyebabkan terjadinya gangguan pertumbuhan otak fetus, BBLR,
kretin dan kongenital yang abnormal. Mengingat pentingnya fungsi
iodium dalam masa ini, bumil dianjurkan untuk mengkonsumsi
produk produk fortifikasi iodium seperti garam ber-iodium dan
minyak beriodium

2.18. Prinsip Diet pada Ibu Hamil dengan Diabetes Melitus


Sesuai dengan pengelolaan medis DM pada umumnya, pengelolaan
DMG juga terutama didasari atas pengelolaan gizi/diet dan pengendalian
berat badan ibu.
Prinsip penanganan yaitu kontrol secara ketat gula darah, sebab bila
kontrol kurang baik upayakan lahir lebih dini, pertimbangkan kematangan
paru janin. Dapat terjadi kematian janin memdadak. Berikan insulin yang
bekerja cepat, bila mungkin diberikan melalui drips. Hindari adanya
infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya.Lakukan upaya pencegahan
infeksi dengan baik.
Penanganan DMG yang terutama adalah diet, dianjurkan diberikan 25
kalori/kgBB ideal, kecuali pada penderita yang gemuk dipertimbangkan
kalori yang lebih mudah. Cara yang dianjurkan adalah cara Broca yaitu
BB ideal = (TB-100)-10% BB. Kebutuhan kalori adalah jumlah
keseluruhan kalori yang diperhitungkan dari:
1. Kalori basal 25 kal/kgBB ideal
2. Kalori kegiatan jasmani 10-30%
3. Kalori untuk kehamilan 300 kalori
Perlu diingat kebutuhan protein ibu hamil 1-1.5 gr/kgBB.
Jika dengan terapi diet selama 2 minggu kadar glukosa darah belum
mencapai normal atau normoglikemia, yaitu kadar glukosa darah puasa di
bawah 105 mg/dl dan 2 jam pp dibawah 120 mg/dl, maka terapi insulin
harus segera dimulai.
Pemantauan dapat dikerjakan dengan menggunakan alat pengukur
glukosa darah kapiler. Perhitungan menu seimbang sama dengan

40
perhitungan pada kasus DM umumnya, dengan ditambahkan sejumlah
300-500 kalori per hari untuk tumbuh kembang janin selama masa
kehamilan sampai dengan masa menyusui selesai.
Pengelolaan DM dalam kehamilan bertujuan untuk:
1. Mempertahankan kadar glukosa darah puasa < 105 mg/dl
2. Mempertahankan kadar glukosa darah 2 jam pp < 120 mg/dl
3. Mempertahankan kadar Hb glikosilat (Hb Alc) < 6%
4. Mencegah episode hipoglikemi
5. Mencegah ketonuria/ketoasidosis deiabetik
6. Mengusahakan tumbuh kembang janin yang optimal dan normal.
Dianjurkan pemantauan gula darah teratur minimal 2 kali seminggu
(ideal setiap hari, jika mungkin dengan alat pemeriksaan sendiri di rumah).
Dianjurkan kontrol sesuai jadwal pemeriksaan antenatal, semakin dekat
dengan perkiraan persalinan maka kontrol semakin sering. Hb glikosilat
diperiksa secara ideal setiap 6-8 minggu sekali . Kenaikan berat badan ibu
dianjurkan sekitar 1-2.5 kg pada trimester pertama dan selanjutnya rata-
rata 0.5 kg setiap minggu. Sampai akhir kehamilan, kenaikan berat badan
yang dianjurkan tergantung status gizi awal ibu (ibu BB kurang 14-20 kg,
ibu BB normal 12.5-17.5 kg dan ibu BB lebih/obesitas 7.5-12.5 kg).

2.19. Prinsip Diet pada Ibu Hamil dengan Anemia


Anemia adalah kondisi dimana kadar Hb kurang dari normal (<
11gr%) Faktor diet yang diperlukan untuk sintesa normal sel darah merah
antara lain: Protein, Fe, Asam folat, Vitamin B12, Vitamin C.
Anemia dalam kehamilan merupakan satu penyebab potensial
morbiditas dan mortalitas ibu dan anak.
Penyebab
1. Kurang intake makanan sumber pembentukan sel darah merah
dikarenakan muntah, pantangan, tidak suka pada suatu jenis makanan
dan faktor alergi terhadap makanan.

41
2. Kehamilan dan persalinan yang terlalu sering sehingga simpanan Fe
rendah.
3. Kebutuhan Fe yang meningkat
4. Gangguan penyerapan Fe.
Pembentukan sel darah merah, cadangan Fe pada bayi yang baru lahir.
Sel darah merah bertugas mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan
dan mengangkut nutrisi dari ibu ke janin. Ikatan Fe dan protein dalam otot
menyimpan oksigen yang sewaktu-waktu digunakan oleh sel. Reaksi
enzim diberbagai jaringan tubuh.
Pengaruh Anemia dalam Kehamilan:
1. Pengaruh pada ibu hamil, baik dalam masa kehamilan, persalinan dan
pasca persalinan : abortus, partus prematur, partus lama, pendarahan
post partus, infeksi, anemia, dll.
2. Pengaruh terhadap janin: kematian janin, kematian perinatal,
prematur, cacat bawaan,cadangan Fe bayi kurang.
Tujuan Diet pada Ibu Hamil Dengan Anemia yaitu memberikan
makanan yang dapat mencegah dan memperbaiki keadaan anemia.
Syarat Diet pada Ibu Hamil Dengan Anemia:
1. Energi sesuai kebutuhan secara bertahap sejumlah 2200 kalori + 300 –
500 kalori/hari;
2. Lemak cukup, 53 gram/hari;
3. Protein tinggi, 75 gram/hari + 8 – 12 gr/hr, diutamakan protein
bermutu tinggi;
4. Meningkatkan konsumsi makanan sumber pembentukan sel darah
merah;
5. Bentuk maknan dan porsi disesuaikan dengan keadaan kesehatan ibu
hamil.
Cara Meningkatkan Asupan Fe dan Asam Folat:
1. Konsumsi protein hewani (daging, unggas, seafoods, telur, susu dan
hsl olahannya)

42
2. Konsumsi makanan sumber asam folat (Asparagus, bayam, buncis,
hati sapi, kapri, kacang tanah, orange juice, almond, beras
merah/tumbuk, kembang kol, telur, selada, sereal instant)
3. Meningkatkan asupan buah berwarna jingga dan merah segar (jeruk,
pisang, kiwi, semangka, nanas)
4. Mengkonsumsi makanan fortifikasi (susu, keju, , es krim, makanan
berbasis tepung).
5. Konsumsi vitamin C, untuk meningkatkan absorbsi Fe dalam usus.
6. Konsumsi makanan sumber vitamin B12 ( daging, hati, ikan, makanan
fermentasi, yogurth, udang, susu)
7. Jika perlu ditambahkan suplemen vitamin B12, Fe dan vitamin C.
8. Konsumsi sayuran hijau paling tidak 3 porsi/hr.
9. Konsumsi sari buah yang kaya vitamin C minimal 1 gls/hr.

2.20. Prinsip Diet pada Ibu Hamil dengan Obesitas


Tujuan Diit Pada Ibu Hamil Dengan Obesitas:
1. Memberikan makanan rendah kalori guna mencapai berat badan
normal.
2. Mempertahankan tumbuh kembang bayi yang normal.
3. Mempertahankan kesehatan ibu hamil.
4. Menghindari terjadinya komplikasi kehamilan.
Syarat Diit Pada Ibu Hamil Dengan Obesitas:
1. Kalori dikurangi sebanyak 500 – 700 dibawah kebutuhan normal.
Pengurangan kalori dilakukan dengan pengurangan konsumsi
karbohidrat dan Lemak.
2. Protein tinggi untuk pertumbuhan bayi dan pembentukan sel darah
merah.
3. Tinggi vitamin dan mineral.
4. Tinggi serat untuk memberi rasa kenyang.
Bahan Makanan Yang Diberikan Dalam Sehari
1. Sayuran-sayuran

43
a. Kurangi konsumsi sayuran dengan bumbu kacang yang digoreng,
ganti dengan bumbu kacang yang disangrai.
b. Batasi konsumsi sayuran dengaan bumbu kelapa yang berlebih
(seperti, urapan), atau santan kental.
c. Batasi konsumsi sayuran dengan dressing keju yang berlebih,
contohnya salad.
d. Konsumsi sayuran dengan cara direbus, dikukus, dalam bentuk
segar.
2. Buah-buahan
a. Konsumsi buah-buahan dlm bentuk segar.
b. Kurangi konsumsi buah-buahan yg berlemak.
3. Nasi, Sereal dan Roti
a. Kalau bisa konsumsi nasi beras tumbuk/nasi agar dan roti yang
mengandung bekatul/havermouth.
b. Batasi sereal dan krackers yang berminyak/mengandung lemak
lebih dari 2 potong/hr.
c. Batasi kebiasaan sarapan dengan roti mentega dan susu full cream.
4. Susu
a. Gunakan susu skim, susu kedelai atau yogurth yang rendah lemak.
b. Pilih keju rendah lemak, misalnya Cottage Cheese
c. Pilih es krim yang tidak mengandung susu, misalnya es krim yang
terbuat dari sari buah
d. Pilih makanan pencuci mulut yang terbuat dari makanan berserat
seperti agar-agar dengan saus dari susu skim.
5. Protein
a. Pilih daging tidak berlemak dan berwarna cerah seperti daging
ayam kampung ( tanpa kulit ), ikan, dll.
b. Hindari konsumsi jerohan, daging berlemak, otak, kepala dan brutu
ayam.
c. tingkatkan konsumsi protein nabati sebagai pengganti, seperti tahu,
tempe, kacang hijau, dll.

44
d. Batasi konsumsi lauk yang digoreng, diolah dengan santan kental.
e. Masak dengan cara merebus, memanggang, menumis, memepes.
6. Lemak
a. Kurangi konsumsi minyak goreng sampai 1 sendok makan per hari
( 10 gr ).
Prinsip-prinsipnya diet nutrisi pada ibu hamil obesitas:
1. Perhitungkan Jumlah Kalori yang Masuk ke Dalam Tubuh
Cara paling esensial untuk mengembalikan berat badan ideal adalah
dengan mengurangi kalori. Ibu hamil membutuhkan setidaknya 2500
kalori per hari. Angka tersebut akan mengalami peningkatan sebanyak
340 kalori di trimester kedua dan 450 kalori di trimester ketiga. Jadi,
pastikan kalori yang masuk tidak terlampau jauh dari angka tersebut.
2. Kurangi Konsumsi Gula
Jika sebelumnya Anda cukup sering mengonsumsi makanan atau
minuman manis, kini ubah kebiasaan tersebut. Kurangi konsumsinya
gula. Pantau gula darah untuk memastikan kadarnya masih seimbang.
Jika memang ingin makan makanan manis, lebih baik konsumsi buah-
buahan segar.
3. Penuhi Kebutuhan Nutrisi
Meski mengurangi porsi makanan, bukan berarti nutrisi yang
masuk juga harus berkurang. Anda harus tetap mempertahankannya.
Jangan kurangi porsi lauk, sayuran dan buah. Selain itu, konsumsi
juga susu ibu hamil secara teratur.
4. Minum Cukup Air
Minuman terbaik untuk ibu hamil adalah air putih. Sifatnya yang
netral sangat ideal untuk memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh.
Air putih juga sangat baik untuk memperlancar metabolisme dan
peredaran darah. Untuk itu, pastikan Anda cukup minum air putih
setiap harinya. Setidaknya minum 8 hingga 10 gelas air putih setiap
harinya.

45
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dalam mengolah makanan juga terdapat faktor yang akan
mempengaruhi asupan, jika olahan sudah baik, cara memberikan pun
haruslah pandai sehingga membuat bayi menyukai makanannya, sehingga
nutrisinya terpenuhi dan gizinya seimbang.

3.2. Saran
Agar setiap orang tua memperhatikan pertumbuhan dan
perkembangan bayi, serta berperan aktif dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi dan gizi si bayi, guna memenuhi kebutuhan untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi.

46
DAFTAR PUSTAKA

Lusa. 2009. Lusa Hari Pasti Lebih Cerah. [Online] Available at:
https://www.lusa.web.id/gizi-seimbang-bagi-bayi/ [Accessed 10 Oktober
2019].

Winarsih. 2018. Pengantar Ilmu Gizi dalam Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka


Baru Press.

Djaelani, Ahmad Sediotama. 2002. Ilmu 9121. Jakarta.

Dian Rakyat Laksamana, Hendra T. 2005. Kamus Kedokteran. Jakarta :


Djambatan.

F. Emawati, Yuniar R, Susilawati, Herman. 2000 . Kebutuhan Ibu Hamil Akan


Tablet Besi Untuk Pencegahan Anemia . Penelitian Gizi dan Makanan . Jilid
23 : 92.

P, Libuae. Perbaikan Gizi Anak Sekolah Sebagai Investasi SDM. Dalam Kompas
9 September 2002.

Santosa, Sugeng. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT.Rieneka Cipta.

Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.

47

Anda mungkin juga menyukai