Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

METLIT BIOSTATIKA DASAR

Penyusun:
Kelompok 2
IDUL DAHLIA (1830701023)
RAHMI FADILA (1830701039)
IRMA NOVITA SARI (1830701037)
MAIDA NURSAFITRI (1830701045)
NURUL AULIA AELISA (1830701035)
MUSDALIFAH NURSYAM (1830701031)
AJI RIZQI THOYYIBAN SUBACHRI (1830701009)

Kelas:
B1 KEBIDANAN

JURUSAN KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
TARAKAN
2020

i
MAKALAH
METLIT BIOSTATIKA DASAR

Sebagai salah satu tugas mata kuliah Metlit Biostatika Dasar


Dosen Pengampu Susanti, M.Kes.

Penyusun:
Kelompok 2
IDUL DAHLIA (1830701023)
RAHMI FADILA (1830701039)
IRMA NOVITA SARI (1830701037)
MAIDA NURSAFITRI (1830701045)
NURUL AULIA AELISA (1830701035)
MUSDALIFAH NURSYAM (1830701031)
AJI RIZQI THOYYIBAN SUBACHRI (1830701009)

Kelas:
B1 KEBIDANAN

JURUSAN KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
TARAKAN
2020

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah Memberikan
pengetahuan kepada kita dan terus mencari nilai-nilai kehidupan yang sejati nya
adalah ridha ilahi. Shalawat dan salam kepada nabi Muhammad SAW yang
berjuang demi tegak nya nilai-nilai kemanusiaan. Mahasiswa adalah emban
masyarakat, amanah dari tuhan sehingga kita perlu berakselerasi menuju nilai-nlai
intelektualitas. Seorang mahasiswa yang kemudian mampu menjalankan tugas dan
tanggung jawab kepada masyarakat, dengan harapan tercapainya komunikasi yang
baik dan kesejahateraan di bidang kesehatan tentunya.
Pembaca yang budiman, makalah yang membahas tentang “EVIDENCE
BASED PRACTICE IN MIDWIFERY” ini disusun tentunya dengan berbagai
sumber yang kami tuangkan dalam bentuk makalah. Kami mengharapakan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang sifat nya membangun tetap kami nantikan demi kesempurnaan
penulisan makalah kami ke depan.

Tarakan, Juni 2020

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

Cover................................................................................................................i
Cover Dalam....................................................................................................ii
Kata Pengantar...............................................................................................iii
Daftar Isi..........................................................................................................iv
BAB I PEMBAHASAN
1.1. Latar Belakang.............................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................2
1.3. Tujuan...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Evidence Based Practice in Midwifery.....................4


2.2. Mengidentifikasi Evidence Based Practice in Midwifery...........5
2.3. Langkah-langkah Evidence Based Practice in Midwifery.........7
2.4. Hubungan Antara Evidence Based dan Praktik Kebidanan.....14

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan...................................................................................17
3.2. Saran.............................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................18

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ilmu kebidanan adalah ilmu yang mempelajari tentang kehamilan,
persalinan, dan kala nifas serta kembalinya alat reproduksi ke keadaan
normal. Tujuan ilmu kebidanan adalah untuk mengantarkan kehamilan,
persalinan, dan kala nifas serta pemberian ASI dengan selamat dengan
kerusakan akibat persalinan sekecil-kecilnya dan kembalinya alat reproduksi
kekeadaan normal. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara
ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan
angka kematian perinatal. Dikemukakan bahwa angka kematian perinatal
lebih mencerminkan kesanggupan suatu negara untuk memberikan
pelayanan kesehatan. Indonesia, di lingkungan ASEAN, merupakan negara
dengan angka kematian ibu dan perinatal tertinggi, yang berarti kemampuan
untuk memberikan pelayanan kesehatan segara untuk memberikan
pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat
menyeluruh dan lebih bermutu.
Dengan perkiraan persalinan di Indonesia setiap tahunnya sekitar 5 juta
jiwa dapat dijabarkan bahwa:
1. Angka kematian ibu sebesar 19.500-20.000 setiap tahunnya atau terjadi
setiap 26-27 menit. Penyebab kematian ibu adalah perdarahan 30,5 %,
infeksi 22,5.%, gestosis 17′,5 %, dan anestesia 2,0 %.
2. Kematian bayi sebesar 56/10.000 menjadi sekitar 280.000 atau terjadi
setiap 18- 20 menit sekali. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia
neonatorum 49-60 %, infeksi 24-34 %, prematuritas/BBLR 15-20 %,
trauma persalinan 2-7 %, dan cacat bawaan 1-3 %.

Memperhatikan angka kematian ibu dan bayi, dapat dikemukakan bahwa:

1. Sebagian besar kematian ibu dan perinatal terjadi saat pertolongan


pertama sangat dibutuhkan.

1
2. Pengawasan antenatal masih belum memadai sehingga penyulit hamil
dan hamil dengan risiko tinggi tidak atau terlambat diketahui.
3. Masih banyak dijumpai ibu dengan jarak hamil pendek, terlalu banyak
anak, terlalu muda, dan terlalu tua untuk hamil.
4. Gerakan keluarga berencana masih dapat digalakkan untuk meningkatkan
sumber daya manusia melalui norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera
(NKKBS).
5. Jumlah anemia pada ibu hamil cukup tinggi.
6. Pendidikan masyarakat yang rendah cendrung memilih pemeliharaan
kesehatan secara tradisional, dan belum siap menerima pelaksanaan
kesehatan modern.

Berdasarkan tingginya angka kematian ibu dan perinatal yang dialami


sebagian besar negara berkembang, maka WHO menetapkan salah satu
usaha yang sangat penting untuk dapat mencapai peningkatan pelayanan
kebidanan yang menyeluruh dan bermutu yaitu dilaksanakannnya praktek
berdasar pada evidence based. Dimana bukti secara ilmiah telah dibuktikan
dan dapat digunakan sebagai dasar praktek terbaru yang lebih aman dan
diharapkan dapat mengendalikan asuhan kebidanan sehingga mampu
memberikan pelayanan yang lebih bermutu dan menyeluruh dengan tujuan
menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian perinatal.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah “apakah
terdapat hubungan antara evidence based dengan praktik kebidanan?”.

1.3. Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah mengetahui tentang evidence
based practice in midwifery.
Tujuan Khusus

2
1. Mengetahui pengertian EBP in Midwifery.
2. Dapat mengientifikasi EBP in Midwifery.
3. Mengetahui langkah-langkah EBP in Midwifery dalam memberikan
pelayanan terkait dengan asuhan kebidanan.
4. Mengetahui hubungan antara evidence based dalam praktik kebidanan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Evidence Based Practice in Midwifery


Dalam beberapa tahun terakhir atau tepatnya beberapa bulan terakhir kita
sering mendengar tentang Evidence based. Evidence based artinya
berdasarkan bukti. Artinya tidak lagi berdasarkan pengalaman atau
kebiasaan semata. Semua harus berdasarkan bukti. Bukti inipun tidak
sekedar bukti tapi bukti ilmiah terkini yang bias dipertanggung jawabkan.
Suatu istilah yang luas yang digunakan dalam proses pemberian
informasi berdasarkan bukti dari penelitian (Gray, 1997). Jadi, evidence
based midwifery adalah pemberian informasi kebidanan berdasarkan bukti
dari penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan. Praktek kebidanan
sekarang lebih didasarkan pada bukti ilmiah hasil penelitian dan
pengalaman praktek terbaik dari para praktisi dari seluruh penjuru dunia.
Rutinitas yang tidak terbukti manfaatnya kini tidak dianjurkan lagi.
Hal ini terjadi karena llmu Kedokteran berkembang sangat pesat.
Temuan dan hipotesis yang diajukan pada waktu yang lalu secara cepat
digantikan dengan temuan baru yang segera menggugurkan teori yang ada
sebelumnya. Sementara hipotesis yang diujikan sebelumnya bisa saja segera
ditinggalkan karena muncul pengujian-pengujian hipotesis baru yang lebih
sempurna. Sebagai contoh, jika sebelumnya diyakini bahwa episiotomi
merupakan salah satu prosedur rutin persalinan khususnya pada
primigravida, saat ini keyakinan itu digugurkan oleh temuan yang
menunjukkan bahwa episiotomi secara rutin justru sering menimbulkan
berbagai permasalahan yang kadang justru lebih merugikan bagi quality of
life pasien. Demikian pula halnya dengan temuan obat baru yang dapat saja
segera ditarik dan perederan hanya dalam waktu beberapa bulan setelah obat
tersebut dipasarkan, karena di populasi terbukti memberikan efek samping
yang berat pada sebagian penggunanya.

4
Bukti ini juga mempunyai tingkat kepercayaan untuk dijadikan sebagai
evidence based. Untuk tingkat paling tinggi (Ia) adalah hasil penelitian
dengan meta analisis dibawahnya atau level Ib adalah hasil penelitian
dengan randomized control trial, IIa. non randomized control trial, IIb.
adalah hasil penelitian quasi eksperime lalu hasil studi observasi (III) dan
terakhir expert opinion, clinical experience (IV). Untuk mendapatkan bukti
ini bisa diperoleh dari berbagai macam hasil penelitian yang telah
dipublikasikan oleh berbagai macam media, itulah evidence base. Melalui
paradigma baru ini maka setiap pendekatan medik barulah dianggap
accountable apabila didasarkan pada temuan-temuan terkini yang secara
medik, ilmiah, dan metodologi dapat diterima.
Tidak semua EBM dapat langsung diaplikasikan oleh semua professional
kebidanan di dunia. Oleh karena itu bukti ilmiah tersebut harus ditelaah
terlebih dahulu, mempertimbangkan manfaat dan kerugian serta kondisi
setempat seperti budaya, kebijakan dan lain sebagainya.

2.2. Mengidentifikasi Evidence Based Practice in Midwifery


Evidence Base Dalam Praktik Kebidanan ANC
 Diet rendah garam untuk mengurangi hipertensi Hipertensi bukan karena
retensi garam;
 Membatasi hubungan seksual untuk mencegah abortus dan kelahiran
prematur Dianjurkan untuk memakai kondom ada sel semen yang
mengandung prostaglandin tidak kontak langsung dengan organ
reproduksi yang dapat memicu kontraksi uterus;
 Pemberian kalsium untuk mencegah kram pada kaki Kram pada kaki
bukan semata-mata disebabkan oleh kekurangan kalsium;
 Diet untuk memcegah bayi besar bayi besar disebabkan oleh gangguan
metabolisme pada ibu seperti diabetes melitus;
 Aktititas dan mobilisasi/latihan (senam hamil dll) saat masa kehamilan
menurunkan kejadian PEB, gestasional diabetes dan BBLR dan
persalinan SC;

5
 Berkaitan dengan peredaran darah dan kontraksi otot.

Evidence Base Dalam Praktik Kebidanan PNC


 Tampon Vagina Tampon vagina menyerap darah tetapi tidak
menghentikan perdarahan, bahkan perdarahan tetap terjadi dan dapat
menyebabkan infeksi;
 Gurita atau sejenisnya Selama 2 jam pertama atau selanjutnya
penggunaan gurita akan menyebabkan kesulitan pemantauan involusio
rahim;
 Memisahkan ibu dan bayi Bayi benar-benar siaga selama 2 jam pertama
setelah kelahiran. Ini merupakan waktu yang tepat untuk melakukan
kontak kulit ke kulit untuk mempererat bonding attachment serta
keberhasilan pemberian ASI;
 Menduduki sesuatu yang panas Duduk diatas bara yang panas dapat
menyebabkan vasodilatasi, menurunkan tekanan darah ibu dan
menambah perdarahan serta menyebabkan dehidrasi.

Evidence Base Dalam Praktik Kebidanan Postnatal Care


 Tampon Vagina Tampon vagina menyerap darah tetapi tidak
menghentikan perdarahan, bahkan perdarahan tetap terjadi dan dapat
menyebabkan infeksi;
 Gurita atau sejenisnya Selama 2 jam pertama atau selanjutnya
penggunaan gurita akan menyebabkan kesulitan pemantauan involusio
rahim;
 Memisahkan ibu dan bayi Bayi benar-benar siaga selama 2 jam pertama
setelah kelahiran. Ini merupakan waktu yang tepat untuk melakukan
kontak kulit ke kulit untuk mempererat bonding attachment serta
keberhasilan pemberian ASI.

Evidence Based pada Kala II Persalinan

6
Pada proses persalinan kala II ini ternyata ada beberapa hal yang
dahulunya kita lakukan ternyata setelah di lakukan penelitian ternyata tidak
bermanfaat atau bahkan dapat merugikan pasien.
Adapun hal – hal yang tidak bermanfaat pada kala II persalinan
berdasarkan EBM adalah :
 Asuhan sayang ibu Ibu bersalin dilarang untuk makan dan minum bahkan
untuk mebersihkan dirinya Ibu bebas melakukan aktifitas apapun yang
mereka sukai;
 Pengaturan posisi persalinan Ibu hanya boleh bersalin dengan posisi
telentang Ibu bebas untuk memilih posisi yang mereka inginkan;
 Menahan nafas saat mengeran Ibu harus menahan nafas pada saat
mengeran Ibu boleh bernafas seperti biasa pada saat mengeran;
 Tindakan epsiotomi Bidan rutin melakukan episiotomy pada persalinan
Hanya dilakukan pada saat tertentu saja.

2.3. Langkah-langkah Evidence Based Practice in Midwifery

Berikut adalah proses/langkah dalam Evidence Based Practice: 


1. Merumuskan pertanyaan klinis yang dapat dijawab
Contoh :
Clinical Question: Bagaimanakah efektifitas pemeriksaan kardiotokograpi
untuk mendeteksi kesejahteraan janin dalam proses persalinan?

2. Menemukan bukti terbaik


a. Formulasi PICO
Patient Infant, neonatal
Intervention Carditocography
Comparator Intermitten auscultation
Outcome Assessment of fetal wellbeing

b. Frase Penelusuran
Search Terms

7
Patient/Population (Infant* OR Neonatal*)
Problem
Intervention (Cardiotocography*)
Comparator (Intermitten auscultation*)
Outcome (Assessment of fetal wellbeing*)

c. Frase Penelusuran Akhir


(Infant* OR Neonatal*) AND (Cardiotocography*) AND (Intermitten
auscultation*) AND (Assessment of fetal wellbeing*)

d. Hasil Penelusuran Jurnal


Search Pharase PUBMED
Infant 987981
(Infant*) 1048764
(Infant* OR Neonatal*) 1125994
(Infant* OR Neonatal*) AND (Cardiotocography*) 1019
(Infant* OR Neonatal*) AND (Cardiotocography*) AND 16
(Intermitten auscultation*)
(Infant* OR Neonatal*) AND (Cardiotocography*) AND 1
(Intermitten auscultation*) AND (Assessment of fetal
wellbeing*)

e. Hasil Penelusuran Jurnal


Contoh:
Judul Artikel: Admission cardiotocography: a randomised controlled
trial. Lawrence Impey, Margaret Reynolds, Kathryn MacQuillan, Simon
Gates, John Murphy, Orla Sheil.

3. Menilai bukti secara kritis (mengetahui seberapa bagus bukti tersebut dan apa
artinya)
Contoh :
Apakah hasil dari penelitian uji diagnosis ini valid?

Apakah ada perbandingan dengan baku emas        Iya alat screening pemantauan janin selama
yang dilakukan secara independen dan proses persalinan tersebut dibanding kan oleh
tersamar? gold standarnya yaitu auskultasi secara

8
intermitten denyut jantung janin.
Apakah alat diagnosis diuji akurasinya         Penelitian ini dilakukan di ruang bersalin
dalam spektrum pasien yang merta (seperti rumah sakit bersalin nasional di Dublin,
terjadi dalam praktek rutin?) irlandia.
        Pada jurnal dijelaskan bahwa responden
yang akan diteliti yaitu ibu hamil tunggal
dengan usia kehamilan kurang dari 42 minggu,
tidak ada kelainan janin dan komplikasi
kehamilan, suhu tubuh ibu kurang dari 37,5o C
saat masuk dan bersedia menjadi responden.
Dalam penelitian ini 2 orang perawat memantau
keadaan ibu secara atif. Pasien yang
menggunakan cardiotokograpi dan auskultasi
intermitten dikelola dengan perbandingan 1:1,
tugas itu dibuat diruang bersalin, disegel, buram
dan amplop diberi urutan nomor.
Awalnya pengacakan secara berurutan adalah
dari komersial package 10 dan menggunakan
ukuran blok tetap 100. Itu berubah setelah 2621
pasien telah direkrut dan digeneralisasikan oleh
unit perinatologi dengan ukuran block acak
100-250. Peserta yang direkrut oleh bidan
bersedia berpartisipasi, dibuka amplop dan
dialokasikan.
Apakah uji yang dipakai sebagai baku emas Tidak, pada penelitian ini jika salah satu
dilakukan dengan mengabaikan hasil dari kondisi seperti perlambatan denyut jantung
pemeriksaan lain yang sedang diuji janin atau takikardia pada auskultasi dan
akurasinya? ciaran ketuban bercampur mekonium, suhu ibu
>38oC, persalinan lebih dari 8 jam maka
digunakan EFM.
Akankah kemungkinan sakit setelah Iya, bila janin terdiagnosa gawat janin setelah
pemeriksaan mempengaruhi manajemen dan pemeriksaan maka mempengaruhi manajemen

9
pertolongan anda kepada pasien? (Dapatkah dan pertolongan pada ibu bersalin.
hal ini menggerakkan anda dari nilai ambang Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis
pemeriksaan dan terapi? Apakah pasien anda kandungan dan spesialis anak untuk
merupakan berkeinginan menjadi partner penanganan lebih lanjut.
dalam melakukan pemeriksaan ini?
Akankah konsekuensi-konsekuensi Efek dari gawat janin tidak hanya dialami bayi
pemeriksaan menolong pasien anda? pada saat lahir, tetapi juga berpengaruh pada
perkembangan bayi. Dengan melakukan deteksi
gawat janin secara rutin akan membantu
pasien2 yang mengalami kelainan pada masa
persalinan.
4. Mengaplikasikan Bukti
Contoh:
Apakah hasil yang valid dari penelitian uji diagnosis ini penting?
Hitungan anda:

Target penyakit: gawat janin


Total
postif Negative
Positif a b a+b=
Cardiotocography
Negatif c d c+d=
a+b+c+d
Total a + c = 46 b + d = 104
= 4298
Sensitivitas (SN) = a/(a+c) =
Spesifisitas (SP) = d/(b+d) =
Positive Predictive Value(Nilai ramal positif) = a/(a+b) =
Negative Predictive Value(Nilai ramal negatif) = d/(c+d) =
Pre test Probability(Kemungkinan sakit sebelum diperiksa (prevalensi) =
(a+c)/(a+b+c+d) =
RR= 0,90;95% CI, 0,75-1,08
ARR=1-RR
               1-0,90= 0,1 (10%;95 CI, 0,75-1,08)
NNT= 1/ARR=1/0,1=10

10
Apakah anda dapat menerapkan bukti ilmiah yang valid dan penting
dari penelitian uji diagnosis dalam merawat pasien anda?

Apakah alat diagnosis ini tersedia, Alat diagnosis ini sudah banyak
dapat diadakan, tepat, teliti di tempat digunakan di pelayanan kesehatan
anda bekerja? khususnya di rumah sakit karena mudah
dan murah.
Dapatkah anda membuat estimasi Sebelum dilakukan pemeriksaan kita bisa
kemungkinnan sakit sebelum membuat estimasi kemungkinan gawat
dilakukan pemeriksaan (dari data-data janin Dengan cara sederhana, pemantauan
praktek sehari-hari, dari pengalaman dilakukan melalui analisa keluhan ibu
pribadii, dari laporan atau dari (anamnesis), pemantauan gerak harian
spekulasi klinis)? janin dengan kartu gerak janin,
pengukuran tinggi fundus uteri dalam
sentimeter, pemantauan denyut jantung
janin (DJJ) dan analisa penyakit pada ibu.

5. Mengevaluasi efektivitas dan efisiensi dalam melaksanakan langkah-langkah


1-4 dan mencari cara untuk meningkatkan mereka berdua untuk waktu
berikutnya.
a. PICO
Contoh :
PICO percobaan cardiotokograpi cocok dengan pertanyaan klinis kita
yaitu bagaimanakah efektifitas pemeriksaan kardiotokograpi untuk
mendeteksi kesejahteraan janin dalam proses persalinan.
b. Validitas Internal
1) Rekrutmen
Contoh :
Pada percobaan cardiotokograpi, subjek direkrut dari awal secara
sukarela. Kriteria inklusi/eksklusi menunjukkan bahwa perekrutan
subjek mewakili populasi yang jelas (ibu hamil tunggal dengan usia
kehamilan kurang dari 42 minggu, tidak ada kelainan janin dan
komplikasi kehamilan, suhu tubuh ibu kurang dari 37,5o C saat masuk

11
dan bersedia menjadi responden). Ini termasuk penelitian yang besar
karena jumlah responden sebanyak 8580 wanita( Admission CTG=
4298, Usual care=4282). Jumlah subjek cukup menyediakan sampel
yang mewakili.
2) Alokasi
Penempatan kelompok secara acak tetapi metode yang dipakai
(amplop tertutup) bukan metode paling efektif untuk menghilangkan
bias penempatan. subjek tahu di mana kelompoknya berada.
Contoh :
Baik karena bias penempatan ((ibu hamil tunggal dengan usia
kehamilan kurang dari 42 minggu, tidak ada kelainan janin dan
komplikasi kehamilan, suhu tubuh ibu kurang dari 37,5o C saat masuk
dan bersedia menjadi responden). Terdapat perbedaan signifikan
secara statistik pada peningkatan operasi SC antara 2 kelompok.
3) Maintenance
Sekali subjek ditempatkan ke kelompok, maka semua subjek diatur
secara sama, outcome yang relevan diukur menggunakan metodelogi
yang sama untuk kedua kelompok tersebut, akan tetapi banyak yang
hilang pada saat follow upI.
4) Measurement
 Blinding / penyamaran – bidan  yang melakukan pemeriksaan
dengan menggunakan gold standar mengetahui keadaan pasien
sebelumnya.
 Objectivity /objektivitas – pengukuran outcome tergantung
interprestasi dari  alat cardiotocography dan auskultasi intermitten
 Overall / keseluruhan (Validitas internal) : percobaan dilakukan
dengan baik
c. Overall/keseluruhan (Validitas internal)
Percobaan dilaksanakan dengan baik tapi memiliki kelemahan metodologi
yang bisa berdampak pada outcomes.
d. Hasil
Contoh :

12
Hasil menunjukkan perbedaan besar antara kelompok perlakuan dengan
kelompok kontrol, tidak signifikan secara statistik (karena CI melewati
angka 1
ARR = 1 – RR
1 - 0,90 = 0,1 (10%;95 CI, 0,75-1,08)
NNT= 1/ARR=1/0,1=10
e. Kesimpulan
Contoh :
Hasil penelitian menunjukkan cardiotocography memiliki dua peran
potensial. Pertama, mungkin bertindak sebagai stress test untuk janin yang
mungkin menjadi hipoksia dalam proses persalinan. Kedua, mungkin
mendeteksi dan pelayanan yang cepat dari beberapa janin yang sudah
kronis hypoxic. Sementara itu angka NNT cukup besar (10), sekarang
tinggal seberapa penting keputusan klinis sehubungan dengan
konsekuensinya.
f. Level Evidance Based Diagnostic Accuracy
Contoh :
Judul Metode Level
Admission cardiotocography: randomised controlled trial II B

2.4. Hubungan Antara Evidence Based dan Praktik Kebidanan


Tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak negara
berkembang, terutama disebabkan oleh perdarahan pascapersalinan,
eklamsia, sepsis dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab utama
kesakitan dan kematian ibu tersebut sebenarnya dapat dicegah. Melalui
upaya pencegahan yang efektif, beberapa negara berkembang dan hampir
semua negara maju, berhasil menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu
ke tingkat yang sangat rendah.
Asuhan Kesehatan Ibu selama dua dasawarsa terakhir terfokus pada:
a. Keluarga Berencana
Membantu para ibu dan suaminya merencanakan kehamilan yang
diinginkan

13
b. Asuhan Antenatal Terfokus
Memantau perkembangan kehamilan, mengenali gejala dan tanda
bahaya, menyiapkan persalinan dan kesediaan menghadapi komplikasi
c. Asuhan Pascakeguguran
Menatalaksanakan gawat-darurat keguguran dan komplikasinya serta
tanggap terhadap kebutuhan pelayanan kesehatan reproduksi lainnya
d. Persalinan yang Bersih dan Aman serta Pencegahan Komplikasi
Kajian dan bukti ilmiah menunjukkan bahwa asuhan persalinan
bersih, aman dan tepat waktu merupakan salah satu upaya efektif untuk
mencegah terjadinya kesakitan dan kematian
e. Penatalaksanaan Komplikasi yang terjadi sebelum, selama dan setelah
persalinan.
Dalam upaya menurunkan kesakitan dan kematian ibu, perlu
diantisipasi adanya keterbatasan kemampuan untuk menatalaksana
komplikasi pada jenjang pelayanan tertentu. Kompetensi petugas,
pengenalan jenis komplikasi, dan ketersediaan sarana pertolongan
menjadi penentu bagi keberhasilan penatalaksanaan komplikasi yang
umumnya akan selalu berbeda menurut derajat, keadaan dan tempat
terjadinya
Fokus asuhan persalinan normal adalah persalinan bersih dan aman serta
mencegah terjadinya komplikasi. Hal ini merupakan pergeseran paradigma
dari menunggu terjadinya dan kemudian menangani komplikasi, menjadi
pencegahan komplikasi. Persalinan bersih dan aman serta pencegahan
komplikasi selama dan pascapersalinan terbukti mampu mengurangi
kesakitan atau kematian ibu dan bayi baru lahir. Beberapa contoh dibawah
ini adalah perkembangan keilmuan kebidanan yang berhubungan dengan
evidence based practice.
a. Gentle Birth
Getntle birth adalah konsep persalinan yag santun, tenang, dan alami
yang bertujuan untuk mempersiapkan ibu hamil agar tetap tenang dan
rileks saat melahirkan. Konsep ini melibatkan praktik senam hamil, olah

14
pernapasan, serta self hypnosis yang rutin dilakukan sjak awal masa
kehamilan hingga menuju persalinan.
b. Water birth
Persalinan di air (Inggris: waterbirth) adalah proses persalinan atau
proses melahirkan yang dilakukan di dalam air hangat. Melahirkan dalam
air (water birth), adalah suatu metode melahirkan secara normal melalui
vagina di dalam air. Secara prinsip, persalinan dengan metode water birth
tidaklah jauh berbeda dengan metode persalinan normal di atas tempat
tidur, hanya saja pada metode water birth persalinan dilakukan di dalam
air sedangkan pada persalinan biasa dilakukan di atas tempat tidur.
Perbedaan lainnya adalah pada persalinan di atas tempat tidur, calon ibu
akan merasakan jauh lebih sakit jika dibandingkan dengan persalinan
menggunakan metode water birth. Ada yang mengatakan persalinan
dengan water birth dapat mengurangi rasa sakit hingga mencapai 40-
70%.

c. Lotus Birth
Lotus Birth atau tali pusat yang tidak dipotong, adalah praktek
meninggalkan tali pusat yang tidak diklem dan lahir secara utuh, daripada
ikut menghalangi proses fisiologis normal dalam perubahan Wharton’s
jelly yang menghasilkan pengkleman internal alami dalam 10-20 menit
pasca persalinan.

15
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Evidence base adalah proses sistematis untuk mencari, menilai dan
menggunakan hasil penelitian sebagai dasar untuk pengambilan keputusan
klinis. Manfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan Evidence Base antara
lain:
1. Keamanan bagi tenaga kesehatan karena intervensi yang dilakukan
berdasarkan bukti ilmiah
2. Meningkatkan kompetensi (kognitif)

16
3. Memenuhi tuntutan dan kewajiban sebagi professional dalam
memberikan asuhan yang bermutu
4. Memenuhi kepuasan pelanggan yang mana dalam asuhan kebidanan
klien mengharapkan asuhan yang benar, seseuai dengan bukti dan teori
serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak negara


berkembang, terutama disebabkan oleh perdarahan pasca persalinan,
eklamsia, sepsis dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab utama
kesakitan dan kematian ibu tersebut sebenarnya dapat dicegah. Melalui
upaya pencegahan yang efektif yang berdasarkan evidence based practice
seperti: gentle birth, water birth, hypnobirthing, lotus birth, dll.

3.2. Saran
Demikian makalah ini kami susun, semoga makalah ini dapat dijadikan
pedoman kita dalam pembelajaran. Apabila ada kekurangan dalam
penulisan makalah ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Gray, et.al. 1997. Manajemen Proyek. Jakarta: LPFE Universitas Indonesia.

Yuniati I. Filosofi Kebidanan. Bandung: Program Pascasarjana Program Studi


Magister Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
Bandung; 2011.

NICE. Antenatal Care, routine care for the healthy pregnant woman. 2 ed.
London: Royal College of Obstetricians and Gynaecologists; 2008.

Sandip S, Asha K, Paulin G, Hiren S, Gagandeep S, Amit V. A comparative study


of serum uric acid, calcium anf magnesium in preeclampsia and normal

17
pregnancy. Journal of Advance Research in Biological Sciences.
2013;5(1):55-8.

Dignon A, Reddington A. The physical effect of exercise in pregnancy on-pre-


eclampsia, gestational diabetes, birthweight and type of delivery. Evidence
Based Midwifery. 2013;11(2):60-6.

Guxens M, Mendez MA, Molto-Puigmarti C, Julvez J, Garcia-Esteban R, Forns J,


et al. Breastfeeding, long chain polyunsaturated fatty acids in colostrum and
infant mental development. Official Journal of The American Academy of
Pediatics. 2011;128(4):e880-e9. Epub 4 October 2011.

Moegni EM, Ocviyanti D, editors. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di


Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta: WHO, UFPA,
UNICEF, Kemenkes RI, IBI, POGI; 2012.

18

Anda mungkin juga menyukai