Anda di halaman 1dari 34

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kehamilan

2.1.1. Konsep Dasar Kehamilan

A. Pengertian

Antenatal care merupakan pelayanan yang diberikan pada ibu hamil untuk

memonitor, mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu hamil

normal atau bermasalah (Saifudin,2001) ( Rukiyah,2009, hal 2)

Kehamilan matur (cukup bulan) berlangsung kira-kira 40 minggu (280 hari)

dan tidak lebih dari 43 minggu( 300 hari). Kehamilan yang berlangsung antara 28

dan 36 minggu disebut kehamilan prematur, sedangkan bila lebih dari 43 minggu

disebut kehamilan post matur.

Menurut usia kehamilan, kehamilan dibagi menjadi :

 Kehamilan trimester I : 0-14 minggu

 Kehamilan trimester II : 14-28 minggu

 Kehamilan trimester III : 28-42 minggu (arif dkk.,2001).

Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta

perubahan sosial dalam keluarga, memantau perubahan-perubahan fisik yang

normal dialami ibu serta tumbuh kembang janin, juga mendeteksi dan

menatalaksanakan kondisi yang tidak normal. Pada umumnya kehamilan

berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan

melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan

(Saifudin,2001) ( Rukiyah,2009, hal 3).


Pelayanan/asuhan antenatal care merupakan cara penting untuk memonitor

dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan

kehamilan normal. Ibu hamil dianjurkan mengunjungi Dokter atau Bidan sedini

mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan

antenatal (JNPKKR/POGI,2002).

Masa kehamilan mulai dari konsepsi sampai lahirnya bayi, lama hamil normal 280

hari (40 minggu) atau 9 bulan 7 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir

(Saifudin,2002) ( Rukiyah,2009 hal 2)

Pembagian kehamilan dibagi dalam 3 semester. Trimester pertama, dimulai

dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12 minggu) Trimester kedua dari bulan ke 4

sampai bulan ke 6 (13-28 minggu), Trimester tiga dari bulan ke 7 sampai 9 bulan

(29-40 minggu) (Rukiyah,2009 hal 2)

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan

didefenisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum

dilanjut dengan nidasi atau implementasi. Bila dihitung dari fertilasai hingga

lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalan waktu 40 minggu atau

10 bulan atau 9 bulan menurut kelender Internasional (Prawirohdjo,2011, hal

213).

Tanda- tanda kehamilan

1. Tanda tidak pasti kehamilan

a. Amenorhea

Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir ( HT) supaya dapat

ditaksir umur kehamilan dan tapsiran tanggal persalinan (TTP), yang dihitung
dengan menggunakan rumus dari neagele; TTP = (hari HT +7) dan bulan ( HT-3)

dan (tahun HT +1) ( Mochtar,2011; hal 35).

b. Perubahan payudara

Payudara membesar, tegang, dan sedikit nyeri, disebabkan pengaruh esterogen

dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara. Kelenjar

Montgomery terlihat lebih membesar (Mochtar,2011;hal: 35).

c. Mual dan muntah

Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan

pertama. Karena sering terjadi pada pagi hari, disebut morning sickness (sakit

pagi). Apalagi timbul mual dan muntah berlebihan karena kehamilan, disebut

hiperemesis gravidarum(Mochtar,2011;hal : 35).

d. Sering kencing

Miksi sering, karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala

itu akan hilang pada triwulan kedua kehamilan pada akhir kehamilan gejala

tersebut akan muncul kembali karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin

(Mochtar,2011;hal:35)

e. Konstipasi /opstipasi

Karena tonus otot-otot usus menurun oleh pengaruh hormon steroid

f. Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, dijumpai

dimuka (cloasma gravidarum), aerola payudara,leher,dan dinding perut (linea

nigra=gricea)
g. Epulis ; hipertrofi papila gingivalis

h. Pemekaran vena-vena (varises) dapat terjadi pada kaki, betis, dan vulva,

biasanya dijumpai pada triwulan akhir.

i. Mengidam (ingin makanan khusus)

Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman terutama pada bulan bulan

triwulan pertama. Mereka juga tidak tahan bau-bauan.

j. Pingsan

Jika berada pada tempat-tempat ramai yang sesat dan padat, seorang wanita yang

sedang hamil dapat pingsan

k. Tidak ada selera makan (aenoreksia)

Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, kemudian napsu makan

timbul kembali.

2. Tanda mungkin hamil

a. Pembesaran, perubahan, dan konsistensi rahim

Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama dibawah pengaru esterogen

dan progesteron yang kadarnya meningkat. Pada kehamilan 8 minggu uterus

membesar, sebesar telur bebek. Pada kehamilan 12 minggu sebesar telur angsa.

Pada 16 minggu sebesar kepala bayi /tinju orang dewasa dan semakin membesar

sesuai dengan usia kehamilan dan ketika usia kehamilan sudah aterem dan

pertumbuhan janin normal pada kehamilan 28 minggu tinggi fundus uteri 25 cm,

pada 32 minggu 27 cm, pada 36 minggu 30 cm. Pada kehamilan 40 minggu TFU

turun kembali dan terletak 3 jari dibawah prosessus xypodeus. Berat menjadi 1000

gram pada akhir kehamilan, ukurannya untuk pertumbuhan janin rahim menjadi
besar, endometrium menjadi desidua, ukuran kehamilan 30x25x20 kapasitas lebih

dari 4000 cc. Triwulan I aktif tumbuh oleh pengaruh hormon esterogen bentuk

yang awalnya seperti buah alpukat pada bulan pertama, bentuknya bulat pada

kehamilan 4 bulan, akhir hamil bentuknya seperti bujur telur. Tidak hamil bentuk

uterusnya sebesar telur ayam, satu bulan sebesar telur bebek, 3 bulan sebesar telur

angsa. Minggu pertama isthmus rahim bertambah panjang dan hipetropi sehingga

terasa lebih lunak. Kehamilan 5 bulan rahim teraba seperti berisi cairan ketuban

dinding rahim tipis karena itu bagian-bagian anak dapat diraba melalui dinding

perut dan rahim. Tempat terbentuknya ini disebut segmen atas rahim (SAR) dan

segmen bawah rahim (SBR) (Rukiyah,2011;hal:39).

b. Perubahan pada serviks

Serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak (soft) disebut tanda

goodell. Kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan banyak cairan

mukus. Karena pertambahan dan pelebaran pembuluh darah, warnanya menjadi

livid, dan perubahan itu disebut tganda Chadwick (Mochtar,2011;hal:29).

c. Kontraksi Braxton Hicks

Braxton Hicks yang terjadi akibat peregangan miometrium yang disebabkan

oleh terjadinya pembesaran uterus. Peningkatan aktomiosin di dalam miometrium

juga menjadi penyebab dari meningkatnya kontraktilitas uterus. Kontraksi

Braxton Hicks bersifat non-ritmik, sporadik, tanpa disertai adanya rasa nyeri,

mulai timbul sejak kehamilan 6 minggu dan tidak terdetegksi melalui pemeriksaan

bimanujal pelvik. Kontraksi ini baru dapat dikenali melalui pemeriksaan bimanual

pelvik pada kehamilan trimester kedua dan pemeriksaan palpasi abdomen pada
kehamilan trimester ketiga. Dengan semakin meningkatnya usia kehamilan,

terjadi pula peningkatan frekuensi, lama, dan intensitas kontraksi Braxton Hicks.

Mendekati usia kehamilan aterem, kontraksi ini menjadi lebi teratur dan reguler

sehingga disalah artikan sebagai kontraksi persalinan. Persalinan palsu (false

labor) sangat erat kaitannya dengan kontraksi Braxton Hicks pada kehamilan

aterm (Prawirohardjo,2012;hal:219).

3. Tanda pasti kehamilan

Pada ibu yang diyakini sedang dalam kondisi hamil maka dalam pemeriksaan

melalui USG (ultrasonografi) terlihat adanya gambaran janin .

Ultrasonografi memungkinkan untuk mendeteksi jantung kehamilan

(gestasional sac) pada minggu ke-5 sampai ke-7, pergerakan jantung biasanya

terlihat pada 42 hari setelah konsepsi yang normal atau sekitar minggu ke-8,

melalui pemeriksaan USG, dapat diketahui juga panjang, kepala dan bokong

(trown-sump lenghth/TRI) janin dan merupakan metode yang akurat dalam

menetukan usia kehamilan.

Pemeriksaan merasakan gerakan janin dalam rahim pada usia 20 minggu,

terlihat adanya gambaran kerangka janin dengan pemeriksaan radiologi, terdengar

adanya denyut jantung janin, melalui pemeriksaan dengan ultrasonografi dopler

dapat di deteksi dengan denyut jantung janin pada minggu ke-8 sampai minggu

ke-12 setelah mentruasi terakhir dengan stetoskop leanec denyut jantung

terdeteksi pada minggu ke-18 sampai minggu ke-20 (Rukiyah,2009, hal: 77).
Tanda pasti kehamilan juga dapat dilihat:

 Pada pelpasi dirasakan bagian janin dan ballotement serta gerakan janin.

 Pada auskultasi terdengar bunyi jantung janin (DJJ). Dengan stetoskop

leanec DJJ baru terdengar pada kehamilan 18 – 20 minggu. Dengan alat

dopler BJJ terdengar pada kehamilan 12 minggu.

 Dengan ultrasonografi (USG) atau scanning dapat dilihat gambaran janin.

 Pada pemeriksaan sinar X tampak kerangka janin. Tidak dilakukan lagi

sekarang karena dampak radiasi terhadap janinn (Mansjoer

dkk.,1999,hal:254)

Tanda bahaya kehamilan

Pada setiap kunjungan antenatal, bidan harus mengajarkan pada ibu

bagaimana mengenal tanda-tanda bahaya kehamilan dan menganjurkan untuk

datang ke klinik dengan segera jika mengalami tanda-tanda bahaya tersebut. Dari

beberapa pengalaman akan lebih baik memberikan pendidikan kepada ibu dan

anggota keluarganya, khusunya pembuatan keputusan utama, sehingga si ibu akan

didampingin untuk mendapatkan asuhan (Rukiyah,2009, hal:127).

1. Perdarahan

a. Perdarahan pada saat hamil muda dapat menyebabkan keguguran

b. Perdarahan pada saat hamil tua dapat membahayakan keselamatan ibu dan

janin dalam kandungan


2. Bengkak pada kaki, tangan, wajah atau sakit kepala kadangn kala disertai

kejang. Bengkak atau sakit kepala pada ibu hamil dapat membahayakan

keselamatan ibu dan janin dalam kandungan.

3. Demam tinggi. Biasanya kondisi ini disebabkan oleh infeksi atau malaria.

Demam tinggi dapat membahayakan keselamatan ibu, menyebabkan

keguguran atau kelahiran kurang bulan

4. Keluar air ketuban sebelum waktunya. Merupakan tanda adanya gangguan

pada kehamilan dan dapat membahayakan bayi dalam kandungan.

5. Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak. Keadaan

ini merupakan tanda bahaya janin.

6. Ibu muntah terus dan tidak mau makan keadaan ini akan membahayakan

kesehatan ibu (Mangkuji dkk,.2012, hal:29).

Selain daripada itu ada juga beberapa keluahan yang dapat terjadi pada

beberapa ibu hamil yakni:

1. Emesis gravidarum

Emesis gravidarum merupakan keluhan umum yang disampaikan pada

kehamilan muda. Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada

wanita karena terdapat peningkatan hormon esterofen, progesteron, dan

dikeluarkannya Human Chorionic Gonadotropin(HCG) plasenta. Hormon-

hormon ini lah yang diduga menyebabkan emesis gravidarum.


1. Kram kaki

Keluhan keram kaki terutama betis sering disampaikan oleh ibu hamil muda.

Kejadian keram/ betis berkaitan dengan mual muntah, kurangnya makan, sehingga

terdapat perubahan keseimbangan elektrolit dengan kalium, kalsium, dan natrium

yang menyebabkan terjadi perubahan berkelanjutan dalam darah dan cairan tubuh.

2. Varises

Varises merupakan pembesaran dan pelebaran pembuluh darah vena, yang

sering dijumpai saat kehamilan disekitar vulva, vagina, paha, dan terutama di

tungkai bawah. Kejadian varises pada wanita disebabkan oleh faktor bakat atau

keturunan, faktor multipara sampai grande multipara, terdapat peningkatan

hormon esterogen dan progesteron selama hamil.

3. Hiperemesis gravidarum

Beberapa wanita hamil tidak dapat mengatasi mual muntah yang berkelanjutan

sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari dan menyebabkan kekurangan cairan

dan terganggunya keseimbangan elekrolit atau disebut dengan hiperemesis

gravidarum.

4. Hipersalivasi

Hipersalivasi atau ptialismus berarti pengeluaran air ludah yang berlebihan

pada wanita hamil, terutama pada trimester I. Keadaan ini disebabkan

meningkatnya hormon esterogen dan Human Chorionic Gonadotropin

(HCG),selain ibu hamil sulit menelan ludah karena mual dan muntah

(Manuaba,2010,hal:227).
B. Fisiologi Kehamilan

a. Proses kehamilan

Merupakan mata rantai yang bersinambung dan terdiri dari: ovulasi, migrasi

spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi)

pada uterus, pembentukan plasentadan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai

aterem.

Ovulasi

Adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal yang

kompleks.

Selama masa subur yang berlangsung 20 – 35 tahun, hanya 420 buah uvum

yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi. Proses

pertumbuhan ovum (oogenesis) asalnya epitel garminal  oogonium folikel

primer  proses pematangan pertama.

Spermatozoa

Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks.

Spermatogonium berasal dari sel primitif tubulus, menjadi spermatosit pertama,

menjadi spermatosit kedua, menjadi spermatib, akhirnya apermatozoa tipe. Pada

setiap hubungan seksual dikeluarkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40 -

60 juta spermatozoa setiap cc bentuk spermatozoa seperti cebong yang terdiri

atas kepala (lonjong sedikit gepeng yang mengandung inti), leher (penghubung

antara kepala dan ekor ), ekor (panjang sekitar 10 kali kepala, mengandung

energi sehingga dapat bergerak).


Konsepsi

Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau fertilisasi

dalam membentuk zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung seperti uraian

berikut :

a. Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiata,

yang mengandung persendiaan nutrisi.

b. Pada ovum, dijumpai nti dan bentuk metafase ditengan sitoplasma yang

disebut vitelus.

c. Dalam perjalanan, korona radiata makin berkurang pada zona pelusida.

Nutrisi dialirkan kedalam vitelus, melalui saluran pada zona pelusida.

d. Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, yang paling luas dinding nya

penuh jonjot dan tertutup sel yang mempunya silia. Ovum mempunyai waktu

hidup terlama didalam ampula tuba (Manuaba,2012).

e. Uvum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam. Spermatozoa

menyebar, masuk melalu kanalis servikalis dengan kekuatan sendiri. Pada

kavum uteri, terjadi proses kapasitasi, yaitu pelepasan lipoprotein dari sperma

sehingga mampu mengadakan fertilisasi. Spermatozoa melanjutkan

perjalanan perjalanan menuju tuba fallopi. Spermatozoa hidup selama 3 hari

di dalam genitalia interna. Spermatozoa akan mengelilingi ovum yang teglah

siap dibuahi serta mengikis korona radiata dan zona pelusida dengan proses

enzimatik : hialuronidase. Melalui “stomata”, spermatozoa memasuki ovum.

Setelah kepala spermatozoa masuk kedalam ovum, ekornya lepas dan


tertinggak diluar. Kedua inti ovum dan inti spermatozoa bertumu dengan

membentuk zigot (Manuaba,2012).

Proses nidasi / implantasi

Dengan masuknya inti spermatozoa kedalam sitoplasma “vitelus”

membangkitkan kembali pembelahan dalam inti ovum yang dalam keadaan

“mitafase”. Proses pemecahan dan pematangan mengikuti bentuk anafase dan

“telofase” sehingga pronukleus nya menjadi “haploid”. Pronukleus spermatozoa

dalam keadaan haploid saling mendekati dengan inti ovum yang kini haploid dan

bertemu dalam pasangan pembawa tanda dari pihak pria maupun wanita

(Manuaba,2012).

Pembentukan plasenta

Nidasi atau implantasi terjadi pada bagian fundus uteri di dinding depan atau

dinding belakang. Pada blastula, penyebaran sel trofoblas yang tumbuh tidak rata,

sehingga bagian blastula dengan inner cell mass akan tertanam kedalam

endometrium. Sel trofoblas menghancurkan endometrium sampai terjadi

pembentukan plasenta yang berasal dari primer vilikoronalis

(Manuaba,2012;hal:75).
a. Perubahan fisiologi pada kehamilan

Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh sistem genetalia wanita

mengalami perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang perkembangan

dan pertumbuhan janin dalam rahim. Plasenta dalam perkembangan nya

mengeluarkan hormon somatomamotrofin, esterogen dan progesteron yang

menyebabkan perubahan pada bagian-bagian tubuh dibawah ini:

Uterus

Rahim / uterus yang semula besar nya sejempol atau beratnya 30 gram akan

mengalami hipertropi dan hiperplasia, sehingga menjadi seberat 1000 gram saat

akhir kehamilan. Otot rahim mengalami hiperplasia dan hipertropi menjadi lebih

besar, lunak dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin.

Hubungan antara besarnya rahim dan usia kehamilan penting untuk diketahui

karena kemungkinan penyimpangan kehamilan seperti hamil kembar, hamil

molahidatidosa, hamil yang hidramnion yang akan teraba lebih besar.

Sebagai gambaran dapat dikemukakan sebagai berikut :

 Pada usia kehamilan 16 minggu, kavum uteri seluruhnya diisi oleh

amnion, dimana desidua kapsularis dan desidua paritalis telah menjadi

satu. Tinggi rahim adalah setengan dari jarak simpisis dan pusat. Plasenta

telah terbentuk seluruh nya.

 Pada usia kehamilan 20 minggu fundus rahim terletak 2 jari dibawah

pusat sedangkan pada usia 24 minggu tepat diatas tepi atas pusat

 Pada usia kehamilan 28 minggu tinggu fundus uteri sekitar 3 jari diatas

pusat atau sepertiga jarak antara pusat dan prosesus xipodeus.


 Pada usia kehamilan 32 minggu tinggi fundus uteri adalah setengah jarak

prosesus xipodeus dan pusat

 Pada usia kehamilan 36 minggu tinggi fundus uteri sekitar 1 jari dibawah

prosesus xipodeus, dan kepala bayi belom masuk pintu atas panggul.

 Pada usia kehamilan 40 minggu fundus uteri turun setinggi 3 jari dibawah

prosesus xipodeus, oleh karena saat ini kepala janin telah masuk pintu

atas panggul.

Panjang fundus uteri pada usia kehamilan 28 minggu adalah 25 cm, pada usia

kehamilan 32 minggu panjang nya 27 cm, dan umur hamil 36 minggu panjang nya

30 cm. Regangan dinding rahim karena besar nya pertumbuhan dan

perkembangan janin menyebabkan isthmus uteri makin tertarik keatas dan

menipis di Segmen Bawah Rahim (SBR).

Pertumbuhan rahim ternyata tidak sama kesemua arah, tetapi terjadi pada

pertumbuhan yang cepat didaerah inplantasi, sehingga rahim bentuknya tidak

sama. Bentuk rahim yang tidak sama disebut tanda piskaseck.

Perubahan konsentrasi hormonal yang memengaruhi rahim, yaitu esterogen

dan progesteron menyebabkan progesteron mengalami penurunan dan

menimbulkan kontraksi rahim yang disebut braxton hicks. Terjadinya braxton

hicks tidak dirasakan nyeri dan terjadi bersama di seluruh rahim. Kontraksi

bracton hicks akan berlanjut menjadi kontraksi untuk persalinan

(Manuaba,2012;hal:85).
Vagina

Vagina dan vuva mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh

esterogen sehingga tampak makin berwarna merah dan kebiru-biruan (tanda

chadwicks).

Ovarium

Dengan terjadinya kehamilan, indung telr yang mengandung korpus luteum

gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang

sempurna pada usia 16 minggu. Kejadian ini tidak dapat lepas dari kemampuan

vili korealis yang mengeluarkan hormon korionik gonadotropin yang mirip

dengan hormon luteotropik hipofisis anterior.

Payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan senagai persiapan

memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat

dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu esterogen, progesteron,

dan somatomamotrifin.

Fungsi hormon mempersiapkan payudara untuk pemberian ASI dijabarkan

sebagai berikut :

a. Esterogen, berfungsi :

 Menimbulkan hipertrofi sistem saluran payudara

 Menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam sehingga payudara

tampak makin membesar

 Tekanan sarat saraf akibat penimbunan lemak, air, dan garam

menyebabkan rasa sakit pada payudara


b. Progesteron, berfungsi :

 Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi

 Meningkatkan jumlah asinus

c. Somatomamotrofin, berfungsi:

 Mempengaruhi sel asinus untuk membuat kasein, laktalbumin, dan

laktoglobulin

 Penimbunan lemak di sekitar alveolus payudara

 Merangsang pengeluaran kolostrum pada kehamilan

Sirkulasi Darah Ibu

Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa faktor, antara lain :

 Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi

kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim

 Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi

retroplasenter

 Pengaruh hormon esterogen dan progesteron makin meningka.

Akibat dari faktor tersebut terdapat beberapa perubahan peredaravn darah.

Volume darah. Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih

besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengenceran darah

(hemodilusi), dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu.

Sel darah. Sel darah merah makan meningkat jumlahnya untuk dapat

mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan darah tidak

seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi haemodilusi yang


disertai anemia fisiologis. Jumlah sel darah putih meningkat hingga mencapai

10.000/ml. Dengan hemodilusi dan anemia fisiologi maka laju endap darah

semakin tinggi dan dapat mencapai 4 kali dari angka normal.

Sistem respirasi. Pada kahamilan, terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk

dapat memenuhi kebutuhan O2. Disamping itu, terjadi desakan diafragma karena

dorongan rahim yang membesar pada usia kehamilan 32 minggu. Sebagai

kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu

hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20 sampai 25% daripada biasanya.

Sistem pencernaan. Oleh karena pengaruh esterogen, pengeluaran asama lambung

meningkat dan dapat menyebabkan :

 Pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi)

 Daerah lambung terasa panas

 Terjadi mual dan sakit/ pusing kepala terutama pagi hari, yang disebut

morning sickness

 Muntah, yang disebut emesis gravidarum

 Muntah berlebihan sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari, disebut

hiperemesis gravidarum

 Progesteron menimbulkan gerak usus semakin berkurang dan dapat

meyebabkan obstipasi

Tractus urinarius. Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala

bayi pada hamil tua, terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering berkemih.

Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh. Hemodilusi


menyebabkan metabolisme air makin lancar sehingga pembentukan urine akan

bertambah.

Perubahan pada kulit. Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan

hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore stimulating hormon lobus

hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar subprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi

pada striae gravidarum livid atau alba, areola mamae, papila mamae, linea nigra,

pipi ( cloasma gravidarum). Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan

menghilang.

Metabolisme. Dengan terjadinya kehamilan metabolisme tubuh mengalami

perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk

pertumbuhn janin dan persiapan memberikan ASI (Manuaba,2012;hal:85).

2.1.2. Asuhan Kehamilan

Sebagaimana sejarah perkembangan kebidanan dunia maka sejarah asuhan

kebidanan pun tidak lepas dari itu. Telah diketahui dalam sejarah bahwa bidan

sudah ada sejak zaman prasejarah di zaman mesir yaitu Simprah dan Poah yang

tidak setuju dengan tindakan Firaun yang melakukan pembunuhan pada bayi laki-

laki yang baru lahir. Dengan perkembangan zaman, pada masa sebelum masehi

mulai diketahui fisiologi dan patologi kehamilan. Pada tahun 1899 di Ediburn

mulai disebarkan tempat untuk merawat ibu hamil. Adolphe Pinard dari Prancis

tahun 1878 menemukan palpasi abdominal yang dikenal dengan cara Pinard. Jean

Lubumean dari Prancis menemukan Leneac dan stetoskop pada tahun 1819 dan

pertama mendengar DJJ tahun 1920. John Braxton Hiks dari Inggris tahun 1872

menggambarkan kontraksi uterus selama kehamilan yang dikenal dengan


kontraksi Braxton Hiks. Sebelum dikenal asuhan berdasarkan evidence based,

Asuhan yang banyak berkembang saat ini dari model yang dikembangkan di

Eropa awal dekade abad ini dengan lebih mengarah ke ritual daripada ke rasional.

Lebih mengarah ke frekuensi dan jumlah daripada tujuan yang essensial

(Jannah,2012;hal:4).

Secara umum tujuan asuhan kehamilan (ANC) adalah memantau kemajuan

kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin.

Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial pada ibu

dan bayi, mengenali secara diniadanya ketidaknormalan atau implikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,

kebidanan dan pembedahan. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan

dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI

eksklusif, dan mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran

bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal (Walyani,2015;hal:7).

Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan keputusan

dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang

lingkup prakteknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan.

Standar I : pengkajian

1. Pernyataan standar : bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat,

relevan dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi

klient.
2. Kriteria pengkajian

a. Data tepat, akurat dan lengkap

b. Terdiri dari data subjektif

Standar II : Perumusan diagnosa atau masalah kebidanan.

1. Pernyataan standar : bidan menganalisa data yang diperoleh ada

pengkajian, menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk

menegakkan diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat

2. Kriteria perumusan diagnosa atau masalah

a. Diahnisa sesuai dengan nomen klatur kebidanan.

b. Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klient

c. Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri,

kolaborasi dan rujukan.

Standar III : Perencanaan

1. Pernyataan standar : bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan

diagnosa dan masalah yang ditegakkan

2. Kriteria perencanaan

a. Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi

klient, tindakan segera, tindakan antisipasi dan asuhan secara

konferensif

b. Melibatkan klient dan keluarga

c. Mempertimbangkan kondisi psikologi dan sosial budaya klient


d. Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klient

berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang

diberikan bermanfaat untuk klient.

e. Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku, sumber

daya serta fasilitas yang ada

Standar IV : Implementasi

1. Pernyataan standar : bidan merencanakan asuhan kebidanan komprehensif,

efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada klient dalam

bentuk upaya promotif, prefentiv, kuratif dan rehabilitatif. Dilaksanakan

secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.

2. Kriteria

a. Memperhatikan keunikan klient sebagai makhluk boipsiko-sosial-

spiritual-kultural

b. Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klient atau

keluarga

c. Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan indevendence based

d. Melibatkan klient dalam setiap tindakan

e. Menjaga privasi klient

f. Melaksanakan prinsif pencegahan infeksi

g. Mengikuti perkembangan kondisi klient secara berkesinambungan

h. Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada dan sesuai

i. Melakukan tindakan sesuai standar

j. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan


Standar V : Evaluasi

1. Pernyataan standar : Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan

berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah

diberikan sesuai dengan perubahan perkembangan kondisi klient

2. Kriteria evaluasi

a. Penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan sesuai

kondisi klient

b. Hasil evaluasi segera dicatat dan didokumentasikan

c. Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar

d. Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi klient

Standar VI: Pencatatan asuhan kebidanan

1. Pernyataan standar : bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat,

singkat dan jelas mengenai keadaan yang ditemukan dan dilakukan dalam

asuhan kebidanan

2. Kriteria pencataan asuhan kebidanan.

a. Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada

formulir yang disediakan

b. Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP

c. S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnese

d. O adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan

e. A adalah data hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan

f. P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipasi,


tindakan segera, tindakan secara komperhensif : penyuluhan,

dukungan, kolaborasi, evaluasi/ follow up dan rujukan (

Rukiyah&Yulianti,2014, hal :130).

Lingkup Asuhan Kehamilan

Asuhan standar kehamilan adalah 17 T, yaitu :

1. Timbang berat badan dan pengukuran tinggi badan

Pertambahan berat badan yang normal pada ibu hamil yaitu berdasarkan

massa tubuh dimana metode ini untuk menetukan pertambahan berat

badan yang optimal selama masa kehamilan, karena merupakan hak yang

penting mengetahui body massa indeks (indek massa tubuh ) wanita hamil.

Total pertambahan berat bada pada kehamilan yang normal 11,5-16 kg.

Adapun tinggi badan menetukan ukuran panggul ibu, ukuran normal tinggi

badan yang baik untuk ibu hamil antara lain yaitu <145 cm

(Rukiyah,2011;hal :6).

Cara menghitung berat badan ideal ibu hamil dapat dilakukan dengan cara

sebagai berikut :

BBI = (TB-110) + (umur kehamilan x 0,35) jika TB diatas 160 cm

BBI = (TB-105) + (umur kehamilan x 0,35) jika TB di bawah 160 cm

Keterangan :

BBI : Berat Badan Idela Ibu hamil

TB: TinggI Badan


0,35 : penetapan tambahan BB tiap minggu nya (kg) (walyani,2015;hal

:56).

2. Ukur tekanan darah

Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahu perbandingan niali dasar

selama masa kehamilan, tekanan darah yang adekuat perlu untuk

mempertahankan fungsi plasenta, tetapi tekanan darah sistolik 140 mmhg

atau diastolik 90 mmhg pada saat awal kehamilan dapat mengindikasi

potensi hipertensi (pre-eklamsia) (Rukiyah,2011;hal:6).

3. Ukur tinggi fundus uteri

Pengukuran tinggi fundus dengan menggunakan pita cm, letakkan titik nol

pada tepi atas simpisis dan rentangkan sampai fundus uteri (fundus tidak

boleh ditekan).

Tabel 2.3 hubungan tinggi fundus uteri dengan umur kehamilan

No. Tinggi fundus uteri Umur kehamilan dalam

(cm) minggu

1. 12 cm 12

2. 16 cm 16

3. 20 cm 20

4. 24 cm 24

5. 28 cm 28

6. 32 cm 32

7. 36 cm 36
8. 40 cm 40

sumber : Mochtar,2011;hal:42

4. Tetanus toxoid

Pemberian imunisasi TT pada kehamilan umumnya diberikan 2 kali saja.

Imunisasi pertama pada usia kehamilan 16 minggu dan kedua diberikan 4

minggu kemudia (rukuyah&yuliyanti,2014;hal:119).

Tujuan pemberian imunisasi TT adalah untuk melindungi janin dari

tetanus neonatorum. Efek sampin vaksin TT ayaitu nyeri kemerah-

merahan dan bengka untuk 1-2 hari pada tempat pemyuntikan. Ini akan

sembuh dan tidak perlu pengobatan.

Tabel 2.4 pemberian Imunisasi TT

Imunisasi Interval %perlindungan Massa

perlindungan

TT 1 Pada kunjungan ANC 0% Tidak ada

pertama

TT 2 4 minggu setelah TT 80 % 3 tahun

pertama

TT 3 6 bulan setelah TT 95 % 5 tahun

kedua

TT 4 1 tahun setelah TT 99% 10 tahun

ketiga

TT 5 1 tahun setelah TT ke 99% 25 tahun/seumur


empat hidup

Sumber : Rukiyah,2009;hal:113.

5. Tablet Fe (minimal 90 tablet selama hamil )

Pemberian tablet zat besi pada ibu hamil (Fe) adalah mencegah defisiensi

zat besi pada ibu hamil, bukan menaikkan kadar haemoglobin. Wanita

perlu menyerap zat besi rata-rata 60 mg/hari, kebutuhannya meningkat

secra signifikan pada trimester kedua karena absorbsi usus yang tinggi. Fe

diberikan 1 tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang,

diberikan sebanyak 90 table semasa kehamilan (Rukiyah,2011;hal :7).

Pemberian tablet Fe secara rutin adalah untuk membangun cadangan besi,

sintesa sel darah merah dan sintesa darah otot. Setiap tablet Fe

mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 30 mg), minimal 90 table selama

kehamilan. Tablet Fe sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi

karena mengandung tannin atau pitat yang menghambat penyerapan zat

besi ( Jannah 2012;hal :134)

6. Pemeriksaan Hb

Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil yang pertam

kalinya, lalu diperiksa lagi menjelang persalinan. Pemeriksaan Hb adalah

salah satu upaya untuk mendeteksi anemia pada ibu hamil

(walyani,2015;hal:81)

7. Pemeriksaan protein urin

Untuk mengetahui adanya protein dalam urine ibu hamil. Protein urine ini

untuk mendeteksi ibu hamil kearah pre eklamsi (walyani,2015;hal:81).


8. Pemeriksaan vdrl

Pemeriksaan veneral desease research laboratory (VDRL) adalah untuk

mengetahut adanya penyakit menular seksual antara lain sifilis,

pemeriksaan kepada ibu hamil yang pertama kali datang diambil spesimen

darah vena 2 cc, apabila test dikatan positif, ibu hamil dilakukan

pengobatan/rujukan. Akibat fatal yang terjadi adalah kematian janin pada

kehamilan < 16 minggu, pada kehamilan lanjutan dapat menyebabkan

kelahiran prematur, cacat bawaan. Menganjurkan untuk pemeriksaan

VDRL untuk mendeteksi secara dini resiko penularan IMS (Infeksi

Mwnular Seksual) (PPIBI,2008 dalam buku

Rukiyah&yuliyanti,2014;hal:124).

9. Pemeriksaan urine reduksi

Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu dengan indikasi

penyekit gula/DM atau riwayat penyakit gula pada keluarga ibu dan suami

(walyani,2015;hal82) sebagai pemeriksaan penunjang dilakukan

pemeriksaan protein urine untuk mendeteksi secara dini apakah ibu

mengalami hipertensi atau tidak (Rukiyah & Yuliyanti, 2014;hal :125)

10. Perawatan payudara,senam payudara dan tekan payudara

Meliputi senam payudara, perawatan payudara, pijat tekan payudara yang

ditujukan kepada ibu hamil, manfaat perawatan payudara adalah :

1. Menjaga kebersihan payudara, terutama putting susu

2. Mengencangkan serta memperbaiki bentuk putting susu (pada putting

susu yang terbenam)


11. Senam ibu hamil

Bermanfaat membantu ibu dalam persalinan dan mempercepat pemulihan

setelah melahirkan serta mencegah sembelit (walyani,2015;hal 82).

Adapun tujuan senam hamil adalah memperkuat dan mempertahankan

elastisitas otot-otot dinding perut, ligamentum, otot dasar panggul

memperoleh relaksasi tubuh dengan latihan-latihan kontraksi dan

relaksasi. Senam hamil dapat dimulai pada kehamilan 22 minggu,

dilakukan secara teratur sesuai kemampuan fisik ibu

Untuk melatih nafas saat menghadapi proses persalinan, dan untuk

menjaga kebugaran tubuh ibu selama hamil (manuaba,2006 dalam buku

rukiyah & yuliyanti,2014;hal :125).

12. Pemberian obat malaria

Pemberian obat malaria diberikan khusus pada ibu hamil didaerah

endemik malaria atau kepada ibu dengan gejala khas malaria yaitu panas

dingin disertai menggigil (walyani,2015;hal:82)

13. Pemberian kapsul minyak beryodium

Kekurang yodium dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan dimana tanah

dan air tidak mengandung unsure yodium. Akibat kekurangan yodium

dapat mengakibatkan gondok dan kretin yang ditndai dengan gangguan

fungsi mental, gangguan funsi pendengaran, gangguan pertumbuhan dan

gangguan kadar hormon yang rendah (walyani,2015;hal :82).


14. Pemeriksaan TBC

Sebagai pemeriksaan penunjang untuk mendeteksi secara dini apakah ibu

mengalami TBC atau tidak

15. Pemeriksaan serologi HIV

16. Pemeriksaan USG

17. Temu wicara

Konseling adalah suatu bentuk wawancara (tatap muka)untuk menolong

orang lain memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai dirinya

didalam usahanya untuk memahami dan mengatasi permasalahan yang

sedang dihadapinya. Anamnese meliputi biodata riwayat menstruasi

kesehatan, kehamilan, persalinan, dan nifas,biopsikososial,dan

pengetahuan sosial dan pengetahuan klient (varney’s 2006 dalam buku

rukiyah & yuliyanti, 2014;hal:125).

Kunjungan ante natal care (ANC) minimal

1. Satu kali pada trimester I (usia kehamilan 0-12 minggu )

2. Satu kali pada trimester II (usia kehamilan 14-28 minggu)

3. Dua kali pada trimester III (usia kehamilan 28-40 minggu)

(mochtar,2011;hal:35)

Sebagai profesional bidan, dalam melaksanakan praktek nya harus sesuai dengan

standar pelayanan kebidanan yang berlaku. Standar mencerminkan norma,

pengetahuan, dan tingkat kinerja yang telah disepakati oleh profesi. Penerapan

standar pelayanan akan sekaligus melindungi masyarakat karena penilaian

terhadap proses dan hasil pelayanan dapat dilakukan atas dasar yang jelas.
Kelalaian dalam praktek terjadi bila pelayanan yang diberikan tidak memenuhi

standar dan terbukti membahayakan (marmi,2014;hal:18).

Ada 6 standar memotivasi standar pelayanan antenatal seperti berikut :

1. Identifikasi ibu hamil

Melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara

berkala untuk penyuluhan dan motivasi untuk pemeriksaan dini dan

teratur.

2. Pemeriksaan dan pemantauan ante natal

Sedikitnya empak kali pelayanan kehamilan pemeriksaan meliputi :

anamnesis dan pemantauan ibu dan janin, mengenal kehamilan dan resiko

tinggi, nasehat dan penyuluhan, mencatat data yang tepat setiap

kunjungan, tindakan tepat untuk merujuk

3. Palpasi abdomen

Pemeriksaan abdimen dipertengahan awal kehamilan harus dilakukan

secara menyeluruh jika kondisi uterus yang membesar memungkinkan.

Evaluasi adanya nyeri tekan, massa, hernia, pembesaran hati, dan kelenjar

getah bening. Seiring kemajuan kehamilan semaik sulit meraba organ lain

selalin uterus. Perhatian khusus pada abdomen wanita hamil meliputi

denyut jantung janin, tinggi fundus uteri dan presentasi janin.

Palpasi (pemeriksa raba) bertujuan untuk :

1. Besarnya rahim dan dengan ini menentukan tuanya kehamilan

2. Menentukan letak anak dalam rahim


3. Selain dari pada itu selalu juga harus diraba apakah ada tumor-tumor

lain dalam rongga perut, kista, mioma, limfa yang membesar.

4. Cara melakukan palpasi ialah menurut leopold yang terdiri dari 4

bagian .

a. Leopold I

 Kaki penderita dibengkokkan pada lutut dan lipat paha

 Pemeriksan berdiri di sebelah kanan penderita, dan melihat

kearah muka penderita

 Rahim dibawah ketengah

 Tingginya fundus uteri ditentukan.

 Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus

Sifat kepala ialah keras, bundar dan melenting. Sifat bokong lunak, kurang

bundar dan kurang melenting. Pada letak lintang fundus uteri kosong.

Pemeriksaan tuanya kehamilan dari tingginya fundus uteri.

b. Leopold 2

 Kedua tangan pindah kesamping

 Tentukan dimana punggung anak. Punggung anak terdapat

dipihak yang memberikan rintangan terbesar, carilah bagian-

bagian terkecil yang biasanya terletak bertentang dengan pihak

.yang memberikan rintangan terbesar

 Kadang disamping terdapat kepala atau bokong ialah pada letak

lintang
c. Leopold 3

 Dipergunakan satu tangan saja

 Bagian bawah ditentukan antar ibu jari dan jari lainnya

 Cobalah berapakah bagian bawah masih dapat digoyangkan

Leopold ketiga untuk menentukan apa yang terdapat dibagian

bawah dan bagian bawah anak sudah atau belum terpegang oleh

pintu atas panggul.

d. Leopold 4

 Pemeriksaan berubah sikapnya ialah melihat kearah kaki

penderita

 Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi bagian

bawah

 Ditentukan apakan bagian bawah sudah masuk kedalam pintu

atas panggu, dan berapa masuknya bagian bawah kedalam

rongga panggul

 Jika kita rapatkan kedua tangan pda permukaan dari bagian

terbawah dari kepala yang masih teraba dari luar.

Jadi, leopold 4 untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah

dan berapa masuknya bagian bawha kedalam rongga panggul

(marmi,2014;hal:167).
4. Pengelolaan anemia dalam kehamilan

Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan atau

rujukan semua kasus anemi pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku

5. Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan dan mengenali tanda- tanda

serta gejala pre eklamsi lainnya serta mengambil tindakan yang tepat dan

merujuknya.

6. Persiapan persalinan

Bidan melakukan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta

keluarganya pada trimester 3, untuk memastikan bahwa persiapan

persalinan yang bersih, dan aman serta suasana yang menyenangkan,

disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk bila tiba-tiba

terjadi keadaan gawat darurat.

Anda mungkin juga menyukai