Chapter II PDF
Chapter II PDF
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dispepsia
2.1.1. Definisi
2.1.2. Klasifikasi
2.1.3. Etiologi
2.1.4. Patofisiologi
2.1.5. Diagnosis
2.1.6. Penatalaksanaan
Gambar 2.3 menunjukkan suatu algoritma untuk pendekatan pada
pasien dengan dispepsia uninvestigated (UD). Pengambilan riwayat
menyeluruh dengan pemeriksaan fisik yang tepat dilakukan untuk
mengklarifikasi apakah gejala berasal dari pankreas, empedu atau kolon.
Setelah diagnosis spesifik telah dibuat, pengobatan harus diarahkan pada
kondisi tertentu. Jika pertimbangannya adalah dispepsia yang sederhana,
penggunaan aspirin/ NSAIDs dihentikan, jika ada, dan pengobatan gejala
Gastro-oesophageal Reflux Disease (GORD) dengan pompa proton
inhibitor (PPI) harus diberikan. Sangat penting untuk membuat penilaian
dari hadirnya gejala alarm yang mengindikasikan kebutuhan endoskopi
dini, sedangkan selebihnya dapat dikelola dengan strategi “test and treat”
(mengacu untuk menetapkan ada/ tidaknya H.pylori) (Talley dan Segal,
2008).
2.2.1. Usia
2.2.3. Suku
Peran suku dalam dispepsia belum diteliti oleh sebagian besar studi
populasi. Sebagian besar survei telah dilakukan pada populasi tunggal/
serupa dari kelompok suku, kebanyakan berasal dari latar belakang
Kaukasia atau Oriental. Namun, dalam salah satu penelitian yang
melibatkan subyek dengan beberapa latar belakang suku dari sebuah
institusi tunggal di Amerika Serikat, ras Afrika-Amerika ditemukan
menjadi salah satu dari beberapa faktor risiko epidemiologi untuk
dispepsia. Dalam sebuah survei terhadap populasi multi-rasial di
Singapura, Asia Tenggara, prevalensi dispepsia dari suku yang sesuai
ditunjukkan sebagai berikut: Cina 8,1%, Melayu 7,3%, dan India 7,5%.
Meskipun kelompok suku mayoritas di Singapura adalah Cina, penulis
dapat memperoleh prevalensi berdasarkan representasi yang sama dari tiga
kelompok etnis yang berbeda (Mahadeva dan Goh, 2006).
Dalam sebuah survei door to door pada 2.000 subyek dari populasi
multi-etnis Malaysia yang terdiri dari Cina, India, dan Melayu, 14,6%
memiliki dispepsia (kriteria Roma II). Frekuensi dispepsia adalah 14,6%,
19,7%, dan 11,2% untuk masing-masing kelompok suku Melayu, Cina,
dan India. Dispepsia lebih umum di kalangan Cina daripada non-Cina
(Ghoshal et al, 2011).
aspirin dapat terjadi dalam waktu satu jam paparan (Mofleh dan Rashed,
2007).
2.2.7. Stress