BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
disebut dengan buang air besar/BAB tiga kali atau lebih dalam sehari
mengancam setiap orang tanpaj mengenal usia, jenis kelamin maupun status
sosial (Maryunani,2010).
tahunnya lebih dari satu milyar kasus gastroenteritis. Angka kesakitan diare
pada tahun 2011 yaitu 411 penderita per 1000 penduduk. Diperkirakan 82%
terutama di Asia dan Afrika, dimana akses kesehatan dan status gizi masih
tahun 2012 jumlah kasus diare yang ditemukan sekitar 213.435 penderita
dengan jumlah kematian 1.289, dan sebagian besar (70-80%) terjadi pada
1
2
hal yaitu gangguan pada proses absorpsi atau sekresi. Terdapat beberapa
pembagian diare :
a. Absorpsi
b. Gangguan sekresi
b. Diare kronik yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi non
infeksi
infeksi.
absorpsi yaitu volume cairan yang berada di kolon lebih besar daripada
kapasitas absorpsi. Disini diare dapat terjadi akibat kelainan di usus halus,
fungsi usus halus normal, diare dapat terjadi akibat absorpsi di kolon
Kejadian diare secara umum terjadi karena pola makan dan jamban
yang tidak sehat yang sebagian jamban tidak memenuhi syarat jamban
kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan
(tinja), Adanya jamban yang memiliki penampungan yang baik dan juga
dari tinja yang semula mencemari air bahkan tanah yang dapat juga dibawa
oleh serangga atau hewan yang ada disekitar lingkungan, karena terkadang
yang harus menggunakan jamban untuk buang air besar atau buang air
sehat, tidak berbau, tidak mencemari sumber air yang ada disekitarnya,
hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air. Bersihkan jamban secara
teratur sehingga ruangan jamban dalam keadaan bersih. Didalam jamban tidak
ada kotoran yang terlihat, tidak ada serangga, kecoa, lalat dan tikus yang
berkeliaran. Sediakan alat pembersih (sabun, sikat, dan air bersih) dan bila ada
jamban yang sehat adalah: tidak mencemari sumber air minum (jarak antara
berbau, kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus, tidak mencemari
dan atap pelindung, penerangan dan ventilasi yang cukup, lantai kedap air dan
luas ruangan memadai, tersedia air, sabun, dan alat pembersih. (Proverawati,
2012)
penggunaan fasilitas buang air besar. Rata-rata nasional perilaku buang air
rumah tangga yang berprilaku benar dalam buang air besar diantaranya lima
dalam buang air besar diantaranya adalah DKI Jakarta (78,2%), Kepulauan
Riau (74,8%), Kalimantan Timur (74,1%), Bangka Belitung (73,9%), dan Bali
Kalimantan Selatan (32,3%), Sumatera Utara (32,9%) dan Aceh (33,6%). Jawa
jamban yakni 82,7% dari beberapa provinsi yang ada di Indonesia (Kemenkes,
2014).
jaga secara nasional untuk daerah perkotaan yaitu 79% dan untuk daerah
Jika hal ini tidak di tangani secara cepat maka masalah kesehatan
menyebar lewat air ini sangat banyak mengancam. Mulai dari virus, bakteri,
menyebar dalam air yang sudah tercemar oleh tinja. Beberapa penyakit yang
Abdominali dan dysentrie (Slamet, 2002). Selain itu juga bau yang tidak sedap
pada sekitarnya yang dapat mengganggu masyarakat sekitar. Dan selain itu
juga kurang enak dilihat oleh pengguna jalan yang melintasi daerah tersebut
yang letaknya memang berdekatan dengan sungai dan sungai tersebut masih
dapatkan data dari Dinas Kesehatan kota Banjarmasin tahun 2018, data jamban
sehat yang kurang sehat itu terdapat di puskesmas Gadang Hanyar kota
Banjarmasin.
6
Serta dari hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti di
dapatkan data perhitungan angka diare yang di pantau serta yang ditangani oleh
oktober 2018, jumlah diare yang ditangani oleh puskesmas Gadang Hanyar
puskesmas Gedang Hanyar bahwa penyebab diare itu sendiri karena jamban
yang kurang sehat, buang sampah atau limbah sembarangan serta penggunaan
air yang tidak bersih. Setiap bulan puskesmas gedang hanyar juga melakukan
di aula puskesmas gedang hanyar dengan metode ceramah, setelah itu ketua RT
menurut petugas puskesmas semua warga paham dan tau tentang pentingnya
Hasil wawancara yang peneliti lakukan pada 5 orang ibu rumah tangga
jamban sehat dan tau bagaimana perilaku manusi yang benar sebelum dan
kurang mengetahui bagaimana cara merawat jamban sehat dan tanpa mereka
sebelum dan sesudah menggunakan jamban seperti cuci tangan, buang sampah
atau limbah sembarangan serta penggunaan air yang tidak bersih seperti halnya
masyarakat lebih menggunakan air sungai pada saat buang air besar di jamban
tanpa mereka menyadari bahwa itu salah satu penyebab terjadinya diare pada
pada jamban cemplung tetapi kebanyakan dari warga tidak tau bagaimana cara
keluarga dari ibu tersebut masih ada yang buang air besar sembarangan, seperti
disungai karena hal tersebut sudah biasa dilakukan oleh warga dari jaman
dahulu dan sudah menjadi budaya. Ibu masih beranggapan bahwa jika
membersihkan jamban cukup disikat dan disiram saja, dan juga kurangnya
setempat, dan dari beberapa rumah terdapat sanitasi lingkungan yang kotor,
seperti tidak tersedianya bak sampah dan pembuangan limbah dapur langsung
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
jamban sehat.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi keluarga
b. Bagi Puskesmas
jamban sehat dan juga dampak dari buang air besar sembarangan guna
c. Bagi Masyarakat
sumber informasi dan penggunaan jamban yang baik dan yang benar.
sehat.
e. Bagi Peneliti
E. Keaslian Penelitian
orang. Instrument, yaitu kuisioner dan check list. Hasil yang diperoleh
dan perilaku hidup bersih dan sehat ibu dengan kejadian diare pada
anak usia 1-4 tahun di puskesmas siantan hilir . Penelitian ini di desain
bersih dan sehat ibu dengan kejadian diare anak usia 1-4 tahun di
Hasil kelmpk umur ibu yang paling banyak menjadi responden dalam
termuda pada penelitian ini berumur 18 tahun, dan yang tertua 45 tahun.