Anda di halaman 1dari 11

TUGAS FALSAFAH

TEORI MODEL KEPERAWATAN MATERNITAS


(Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah falsafah)

Disusun Oleh Kelompok 1 :


1. Ajeng Ruvita Dewi
2. Andi Ratulangi Ladung
3. Andi Setianto
4. Anik Suntiari
5. Arif Darmawan
6. Arvi Iftiyanti
7. Chindy Surya Kencana
8. Danny Hardhiansyah Rukamana
9. Dhella Christianto
10. Dian Pantarisiwi

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI MALANG


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TINJAUAN KASUS MATERNITAS MODEL RAMONA MERCER

Ny. Z, usia 25 tahun, post op sectio secaria hari ke-3, anak pertama. Bayi di rawat satu ruangan
dengan ibu, tapi ibu belum mau menyusui karena masih merasakan nyeri bekas operasi.
Payudara ibu mulai mengeras, dan puting susu datar.

Hasil Pengkajian pada ibu menyusui dengan Mengggunakan Model Mercer


1. Pengkajian Ibu
a. Identitas Ibu
Nama Ibu : Ny. Z
Usia : 25 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Alamat : Jl. Tuasan

Tanggal pengkajian : 23 November 2018

b. Antisipatori

1) Riwayat kehamilan ibu : ibu mengatakan bahwa kehamilannya sekarang tidak ada masalah
yang berarti, mual dan muntah di awal kehamilan, namun selera makan sudah membaik di
trimester dua dan tiga. HPHT tanggal 10 Pebruari 2018, Taksiran Partus tanggal 28 Nopember
2018. Pemeriksaan kehamilan dilakukan sejak kehamilan 18 minggu di RS. RSU Karsa Husada
Batu. Ibu mengatakan tidak ada masalah pada masa kehamilan hanya klien merasakan pusing
yang hebat pada awal kehamilan yang lambat laun berkurang sampai hilang. Ibu menyatakan
tidak pernah melakukan perawatan payudara selama kehamilan.
2) Riwayat psikologis selama hamil : ibu mengatakan bahwa kehamilannya ini sangatlah
diharapkan. Ibu mengungkapkan bahwa suami dan keluarganya sangat senang dengan
kehamilannya. Klien mengatakan dirinya menjadi percaya diri saat mengetahui hamil lagi karena
dirinya merasa sempurna menjadi wanita.
3) Interaksi selama hamil : ibu mengatakan bahwa suami dan keluarganya sangat menjaga dan
memperhatikan sehingga ibu merasa kedekatan dirinya dengan keluarga semakin erat.
4) Harapan selama kehamilan : Ibu mengatakan bahwa dirinya ingin kehamilannya tidak
bermasalah, bayinya sehat dan nomal, tidak mempermasalahkan jenis kelamin bayinya nanti, dan
bisa menyusui bayinya.

5) Peran yang dilakukan ibu selama hamil berhubungan dengan bayinya : ibu mengatakan bahwa
selama hamil klien selalu bersikap hati-hati, berusaha mengkonsumsi makanan yang bergizi dan
senang mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan bayinya nanti.

c. Formal

1) Riwayat kelahiran : Ibu sudah mengalami kontraksi sejak pukul 10 malam tanggal 20
Nopember 2011, di bawa kerumah sakit, namun pada pukul 10 pagi masih bukaan 1. Selama
USG ibu sudah tau bila posisi anak melintang, dan tahu kemungkinan SC. Riwayat kelahiran saat
ini : pada tanggal 21 Nopember 2018, pukul 12.00 WIB. Bayi lahir sehat dengan BB 2500 gr dan
PB 49 cm. Nilai APGAR pada menit ke-1 : 7 dan pada menit ke-5 : 9. lingkar kepala 34 cm,
lingkar dada 32 cm. Denyut jantung bayi 120 x/mnt, frekuensi respirasi 42 x/mnt, Suhu axilla
37,40C. Placenta lahir lengkap pada pukul 12.15 WIB. Tidak tampak adanya kecacatan pada
tubuh bayi.

2) Fase penerimaan bayi : ibu kelihatan senang dengan kelahiran bayinya, namun karena
kelelahan ibu belum mau terlalu lama bersama bayinya.

3) Bonding attachment : tidak dilakukan inisiasi menyusui dini.

4) Breast feeding/ kolostrum : Bayi sudah mau menghisap puting ibu. Ibu mengatakan bahwa
ingin menyusui bayinya namun ibu mengeluh masih lelah dan ASI belum ada dan khawatir
produksi ASI seperti pada pengalaman keluarganya dulu sehingga perlu dibantu dengan susu
formula.
5) Interaksi sosial selama kelahiran : ibu dapat kooperatif selama kelahiran.
6) Peran ayah selama kelahiran : suami Ny. Z tampak setia mendampingi saat proses persalinan
dan memberikan dukungan.

7) Adaptasi psikologis ibu : adaptasi psikologis ibu dalam fase taking in, yang terjadi karena ibu
baru saja mengalami ketidaknyamanan fisik akibat persalinan dan nyeri luka operasi. Ibu masih
fokus pada diri dan kenyamanannya sendiri, ibu belum terlalu mempunyai keinginan untuk
merawat bayinya

d. Informal

1) Orang yang terlibat dalam perawatan bayi : ibu mengatakan bahwa dia akan merawat bayinya
sendiri dibantu oleh suami dan orang tuanya.
2) Peran dalam perawatan bayi : ibu mengatakan akan berusaha menjaga dan merawat bayinya
sebaik-baiknya dan untuk sementara akan berhenti bekerja.
3) Pengalaman dalam perawatan bayi : ibu mengatakan sudah mempunyai cukup gambaran
dalam hal perawatan bayi mengingat ibu sudah memiliki pengalaman dalam merawat anak
pertamanya.

4) Harapan untuk perawatan bayi yang akan datang : ibu mengatakan berencana untuk memiliki
anak lagi, ibu mengatakan akan lebih mampu merawat bayinya sejak kehamilan dengan
pengalamannya merawat anak-anaknya terdahulu.

e. Personal

1) Pandangan ibu terhadap perannya : ibu mengatakan dirinya merasa sangat bahagia dengan
dikaruniai bayi perempuan dan mengatakan akan merawat bayinya dengan baik dan berperan
penuh sebagai ibu bagi anaknya, hanya saja untuk saat ini nyeri luka operasi masih menghalangi
pergerakan ibu dan keinginan menyusui
2) Pengalaman masa lalu yang mempengaruhi peran ibu : ibu mengatakan mendapatkan
pengetahuan dan mendapat contoh peran ibu yang baik dari ibunya yang merawatnya dengan
baik meskipun dengan jumlah anak yang banyak.
3) Percaya diri dalam menjalankan peran : ibu mengungkapkan bahwa dirinya merasa mampu
mejadi ibu, karena dukungan dari suami dan orang tua yang cukup baik.
4) Pencapaian peran : selama pengamatan ibu masih tampak merawat bayinya karena masih
dalam keadaan kelelahan tetapi ibu sudah memeluk dan menyentuh bayinya.

2. Pengkajian pada Bayi

a. Temperamen bayi : segera setelah lahir bayi menangis kuat.

b. Kemampuan berespon terhadap stimulus : segera setelah lahir bayi diberi rangsangan dengan
menyentuh telapak tangan bayi dengan tangan perawat bayi langsung menggenggam.
c. Penampilan umum : Berat badan 2500 gr, panjang badan 49 cm, lingkar kepala 34 cm, lingkar
dada 32 cm. Denyut jantung bayi 120 x/mnt, frekuensi respirasi 42 x/mnt, Suhu axilla 37,40C.

d. Karakteristik umum :

a) Usia bayi : 2 hari

b) Postur : lengan, tungkai bawah dalam keadaan fleksi

c) Integumen : warna umumnya merah muda, tampak sedikit ikterik, tidak tampak adanya
hiperpigmentasi, tidak ada edema, vernik kaseosa sedikit seperti keju dan tidak berbau, lanugo
menipis, deskuamasi terdapat pada buku jari-jari.

d) Kepala : bentuk kepala simetris atau tidak ada kelainan bentuk fontanel anterior teraba datar,
bentuk seperti berlian, fontanel posterior berbentuk segitiga dan lebih kecil dari anterior, sutura
teraba dan tidak menyatu.

e) Mata : kelopak mata terbuka, kedua mata dan jarak masing-masing 1/3 jarak dari bagian luar
kantus ke bagian kantus yang lain, bentuk simetris, terdapat refleks mengedip ada, kelopak mata
terdapat edema ringan, tidak ada rabas, bola mata dapat bergerak bebas, ukuran pupil sama dan
bereaksi terhadap cahaya.
f) Hidung : bentuk simetris berada di garis tengah, tampak tidak ada tulang hidung, terdapat
sedikit mukus tetapi tidak ada lendir yang keluar.
g) Telinga : letak telinga sesuai dengan garis sepanjang kantus luar dan kantus dalam mata, pinna
fleksibel, berespon terhadap suara dengan memberikan rangsang suara yang keras bayi tampak
terkejut (refleks startle), lubang telinga terbuka, tidak terdapat sekret.
h) Mulut : bentuk bibir simetris, warna merah mudak, palatum lunak dan keras utuh, terdapat
refleks rooting, sucking dan ekstruksi, gusi berwarna merah muda, lidah tidak menonjol.
i) Wajah : Bentuk simetris

j) Leher : Pergerakan bebas, tidak terjadi webneck.

k) Dada : bentuk bulat, puting susu menonjol, letak simetris, bunyi jantung tidak terdapat
murmur dan kecepatan jantung reguler, bunyi nafas bronkial jelas, rektraksi dada tampak teratur.
l) Abdomen : bentuk bulat, terdapat tali pusat tampak satu vena dua arteri, warna putih kebiruan,
sedikit tampak perdarahan dari ujung puntung tali pusat, terdengar bising usus, mekonium keluar
sudah keluar. Tampak pernafasan perut reguker.
m) Genetalia : klitoris edema, labia mayora metutupi labia minora, terdapat rabas mukoid,
meatus urinarius terdapat di bawah klitoris. Tampak keluar urine berwarna jernih.

n) Ektremitas

• Lengan : Sikap fleksi, ukuran lengan simetris, pergerakan bebas, jumlah jari utuh, saat diberi
rangsangan bayi dapat menggenggam (refleks menggenggam). Bayi diletakkan pada daerah datar
kemudian diberi rangsangan dengan hentakan di sekitar bayi. Bayi menunjukkan respon
mengembangkan jari-jarinya dengan sedikit tremor dan gerakan tangan memeluk kemudian
kembali ke posisi fleksi.
Tungkai dan kaki : panjang simetris, sikap fleksi, gerakan bebas, terdapat refleks babinski,refleks
menggenggam (refleks plantar) , saat kaki bayi disentuhkan pada daerah datar kaki bayi tampak
seperti akan melangkah (refleks melangkah), dan saat ditengkurapkan bayi tampak bergrak maju.

o) Punggung utuh

p) Anus : lubang anus terbuka, mekonium sudah keluar.


q) Usia kematangan bayi berdasarkan New Ballard’s Score
Kematangan fisik

• Kulit tampak mengelupas dan terdapat ruam, vena jarang (nilai 2)


• Lanugo tampak menipis (nilai 2)

• Garis telapak tangan beberapa garis di 2/3 anterior (nilai 3)


• Payudara tampak areola muncul lebih jelas dengan tonjolan 3-4 mm (nilai 3)
• Telinga tampak bentuk lebih baik, mudah membalik (nilai 2)
• Genetalia perempuan tampak labia mayora sudah menutupi labia minora (nilai 4)Kematangan
Neuromuskuler

• Sikap : kedua bahu dan kedua kaki bengkok dan menutup ke arah badan (nilai 4)

• Sudut siku : 0’ (nilai 4)

• Kelenturan lengan : < 90’ (nilai 4)

• Sudut popliteal : < 90’ (nilai 5)

• Tanda “scarf” : siku tidak melewati midline (nilai 4)

• Tumit ke telinga : lutut bengkok,tumit sampai 45’ dari bidang datar (nilai 4)
Jumlah Skor = 41, usia gestasi bayi adalah 40 minggu

e. Responsiverness

b) Kontak mata : belum tampak jelas adanya kontak mata antara ibu dengan bayinya.
c) Refleks genggam sudah tampak saat bayi diberi rangsangan sentuhan pada telapak tangan dan
di bawah jari kaki.

d) Tersenyum : bayi belum tampak tersenyum

e) Perubahan interaksi konsistensi bayi : belum tampak adanya perubahan interaksi yang
konsisten dari ibu dan bayinya, tetapi ibu sudah berupaya untuk memeluk dan menyentuh
bayinya dan ibu belum mencoba secara aktif untuk menyusui.
f) Rangsangan yang dapat meningkatkan pergerakkan : bayi sudah dapat bekah dan respon
terhadap rangsangan terhadap refleks startle, refleks moro, refleks babinski, refleks melangkah,
refleks mengisap dan refleks merangkak.

2. Diagnosa Keperawatan

Inefektif menyusui b/d ASI yang tidak adekuat, belum adanya pengetahuan dan pengalaman
sebelumnya d/d :

Data :

 Post op section secaria hari ke-3, anak pertama

 Ibu belum mau menyusui karena masih merasakan nyeri bekas operasi

 Payudara ibu mulai menngeras, dan puting susu datar

 Bonding attachment : tidak dilakukan inisiasi menyusui dini

 Breast feeding/ kolostrum : bayi sudah mau menghisap putting ibu. Ibu mengatakan ingin
menyusui bayinya namun ibu mengeluh masih lelah dan ASI belum ada dan khawatir
produksi ASI sedikit seperti pengalaman keluarga shingga merasa perlu dibantu dengan susu
formula

 Selama pengamatan ibu masih tampak belum merawat bayinya karena masih dalam keadaan
lelah

3. Intervensi Keperawatan

1) Kaji pengetahuan dan pengalaman klien tentang menyusui sebelum membantu dalam
mengidentifikasi kebutuhan saat ini
2) Tentukan sistem pendukung yang tersedia pada klien dan sikap pasangan atau keluarga.
Dukungan yang cukup meningkatkan kesempatan untuk pengalaman menyusui yang berhasil

3) Berikan informasi, verbal dan tertulis, mengenai fisiologis dan keuntungan menyusui,
perawatan putting dan payudara. Membantu menjamin suplai susu adekuat dan mencegah
putting pecah

4) Demonstrasikan dan tinjau ulang tehnik-tehnik menyusui. Posisi yang tepat mencgah luka
putting

5) Anjurkan klien untuk mengonsumsi makanan yang bergizi sehingga membantu pengeluaran
ASI secara efektif

6) Kaji putting klien. Identifikasi dan intervensi dini dapat mencegah terjadinya luka

7) Anjurkan klien mengeringkan putting dengan udara selama 20-30 menit setelah menyusui.
Pemanajan pada udara membantu mengencangkan putting

8) Berikan pelindung putting payudara. Pelindung payudara, latihan, dan kompres es membantu
membuat putting lebih relaksasi.

9) Rujuk klien pada kelompok pendukung. Memberikan bantuan terus menerus untuk
meningkatkan kesuksesan hasil

10) Identifikasi sumber-sumber yang tersedia di masyarakat sesuai indikasi. Pelayanan ini
mendukung pemberian ASI melalui pendidikan.

4. Implementasi Keperawatan

Tanggal/ Waktu Implementasi

23 November 2011
08.00 1. Mengkaji pengetahuan dan pengalaman klien tentang menyusui,
dan melibatkan keluarga
2. Melakukan dan mengajarkan klien dan suami perawatan putting
08.30 dan payudara
3. Memberikan kesempatan klien menyusui dan mengajarkan posisi
09.00 menyusui yang sesuai dengan kondisi klien, menganjurkan
suami tetap mendampingi
4. Menganjurkan klien mengeringkan payudara dengan udara
09.30 selama 20-30 menit setelah menyusui.
5. Memberikan informasi mengenai fisiologi dan keuntungan
menyusui, dan pemberian ASI ekslusif
09.35
6. Memberikan kesempatan klien menyusui dan mengajarkan posisi
11.00
menyusui yang sesuai dengan kondisi klien, menganjurkan
suami tetap mendampingi.

12.00 7. Menganjurkan klien mengonsumsi makanan bergizi

13.00 8. Memberikan kesempatan klien menyusui dan mengajarkan posisi


menyusui yang sesuai dengan kondisi klien, menganjurkan
suami tetap mendampingi

1. Evaluasi

Tanggal/Waktu Evaluasi

23 November 2011
14.00 S : Ibu mengatakan ingin terus belajar menyusui bayinya, hanya
masih merasakan nyeri dan khawatir bila ASI tidak mencukupi
kebutuhan bayi
O : ASI mulai keluar namun masih sedikit, putting susu ibu mulai
menonjol, bayi mau menghisap putting ibu hanya sedikit gelisah
A : Masalah sebagian teratasi
P : Intervensi lanjutkan
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes M.E. (2001). Rencana Perawatan Maternal/Bayi. Jakarta : EGC


Marinner-Tomey Alligood. (2006). Nursing Theory And Their Works. St. Louis : Mosby Elsevier
Inc.

Anda mungkin juga menyukai