DISUSUN OLEH :
Kelompok : 7
Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB I Pendahuluan .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................ 3
D. Manfaat ........................................................................................................... 3
E. Metode ............................................................................................................. 3
F. Sistematika ...................................................................................................... 3
BAB II Tinjauan Teori ............................................................................................. 4
A. Model dalam Keperawatan Komunitas ........................................................ 5
B. Komponen dasar dari praktik Model- Model Konseptual Komunitas ..... 14
C. Macam- Macam Model Koneptual Keperawatan Komunitas ................... 14
D. Adaptation Model or Nursing ....................................................................... 17
E. Model sistematika Tingkah Laku ................................................................. 18
BAB III Penutup ....................................................................................................... 19
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 19
B. Saran ................................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus dilandasi
oleh dasar keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian perawat harus
mampu berfikir logis dan kritis dalam menelaah dan mengidentifikasi fenomena
respon manusia. Banyak bentuk-bentuk pengetahuan dan ketrampilan berfikir kritis
harus dilakukan pada setiap situasi klien, antara lain dengan menggunakan model-
model keperawatan dalam proses keperawatan dan tiap model dapat digunakan dalam
praktek keperawatan sesuai dengan kebutuhan.
Dalam teori keperawatan bila kita perhatikan, kesemua teori tersebut akan
berorientasi pada satu bidang cakupan dalam keperawatan, misalkan Nightingale
menyoroti masalah lingkungan, Henderson lebih pada pemenuhan kebutuhan
dasarnya, selain itu ada juga teori yang berorientasi pada optimalisasi peran klien
dalam proses penyembuhanya. Semua teori tersebut bersinergi dalam membentuk
suatu sistem yang holistik dengan penjelasan masalah yang detail, sehingga mampu
memberikan konstribusi dalam memberikan arah asuhan.
Dari beberapa model konsep, salah satu diantaranya adalah model “self care” yang
diperkenalkan oleh Dorothea E. Orem. Orem mengembangkan model konsep
keperawatan ini pada awal tahun 1971 dimana dia mempublikasikannya dengan judul
“Nursing Conceps of Practice Self Care”. Model ini pada awalnya berfokus pada
individu kemudian edisi kedua tahun 1980 dikembangkan pada multiperson’s units
(keluarga, kelompok dan komunitas) dan pada edisi ketiga sebagai lanjutan dari tiga
hubungan konstruksi teori yang meliputi : teori self care, teori self care deficit dan
teori nursing system. Dalam pandangan orem, bahwa setiap orang mempunyai
kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya secara mandiri.
1
Tapi pada situasi tertentu kemampuan itu tidak bisa tampil, disinilah teori orem
akan menjelaskan bahwa, kebutuhan manusia apapun kondisinya adalah sama,
tergantung bagaimana individu memenuhi kebutuhan itu. Bila kebutuhanya terpenuhi
dengan baik maka tidak akan ditemukan masalah, berbeda dengan orang yang tidak
mampu memenuhi kebutuhanya makan akan mengalami deficiet.
Orem dengan tegas mencoba mengoptimalkan kemampuan alami setiap klien
dalam memenuhi kebutuhanya. Peran perawat dalam teori merupakan sebagai agen
yang mampu membantu klien dalam mengembalikan peranya sebagai self care
agency. Sistem yang di bangun dari tiga teori utama ini mampu menghasilkan
kolaborasi pelayanan keperwatan yang unik, tidak hanya dari prosesnya, tapi juga
dari hasilnya akan mampu membuat klien mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan
penyakitnya.
Teori ini mampu memberikan bentuk asuhan yang harus diberikan pada klien pada
keadaan tertentu. antara klien dan perawat harus memiliki pemahaman tentang
pendangan self-care. Proses yang lebih bertumpu pada pelayanan terapeutik yang
mandiri dengan melibatkan setiap individu agar mampu melakukannya secara
mandiri.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Model Konsep Keperawatan Komunitas?
2. Bagaimana Paragdima Model Konsep Keperawatan Komunitas?
3. Bagaimana pendekatan Teori keperawatan dengan berpengaruh besar terhadap
keperawatan Komunitas?
2
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum :
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran
konsep dasar teori keperawatan self-care dan penerapannya pada asuhan
keperawatan di tatanan pelayanan kesehatan
2. Tujuan Khusus :
Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah :
a. Agar perawat yang bekerja di rumah sakit dapat menerapkan teori self-care pada
klien dengan berbagai masalah kesehatan
b. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman perawat tentang konsep teori orem
c. Mampu menerapkan teori Orem pada asuhan keperawatan dengan pendekatan
proses keperawatan
D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Agar mahasiswa dapat mengetahui Teori Model Konseptual Dorothea Elizabeth
Orem.
2. Bagi Pendidikan
Sebagai kerangka acuan dalam pembuatan makalah Model Konseptual Dorothea
Elizabeth Orem.
3. Ruang Lingkup
Dalam penulisan makalah ini penulis membatasi masalah Model Konseptual
Dorothea Elizabeth Orem.
E. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah adalah metode
Deskrisif dan teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik studi kepustakaan
yang mengambil materi dari berbagai sumber buku dan melalui media internet.
3
F. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan meliputi : Latar Belakang, Tujuan, Manfaat, Ruang Lingkup
Metode Penulisan, Sistematika Penulisan.
BAB II : Tinjauan Pustaka
BAB III : Penutup meliputi: Simpulan dan Saran
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
5
Model tersebut merupakan sebuah tinjauan multidimensional terhadap individu,
kelompok (keluarga), dan masyarakat yang selalu berinteraksi dengan ketegangan-
ketegangan lingkungan. Pada prinsipnya, model tersebut memfokuskan pada reaksi
klien terhadap ketegangan dan faktor-faktor yang mendukung rekonstitusi (
mengembalikan keadaan jasmani ) dan adaptasi. Model yang sesuai adalah model
yang berlaku untuk semua profesi yang ada hubungannya dengan perawatan
kesehatan.
Betty Neuman mulai mengembangkan model saat mengajar di komunitas
kesehatan mental di UCLA. Pada tahun 1972 Model keperawatannya pertama kali
diterbitkan sebagai 'Model untuk mengajar dengan pendekatan total ke masalah
pasien'. Tahun 1985 Menerima gelar doktor di bidang Psikologi Klinis dari Pacific
Western University. Tahun 1998 Menerima gelar doktor kehormatan kedua, ini salah
satu dari Grand Valley State University, Allendale, Michigan.
Model sistem Neuman memberikan warisan baru tentang cara pandang terhadap
manusia sebagai makhluk holistik (memandang manusia secara keseluruhan)
meliputi aspek (variabel) fisiologis, psikologis sosiokultural, perkembangan dan
spiritual yang berhubungan dengan adanya respon-respon sistem terhadap stressor
baik dari lingkungan internal maupun eksternal (Tomey and Alligod, 2006).
6
7
2. Pender’s Health Promotion
Model promosi kesehatan menjadi salah satu model yang banyak digunakan
dalama promosi kesehatan maupun dalam keperawatan komunitas . Hal tersebut
disebabkan karena dalam praktik keperawatan kesehatan komunitas atau keperawatan
kesehatan masyarakat , promise kesehatan merupakan sebuah prioritas . Hal ini
senada denga apa yang disampaikan oleh Allender yang menyatakan bahwa”Health
promotion is a priority in community / public health nursing practice’’ ( Allender et
al, 2014) . Selanjutnya Pender Murdaugh ,& Persons (2011) mendefinisikan promosi
kesehatan sebagai berikut :’’ health promotion is aactions that are directed toward
increasing the level of wellbeing and self- actualization in individual or group’’.
Promosi kesehatan adalah aksi- aksi yang di tunjukkan terhadap peningkatan level
kesejateraan dan aktualisasi diri di dalam individu maupun kelompok. Dalam model
ini jelas bahwa persepsi orang – orang dapat secara langsung mempengaruhi motivasi
mereka untuk memulai perlikaku promosi kesehatan ( health promotion behavior).
Persepsi tersebut mencakup control terhadap kesehatan ,manfaat perilaku promosi
kesehatan , dan hambatan melakukan promosi kesehatan . Ada 5 type modifying
factor influence people’s perceptions tentang perilaku promosi kesehatan , yang
mencakup ( Allender et al, 2014).
a. Fator demografi , misalnya umur ,ras, dan lain- lain
b. Karakteristik biologi ,misal tinggi badan dan berat badan
c. Pengaruh interpersonal , misalnya harapan terhadap orang lain
d. Factor yang bersifat situasional , misalnya makanan sehat
e. Faktor perilaku, misalnya pola mengatasi stress
Terkait dengan model ini , perawat kesehatan komunitas dapat menggunakan model
tersebut untuk mengkaji persepsi masyarakat yang ada hubungannya dengan perilaku
promosi kesehatan .
8
3. Model Praktik Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Model keperawatan kesehatan masyarakat di atas menekankan praktik keperawatan
kesehatan masyarakat yang berbasis populasi dan focus terhadap sistem, focus
terhadap komunitas, serta focus terhadpa individu dan keluarga . Dalam praktiknya
untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang ada dimasyarakat, diperlukan berbagai
macam langkah . Langkah tersebut dimulai dari pengkajian atau memonitor kesehatan
, mendiagnosis atau mengivestigasi ,memobilisasi komunitas , mengembangkan
kebijakan dan recana, implementasi ( menginformasi , mendidik , memberdayakan ,
penegakan hukum , memberikan pelayanan ,serta melakukan penelitian . Dalam
melaksanakan tugasnya, perawat kesehatan komunitas diharapkan dpat berkerja
secara tim atau berkerja dengan tenaga kesehatan atau proesi kesehatan lainnya
dalam rangka terwujudnya orang- orang yang sehat dikomunitas yang sehat ( healthy
people in healthy community).
4. ASTDN Model Keperawatan kesehatan Masyarakat
Terdapat empat organisasi yang berkerja secara bersama- sama untuk
mengembangkan kebijakan dan prakti yang berhubungan dengan pedoman untuk
public health nursing. Keempat organisasi tersebut meliputi the American Nurses
Association council on community , primary,and long- term care (ANA). The
American Public health Association’s public health section (APHA,PHN) , the
association of state and Teritorial Director of Nursing (ASTDN), dan the
Association of community health nurse educator (ACHNE). Keempat organisasi
tersebut pada tahun 1990-an mengembangkan deskripsi lingkungan praktik
keperawatan kesehatan masyarakat .
Keperawatan kesehatan masyarakat merupakan kombinasi antara dasar pengetahuan
boding nursing dan Public health yang intervensinya diarahkan untuk prevention,
protection, dan helath promotion.
9
Model Keperawatan kesehatan masyarakat tersebut menunjukan bahwa nursing
dikatakan sebagai sebuah seni dan ilmu tentang keperawatan maupun praktik
keperawatan. Berhubungan erat dengan fungsi utama dari public health yang terdiri
dari tiga fungsi, yang meliputi assement policy development, dan assurance.
Selanjutnya ketiga fungsi utama tersebut dikembangkan lagi dikembangkan menjadi
beberapa intervensi yang diknal dengan eksential public health service ( eksential
pelayanan masyarakat ) yang juga banyak dikerjakan oleh perawat, khususnya
perawat kesehatana masyarakat.
5. Model Intervensi Kesehatan Masyarakat
Selain model tersebut diatas , dalam esehatan masyarakat juga terdapat model
intervensi kesehatan masyarakat ( Public health intervention model ). Model ini juga
dikenal sebagai Well intervention Model. Dalam model ini disebutkan 17 komponen
intervesi yang dikenal dalam public health model ini dirancang oleh departem
kesehatan Minisota pada divisi pelayanan kesehatana komunitas , terutama pada seksi
perwatan kesehatan masyarakat (The Minisota Departement of Health , Division of
Community Health Services, Public health nursing section .Intervensi ini
diaplikasikan untuk keperawatan kesehatan masyarakat pada tahun 2001 yang dikenal
sebagai’’The Minsota Whell’’.sebetulnya model ini pertama kali diuslkan tahun 1998
oleh Keller , Strohschein, Lia- Hoagberg, & Schafer (1998) sebagai sebuah model
praktik keperawatan kesehatan masyarakat berbasis populasi ( Allender et al.2014)
Adapun 17 komponen intervensi tersebut diatas adalah sebagai berikut ((Stanhope
and Lancaster ,2014):
a. Pengawasan ( surveillance).
b. Investigasi penyakit dan kesehatan lainnya (diseases and other health
investigation ).
c. Pencapaian yang melebih target ( outreach ).
10
d. Skrining (Screening)
e. Penemuan kasus ( case finding ).
f. Rujukkan dan tindak lanjut (referral and follow –up ).
g. Manajemen kasus ( case Management )
h. Fungsi delegasi (delegated functions )
i. Pendidkan kesehatan ( health teaching )
j. Konsultasi (consultation )
k. Konseling ( counseling)
l. Kolaborasi ( collaboration )
m. Membangun koalisi ( coalition building )
n. Mengorganisasi komunitas (community organization )
o. Advokasi (advocacy)
p. Pemasaran sosial (social marketing )
q. Pengembangan dan penguatan kebijakan (policy development and enforcement).
Terkait dengan 17 komponen tersebut diatas , terdapat beberapa asumsi yang terkait
dengan praktik keperawatan kesehatan masyarakat. Adapun asumsi- asumsi tersebut
mencakup ( (Stanhope and Lancaster , 20013b, Stanhope and Lancaster ,2014):
11
hal tersebut dapat terlaksana melalui berkerja bersama dengan individu ,
keluarga , komunitasm dan atau sistem .
b. Public Health Nursing Pratice Focuses on Population
Praktik keperawatan kesehatan masyarakat lebih difokuskan pada masyarakat
dibandingkan dengan individu , terutama bagi masyarakat yang memiliki risiko
terkena atau terdampak masalah kesehatan ( population at risk ).
c. Public Health Nursing Practice Concider the determinants of Health .
Dalam praktinya perawat kesehatan masyrakat selalu mempertimbangkan
determinan kesehatan atau faktor- faktor yang dapat memengaruhi kesehatan
masyarakat. Determinan tersebut mencakup aspek pendapatan , pendidikan ,
pekerjaan, dukungan sosial, biologi, genetic , lingkungan fisik , perumahan ,
transportasi, dan praktik kesehatan perorangan.
d. Public Health Nursing Practice is guided by priorities identified through an
assessment of community health .
Praktik keperawatan kesehatanmasyarakat dipandu oleh prioritas yang di
identifikasi melalui penilaian kesehatan masyarakat
e. Public Health Nursing Practice empharizes prevention
Prevention is anticipatory action taken to prevent the occurance of an event or
to minimize its effect after it has occurred( Turnoc, 2009). Pencegahan adalah
tindakan antisipatif yang diambil untuk meminimalisasi efek setelah peristiwa
tersebut terjadi .Selanjutnya level pencegahan dapat dibagi menjadi tiga , yaitu
primary prevention , secondary prevention , dan tertiary prevention (Levell and
Clark ,1965).
f. Public health nurses intervence all levels of practice
Perawat kesehatan masyarakat memberikan intervensi pada semua level
praktik, baik pada level komunitas atau dapat juga dilihat dari aspek pencegahan di
masyarakat yang mencakup tiga level ( primer, sekunder , tersier )
g. Public Health Nursing Practice uses the Nursing Process at all Levels of
practice
Praktik keperawatan kesehatan masyarakat menggunakan proses keperawatan
yang mencakup assessment , nursing , diagnose ,planning, implementing , dan
evaluating .
h. Public Health Nursing Practice uses a common set of interventions
regardless of practice setting.
Praktik keperawatan kesehatan masyarakat menggunakan intervensi terlepas
dari pengatur praktik. Selanjutnya, ANA (2010) mendefinisikan bahwa intervensi
adalah tindakkan yang diambil atas nama masyarakat , sistem, indiividu, dan
keluarga untuk meningkatkan atau melindungi status kesehat ( interventions are
action taken on behalf of communities ,systems, individuals,and families to
improves or protect health status ).
i. Public Health Nursing Practice Contributes to the Achievement of the 10
essential services
Praktik keperawatan kesehatan masyarakat berkontribusi dalam pencapaian
sepuluh hal ensesial dalam pelayanan kesehatan masyarakat ( the ten essential
public health services ) . kesepuluh hal penting tersebut menjelaskan bagaimana
sistem kesehatan masyarakat dapat memproteksi dan mempromosikan kesehatan
masyarakat .
j. Public Health Nursing Practice is Gounded in a set of value and belief
Praktik keperawatan kesehatan masyarakat didasarkan pada seperangkat nilai
dan keyakinan .
13
B. Komponen Dasar dari Praktik Model –Model Konseptual Keperawatan
a. Keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model.
b. Tujuan praktek, pemberian pelayanan sesuai kebutuhan klien
c. Pengetahuan dan ketrampilan, untuk mengembangkan upaya tercapai tujuan.
C. Macam- Macam Model Konseptual Keperawatan Komunitas
1. Self Care Mode
Model perawatan diri sendiri / self care terdiri dari aktivitas dimana seorang
individu melakukan sesuatu untuk dirinya dalam mempertahankan hidup, kesehatan
dan kesejahteraan.
Kebutuhan dasar menurutOrem :
a. Pemeliharaan dengan cukup pengambilan udara, 2 air, 3 Makanan
b. Pemeliharaan proses eliminasi
c. Pemeliharaan dengan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat.
d. Pemeliharaan antara kesendirian dengan interaksi sosial
e. Pencegahan resiko pd kehidupan mns dan keadaan sehat manusia
f. Perkembangan dlm klp sosial sesuai dgn potensi, pengtahuan dan keinginan
Jika permintaan Pelayanan diri lebih besar dibandingkan dengan fasilitas pelayanan
diri, maka akan timbul deficit pelayanan diri “ Ada tiga macam kebutuhan self care :
1. Universal self care untuk kebut. Fisiologis dan psikososial.
14
Kategori bantuan self care adalah :
2. Model Sistem
Komunitas merupakan suatu sistem yang terdiri dari sub sistem keluarga dan
a. Sistem Personal – Tdr atas konsep mengenai persepsi dirinya, pertumbuhan &
stress.
15
Cara mengefektifkan adaptasi :
a. Kebutuhan fisiologis
b. Konsep diri
d. Saling ketergantungan .
a. Pengkajian tingkat pertama : tingkah laku klien pada tiap –tiap cara adaptif
d. Rangsangan Kontekstual faktor lain yang ada seperti pergaulan keluarga atau
lingkungan keluarga.
1. Identifikasi masalah,
2. Diagnosa keperawatan,
3. Menyusun prioritas,
Menetapkan tujuan, intervensi dan evaluasi.(Roy, 1984)
ketergantungan)
b. Penentuan tingkah laku adaptif dan mal adaptif sangat ditentukan oleh
17
E. Model SistemTingkah Laku
Seseorang dpt dipandang sbg sebuah sistem tingkah laku seperti tubuh manusia
dipandang sbg sebuah sistem biologis . Sistem tingkah laku tdr dr tujuh subsistem ;
1. Pencapaian, mrp tingkat pencapaian prestasi melalui ketrampilan yang kreatif
2. Perhubungan(afiliasi), pencapaian hubungan dengan lingk yang adekuat
3. Penyerangan(agresi), Koping terhadap ancaman di lingkungan
4. Ketergantungan, sistem perilaku dlm medap[atkan bantuan, kedamaian,
keamanan serta kepercayaan
5. Eliminasi,pengeluaran sampah yg tdk berguna scr biologis
6. Ingesti, sumber dlm memelihara integritas serta mencapai kesenangan
pencapaian pengakuan lingk.
7. Seksualitas, pemenuhan kebt. Dicintai dan mencintai.
Tujuan tindakan keperawatan untuk memperbaiki, mempertahankan, atau
mencapai keseimbangan dan stabilitas sistem tingkah laku pd tingkatan setinggi
mungkin pada individu. Variabel yg perlu diidentifikasi dari ketidakadekuatan
tingkah laku a.l:
1. Insuffisiensi ( ketidakcukupan, menandakan sub sistem tidak berfungsi
2. DisCrepancy ( Ketidaksesuaian), tingkah laku tidak mencapai tujuan yg
ditetapkan
3. InCompatibilitas (ketidakcocokan), tingkah laku dari dua subsistem terjadi
konflik
4. Dominance ( kekuasaan), tingkah ;laku pd subsistem digunakan lebih banyak
dari sub sistem yg lain.
Empat cara intervensi keperawatan agar tingkah laku adekuat :
1. Membatasi atau memberi batasan tingkah laku
2. Mempertahankan atau melindungi dari stressor negatif
3. Menghambat atau menekan respons yd tdk efektif
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pada dasarnya semua teori yang ada merupakan sebuah petunjuk praktik dalam
memenuhi kebutuhan dasar manusia. antara teori satu dengan teori lain tidaklah
saling bertentangan, melainkan saling berkaitan. penggunaan teori keperawatan
memungkinkan perbaiakan pelayanan keperawatan yang lebih berkualitas.
keperawatan dalam menghadapi tangtangan di masa depan haruslah memiliki
sebuah model dan pandangan sendiri tentang disiplin ilmunya. keperawatan yang
merupakan bagian dari ilmu-ilmu kesehatan berusaha menampilkan sebuah cabang
ilmu yang berbeda dari ilmu kesehatan yang lainya.
B. Saran
1. Untuk dapat menerapkan model konsep/teori keperawatan ini diperlukan suatu
pengetahuan dan ketrampilan yang mendalam terhadap teori keperawatan
sehingga diperoleh kemampuan tehnikal dan sikap yang terapeutik, karena
masing-masing teori mempunyai penekanan-penekanan tersendiri
2. Untuk mampu menerapkan teori ini perawat harus mampu mengkaji secara
tepat yang mana pasien yang membutuhkan bantuan perawat mana pasien yang
mampu memenuhi kebutahannya sendiri. Karena menurut teori ini. manusia
mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk
menentukan tingkat bantuan yang diberikan. pasien mempunyai potensi untuk
berpartisipasi dalam perawatan dirinya pada tingkat kemampuannya.
3. Pada saat melakukan asuhan keperawatan sebaiknya perawat tidak hanya
menerapkan satu teori saja tetapi menggabungkannnya dengan teori lain agar
dapat memenuhi kebutuhan paisen yang komprehensif.
19
DAFTAR PUSTAKA
Alligood-Tomey, A. (2006). Nursing theorists and their work. Sixth edition. Toronto:
Mosby
Aziz Alimul H, 2012. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.
Bridge J, et all. Dorothea Orem’s Self Care Deficit Theory. Troy University. Diunduh 18
Mei 2010
Swarjana Ketut ,I . (2015). Keperawtaan Kesehatan Komunitas .Jakarta : Penerbit Asin
20