Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI

INDUSTRI PATUNG PANDU MUKTI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik


Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta

Disusun Oleh :
Prima Argha Wijaksana (20184010003)
Niken Iswara Aji (20184010014)
Annisa Bhakti Prativi (20184010016)
Muhammad Diastika Bakhtiar (20184010041)
Ajeng Dwi Indah Sari (20184010065)
Dinda Ines Secsaria (20184010081)

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
A. PENGALAMAN
1. INDUSTRI YANG DIKUNJUNGI
Industri : Pembuatan Patung
Bentuk : Perusahan Perseorangan atau Usaha Dagang (UD)
Alamat : Kasongan Kab.Bantul D.I. Yogyakarta
Tanggal Kunjungan : 4 September 2019

Pada kunjungan industri ini dilakukan kunjungan ke sebuah industri patung.


Industri ini bergerak pada bidang pembuatan patung yang terbuat dari semen . Industri
tersebut merupakan usaha keluarga dari Bp.Ridwan yang telah dijalankan sejak tahun
2000 dengan pegawai sejumlah 15-20 orang perharinya. Pegawai yang bekerja di industri
ini beberapa merupakan warga desa setempat yang sedang membutuhkan pekerjaan dan
ada pula yang berasal dari luar daerah kasongan dan menginap di pabrik patung tersebut.

2. PROSES INDUSTRI
Cara kerja dari industri ini adalah berawal dari bahan baku berupa semen, besi,
kawat, dan pasir halus yang didapatkan dari toko bangunan yang bekerja sama dengan
pabrik. Semen diangkut menggunakan truk milik pabrik.
Semen kemudian melalui proses pengayakan semen, setelah diayak kemudian
semen melalui proses pengadukan. Setelah diaduk dan terbentuk adonan semen, adonan
ditempatkan ke cetakan, difiksasi dengan kawat besi dan kemudian di jemur selama 1
hari. Untuk patung yang besar, digunakan potongan besi untuk rancangan cetakan patung.
Besi dipotong dengan menggunakan gerinda. Setelah patung yang dicetak sudah kering,
lepaskan patung dari cetakan kemudian diperhalus dan dibentuk sesuai pesanan dengan
teknik memahat. Setelah patung selesai dipahat dan diperhalus, langkah selanjutnya
adalah pengecatan. Pengecatan dilakukan 2 kali. Yang pertama dilakukan dengan
menggunakan kuas biasa dan kemudian untuk finishing digunakan cat semprot. Patung
yang sudah dicat dijemur selama 1 hari kemudian keesokan harinya dipacking dan
dikirim ke pemesan.
Dalam sehari, produk yang dihasilkan oleh industri ini tidak menentu tergantung
pesanan. Minimal dalam sehari ada sekitar belasan patung yang diproduksi. Industri ini
memiliki pelanggan tetap dari Jakarta, Solo, Bali dan biasanya juga mendapat pesanan
untuk diekspor ke luar negeri.
Industri ini berjalan dari hari senin hingga sabtu pukul 08.00 WIB sampai 16.00
WIB. Waktu istirahat dari jam 12.00-13.00 WIB. Orang yang bekerja di industri tersebut
sebanyak 15-20 orang. Diantara para pekerja laki-laki, ada juga pekerja wanita. Para
pekerja wanita bekerja di bagian finishing bagian pengecatan.

B. MASALAH YANG DIKAJI


Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap pemilik, selama industry ini
berjalan ada beberapa kecelakaan kerja yang pernah terjadi dan kebanyakan karena
kelalaian. Pernah beberapa kali pekerja terluka karena terkena serpihan gerinda, pernah
pula ada pekerja yang tanpa sengaja menginjak paku. Adapun masalah Kesehatan dan
Keselamatan Kerja pada industry ini dirangkum dalam tabel 1.

Tabel 1. Hazard di Industri Patung Pandu Mukti

Hazard Bahaya yang Ditemukan


Kimia Debu semen
Adonan Semen
Cat untuk finishing
Fisik Tingkat kebisingan alat gerinda
Alat Gerinda yang tidak disertai sistem pengamanan
Besi dan kayu tajam sisa produksi yang berserakan

Biologis -
Ergonomis Mekanisme tubuh pegawai saat memindahkan produk
Posisi tubuh pada station pengamplasan

Psikologis -

Berdasarkan Hazard Kimia, hazard kimia adalah potensi bahaya yang disebabkan
oleh sifat dan karakteristik kimia yang dimiliki bahan tersebut. Hazard kimia ini sangat
berbahaya jika kita tidak menggetahuinya secara detail seperti apa sifat dari bahan
tersebut. Perlunya penanganan yang intensif terhadap potensi bahaya ini. Debu dari hasil
pemotongan, gerinda, dan pengamplasan kayu merupakan hazard utama dalam industry
ini. Debu merupakan salah satu bahan yang sering disebut sebagai partikel yang
melayang di udara (Suspended Particulate Matter / SPM) dengan ukuran 1 mikron sampai
dengan 500 mikron, dalam hal ini debu organic yang berasal dari kayu (Yunus, 2006).
Debu-debu ini berpotensi menyebabkan gangguan napas apabila terhirup secara langsung
dan dalam jangka waktu yang lama. Tetapi pada kenyataannya, para pekerja di industri
ini tidak menggunakan APD sebelum kunjungan puskesmas datang.
Selain debu, hazard kimia lainnya adalah penggunaan semen sebagai bahan baku
pembuatan patung. Semen pada dasarnya merupakan suatu campuran dari kapur dan
tanah liat yang muncul secara alamiah ditempat-tempat tertentu didunia. Walaupun
demikian semen yang komersial juga diproduksi. Semen menurut pembuatannya ada 2
cara yaitu cara kering dan cara basah.
Komposisi kimianya terdiri atas :
- Tanah liat
- Batu kapur
- dan gibsum
Semen mempunyai pH lebih dari 12 sehingga bersifat alkalis yang kuat. Semen
dapat menyebabkan dermatitis iritan primer karena kandungan alkalinya yang tinggi.
Demikian pula butir-butir silika dalam semen secara mekanis dapat mengiritasi kulit dan
menyebabkan dermatitis. Tampaknya efek iritan dan kandungan alkali dari semen
mempunyai dampak terhadap perlindungan kulit, dapat membiarkan terjadinya penetrasi
dan sensitisasi terhadap dikromat dalam semen. Bahan sensitisasi utama dalam semen
adalah dikromat, tetapi logam lain seperti nikel dan kobalt, juga dapat ditemukan.
Hipersensitifitas terhadap kobalt dan nikel dapat menyebabkan dermatitis semen dalam
suatu kondisi tertentu. Oleh karena itu, uji tempel harus dilakukan tidak hanya dengan
dikromat tetapi juga dengan nikel dan kobalt dalam suspek dermatitis semen.
Cat sebagai bahan untuk finishing juga merupakan salah satu hazard kimia karena
cat memiliki beberapa kandungan yang dapat membahayakan tubuh. Solvent, berfungsi
untuk mengencerkan cat sebelum di aplikasikan ke barang. Solvent ini umumnya berupa
tiner. Tiner akan menguap segera setelah cat dioleskan. Pada saat itulah si pengecat dapat
mengisap kandungan dari tiner tersebut. Hal itu dapat mengakibatkan pusing, sakit
kepala, iritasi mata, hidung, dan tenggorokan, juga menyebabkan masalah pada
reproduksi, dan kanker
Hazard Fisik adalah potensi bahaya yang disebabkan oleh faktor fisik dari
seseorang yang sedang melakukan pekerjaan. Hazard fisik erat sekali hubungannya
dengan manusia, kita sendiripun terkadang adalah sumber masalah dari permasalahan
yang terjadi. Managemen kegiatan adalah salah satu cara untuk mengendalikan hazard
yang muncul ini. Adapun potensi hazard fisik yang kami temukan di lapangan adalah
suara mesin pemotong yang digunakan untuk memotong kayu dan besi. Secara umum,
frekuensi suara dari mesin pemotong ialah 31,7 dB. Batas kebisingan yang diterima
adalah 80 – 90 dB. Tetapi paparan terus menerus dari suara bising dapat menyebabkan
berbagai gangguan pendengaran, sehingga sebaiknya pekerja yang menggunakan alat ini
menggunakan peredam suara.
Hazard ergonomi adalah potensi bahaya yang disebabkan terjadi karena tidak
efisiennya hubungan alat kerja dengan manusianya,biasanya berhubungan dengan
perilaku kerja manusia dengan alatnya. Disini ini adalah yang menyebabkan juga
munculnya penyakit akibat kerja karena kesalahan-kesalahan dalam perilaku penggunaan
alat kerjanya. Pada pekerja yang bertugas untuk mengangkat hasil jadi ke truk memang
sudah disediakan sabuk korset namun jika cara mengangkatnya masih tidak sesuai maka
risiko trauma masih tetap ada. Pada station pengamplasan dan pengecatan, mekanisme
tubuh pengamplas berada dalam posisi yang tidak sesuai dengan mekanisme tubuh
(menunduk dengan kursi 10-15 cm atau jongkok) dan dipertahankan selama 8 jam setiap
harinya. Adapun mekanisme tubuh pekerja pada saat mengangkat barang tidak sesuai
dengan mekanisme tubuh yang benar. Hal ini berpotensi menyebabkan occupational
disease seperti LBP.
Hazard Psikologis adalah potensi bahaya yang disebabkan oleh karena terjadinya
suatu konflik dalam lingkungan kerja tersebut. Konflik yang terjadipun sudah terbagi
menjadi langsung dan tidak langsung. Psikologi ini juga merupakan hal penting karena
dapat mempengaruhi juga bagaimana orang tersebut bekerja,semakin banyak konflik
maka pekerjaan yang di kerjakan semakin tidak efisien dan malah banyak menimbulkan
masalah yang terjadi. Pengendaliannya biasaya mengunakan managemen konflik dan
ketetapan disiplin. Pada segi psikologis, yang berada pada potensi tertinggi hazard ini
adalah pemilik industry dengan berbagai masalah yang telah disebutkan di awal.
ANALISIS MASALAH
Keselamatan kerja merupakan faktor yang sangat diperhatikan dalam dunia
industri modern terutama bagi mereka yang berstandar internasional. Menurut pasal 23
UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan kerja bahwa, kesehatan kerja diselenggarakan
agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan
masyarakat sekelilingnya dan agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal. Adapun
Pasal 1, PP No. 50/2012 mendefinisikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai
segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja
melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Setiap
pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas : keselamatan dan
kesehatan kerja, moral dan kesusilaan, dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan
martabat manusia serta nilai-nilai agama. Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh
guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan
dan kesehatan kerja (Pasal 86, UU No. 13 Tahun 2003).
Alat Pelindung Diri yang disediakan adalah masker yang hanya digunakan saat
pengadukan semen dan penghalusan produk, tetapi tidak semua pegawai
menggunakannya karena alasan ketidaknyamanan. Jenis dari masker yang digunakan
adalah masker yang tidak memiliki filter. Selain masker, APD lain yang disediakan
adalah boots karet yang diperuntukkan bagi pekerja yang mengaduk adonan semen.
Disediakan pula sabuk serupa korset untuk dikenakan pekerja saat mengepack barang
hasil produksi yang kemudian diangkat ke truk. Pada industri ini tidak disediakan kaca
mata maupun sepatu pelindung. Selain itu, pemilik menyatakan tidak ada asuransi dan
jaminan kesehatan yang dikhususkan untuk para pekerjanya tetapi setiap ± 1 tahun sekali
petugas Puskesmas akan datang untuk melakukan pengecekan kesehatan ke industri
tersebut. Selama ini jika terjadi kecelakaan kerja, semua biaya yang dikeluarkan untuk
pengobatan ditanggung oleh perusahaan.
Berdasarkan teori pengendalian hazard, terdapat 5 langkah yaitu Eliminasi,
Substitusi , Engineering , Administrative dan terakhir Alat pelindung diri. Maka saran
penyelesaian masalah yang kami berikan berdasarkan hazard yang ada :
Hazard Bahaya yang Ditemukan Penyelesaian
Kimia  Debu semen dan bahan  Pada pabrik sudah disediakan alat
pembentuk patung vacuum di dekat tempat
pengolahan semen
 Penggunaan APD berupa sarung
tangan dan masker untuk
 Cat pencegahan
Fisik  Alat Gerinda yang tidak disertai  Penggunaan APD yang memadai
sistem pengamanan berupa sarung tangan tebal,
 Potongan besi maupun kayu goggle, dan masker disertai
tajam yang berserakan penggantian media kapas menjadi
kain.
 Penempatan bahan sisa,
sebaiknya disatukan di satu
tempat sehingga tidak tercecer
Ergonomis  Mekanisme tubuh pegawai saat  Pengadaan meja packing setinggi
memindahkan produk pinggang disertai edukasi
 Posisi tubuh pada station mengenai mekanisme
pengamplasan dan pengecatan mengangkat yang baik.
 Pengadaan kursi dan meja yang
memadai.

Dengan pemaparan ini, diharapkan pemilik, pekerja maupun pihak terkait lainnya dapat
mengatasi permasalahan sesuai dengan kapasitas dan fungsi industri tersebut. Adapun
dari pihak puskesmas mengenai edukasi dan pembinaan dari pekerja lebih ditingkatkan
karena kurang patuhnya pekerja dapat ditindaklanjuti dengan pemberdayaan peraturan
dari puskesmas terkait.

C. Daftar Pustaka

Inc., R. (2011). Material Saety Data Sheet : Mineral Turpentine. Material Safety Data Sheet
Issue 5 .

Utama, S. (2007, January). Material Safety Data Sheet : Aliphatic Hydrocarbon. Material Safety
Data Sheet .

Yunus, F. (2006). Dampak Debu Industri pada Paru Pekerja dan Pengendaliannya.

Kuliah K3, dr. Iman Purnomo


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai