Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
1
2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan hematothorax ?
2. Apa saja etiologi dari hematothorax ?
3. Bagaimana patofisiologi dari hematothorax ?
4. Bagaimana manifestasi klinis dari hematothorax ?
5. Apa saja pemeriksaan dari hematothorax ?
6. Bagaimana perawatan dari hematothorax ?
3. TUJUAN
Untuk mengetahui tentang istilah hematothorax .
1. Untuk mengetahu tentang etiologi hematothorax .
2. Untuk mengetahui tentang patofisiologi hematothorax .
3. Untuk mengetahui tentang manifestasi klinis dari hematothorax .
4. Untuk mengatahui tentang pemeriksaan dari hematothorax .
5. Untuk mengetahui tentang perawatan hematotohrax .
4. MANFAAT
Makalah yang kami buat dapat memberikan sedikit wacana kepada pembaca
khususnya mahasiswa mengenai tentang apa saja hematotohrax.
2
BAB 2
HEMOTHORAK
B. Etiologi
Trauma dada kebanyakan disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas yang
akan menyebabkan ruda paksa tumpul pada rongga thorak (Hemothorak) dan
rongga Abdomen. Trauma tajam dapat disebabkan oleh tikaman dan tembakan.
C. Pembagian Hemothorak
a) Hemothorak Kecil : yang tampak sebagian bayangan kurang dari 15 % pada
foto rontgen, perkusi pekak sampai iga IX.
b) Hemothorak Sedang : 15 – 35 % tertutup bayangan pada foto rontgen,
perkusi pekak sampai iga VI.
c) Hemothorak Besar : lebih 35 % pada foto rontgen, perkusi pekak sampai
cranial, iga IV.
C. Pathofisiologi
Pada trauma tumpul dada, tulang rusuk dapat menyayat jaringan paru-paru atau
arteri, menyebabkan darah berkumpul di ruang pleura. Benda tajam seperti pisau
atau peluru menembus paru-paru. mengakibatkan pecahnya membran serosa yang
melapisi atau menutupi thorax dan paru-paru. Pecahnya membran ini
memungkinkan masuknya darah ke dalam rongga pleura. Setiap sisi toraks dapat
menahan 30-40% dari volume darah seseorang.
Perdarahan jaringan interstitium, Pecahnya usus sehingga perdarahan Intra
Alveoler, kolaps terjadi pendarahan. arteri dan kapiler, kapiler kecil , sehingga
takanan perifer pembuluh darah paru naik, aliran darah menurun. Vs :T ,S , N. Hb
3
menurun, anemia, syok hipovalemik, sesak napas, tahipnea,sianosis, tahikardia.
Gejala / tanda klinis
Hemothorak tidak menimbulkan nyeri selain dari luka yang berdarah didinding
dada. Luka di pleura viseralis umumnya juga tidak menimbulkan nyeri. Kadang-
kadang anemia dan syok hipovalemik merupakan keluhan dan gejala yang
pertama muncul.
Secara klinis pasien menunjukan distress pernapasan berat, agitasi, sianosis,
tahipnea berat, tahikardia dan peningkatan awal tekanan darah, di ikuti dengan
hipotensi sesuai dengan penurunan curah jantung.
F. Pemeriksaan diagnostik
a. Sinar X dada : menyatakan akumulasi udara / cairan pada area pleura,
dapat menunjukan penyimpangan struktur mediastinal (jantung)
b. GDA : Variabel tergantung dari derajat fungsi paru yang dipengeruhi,
gangguan mekanik pernapasan dan kemampuan mengkompensasi. PaCO2
kadang-kadang meningkat. PaO2 mungkin normal atau menurun, saturasi oksigen
biasanya menurun.
c. Torasentesis : menyatakan darah/cairan serosanguinosa (hemothorak).
d. Hb : mungkin menurun, menunjukan kehilangan darah.
G. Komplikasi
4
Adhesi pecah, bula paru pecah.
H. Penatalaksanaan
a) Hemothorak kecil : cukup diobservasi, gerakan aktif (fisioterapi) dan tidak
memerlukan tindakan khusus.
b) Hemothorak sedang : di pungsi dan penderita diberi transfusi. Dipungsi
sedapat mungkin dikeluarkan semua cairan. Jika ternyata kambuh dipasang
penyalir sekat air.
c) Hemothorak besar : diberikan penyalir sekat air di rongga antar iga dan
transfusi.
H. Selang Dada
Pengertian
Selang Dada adalah dapat bekerja sebagai drain untuk udara ataun cairan.
Untuk mengatasi masalah-masalah gangguan pulmonal tersebut, selang
dimasukan kedalam rongga pleura (antara pleura parietalis dan viseralis) agar
tekanan negatif intra pleural kembali normal. Pada bedah jantung selang
ditempatkan kedalam pericardium atau mediastinum dibawa insisi sternotomi
selang dada diletakan sebelum dilakukan sebelum penutupan sayatan pada
pembedahan paru dan jantung atau dilakukan ditempat tidur sebagai tindakan
kedaruratan untuk mengatasi pneumothorak atau hemothorak. Selang
disambungkan pada system drainase water seal (Atrium, Pleure-vac, Segel
sentinel, thora-klex, atau thora-seal III ). Sistem pembuangan cairan melalui dada
terdiri dari system 1 botol, 2 botol atau 3 botol, bila jumlah cairan dan udara yang
dikeluarkan sangat banyak. Apabila terdapat dua tempat pemasangan selang,
maka kemungkinan kedua selang itu disambungkan pada system drainase bersegel
(WSD) dengan menggunakan Y konektor.
5
Macam-macam selang dada yang di gunakan
a. Selang lebih kecil (16 –20 French) digunakn untuk buang udara
b. Selang lebih besar (20 – 26 French) untuk alirkan darah/drainase pleural
yang kental.
6
5) Para Pneumonia terkomplikasi (penyebab penyakit kardio pulmoner serius -
kondisi inflamasi.
- Pus > (Empiema)
- Glukosa < 40 mg/dl
- Pewarnaan gram positif/kultur bakteri
- PH < 7,0
- PH 7,0 - 7,2 dan LDH > 1000 IU / L
- Chilothoraks (penyebab trauma, malignansi, abnormalitas congenital).
7
II. KONSEP Dasar Keperawatan
A. Pengkajian
Berdasarkan klasifikasi Doenges, dkk (2000) riwayat keperawatan yang perlu
dikaji adalah :
a Aktifitas / istirahat.
Gejala : Dispnea dengan aktifitas ataupun istirahat
b. Sirkulasi
Tanda :
o Takikardia,
o Frekwensi tidak teratur/disritmia
o S3 atau S4 / irama jantung gallop (gagal jantung sekunder terhadap
effusi)
o Nadi apical berpindah oleh adanyapenyimpangan mediastinal (dengan
tegangan pneumothorak).
o Tanda Homan (bunyi renyah s/d denyutan jantung, menunjukan udara
dalam mediastinum).
o Tekanan Darah : Hipertensi / hipotensi
c. Integritas Ego
Tanda : ketakutan, gelisah
c.Makanan / Cairan
Tanda : Adanya pemasangan IV vena sentral/infus tekanan
d. Nyeri / Kenyamanan
Gejala :
- Nyeri dada unilateral, meningkat karena pernapasan, batuk.
- Timbul tiba-tiba sementara batuk atau regangan (pneumothorak
spontan).
- Tajam dan nyeri menusuk yang diperberat oleh napas dalam,
kemungkinanan menyebar keleher, bahu abdomen (Effusi Pleural).
Tanda :
- Berhati-hati pada area yang sakit
- Perilaku distraksi.
8
- Mengkerutkan wajah.
e. Pernapasan
Gejala :
- kesulitan bernapas, lapar napas
- Batuk (mungkin gejala yang ada)
- Riwayat bedah dada/trauma: Penyakit paru kronik, inflamasi/infeksi
paru (Empiema,
Efusi) ; penyakit interstisial menyebar (Sarkoidosis) ; keganasan (mis:
Obstruksi tumor).
- Pneumothorak spontan sebelumnya, ruptur empisematous bula spontan,
bleb sub pleural (PPOM).
Tanda :
- Pernapasan ; peningkatan frekwensi/takipnea
- Peningkatan kerja napas, penggunaan otot aksesoris pernapasan pada
dada, leher, retraksi interkostal, ekspirasi abdominal kuat.
- Bunyi napas menurun atau tidak ada (sisi yang terlibat)
- Fremitus menurun (sisi yang terlibat).
- Perkusi dada : Hiperresonan diatas area terisi udara (pneumothorak),
bunyi pekak diatas area yang terisi cairan (hemothorak)
- Observasi dan palpasi dada : Gerakan dada tidak sama (paradoksik) bila
trauma atau kemps, penurunan penmgembangan thorak (are yang sakit).
- Kulit : pucat, sianosis, berkeringat, krepitasi subcutan (udara pada
jaringan dengan palpasi).
- Mental : Ansietas, gelisah, bingung, pingsan
- Penggunaan ventilasi mekanik tekanan positif / terapi PEEP.
f. Keamanan
Gejala :
- Adanya trauma dada
- Radiasi / kemoterapi untuk keganasan.
9
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi
Kriteria hasil :
Intervensi :
1. Berikan posisi yang nyaman, biasanya dnegan peninggian kepala tempat
tidur. Balik ke sisi yang sakit. Dorong klien untuk duduk sebanyak
mungkin.
2. Obsservasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan, dispnea atau
perubahan tanda-tanda vital.
3. Jelaskan pada klien bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk menjamin
keamanan. Jelaskan pada klien tentang etiologi/faktor pencetus adanya
sesak atau kolaps paru-paru.
4. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain :
10
· Dengan dokter, radiologi dan fisioterapi.
· Pemberian antibiotika.
· Pemberin analgetika.
Kriteria hasil :
Intervensi :
Kriteria hasil :
11
Klien nyaman.
Intervensi :
1. Jelaskan klien tentang kegunaan batuk yang efektif dan mengapa terdapat
penumpukan sekret di sal. pernapasan.
2. Ajarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk.
· Pemberian expectoran.
· Pemberian antibiotika.
D. Evaluasi
12
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Akumulasi darah dalam dada , atau hematothorax adalah masalah yang
relatif umum , paling sering akibat cedera untuk intrathoracic struktur atau
dinding dada . hematothorax tidak berhubungan dengan trauma adalah kurang
umum dan dapat disebabkan oleh berbagai penyebab . Identifikasi dan pengobatan
traumatik gematothorax adalah bagian penting dari perawatan pasien yang terluka
. Dalam kasus hematothorax tidak berhubungan dengan trauma , penyelidikan
yang hati – hati untuk sumber yang mendasari harus dilakukan ketika perawatan
terjadi .
Hematothorax mengacu pada koleksi darah dalam rongga pleura .
Walaupun beberapa penulis menyatakan bahwa nilai hematokrit setidaknya 50 %
diperlukan untuk mendefinisikan hematothorax ( dibandingkan dengan berdarah
efusi pleura ) . Sebagian besar tidak setuju pada perbedaan tertentu . Meskipun
etiologi paling umum adalah hematothorax tumpul atau trauma tembus , itu juga
dapat hasil dari sejumlah nontraumatic menyebabkan atau dapat terjadi secara
spontan.
B. SARAN
Dengan adanya makalah sederhana ini, penyusun mengharapkan agar para
pembaca dapat memahami materi tentang Hemothorak. Saran dari penyusun agar
para pembaca dapat menguasai materi singkat dalam makalah ini dengan baik,
kemudian pembaca dapat mengetahui cara pencegahan dari penyakit hemothorak
dan mengetahui cara mengobatinya.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://smktkjsiskamulyani.blogspot.co.id/2013/03/laporan-pendahuluan-
hemothorax.html
14