Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG

Akumulasi darah dalam dada , atau hematothorax adalah masalah yang


relatif umum , paling sering akibat cedera untuk intrathoracic struktur atau
dinding dada . hematothorax tidak berhubungan dengan trauma adalah kurang
umum dan dapat disebabkan oleh berbagai penyebab . Identifikasi dan pengobatan
traumatik gematothorax adalah bagian penting dari perawatan pasien yang terluka
. Dalam kasus hematothorax tidak berhubungan dengan trauma , penyelidikan
yang hati – hati untuk sumber yang mendasari harus dilakukan ketika perawatan
terjadi .
Hematothorax mengacu pada koleksi darah dalam rongga pleura .
Walaupun beberapa penulis menyatakan bahwa nilai hematokrit setidaknya 50 %
diperlukan untuk mendefinisikan hematothorax ( dibandingkan dengan berdarah
efusi pleura ) . Sebagian besar tidak setuju pada perbedaan tertentu . Meskipun
etiologi paling umum adalah hematothorax tumpul atau trauma tembus , itu juga
dapat hasil dari sejumlah nontraumatic menyebabkan atau dapat terjadi secara
spontan .
Pentingnya evakuasi awal darah melalui luka dada yang ada dan pada saat
yang sama , menyatakan bahwa jika perdarahan dari dada tetap , luka harus
ditutup dengan harapan bahwa ada tekanan intrathoracic akan menghentikan
perdarahan jika efek yang diinginkan tercapai , menyarankan agar luka dibuka
kembali beberapa hari kemudian untuk evakuasi tetap beku darah atau cairan
serosa .
Mengukur frekuansi hematothorax dalam populasi umum sulit .
Hematothorax yang sangat kecil dapat dikaitkan dengan satu patah tulang rusuk
dan mungkin tak terdeteksi atau tidak memerlukan pengobatan . karena sebagian
besar terkait dengan hematothorax trauma , perkiraan kasar terjadinya mereka
dapat dikumpulkan dari trauma statistik .

1
2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan hematothorax ?
2. Apa saja etiologi dari hematothorax ?
3. Bagaimana patofisiologi dari hematothorax ?
4. Bagaimana manifestasi klinis dari hematothorax ?
5. Apa saja pemeriksaan dari hematothorax ?
6. Bagaimana perawatan dari hematothorax ?
3. TUJUAN
Untuk mengetahui tentang istilah hematothorax .
1. Untuk mengetahu tentang etiologi hematothorax .
2. Untuk mengetahui tentang patofisiologi hematothorax .
3. Untuk mengetahui tentang manifestasi klinis dari hematothorax .
4. Untuk mengatahui tentang pemeriksaan dari hematothorax .
5. Untuk mengetahui tentang perawatan hematotohrax .

4. MANFAAT
Makalah yang kami buat dapat memberikan sedikit wacana kepada pembaca
khususnya mahasiswa mengenai tentang apa saja hematotohrax.

2
BAB 2
HEMOTHORAK

I.Konsep dasar medis


A. Pengertian.
Hemothorak adalah adanya darah yang masuk kearea pleural (antara
pleura viseralis dan pleura parietalis)

B. Etiologi
Trauma dada kebanyakan disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas yang
akan menyebabkan ruda paksa tumpul pada rongga thorak (Hemothorak) dan
rongga Abdomen. Trauma tajam dapat disebabkan oleh tikaman dan tembakan.

C. Pembagian Hemothorak
a) Hemothorak Kecil : yang tampak sebagian bayangan kurang dari 15 % pada
foto rontgen, perkusi pekak sampai iga IX.
b) Hemothorak Sedang : 15 – 35 % tertutup bayangan pada foto rontgen,
perkusi pekak sampai iga VI.
c) Hemothorak Besar : lebih 35 % pada foto rontgen, perkusi pekak sampai
cranial, iga IV.

C. Pathofisiologi
Pada trauma tumpul dada, tulang rusuk dapat menyayat jaringan paru-paru atau
arteri, menyebabkan darah berkumpul di ruang pleura. Benda tajam seperti pisau
atau peluru menembus paru-paru. mengakibatkan pecahnya membran serosa yang
melapisi atau menutupi thorax dan paru-paru. Pecahnya membran ini
memungkinkan masuknya darah ke dalam rongga pleura. Setiap sisi toraks dapat
menahan 30-40% dari volume darah seseorang.
Perdarahan jaringan interstitium, Pecahnya usus sehingga perdarahan Intra
Alveoler, kolaps terjadi pendarahan. arteri dan kapiler, kapiler kecil , sehingga
takanan perifer pembuluh darah paru naik, aliran darah menurun. Vs :T ,S , N. Hb

3
menurun, anemia, syok hipovalemik, sesak napas, tahipnea,sianosis, tahikardia.
Gejala / tanda klinis
Hemothorak tidak menimbulkan nyeri selain dari luka yang berdarah didinding
dada. Luka di pleura viseralis umumnya juga tidak menimbulkan nyeri. Kadang-
kadang anemia dan syok hipovalemik merupakan keluhan dan gejala yang
pertama muncul.
Secara klinis pasien menunjukan distress pernapasan berat, agitasi, sianosis,
tahipnea berat, tahikardia dan peningkatan awal tekanan darah, di ikuti dengan
hipotensi sesuai dengan penurunan curah jantung.

E. Gejala / tanda klinis


Hemothorak tidak menimbulkan nyeri selain dari luka yang berdarah
didinding dada. Luka di pleura viseralis umumnya juga tidak menimbulkan nyeri.
Kadang-kadang anemia dan syok hipovalemik merupakan keluhan dan gejala
yang pertama muncul.
Secara klinis pasien menunjukan distress pernapasan berat, agitasi, sianosis,
tahipnea berat, tahikardia dan peningkatan awal tekanan darah, di ikuti dengan
hipotensi sesuai dengan penurunan curah jantung.

F. Pemeriksaan diagnostik
a. Sinar X dada : menyatakan akumulasi udara / cairan pada area pleura,
dapat menunjukan penyimpangan struktur mediastinal (jantung)
b. GDA : Variabel tergantung dari derajat fungsi paru yang dipengeruhi,
gangguan mekanik pernapasan dan kemampuan mengkompensasi. PaCO2
kadang-kadang meningkat. PaO2 mungkin normal atau menurun, saturasi oksigen
biasanya menurun.
c. Torasentesis : menyatakan darah/cairan serosanguinosa (hemothorak).
d. Hb : mungkin menurun, menunjukan kehilangan darah.

G. Komplikasi

4
Adhesi pecah, bula paru pecah.

H. Penatalaksanaan
a) Hemothorak kecil : cukup diobservasi, gerakan aktif (fisioterapi) dan tidak
memerlukan tindakan khusus.
b) Hemothorak sedang : di pungsi dan penderita diberi transfusi. Dipungsi
sedapat mungkin dikeluarkan semua cairan. Jika ternyata kambuh dipasang
penyalir sekat air.
c) Hemothorak besar : diberikan penyalir sekat air di rongga antar iga dan
transfusi.

H. Selang Dada
Pengertian
Selang Dada adalah dapat bekerja sebagai drain untuk udara ataun cairan.
Untuk mengatasi masalah-masalah gangguan pulmonal tersebut, selang
dimasukan kedalam rongga pleura (antara pleura parietalis dan viseralis) agar
tekanan negatif intra pleural kembali normal. Pada bedah jantung selang
ditempatkan kedalam pericardium atau mediastinum dibawa insisi sternotomi
selang dada diletakan sebelum dilakukan sebelum penutupan sayatan pada
pembedahan paru dan jantung atau dilakukan ditempat tidur sebagai tindakan
kedaruratan untuk mengatasi pneumothorak atau hemothorak. Selang
disambungkan pada system drainase water seal (Atrium, Pleure-vac, Segel
sentinel, thora-klex, atau thora-seal III ). Sistem pembuangan cairan melalui dada
terdiri dari system 1 botol, 2 botol atau 3 botol, bila jumlah cairan dan udara yang
dikeluarkan sangat banyak. Apabila terdapat dua tempat pemasangan selang,
maka kemungkinan kedua selang itu disambungkan pada system drainase bersegel
(WSD) dengan menggunakan Y konektor.

Tujuan Pemberian Selang Dada


Untuk mengeluarkan udara, cairan atau keduanya dari rongga thorak.

5
Macam-macam selang dada yang di gunakan
a. Selang lebih kecil (16 –20 French) digunakn untuk buang udara
b. Selang lebih besar (20 – 26 French) untuk alirkan darah/drainase pleural
yang kental.

Sistem Drainasi Selang Dada


a.Sistem 1 botol
b. Sistem 2 botol
c. Sistem 3 botol
d. Unit Water Seal (sekali pakai)
e. Flutter Valve
f. Screw Valve
g. Calibrated Spring

Efek pernapasan pada tekanan intra pleural


Siklus ventilasi Tekanan Intra pleura
Istirahat -5 cm H2O
Inspirasi - 6 - - 12 cm H2O
Ekspirasi - 4 - - 8 cm H2O

Indikasi Pemasangan Selang Dada


a. Hemothorak (penyebab trauma dada, neoplasma, robekan pleural, kelebihan anti
koagulan, pasca bedah thorak)
b. Pneumothorak
1) spontan > 20 % (penyebab ruptur bleb)
2) Desakan (penyebab ventilasi mekanik, luka tusuk tembus, klem selang dada
terlalu lama, kerusakan segel pada system drainase selang dada.
3) Fistula Broncko pleural (penyebab kerusakan jaringan, tumor, aspiorasi bahan
kimia toksis).
4) Efusi pleural (penyebab neoplasma).

6
5) Para Pneumonia terkomplikasi (penyebab penyakit kardio pulmoner serius -
kondisi inflamasi.
- Pus > (Empiema)
- Glukosa < 40 mg/dl
- Pewarnaan gram positif/kultur bakteri
- PH < 7,0
- PH 7,0 - 7,2 dan LDH > 1000 IU / L
- Chilothoraks (penyebab trauma, malignansi, abnormalitas congenital).

Komplikasi Pemberian Selang Dada


a. Tension pneumo thorak (karena sumbatan pada selang)
b. Empisema sub cutan (karena udara masuk kedalam jaringan sub cutan).

7
II. KONSEP Dasar Keperawatan
A. Pengkajian
Berdasarkan klasifikasi Doenges, dkk (2000) riwayat keperawatan yang perlu
dikaji adalah :
a Aktifitas / istirahat.
Gejala : Dispnea dengan aktifitas ataupun istirahat
b. Sirkulasi
Tanda :
o Takikardia,
o Frekwensi tidak teratur/disritmia
o S3 atau S4 / irama jantung gallop (gagal jantung sekunder terhadap
effusi)
o Nadi apical berpindah oleh adanyapenyimpangan mediastinal (dengan
tegangan pneumothorak).
o Tanda Homan (bunyi renyah s/d denyutan jantung, menunjukan udara
dalam mediastinum).
o Tekanan Darah : Hipertensi / hipotensi
c. Integritas Ego
Tanda : ketakutan, gelisah
c.Makanan / Cairan
Tanda : Adanya pemasangan IV vena sentral/infus tekanan
d. Nyeri / Kenyamanan
Gejala :
- Nyeri dada unilateral, meningkat karena pernapasan, batuk.
- Timbul tiba-tiba sementara batuk atau regangan (pneumothorak
spontan).
- Tajam dan nyeri menusuk yang diperberat oleh napas dalam,
kemungkinanan menyebar keleher, bahu abdomen (Effusi Pleural).
Tanda :
- Berhati-hati pada area yang sakit
- Perilaku distraksi.

8
- Mengkerutkan wajah.
e. Pernapasan
Gejala :
- kesulitan bernapas, lapar napas
- Batuk (mungkin gejala yang ada)
- Riwayat bedah dada/trauma: Penyakit paru kronik, inflamasi/infeksi
paru (Empiema,
Efusi) ; penyakit interstisial menyebar (Sarkoidosis) ; keganasan (mis:
Obstruksi tumor).
- Pneumothorak spontan sebelumnya, ruptur empisematous bula spontan,
bleb sub pleural (PPOM).

Tanda :
- Pernapasan ; peningkatan frekwensi/takipnea
- Peningkatan kerja napas, penggunaan otot aksesoris pernapasan pada
dada, leher, retraksi interkostal, ekspirasi abdominal kuat.
- Bunyi napas menurun atau tidak ada (sisi yang terlibat)
- Fremitus menurun (sisi yang terlibat).
- Perkusi dada : Hiperresonan diatas area terisi udara (pneumothorak),
bunyi pekak diatas area yang terisi cairan (hemothorak)
- Observasi dan palpasi dada : Gerakan dada tidak sama (paradoksik) bila
trauma atau kemps, penurunan penmgembangan thorak (are yang sakit).
- Kulit : pucat, sianosis, berkeringat, krepitasi subcutan (udara pada
jaringan dengan palpasi).
- Mental : Ansietas, gelisah, bingung, pingsan
- Penggunaan ventilasi mekanik tekanan positif / terapi PEEP.
f. Keamanan
Gejala :
- Adanya trauma dada
- Radiasi / kemoterapi untuk keganasan.

9
B. Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakefektifan pola pernapasan berhubungan dengan ekpansi paru yang tidak


maksimal karena akumulasi udara/cairan

2. Perubahan kenyamanan : Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan dan


reflek spasme otot sekunder.

3. ketidakefektif bersihan jalan napas berhubungan dengan peningkatan sekresi


sekret dan penurunan batuk sekunder akibat nyeri dan keletihan

C. Intervensi

Dx 1 : Ketidakefektifan pola pernapasan berhubungan dengan ekpansi paru yang


tidak maksimal karena akumulasi udara/cairan

Tujuan : Pola pernapasan efektive.

Kriteria hasil :

 Memperlihatkan frekuensi pernapasan yang efektive.


 Mengalami perbaikan pertukaran gas-gas pada paru.
Adaptive mengatasi faktor-faktor penyebab.

Intervensi :
1. Berikan posisi yang nyaman, biasanya dnegan peninggian kepala tempat
tidur. Balik ke sisi yang sakit. Dorong klien untuk duduk sebanyak
mungkin.
2. Obsservasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan, dispnea atau
perubahan tanda-tanda vital.
3. Jelaskan pada klien bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk menjamin
keamanan. Jelaskan pada klien tentang etiologi/faktor pencetus adanya
sesak atau kolaps paru-paru.
4. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain :

10
· Dengan dokter, radiologi dan fisioterapi.

· Pemberian antibiotika.

· Pemberin analgetika.

· Fisioterapi dada dan Konsul photo toraks.

Dx 2 : Perubahan kenyamanan : Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan


dan reflek spasme otot sekunder.

Tujuan : Nyeri berkurang/hilang.

Kriteria hasil :

 Nyeri berkurang/ dapat diadaptasi.


 Dapat mengindentifikasi aktivitas yang meningkatkan/menurunkan nyeri.
 Pasien tidak gelisah

Intervensi :

1. Jelaskan dan bantu klien dengan tindakan pereda nyeri nonfarmakologi


dan non invasif.
2. Ajarkan metode distraksi selama nyeri akut
3. Ajarkan Relaksasi : Tehnik-tehnik untuk menurunkan ketegangan otot
rangka, yang dapat menurunkan intensitas nyeri dan juga tingkatkan
relaksasi masase.

Dx 3 : ketidakefektif bersihan jalan napas berhubungan dengan peningkatan


sekresi sekret dan penurunan batuk sekunder akibat nyeri dan keletihan

Tujuan : Jalan napas lancar/normal

Kriteria hasil :

 Menunjukkan batuk yang efektif.


 Tidak ada lagi penumpukan sekret di sal. pernapasan.

11
 Klien nyaman.

Intervensi :

1. Jelaskan klien tentang kegunaan batuk yang efektif dan mengapa terdapat
penumpukan sekret di sal. pernapasan.
2. Ajarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk.

· Napas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin

· Lakukan pernapasan diafragma

· Tahan napas selama 3 – 5 detik kemudian secara perlahan-lahan, keluarkan


sebanyak mungkin melalui mulut.

3. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain :

· Dengan dokter, radiologi dan fisioterapi.

· Pemberian expectoran.

· Pemberian antibiotika.

· Fisioterapi dada.Konsul photo toraks

D. Evaluasi

Tahap evaluasi dalam proses perawatan menyangkut pengumpulan data


objektif yang menunjukkan, apakah tujuan pelayanan perawatan sudah
terpecahkan dan apa saja yang pelu dikaji , direncanakan, dilaksanakan dan dinilai
kembali.

Tujuan evaluasi adalah untuk memberikan umpan balik rencana perawatan,


menilaidan meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan serta hasilnya telah
ditentukan lebih dahulu.

12
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Akumulasi darah dalam dada , atau hematothorax adalah masalah yang
relatif umum , paling sering akibat cedera untuk intrathoracic struktur atau
dinding dada . hematothorax tidak berhubungan dengan trauma adalah kurang
umum dan dapat disebabkan oleh berbagai penyebab . Identifikasi dan pengobatan
traumatik gematothorax adalah bagian penting dari perawatan pasien yang terluka
. Dalam kasus hematothorax tidak berhubungan dengan trauma , penyelidikan
yang hati – hati untuk sumber yang mendasari harus dilakukan ketika perawatan
terjadi .
Hematothorax mengacu pada koleksi darah dalam rongga pleura .
Walaupun beberapa penulis menyatakan bahwa nilai hematokrit setidaknya 50 %
diperlukan untuk mendefinisikan hematothorax ( dibandingkan dengan berdarah
efusi pleura ) . Sebagian besar tidak setuju pada perbedaan tertentu . Meskipun
etiologi paling umum adalah hematothorax tumpul atau trauma tembus , itu juga
dapat hasil dari sejumlah nontraumatic menyebabkan atau dapat terjadi secara
spontan.

B. SARAN
Dengan adanya makalah sederhana ini, penyusun mengharapkan agar para
pembaca dapat memahami materi tentang Hemothorak. Saran dari penyusun agar
para pembaca dapat menguasai materi singkat dalam makalah ini dengan baik,
kemudian pembaca dapat mengetahui cara pencegahan dari penyakit hemothorak
dan mengetahui cara mengobatinya.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://smktkjsiskamulyani.blogspot.co.id/2013/03/laporan-pendahuluan-
hemothorax.html

Diposkan oleh Siska S. Mulyani di 04.50

Diambil pada tanggal 06 juni 2016

14

Anda mungkin juga menyukai