Kelas 2B
Kelompok 3
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang
telah melimpahkan Rahmat serta Hidayah-Nya kepada kami, sehingga
makalah ini dapat diselesaikan sesuai rencana.
Adapun maksud dari penyelesaian tugas ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Dokumntasi Keperawatan .
Kami berharap dengan adanya makalah ini dapar memberikan
manfaat serta wawasan yang lebih luas bagi kita semua. Karena
keterbatasan pengetahuan serta pengalaman, kami yakin bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran dari dosen maupun pembaca yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sebagai penulis mengucapkan mohon maaf
apabila ada kata kata yang kurang bekenan. Semoga makalah ini bisa
menjadi bahan untuk pembelajaran kita bersama.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Diare
Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat
berupa air saja dengan frekuensi lebih sering dari biasanya (tiga kali atau lebih)
dalam satu hari (Depkes RI 2011). Diare dapat disebabkan oleh transportasi air dan
elektrolit yang abnormal dalam usus. Diseluruh dunia terdapat kurang lebih 500 juta
anak yang menderita diare setiap tahunnya, dan 20% dari seluruh kematian pada
anak yang hidup di negara berkembang berhubungan dengan diare serta dehidrasi.
Gangguan diare dapat melibatkan lambung dan usus (Gastroenteritis), usus halus
(Enteritis), kolon (Kolitis) atau kolon dan usus (Enterokolitis) (Wong, 2008).
Menurut WHO Pengertian diare adalah buang air besar dengan konsistensi cair
(mencret) sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari (24 jam). Ingat, dua kriteria
penting harus ada yaitu BAB cair dan sering, jadi misalnya buang air besar sehari
tiga kali tapi tidak cair, maka tidak bisa disebut daire. Begitu juga apabila buang air
besar dengan tinja cair tapi tidak sampai tiga kali dalam sehari, maka itu bukan
diare. Pengertian Diare didefinisikan sebagai inflamasi pada membran mukosa
lambung dan usus halus yang ditandai dengan diare, muntahmuntah yang berakibat
kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan
keseimbangan elektrolit (Betz, 2009).
diare adalah buang air besar pada bayi atau anak Iebih dan 3 kali sehari,
disertai konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang
berlangsung kurang dan satu minggu. Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran
tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya. Perubahan yang terjadi berupa
peningkatan volume cairan, dan frekuensi dengan atau tanpa lendir darah. (Hidayat
2008)
B. Patofisiologi
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik
(makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam
1
rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam
rongga usus, isis rongga usus berlebihan sehingga timbul diare).
Selain itu, menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin didinding usus,
sehingga sekresi air dan elektrolit air meningkat dan terjadi diare. Gangguan
motiliasi usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari
diare adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan
asam basa (asidosis metabolic dan hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang,
output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi. Gangguan gizi sebagai
akibat kelaparan (masukan makanan kurang, pengeluaran bertambah) dan
gangguan sirkulasi darah. (Ariani, 2016).
Penatalaksanaan:
a. Mulai berikan cairan intravena segera. Pada infuse telah disiapkan, beri
larutan oralit.
b. Beri 100 ml/kg larutan yang dipilih dan dibagi sesuai tabel berikut:
TABEL
2
c. Curigai kolera pada anak diatas umur 2 tahun yang menderita diare cair
akut dan menunjukkan tanda dehidrasi berat, jika kolera berjangkit
didaerah tempat tinggal anak.
Penatalaksanaan
a. Pada 3 jam pertama, beri anak larutan oralit dengan perkiraan jumlah
sesuai dengan berat badan anak ( umur anak jika berat badan anak tidak
diketahui). Namun demikian jika anak ingin minum lebih banyak, beri
minum lebih banyak
b. Tunjukan pada ibu cara memberi larutan oralit pada anak, 1sendok the
setiap 1 sampai 2 menit jika anak berumur dibawah 2 tahun dan pada anak
yang lebih besar, berikan minuman oralit lebih sering dengan
menggunakan cangkir.
c. Lakukan pemeriksaan rutin jika timbul masalah
1) Jika anak muntah, tunggu selama 10 menit, lalu beri larutan
oralit lebih lambat (misalnya 1 sendok setiap 2-3 menit).
2) Jika kelopak mata anak bengkak, hentikan pemberian oralit dan
beri minum air matang atau ASI.
d. Nasehati ibu untuk terus menyusui anak kapanpun anak mau.
e. Jika ibu tidak dapat tinggal di klinik hingga 3 jam, tunjukkan pada ibu cara
menyiapkan larutam oralit dan beri beberapa bungkus oralit secukupnya
3
kepada ibu agar bisa menyelesaikan rehidrasi dirumah ditambah untuk
rehidrasi 2 hari berikutnya.
D. Manifestasi Klinis
a. Berat badan menurun
b. Turgor kulit ≥ 2 detik
c. Mata dan ubun-ubun cekung
d. Mulut dan kulit menjadi kering
e. Nafsu makan menurun (Octa, dkk, 2014)
f. Anak tampak gelisah dan suhu badannya meningkat
g. Konsistensi tinja encer berlendir atau berdarah
h. Warna tinja tampak kehijauan akibat tercampurnya dengan
cairan empedu.
i. Anak mengalami gangguan gizi akibat kurangnya intake
(asupan) makanan.
j. Anak mengalami hipoglikemia ( penurunan kadar gula darah)
dan dehidrasi (kekurangan cairan) Widjaja, (2002).
E. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan tinja
Makroskopis dan mikroskopis
PH dan kadar gula dalam tinja
Bila perlu diadakan uji bakteri
b. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah,
dengan menentukan PH dan cadangan alkali dan analisa gas
darah.
c. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal
ginjal.
d. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan
Posfat.
4
BAB II
Klien mengatakan sakit perut sejak 4 hari yang lalu disertai BAB 5-7x
sehari dengan konsistensi encer dan berlendir. Sebelum dibawa ke RS ibu klien
mengatakan awalnya klien habis membeli makanan di pinggir jalan. Karena
khawatir akan kondisi anaknya kemudian keluarga klien membawanya ke rumah
sakit pada tanggal 08 Agustus 2018. Ibu klien mengatakan bahwa di keluarga
klien tidak ada penyakit keturunan seperti TBC, Diabetes Militus dan lain-lain.
Penanggung jawab klien adalah Ny. R (ibunya).
5
lain. Aktivitas di rumah Mandiri, Klien terlihat lemah dan pucat berbaring
terlentang ditempat tidur. Klien tampak mengantuk dan lemas.
Tidak ada edema pada ekstremitas maupun pada palpebra dan wajah, tidak
ada sianosis pada bibir dan sekitar ujung kuku, Capilari Refil Time (CRT) kurang
dari 3 detik, tidak ada peningkatan JVP, Pada saat auskultasi bunyi jantung murni
regular, tidak ada mur-mur, perkusi jantung pekak. Bentuk bibir simetris, mukosa
bibir kering, warna bibir pucat, terdapat bau mulut, gigi tampak kotor, lidah
bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada pembesaran tonsil. Abdomen normal tidak
buncit. Blass teraba kosong, tidak ada nyeri tekan pada kandung kemih, tidak ada
nyeri pada ginjal kiri dan kanan, tidak ada pembesaran pada ginjal kiri dan kanan.
Kulit tampak bersih, penyebaran rambut merata, warna rambut hitam ,telinga
normal tidak ada infeksi, kulit tampak kering dan turgor kulit jelek. warna kulit
sawo matang, akral teraba hangat, suhu tubuh : 37,5° C, kuku tampak kotor dan
panjang.
Ekstremitas atas kanan dan kiri simetris, jumlah jari lengkap, bentuk
tulang simetris, tampak menonjol pada pergelangan tangan, tidak ada nyeri pada
daerah persendian, terpasang infus ditangan kiri cairan Ringer Laktat 15 tetes
permenit. Tidak ada pembesaran tyroid, klien dapat merasakan terhadap panas dan
dingin, tidak ada tremor pada tangan, tidak ada keram, tidak ada edema.
Kesadaran compos mentis, nilai GCS 15, klien tidak mengalami gangguan
orientasi waktu, tempat dan orang. Klien tampak meringis saat merasa sakit. Klien
dapat merasakan panas dan dingin, klien dapat melihat dengan normal, bola mata
dapat digerakkan samping kanan kiri dan atas bawah. Klien dapat mendengar
6
dengan normal, terbukti dapat berkomunikasi dengan keluarga maupun tenaga
kesehatan.
Klien mengatakan ingin segera sembuh dan ingin cepat pulang kembali ke
rumah dan berkumpul dengan keluarga dan saudaranya. Klien berkomunikasi
dengan bahasa Jawa terkadang menggunakan bahasa Indonesia, klien dapat
berkomunikasi baik dengan orang-orang di sekitarnya termasuk petugas
kesehatan. Klien mengatakan bahwa orang yang terdekat dan selalu memberi
dukungan adalah ibu dan ayahnya. Klien beragama Islam dan yakin kepada Allah
SWT bahwa dirinya akan sembuh dengan pertolongan-Nya, selama sakit klien
selalu menjalankan ibadah dan selalu berdoa supaya cepat sembuh dan berkumpul
dengan keluarganya.
Hasil Laboraturium
Terapi obat yang diberikasn mulai 8 Agustus 2018 adalah infuse RL 15 tpm
9 agustus 2018 L.Bio 2x1 sachet pukul 08.00, Zink Syrup 3x1 cth pukul 08.00
WIB, oralit sesuai kebutuhan
7
1. Teori Diagnosa Keperawatan Gangguan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
A. Pengertian
1. Mobilisasi penuh
8
Mobilisasi penuh merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak
dengan batasan tidak jelas dan mampu bergerak secara bebas tanpa
adanya gangguan pada bagian tubuh.
2. Mobilisasi sebagian
B. Fisiologi
9
organ vital, membantu mengatur keseimbangan kalsium, berperan dalam
pembentukan sel darah merah.Sendi adalah hubungan di antara tulang,
diklasifikasikan menjadi:
d. Sendi sinovial atau sendi yang sebenarnya adalah sendi yang dapat
digerakkan secara bebas dimana permukaan tulang yang
berdekatan dilapisi oleh kartilago artikular dan dihubungkan oleh
ligamen oleh membran sinovial.
10
Otot ialah Jaringan yang mempunyai kemampuan khusus yaitu
berkontraksi, dan dengan jalan demikian maka gerakan
terlaksana. Otot terdiri atas serabut silindris yang mempunyai
sifat yang sama dengan sel dari jaringan yang lain, semua ini di
ikat menjadi berkas – berkas serabut kecil oleh sejenis jaringan
ikat yang mengandung unsure kontraktil ( Evelyn C Pearce,
2008 ).
2) Sistem Skeletal
b. Kesehatan Fisik
c. Keadaan Nutrisi
11
d. Emosi
f. Pekerjaan.
1. Tanda
2. Gejala
a. Kelainan postur
12
d. Trauma langsung pada system muskoletal
A. Pengertian
Elektrolit adalah cairan yang merupakan kimia aktif terdiri dari cairan
yang mengandung muatan negative.(Fundamental of nursing).
B. ETIOLOGI
1. Makanan
a. Makanan basi
b. Makanan beracun
3. Virus
4. Bakteri
b. Konsisten cair
d. Anoreksia
13
e. Dehidrasi
D. PATOFISIOLOGI
Fili usus halus atropi-tidak dapat mengasorbsi makanan dan cairan dengan
baik-tekanan koloid osmotik menaik-motilitas menaik-DIARE.
E. ANATOMI FISIOLOGI
Mulut
Faring (tekak).
Di belakang hidung, mulut dan laring, faring saluran berbentuk dari bahan
membran berotot.
Esofagus
Kelenjar ludah
Lambung
14
Usus halus
Usus besar
Sambungan dari usus halus dan mulut di katub ileokolik atau illeosekal
yaitu tempat sisa makanan lewat yang panjangnya kira-kira 1,5 meter
Rektum
Adalah serupa dengan kolon tetapi dindingnya berotot lebih tebal dan
membran mukosanya meliputi lipatan-lipatan membujur yang disebut
kolomma murgari.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
G. KOMPLIKASI
a. Dehidrasi
b. Hipokalemi
c. Kejang-kejang
d. Alkalosit metabolic
H. PENATALAKSANAAN
15
c. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan, obat dan efek
pengobatan
I. FOKUS INTERVENSI
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan
atau tanpa darah atau lendir dalam tinja akibat imflamasi mukosa
lambung atau usus sehingga terjadi kehilangan cairan dan elektrolit
secara berlebihan.
Sebagai akibat dari berkurangnya absorpsi cairan dan
elektrolit di usus besar, maka muncul beberapa masalah
keperawatan dari diare ini, diantaranya adalah adanya gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit; kurang daru kebutuhan dan
nausea.
Dari masalah tersebut, dipilih beberapa tindakan penatalaksanaan,
diantaranya :
a. Banyak minum (oralit)
b. Rehidrasi perinfus (jenis isotonis kristaloid)
c. Antibiotika yang sesuai (misal ciprofloxacin dan
metronidazole)
d. Diit tinggi protein dan rendah residu
e. Obat anti kolinergik untuk menghilangkan kejang
abdomen
f. Tintura opium dan paregorik untuk mengatasi diare
(atau obat lain), misal carboadsorben
g. Observasi keseimbangan cairan dan level elektrolit
h. Cegah komplikasi.
B. Saran
1. Biasakanlah untuk selalu hidup sehat agar kita tidak terkena
diare.
17
2. Tingkatkan kesehatan baik individu maupun lingkungan, agar
tidak terserang penyakit.
3. Masaklah air minum sampai mendidih.
4. Cucilah tangan sebelum dan sesudah makan.
5. Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK) di kakus
(WC).
18
DAFTAR PUSTAKA
19