Transportasi dan tata guna lahan adalah dua hal yang tidak dapat
dipisahkan. Dua hal ini sangat berhubungan erat, sehingga biasanya dianggap
membentuk satu landuse transport system. Agar tata guna lahan dapat tercipta
dengan baik maka kebutuhan transportasinya harus terpenuhi dengan baik.
Sistem transportasi yang macet tentunya akan menghalangi aktivitas tata guna
lahannya.
Aksesibilitas merupakan konsep yang menggabungkan sistem pengaturan
tataguna lahan secara geografis dengan sistem jaringan transportasi
yangmenghubungkannya.Aksesibilitas dapat dikatakan sebagai suatu ukuran
kenyamanan ataukemudahan mengenai cara lokasi tata guna lahan berinteraksi
satu sama lain,dan mudah atau sulitnya suatu lokasi tersebut dicapai melalui
sistem jaringantransportasi.
Tata guna lahan adalah pengaturan dan penggunaan yang meliputi
penggunaan di permukaan bumi, di daratan dan di permukaan bumi di lautan.
Pola tata guna lahan adalah model susunan tata guna lahan dalam konteks
keruangan suatu kota dalam penggunaan media atau lahan untuk fungsi kota.
Jadi, keterkaitan sistem transportasi dan penggunaan lahan dihubungkan oleh
aksesibilitas karna adanya kebutuhan untuk melakukan perjalanan. Dimana
pengembangan lahan untuk sebuah penggunaan tertentu menyebabkan
timbulnya produksi perjalanan dari lokasi tersebut atau tarikan perjalanan ke
daerah tertentu. Pengembangan lahan pada suatu daerah perkotaan
menimbulkan permintaan perjalanan baru dan kebutuhan akan fasilitas
transportasi. Berbagai peningkatan system transportasi membuat akses menuju
pusat-pusat aktivitas yang ada menjadi lebih mudah. Peningkatan aksesibilitas
dan nilai lahan akan mempengaruhi keputusan-keputusan penentu lokasi oleh
perorangan maupun badan-badan usaha
3. Karkteristik analisis system transportasi bersifat multiproblem,
multisektor, multimoda dan multidisplin yaitu :