Segala puji kami haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan Taufiq dan
Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat dan
salam, tidak lupa kami haturkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang telah memberikan
tuntunan pengabdian kepada umatnya dalam syariat yang suci ini. Dan tidak lupa kami
ucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Psikologi Belajar : Bapak
Kumaidi, M.Pd. dan berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami berharap semoga semua yang telah berjasa dalam penyusunan makalah ini
mendapat balasan baik dari Allah SWT. Dengan adanya tugas pembuatan makalah ini, kami
mendapat tambahan ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai beberapa teori belajar.
Diantaranya : teori gestalt, teori sibernetik dan teori kontruktivisme. Kami menyadari bahwa
kami manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, termasuk dalam
penyusunan makalah ini. Kami mengharap pembaca untuk memeberikan kritik dan saran yang
membangun kepada kami agar menjadi batu loncatan bagi kami untuk lebih baik lagi
kedepannya.
Penyusun,
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Teori pembelajaran merupakan panduan bagi pengajar untuk membawa siswa didik
dalam dalam mengembangkan kogniftif, emosional, sosial, fisik, dan spiritual. Panduan-
panduan tersebut adalah kejelasan informasi yang mendeskripsikan tujuan, pengetahuan
yang diperlukan. Hal ini adalah untuk mengantisipasi perubahan yang perlu diantisipasi,
yaitu perubahan yang sifatnya sedikit demi sedikit (piecemeal) dan yang bersifat sistemik
(systemic). Jadi teori pembelajaran itu penting sebagai suatu dasar pengetahuan yang
memandu praktek pendidikan “bagaimana memfasilitasi belajar” dalam dunia pendidikan
yang senantiasa berubah. Oleh sebab itu para tokoh psikolog mencetuskan beberapa teori
belajar diantaranya teori belajar gestalt, sibernetik dan krontruktivisme.
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui definisi teori gestalt, sibernetik dan kontruktivisme
2. Mengetahui tokoh-tokoh dibalik teori gestalt, sibernetik dan kontruktivisme
3. Mengetahui implementasi teori gestalt, sibernetik dan kontruktivisme dalam
pembelajaran
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Teori belajar Gestalt ini lahir di Jerman tahun 1912. Istilah ‘Gestalt’ merupakan istilah
bahasa Jerman yang sukar dicari terjemahannya dalam bahasa-bahasa lain. Arti Gestalt bisa
bermacam-macam diantaranya ‘form’, ‘shape’ (dalam bahasa inggris) atau bentuk, hal,
peristiwa, hakikat, esensi, totalitas. Terjamahannya dalam bahasa Inggris bermacam-macam
antara lain ‘shape psychology’, ‘configurationism’, ‘whole psychology’ dan sebagainya.
Karena adanya kesimpangsiuran dalam penerjemahannya, akhirnya para intelektual di seluruh
dunia sepakat untuk menggunakan istilah ‘Gestalt’ tanpa menerjemahkan ke dalam bahasa lain.
Untuk memudahkan dalam memberikan pengertian tentang Gestalt dan dapat dijelaskan di
dalam pengertian psikologi Gestalt, yaitu merupakan suatu aliran psikologi yang mempelajari
suatu gejala sebagai suatu keseluruhan atau totalitas. Teori Gestalt lebih menekankan pada
proses mental (proses pemikiran) yang menjadi latar belakang kegiatan atau aktivitas belajar.
Prinsip-prinsip Gestalt yang mencoba untuk menjelaskan bagaimana individu
mengorganisasikan (atau mereorganisasikan) potongan-potongan informasi menjadi suatu
keseluruhan yang lebih mempunyai makna. Teori ini dikembangkan oleh tiga orang, Max
Wertheimer, Kurt Koffka, dan Wolfgang Köhler.
Dari uraian singkat tentang tokoh pengembang teori Gestalt di atas, ada
beberapa karakteristik dari teori Gestalt itu sendiri, yaitu : Mempunyai Hukum
keterdekatan, hukum ketertutupan dan hukum kesamaan.
1. Pengalaman tilikan (insight). Tilikan memgang peranan yang penting dalam prilaku
yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu objek atau
peristiwa.
2. Pembelajaran yang bermakna(meaningful learning). Kebermaknaan unsur-unsur
yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran.
Makin jelas makna hubungan suatu unsur akan makin efektif sesuatu yang dipelajari.
3. Perilaku bertujuan (purposive behavior). Perilaku terarah pada tujuan. Perilaku
bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulasi-respons, tetapi ada keterkaitannya
dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika
peserta didik mengenal tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran akan berjalan
efektif jika peserta didik mengenal tujuan yang ingin dicapainya. Oleh karena itu,
guru hendaknya menyadari tujuan sebagai arah aktifitas pengajaran dan membantu
peserta didik dalam memahami tujuannya.
4. Prinsip ruang hidup (life space). Perilaku individu memiliki keterkaitan dengan
lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu, materi yang diajarkan hendaknya
memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta didik.
5. Transfer dalam belajar pemindahan popla-pola prilaku dalam situasi pembelajaran
tertentu kesituasi lain. Menurut pandangan Gestalt, transfer belajar terjadi dengan
terjadi dengan jalan melepaskan pengertian objek dari suatu konfigurasi lain dalam
tata susunan yang tepat. Judd menekankan pentingnya penangkapan prinsip-prinsip
pokok yang luas dalam pembelajaran dan kemudian menyusun ketentuan-ketentuan
umum (generalisasi). Transfer belajar akan terjadi apabila peserta didik telah
menangkap prinsip-prinsip poko dari suatu persoalan dan menemukan generalisasi
untuk kemudian digunakan dalam memecahkan masalah dalam situasi lain.
A. Pengertian
1. Landa
Proses berpikir algoritmik merupakan proses berpikir sistematis, tahap demi tahap,
linear, konvergen, lurus menuju ke satu target tujuan tertentu. Menurut landa ada dua cara
mengajar proses algoritmik kepada pebelajar, yaitu a) cara langsung menunjukkan proses
algoritmik itu sendiri dan b) dengan mengatur proses pembelajaran sedemikian rupa sehingga
pebelajar mampu menemukan proses algoritmik tersebut secara mandiri dengan cara mereka
sendiri.
Cara berpikir heuristik yaitu cara berpikir devergen, menuju beberapa target atau
tujuan sekaligus. Memahami suatu konsep yang mengandung arti ganda dan penafsiran
biasanya menuntut seseorang untuk menggunakan cara berpikir heuristik. Heuristi adalah
langkah-langkah dalam menyelesaikan sesuatu tanpa ada keharusan untuk dilakukan secara
berurutan.
Tujuan belajar menurut teori Pask dan Scott yaitu agar siswa mampu mengkaji materi
yang dipelajari dan yang telah didapat dari gurunya, serta dapat menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Implementasi teori belajar Pask dan Scott dalam kegiatan
pembelajaran ialah dengan pemrosesan informasi yang menitikberatkan pada sistem
informasi belajar.
A. Pengertian
Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat
generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari.
Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui
dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman
demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan
menjadi lebih dinamis.
1. Konstruksi berarti membangun, dalam konteks filsafat pendidikan,
Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang
berbudaya modern.
2. Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran
konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit,
yang hasilnya diperluas melalui konteks yang tebatas.
3. Konstruktivisme adalah sebuah teori yang memberikan kebebasan
terhadap manusia yang ingin belajar dan mencari kebutuhnnya dengan
kemampuan untuk menemukan keinginan dan kebutuhannya tersebut dengan
bantuan fasilitas orang lain. Jadi kesimpulannya adalah Teori Konstruktivisme
adalah teori yang memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar
menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang
diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri.
2. Teori Vigosky
Teori belajar Vygotsky menekankan pada sosiokultural dan pembelajaran. Siswa dalam
mengkonstruksi pengetahuannya dipengaruhi oleh lingkungan sosial disekitarnya.
Pengetahuan, sikap, pemikiran, tata nilai yang dimilki siswa akan berkembang melalui proses
interaksi
Kostrukstivisme sosial Vygosky meyakini bahwa interaksi sosial, unsur budaya, dan
aktivitas yang membentuk pengembangan dan pembelajaran individu. Vigosky dalam
penelitiannya membedakan dua macam konsep yaitu konsep spontan dan konsep ilmiah.
Konsep spontan diperoleh dari pengetahuan sehari-hari, sedangkan konsep ilmiah diperoleh
dari pengetahuan dan pembelajaran yang diperoleh dari sekolah. konsep ini saling berhungan
antara satu dengan yang lain.
Menurut teori Vygosky untuk dapat menjelaskan bagaimana pengetahuan dibentuk, maka
dirangkum dalam dua penjelasan yang bertahap. Pertama, realitas dan kebenaran dari dunia
luar mengarahkan dan menentukan pengetahuan. Kedua, faktor eksternal dan internal
mengarahkan pembentukan pengetahuan yang tumbuh melalui interaksi faktor-faktor esternal
(kognitif) dan internal (lingkungan dan sosial).
C. Implementasi Teori Belajar Kontruktivisme
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Uno, Hamzah. 2008. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta :
PT Bumi Aksara
Suryabrata, Sumadi. 2015. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Wikipedia.2019. Kontruktivisme. Online
(https://id.wikipedia.org/wiki/Konstruktivisme , diakses 6 Oktober 2019)
Academia. 2018. Teori Gestalt. Online
(https://www.academia.edu/8935194/teori_Gestalt , diakses 6 Oktober 2019)