Anda di halaman 1dari 11

Cara Allah SWT Melempar Setan dari Langit

‫ير‬
ِ ‫س ِع‬ َ َ‫ين َوأ َ ْعت َ ْدنَا لَ ُه ْم َعذ‬
َّ ‫اب ال‬ ِ ‫اط‬ َّ ‫صا ِبي َح َو َج َع ْلنَاهَا ُر ُجو ًما ِلل‬
ِ ‫ش َي‬ َّ ‫َولَقَ ْد زَ يَّنَّا ال‬
َ ‫س َما َء ال ُّد ْن َيا ِب َم‬

Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan
Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi
mereka siksa neraka yang menyala-nyala.(QS. Al-Mulk: 5)

Jadi, cara Allah meleparsyaitan dari langit adalah dengan bintang bintang yang telah
Allah SWT ciptakan.

Tujuan Allah SWT menciptakan bintamg.

Setelah menelaah QS. Al-Mulk ayat 5, seorang ahli tafsir masa tabi’in,
Qatadahrahimahullah, mengatakan,

َ ‫طأ‬
َ ‫ أَ ْخ‬: َ‫ت يُ ْهت َ َدى ِب َها ؛ فَ َم ْن تَأ َ َّو َل ِفي َها ِبغَي ِْر ذَلِك‬
ٍ ‫ َو َع ََل َما‬، ‫ين‬
ِ ‫اط‬ َّ ‫ َو ُر ُجو ًما ِلل‬، ‫اء‬
ِ ‫ش َي‬ ِ ‫س َم‬ َّ ‫ َج َعلَ َها ِزينَةً ِلل‬: ‫ث‬ َ ‫َخلَقَ َه ِذ ِه النُّ ُج‬
ٍ ‫وم ِلث َ ََل‬
َ ْ
‫ف َما ََل ِعل َم لهُ بِ ِه‬ َّ
َ ‫ َوت َ َكل‬، ُ‫َصيبَه‬ِ ‫عن‬ َ ‫ضا‬ َ َ ‫ َوأ‬،

“Allah menciptakan bintang untuk 3 hal: Allah jadikan sebagai penghias langit, sebagai
pelempar setan, dan sebagai tanda alam untuk petunjuk arah. Maka siapa yang menggali
tentang bintang, selain 3 hal tersebut, dia keliru, menyia-nyiakan jatahnya, dan
membebani diri dengan sesuatu yang sama sekali dia tidak memilikimodal ilmu
tentangnya.” (HR. Bukhari dalam shahihnya secara muallaq, 4/107).

Mengenai fungsi pertama dan ketiga diciptakannya bintang :

Sebagai penunjuk arah seperti rasi bintang yang menjadi penunjuk bagi nelayan di laut.

ََ‫َو َعال َمات ٍَو ِبالنَّجْ ِم ُه ْم َي ْهتَدُون‬

“Dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang itulah
mereka mendapat petunjuk.” (QS. An Nahl: 16). Allah menjadikan bagi para musafir
tanda-tanda yang mereka dapat gunakan sebagai petunjuk di bumi dan sebagai tanda-
tanda di langit.[3]

Sebagai penerang dan penghias langit dunia. Sebagaimana disebutkan dalam firman
Allah,

َّ ‫َولَقَ ْد زَ يَّنَّا ال‬


َ ‫س َما َء ال ُّد ْنيَا بِ َم‬
‫صابِي َح‬

“Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang.” (QS. Al
Mulk: 5)

ِ ‫س َما َء ال ُّد ْنيَا بِ ِزينَ ٍة ْالك ََوا ِك‬


‫ب‬ َّ ‫ِإنَّا زَ يَّنَّا ال‬

“Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-
bintang.” (QS. Ash Shofaat: 6)
Tujuan dan Kegunaan Bulan dan Matahari dan Mengenai Pasang Surut Air Laut

Matahari dan Bulan diciptakan Allah SWTsebagai acuan untuk perhitungan


waktu,seperti yang telah dijelaskan dalam Alquran.

-Al-An’am Ayat 96

َ‫يز ْال َع ِل ِيم‬ ُ ‫ش ْم َس َو ْالقَ َم َر ُح ْسبَانً ۚا َٰذَ ِل َكتَ ْقد‬


ِ ‫ِير ْال َع ِز‬ َ َ‫اح َو َج َع َالللَّ ْيل‬
َّ ‫س َكنً َاوال‬ ِ َ‫صب‬ ِ ْ ُ‫فَا ِلق‬
ْ ‫اْل‬

Arti: Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan
(menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha
Perkasa lagi Maha Mengetahui.

Hal ini berarti, menjadikan keduanya untuk objek perhitungan hari, yang berhubungan
dengan maslahat manusia, karena peredarannya telah terukur, tidak bertambah setelah
berlalunya masa yang panjang dan tidak berkurang. Hal itu dijadikan agar menjadi
penunjuk hamba-hamba-Nya pada besarnya kekuasaan-Nya dan hebatnya penciptaan-
Nya.

-Yunus Ayat 5

ِ َ‫سا ۚبَ َما َخلَقَاللََّ ُه َٰذَ ِل َكإ ِ ََّّل ِب ْال َح ۚ ِقيُف‬


ََ‫ص ُال ْْليَا ِت ِلقَ ْومٍ يَ ْعََل ُمون‬ َ ‫السنِين ََو ْال ِح‬
ِ ‫َازلَ ِلت َ ْعلَ ُموا َع َد َد‬ ً ُ‫ضيَا ًء َو ْالقَ َم َرن‬
ِ ‫ور َاوقَد ََّر ُه َمن‬ ِ ‫س‬ َّ ‫ه َُوالَّذِي َج َع َالل‬
َ ‫ش ْم‬

Arti: Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-
Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu
mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang
demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya)
kepada orang-orang yang mengetahui.
Sedangkan mengenai pasang air laut, Bulan dan Matahari mengatur ritme pasang surut
air laut serta arus laut yang belum banyak dimanfaatkan sebagai sumber energi.

Mendistribusikan panas air laut berarti menstabilkan cuaca. Selain sebagai satelit Bumi,
Bulan juga merupakan benda langit yang pengaruhnya terhadap planet induknya sangat
besar.

Di antara pengaruh itu adalah posisi-posisinya yang akan menyebabkan pasang surut
air laut. Sehubungan dengan hal ini, dalam Alquran Allah berfirman

ِ ‫َازلَ َحت َّ َٰى َعا َدك َْالعُ ْر ُجونِ ْالقَد‬


َ‫ِيم‬ ِ ‫َو ْالقَ َم َرقَد َّْرنَا ُه َمن‬
Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke
manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua. (QS. Yasin : 39)
Ayat ini berbicara tentang penetapan posisi-posisi Bulan. Akibat dari pergerakannya
yang mengelilingi Bumi, Bulan mempunyai kedudukan-kedudukan yang selalu berubah
setiap saat.

posisi-posisi Bulan yang selalu berubah-ubah ini juga membawa akibat tersendiri bagi
Bumi. Sebagaimana diketahui, Bulan memiliki gaya tarik atau gravitasi seperti halnya
planet-planet lain.

Dengan letaknya yang relatif paling dekat dengan Bumi, gaya tarik itu pasti
berpengaruh kuat pada planet induknya, mengakibatkan unsur Bumi tertarik dan
condong ke arah Bulan.

Bagian Bumi yang paling mudah berubah-ubah adalah laut. Karena itu, setiap saat
permukaan laut akan mengalami perubahan sesuai dengan posisi Bulan. Ketika Bulan
berada pada suatu posisi, maka air laut yang searah garis lurus dengannya akan tertarik
dan permukaannya akan naik, demikian pula laut yang arahnya 180 derajat.

Adapun laut yang arahnya 90 derajat terhadap Bulan akan mengalami surut karena
permukaannya tertarik ke lokasi yang searah dengan Bulan.

Mengenai Gunung

Ternyata Allah SWT menciptakan gunung dan berbagai macam manfaat, seperti yang
dijelaskan dalam firman Allah SWT, yaitu :

ُ ‫ض َر َوا ِسيَأ َ ْنت َِمي َدبِ ِه ْم َو َجعَ ْلنَافِي َهافِ َجا ًجا‬
ََ‫سب ًُاللَعَلَّ ُه ْم َي ْهتَدُون‬ ْ ِ‫َو َجعَ ْلنَاف‬
ِ ‫ياْل َ ْر‬

Arti: Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu
(tidak) goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan
yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.

Dalam ayat lainnya, Allah SWT juga berfirman

‫( أَلَ ْمنَجْ عَ اِل ْْل َ ْرض اَمهَادًا‬6) ‫اْل َ ْوتَادًا‬


َ َ‫َوا ْل اجب‬

Arti : "Bukankah Kami telah menjadikan Bumi itu sebagai hamparan? dan gunung-
gunung sebagai pasak?," Surah An-Naba’ Ayat 6-7

Dalam ayat lainnya,Allah SWT juga berfirman

ََ‫سب ًُاللَعَلَّ ُك ْمتَ ْهتَدُون‬ ً ‫ض َر َوا ِسيَأ َ ْنت َِمي َدبِ ُك ْم َوأ َ ْن َه‬
ُ ‫ار َاو‬ ْ ‫َوأ َ ْلقَ َٰى ِف‬
ِ ‫ياْل َ ْر‬

"Dan Dia menancapkan gunung-gunung di Bumi supaya Bumi itu tidak goncang
bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu
mendapat petunjuk," Surah An-Nahl Ayat 15
Hal ini membuktikan bahwa Gunung diciptakan agar manusia dan bumi tidak goyah
dan juga goncang.

Mengenai Lautan Dua Warna

Lautan dua warna ini adalah air laut Mediterania dan juga air laut atlantik

Dalam Alquran pun sebenarnya telah dijelaskan, melalui firman Allah SWT pada Surah
Ar-Rahman Ayat 19-20, yang berbunyi,

ِ َ‫َم َر َج ْالبَحْ َر ْينِيَ ْلتَ ِقي‬


َ‫ان‬

Artinya:

Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu

ِ َ‫بَ ْي َن ُه َمابَ ْرزَ ٌخ َاليَب ِْغي‬


َ‫ان‬

Artinya:

antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.

Kemudian Allah SWT juga menerangkan mengenai bertemunya air laut Mediterania dan
Atlantik dalam Surah Al-Furqan Ayat 53:

ً ‫َوه َُواَلَّذِي َم َر َج ْالبَحْ َر ْينِ َٰ َهذَا َع ْذبٌفُ َرات ٌ َو َٰ َهذَ ِام ْل ٌحأ ُ َجا ٌج َو َجعَلَبَ ْينَ ُه َمابَ ْرزَ ًخ َاو ِحجْ ًرا َمحْ ُج‬
‫ورا‬

Artinya:

Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar
lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan
batas yang menghalangi.

Mengenai Siang dan Malam

Allah menciptakan malam hari sebagai waktu untuk mengistirahatkan semua anggota
badan, setelah bekerja selama seharian, begitu juga siang hari diciptakan untuk
mencukupi segala kebutuhan manusia, dengan cara bekerja, berdagang, atau aktifitas
yang lain. Hal ini sesuai dengan penjelasan Al Qur’an dalam Surat An Naba’ ayat yang
berbunyi:

َ ‫﴾ َو َجعَ ْلنَا النَّ َه‬١٠﴿ ‫سا‬


ً ‫ار َمعَا‬
﴾١١﴿ ‫شا‬ ً ‫َو َجعَ ْلنَا اللَّ ْي َل ِلبَا‬

Artinya: Dan kami telah jadikan malam sebagai serta menjadikan siang hari sebagai
tempat mencari penghidupan.
Sedangkan Hikmah diciptakannya waktu siang menurut Imam Ibnu Kasir dalam
Tafsirnya, adalah untuk menerangi kehidupan, terutama untuk memudahkan manusia
dalam bertransaksi, berinteraksi dengan orang lain, baik dalam perdagangan, atau
kegiatan yang lain untuk mencukupi urusan dirinya, serta keluarganya.

Dalam Surat Al Isra’, Ayat 12 yang berbunyi:

ِ َ‫ْص َرة ً ِلت َ ْبتَغُوا فَض ًًْل ِمن َّربِ ُك ْم َو ِلتَ ْعلَ ُموا َعدَد‬
َ‫السنِين‬ ِ ‫ار آيَتَي ِْن ۖ فَ َم َح ْونَا آيَةَ اللَّ ْي ِل َو َجعَ ْلنَا آيَةَ النَّ َه‬
ِ ‫ار ُمب‬ َ ‫َو َجعَ ْلنَا اللَّ ْي َل َوالنَّ َه‬
(12( ‫يًل‬ ً ‫ص‬ ْ
ِ ‫صلنَاهُ ت َ ْف‬ َ ‫اب ۖ َو ُك َّل‬
َّ َ‫ش ْيءٍ ف‬ َ ‫س‬ َ ‫َو ْال ِح‬

Artinya: Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan
tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari
Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan
segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.

Adanya siang malam ini sebagai penentu hitungan hari, bulan, dan tahun atau
mempermudah dalam perhitungan dalam kalender.

Tujuan Manusia Ada Di Bumi

Pertama, Mengilmui Tentang Allah

Allah Ta’ala berfirman

‫يءٍ ِع ْل ًما‬
ْ ‫ش‬ َ ‫ِير َوأَنَّاللَّ َهقَ ْدأ َ َحا‬
َ ‫طبِ ُك ِل‬ ٌ ‫يءٍ قَد‬ َ ‫ض ِمثْلَ ُهنَّيَتَن ََّز َُّلْل ْم ُربَ ْينَ ُهنََّ ِلت َ ْعلَ ُمواأَنَّاللَّ َهعَلَى ُك ِل‬
ْ ‫ش‬ ِ ‫َاْلر‬
ْ ‫س َم َاوات ٍَو ِمن‬ َ َ‫اللَّ ُهالَّذِي َخلَق‬
َ َ‫س ْبع‬

“Allah lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah
berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu, dan sesungguhnya Ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu.” (QS. Ath
Thalaq: 12).

Allah menceritakan bahwa penciptaan langit dan bumi, agar manusia mengetahui
tentang ke Maha Kuasaan Allah Ta’ala, bahwa Allah lah pemilik jagad raya ini dengan
ilmu Allah yang sempurna. Tidak ada satu pun yang terluput dari ilmu dan
pengawasan Allah, karena ilmu Allah meliputi segala sesuatu

Untuk Beribadah Kepada Allah Semata

Allah Ta’ala berfirman

َ‫ُون‬ َ ‫َو َما َخلَ ْقت ُ ْال ِجنَّ َواْل ْن‬


ِ ‫سإَِّل ِليَ ْعبُد‬

“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka
menyembah-Ku”. (QS. AdzDzariyat: 56).
Ayat di atas jelas menyebutkan tujuan diciptakan manusia adalah untuk beribadah,
hanya menyembah Allah semata. Ayat ini mengisyaratkan pentingnya tauhid, karena
tauhid adalah bentuk ibadah yang paling agung, mengesakan Allah dalam ibadah.

Mengapa Allah SWT menciptakan telinga dan mata bagi manusia

Sebagai makhluk paling sempurna, manusia diberikan kelebihan salah satunya organ
indra yang terdapat pada tubuh. Diantaraindera tersebut terdapat dua perangkat yang
menurut Alquran menjadi kunci bagi masuknya ilmu bagi diri manusia itu sendiri.

Ilmu sejatinya bisa diserap melalui indera pendengaran, beberapa ayat Alquran telah
menguatkan bahwa indera kuping bisa digunakan untuk mendengar seruan atau
peringatan baik terhadap bahaya maupun mendengarkan sesuatu hal yang baik.

ada surat Al-Haqqah ayat 11 hingga 12, telah ditekankan tentang kedahsyatan Nabi
Nuh yang membuat perahu besar sebelum datangnya musibah banjir yang sangat
besar. Dalam ayat tersebut diterangkan seruan bagi kalian umat masuk ke dalam
bahtera. Peristiwa tersebut merupakan pelajaran bagi manusia yang mau
mendengarkan masuk bahtera dan selamat.

"Sesungguhnya kami, tatkala air telah naik (sampai gunung) kami bawa (nenek
moyang) kamu ke dalam bahtera, agar kami jadikan peristiwa itu peringatan bagi
kamu dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar," (Al-Haqqah: 11-12)

Indera kedua yang menjadi kunci masuknya ilmu bagi manusia yakni mata. Melalui
penghlihatan segala macam ilmu bisa dengan cepat diserap oleh manusia. Karena
indera penglihatan lebih tinggi tingkatannya dibanding indera pendengaran karena ia
merupakan sumber keyakinan (Ainul Yaqin).

Beberapa pemaparan ayat alquran yang menjelaskan bahwa hati akan tenang dengan
penglihatan sehingga ia menjadi yakin. Hal ini dijelaskan dalam Surah Al-Baqarah
ayat 260 yang menceritakan ketiaka Nabi Ibrahim AS menyeru tuhannya agar
memperlihatkan padanya bagaimana cara tuhan menghidupkan makhluk yang sudah
mati. Meski Ibrahim telah yakin dengan kekuasaan Allah SWT.

Namun Ibrahim ingin melihat dengan mata kepalanya sendiri hal itu.

‫اْل ب َْر ا ِه ي ُم َر ب ِ أ َ ِر ن ِ ي كَ يْ ف َ ت ُ ْح ي ِ يالْ َم ْو ت َ َٰىٰۖ ق َ ال‬ ِ َ َ ‫َو إ ِ ذْ ق‬


َ َ
ََ‫ط َم ئَِ ن َّ ق َ لْ ب ِ ٰۖي ق َ ا ل َ ف َ ُخ ذْ أ َ ْر ب َ ع َ ة ً ِم ن َالطَّ ي ِْر ف َ صُ ْر ه ُ ن َّ إ ِل َ يْ كَ ث ُ َّم ا ْج ع َ لْ ع‬ ْ َ ‫أ َ َو ل َ ْم ت ُ ْؤ ِم ٰۖنْ ق َ ا ل َ ب َ ل َ َٰى َو َٰل َ ِك نْ لِ ي‬
ٌَ‫يز َح ِك ي م‬ ٌ ‫ع ل َ ْم أ َن َّ الل َّ َه ع َ ِز‬ ْ ‫ج ْز ًء ا ث ُ َّم ا ْد عُ ُه ن َّ ي َ أ ْت ِ ي ن َ كَ سَ عْ ي ً ۚا َو ا‬ ُ َّ ‫ل َ َٰى ك ُ ل ِ َج ب َ لٍ ِم نْ ُه ن‬
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku
bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati". Allah berfirman: "Belum
yakinkah kamu?" Ibrahim menjawab: "Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar
hatiku tetap mantap (dengan imanku) Allah berfirman: "(Kalau demikian) ambillah
empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. (Allah berfirman): "Lalu
letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian
panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera". Dan ketahuilah
bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Al-Baqarah:260)

Kedua indera yakni pendengaran dan penglihatan bisa diyakini menjadi kunci pintu
bagi berbagai macam ilmu yang bisa dimanfaatkan bagi manusia itu sendiri.

‫س َما ُءبَنَا َها‬َّ ‫ش ُّد َخ ْلقًاأ َ ِمال‬َ َ ‫( أَأ َ ْنت ُ ْمأ‬27) ‫س َّوا َها‬
َ َ‫س ْم َك َهاف‬ َ َ‫( َرفَع‬28)
‫ض َحا َها‬ُ ‫اوأ َ ْخ َر َج‬ َ ‫شلَ ْيلَ َه‬ َ ‫( َوأ َ ْغ َط‬29) ‫ضبَ ْع َدذَ ِل َك َد َحا َها‬ َ ‫( َو ْاْل َ ْر‬30)
‫او َم ْرعَا َها‬ َ ‫( أ َ ْخ َر َج ِم ْن َها َما َء َه‬31) ‫سا َها‬ َ ‫( َوا ْل ِجبَ َاْل َ ْر‬32) ‫ام ُك ْْم‬ ِ َ‫َمتَاعًالَك ُْم َو ِْل َ ْنع‬
(33)

Dari sejumlah ayat Al-Quran yang berkaitan dengan enam masa, Surat An-Nazi’at ayat 27-33
tersebut dapat menjelaskan tahapan enam masa secara kronologis. Urutan masa tersebut
sesuai dengan urutan ayatnya, sehingga dapat diuraikan sebagai berikut:

Masa I: ‫ها‬ َّ ‫ش ُّد َخ ْلقًاأ َ ِمال‬


َ ‫س َما ُءبَنَا‬ َ َ ‫(أَأ َ ْنت ُ ْمأ‬Apakah kamu lebih sulit penciptaannya ataukah
langit? Allah telah membinanya [27]): penciptaan langit pertama kali.

Pada Masa I, alam semesta pertama kali terbentuk dari ledakan besar yang disebut ”big
bang”, kira-kira 13,7 milyar tahun lalu. Bukti dari teori ini ialah adanya radiasi kosmik di
langit yang berasal dari semua arah. Big bang adalah awal penciptaan ruang, waktu, dan
materi. Materi awal Hidrogen. Hidrogen menjadi bahan pembentuk bintang, dalam bahasa
Al-Quran disebut dukhan. Awan hidrogen itu berkondensasi sambil berputar dan memadat.
Ketika temperatur dukhan mencapai 20 juta derajat celcius, mulailah terjadi reaksi nuklir
yang membentuk Helium. Reaksi nuklir inilah yang menjadi sumber energi bintang dengan
mengikuti persamaan [E = mc2]. besarnya energi yang dipancarkan sebanding dengan selisih
massa (m) Hidrogen dan Helium.

Selanjutnya, angin bintang menyembur dari kedua kutub bakal bintang itu (protostar),
menyebar dan menghilangkan debu yang mengelilinginya. Sehingga, selimut gas yang tersisa
berupa piringan, yang kemudian membentuk planet-planet. Awan Hidrogen dan bintang-
bintang terbentuk dalam kumpulan besar yang disebut galaksi (Gambar 2).
Di alam semesta galaksi sangat banyak membentuk struktur filamen (untaian)
dan void (rongga). Jadi, alam semesta yang kita kenal sekarang bagaikan kapas, terdapat
bagian yang kosong dan bagian yang terisi

َ َ‫س ْم َك َهاف‬
َ ‫س َّوا‬
Masa II: ‫ها‬ َ َ‫( َرفَع‬Dia meninggikan bangunannya lalu
menyempurnakannya [28]): pengembangan dan penyempurnaan.

Dalam ayat 28 di atas terdapat kata ”meninggikan bangunan” dan “menyempurnakan”. Kata
”meninggikan bangunan” ditafsirkan dengan alam semesta yang mengembang, sehingga
galaksi-galaksi saling menjauh dan langit terlihat makin tinggi. Ibaratnya sebuah roti kismis
yang semakin mengembang, dengan kismis tersebut dianggap sebagai galaksi. Jika roti
tersebut mengembang maka kismis tersebut pun akan semakin menjauh satu sama lain

Mengembangnya alam semesta sebenarnya adalah kelanjutan big bang. Jadi, pada dasarnya
big bang bukanlah ledakan dalam ruang (seperti meledaknya bom), melainkan proses
pengembangan ruang alam semesta secara cepat.

Sedangkan kata ”menyempurnakan”, menunjukkan bahwa alam ini tidak serta merta
terbentuk, melainkan dalam proses evolusi yang terus berlangsung. Kelahiran dan kematian
bintang yang terus terjadi. Penyempurnaan alam terus berlangsung.

ُ ‫اوأ َ ْخ َر َج‬
َ ‫ض َحا‬
Masa III: ‫ها‬ َ ‫( َوأ َ ْغ َط‬Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan
َ ‫شلَ ْيلَ َه‬
menjadikan siangnya terang benderang [29):pembentukan tata surya termasuk bumi.

Surat An-Nazi’ayat 29 menyebutkan bahwa Allah menjadikan malam yang gelap gulita dan
siang yang terang benderang. Ayat tersebut dapat ditafsirkan sebagai penciptaan matahari
sebagai sumber cahaya dan Bumi yang berotasi, sehingga terjadi siang dan malam.
Pembentukan tata surya sama dengan proses pembentukan bintang umumnya, dari dukhan,
walau sudah tidak murni Hidrogen lagi.

Masa IV: َ ‫( َو ْاْل َ ْر‬bumi sesudah itu dihamparkan-Nya [30]): Evolusi Bumi.
‫ضبَ ْع َدذَ ِل َك َد َحا َها‬

Penghamparan yang disebutkan dalam ayat 30, dapat diartikan sebagai pembentukan
superkontinenPangaea di permukaan Bumi yang kemudian terpisah-pisah menjadi beberapa
benua.

Masa III hingga Masa IV ini juga bersesuaian dengan Surat Fushshilat ayat 9 yang artinya,
“Katakanlah: ‘Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua
masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya?’ (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb
semesta alam”.
َ ‫( أ َ ْخ َر َج ِم ْن َها َما َء َه‬Ia memancarkan dari padanya mata airnya, dan
َ ‫او َم ْرعَا‬
Masa V: ‫ها‬
(menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya [31]): pengiriman air ke Bumi melalui komet

Ayat ini menceritakan mulai adanya air di bumi dan makhluk hidup yang pertama adalah
tumbuhan. Air di bumi, berdasarkan kajian astronomi tidak dihasilkan sendiri oleh bumi,
tetapi berasal dari komet yang menumbuk Bumi. Hal ini dibuktikan dari rasio Deuterium dan
Hidrogen pada air laut yang sama dengan rasio pada komet. Deuterium adalah unsur
Hidrogen yang massanya lebih berat daripada Hidrogen pada umumnya.

Masa VI: َ ‫( َوا ْل ِجبَ َاْل َ ْر‬Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan


‫سا َها‬
ِ َ‫( َمتَاعًالَك ُْم َو ِْل َ ْنع‬semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-
ْْ ‫ام ُك‬
teguh [32] ‫م‬
binatang ternakmu [33]): proses geologis serta lahirnya hewan dan manusia

Dalam ayat 32 di atas, disebutkan “…gunung-gunung dipancangkan dengan teguh.” Artinya,


gunung-gunung terbentuk setelah penciptaan daratan, pembentukan lautan air, dan
munculnya tumbuhan pertama. Gunung-gunung terbentuk dari interaksi antar lempeng ketika
superkontinenPangaea mulai terpecah. Kemudian, setelah gunung mulai terbentuk,
terciptalah hewan dan akhirnya manusia sebagaimana dalam suatu. Jadi, usia manusia relatif
masih sangat muda dalam skala waktu geologi.

Jika diurutkan dari Masa III hingga Masa VI, maka empat masa tersebut dapat dikorelasikan
dengan empat masa dalam Surat Fushshilat ayat 10 yang berbunyi,

َ‫او ق َ د ََّر ف ِ ي َه‬


َ ‫ار كَ فِ ي َه‬ َ َ ‫او ب‬ َ ‫ار َو ا ِس ي َ ِم نْ ف َ ْو ق ِ َه‬ َ ‫َو َج ع َ ل َ فِ ي َه‬
ََ‫“ اأ َقْ َو ا ت َ َه ا ف ِ يأ َ ْر ب َ ع َ ِة أ َي َّا ٍم سَ َو ا ًء لِ ل سَّ ا ئ ِ لِ ي ن‬Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-
gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar
makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi
orang-orang yang bertanya”.

Mengapa sumur yang ada di gunung airnya asin dan sebaliknya?

Sumur yang berada di gunung airnya asin disebabkan karena cekungan dalam tanah yang
mengandung mineral garam sejak zaman purba.Huud Ayat 43

‫سآ ِوي قَا َل‬ َ ‫ص ُمنِي َجبَل إِلَى‬ ِ ‫اص َم َل قَا َل ۚ ْال َم‬
ِ ‫اء ِمنَ يَ ْع‬ ِ ‫ّللاِ أ َ ْم ِر ِم ْن ْاليَ ْو َم َع‬
َ ‫ِمنَ فَ َكانَ ْال َم ْو ُج بَ ْينَ ُه َما َو َحا َل ۚ َر ِح َم َم ْن إِ َل‬
ْ
َ‫ال ُم ْغ َرقِين‬

Anaknya menjawab: “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku
dari air bah!” Nuh berkata: “Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah
(saja) Yang Maha Penyayang.” Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka
jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.
Mengapa langit diciptakan sangat tinggi?

Mengapa langit di ciptakan sangat tinggi, karna agar jin dan iblis tidak
mengetahui rahasia Allah SWT dan Keajaiban penting lain dalam hal ini
disebutkan dalam surat Fushshilat ayat ke-12, :

"… Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya."

Dengan kata lain, Allah dalam ayat ini menyatakan bahwa Dia memberikan
kepada setiap langit tugas atau fungsinya masing-masing. Sebagaimana dapat
dipahami, tiap-tiap lapisan
atmosfir ini memiliki fungsi
penting yang bermanfaat bagi
kehidupan umat manusia dan
seluruh makhluk hidup lain di
Bumi. Setiap lapisan memiliki
fungsi khusus, dari pembentukan hujan hingga perlindungan terhadap radiasi
sinar-sinar berbahaya; dari pemantulan gelombang radio hingga perlindungan
terhadap dampak meteor yang berbahaya.

Mengapa tumbuhan dapat tumbuh di atas batu

[14/10 16.56] Fitsop: Dan dari dalil di atas sudah menjelaskan kalau tanah yang
tandus lagi kering sampai tumbuhan tumbuh di batu. Rahasia mengapa pohon
beringin dapat tumbuh di atas batu adalah kemampuan akarnya mencengkram,
menelusup, melunakkan dan menjadikan batu menjadi tanah. Batu yang
dianggap sebagai penghambat tumbuhnya pohon, bagi beringin merupakan
tantangan untuk bisa bertahan dan berkembang. Maka lihatlah betapa
menakjubkan bentuk akar beringin yang menjalar dan menembus batu. Akar
beringin mencari air dengan menembus celah-celah batu hingga bisa menembus
bagian luar batu.[14/10 16.57] Fitsop: Al-Kahf (18:8)

‫علَ ْي َها َما لَ َج ِعلُونَ َو ِإنَا‬ َ " ‫" ُج ُر ًزا‬


َ ‫ص ِعيدًا‬
" Dan Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi
tanah yang tandus lagi kering. "

Mengapa langit di ciptakan sangat tinggi,

karna agar jin dan iblis tidak mengetahui rahasia Allah SWT dan Keajaiban
penting lain dalam hal ini disebutkan dalam surat Fushshilat ayat ke-12, :

‫ضا ُه َن‬َ َ‫س ْب َع فَق‬


َ ‫س َم َاوات‬ َ ‫س َماء ُك ِل فِي َوأ َ ْو َحى يَ ْو َمي ِْن فِي‬
َ ‫س َما َء َوزَ يَنَا ۚ أ َ ْم َرهَا‬ َ ‫ًًو ِح ْفظ بِ َم‬
َ ‫صابِي َح الدُّ ْنيَا ال‬ َ ‫ذَلِكَ ۚ ا‬
ِ ‫ْالعَ ِل ِيم ْالعَ ِز‬
ُ ‫يز ت َ ْقد‬
‫ِير‬

Artinya : Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia
mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat
dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan
sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha
Mengetahui.

Dengan kata lain, Allah dalam ayat ini menyatakan bahwa Dia memberikan
kepada setiap langit tugas atau fungsinya masing-masing. Sebagaimana dapat
dipahami, tiap-tiap lapisan atmosfir ini memiliki fungsi penting yang
bermanfaat bagi kehidupan umat manusia dan seluruh makhluk hidup lain di
Bumi. Setiap lapisan memiliki fungsi khusus, dari pembentukan hujan hingga
perlindungan terhadap radiasi sinar-sinar berbahaya; dari pemantulan
gelombang radio hingga perlindungan terhadap dampak meteor yang berbahaya.

Anda mungkin juga menyukai