Anda di halaman 1dari 12

A.

Pengertian
Skizofrenia adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan gangguan pikiran,
bahasa, persepsi, dan sensasi mencakup pengalaman psikotik berupa gejala
positif dan negatif (WHO, 2015).
B. Manifestasi Kllinis

Gambaran gangguan jiwa skizofrenia beraneka ragam mulai dari gangguan


pada alam pikir, perasaan, dan perilaku yang mencolok sampai yang tersamar.
Gejala skizofrenia dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu gejala positif dan
negatif.
a. Gejala Positif :
1. Delusi / Waham. Adalah suatu keyakinan yang tidak rasional ( tidak
masuk akal ). Meskipun telah dibuktikan secara obyektif bahwa
keyakinannya itu tidak rasional, namun penderita tetap meyakini
kebenarannya.
2. Halusinasi. Adalah pengalaman panca indra tanpa adanya rangsangan
atau stimulus. Misalnya penderita mendengar suara-suara / bisikan di
telinganya padahal tidak ada sumber dari suara bisikan itu.
3. Kekacauan alam pikir, yang dapat dilihat dari isi pembicaraannya.
Misalnya bicaranya kacau, sehingga tidak dapat diikuti alur pikirannya.
4. Gaduh, gelisah, tidak dapat diam, mondar-mandir, agresif, bicara
dengan semangat dan gembira berlebihan.
5. Merasa dirinya orang besar, serba mampu, serba hebat, dll.
6. Pikirannya penuh dengan kecurigaan atau seakan-akan ada ancaman
terhadap dirinya.
7. Menyimpan rasa permusuhan.
b. Gejala Negatif
1. Alam perasaan ( afek ) tumpul atau mendatar. Gambaran alam perasaan
ini dapat terlihat dari wajahnya yang tidak menunjukan ekspresi.
2. Menarik diri atau mengasingkan diri, tidak mau bergaul, suka melamun.
3. Kontak emosional amat miskin, sukar diajak bicara, pendiam.
4. Pasif, apatis, menarik diri dari pergaulan sosial.
5. Sulit dalam berpikir abstrak.
6. Pola pikir stereotip.
7. Tidak ada atau kehilangan dorongan kehendak dan tidak ada inisiatif,
tidak ada upaya dan usaha, tidak ada spontanitas, monoton, serta tidak
ingin apa-apa dan serba malas ( kehilangan nafsu ).
C. Asuhan Keperawatan
Menurut Stuart, (2007) data pengkajian keperawatan jiwa dapat
dikelompokkan menjadi pengkajian perilaku, faktor predisposisi, faktor
presipitasi , penilaian terhadap stressor, sumber koping, dan kemampuan
koping yang dimiliki klien.
Pengkajian tersebut dapat diuraikan menjadi :
1. Pengkajian perilaku
Perilaku yang berhubungan dengan persepsi mengacu pada identifikasi
dan interpretasi awal dari suatu stimulus berdasarkan informasi yang
diterima melalui panca indra perilaku tersebut digambarkan dalam
rentang respon neurobiologis dari respon adaptif, respon transisi dan
respon maladaptif.
2. Faktor predisposisi yang berpengaruh pada pasien halusinasi dapat
mencakup:
a) Dimensi biologis
Meliputi abnormalitas perkembangan sistem syaraf yang
berhubungan dengan respon neurobiologis maladaptif yang
ditunjukkan melalui hasil penelitian pencitraan otak, zat kimia otak
dan penelitian pada keluarga yang melibatkan anak kembar da
n anak yang diadopsi yang menunjukkan peran genetik pada
skizofrenia.
b) Psikologis
Teori psikodinamika untuk terjadinya respons neurobiologis yang
maladaptif belum didukung oleh penelitian.
c) Sosial budaya
Stres yang menumpuk dapat menunjang awitan skizofrenia dan
gangguan psikotik lain, tetapi tidak diyakini sebagai penyebab
utama gangguan.
3. Faktor presipitasi
Stressor pencetus terjadinya gangguan persepsi sensori : halusinasi
diantaranya:
a) Stressor biologis
b) Stresor lingkungan secara biologis
c) Pemicu gejala
4. Penilaian stresor
Tidak terdapat riset ilmiah yang menunjukkan bahwa stres
menyebabkan skizofrenia. Namun, studi mengenai relaps dan
eksaserbasi gejala membuktikan bahwa stres, penilaian individu
terhadap stressor, dan masalah koping dapat mengindikasikan
kemungkinan kekambuhan gejala.
5. Sumber koping
Sumber koping individual harus dikaji dengan pemahaman tentang
pengaruh gangguan otak pada perilaku. Kekuatan dapat meliputi
modal, seperti intelegensi atau kreativitas yang tinggi.
6. Mekanisme koping
Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi pasien dari
pengalaman yang menakutkan berhubungan dengan respon
neurobiologis maladaptif meliputi:
a) Regresi, berhubungan dengan masalah proses informasi dan
untuk mengatasi ansietas, yang menyisakan sedikit energi
untuk aktivitas hidup sehari-hari.
b) Proyeksi, sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi.
c) Menarik diri
D. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi sosial b.d harga diri rendah
E. Intervensi
No DX Rencana Rasional
Tindakan Keperawatan
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

1. Isolasi TUM : Klien


Sosial mampu
berinteraksi
dengan orang
lain

TUK 1 : Klien Setelah 2 X 1. Bina Hubungan


dapat membina interaksi hubungan saling
hubungan saling klien saling percaya
percaya menunjukan percaya merupaka
tanda-tanda dengan : n langkah
percaya - beri salam awal untuk
kepada atau setiap melakukan
terhadap berinteraksi interaksi
perawat : -
- Wajah Perkenalkan
cerah, nama, nama
tersenyum panggilan
- Mau perawat,
berkenalan dan tujuan
- Ada kontak perawat
mata berkrnalan
- Bersedia - Tanyakan
menceritakan dan panggil
perasaan nama
- Berseddia kesukaan
mengungkap klien
kan - Tunjukan
masalahnya sikap jujur
dan
menepati
janji setiap
kali
berinteraksi
- Tanyakan
perasaan
dan masalah
yang
dihadapi
klien
- Buat
kontrak
interaksi
yang jelas
- Dengarkan
dengan
penuh
perhatian
ekspresi
perasaan
klien

TUK 2 : 2.Setelah 2 1.Tanyakan Dengan


Klien mampu kali interaksi pada klien mengetahu
menyebutkan klien dapat tentang : tanda-
penyebab tanda menyebutkan - Orang tanda dan
dan gejala minimal satu yang tinggal gejala, kita
isolasi sosial penyebab serumah dapat
menarik diri : atau dengan menentuka
-Diri Sendiri sekamar n langkah
- Orang lain klien intervensi
- Lingkungan - Orang selanjutny
- yang paling a
dekat
ddengan
klien
dirumah
atau
diruangan
perawatan
- Apa yang
membuat
klien dekat
dengan
orang
tersebut
- Orang
yang tidak
dekat
dengan
klien
dirumah
atau
diruangan
perawat
- Apa yang
membuat
klien tidak
dekat
dengan
orang
tersebut
- Upaya
yang sudah
dilakukan
agar dekat
dengan
orang
tersebut

2.Diskusika
n dengan
klien
penyebab
menarik diri
/ tidak mau
bergaul
dengan
orang lain

3.Beri
pujian
terhadap
kemampuan
klien
mengungka
pkan
perasaanya

TUK 3 : 3.Setelah 2 X 1.Tanyakan Reinforce


Klien mampu interaksi pada klien ment dpat
menyebutkan dengan klien tentang : meningkat
keuntungan dapat - Manfaat kan harga
berhubungan menyebutkan hubungan diri klien
sosial dan keuntungan sosiial
kerugian berhubungan - Kerugian
menarik diri sosial, menarik diri
misalnya :
-Banyak 2.Diskusika
teman n bersama
- Tidak klien
kesepian tentang
- Saling manfaat
menolong berhubunga
n sosial dan
Dean kerugian
kerugian menarik diri
menarik diri
misalnya : 3.Beri
-Sendiri pujian
- Kesepian terhadap
- Tidak bisa kemampuan
diskusi klien
- mengungka
pkan
perasaannya

TUK 4 : 4.Setelah 2 X 1.Observasi Mengetah


Klien dapat interaksi perilaku ui sejauh
melaksanakan klien dapat klien mana
hubungan sosial melaksanaka tentang pengetahu
secara bertahap n hubungan berhubunga an klien
soosial secara n sosial tentang
bertahaap berhubung
dengan : 2.Beri an dengan
-Perawat motivasi orang lain
- Perawat lain dan bantuu
- Kelompok klien untuk
berkenalan /
berkomunik
asi dengan
perawat
lain, klien
lain,
kelompok

3.Libatkan
klien dalam
terapi
aktivitas
kelompok
sosialisasi

4.Diskusika
n jadwal
harian yang
dilakukan
untuk
meningkatk
an
kemampuan
klien
bersosialisa
si

5.Beri
motivasi
klien untuk
melakukan
kegiatan
sesuai
jadwal yang
telah dibuat

6.Beri
pujian
terhadap
kemampuan
klien
memperluas
pergaulanya
melalui
aktifitas
yang
dilaksanaka
n

TUK 5 : 5.Setelah 2X 1.Diskusika Agar klien


Klien mampu interaksi n dengan lebih
menjelaskan klien dapat klien percaya
perasaanya menyebutkan tentang diri untuk
setelh perasaanya perasaanya berhungan
berhubungan setelah setelah dengan
sosial berhubungan berhbungan orang lain
sosial dengan sosial
: dengan :
-Orang lain -Orang lain
- Kelompok - Kelompok

2.Beri
pujian
terhadap
kemampuan
klien
mengungka
pkan
perasaaanya

TUK : 6 1.Setelah 2X 1.Diskusika Agar klien


Klien mendapat kali n pentingya lebih
dukungan pertemuan, peran serta percaya
keluarga dalam keluarga keluarganay diri dan
memperluas dapat sebagai tau akibat
hubyngan sosial menjelaskan : pendukung tidak
-pengertian untuk berhubung
menarik diri mengatasi an dengan
-tanda dan perilaku orang lain
gejala menarik diri
menarik diri 2.Diskusika
-penyebab n potensi
dan akibat keluarga
menarik diri untuk
-cara membantu
merawat klien
klien menarik mengatasi
diri perilaku
menarik diri
3.Jelaskan
pada
2.Setelah 2X keluarga
pertemuan, tentang :
keluarga -pengertian
dapat menarik diri
mempraktekk -tanda dan
an cara gejala
merawat menarik diri
klien menarik -penyebab
diri dan akibat
menarik diri
-cara
merawat
klien
menarik diri

4.Latih
keluarga
cara
merawat
klien
menarik diri

5.Tanyakan
perasaan
keluarga
setelah
mencoba
cara yang
dilatihkan

6.Beri
motivasi
keluarga
agar
membantu
klien
bersosialisa
si

7.Beri
pujian pada
keluarga
atas
keterlibatan
nya
merawat
klien
dirumah
sakit
TUK 7 : 7.1 Setelah 1.Diskusika Minum
Klien dapat 2X interaksi n dengan obat dapat
memanfaatkan klien klien menyemb
obat dengan menyebutkan tentang uhkan
baik : manfaaat penyakit
-manfaat dan klien
minum obat kerugian
-kerugian tidak
tidak minum
meminum obat, nama,
obat warna,
-nama, dosis, cara,
warna, dosis, efek terapi,
efek terapi, dan efek
efek samping samping
obat penggunaan
obat.
7.2.Setelah...
kali interaksi 2.Pantau
klien klien saat
mendemonstr penggunaan
asikan obat
penggunaan
obat dengan 3.Beri
benar pujian jika
klien
7.3.Setelah... menggunak
kali interaksi an obat
klien dapat dengan
menyebutkan benar
akibat
berhenti 4.Diskusika
minum obat n berhenti
tanpa minum obat
konsultasi tanpa
dokter konsultasi
dengan
dokter

5.Anjurkan
klien untuk
konsultasi
kepada
dokter atau
perawat jika
terjadi hal-
hal yang
tidak
diinginkan
DAFTAR PUSTAKA

Hendriani, Wiwin, dkk. (2006). “Penerimaan Keluarga terhadap Individu yang


Mengalami Keterbelakangan Mental”. INSAN Vol. 8 No.2 Agustus
2006.Republika. 2012.

WHO. 2015. Mental Disoreders. Retrieved 28Februari 2018, from WHO:


http://www.who.int/mental_health/management/depression/
prevalence_global_health_estim ates/en/. Diakses pada tanggal 28 Februari
2018.

Davidson, G.C., Neale, J.M., Kring, A.M. 2012. Psikologi Abnormal (Ed. 9,
Cet.3. Jakarta: Rajawali Pers
Arif, I.S . 2006. Skizofrenia Memahami Dinamika Keluarga Pasien. Bandung:
Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai