A. Latar Belakang
D. Batasan Operasional
1. Managemen Rekam Medis
Merupakan kegiatan penyelenggaraan Rekam Medis di RS Royal Prima
Medan yang terdiri dari coding, indeksing, assembling, filling, analiting
dan reporting.
2. Rekam Medis
Merupakan keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang
identitas, anamnesis, penentuan fisik laboratorium, diagnosis segala
pelayanan dan tindakan medik yang diberikan kepada pasien, dan
3. Admisssion
Merupakan tempat penerimaan/ pendaftaran pasien rawat inap.
4. Registrasi
Merupakan tempat penerimaan/pendaftaran pasien rawat jalan dan
pendaftaran pasien Gawat Darurat.
5. Tracer
Merupakan pembatas rekam medis atau pengganti dari rekam medis yang
sedang dipinjam.
6. ICD X
Merupakan kepanjangan dari International Classification of Disease Ten
Revision. ICD X digunakan untuk mengkode diagnosa penyakit pasien
rawat jalan,IGD, maupun rawat inap.
9. Kartu berobat
Merupakan kartu yang diberikan kepada pasien dimana isi kartu tersebut
adalah nomor rekam medis, nama, tanggal lahir, dan alamat pasien. Kartu
tersebut digunakan untuk mempermudah pencarian kembali rekam medis
pasien yang akan berobat.
E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 36 Tahun 2012 tentang Rahasia
Kedokteran.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/MENKES/PER /III/2008
tentang Rekam Medis, merupakan landasan hukum yang harus
dipedomani bagi semua tenaga medis dan para medis serta tenaga
kesehatan lainnya yang terlibat di dalam penyelenggaraan rekam medis.
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 55 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan Perekam Medis.
No JABATAN KUALIFIKASI
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Ketenagaan di Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Danau Salak
berjumlah 11 orang (sebelas) orang sesuai dengan stuktur organisasi Instalasi
Rekam Medis yang terdiri dari Kepala Instalasi Rekam Medis, Bagian Coding,
Bagian Rekam Medis Rawat Jalan, Bagian Asembling/ Analising/ Resume Medis,
Bagian Filling/ Distribusi/ Produksi, Bagian Pelaporan, dan Bagian Administrasi
Form/ Pengisian Visum et repertum.
C. PENGATURAN JAGA
1. Pengaturan jadwal dinas dibuat dan dipertanggungjawabkan oleh Kepala
Instalasi Rekam Medis.
2. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu 1 bulan dan disosialisasikan kepada
staf rekam medis.
A. DENAH RUANGAN
PINTU
CODER
Pintu
CODER
FILLING ASSEMBLING
PELAPORAN
1 Komputer (Monitor) 5
2 Printer 1
3 Mouse 5
4 Keyboard 5
5 CPU 5
6 UPS 3
7 Kursi Hijau 6
8 Ac 3
9 Remote Ac 1
10 Meja 8
11 Rak File 19
12 Telepon 2
2. Pasien Lama
Pasien lama datang ke Registrasi dan akan diwawancarai oleh petugas,
guna mendapatkan informasi nomor rekam medis dari kartu berobat pasien,
dan tujuan berobat. Setelah menunjukkan kartu berobat pasien dan diketahui
tujuan berobatnya, pasien dipersilahkan menunggu untuk diregistrasi terlebih
dahulu, sementara rekam medisnya dimintakan oleh petugas registrasi ke
bagian penyimpanan berkas rekam medis. Pasien dipersilakan ke kasir
2 2
9 8 2
0 0 7
1 0
1 1
0 0
8 0
8 8
Kelebihan :
1. DRM tersebar secara merata pada 100 kelompok di dalam rak
penyimpanan.
2. Petugas dapat diberikan tanggung jawab untuk kelompok tertentu.
3. Petugas tidak akan berdesakan mengenai lokasi penyimpanan DRM.
4. Mudah mengingat letak DRM.
5. Kekeliruan dapat dikurangi.
Kekurangan :
1. Membutuhkan pelatihan petugas.
b. Penyimpanan Desentralisasi
Dengan cara disentralisasi terjadi pemisahan antara rekam medis
poliklinik dengan rekam medis penderita dirawat rekam medis poliklinik
disimpan di suatu tempat penyimpanan di ruang poliklinik, sedangkan
I. PELEPASAN INFORMASI
Informasi medis bersifar rahasia, maka dalam pelepasan informasi kepada
pihak lain (secondary release) sarana kesehatan bertanggung jawab untuk
melindungi informasi kesehatan yang terdapat di dalam rekam medis terhadap
kemungkinan hilang, rusak, pemalsuan, dan akses yang tidak sah. Rekam Medis
hanya dapat dikeluarkan berdasarkan otoritas Rumah Sakit yang berwenang, dan
kerahasiaan isinya dikeluarkan berdasarkan izin dari pasien yang bersangkutan,
sehingga informasi yang terdapat didalamnya dapat dipertanggung jawabkan.
Pelepasan informasi medis kepada pihak ketiga meliputi :
1. Pelepasan Informasi Medis Untuk Kegunaan Pendidikan Dan Penelitian
a. Mahasiswa/ pihak yang membutuhkan informasi medis pasien untuk
pendidikan/ penelitian menyerahkan surat pengantar/permohonan
permintaan data rekam medis resmi dari universitas/institusi yang
menerangkan tentang keperluan, dan jenis data yang diperlukan untuk
keperluan pendidikan dan penelitiannya yang ditujukan kepada Direktur
1 Komputer (Monitor) 5
2 Printer 1
3 Mouse 5
4 Keyboard 5
5 CPU 5
6 UPS 3
7 Kursi Hijau 6
8 Ac 3
9 Remote Ac 1
10 Meja 8
11 Rak File 19
12 Telepon 2
13 Hekter besar 1
14 Hekter Kecil 1
15 Pembolong Kertas Kecil 1
16 Pembolong Kertas Besar 1
17 Kalkulator 2
18 Kursi Coklat 6
19 Kursi Abu Abu 1
20 Tong Sampah 3
NO DAFTAR FORMULIR
1. ADMINISTRASI
Status Pasien Rawat Jalan
Permintaan Pelayanan Kerohanian
Surat Pengantar Pasien Dirawat
Edukasi Pasien dan Keluarga terintegrasi
Edukasi Pasien dan Keluarga Tindakan Anestesi dan Sedasi
Penyimpanan Barang Berharga Pasien
2. INFORMED CONSENT
Persetujuan Umum
Pemberian Informasi Tindakan Kedokteran
Persetujuan/ Penolakan Tindakan Kedokteran
Informed Consent Anestesi
Persetujuan Transfusi Darah
Pernyataan Penolakan Pemberian ASI
Pernyataan Perawatan ICU
Permohonan Perawatan Dokter Tertentu
Form Order DNR
Pemberian Informasi Penundaan Pelayanan
Permohonan Second Opinion
Pulang Atas Permintaan Sendiri
Penolakan Pengobatan
Persetujuan Tindakan Hemodialisis
3. PENGKAJIAN GAWAT DARURAT
Pengkajian Triage dan gawat darurat
6. CHART
Lembar Pemantauan ICU
Partograf
Lembar Pemantauan NICU
10. GIZI
A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu sistem di mana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.
Sedangkan insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau situasi
yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm (penyakit, cidera,
cacat, kematian, dan lain-lain) yang tidak seharusnya terjadi.
B. Tujuan
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil. Selain itu sistem keselamatan pasien ini mempunyai
tujuan agar tercipta budaya keselamatan pasien di rumah sakit, meningkatkannya
akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat, menurunnya kejadian
tidak diharapkan di rumah sakit, dan terlaksananya program-program pencegahan
sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.