DOSEN PEMBIMBING
Mariati, M,Kes
Penyusunan makalah ini jauh dari sempurna.Dan ini merupakan langkah yang
baik dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan
kemampuan penyusun, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa
penyusun mengharapkan semoga makalah inidapat berguna bagi penyusun pada
khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.
penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………....…....2
Daftar Isi………………………………………………………………..…….3
BAB I. Pendahuluan
3.1 Kesimpulan………………………………………………………21
3.2 Saran…………………………………………………..………….22
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….…..22
3
BAB I
PENDAHULUAN
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok dan
lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang
relative pelik dan sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam
mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik. Dalam
kenyataannya para pemimpin dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja,
keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu
organisasi. Para pemimpin juga memainkan peranan penting dalam membantu
kelompok, organisasi atau masyarakat untuk mencapai tujuan mereka.
4
I.2 Rumusan Masalah
5
BAB II
PEMBAHASAN
Merupakan sebuah bidang riset dan juga suatu keterampilan praktis yang
mencangkup kemampuan seseorang atau sebuah organisasi untuk memimpin
atau membimbing orang lain ,tim atau seluruh organisasi.
6
(capability), kepemimpinan sebagai rangkaian kegiatan
(activity) pemimpin yang tidak dapat dipisahkan dengan
kedudukan (posisi) serta gaya atau perilaku pemimpin itu
sendiri. Kepemimpinan adalah proses antarhubungan atau
interaksi antara pemimpin, pengikut dan situasi.
Sutarto (1998b:25): Menurut Sutarto, pengertian kepemimpinan
adalah rangkaian kegiatan penataan berupa kemampuan
mempengaruhi perilaku orang lain adalah situasi tertentu agar
bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
S.P.Siagian: Pengertian kepemimpinan menurut S.P.Siagian
adalah kemampuan dan keterampilan seseorang untuk
menduduki jabatan sebagai pimpinan dalam suatu pekerjaan
untuk mempengaruhi perilaku orang lain, terutama bawahannya
supaya berpikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui
perilaku positif ini memberikan sumbangna nyata dalam
pencapaian tujuan organisasi.
Moejiono (2002): Pengertian kepemimpinan dimana menurut
moejiono bahwa kepemimpinan adalah sebagai akibat
penagaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki
kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan
pengikutnya.
7
Jacobs dan Jacques (1990:281): Pengertian kepemimpinan menurut
Jacobs dan Jacques adalah sebuah proses memberi arti terhadap
usaha kolektif, dan mengakibatkan kesediaan untuk melakukan
usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran.
Hemhiel dan Coons (1957:7): Menurut Hemhiel dan Coons, bahwa
pengertian kepemimpinan adalah perilaku dari seseorang individu
yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan
yang akan dicapai bersama (shared goal).
Ralph M. Stogdill: Pengertian kepemimpinan menurut Ralph M.
Stogdill adalah suatu proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan
sekelompok orang yang terorganisasi dalam usaha mereka
menetapkan dan mencapai tujuan.
Rauch dan Behling (1984:46): Pengertian kepemimpinan menurut
Rauch dan Behling adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas
sebuah kelompok yang diorganisasikan ke arah pencapaian tujuan.
Wexley dan Yuki (1977): Pengertian kepemimpinan menurut
Wexley dan Yuki adalah mempengaruhi orang lain untuk lebih
berusaha mengarahkan tenaga, dalam tugasnya atau merubah tingkah
laku mereka.
8
dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas – Field Manual 22-
100.
9
d. Kooperatif, artinya mementingakan kerja sama dengan staf dan pihak
lain yang terkait dalam melaksanakan setiap kegiatan.
e. Delegatif, artinya berupaya mendelegasikan tugas kepada staf sesuai
dengan tugas / jabatan serta kemampuan mereka.
f. Integratif, artinya selalu mengitegrasikan semua kegiatan sehingga
dihasilkan sinergi untuk mencapai tujuan pendidikan.
g. Rasional dan Objektif, artinya dalam melaksnakan tugas atau bertindak
selalu berdasarkan pertimbangan rasio dan objektif.
h. Pragmatis dalam menetapkan kebijakan atau target. pemimpin harus
mendasarkan pada kondisi nyata sumber daya yang dimiliki sekolah.
10
primordial, seperti ikatan keluarga/keturunan, kedaerahan, agama, dan
kesukuan.
11
menyisihkan diri dan eksklusivisme. Pemimpin otokratis itu senantiasa
ingin berkuasa absolut, tunggal, dan merajai keadaan. Dia itu semisal
sebuah sistem pemanas kuno, yang memberikan panasnya tanpa melihat
dan mempertimbangkan iklim emosional anak buah dan lingkungannya.
Sikap dan prinsip-prinsipnya sangat konservatif/kuno dan ketat-kaku.
Dengan keras dia mempertahankan prinsip-prinsip business, efektivitas,
efisiensi, dan hal-hal yang zakelijk.
Kepemimpinan Otoriter adalah sebuah kepemimpinan dengan otoritas
tertinggi mutlak berada pada penguasa yang dipegang oleh satu orang
tertentu atau sekelompok orang tertentu dan menganggap dirinya lebih
tinggi dibanding bawahannya dalam segala hal, seolah menjadi penentu
nasib bagi bawahannya. Kepemimpinan Bentuk ini memanifestakian
kekuasaannya dengan cara memerintahkan kehendak, dan keputusannya
kepada yang dipimpin.
Dalam kepemimpinan Otoriter, pemimpin menempatkan dirinya diluar
dan bukan bagian dari orang-orang yang dipimpin. Pemimpin
menempatkan dirinya lebih tinggi dari orang-orang yang dipimpin,
sebagai pihak yang memiliki hak berupa kekuasaan. Sedang orang-orang
yang dipimpin sebagai pihak yang berada pada posisi yang lebih rendah,
hanya mempunyai tugas, kewajiban, dan tanggungjawab. Tipe ini yang
ekstrem bahkan tidak mengakui hak-hak asasi manusia dari orang-orang
yang berada di bawah kekuasaannya.
Kelebihan :
12
Pemimpin yang bersifat otoriter pasti bersifat tegas, sehingga apabila
terjadi kesalahan dari bawahan maka pemimpin tak segan untuk
menegur
Mudah dilakukan pengawasan
Kelemahan :
13
karunia Yang Mahakuasa. Dia banyak memiliki inspirasi, keberanian, dan
berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri. Totalitas kepribadian
pemimpin itu memancarkan pengaruh dan data-tarik yang teramat besar.
Tokoh-tokoh besar semacam ini antara lain ialah: Jengis Khan, Hitler,
Gandhi, John F. Kennedy, Sukarno, Margarete Tatcher, Ghandi,
Gorbachev, dan lain-lain.
Kelebihan :
Kelemahan :
14
a. Dia menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/ belum
dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan.
b. Dia bersikap terlalu melindungi (overly protective).
c. Jarang dia memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
mengambil keputusan sendiri.
d. Dia hampir-hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada
bawahan untuk berinisiatif.
e. Dia tidak memberikan atau hampir-hampir tidak pernah
memberikan kesempatan pada pengikut dan bawahan untuk
mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri.
f. Selalu bersikap maha-tahu dan maha-benar. Selanjutnya tipe
kepimpinan yang maternalistis juga mirip dengan tipe yang
paternalistis, hanya dengan perbedaan: adanya sikap over-
protective atau terlalu melindungi yang lebih menonjol, disertai
kasih sayang yang berlebih-lebihan.
Kelebihan :
Kelemahan :
15
4. Tipe Kepemimpinan Militeristi
Tipe ini sifatnya sok kemiliter-militeran. Hanya gaya luaran saja yang
mencontoh gaya militer. Tetapi jika dilihat dengan seksama, tipe ini mirip
sekali dengan tipe kepimpinan otoriter. Hendaknya dipahami, bahwa tipe
kepimpinan militeristis itu berbeda sekali dengan kepimpinan organisasi
militer (seorang tokoh militer). Adapun sifat-sifat pemimpin yang
militeristis antara lain ialah:
a) Lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando terhadap
bawahannya keras sangat otoriter kaku dan seringkali kurang
bijaksana.
b) Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan.
c) Sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda
kebesaran yang berlebih-lebihan.
d) Menuntut adanya disiplin keras dan kaku dari bawahannya (disiplin
kadaver/mayat)
e) Tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritiakan dari
bawahannya.
f) Komunikasi hanya berlangsung searah saja.
Kelebihan :
Kelemahan :
16
Bawahan akan merasa tertekan dan tidak nyaman karena banyak
aturan dan sifat keras dari pemimpin
Kelebihan :
Kelemahan :
17
6. Tipe populistis
Menurut Prof.Peter Worsley mendefinisikan kepemimpinan populitis
sebagai kepemimpinan yang dapat membangunkan solidaritas rakyat yang
menekankan masalah kesatuan, nasional, nasionalisme dan sikap yang
berhati-hati terhadap kolonialisme dan penindasan serta penguasaan oleh
kekuatan-kekuatan asing. Kepemimpinan ini berpegang teguh pada nilai-
nilai masyarakat nasional. Mereka mengutamakan penghidupan (kembali)
nasionalisme yang kurang mempercayai dukungan atau bantuan-bantuan
luar negeri.
Contoh nya adalah seokarno dengan ideology marrhaenismenya yang
menekankan masalah kesatuan nasional ,nasionalisme dan sikap berhati
hati terhadap kolonialisme dan penindasan-penindasan serta penguasaan
oleh kekuatan –kekuatan asing ( luar negeri )
8. Tipe Demokratis
Tipe ini berorientasi kepada manusia, dan memberikan bimbingan efisien
kepada pengikutnya. terdapat koordinasi pekerjaan kepada semua bawahan
dengan penekanan rasa tanggung jawab internal dan kerjasama yang baik.
18
Kekuatan tipe ini terletak pada partisiasi aktif antara pemimpin dan
anggotanya. Kepemimpinan ini juga menghargai setiap induvidu dan mau
mendengarkan masukan dan kritik. Masing-masing anggota mampu
memanfaatkan kapasitas perinduvidu seefektif mungkin. Maka dari itu
kepemimpinan ini juga disebut group develover. Gejala-gejala
kepemimpinan demokratis:
a. Segenap bagian-bagian suatu organisasi berjalan lancar, sekalipun
pemimpin tidak ada ditempat.
b. Otoritas sepenuhnya didelegasikan ke bawah, dan masing-masing
anggota menyadari dan menjalankan tugas kewajibannya.
c. Tujuan kesejahteraan dan kelancaran kerjasama dari setiap warga
kelompok diutamakan.
d. Pemimpin demokratis berfungsi sebagai katalisator (seseorang yang
dapat merubah/ mempercepat suatu peristiwa) untuk mempercepat
dinamismean kerjasama untuk mencapai tujuan organisasi yang paling
sesuai dengan kelompok dan situasinya.
Kelebihan :
19
Tidak mudah lahir kubu oposisi karena pemimpin dan bawahan
sejalan
Kelemahan :
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Kepemimpinan adalah kekuasaan untuk mempengaruhi seseorang,
baik dalam mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu.
Seseorang dikatakan sebagai pemimpin apabila dia mempunyai
pengikut atau bawahan. Kata pemimpin, kepemimpinan serta
kekuasaan memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena
untuk jadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama
lainnya, tetapi banyak faktor.
2. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria
yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang
digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat-
sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya
sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan
yang akan diterapkan. Semakin tinggi kedudukan seorang
pemimpin dalam organisasi maka semakin dituntut daripadanya
kemampuan berfikir secara konsepsional dan makro. Semakin
tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi maka ia akan
semakin generalist, sedangkan semakin rendah kedudukan
seseorang dalam organisasi maka ia menjadi spesialist.
3. Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari
luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam
21
diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership
from the inside out).
3.2 SARAN
Mungkin hanya ini yang bisa penulis sampaikan dalam makalah
yang singkat ini, pasti dalam penyampaian dan penulisan makalah
ini banyak sekali kesalahan-kesalahan, semua itu tidak lain karena
keterbatasan penulis, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran serta mohon ralat yang bersifat membangun demi
bertambahnya pengetahuan bagi penulis sendiri dan umumnya
kepada kita semua
22
DAFTAR PUSTAKA
Siagian , sondang. 1989 . teori dan praktek kepemimpinan . Jakarta : rineka cipta .
Kouzes, James M dan Posner, Barry Z. 2004. Leadership The Challenge: Tantangan
Kepemimpinan. Alih Bahasa Wisnu Chandra Kristiaji. Edisi Ketiga. Jakarta:
Erlangga
Rivai, Veithzal. 2004. Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi. Jakarta : Raja Grafindo
Persada
Thoha, Muhammad. 2007. Perilaku Organisasi: Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Winardi, J. 2000. Teori Organisasi dan Pengorganisasian. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
23