Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gumoh atau disebut juga regurgitasi adalah hal yang biasa terjadi pada
bayi. Mereka kadang kala suka meludah, bahkan ada yang biasa meludah
setiap selesai makan. Hal ini terjadi baik pada bayi yang mengkonsumsi ASI
maupun pada bayi yang mengkonsumsi susu formula. Bayi biasanya
meludahkan susu yang telah tercampur dengan air ludah dan mukus pada saat
mereka bersendawa, hal ini terjadi karena mereka mengkonsumsi terlalu
banyak sampai perut mereka sudah tidak dapat menampungnya
(Sudarti, Kelainan dan Penyakit pada Bayi dan Anak, 2010).
Fungsi saluran pencernaan bervariasi menurut kematangannya; gejala
tidak normal pada usia yang lebih tua seperti regurgitasi, mungkin normal
pada bayi. Janin dapat menelan cairan ketuban pada awal minggu ke-12
kehamilan, tetapi fungsi mengisap makanan pada bayi baru lahir berkembang
pertama kalinya pada umur 34 minggu. Regurgitasi, merupakan refluk
gastroesofagus, sering terjadi pada usia 12 sampai 18 bulan pertama.
Kesulitan mengeluarkan muntahan dapat menyebabkan adanya tetesan cairan
disekitar mulut. Bila susu yang dikonsumsi bayi hanya sampai melewati
esofagus, maka susu yang diludahkan akan berwarna persis sama seperti pada
saat bayi mengkonsumsinya. Tetapi bila susu tersebut telah sampai diperut,
maka susu yang diludahkan akan tampak dan berbau asam (Nur Muslihatun,
Wafi, Asuhan Neonatus Bayi dan Balita, 2010).
Salah satu upaya penanggulangan regurgitasi ialah dengan posisi
menyusui yang tepat. Untuk itu ibu perlu memperhatikan bayi saat dan setelah
menyusui agar bayi tidak mengalami gumoh / regurgitasi. Penanganan
medisnya dengan cara bayi di miringkan atau di tengkurapkan (Rukiyah, Ai
Yeyeh,. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita, 2010).

1
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, rumusan masalah yang akan dibahas adalah :
a. Apa itu regurgitasi?
b. Apa saja etiologi dari regurgitasi?
c. Apa saja tanda dan gejala dari regurgitasi?
d. Apa manifestasi klinis dari regurgitasi?
e. Bagaimana pathway dari regurgitasi?
f. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari regurgitasi?
g. Bagaimana penatalaksanaan dari regurgitasi?
h. Bagaiamana Diagnosa dan Intervensi keperawatan dari regurgitasi?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui :
a. Defenisi regurgitasi
b. Etiologi dari regurgitasi
c. Tanda dan gejala dari regurgitasi
d. Manifestasi klinis dari regurgitasi
e. Pathway dari regurgitasi
f. Pemeriksaan penunjang dari regurgitasi
g. Penatalaksanaan dari regurgitasi
h. Diagnose dan Intervensi dari regurgitasi

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Defenisi
Regurgitasi atau biasa dikenal dengan istilah gumoh adalah proses
dikeluarkannya isi lambung melalui mulut akibat belum sempurnanya katub
antara lambung dan esophagus (kerongkongan). Depkes R.I tahun 1999
Regurgitasi (Gumoh) adalah keluarnya kembali sebagian kecil isi lambung
setelah beberapa saat setelah makanan masuk kedalam lambung. Muntah susu
adalah hal yang biasa terjadi, terutama pada bayi yang mendapatkan ASI. Hal
ini tidak akan mengganggu pertambahan berat badan secara signifikan.
Regurgitasi (gumoh) biasanya terjadi karena bayi menelan udara pada saat
menyusu (Vivian Nanny Lia Dewi:2011).
Regurgitasi (meludah) adalah refluks isi lambung melalui sfingter
esophagus bagian bawah yang tidak matur dan normal terjadi pada bayi baru
lahir (Helen Varney:2007).
Regurgitasi adalah makanan yang dikeluarkan kembali ke mulut akibat
gerakan antiperistaltik esophagus.(dikutip dari buku : Kapita
Selekta; edisi 3; jilid 2).
Regurgitasi adalah keluarnya kembali sebagian susu yang telah ditelan
melalui mulut dan tanpa paksaan, beberapa saa setelah minum susu. Gumoh
aadalah kembalinya sebagian susu yang telah telan ketika beberapa saat
setelah minum susu botol/menyusui dan dalam jumlah yang sedikit (Depkes
2007).
Mendefinisikan regurgitasi sebagai keadaan normal yang sering terjadi ada
bayi dengan usia dibawah 6 bulan. Sering dengan bertambahnya usia, yaitu
sampai usia 6 bulan, maka regurgitasi semakin jarang dialami oleh anak. Bisa
dipastikan hamper semua bayi yang menyusu baik ASI maupun memakai susu
formula, pasti pernah mengalami gumoh.

3
2.2 Etiologi
Ada beberapa penyebab terjadinya regurgitasi (Nursalam, Susilaningrum, &
Utami, 2005), yaitu :
a. Posisi saat menyusui yang tidak tepat. Posisi menyusui, ibu sering
menyusui sambil tiduran dengan posisi miring sementarara bayi tidur
telentang. Akibatnya, cairan tersebut tidak masuk ke saluran pencernaan
tetapi ke saluran pernafasan yang menyebabkan bayi gumoh.
b. Minum terburu-buru.
c. Anak sudah kenyang tetapi tetap diberi minum karena orang tuanya
khawatir kalau anaknya kekurangan makan.Susu atau ASI yang diminum
bayi melebihi kapasitas lambung, padahal di usia itu kapasitas lambung
bayi masih sangat kecil.
d. Terlalu aktif. Misalnya pada saat bayi menggeliat atau pada saat bayi
terus menerus menangis. Ini akan membuat tekanan didalam perutnya
tinggi, sehingga keluar dalam bentuk gumoh.
e. Klep penutup lambung belum berfungsi sempurna. Dari mulut, susu akan
masuk kesaluran pencernaan atas, baru kemudian ke lambung.Di antara
kedua organ tersebut terdapat klep penutup lambung. Pada bayi, klep ini
biasanya belum berfungsi sempurna.Akibatnya, kalau bayi dalam posisi
yang salah susu akan keluar dari mulut.Bayi yang gumoh (regurgitasi)
sesudah minum biasanya hanya untuk membersihkan sisa susu dari
mulutnya.

2.4 Tanda dan Gejala


a) Mengeluarkan kembali susu saat diberikan minum.
b) Gumoh yang normal terjadi kurang dari empat kali sehari.
c) Tidak sampai mengganggu pertumbuhan berat badan bayi.
d) Bayi tidak menolak minum.
e) Frekuensi nya kurang dari 10 cc.

4
2.5 Manifestasi Klinis
Asam yang berasal dari lambung menyebabkan regurgitasi dari bahan-
bahan yang terasa asam atau pahit. Penyempitan atau penyumbatan
kerongkongan menyebabkan regurgitasi cairan berlendir yang tidak berasa atau
makanan yang belum dicerna. biasanya 15-30 menit setelah makan. Mereka
kemudian mengunyah bahan-bahan tersebut dan menelannya lagi. Penderita
tidak merasakan mual, nyeri atau kesulitan menelan.

2.6 Pathway

Tidak bisa mendorong isi lambung kebawah

Regurgitasi/Gumoh

Defisit elektrolit dalam tubuh

Output cairan berlebih

Lambung terisi penuh

Otot katup diujung lambung tidak bisa


bekerja dengan baik

5
2.7 Penatalaksanaan
a. Saat bayi regurgitasi sebaiknya miringkan atau tengkurapkan bayi.
Biarkan saja bayi regurgitasi sampai tuntas, jangan ditahan agar
regurgitasinya tidak masuk kedalam saluran nafas yang dapat berakibat
fatal. Jangan mengangkat bayi saat regurgitasi, segera mengangkat bayi
ketika tidur itu berbahaya, karena regurgitasi bisa turun lagi, masuk ke
paru-paru dan akhirnya malah mengganggu paru bisa radang paru.
b. Jika regurgitasi keluar lewat hidung bersihkan segera regurgitasinya
dengan tisu atau kain. Regurgitasi yang keluar lewat hidung lebih baik,
dari pada cairan dihirup dan masuk ke dalam paru-paru karena bisa
menyebabkan radang atau infeksi, regurgitasi pada bayi tidak hanya keluar
dari mulut tapi juga bisa dari hidung. Hal ini terjadi karena mulut, hidung
dan tenggorokkan mempunyai saluran yang tidak berhubungan. Pada saat
regurgitasinya berlebih dan tidak semuanya bisa keluar dari mulut, maka
cairan keluar lewat hidung (Erlina, 2008).
c. Namun jika gumoh ini disertai dengan komplikasi, maka perlu
penanganan lebih lanjut dari dokter untuk menghentikannya. Gumoh yang
berbahaya ini disebabkan karena asam lambung meningkat yang dipicu
oleh iritasi di kerongkongan, peradangan di kerongkongan, sehingga bayi
menolak makan dan diminum akhirnya berpengaruh pada berat badan bayi
yang tak kunjung bertambah. Selain itu anak jadi gelisah, rewel, nangis,
dan selalu menolak minum (Yuanita, 2008)

6
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN REGURGITASI

3.1 Pengkajian
1. Data demografi
Identitas klien :
nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa,
pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor register.
2. Pemeriksaan fisik
Identitas Umumnya sering terjadi pada bayi dengan usia dibawah 6 bulan
 Cara dan bahan makanan yang keluar. Hal ini dimaksudkan untuk
mengidentifikasi apakah anak mengalami gumoh atau muntah.
Pada anak yang gumoh, bahan makanan yang keluar biasanya
berupa susu dan terjadi secara spontan. Sementara pada anak yang
muntah, bahan makanan yang keluar berupa susu disertai bahan
makanan yang lain dan disertai dengan kontraksi dari abdomen.
 Pola minum yang perlu diperhatikan adalah apakah susu diberikan
denganmenggunakan botol, sendok, atau menetek pada ibunya,
sudah benarkah caraminumnya, serta berapa jumlah dan cara
pemberiannya. Orang tua kadang menghawatirkan bahwa
kebutuhan minum anak kurang terpenuhi, sehingga susu diberikan
terlalu sering.
 Suasana saat minum, anak yang tergesa-gesa minumnya mudah
mengalami gumoh.

3.2 Diagnosa Keperawatan


1) Resiko tinggi defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan output cairan berlebih.

7
2) Resiko terjadinya hipertermi berhubungan dengan defisit volume cairan
(dehidrasi).
3) Kecemasan orang tua berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
tentang regurgitasi.

3.3 Intervensi Keperawatan


Nama : Ruang/kelas :
Umur : No.registrasi :

No Tujuan dan Kriteria


Intervensi Rasional
Dx Hasil
1 Tujuan : a. Ukur tanda- a. Merupakan indikator
Setelah dilakukan tindakan tanda vital. secara dini trasi urine
keperawatan selama 1x24 b. Hitung intake akan meningkatkan
jamvolume cairan dapat dan output dan tentang hypovolemia.
seimbang dan tidak terjadi konsentrasi b. Menurunnya output dan
dehidrasi urine. konsentrasi urine akan
c. Anjurkan pada meningkatakan
Kriteria Hasil : keluarga untuk kepekaan/endapan
a. Orang tua memberi minum sebagai salah satu kesan
pasien sedikit demi adanya dehidrasi dan
mengetahui sedikit tapi membutuhkan
penyebab dari sering. peningkatan cairan
defisit cairan d. Kolaborasi c. Untuk meminimalakan
b. Orang tua dengan tim hilangnya cairan
pasien medis dalam d. Untuk meminimalakan
mengetahui pemberian hilangnya cairan
cara mengatasi cairan infuse
agar tidar bila diperlukan.
terjadi defisit
cairan
c. Pasien mampu
mengatasi

8
keluhan
dengan
melakukan
tindakan yang
telah diajarkan
oleh perawat
d. Tanda – tanda
dehidrasi tidak
ada, mukosa
mulut dan
bibir lembab,
cairan
seimbang.
2 Tujuan : a. Ukur tanda- a. Merupakan
Setelah dilakukan tindakan tanda vital. indicator secara dini
keperawatan selama 1x24 b. Pantau terhadaphipertermi
jam tidak terjadi keseimbangan b. Ketidakseimbanganantara
penurunan suhu intake dan input dan output akibat
(hipotermi) output cairan. regurgitasi merupakan
indikator awal terjadinya
Kriteria hasil : hipertermi akibat
a. Orang tua pasien dehidrasi.
mengetahui
penyebab terjadinya
hipotermi
b. Orang tua
mengetahui cara
bagaimana mengatasi
keadaan hipotermi
c. Orang tua pasien
mampu melakukan
tindakan yang

9
diajarkan perawat
d. Tidak ada kenaikan
suhu yang
menandakan
terjadinya hipertermi
3 Tujuan : a. Kaji sejauh a. Merupakan
Setelah dilakukan mana pengetah indikator pertama
tindakan keperawatan uan keluarga untuk melakukan intervensi.
selama 1x24 jam tentang b. Mengurangi rasacemas pada
diharapkan orang tua regurgitasi. keluarga akibat
pasien dapat mengetahui b. Berikan kurangnya pengetahuan.
ilmu mengenai pengetahuan p c. Kecemasan pada keluarga
regurgitasi dan dapat ada keluarga berkurang dan masalah pada
mengatasi masalahnya tentang anak tertangani
regurgitasi dan d. Memaksimalkan
Kriteria hasil : cara cepat penanganan secepatnya
a. Pasien penangananny pada regurgitasi
mengetahui a.
penyebab c. Anjurkan pada
kecemasan keluarga
b. Orang tua untuk melakuk
pasien an tindakan
mengetahui secepatnya
cara mengat apabila
asi regurgitasi
kecemasan masih terjadi
c. Orang tua lagi. Misalnya
pasien dengan
mampu perbaikan
melakukan teknik
tindakan menyusui, cara
untuk minum

10
menghilang menggunakan
kan botol,
kecemasa sendawakan
d. Kecemasan bayi setelah
berkurang minum.
atau bahkan d. Kolaborasi
hilang dan dengan tim
orang tua medis
pasien untuk memberi
mengetahui kan
dan edukasilain
memahami berkaitan
cara dengan
penyelesaia regurgitasi
n yang
membuat
timbulnya
kecemasan

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.co.id/url?=https://www.scribd.com/doc/94749872/askep-
regurgitasi

http://eylarahajeng.blogspot.com/2012/12/askep-gumoh-regurgitasi

http://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/gumoh-pada-bayi

12

Anda mungkin juga menyukai