Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

EKOLOGI BAGI LINGKUNGAN

DISUSUN OLEH:

1. Nurrahim Faturrahman Talib


2. Lus Nugrani Mpangulu
3. Julia Arlinda Ch. Tarima
4. Elvina J Rinti

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO POSO

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena limpahan
kasih sayang serta petunjuk-Nya, penulis mampu menyusun Makalah Bahasa Indonesia.
Makalah ini penulis susun sebagai salah satu persyaratan untuk menunjang nilai
Bahasa Indonesia. Dalam penyusunanya penulis menemui banyak hambatan, tetapi semua itu
menjadikan penulis lebih termotivasi dalam menyelesaikan Makalah ini juga tidak terlepas
dari bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, tak lupa penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam
penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu
penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak, demi kesempurnaan
makalah ini. Besar harapan penulis semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca.

Poso,21 September 2019

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Apa pengertian dari Ekologi.....................................................................................................3
B. Apa saja jenis-jenis ekologi.....................................................................................................4
C. Apakah pengertian dari ekosistem...........................................................................................5
D. Bagaimana susunan ekosistem.................................................................................................8
E. Apa saja macam-macam ekosistem.........................................................................................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................................15
B. Saran......................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk hidup selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Adanya
interaksi antara manusia dan lingkungannya, mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan
ekologi seperti kerusakan tanah, pencemaran lingkungan, dan sebagainya. Keadaan ini makin
diperbesar dengan adanya penggalian dan pemanfataan sumber-sumber alam untuk
menunjang kehidupan manusia akibat pertumbuhan penduduk yang cepat.
Manusia mendapatkan unsur-unsur yang diperlukan dalam hidupnya dari lingkungan. Makin
tinggi kebudayaan manusia, makin beraneka ragam kebutuhan hidupnya. Makin besar jumlah
kebutuhan hidupnya yang diambil dari lingkungan, maka berarti makin besar perhatian
manusia terhadap lingkungan.
Perhatian dan pengaruh manusia hidup terhadap lingkungan makin meningkat pada
zaman teknologi maju. Masa ini manusia mengubah lingkungan hidup alami menjadi
lingkungan hidup binaan. Eksplotasi sumber daya alam makin meningkat untuk memenuhi
bahan dasar industri. Sebaliknya hasil sampingan dari industri berupa asap dan limbah mulai
menurunkan kualitas lingkungan hidup. Berdasarkan sifatnya, kebutuhan hidup manusia
dapat dilihat dan dibagi menjadi 2, yaitu kebutuhan hidup materil, dan kebutuhan hidup
nonmateril. Kebutuhan hidup materil , antara lain adalah air, udara, sandang, pangan, papan,
transportasi, serta perlengkapan fisik lainnya. Dan kebutuhan nonmateril adalah rasa aman,
kasih sayang, pengakuan atas eksistensinya, dan sistem nilai dalam masyarakat.
Manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang memiliki daya pikir dan daya
nalar tertinggi dibandingkan makhluk lainnya. Disini jelas terlihat bahwa manusia merupakan
komponen biotik lingkungan yang aktif. Hal ini disebabkan manusia dapat secara aktif
mengelola dan mengubah ekosistem sesuai dengan apa yang di kehendaki. Namun demikian,
kegiatan manusia ini dapat menimbulkan bermacam-macam gejala.
Secara sekilas penulis gambarkan bahwa masalah lingkungan bukanlah masalah yang mudah,
namun merupakan masalah yang sangat global.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari ekologi?
2. Apa saja jenis-jenis ekologi?
3. Apakah pengertian dari ekosistem?
4. Bagaimana susunan ekosistem?
5. Apa saja macam-macam ekosistem?

C. Tujuan
1. Menguraikan pengertian dari ekologi.
2. Menguraikan jenis-jenis ekologi.
3. Menguraikan pengertian dari ekosistem.
4. Menguraikan susunan ekosistem.
5. Menguraikan macam-macam ekosistem.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekologi
Ekologi berasal dari bahasa Yunani “Oikos” yang berarti rumah atau tempat hidup, dan
“logos” yang berarti ilmu. Secara harfiyah Ekologi adalah pengkajian hubungan organisme-
organisme atau kelompok organisme terhadap lingkungannya. Ekologi merupakan ilmu
pengetahuan tentang hubungan antara organisme dan lingkungannya. Atau ilmu yang
mempelajari pengaruh faktor lingkungan terhadap jasad hidup. Ada juga yang mngatakan
bahwa ekologi adalah suatu ilmu yang mencoba mempelajari hubungan antara tumbuhan,
binatang, dan manusia dengan lingkungannya di mana mereka hidup, bagaimana
kehidupannya, dan mengapa berada di tempat tersebut.
Ekologi merupakan salah satu cabang Biologi yang hanya mempelajari apa yang ada dan
apa yang terjadi di alam dengan tidak melakukan percobaan. Tetapi biasanya ekologi
didevinisikan sebagi pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok-kelompok
organisme terhadap lingkungannya, atau ilmu hubungan timbal-balik antara organisme-
organisme hidup dan lingkungannya. Sebab ekologi memperhatikan terutama biologi
“golongan-golongan” organisme dan dengan proses-proses fungsional di daratan dan air
adalah lebih tetap berhubungan dengan upaya mutakhir untuk mendefinisikan ekologi sebagai
pengkajian struktur dan fungsi alam, telah dipahami bahwa manusia merupakan bagian dari
pada alam. Menurut Odum (1971) ekologi mutakhir adalah suatu studi yang mempelajari
struktur dan fungsi ekosistem atau alam di mana manusia adalah bagian dari alam. Struktur di
sini menunjukan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu termasuk
kerapatan atau kepadatan, biomas, penyebaran potensi unsur-unsur hara (materi), energi,
faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang mencirikan sistem tersebut. Sedangkan fungsinya
menggambarkan sebab-akibat yang terjadi dalam sistem. Jadi pokok utama ekologi adalah
mencari pengertian bagaimana fungsi organisme di alam.
Jelaslah bahwa ekologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup dalam rumah
tangganya atau ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara makhluk
hidup sesamanya dan dengan komponen di sekitarnya. Dengan demikian seorang ahli ekologi
juga menaruh minat kepada manusia, sebab manusia merupakan spesies lain (makhluk hidup)
dalam kehidupan di biosfer (tempat hidup) secara keseluruhan. Selanjutnya dengan adanya

3
gerakan kesadaran lingkungan di negara maju sejak tahun 1968 sedangkan di Indonesia sejak
tahun 1972, di mana setiap orang mulai memikirkan masalah pencemaran, daerah-daerah
alami, hutan, perkembangan penduduk, masalah makanan, penggunaan energi, kenaikan suhu
bumi karena efek rumah kaca atau pemanasan global, ozon berlubang dan lainnya telah
memberikan efek yang mendalam atas teori ekologi. Ekologi merupakan disiplin baru dari
Biologi yang merupakan mata rantai fisik dan proses biologi serta bentuk-bentuk yang
menjembatani antara ilmu alam dan ilmu sosial.

B. Komponen Penyusun Ekologi


Suatu organisme tidak dapat hidup sendiri. Untuk kelangsungan hidupnya suatu
organisme akan sangat bergatung pada organisme lain dan berbagai komponen lingkungan
yang ada di sekitarnya. Kehadiran organisme lain dan berbagai komponen lingkungan sangat
dibutuhkan untuk keperluan pangan, perlindungan, pertumbuhan, perkembangan, dll.
Hubungan antar organisme atau dengan lingkungannya akan sangat rumit dan kompleks,
mereka saling berinteraksi satu sama lain membentuk suatu ekologi atau sering disebut
ekosistem. Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai
komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik.
1. Faktor Biotik
Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik
tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan
berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer. Faktor biotik
juga meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi individu, populasi, komunitas,
ekosistem, dan biosfer. Tingkatan-tingkatan organisme makhluk hidup tersebut dalam
ekosistem akan saling berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu sistemyang
menunjukkan kesatuan.
2. Faktor Abiotik
Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia. Faktor abiotik
adalah sebagai berikut:
a. Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan
organisme untuk hidup. Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu
tertentu.

4
b. Sinar matahari
Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan suhu.
Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen
untuk berfotosintesis.
c. Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup
organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan, dan
penyebaran biji; bagi hewan dan manusia, air diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup
lain, misalnya transportasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain,
misalnya tanah dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk
d. Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan
organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. Tanah juga menyediakan unsur-unsur
penting bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan.
e. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat tersebut, karena
ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda.
f. Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam penyebaran biji
tumbuhan tertentu
g. Garis lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis
lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan bumi
C. Pembagian Ekologi
Berdasarkan atas komposisi jenis organisme yang dikaji. maka ekologi dibagi menjadi:
1. Autekologi, membahas pengkajian individu organisme atau individu spesies yang
penekanannya pada sejarah-sejarah hidup dan kelakuan dalam menyesuaikan diri terhadap
lingkungan. Misalnya, mempelajari sejarah hidup suatu spesies, perilaku maupun adaptasinya
terhadap lingkungan.
2. Sinekologi, membahas pengkajian golongan atau kumpulan organisme-organisme sebagai
satuan. Misalnya, mempelajari struktur dan komposisi spesies tumbuhan di hutan rawa,

5
mempelajari pola distribusi binatang liar di hutan alam, hutan wisata, atau taman nasional.
Berdasarkan atas habitat suatu spesies atau kelompok spseies organism, maka ekologi dapat
digolongkan sebagai berikut:
1. Ekologi daratan (terestrial), yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara organisme
dengan organisme lainnya serta dengan semua wilayah daratan tegalan, kebun, ladang, hutan
lahan kering, padang rumput, atau gurun.
2. Ekologi air tawar (freshwater), yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara
organisme lainnya serta dengan semua komponen lingkungan yang ada di wilayah perairan
tawar. Contoh wilayah perairan tawar adalah danau, sungai, kolam, sumur, rawa atau sawah.
3. Ekologi bahari, yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara organisme dengan
organisme lainnya serta dengan semua komponen lingkungan yang ada di wilayah perairan
asin atau lautan
4. Ekologi estuarin, yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara organisme dengan
organisme lainnya serta dengan semua komponenlingkungan yang ada di wilayah perairan
payau. Contoh wilayah perairan payau adalah muara sungai, teluk dan laguna.
5. Ekologi hutan, yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara organisme dengan
organisme lainnya serta dengan semua komponen lingkungan yang ada di ekosistem hutan.
6. Ekologi padang rumput, yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara organisme
dengan organisme lainnya serta dengan semua komponen lingkungan yang ada di ekosistem
padang rumput.
Berdasarkan taksonomi atau sistematikanya, ekologi dibedakan menjadi:
1. Ekologi tumbuhan
2. Ekologi serangga
3. Ekologi burung
4. Ekologi vertebrata
5. Ekologi mikroba

D. Tingkatan Organisme dalam Ekologi


Makhluk hidup atau organisme memiliki tingkat organisasi yang berkisar dari tingkat paling
sederhana ke tingkat organisasi yang paling kompleks. Tingkatan (hirarki) berarti suatu
penataan menurut skala dari yang terkecil ke yang terbesar atau sebaliknya. Interaksi dengan
lingkungan fisik (energi dan materi/benda) pada setiap tingkat menghasilkan sistem-sistem

6
dengan fungsi yang khas. Suatu system terdiri dari komponen-komponen yang secara teratur
berinteraksi dan berketergantungan, yang keseluruhannya membentuk suatu kesatuan.
Adapun tingkatan organisme dalam ekologi adalah sebagai berikut:
1. Protoplasma, merupakan zat hidup dalam sel yang terdiri dari senyawa organik komplek.
2. Sel, satuan dasar organisme yang terdiri atas protoplasma dan inti.
3. Jaringan, kumpulan sel yang memiliki fungsi dan bentuk yang sama.
4. Organ, bagian organisme yang mempunyai fungsi tertentu.
5. Sistem organ, kumpulan organ yang bekerjasama antara struktur dan fungsional secara

harmonis.

6. Organisme, makhluk hidup.


7. Populasi, Kumpulan individu sejenis yang hidup padasuatu daerah dan waktu
8. Komunitas, kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah
tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain
9. Ekosistem, tidak hanya mencakup serangkaian spesies tumbuhan saja, tetapi juga segala
bentuk materi yang melakukan siklus dalam sistem itu, dan energi yang menjadi kekuatan
bagi ekosistem. Komponen penyusun ekosistem adalah produsen (tumbuhan hijau),
konsumen (herbivora, karnivora, dan omnivora), dan dekomposer/pengurai
(mikroorganisme).
10. Biosfer, tingkatan organisasi biologi terbesar yang mencakup semua kehidupan dibumi
dan adanya interaksi antara lingkungan fisik secara keseluruhan.

E. Piramida Ekologi
Piramida ekologi adalah gambaran susunan antar trofik dapat disusun berdasarkan
kepadatan populasi, berat kering, maupun kemampuan menyimpan energi pada tiap trofik.
Struktur trofik dapat disusun secara urut sesuai hubungan makan dan dimakanantar trofik
yang secara umum memperlihatkan bentuk kerucut atau piramid. Piramida ekologi ini
berfungsi untuk menunjukkan gambaran perbandingan antar trofik pada suatu ekosistem.
Pada tingkat pertama ditempati produsen sebagai dasar dari piramida ekologi, selanjutnya
konsumen primer, sekunder, tersier sampai konsumen puncak.
Ketika organisme autotrof (produsen) dimakan oleh herbivora (konsumen I), maka energi
yang tersimpan dalam produsen (tumbuhan) berpindah ke tubuh konsumen I (pemakannya)

7
dan konsumen II akan mendapatkan energi dari memakan konsumen I, dan seterusnya. Setiap
tingkatan pada rantai makanan itu disebut taraf trofi. Tingkat taraf trofi dapat juga diartikan
sebagai tingkat dalam suatu rantai makanan yang menunjukkan pengelompokan organisme
yang memiliki pola dan cara memperoleh makanan yang sama.
Ada beberapa tingkatan taraf trofi pada rantai makan sebagai berikut:
1. Tingkat taraf trofi 1 : organisme dari golongan produsen (produsen primer)
2. Tingkat taraf trofi 2 : organisme dari golongan herbivora (konsumen primer)
3.Tingkat taraf trofi 3 : organisme dari golongan karnivora (konsumen sekunder)
4.Tingkat taraf trofi 3 : organisme dari golongan karnivora (konsumen predator)
Di dalam rantai makanan tersebut, tidak seluruh energi dapat dimanfaatkan, tetapi hanya
sebagian yang mengalami perpindahan dari satu organisme ke organisme lainnya, karena
dalam proses transformasi dari organisme satu ke organisme yang lain ada sebagian energi
yang terlepas dan tidak dapat dimanfaatkan. Misalnya, tumbuhan hijau sebagai produsen
menempati taraf trofi pertama yang hanya memanfaatkan sekitar 1% dari seluruh energi sinar
matahari yang jatuh di permukaan bumi melalui fotosintesis yang diubah menjadi zat organik.
Jika tumbuhan hijau dimakan organisme lain (konsumen primer), maka hanya 10% energi
yang berasal dari tumbuhan hijau dimanfaatkan oleh organisme itu untuk pertumbuhannya
dan sisanya terdegradasi dalam bentuk panas terbuang ke atmosfer. Selama keadaan produsen
dan konsumen-konsumen tetap membentuk piramida, maka keseimbangan alam dalam
ekosistem akan terpelihara.

F. Ekosistem
Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan nonhayati
yang membentuk sistem ekologi atau tingkatan organisasi kehidupan yang mencakup
organisme dan lingkungan tak hidup, dimana kedua komponen tersebut saling mempengaruhi
dan berinteraksi. Pada ekosistem, setiap organisme mempunyai suatu peranan, ada yang
berperan sebagai produsen, konsumen ataupun dekomposer.. Ekosistem merupakan suatu
interaksi yang kompleks dan memiliki penyusun yang beragam. Ekosistem terbentuk oleh
komponen hidup ,dan tidak hidup di suatu tempat serta Kehadiran, kelimpahan dan
penyebaran suatu spesies dalam ekosistem ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber daya
serta kondisi faktor kimiawi dan fisis yang harus berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi

8
oleh spesies tersebut, inilah yang disebut dengan hukum toleransi. Misalnya: Panda memiliki

toleransi yang luas terhadap suhu, namun memiliki toleransi yang sempit terhadap
makanannya, yaitu bambu.Dengan demikian, panda dapat hidup di ekosistem dengan kondisi
apapun asalkan dalam ekosistem tersebut terdapat bambu sebagai sumber makanannya.
Berbeda dengan makhluk hidup yang lain, manusia dapat memperlebar kisaran toleransinya
karena kemampuannya untuk berpikir, mengembangkan teknologi dan memanipulasi alam.

G. Macam-macam Ekosistem
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan.
1. Ekosistem darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak
geografisnya (garis lintangnya).
Ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut:
a. Bioma gurun
Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang berbatasan
dengan padang rumput. Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25
cm/tahun). Suhu siang hari tinggi (bisa mencapai 45°C) sehingga penguapan juga tinggi,
sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang
dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain
itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau
tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air.
Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.

b. Bioma padang rumput


Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-cirinya
adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas
(peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas
tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya
antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus
dan ular.

9
c. Bioma hutan basah
Bioma hutan basah terdapat di daerah tropika dan subtropik. Ciri-cirinya adalah, curah hujan
200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu
dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m,
cabang-cabang pohon tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam
hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar
organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembapan
tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat
tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain,
kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
d. Bioma hutan gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang, Ciri-cirinya adalah curah hujan
merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi,
panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara
lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).
e. Bioma taiga
Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik. Ciri-
cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun
atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit
sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang
bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
f. Bioma tundra
Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan
terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari.
Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan
kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan
keadaan yang dingin. Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang
pada musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut atau
bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk
dan lalat hitam.

10
2. Ekosistem perairan
Ekosistem perairan ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa air.
a. Ekosistem air tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya
kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis
ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air
tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai berikut:
a.a Adaptasi tumbuhan
Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat seperti
beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum dan akan
berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai
akar jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan
osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.
a.b Adaptasi hewan
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif
dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air
tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi
untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan
pencernaan.
Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat. Penggolongan
organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup:
a. Berdasarkan aliran energi, organisme dibagi menjadi autotrof (tumbuhan), dan fagotrof
(makrokonsumen), yaitu karnivora predator, parasit, dan saprotrof atau organisme yang hidup
pada substrat sisa-sisa organisme.
b. Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme dibedakan sebagai berikut.
1) Plankton; terdiri atas fitoplankton dan zooplankton; biasanya melayang-layang
(bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.
2) Nekton; hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.
3) Neuston; organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau bertempat pada
permukaan air, misalnya serangga air.
4) Perifiton; merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung pada tumbuhan atau

11
benda lain, misalnya keong.
5) Bentos; hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos dapat
sessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remis.
Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk ekosistem air
tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai.
1) Danau
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari beberapa
meter persegi hingga ratusan meter persegi. Di danau terdapat pembagian daerah berdasarkan
penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi
fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah
afotik. Di danau juga terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin.
Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya
dari tepi.
2) Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta
mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan
memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.
Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir deras
tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan terbawa
arus. Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tanaman berakar,
sehingga dapat mendukung rantai makanan.
Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di hilir
sering dijumpai ikan kucing dan gurame. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kura-
kura dan ular.
b. Ekosistem air laut
Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.
1) Ekosistem Laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI-
mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di
daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas
antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut
daerah termoklin. Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka

12
daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke

tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga
memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balk. Habitat laut dapat
dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.

2) Ekosistem pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut.
Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di
pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras. Daerah
paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa
jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai.
Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh
ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting,
landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil. Daerah pantai terdalam terendam saat air
pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan serta rumput
laut.
H. Studi Kasus
1) Pengaruh kegiatan pembangunan pada ekosistem terumbu karang: studi kasus efek
sedimentasi di wilayah pesisir timur pulau Bintan
Ekosistem terumbu karang adalah salah satu ekosistem khas pesisir tropis yang memiliki
berbagai fungsi penting, baik secara ekologis maupun ekonomis. Fungsi ekologis tersebut
adalah penyedia nutrien bagi biota perairan, pelindung fisik, tempat pemilahan biota perairan,
tempat bermain, dan asuhan bagi berbagai biota. Di samping fungsi ekologis, terumbu karang
juga menghasilkan berbagai produk yang mempunyai nilai ekonomi penting seperti berbagai
jenis ikan karang, udang karang, alga, teripang, dan kerang mutiara. Pada tahun 1996
diperkirakan luas terumbu karang di perairan Bintan adalah 16.860,5 hektar. Pengamatan di
lapangan atas terumbu karang yang dilakukan di sekitar perairan Pantai Trikora, di pesisir
timur Pulau Bintan, memperlihatkan bahwa kondisi terumbu karang pada lokasi tersebut telah
mengalami kerusakan. Hal ini dilihat dari tutupan karang hidup yang rendah serta banyaknya
ditemukan karang mati. Banyaknya karang mati yang ditemukan diduga disebabkan oleh
berbagai kegiatan pembangunan yang berlangsung di wilayah pesisir timur Pulau Bintan.

13
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pengaruh kegiatan pembangunan pada ekosistem

terumbu karang cukup besar, meliputi perusakan karang secara langsung melalui ledakan
bom maupun penambangan karang, pencemaran dari berbagai kegiatan di sepanjang pesisir,
dan sedimentasi yang dapat meningkatkan kekeruhan perairan dan menghambat pertumbuhan
karang, bahkan mematikan terumbu karang. Namunberdasarkan pengamatan dalam kurun
waktu tahun 2000-2006, kegiatan pembangunan yang pengaruhnya paling besar pada
ekosistem terumbu karang adalah kegiatan pembukaan lahan.
2) Gambaran Kerusakan Ekosistem Mangrove
Dasawarsa ini terjadi penurunan luasan dan kualitas hutan mangrove secara drastis. Ironinya,
sampai sekarang tidak ada data aktual yang pasti mengenai luasan hutan mangrove, baik yang
kondisinya baik, rusak maupun telah berubah bentang lahannya, karena umumnya hutan
mangrove tidak memiliki boundary yang jelas. Gambaran kerusakan ekosistem pesisir juga
bisa dilihat dari kemerosotan sumberdaya alam yang signifikan di kawasan pesisir, baik pada
ekosistem hutan pantai, ekosistem perairan, fisik lahan dan lain-lain, yang berakibat langsung
pada Terkait dengan faktor-faktor penyebab kerusakan ekosistem mangrove, ada tiga faktor
utama penyebab kerusakan mangrove, yaitu (1) pencemaran, (2) konversi hutan mangrove
yang kurang memperhatikan faktor lingkungan dan (3) penebangan yang berlebihan.
Pencemaran seperti pencemaran minyak, logam berat. menurunnya tingkat kesejahteraan
masyarakat pesisir.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Simpulan yang dapat diambil dari pembahasan makalah ini adalah:
1. Ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbale balik antara makhluk
hidup dengan lingkungannya.
2. Suatu organisme tidak dapat hidup sendiri. Untuk kelangsungan hidupnya suatu
organisme akan sangat bergantung pada organisme lain dan berbagai komponen lingkungan
yang ada di sekitarnya.
3. Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan nonhayati
yang membentuk sistem ekologi atau tingkatan organisasi kehidupan yang mencakup
organisme dan lingkungan tak hidup, dimana kedua komponen tersebut saling mempengaruhi
dan berinteraksi.
4. Ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem
perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.

B. Saran
Dalam suatu kehidupan, suatu organisme tidak dapat hidup sendiri. Untuk kelangsungan
hidupnya suatu organisme akan sangat bergantung pada organisme lain dan berbagai
komponen lingkungan yang ada di sekitarnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anonim A. 2008. Ekosistem Umum.


http://ridwanaz.com/umum/biologi/pengertian-ekosistem-susunan-dan
macam-ekosistem/tanggal 28 Maret 2013.

Anonim B. 2009. Ekosistem. http://hend-learning.blogspot.com/2009/05/ekosistem.html


tanggal 28 Maret 2013.

Heddy, Suwasono, dkk. 1986. Pengantar Ekologi. Jakarta: Rajawali.


Rahardjanto, Abdulkadir. 2001. Ekologi Umum. Umm Press: Malang.

16

Anda mungkin juga menyukai