Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan jalan utama yang strategis dalam upaya pembinaan

dan mengembangkan kualitas dan sumber daya manusia. Adapun manusia yang

berkualitas merupakan manusia yang sangat dibutuhkan untuk mendukung proses

pembangunan nasional Bangsa Indonesia. Sesuai Tujuan Pendidikan Nasional

bahwa Pendidikan merupakan pilar tegaknya bangsa. Melalui pendidikanlah,

bangsa akan tegak mampu menjaga martabat. Dalam UU 20/2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, Pasal 3, disebutkan “Pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut, bukan hal yang

mudah karena pendidikan merupakan suatu sistem yang sangat kompleks.

Pemilihan metode yang tepat sangat membantu keberhasilan proses belajar

mengajar di kelas. Namun yang terpenting bahwa hal itu dapat menimbulkan

perhatian dan motivasi siswa untuk belajar, sebab tanpa adanya perhatian dan

motivasi belajar, maka kualitas pembelajaran yang dicapai siswa belum optimal.

Oleh karena itu guru mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam

1
mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Sebab gurulah yang

secara langsung membimbing dan mengarahkan siswa untuk belajar melaluibahan

pengajaran yang diberikan metode yang sesuai.

Sehubungan dengan hal di atas maka untuk mencapai hal tersebut seorang

siswa perlu mengikuti laju perkembangan jaman yang serba canggih juga

perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang sangat pesat. Hampir

semua peralatan dalam kehidupan menggunakan sistem elektronik. Dari peralatan

kecil yang berdekatan dengan kehidupan sehari-hari maupun peralatan yang

paling besar manfaatnya dalam kehidupan hampir semuanya menggunakan media

elektronik.

Dari yang paling kecil dengan kehidupan sehari-hari yaitu di rumah tangga

media elektronik juga sangat dibutuhkan seperti pesawat radio, televisi, telephone,

hand phone, film dan sebagainya. Sedangkan yang digunakan dalam pendidikan

misalnya, slide, infocus, laptop, LCD proyektor, komputer dan sebagainya. Hal ini

semuanya merupakan sarana penting untuk cepat mendapatkan informasi dan

berkomunikasi untuk mempercepat pembelajaran.

Media elektronik dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat

bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Menggunakan

media elektronik berfungsi sebagai cara atau teknik untuk mengantarkan bahan

pelajaran agar sampai kepada tujuan. Salah satunya adalah pemanfaatan media

ICT yang belakangan ini telah dikembangkan menjadi salah satu media

pembelajaran baik formal maupun informal.

2
Perkembangan ICT di tanah air masih tertinggal jauh dibandingkan negara-

negara lain. Cina, Singapura, Malaysia, dan India, lebih maju dilihat dari sisi

pengetahuan dan pemanfaatan ICT. Perkembangan ICT sangat dipengaruhi oleh

peran pemerintah dan dukungan masyarakat. Peran pemerintah dapat dinilai dari

upaya-upaya yang telah ditetapkan, baik regulasi pemerintah dari segi peraturan

atau perangkat hukum, maupun regulasi dari segi penyediaan sarana dan prasarana

ICT.

Pendidikan tidak dapat terlepas dari ICT, karena proses pembelajaran dalam

pendidikan akan lebih cepat efektif ketika dapat memanfaatkan ICT. Selain

perubahan paradigma guru, dosen dan praktisi pendidikan dalam menggunakan

ICT untuk proses pembelajaran tentu sangat berharap adanya kebijakan yang

mendukung dalam bidang ICT dari pemerintah.

Kebijakan Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Komunikasi dan

Informatikan serta lembaga-lembaga lainnya untuk mensukseskan percepatan dan

maksimalisasi pemanfaatan ICT dalam pendidikan sangat dinantikan oleh dunia

pendidikan, karena kebijakan tersebut akan menjadi salah satu kunci suksesnya

penerapan metode pembelajaran pemanfaatan ICT dalam pendidikan di Indonesia.

Di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal terdapat proses terjadinya

interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan

belajar. Sekolah adalah salah satu bentuk lingkungan belajar yang nyata, dimana

terdapat siswa sebagai peserta didik, guru bertindak sebagai tenaga pendidik dan

terdapat berbagai sumber belajar. Proses interaksi antara guru dan siswa berarti

3
adanya suatu timbal balik dalam memberi dan menerima informasi, atau dalam

pendidikan disebut sebagai proses pembelajaran atau proses belajar mengajar.

Secara umum, terdapat beberapa prinsip pembelajaran, antara lain perhatian

dan motivasi peserta didik dalam mengikuti suatu kegiatan belajar mengajar,

keaktifan peserta didik ketika proses belajar mengajar berlangsung, pengulangan

yang dilakukan oleh guru agar materi belajar tertanam secara kuat dalam pikiran

peserta didik, serta penguatan yang dilakukan guru dalam pembelajaran. Proses

pembelajaran di sekolah, terutama di kelas adalah menjadi tanggung jawab

seorang pendidik atau guru. Guru diharapkan mampu membantu siswa agar dapat

belajar dengan baik dan dapat menyerap ilmu pengetahuan secara maksimal.

Untuk itu guru dituntut untuk tidak henti-hentinya melakukan evaluasi dan

perbaikan dalam proses pembelajaran, tujuannya agar kualitas belajar mengajar

semakin baik dan hasil belajar siswa dapat maksimal.

Pembelajaran harus dibedakan dengan mengajar. Apabila mengajar sama

dengan teacher centered sedangkan pembelajaran bersifat student centered.

Perubahan dari mengajar menjadi pembelajaran dalam sistem pendidikan belum

dapat dilaksanakan secara maksimal oleh guru dan siswa. Adanya perubahan

tersebut berpengaruh pada kesiapan guru dalam proses pembelajaran, sehingga

akan turut berpengaruh pada siswa.

Berdasarkan hasil pengamatan pelajaran bahasa inggris di SMK Negeri 2

Pangandaran, diperoleh rata-rata kualitas pembelajaran bahasa inggris siswa kelas

X Perhotelan masih perlu peningkatan. Selain itu, pendekatan yang digunakan

4
oleh guru masih bersifat tradisional atau mekanistik yaitu guru menerangkan

dengan fasilitas seadanya yaitu papan tulis dan spidol sehingga tidak ada kesan

yang membuat pelajaran bahasa inggris jadi menarik bagi siswa. Akibatnya siswa

kurang berminat dan merasa bahwa pelajaran bahasa inggris itu membosankan

atau bahkan mengerikan. Hal tersebut diduga sebagai salah satu penyebab

rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa khususnya dalam pembelajaran bahasa

inggris.

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas peneliti cenderung untuk

mengetahui efektifitas penggunaan metode ICT terhadap motivasi belajar bahasa

inggris siswa kelas X Perhotelan SMK Negeri 2 Pangandaran. Dengan metode

tersebut diharapkan dapat mengubah kualitas motivasi belajar serta pandangan

siswa terhadap bahasa inggris, sehingga siswa lebih tertarik, berinisiatif, dan

semangat dalam proses pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang permasalahan di atas maka masalah dapat dirumuskan

sebagai berikut : ”Bagaimana penerapan pembelajaran berbasis ICT dapat

meningkatkan minat dan hasil belajar mata pelajaran Bahasa Inggris pada siswa

kelas X Perhotelan SMK Negeri 2 Pangandaran Tahun Pelajaran 2019/2020?”

5
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pembelajaran Berbasis ICT

Pembelajaran merupakan kegiatan guru yang terprogram dengan tujuan

membuat siswa belajar secara aktif dan menekankan pada ketersediaan sumber

belajar. Dimana dalam kegiatan tersebut terdapat proses interaksi antara peserta

didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain


instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan
pada penyediaan sumber belajar. Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional No. 20 tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. (Syaiful Sagala, 2008:62)

Pembelajaran yang berbasis teknoligi informasi dan komunikasi adalah

pembelajaran yang memakai media teknologi dan komunikasi pada bidang

pembelajaran. Dengan menggunakan fasilitas elektronika, penggabungan antara

keduanya disebut pembelajaran melalui elektronik atau e-Learning. Dengan

demikian, e-Learning atau pembelajaran melalui on-line adalah pembelajaran

yang pelaksanaanya didukung oleh teknologi seperti telepon, audio, video, tape,

transmisi atau komputer.

Arifin (2012:90) mengungkapkan tujuan utama pembelajaran aktif dengan

teknoligi informasi dan komunikasi adalah bagaimana seorang guru dapat

mengemas pembelajaran aktif dan menarik dengan media teknoligi informasi dan

6
komunikasi dan siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran. Dalam

pelaksanaannya, guru dituntut memahami betul prosedur strategi pembelajaran

aktif dan menguasai media teknoligi informasi dan komunikasi. Untuk itu guru

dan siswa dituntut untuk melek teknologi, yang artinya guru dan siswa dituntut

memiliki kemampuan menguasai media teknologi dan informasi dan digunakan

untuk menunjang keberhasilan dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Strategi pembelajaran aktif dengan teknoligi informasi dan komunikasi

berarti mengintegrasikan strategi pembelajaran aktif dalam proses pembelajaran

dengan media teknologi informasi dan komunikasi untuk mengemas pembelajaran

lebih menarik, menyenagkan, efektif dan efisien bagi guru dan siswa. Dalam hal

ini media teknoligi informasi dan komunikasi sebagai sarana pendukung

pembelajaran aktif agar proses pembelajaran semakin interaktif.

Dalam kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari adanya masukan,

proses, serta hasil. Masukan merupakan ilmu pengetahuan yang disampaikan

dalam belajar. Proses yaitu kegiatan belajar mengajar itu sendiri, sedangkan hasil

merupakan bentukan akhir dari proses belajar. Hasil belajar ditunjukkan dengan

bertambahnya pengetahuan siswa yang lebih lanjut akan berdampak pada

perubahan sikap kearah positif. Selain berupa perubahan sikap, hasil belajar kerap

kali dikaitkan dengan angka- angka atau biasa disebut dengan prestasi.

Tinggi rendahnya prestasi belajar sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor

yang mengiringi proses belajar yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal

adalah hal-hal yang berpengaruh terhadap proses belajar seseorang yang

7
berhubungan dengan diiri individu itu sendiri. Sedangkan faktor eksternal adalah

hal-hal yang mempengaruhi belajar seseorang yang berasal dari luar individu.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kita sedang sudah memasuki masa dimana

teknologi informasi menjadi bagian yang sangat penting bagi kehidupan manusia.

Dewasa ini informasi merupakan “komoditas primer” yang dibutuhkan orang,

seiring dengan semakin canggihnya teknologi informasi dan komunikasi,

sehingga lazim dikatakan peradaban pada masa ini merupakan peradaban

masyarakat informasi. Informasi bukan hanya kebutuhan, melainkan juga dapat

menjadi sumber kekuatan.

Teknologi informasi dapat menjadi alat terpenting untuk manipulasi dan alat

kendali. Ternyata memang, telah menjadi pendapat umum siapa yang menguasai

informasi dialah penguasa masa depan. Bahwa kekuatan baru masyarakat

bukanlah uang ditangan segelintir orang melainkan informasi ditangan banyak

orang (The newsource of power is not money in the hand of a few, but information

in the hand of many). Wujud dari teknologi informasi yang banyak digunakan

oleh manusia saat ini diantaranya adalah komputer dan perangkat lainnya seperti

internet, jaringan, wireless, hardware, dan software.

Secara umum komputer dan internet berfungsi sebagai alat untuk

berkomunikasi dan alat pengolahan informasi. Sebagai alat komunikasi, internet

menjadikan dunia tanpa batas (borderless) manusia dibelahan dunia manapun

dapat berkomunikasi dengan mudah dan cepat, misalnya dengan chatting dan

mail. Bahkan komunikasi langsung tatap muka dengan dunia yang berbedapun

8
sekarang bukan sesuatu yang aneh, misalnya dengan menggunakan video

conference.

Dengan teknologi komputer informasi menjadi sedemikian mudah untuk

diperoleh, enak untuk digunakan, mudah diproses dan lebih efesien. Mengolah

dokumen yang banyak menjadi mudah dengan proses scaning, word processing

hingga pencetakan (printing). Itulah teknologi informasi khususnya komputer

yang meski jadi bagian penting dalam kehidupan kita.

Sebagai sebuah lembaga pendidikan, tentu saja sekolah harus memicu diri

menjadi lembaga yang melek terhadap penggunaan teknologi. Teknologi tidak

dipandang dari sudut pandang negatifnya namun sisi positif teknologi informsi

jauh lebih banyak, terutama kepentingannya sebagai media pendidikan. Sebagai

sarana pendidikan, komputer harus menjadi bagian untuk mempercepat perolehan

pengetahuan dan keterampilan bagi siswa. Seorang siswa yang akan mencari

bahan mata pelajarannya cukup dengan mengakses internet, ribuan bahan tersedia

disana. Banyak lagi manfaat komputer lainnya, misalnya untuk mengolah data

lembaga, murid, guru, sistem informasi lembaga dan lain-lain.

Atas dasar pentingnya bahan pembelajaran berbasis ICT yang dirancang

guru bagi peningkatan kualitas pembelajaran yang berbasis teknologi informasi

dan komunikasi dan untuk kepentingan publikasi komunikasi dan informasi

lembaga, maka sudah menjadi kebutuhan yang mendesak untuk adanya

peningkatan kemampuan para pelaku pendidikan/pelatihan terutama guru untuk

memiliki kemampuan dalam merancang multimedia interaktif untuk mengemas

9
berbagai materi-materi pelajaran. Dengan demikian diperlukan adanya kegiatan

Pelatihan Pembuatan Multimedia berbasis Komputer.

2. Minat Belajar

Menurut Belly (2006: 4), minat adalah keinginan yang didorong oleh suatu

keinginan setelah melihat, mengamati dan membandingkan serta

mempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkannya.

Hamalik, (2001: 158) berpendapat bahwa minat (motivasi) adalah

perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya

perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Tanpa adanya tujuan, orang tidak

akan berminat (motivasi) untuk berbuat sesuatu. Seorang siswa melakukan

kegiatan belajar selalu mempunyai tujuan mengapa ia melakukan kegiatan belajar

tersebut. Oleh karena itu, minat (motivasi) merupakan faktor penting dalam

kegiatan belajar. Adanya minat (motivasi) diharapkan dapat memperoleh hasil

yang memuaskan dalam setiap kegiatan. Hamalik, (2001: 110) yang menyatakan

bahwa belajar tanpa adanya minat (motivasi) kiranya sulit untuk mencapai

keberhasilan secara optimal.

Dalam hubungannya dengan pemusatan perhatian, minat mempunyai

peranan dalam melahirkan perhatian yang serta merta, memudahkan terciptanya

pemusatan perhatian, dan mencegah gangguan perhatian dari luar (The Liang Gie,

2004: 57). Oleh karena itu minat mempunyai pengaruh yang besar dalam belajar

karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa maka

siswa tersebut tidak akan belajar dengan sebaik- baiknya, sebab tidak ada daya

10
tarik baginya. Sedangkan bila bahan pelajaran itu menarik minat siswa, maka ia

akan mudah dipelajari dan disimpan karena adanya minat sehingga menambah

kegiatan belajar.

Beberapa pendapat tersebut diatas menunjukkan bahwa minat belajar adalah

salah satu minat ujian dalam proses pengajaran yang dilakukan secara formal.

Tingkat keberminatan siswa dalam menguasai pelajaran di sekolah dinyatakan

dengan simbol angka atau huruf dalam rapor dan diperoleh dari minat tes

mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Pengukuran minat belajar siswa

diukur dari waktu ke waktu dan merupakan gabungan dari aspek sikap,

pengetahuan dan keterampilan.

3. Hasil Belajar

Untuk mendapatkan suatu hasil tidaklah semudah yang dibayangkan, karena

memerlukan perjuangan dan pengorbanan dengan berbagai tantangan yang harus

dihadapi.

Menurut Slameto (2008: 7) hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh dari

suatu proses usaha setelah melakukan kegiatan belajar yang dapat diukur dengan

menggunakan tes guna melihat kemajuan siswa. Lebih lanjut Slameto (2008: 8)

mengemukakan bahwa hasil belajar diukur dengan rata-rata hasil tes yang

diberikan dan tes hasil belajar itu sendiri adalah sekelompok pertanyaan atau

tugas-tugas yang harus dijawab atau diselesaikan oleh siswa dengan tujuan

mengukur kemajuan belajar siswa.

11
Pada umumnya hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah, yaitu

kognitif, afektif, dan psikomotor. Maka ranah-ranah tersebut dapat diuraikan

sebagai berikut:

1. Ranah kognitif, adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan

kemampuan intelektual atau kemampuan berpikir, seperti kemampuan

mengingat dan kemampuan memecahkan masalah. Domain kognitif

menurut Bloom terdiri dari enam tingkatan yaitu pengetahuan,

pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

2. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap, nilai-nilai, dan apresiasi. Ada

lima tingkatan dalam ranah afektif ini yaitu penerimaan, merespons,

menghargai, organisasi, dan pola hidup.

3. Ranah psikomotor, meliputi semua tingkah laku yang menggunakan

syaraf dan otot badan. Ada lima tingkatan dalam ranah ini, yaitu

imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi (Sanjaya, 2009:

127-128).

Menurut Djamarah dan Zain (2006: 107) yang menjadi petunjuk bahwa

suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah daya serap terhadap bahan

pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi baik secara individual maupun

kelompok.

Gagne (Dimyati & Mudjiono, 2009: 10) menyatakan bahwa terdapat lima

kemampuan yang diperoleh dari proses belajar mengajar yang dapat diamati

tentang hasil belajar, yaitu:

1. Keterampilan intelektual

12
2. Kemampuan penguasaan strategi kognitif

3. Kemampuan informasi verbal

4. Kemampuan yang berhubunngan dengan sikap (afektif)

5. Kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan kerja.

Dimyati & Mudjiono (2008: 3) menyatakan bahwa hasil belajar

merupakan hasil dari interaksi tindakan belajar dan tindakan mengajar dan dari

sisi guru, tindakan diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar sedangkan dari

siswa, hasil belajar merupakan berkhirnnya pengalaman belajar. Sementara itu,

Oemar Hamalik (2008: 36) mengatakan bahwa hasil belajar bukan suatu

penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan.

13
B. Kerangka Berpikir

Gambar 2.1
Kerangka Berpikir

Guru belum Minat dan hasil


Kondisi menerapkan belajar siswa rendah
pembelajaran
berbasis ICT Siklus I
Guru melaksanakan
Guru menerapkan pembelajaran secara
Tindakan pembelajaran klasikal menerapkan
berbasis ICT pembelajaran
berbasis ICT

Siklus II
Guru melaksanakan
pembelajaran secara klasikal
menerapkan pembelajaran
berbasis ICT dilanjutkan
dengan memberi tugas kepada
kelompok serta
membahasnya. Guru
melibatkan siswa aktif dalam
pembelajaran.

Siswa aktif dan hasil


Kondisi
belajar meningkat
Akhir

14
BAB III

METODOLOGI

A. Metode

Metode / prosedur penilaian dalam penelitian tindakan kelas (PTK) pada

umumnya menggunakan model Classroom Action Research (CAR) yang

dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. Model PTK Kemmis dan Taggart

merupakan pengembangan dari konsep dasar PTK pada umumnya yaitu

perencanaan (Planning), Pelaksanaan (Acting), Observasi (Observing), dan

Refleksi (Reflecting). Prosedur Penelitian Tindakan Kelas menurut model

Kemmis dan Taggart dalam bentuk Spiral Research (Soedarsono, 1997: 16) yang

masing-masing spiral terdiri dari empat komponen yaitu:

1. Perencanaan (Planning)

Rencana PTK merupakan tindakan yang terstruktur, terncana, namun tidak

menutup kemungkinan mengalami perubahan sesuai dengan situasi dan

kondisi.

2. Tindakan (Acting)

Yang dimaksud acting adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan

terkendali yang merupakan variasi praktek yang cermat dan bijaksana.

Tindakan dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah disusun sesuai

dengan permasalahan.

15
3. Observasi (Observing)

Observasi pada tindakan ini berfungsi untuk mendokumentasikan hal-hal

yang terjadi selama tindakan dan pengaruh tindakan terkait.

4. Refleksi (Reflecting)

Refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan

sesuai dengan hasil observasi. Hubungan antara empat komponen tersebut

menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan berlanjut. Berulang

(siklus)inilah yang menjadi ciri khas dari penelitian tindakan kelas.

Keempat alur tersebut dapat digambarkan sebagi berikut:

Gambar 3.1
Alur Penelitian Tindakan Kelas

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan
Tindakan

Observasi

Deskripsi Per Siklus

Berikut ini adalah deskripsi pelaksanaan pembelajaran per siklus

pembelajaran:

1. Pembelajaran Awal Pra Siklus

a. Tahap perencanaan

Adapun yang dipersiapkan peneliti dalam pembelajaran awal ini

adalah:

1. Menentukan mata pelajaran

16
2. Membuat rencana pelaksaan pembelajaran

3. Menyusun materi ajar

4. Menyiapkan rencana evaluasi

5. Meminta kesediaan supervisor 2 untuk menjadi pengamat observasi

selama pembelajaran.

b. Tahap pelaksanaan

1. Guru memberi salam

2. Membuka pelajaran dengan apersepsi

3. Menjelaskan materi announcement.

4. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya

5. Siswa mengerjakan LKS dengan bimbingan pengawasan guru.

c. Tahap pengamatan

Pada tahap pengamatan peneliti memonitor siswa selama proses

pembelajaran dan menilai hasil dari prestasi siswa dalam

pembelajaran.

Rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

∑𝑋
𝑋=
∑𝑁

Dengan: X = Nilai rata-rata

∑X = Jumlah semua nilai

∑N = Jumlah Siswa

17
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus

sebagai berikut :

∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟


𝑃= x 100%
∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

d. Tahap refleksi

Hasil refleksi pada pembelajaran awal menemukan hal-hal berikut ini :

1. Ketertarikan siswa dalam pembelajaran rendah, masih banyak siswa

yang asik bermain sendiri.

2. Nilai hasil belajar siswa masih dibawah KKM.

3. Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran masih didominasi

siswa yang pandai.

4. Penelitian dilanjutkan dalam perbaikan pembelajaran siklus I

melalui proses perbaikan pembelajaran.

2. Perbaikan Pembelajaran Siklus 1

a. Tahap Perencanaan

1) Mengajukan permohonan izin penelitian kepada Kepala Sekolah

SMK Negeri 2 Pangandaran.

2) Mendapatkan pokok bahasan yang akan digunakan dalam

penelitian, yaitu announcement.

3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Bahasa

Inggris dengan menrapkan pembelajaran berbasis ICT pada materi

announcement.

18
4) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS).

5) Menyiapkan instrumen tes tertulis berupa lembar soal tes siklus

1.

6) Menyiapkan instrumen non tes berupa lembar pengamatan siswa

dan guru dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil refleksi

pembelajaran awal maka mata pelajaran Bahasa Inggris kelas X

Perhotelan dengan materi pokok announcement.

b. Tahap Pelaksanaan

1) Memberikan lembar observasi kepada obsever untuk diisi.

2) Melaksanaan pembelajaran Bahasa Inggris dengan menerapkan

pembelajaran berbasis ICT dalam pembelajaran Bahasa Inggris.

3) Melakukan siklus I untuk mendapatkan data mengenai hasil belajar

siswa tentang announcement dalam pembelajaran Bahasa Inggris

dengan menerapkan pembelajaran berbasis ICT.

4) Mencatat dan merekam semua aktifitas belajar yang terjadi oleh

pengamat pada lembar observasi sebagai sumber data yang akan

digunakan pada tahap refleksi.

5) Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi hasil

pengamatan pada lembar observasi.

c. Tahap Pengamatan

1) Observer melakukan pengamatan terhadap aktifitas siswa dan

guru dalam pembelajaran Bahasa Inggris dengan menerapkan

pembelajaran berbasis ICT.

19
2) Observer mengisi lembar observasi

d. Tahap Refleksi

Refleksi digunakan untuk menganalisis kegiatan yang dilakukan

pada siklus I. Pada tahap ini, dilakukan analisis untuk mengetahui

peningkatan yang terjadi pada performansi guru dan aktifitas

belajar siswa selama proses pembelajaran, serta hasil belajar siswa

setelah menerapkan pembelajaran berbasis ICT dalam pembelajaran

Bahasa Inggris.

3. Perbaikan Pembelajaran Siklus 2

a. Tahap Perencanaan

1) Melihat kekuatan dan kelemahan pada siklus I untuk dijadikan

bahan perbaikan pada pelaksanaan siklus II.

2) Menetapkan sub materi yang lebih kompleks dari materi siklus I.

3) Menyusun rencana pembelajaran dengan memperhatikan refleksi

pada siklus I.

4) Merancang kegiatan yang lebih variatif dalam LKS.

5) Menyiapkan instrumen tes siklus II

b. Tahap pelaksanaan atau tindakan

1) Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus II sesuai

dengan RPP yang telah disusun dengan mempertimbangkan

perbaikan-perbaikan pada siklus I serta bobot materi yang leih

kompleks. Diharapkan pada siklus II siswa sudah lebih

20
memahami materi announcement pada pembelajaran Bahasa

Inggris dengan menerapkan pembelajaran berbasis ICT.

2) Melakukan tes siklus II untuk mendapatkan data hasil belajar

siswa pada siklus II.

3) Mencatat dan merekam semua aktifitas belajar siswa sebagai

sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi.

4) Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi data hasil

pengamatan pada lembar observasi.

c. Tahap Pengamatan

Pada tahap ini peneliti memonitor siswa selama proses

pembelajaran dan menilai hasil dari prestasi siswa dalam pembelajaran

Bahasa Inggris. Hasilnya berupa analisis hasil tes formatif dan nilai

rata-rata kelas tingkat ketuntasan dan persentase ketuntasan, rata-rata

tes formatif dapat dirumuskan:

∑𝑋
𝑋=
∑𝑁

Dengan: X = Nilai rata-rata

∑X = Jumlah semua nilai

∑N = Jumlah Siswa

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus

sebagai berikut:

∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟


𝑃= x 100%
∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

21
d. Tahap Refleksi

Hasil refleksi digunakan untuk menganalisis kegiatan yang

dilakukan pada siklus II. Pada tahap ini, dilakukan analisis untuk

mengetahui peningkatan yang terjadi pada performa guru dan aktifitas

belajar siswa selama proses pembelajaran, serta hasil belajar siswa

setelah menerapkan pembelajaran berbasis ICT dalam pembelajaran

Bahasa Inggris di kelas X Perhotelan tentang materi announcement.

B. Subyek dan Seting

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X Perhotelan SMK Negeri 2

Pangandaran yang berjumlah 25 siswa terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 13 siswa

perempuan. Dipilihnya subjek ini karena berdasarkan pembelajaran yang telah

dilaksanakan seperti biasanya, siswa kelas X Perhotelan SMK Negeri 2

Pangandaran bermasalah dalam rendahnya minat dan hasil belajar mata pelajaran

Bahasa Inggris.

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 2 Pangandaran Kecamatan Parigi

Kabupaten Pangandaran dengan pertimbangan peneliti bekerja pada sekolah

tersebut sehingga memudahkan peneliti melaksanakan penelitian.

C. Instrumen penelitian dan teknik pengumpulan data

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data pada

penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :

a. Lembar Observasi

22
b. Lembar Catatan Lapangan

c. Lembar Tes (Evaluasi Hasil Belajar)

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas

ini sebagai berikut :

a. Observasi

b. Catatan Lapangan

c. Tes

D. Teknik analisa data

Pengolahan data proses dilakukan melalui observasi terhadap kinerja guru

dan aktivitas siswa. Dalam pengolahannya, terlebih dahulu ditetapkan aspek yang

akan diamati baik untuk kinerja guru maupun aktivitas siswa.

23
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2012. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Belly, Ellya dkk. 2006. Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa

Akuntansi. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang.

Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

Djamarah & Zain. 2006. Strategi Belajar Mengaja. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Sinar Grafika

Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana

Slameto. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Remaja Rosdakarya.

Soedarsono, F. X. 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK): Rencana, Desain, dan Implementasi. Jogjakarta. Dirjen Dikti.

Sagala, Syaiful. 2008. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

24
LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP

Lampiran 2 LKPD

Lampiran 3 Lembar Observasi

Lampiran 4 Angket Minat Siswa

25

Anda mungkin juga menyukai